Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN

PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA


GLOMERULONEFRITIS AKUT
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Glomerulonefritis merupakan masalah kesehatan yang

masih membebani dunia. Setiap tahunnya diperkirakan

terdapat 470.000 kasus baru dan 5.000 kematian akibat

glomerulonefritis pada anak, dimana 97% kasus terjadi

di negara yang berkembang (Carapetis et al, 2005).

Glomerulonefritis akut juga menjadi etiologi dari 25%

semua kasus end stage renal disease (ESRD), dimana ESRD

menyebabkan penurunan kualitas hidup yang dramatis

serta peningkatan mortalitas yang signifikan (Tonelli

et al., 2006). Selain itu, masih sangat sedikit yang

diketahui tentang agen etiologi atau faktor pencetus

yang menyebabkan penyakit, sehingga pengobatan dan

prevensi masih menjadi hal yang sulit (Vehaskari,

2011).

Manifestasi klinis yang sering muncul, sekaligus

merupakan prediktor luaran terpenting pada

glomerulonefritis adalah proteinuria (Reich et al,

2010). Sepahi et al. (2011) melaporkan bahwa 68,08%

anak dengan glomerulonefritis akut mengalami

proteinuria. Studi lain yang dilakukan oleh Albar dan

1
HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN
PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA
GLOMERULONEFRITIS AKUT 2
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Rauf (2005) menunjukkan bahwa diantara semua pasien

dengan glomerulonefritis akut, 98,5% menunjukkan gejala

proteinuria. Dari semua hasil pemeriksaan penunjang,

proteinuria positif merupakan hasil yang paling sering

ditemukan pada pasien (Albar dan Rauf, 2005).

Salah satu komplikasi dari glomerulonefritis

adalah berkembangnya penyakit ginjal kronis, yang

ditandai dengan adanya proteinuria persisten (Reich et

al., 2010). Marshall et al. (2011) melaporkan bahwa

sekitar 2% pasien penderita glomerulonefritis akut akan

berkembang menjadi penyakit ginjal kronis. Penyakit

ginjal kronis dibuktikan meningkatkan mortalitas dan

morbiditas akibat penyakit kardiovaskuler (Foley et

al., 1998). Risiko kematian akibat penyakit ginjal

kronis secara signifikan lebih tinggi pada populasi

anak (Tonelli et al., 2006).

Dalam usaha mengurangi mortalitas dan memperbaiki

kualitas hidup pasien anak akibat glomerulonefritis

akut perlu diketahui terlebih dahulu kemungkinan suatu

gagal ginjal akut berkembang menjadi penyakit ginjal

kronis. Hal ini penting untuk diketahui karena akan

menjadi dasar pembuatan keputusan untuk memberi

pengobatan kepada pasien dengan glomerulonefritis.

Pengobatan secara adekuat dari penyakit serta


HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN
PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA
GLOMERULONEFRITIS AKUT 3
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

komplikasi yang timbul akan memperbaiki prognosis bagi

pasien glomerulonefritis (Park & Shin, 2011).

Penelitian yang saat ini ada di dunia sangat sedikit,

dan di Indonesia bahkan tidak ditemukan. Selain itu,

dikarenakan komplikasi penyakit ginjal kronis yang

dapat muncul dari glomerulonefritis, sangatlah penting

untuk diteliti hubungan derajat gagal ginjal akut

dengan proteinuria persisten pada pasien anak penderita

glomerulonefiritis akut untuk membantu pembuatan

keputusan serta pencegahan komplikasi.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang,

permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini

adalah: “Apakah hubungan antara derajat gagal ginjal

akut dan proteinuria persisten pada anak penderta

glomerulonefritis akut?”

I.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara derajat gagal

ginjal akut dan proteinuria persisten pada anak

penderita glomerulonefritis akut.


HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN
PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA
GLOMERULONEFRITIS AKUT 4
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.4. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya mengenai

glomerulonefritis, derajat gagal ginjal akut, dan

proteinuria persisten. Penelitian yang dilakukan oleh

Turkmen et al. (2013) meneliti faktor risiko yang dapat

mempengaruhi perkembangan penyakit ginjal kronis akibat

glomerulonefritis pasca streptokokus. Penelitian

tersebut menggunakan metode kohort retrospektif dengan

subjek anak dan ditemukan pasien dengan sejarah

penyakit glomerulonefritis akut pasca streptokokus

memiliki kecenderungan berkembang menjadi penyakit

ginjal kronis dengan odds ratio sebesar 4,6 pada laki-

laki dan 3,1 pada perempuan.

Terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh

Sepahi M.A., et al. (2011) yang meneliti karakteristik

perkembangan pasien anak penderita glomerulonefritis

akut selama 7 tahun. Pada akhir studi ditemukan semua

pasien tidak memiliki hipertensi, 3.1% memiliki

proteinuria persisten dan 6.3% pasien menunjukkan

hematuria mikroskopik. Biopsi ginjal dilakukan pada

pasien dengan proteinuria persisten dan ditemukan 2%

memiliki membranoproliferative glomerulonefritis dan 1%

memilki lupus nefritis.


HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN
PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA
GLOMERULONEFRITIS AKUT 5
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Penelitian Turkmen et al. (2013) maupun Sepahi et

al. (2011) tidak mengukur hubungan antara derajat gagal

ginjal akut dan proteinuria persisten pada anak

penderita glomerulonefritis akut. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memenuhi kaidah

keaslian penelitian. Di Indonesia sendiri, penelitian

yang terkait prognosis gagal ginjal akut pada anak

penderita glomerulonefritis akut tidak ada atau sangat

jarang.
HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN
PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA
GLOMERULONEFRITIS AKUT 6
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

No Judul Metode Hasil


1. Acute glomerulonephritis: a 7 Merupakan studi analitik Saat f
years follow up of children in deskriptif menggunakan rekam bulan)
center of Iran.(Sepahi M.A, et medis pasien anak dibawah 15 memili
al., 2011) tahun yang masuk rawat inap memili
atau rawat jalan rumah sakit persis
Qon dan Yad’z, Iran, pada menunj
tahun 2000-2006. mikros
dilaku
protei
ditemu
membra
glomer
memilk

2. Risk factors that can affect Merupakan penelitian kohort Pasien


the progression of chronic retrospektif. penyak
kidney disease in patients akut p
with poststreptecoccal memili
glomerulonephritis history berkem
(Turkmen K., et al., 2013) ginjal
ratio
laki d

Tabel 1. Keaslian penelitian


HUBUNGAN ANTARA DERAJAT GAGAL GINJAL AKUT DAN
PROTEINURIA PERSISTEN PADA ANAK PENDERITA
GLOMERULONEFRITIS AKUT 7
BAGAS ADHIMURDA MARSUDI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.5. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini,

antara lain:

1) Bagi penulis

Menambah ilmu dan pengetahuan mengenai hubungan

derajat gagal ginjal akut dan luaran proteinuria

persisten.

2) Bagi dunia akademis

Mengetahui pengaruh derajat gagal ginjal akut dan

luaran proteinuria persisten.

3) Bagi tenaga medis

Menjadi dasar untuk pengembangan prognosis serta

penatalaksanaan glomerulonefritis anak.

4) Bagi masyarakat luas

Sebagai bahan edukasi untuk memberi edukasi kepada

masyarakat bahwa derajat gagal ginjal akut pada

pasien GNA dapat mempengaruhi luaran proteinuria

persisten.

Anda mungkin juga menyukai