net/publication/330727701
CITATION READS
1 20
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Tutik Fitri Wijayanti on 30 January 2019.
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan berpikir kritis yang terjadi di Indonesia, khususnya di
SMAN 5 Surakarta. Tujuan penelitian dan pengembangan yang dilakukan: 1) mengetahui karakteristik modul
berbasis berpikir kritis disertai argument mapping pada materi sistem pernapasan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 5 Surakarta, 2) menguji kelayakan modul berbasis berpikir
kritis disertai argument mapping pada materi sistem pernapasan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas XI SMAN 5 Surakarta, dan 3) menguji efektivitas modul berbasis berpikir kritis disertai argument
mapping pada materi sistem pernapasan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN
5 Surakarta. Penelitian dan pengembangan modul ajar menggunakan model prosedur Borg & Gall yang telah
dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi, 2) tahap perencanaan,
3) tahap pengembangan desain, 4) tahap validasi desain, 5) tahap revisi produk pertama, 6) tahap uji lapangan
terbatas, 7) tahap revisi produk kedua, 8) tahap uji lapangan operasional yang menggunakan desain penelitian
kuasi eksperimen, dan 9) tahap revisi produk akhir setelah dilakukan uji lapangan. Analisis data yang digunakan
selama penelitian dan pengembangan adalah analisis deskriptif, teknik persentase, dan uji Mann-Whitney U Test.
Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) produk modul berbasis berpikir kritis disertai argument
mapping dikembangkan berdasarkan aspek berpikir kritis menurut Facione (2011) yang divisualisasikan pada
aspek tujuan, materi, kegiatan, dan soal evaluasi. 2) Kelayakan modul berbasis berpikir kritis disertai argument
mapping pada modul siswa dinyatakan berkualifikasi baik dan modul guru berkualifikasi sangat baik. 3) Modul
berbasis berpikir kritis disertai argument mapping efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis, karena
berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Test menunjukkan adanya perbedaan hasil postes antara kelas yang
menggunakan modul berbasis berpikir kritis disertai argument mapping dengan kelas yang menggunakan modul
sekolah diperoleh sig 0,00 < 0,05.
Kata kunci: Modul ajar, kemampuan berpikir kritis, argument mapping, sistem pernapasan.
105
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 105-111)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
keputusan. Diantara 4 pola tersebut, berpikir Siswa Indonesia dinilai mengalami kesulitan
kritis disarankan terlebih dahulu menjawab soal-soal dalam bentuk uraian yang
dikembangkan sebelum mengembangkan pola memerlukan penalaran dan analisis. Hal ini
berpikir yang lain. disebabkan karena lemahnya kemampuan
Berpikir kritis perlu dibekalkan pada berpikir kritis di Indonesia.
siswa sebagai generasi pada abad 21, karena di Permasalahan kemampuan berpikir kritis
abad 21 segala sesuatu akan berkembang juga dialami oleh siswa kelas XI SMA Negeri
dengan cepat seperti halnya ilmu pengetahuan 5 Surakarta, hal ini didasari oleh faktor-faktor
dan teknologi. Berpikir kritis diperlukan untuk sebagai berikut: 1) Jawaban yang diisikan oleh
mencari gagasan dan penemuan baru untuk siswa hanya menyebutkan tanpa mampu
mengatasi permasalahan kehidupan yang memberikan alasan-alasan yang mendasari
kompleks di abad 21. Mimbs (2005) jawaban dan kurang mampu dalam
menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis mengkritisi. 2) Guru menyatakan siswa masih
sangatlah penting bagi siswa yang digunakan kesulitan dalam menyelesaikan soal yang
sebagai keahlian penting di jaman sekarang. berkategori tinggi. 3) Siswa kurang mampu
Hasruddin (2009) menjelaskan kemampuan dalam mengkritisi materi yang diperoleh dan
berpikir kritis sangat penting bagi siswa untuk hanya menerima konsep pelajaran dari apa
memecahkan masalah dan mengambil yang mereka dapat tanpa menalar dan
keputusan sesuai dengan kebenaran ilmiah. mengembangkan argumen mereka. 4)
Siswa akan lebih paham terhadap suatu konsep Argumen yang diutarakan oleh siswa hanya
materi jika proses belajar siswa menekankan sebagai argumen saja tanpa bisa mendasarinya
pada kemampuan berpikir kritis. menggunakan alasan maupun klaim sebagai
Tanpa kemampuan berpikir kritis penguat argumen. Hasil persentase yang
manusia cenderung akan menerima informasi diperoleh saat tes profil kemampuan berpikir
dari berbagai sumber tanpa berpikir kembali kritis pada aspek analisis adalah 59,85%, aspek
dan menyeleksi informasi yang mereka eksplanasi 50%, aspek evaluasi 68,94%, aspek
dapatkan. Sering terjadi pada siswa-siswa di regulasi diri 47,72%, interpretasi 51,52%, dan
sekolah saat mengemukakan pendapatnya, inferensi 81,82%. Nilai UN di SMAN 5
ditentang oleh siswa lain yang kemudian Surakarta pada materi Sistem Pernapasan juga
menjadi goyah dengan pendapatnya sendiri. menunjukkan masih berada di bawah KKM,
Hal ini terjadi karena kurang kuatnya argumen yakni pada tahun ajaran 2011/2012
yang mereka kemukakan. Argumen kurang memperoleh nilai 67,38, dan di tahun
kuat terjadi karena rendahnya kemampuan 2012/2013 memperoleh nilai 62,70.
berpikir kritis yang belum mampu membangun Tidak hanya permasalahan berpikir
alasan dan klaim dari argumen maupun kritis pada siswa yang terjadi, namun bahan
kesimpulan yang mereka dapatkan. ajar di SMA Negeri 5 Surakarta juga belum
Sanjaya (2006) menyatakan di Indonesia memaksimalkan kemampuan berpikir kritis.
masih lemah proses pembelajaran yang Masalah ini dapat diketahui setelah dilakukan
mendorong siswa untuk menggunakan analisis bahan ajar. Hasil analisis bahan ajar di
kemampuan berpikirnya. Pembelajaran hanya SMAN 5 Surakarta yang diperoleh untuk
digunakan untuk menghapal dan menimbun kemampuan berpikir kritis pada materi Sistem
informasi sehingga siswa kurang mampu Pernapasan hanya 5,45% untuk indikator
dalam berpikir kritis dan sistematis. Zaqiah pembelajaran, 40,39% untuk materi
(2013) menuliskan hasil survei tentang pembelajaran, 10,91% untuk aktivitas, dan
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia 8,79% untuk soal evaluasi. Analisis bahan ajar
dilihat dari hasil laporan Bank Dunia tentang menggunakan aspek berpikir kritis yang
hasil tes membaca siswa kelas IV SD yang dikemukakan oleh Facione (2011) yakni
berada pada peringkat terendah di Asia. Hasil interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,
penelitian menunjukkan siswa Indonesia hanya eksplanasi, dan regulasi diri. Aspek berpikir
mampu memahami 36% dari materi bacaan. kritis yang digunakan diintegrasikan dengan
106
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 105-111)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
107
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 105-111)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
modul berbasis berpikir kritis disertai mengenai pertanyaan, konsep, deskripsi atau
argument mapping dan kelas yang lainnya yang dimaksudkan untuk
menggunakan modul sekolah. 9) Tahap revisi mengekspresikan kepercayaan, penilaian,
produk akhir setelah dilakukan uji lapangan. pengalaman, alasan, informasi, atau pendapat.
Teknik analisis yang digunakan adalah uji Eksplanasi (penjelasan) adalah kemampuan
Mann-Whitney U Test. Teknik analisis untuk menyatakan, membenarkan alasan
statistik dibantu oleh program analisis SPSS bahwa dalam hal atas kenyataan, konseptual,
18 for Windows. metodologi, kriteria yang logis, dan
pertimbangan kontekstual serta menyajikan
penalaran seseorang dalam bentuk argumen
Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meyakinkan. Evaluasi berarti menilai
kredibilitas suatu pernyataan atau representasi
1. Karakteristik Modul Berbasis Berpikir
lain mengenai persepsi, pengalaman, situasi,
Kritis Disertai Argument Mapping untuk
penilaian, keyakinan, atau pendapat, menilai
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
keaktualan dan kelogisan suatu pendapat,
Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta.
deskripsi, pertanyaan atau bentuk-bentuk
Modul yang dikembangkan adalah
representasi. Inferensi (kesimpulan) adalah
modul pembelajaran biologi yang berbasis
mengidentifikasi setiap argumen yang
berpikir kritis disertai argument mapping
dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang
menggunakan materi sistem pernapasan.
masuk akal, untuk membentuk dugaan dan
Modul dikembangkan menggunakan
hipotesis, dan untuk mempertimbangkan
kurikulum 2013 pada Kompetensi Inti (KI) 3
informasi yang relevan. Regulasi diri adalah
dan Kompetensi Dasar (KD) 3.8. KI 3 berisi
keterampilan pemeriksaan diri dan koreksi diri.
memahami, menerapkan, dan menganalisis
Argument mapping yang digunakan di
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dalam modul menurut Austhink (2014) adalah
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
membuat diagram yang terdiri dari kotak dan
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi,
garis yang memvisualisasi penalaran dan
seni, budaya, dan humaniora dengan
bukti untuk suatu pernyataan atau klaim dari
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
penalaran, terutama argumen yang kompleks
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
dan perdebatan. Argument mapping
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
meningkatkan kemampuan untuk
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
mengartikulasikan, memahami dan
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
mengkomunikasikan penalaran sehingga
minatnya untuk memecahkan masalah. KD 3.8
meningkatkan berpikir kritis. Davies (2010)
berisi menganalisis hubungan antara struktur
menyatakan argument mapping menggunakan
jaringan penyusun organ pada sistem respirasi
beberapa alasan dari sebuah kesimpulan untuk
dan mengaitkannya dengan bioprosesnya
mewakili interpretasi terbaik dari
sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan
pertimbangan rasional yang akan
serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi
diperdebatkan secara keseluruhan dalam satu
pada sistem respirasi manusia melalui studi
pemetaan. Hal ini bertujuan untuk mengekstrak
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
esensi logis dari sebuah argumen untuk
Modul dibuat dengan menggunakan
membuat kesimpulan yang lebih eksplisit.
aspek berpikir kritis yang dikemukakan oleh
Karakteristik yang membedakan modul
Facione (2011) yakni interpretasi, eksplanasi,
berbasis berpikir kritis yang disertai argument
analisis, evaluasi, inferensi, dan regulasi diri.
mapping dengan modul lainnya adalah disusun
Interpretasi adalah memahami dan
menggunakan aspek berpikir kritis yang
mengungkapkan makna atau arti dari suatu
dikemas melalui tujuan pembelajaran
berbagai pengalaman, situasi, data, peristiwa,
kemudian diaplikasikan ke dalam materi,
penilaian, konvensi, keyakinan, aturan,
kegiatan, dan soal evaluasi. Kegiatan yang
prosedur, atau kriteria. Analisis berarti
dicantumkan dalam modul berisi aspek
mengidentifikasi, menganalisis suatu hubungan
108
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 105-111)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
109
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 105-111)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
110
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 105-111)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
111