Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM PELATIHAN : LATSAR CPNS KAB.

TANA TIDUNG
ANGKATAN : XLIV
NAMA MATERI PELATIHAN : ANALISIS ISU KONTEMPORER
NAMA PESERTA : SABARIAH,SE
NDH : 31
LEMBAGA PENYENGGARA : BPKSDM KALIMANTAN UTARA
NAMA TUTOR : DRA MARDIANA ARSJAD, M.H

Peristiwa bom bunuh diri di gereja katedral makasar


Terorisme sering dikaitkan dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok yang berupaya untuk mendapatkan kekuasaan. Kelompok ini pun
tidak bisa melakukan pembunuhan atau pembaintaian secara besar-besaran. Mereka
lebih cenderung melakukan aksi tersebut karena dilandasi oleh kepentingan agama
maupun kepentingan pribadi nya.Usaha untuk mewaspadai dan menghadapi ancaman
terorisme ini sangatlah penting karena dampaknya begitu besar bagi stabilitas negara.

Terorisme dan radikalisme yang terjadi baru ini adalah bom bunuh diri yang
terjadi dimakasar pada tanggal 28 Maret 2021 sebanya 2 orang tewas ditempat yang
merupakan pasangan suami istri yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri,
sementara puluhan orangtak berdosa mengalami luka berat dan ringan akibat aksi
tersebet. Pelaku bom bunuh diri ini termasuk ke dalam kelompok jamaah ansharut
daulahatau JAD. Kelompok-kelompok dengan paham radikalisme inilah menjadi musuh
Bersama bagi pemerintah dan warga Indonesia. Paham radikalisme Nampak erat
kaitannya dengan peristiwan pengebomam ini.

Semua ini membutuhkan analisis yang mendalam agar mendapatkan solusi yang
tepat bagi masyarakat, pemerintah,dan pemuka agama demi menciptakan suasana
toleransi yang damai dan aman.
1. Penjelasan isu
a. Urgency
Aksi terorisme tidak hanya sekali dua kali terjadi di Indonesia dan selalu
menjadi penyebeb internal permasalahan NKRI dan masih adanya paham-
paham yang bisa memunculkan kelompok terorisme
b. Seriousness
 Merupakan salah satu ancaman bagi tergantunganya rasa nasionalisme
yang dapat mengancam ideologi negara serta keutuhan NKRI
 Tindakan terorisme dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan
kerugian materi
 Berdampak pada kerusakan fasilitas umum
 Hilangnya kepercayaan masyarakat terhaadap apparat hukum
c. Growth
 Merupakan masalah yang tidak kunjung berakhir dan selalu terperbaruhi,
sehingga terorisme hangat diperpincangkan
 Dapat menambah dan memunculkan kelompok-kelompok terorisme baru
 Menimbulkan kekhawatiran dan rasa tidak aman ditengah-tengah
masyarakat
2. Aturan terkait penyebaran konten berbau radikal
Pasal 13 dan 14A undang-undang nomor 5 tahun 2018 tentang perubahan atas
undang-undang nomor 15tahun 2003 tentang penetapan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2002 tentang pemberantasan tindak
pidana terorisme,
3. Pesebaran konten radikal di media social
Menurut BNPT penyebaran konten yang memicu radikalisme di internet berada
pada skor 38,33 yang menunjukan skor tinggi. Penyebaran konten radikal di
media social didominasi oleh konten yang terkait dengan fiqih ibadah, hari akhir,
dan qada’qada.
Pemanfaatan internet sebagai media penyebaran konten radikal dianggap
memudahkan mereka karena mudah diakses,relative sulit dikontrol, audiens
luas, bisa anomin,dan kecepatan informasi. Melalui website dan media sosial
dapat mudah melakukan perekrutan dengan cara pembentukan opini melalui
tulisan,gambar,dan video.
4. Milenial mudah terpengaruh dengan konten radikal
Sebesar 80 persen generasi milenial rentan tepapar radikalisme, generasi muda
banyak yang memiliki sikap intorelan dimana lebih cenderung menela
mentahsuatu informasi dan tidak melakukan cer-ricek. Hal tersebut biasanya
muncul kepada generasi yang tidak kritis dalam berpikir.
5. Analisa isu menggunakan metode SWOT
1. KEKUATAN (STRENHGTH)
a. Pemerintah telah mengatur perilaku dan Tindakan yang beunsur
terorisme dan radikalisme melalui peraturan perundang-undangan
b. Kerjasama dengan intitusi/Lembaga pemerintahan untuk mendeteksi
dan membasmi konten-konten radikalisme
c. Ajakan dari organisasi keagamaan resmi untuk menolak konten-konten
radikalisme
2. KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Rendahnya aspek berpikir kritis dan kurangnya literasi digital pada
generasi milenial sehingga mudah untuk terpapar konten radikal
b. Sikap apatis sebagain besar masyarakat terhadap politik dan
demokrasi memyebabkan kurangnya wawasan kebangsaan sehingga
mudah dihasut oleh propaganda radikal
c. Mudahnya penyebaran konten di media sosial menyulitkan pemerintah
untuk mendeteksi penyebar pertama dan utama
3. KESEMPATAN (OPPORTUNITIES)
a. Media sosial yang terbuka dan bisa diakses semua orang,
memudahkan pihak pemerintah untuk mengakses konten-
kontenradikal dan melakukan pemblokiran setra Tindakan terhadap
penyebaran konten
b. Generasi milenial yang rama dengan internet memudahkan
pemerintah untuk menyebarkan informasi deradikalisme
c. Banyaknya influencer yang berkembang bisa dijadikan partner untuk
ikut menyebarkan kampanye deradikalisme
4. ANCAMAN (THREAT)
a. Ancama nyata atas kasus terorisme ditempat ibadah atau
intitusi/Lembaga negara
b. Ancaman atas pepecahan antar golongan

strategi penyelesaian masalah

1. Apabila akar masalahnya adalah rendahnya aspek berpikir kritis dan


kurangnya literasi digital pada generasi milenial, kita bisa mengambil
Langkah untuk menyebarkan informasi atau konten deradikalisasi dengan
menyesuaikan karakteristik media sosial yang digunakan generasi milenial
2. Apabila akar masalahnya sikap apatis Sebagian besar masyarakat terhadap
politik dan demokrasi, kita bisa mengambil Tindakan berupa mengandeng
influencer dan menghimbau CPNS ikut serta dalam persebaran konten
daradikalisasi yang dikeluarkan pemerintah
3. Apabila akar masalahnya sulit untuk mendeteksi penyebar pertama dan
utama konten radikalisasi, kita dapat meningkatkan Kerjasama dengan
institusi/Lembaga negara mengenai pemberantasan konten radikal
4. Apabila akar masalahnya ancama nyata atas kasus terorisme di tempat
ibadah atau institusi/Lembaga negara, kita dapat meningkatkan kerja sama
dengan apparat kepolisian dan TNI terhadap keberadaaan oraginasisa
radikal
5. Apabila akar masalahnya terdapat ancama atas perpecahan anata golongan ,
yang dapat dilakukan adalah memperbanyak kegiatan kelompok yang
melibatkan Kerjasama antar golongan seperti anatar golongan beragama,
suku, ras dan sebagainya.

“ YUK KAMPANYEKAN DERADIKALISASI DI INDONESIA UNTUK


MENCIPTAKAN INDONESIA YANG LEBIH KAYA AKAN TOLERANSI
DAN LEBIH MAJU DIMASA DEPAN”

Anda mungkin juga menyukai