Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PROPOSAL PERENCANAAN PROJECT PROMKES

Mata Kuliah Praktikum Promosi Kesehatan


Pemintan Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu : Yulis Indriyani, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :
1. Irfa Ardefa (0618013621)
2. Ira Safitri Amalia (0618013631)
3. Rahmatini Fadila (0618013901)
4. Adella Najwa Tasya (0618013971)
5. Alfina Damayanti (0618014121)
6. Dicky Dzulfahmi (0618013341)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2021
1. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Adapun diabetes memiliki 2 tipe yaitu tipe I
yang disebabkan oleh tidakndihasilkannya insulin karena rusaknya sel beta
pankreas sehingga kadar gula darah menjadi meningkat. Sedangkan DM tipe II
merupakan DM yang disebabkan oleh penurunan produksi insulin pada kelenjar
pankreas karena adanya resistensi terhadap insulin.
Hingga 14 Mei 2020, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan
463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi global
mencapai 9,3 persen. Namun, kondisi yang membahayakan adalah 50,1 persen
penyandang diabetes (diabetesi) tidak terdiagnosis. Ini menjadikan status diabetes
sebagai silent killer masih menghantui dunia. Jumlah diabetesi ini diperkirakan
meningkat 45 persen atau setara dengan 629 juta pasien per tahun 2045. Bahkan,
sebanyak 75 persen pasien diabetes pada tahun 2020 berusia 20-64 tahun
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia
berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan
jumlah pasien diabetes tertinggi. Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia
mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita
diabetes per tahun 2020. Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Perkeni), Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD mengatakan bahwa angka ini
diperkirakan meningkat menjadi 16,7 juta pasien per tahun 2045. Dengan data
tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indoneia
mengalami diabetes.
Pandemi corona virus disease atau yang dikenal dengan COVID-19 saat ini
telah memberikan dampak luas di bidang social, ekonomi dan kesehatan. Covid-
19 ini bisa menyerang hampir seluruh kalangan usia, kelompok usia lanjut dan
orang yang mempunyai riwayat penyakit kronis (hipertensi, diabetes melitus,
penyakit kardiovaskuler, dan penyakit paru kronis) memiliki risiko untuk terkena
komplikasi yang lebih buruk dari penyakit ini. Diabetes merupakan komorbiditas
kedua tersering ditemukan, sekitar 8% kasus, setelah hipertensi dengan angka

1
kematian tiga kali lipat dibandingkan penderita secara umum (7.3% berbanding
2.3%) (PERKENI, 2020).
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko meningkatnya
keparahan infeksi COVID-19. Laporan dari Philippine -Department of Health
(DOH) menunjukkan bahwa diabetes dan hipertensi merupakan komorbid
terbanyak pada kematian pasien COVID-19 di Filipina. Di China 7.3% tingkat
kematian yang disebabkan oleh diabetesi yang terdiagnosa COVID-19 (China
CDC weekly, 2020). Di Italia, kematian pada pasien Covid-19 ternyata 36%
berkaitan dengan diabetes (Onder et al., 2020).
Gaya hidup remaja saat ini juga beresiko meningkatkan kejadian DM pada
remaaja sebesar 2% (Kemenkes) Dengan tingginya prevalensi diabetes di
Indonesia serta adanya situasi pandemi, semakin memperparah beban
penanganan DM ini. Oleh karena itu, remaja sebagai cikal bakal generasi penerus
perlu diberikan edukasi terkait diabetes melitus agar dapat mengetahui lebih dini
cara pencegahan DM agar tidak terkena DM di masa mendatang dan menjadi
generasi yang sehat dan produktif.
Dari latar belakang tersebut, kami bermaksud membuat sebuah kegiatan
KIE secara offline terkait diabetes melitus pada remaja di Pekajangan, Kabupaten
Pekalongan serta secara online melalui campaign media sosial

2. NAMA KEGIATAN
Program ini mempunyai nama GASIN AJA (Gerakan Anti Diabetes pada remaja)
Pada program ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu penyuluhan secara langsung dan
kampanye tentang diabetes mellitus pada remaja di media sosial.
a. Penyuluhan secara langsung untuk mencapai tujuan yang di rencanakan agar
masyarakat paham tentang diabetes millitus dan dapat menghindarinya.
b. Kampanye di media sosial bertujuan untuk lebih mudah membagikan
informasi tentang diabetes millitus terutama untuk remeja ,dan dapat lebih
mudah memahami informasi yang dibagikan.
3. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain :
1) Meningkatnya pengetahuan remaja tentang Diabetes Mellitus.
2) Meningkatnya pemahaman pada remaja tentang cara mencegah Diabetes
Mellitus, khususnya di era pandemi
3) Memberikan pemahaman tentang pola makan pada pasein Diabetes Mellitus.
4. SASARAN KEGIATAN
a. Sasaran langsung (primer) : Remaja IPM Pekajangan, Kedungwuni
b. Sasaran tidak langsung (sekunder dan tersier) : Petugas Penyuluh
Puskesmas dan Kepala Desa setempat.

5. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/tanggal : Jumat, 2 Juli 2021
Jam : 10.00 WIB – selesai
Tempat : Gedung Dakwah Muhammadiyah

6. SUMBER DAYA PENDUKUNG


a. Man
• Panitia kegiatan
• Kepala desa
• Ketua RT
• Kader kesehatan
• Tokoh pemuda
b. Money
Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan sebesar Rp. 360.000
dimana dana tersebut diperuntukan untuk kebutuhan kegiatan penyuluhan
diantaranya seperti cetak MMT dan leaflet, konsumsi, fee pemateri, serta
untuk keperluan kesekretariatan lainnya.
c. Materials
Bahan dalam kegiatan penyuluhan ini berupa materi terkait diabetes
pada remaja yang meliputi pengertian, penyebab, klasifikasi, diagnosis, gejala
serta pencegahan diabetes mellitus pada remaja. Materi tersebut juga akan
dicetak dalam bentuk leaflet untuk dibagikan kepada peserta .

d. Method
Method dalam kegiatan penyuluhan merupakan prosedur kerja yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Peserta akan diberikan
pretest dan postest untuk mengetahui apakah ada perubahan pengetahuan
terkait pencegahan diabetes. Penyampaian materi dilakukan oleh petugas
penyuluh dari pihak puskesmas dengan metode ceramah serta penggunan
slide dan sound system sebagai alat bantu. Peserta akan mendapatkan leaflet
yang bisa dibawa pulang kerumah saat penyuluhan dan dalam kegiatan ini
peserta juga dapat melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu.
e. Machine
Alat penunjang yang diperlukan untuk kegiatan penyuluhan antara lain
proyektor, mic, sound system, laptop serta glukometer untuk pemeriksaan
gula darah.

7. RENCANA ANGGARAN
No Kebutuhan Banyaknya Jumlah
1 Kesekretariatan Rp 20.000
2 MMT 2x1 m Rp 25.000
3 Leaflet 20x@3000 Rp 60.000
4 Lembar Pretest & Postest Rp 10.000
5 Fee Pemateri 1 x @150.000 Rp 150.000
6 Konsumsi 20 x 5000 Rp 100.000
7 Karpet 2 Pcs
8 Sound system 1 Pcs
9 Mic 3 Pcs
10 Laptop 1 Pcs
11 Proyektor 1 Pcs
Total Rp 365.000

8. SUSUNAN ACARA
Uraian Kegiatan
No. Waktu Kegiatan
Pemateri Peserta
1. 09.00–09.10 Pembukaan dan a. Memberikan a. Mengucapkan
sambutan salam. salam.
dilakukan oleh b. Menyampaikan b. Mendengarkan
Ketua Panitia. maksud dan tujuan .
kegiatan.
c. Menjelaskan
kegiatan yang
akan diberikan.
2. 09.10–09.25 Pemberian Pre a. Menerangkan a. Mendengarkan
Test kepada tujuan pre test. .
Peserta. b. Membagikan soal b. Mengerjakan
pre test. soal yang telah
dibagikan.
3. 09.25–09.50 Penyuluhan yang Menjelaskan materi Mendengarkan
dilakukan oleh terkait penyakit materi yang
pihak Puskesmas. Diabetes Melitus. dijelaskan.
4. 09.50–10.05 Dialog Interaktif a. Memberikan a. Memberikan
dengan peserta. kesempatan pertanyaan.
peserta bertanya. b. Mendengarkan
b. Menjawab penjelasan
pertanyaan pertanyaan.
peserta.
5. 10.05–10.20 Evalusi dengan Membagikan soal Post Mengerjakan soal
pemberian Post Test. yang telah
Test kepada dibagikan.
peserta.
6. 10.20–10.30 Penutup Mengucapkan salam Menjawab salam
dan terima kasih dan
kepada peserta yang mendengarkan.
telah berpartisipasi.

9. SUSUNAN PANITIA
Penanggung Jawab : Yulis Indriyani,S.KM.,M.Kes.,
Ketua Pelaksana : Alfina Damayanti (0618014121)
Sekretaris : Rahmatini Fadila (0618013901)
Seksi – Seksi :
a. Sie. Humas : Dicky Dzulfahmi (0618013341)
b. Sie. Acara : Irfa Ardefa (0618013621)
c. Sie. Dekdok : Adella Najwa Tasya (0618013971)
d. Sie. Konsumsi : Ira Safitri Amalia (0618013631)
10. RENCANA PENILAIAN KEBERHASILAN

No. Indikator Hasil Keterangan


Ada Tidak
1. Meningkatnya pengetahuan terkait
diabetes melitus pada sasaran
remaja yang diketahui dari adanya
peningkatan skor post test yang
diberikan di akhir kegiatan.

2. Munculnya kemauan remaja untuk


dapat merubah gaya hidupnya
menjadi lebih sehat.

3. Adanya peningkatan dukungan


dalam pelaksnaan kegiatan promosi
kesehatan

4. Adanya sarana pendukung seperti


media dan alat dalam
melaksanakan proses KIE.

5. Adanya peningkatan kapasitas


tenaga penyuluh kesehatan.

6. Adanya proses administrasi


sebelum kegiatan berlangsung,
berupa penyiapan lapangan,
pencairan alokasi dana dan sasaran
dan surat menyurat.

11. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini dibuat. Kami mengharapkan Bapak/Ibu dapat
memberikan apresiasi untuk membantu pelaksanaan kagiatan ini. Atas perhatian
dan dukungan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari, Kami ucapkan terima kasih.
Pekalongan, 2 Juni 2021
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi
insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-
sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya
sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah
tinggi melebihi kadar gula normal. Penyakit ini biasanya disertai berbagai kelainan
metabolisme akibat gangguan hormonal dalam tubuh. (Handriani kristanti, 2013).

B. Penyebab Diabetes Mellitus


a. Keturunan dari orang tua dengan Diabetes Mellitus.
b. Berkurangnya kadar dan atau kemampuan insulin (dihasilkan oleh kelenjar
pankreas) dalam hal menormalkan kadar gula darah.
c. Aktifitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam hanya
didominasi oleh kegiatan duduk saja, maka otot tubuh tidak akan terlatih
dengan baik. Terlebih lagi peredaran darah akan tersumbat karena darah
tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam darah tidak dikeluarkan
melalui aktifitas fisik yang menghasilkan keringat.
d. Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur. Begitu terdapat
gejala DM yang dirasakan, periksakan segera diri ke dokter. Terkadang
kencing manis bisa ditanggulangi dengan pendeteksian dini.
e. Cemilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak
pintar dalam memilih cemilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa
dalam darah meningkat. Pilihlah dengan pintar cemilan yang menyehatkan
bagi aliran darah dan tentu saja diri anda, seperti buah, sayur ataupun biji-
bijian.
f. Ketidakmampuan pankreas menghasilkan hormon insulin.
g. Gangguan sekresi insulin pada pankreas.
h. Infeksi virus dan terhadap sel beta pada pankreas. Usia diatas 45 tahun,
penyakit hipertensi, kegemukan, kurang olahraga dan sering mengalami
setres dalam kehidupan.

C. Klasifikasi
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Prevalensi DM tipe 1 ini yaitu ± 10%, seringkali terdiagnosis pada usia
anak-anak, dan seumur hidupnya tergantung dengan insulin. Sebelumnya
disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau juvenile – onset
diabetes. Diabetes tipe 1 berkembang ketika sistem kekebalan tubuh
menghancurkan sel beta pankreas, satu-satunya sel dalam tubuh yang
membuat hormon insulin yang mengatur glukosa darah. Bentuk diabetes ini
biasanya menyerang anak-anak dan dewasa muda, meskipun onset penyakit
dapat terjadi pada semua usia. Faktor risiko diabetes tipe 1 mungkin termasuk
faktor autoimun, genetik, dan lingkungan.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Prevalensi DM tipe 2 yaitu ± 90%, pada usia dewasa. Dikenal dengan
nama Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), insulin diproduksi,
tetapi tidak dapat digunakan secara adekuat, terutama pada pasien yang
mengalami resistensi insulin. Pada beberapa kasus, biasanya insulin
diproduksi cukup banyak, hanya kemudian menjadi masalah ketika sel-sel
tubuh seperti sel lemak dan sel otot kurang peka terhadap insulin. Diabetes
Mellitus tipe II dapat disebabkan berkurangnya insulin yang dihasilkan dari
beta sel dan merupakan faktor utama Diabetes Mellitus tipe II yang pada
akhirnya memerlukan terapi insulin.
c. Diabetes Mellitus Tipe Lain
Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati,
karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan
sindroma genetik lain yang berkaitan dengan diabetes mellitus.
d. Diabetes Mellitus Gestasional
Tipe ini timbul pada wanita hamil yang kemudian gejala menghilang
setelah melahirkan bayi biasanya dengan berat badan yang lebih besar
dibanding dengan bayi lain pada umumnya. Wanita yang telah menderita
Gestasional Diabetes Mellitus meningkatkan faktor resiko untuk terjadinya DM
tipe II.

D. Diagnosis
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas
DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan pasien
antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Apabila ada keluhan
khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
≥ 126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM.
Tabel Kriteria Penegakan Diagnosis DM
Kriteria Glukosa Plasma Puasa Glukosa Plasma 2 jam
setelah makan
Normal < 100 mg/dL < 140 mg/dL
Pra – diabetes 100 – 125 mg/dL –
IFG atau IGT – 140 – 199 mg/dL
Diabetes ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL

E. Gejala.
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa
gejala yang harus diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal
yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain :
a. Poliuria (sering buang air kecil),
b. Polidipsia (sering haus), dan
c. Polifagia (banyak makan/mudah lapar).
Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi
gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-
gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun
tanpa sebab yang jelas.
1) Pada DM Tipe I, gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue),
iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
2) Pada DM Tipe 2, gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM
Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai
beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan
komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan
umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf.

F. Pencegahan
Pencegahan penyakit diabetes melitus tipe 2 terutama ditujukan kepada
orang-orang yang memiliki risiko untuk menderita DM tipe 2. Tujuannya adalah
untuk memperlambat timbulnya DM tipe 2, menjaga fungsi sel penghasil insulin di
pankreas, dan mencegah atau memperlambat munculnya gangguan pada jantung
dan pembuluh darah. Faktor risiko DM tipe 2 dibedakan menjadi faktor yang dapat
dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Usaha pencegahan
dilakukan dengan mengurangi risiko yang dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi contohnya ras dan etnik,
riwayat anggota keluarga menderita DM, usia > 45 tahun, riwayat melahirkan bayi
dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional
(DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi contohnya berat badan berlebih,
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan profil lipid dalam
darah (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak sehat tinggi
gula dan rendah serat. Pencegahan DM juga harus dilakukan oleh pasien-pasien
prediabetes yakni mereka yang mengalami intoleransi glukosa (GDPP dan TGT)
dan berisiko tinggi mederita DM tipe 2.
Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya
adalah dengan mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan berat
badan, dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok
orang dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes paling
berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian, penurunan
berat badan 5 – 10% dapat mencegah atau memperlambat munculnya DM tipe 2.
Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat
kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori
ditujukan untuk mencapai berat badan ideal.
Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolahraga rutin, minimal 150
menit perminggu, dibagi 3–4 kali seminggu. Olahraga dapat memperbaiki
resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan kadar HDL
(kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal. Selain olah raga,
dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan memilih
menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar daripada
menggunakan mobil, dll.
Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi
glukosa, dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa
dan DM tipe 2. Oleh karena itu, pasien juga dianjurkan berhenti merokok.
Lampiran 2
POST TEST DAN PRE TES DIABETES MELITUS

IDENTITAS PESERTA
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :

1. Apakah yang dimaksud dengan Diabetes Melitus/Kencing Manis?


a. Peningkatan kadar gula dalam darah tinggi dari batas normal.
b. Seseorang yang terlalu banyak makan gula.
c. Tekanan darah yang lebih dari batas normal.

2. Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan untuk mengetahui seseorang menderita


Diabetes Melitus/Kencing Manis?
a. Memeriksakan tensi darah.
b. Tes urin/kencing.
c. Tes Gula Darah Puasa, Gula Darah Sewaktu, dan Hba1C.

3. Apa saja gejala khas pada Diabetes Melitus?


a. Mengantuk, berat badan turun drastis, capek.
b. Sering haus, sering lapar, sering buang air kecil malam hari.
c. Gatal-gatal, pusing, capek.

4. Apa saja penyebab Diabetes Melitus?


a. Kecapekan, Infeksi virus, infeksi bakteri.
b. Keturunan, hidup sehat, makanan.
c. Keturunan, aktifitas fisik tidak seimbang, pola hidup yang tidak sehat.

5. Apa saja klasifikasi penyakit Diabetes Mellitus?


a. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe 3.
b. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, DM Gestasional.
c. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe 3, DM tipe lain.
6. Faktor risiko apa yang tidak dapat dimodifikasi?
a. Berat badan, umur, jenis kelamin.
b. Tinggi badan, berat badan, hipertensi.
c. Ras, entik, riwayat anggota keluarga menderita DM.

7. Faktor risiko apa yang dapat dimodifikasi?


a. Berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik, gangguan HDL.
b. Etnik, berat badan berlebih, keturunan.
c. Keturunan, hipertensi, umur.

8. Siapa saja yang bisa terkena Diabetes Mellitus?


a. Anak – anak saja.
b. Orang dewasa saja.
c. Semua kalangan yang mempunyai faktor risiko.

9. Bagaimana upaya pencegahan penyakit Diabetes Melitus / Kencing Manis?


a. Rutin kontrol gula darah dan minum obat, olahraga, dan pola makan yang
sehat.
b. Puasa, tidur, berdoa.
c. Makan 1 kali sehari, berhenti minum obat.

10. Apa yang dimaksud dengan Pola Makan 3J ?


a. Jadwal makan jika lapar saja, jenis makanan boleh apa saja, jumlah
makanan sampai kenyang.
b. Jadwal makan secara teratur, jenis makanan buah dan sayur masing-masing
3 porsi sehari, jumlah makanan tinggi gula dibatasi.
c. Jadwal makan 2 kali sehari saja, jenis makanan banyak gorengan, jumlah
semaunya.

11. Bagaimana cara minum obat yang baik bagi penderita Diabetes Melitus / Kencing
Manis?
a. Minum obat rutin sesual yang dianjurkan oleh dokter.
b. Minum obat jika ada keluhan saja.
c. Minum obat teratur, kemudian berhenti jika keluhan membaik.
12. Apakah penyakit Diabetes Mellitus dapat disembuhkan?
a. Ya, dengan minum obat rutin setiap hari dapat disembuhkan.
b. Tidak, tapi bisa terkontrol cukup minum obat saja.
c. Tidak, tapi dapat dikontrol dengan minum obat rutin dan pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai