Anda di halaman 1dari 22

PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN

OLEH :
LUH PUTU DIAH KUSUMA DEWI
203221095
KELAS B13-A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2021

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan judul
”Perumusan Masalah dan Tinjauan Pustaka Penelitian”. Dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Untuk itu, kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca dan khususnya profesi perawat dalam merancang suatu
penelitian.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, maupun kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk ke depannya.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


A. Identifikasi Topik Penelitian ..................................................................................... 3
B. Sumber Penemuan Masalah Penelitian ...................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 5
D. Tipe Masalah Penelitian. ........................................................................................... 6
E. Kriteria Masalah ....................................................................................................... 10
F. Karakterisitik Permasalahan ...................................................................................... 10
G. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penentuan Masalah ................................... 11
H. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 12
I. Perumusan Masalah .................................................................................................. 15

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 17


A. Simpulan ............................................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu dicari
pemecahanya atau jawaban secara ilmiah. Pertemuan antara aspek objektif dan aspek
subyektif ini merupakan titik tolak dasar dari semua penelitian. Setiap penelitian selalu
bermula dari adanya masalah masalah yang timbul di lapangan maupun sesuatu yang masih
menjadi pertanyaan bagi peneliti dan orang banyak. Masalah menjadi awal dilakukannya
suatu penelitian, untuk selanjutnya dipecahkan melalui langkah-langkah yang sistematis
seperti yang ada dalam sebuah penelitian ilmiah.
Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti
yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di lingkungan sekeliling kita. Titik
tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian
itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian,
sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu
disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah
tersebut. Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk
mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk
mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena. Karenanya
peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk
memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari
penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian
ilmiah.
Setelah menemukan masalah bagian terpenting lain dari sebuah penelitian adalah tinjauan
pustaka dengan nama lain studi literatur atau studi kepustakaan yang merupakan bagian
penting yang tak boleh hilang dalam susunan karya tulis, baik makalah, skripsi, laporan,
karya ilmiah, penelitian, bahkan sekelas jurnal internasional pun selalu mempergunakan
tinjauan pustaka ini. Dalam tinjauan pustaka ini menciri khaskan sebagai bagian yang
mengemukakan teori dan pendapat para ahli terhadap masalah-masalah serta dasar dalam
penelitian yang dilakukan.

1
Berdasarkan latar belakang di atas, tentang pentingnya perumusan masalah dan tinjauan
pustaka dalam sebuah penelitian maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai perumusan
masalah penelitian dan tinjauan pustaka penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengidentifikasi topik penelitian?
2. Dari mana saja sumber penemuan masalah penelitian?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah?
4. Apa saja tipe masalah penelitian?
5. Bagaimana kriteria masalah?
6. Bagaimana karakterisitik permasalahan?
7. Apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan masalah?
8. Apa yang dimaksud dengan tinjauan pustaka ?
9. Bagaimana cara perumusan masalah?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara mengidentifikasi topik penelitian
2. Mengetahui dari mana saja sumber penemuan masalah penelitian
3. Mengetahui cara mengidentifikasi masalah
4. Mengetahui apa saja tipe masalah penelitian
5. Mengetahui kriteria masalah
6. Mengetahui karakterisitik permasalahan
7. Mengetahui apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan masalah
8. Mengetahui yang dimaksud dengan tinjauan pustaka
9. Mengetahui bagaimana cara perumusan masalah

D. Manfaat
Makalah ini disusun agar dapat digunakan untuk menambah ilmu dan wawasan bagi
mahasiswa maupun rekan perawat dalam menyusun sebuah penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Topik Penelitian


Penelitian diawali dengan langkah pemilihan topik penelitian, yang kemudian didukung
dengan pengumpulan data awal. Menurut asal katanya, istilah topik berasal dari bahasa
yunani yaitu “topoi” yang berarti tempat. Dalam hal tulis menulis berarti pokok pembicaraan
atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu tulisan. Topik adalah pokok
permasalahan yang akan diperkirakan atau masalah yang hendak dikemukakan dalam karya
ilmiah. Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian atau peristiwa yang akan dijadikan
sebagai lapangan penelitian. Terdapat hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh calon
peneliti sebelum menentukan topik penelitian antara lain : manageable topic, obtainable
data, interested topic, significance of topic, apakah topik tersebut dapat diselidiki, serta
keadaan waktu dan biaya.
1) Manageable topic (topik yang dipilih hendaknya berada dalam jangkauan)
Baik ataupun tidaknya suatu penelitian tidak selalu tergantung kepada luas tidaknya topik
dan permasalahan yang diteliti. Suatu topik penelitian yang masih berada dalam
jangkauan peneliti dan tidak terlalu luas pada akhirnya semakin mempermudah peneliti
dalam mengorganisasikan, mengatur dan mengendalikan jalannya penelitian. Paling tidak
perlu dipertimbangkan kemampuan yang dimiliki, lamanya waktu penelitian, jumlah dana
yang tersedia, keadaan personel peneliti serta peralatan yang dimiliki.
2) Obtainable data (tersedianya data untuk membahas topik)
Suatu penelitian yang dijalankan tidak akan memenuhi sasaran tanpa didukung oleh data
yang memadai dan tidak dapat dipertanggung jawabkan atau tidak obyektif. Kegagalan
penelitian seringkali karena data yang tersedia tidak lengkap atau tidak obyektif. Peneliti
harus mampu melakukan perkiraan kemungkinan-kemungkinan ada tidaknya data dan
kesulitan-kesulitan penggalian data.
3) Interested topic (topik tersebut menarik untuk diteliti)
Daya tarik topik perlu pula diperhatikan, topik yang dipilih harus menarik bagi peneliti
sendiri, selain itu topik tersebut juga harus mampu membangkitkan minat bagi
pembacanya, pemesan maupun pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

3
4) Significance of topic (topik tersebut cukup penting untuk diteliti)
Begitu pula halnya dengan tingkat keberartian topik, hal ini perlu mendapat perhatian.
Pemilihan topik selayaknya disesuaikan dan diarahkan kepada tingkat kebutuhan dan
sumbangannya, baik utuk kepentingan pembangunan, khalayak banyak, pengembangan
ilmu pengetahuan ataupun permintaan pemesanan.
5) Apakah topik tersebut dapat diselidiki
Selanjutnya, faktor penting lainnya dalam pemilihan topik adalah mengenai kemungkinan
keberhasilan penyelidikan. Topik yang dipilih hendaknya secara logis dapat diselidiki.
Penelitian-penelitian yang kemungkinannya kita tidak dapat memperoleh data ataupun
hasil konklusi yang akan dibuat sebaiknya perlu dihindari.
6) Keadaan waktu dan biaya
Peneliti yang memiliki biaya relatif sedikit ada baiknya menghindari pemilihan topik
yang luas dan rumit. Begitupun halnya keadaan waktu yang dimiliki, jika yang tersedia
relatif singkat sebaiknya peneliti memilih topik yang diperkirakan memerlukan waktu
penelitian yang relatif singkat pula. Keseimbangan antara ketersediaan waktu dan biaya
penelitian dengan topik memungkinkan peneliti mampu memenuhi sasaran penelitian
dengan hasil yang memuaskan.

B. Sumber Penemuan Masalah Penelitian


Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan
Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari
teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman
pribadi. Masalah juga dapat bersumber dari :
1. Kepustakaan (buku ajar, karangan asli, sari pustaka, abstrak dll)
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian
ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas
hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian
sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu
diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang
menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.

4
2. Bahan, diskusi dan hasil konfrensi, seminar, simposium, lokakarya dsb. Diskusi, seminar
dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat
melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah.
3. Pengalaman dalam praktek sehari-hari
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
4. Pendapat pakar tertentu yang masih spekulatif seringkali dapat dikembangkan menjadi
masalah penelitian. Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip
umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris.
Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan
penjelasan empiris praktik tentang teori.
5. Sumber non ilmiah (berita dan surat kabar)
Dari surat kabar kita dapat menemukan masalah sosial dapat pula menjadi sumber
masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat
memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama
serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi
menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.

C. Identifikasi Masalah
Penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan jika terdapat permasalahan penelitian.
Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang
dari batas-batas toleransi yang diharapkan.
Masalah penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang
mungkin dapat menuntun peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Adanya
kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan
terjadi, dan dari pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat dikembangkan. Pertanyaan
selanjutnya ialah, apakah setiap kesenjangan dapat dikembangkan menjadi permasalahan
penelitian? Jawabannya ternyata tidak semuanya. Ada kondisikondisi lain yang perlu
dipenuhi. Dari uraian di atas dapat dirangkum adanya suatu kondisi problematik tertentu,
yang menandakan suatu penelitian dapat dikembangkan, yaitu:

5
1. Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empiric temuan penelitian
terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.
2. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu
terjadi.
3. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu
kemungkinan.

Identifikasi masalah perlu memperhatikan apakah masalah/fokus yang dipilih cukup:


1. Esensial
Pentingnya nilai penelitian menduduki urutan paling utama di antara masalah-masalah
yang ada.
2. Urgen
Masalah tersebut dianggap mendesak (urgen) untuk dipecahkan.
3. Bermanfaat
Memiliki kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah penelitian dipecahkan

D. Tipe Masalah Penelitian


Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang menjadi
minat dan perhatian peneliti. Masalah penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu yang
memerlukan pemecahan atau solusi. Ada 4 (empat) kemungkinan tipe masalah dalam
penelitian :

1) Masalah-masalah yang saat ini ada di suatu lingkungan organisasi yang memerlukan
solusi
2) Bidang-bidang tertentu dalam suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau
perbaikan
3) Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan atau
memprediksi fenomena
4) Pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris.

Penelitian bertitik tolak pada pertanyaan, bukan pernyataan. Jawaban dari suatu
pertanyaan akan dipertanyakan lagi, sehingga kita sampai pada pertanyaan yang paling

6
mendasar. Pertanyaan dasar tersebut menentukan tipe penelitian yang hendak dilaksanakan.
Ada 3 pertanyaan dasar yang menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu Apa,
Bagaimana dan Mengapa. Masalah penelitian dapat dibedakan menjadi empat berdasarkan
tujuan penelitian, yaitu masalah penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, eksplanatif
dan eksperimen.

1) Penelitian Eksploratif, dimana masalah penelitiannya bertujuan untuk mengeksplorasi


fenomena sosial mencoba menggali informasi atau permasalahan yang relatif masih
baru. Gejala tersebut belum pernah menjadi bahan kajian sebelumnya. Tipe penelitian
ini berhubungan dengan pertanyaan dasar yang pertama, yaitu apa. Pertanyaan ini ingin
mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan terhadap gejala
tersebut. Penjajakan ini dilakukan tidak secara sistematis, dalam arti tidak didasarkan
pada hipotesis dan tidak ditarik sampel. Penjajakan dapat dilakukan dengan metode
“Bola Salju,” yaitu dengan bertanya kepada satu orang kemudian diteruskan kepada
orang lain, dan kalau belum puas diteruskan lagi kepada orang lain, sampai diperoleh
informasi yang lebih lengkap tentang masalah yang diteliti.
2) Penelitian Deskriptif, dimana masalah penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
karakter suatu variable, kelompok atau gejala sosial yang terjadi dimasyarakat. Tipe
penelitian ini berdasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu Bagaimana.
Temuan-temuan dari penelitisn deskriptif lebih luas dan lebih terperinci daripada
penelitian eksploratif. Dikatakan lebih luas karena kita meneliti tidak hanya masalah
sendiri, tetapi juga variabel-variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu. Lebih
terperinci karena variabel-variabel tersebut diuraikan atas faktor-faktornya. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian dilakukan dengan menarik sampel.
3) Penelitian Eksplanatif, dimana masalah penelitian ini menghubungkan satu fenomena
dengan fenomena yang lain. Penelitian Eksplanatif bertujuan untuk menghubungkan
pola-pola yang berbeda, namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan
sebab akibat. Jadi, penelitian Eksplanatif berupaya menjelaskan hubungan antara
variable satu dengan variable yang lain, sehingga dapat dicirikan bahwa tipe perumusan
masalah yang sifatnya Exsplanatif, di dalamnya perlu menunjukan beberapa variable
yang akan dihubungkan. Tipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar
mengapa. Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana

7
terjadinya, tetapi ingin juga mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi. Untuk itu perlu
diidentifikasikan berbagai variabel di luar variabel yang diperkirakan dapat memberi
penjelasan terhadap masalah itu. Penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-
hipotesis yang datanya dikumpulkan dengan metode sampling.
4) Penelitian Eksperimen, ketiga tipe penelitian yang disebutkan di atas disebut juga
expoct fact research. Disebut demikian karena peristiwa yang diteliti sudah terjadi
sehingga data-datanya dapat dilacak kembali melalui kuesioner atau dokumen dokumen
yang relevan. Tetapi, ada juga penelitian dimana datanya belum pernah ada, sehingga
harus diciptakan terlebih dahulu. Tipe penelitian ini sangat berguna untuk
mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia.

Masalah dalam penelitian menurut Sugiono (2019) dapat dikategorikan berdasarkan tiga
jenis :

1) Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif merupakan permasalahan dengan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Dalam penelitian ini,
peneliti tidak membuat perbandingan variabel yang satu pada sampel yang lain, hanya
mencari hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contoh permasalahan
deskriptif : Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid
sekolah di Indonesia? Seberapa besar efektivitas model pembelajaran jigsaw terhadap
prestasi belajar siswa?
2) Permasalahan Komparatif
Permasalahan ini merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda pada
waktu yang berbeda. Contoh : Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari
sekolah A dan sekolah B ? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel
sekolah A dan sekolah B). Adakah perbedaan pemahaman terhadap materi listrik antara
siswa di sekolah formal dengan siswa homeschooling?

8
3) Permasalahan Asosiatif
Merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu :
a) Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut: Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin
negara? Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid
sekolah?
b) Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi),
contoh: Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?
(pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen).
Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap
kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas
guru sebagai variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).
c) Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen,
contoh: Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di
sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi. Hubungan antara makan di pagi hari dengan kecerdasan
siswa.

9
E. Kriteria Masalah

F. Karakterisitik Permasalahan
Masalah merupakan titik tolak untuk melakukan penelitian, akan tetapi tidak semua
masalah dapat dijadikan obyek untuk diteliti, dan hal ini dapat diketahui dari karakteristik
masalah itu sendiri. Seperti apakah karakteristik tersebut? Berikut ini adalah pedoman umum
yang dapat digunakan ketika Anda masuk dalam identifikasi masalah. Ada tiga karakteristik
yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah yaitu:
1. Masalah tersebut layak diteliti
Tidak semua masalah layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian. Masalah yang layak
diteliti artinya masalah tersebut dapat dilakukan suatu pengkajianterhadap masalah
tersebut dan dapat dilakukan dengan cara yang terukur secara empiris melalui

10
pengumpulan data dan pengolahan data. Masalah yang berkaitan dengan isu filosofis dan
etika atau moral tidak dapat dikategorikan masalah yang layak teliti.
2. Sifat dari masalah yang akan diteliti
Sifat dari masalah tersebut, yaitu mempunyai nilai teoritis dan praktis. Masalah penelitian
hendaknya mempunyai karakteristik teoritis dan praktis. Artinya, masalah penelitian
tersebut pada hakekatnya diangkat dari teori yang kuat atau mempunyai dampak praktis
yang dapat memperbaiki praktik atau penyelengaraan dalam kaitannya dengan masalah
yang hendak diteliti. Hal ini tergantung kepekaan peneliti, sebenarnya ketika
mengidentifikasi masalah. Peneliti dapat menguji masalah tersebut dengan pertanyaan
apakah dampaknya apabila masalah tersebut terpecahkan. Apabila jawabannya orang tak
‘peduli’ maka peneliti perlu mencari masalah yang bermakna, dengan artian masalah
tersebut kurang berarti/ bermanfaat bagi masyarakat.
3. Realistis
Realitis mempunyai pengertian yang sangat luas, antara lain meliputi keterjangkauan
Anda dalam kedalaman bekal konsep serta kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. Bekal
berupa penguasaan konsep atau teori dan seluruh pengalaman peneliti di lapangan
pekerjaan akan menentukan mutu penelitian. Aspek lain yang tak kalah penting dalam
konteks realitis ini adalah kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. Selain tiga hal tersebut,
keaktualan dan kebaruan atau orisinilitas sangatlah diperlukan. Jika masalah yang diteliti
merupakan masalah yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan di masyarakat (Aktual)
maka penelitian akan lebih tinggi nilainya. Demikian pula jika masalah yang diteliti
merupakan masalah yang baru / orisinil. Hal ini berarti ada kesenjangan, dan ini adalah
satu masalah kesehatan masyarakat. Perlu ada kepekaan untuk itu diperlukan minat dan
pengetahuan dan keahlian dalam mengidentifikasi masalah.

G. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penentuan Masalah


Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan
melalui penelitian. Tentunya masalah-masalah yang dihasilkan itu tidak lepas dari latar
belakang masalah yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Syarat-syarat sebuah
masalah adalah:

11
1. F : Feasible (bisa dijalankan)
 Tersedia subyek penelitian
 Tersedia dana
 Tersedia waktu, alat dan keahlian
2. I : Interesting (menarik)
Masalah hendaknya menarik untuk diteliti
3. N : Novel (hal baru)
 Membantah atau mengonfirmasikan penemuan terdahulu
 Melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu
 Menemukan sesuatu yang baru
4. E : Ethical (etika)
Masalah hendaknya tidak berentangan dengan etika, khususnya etika keperawatan
5. R : Relevant (relevan)
 Bermanfaat bagi perkembangan IPTEK
 Dapat digunakan untuk peningkatan askep dan kebijaksanaan kesehatan
 Sebagai dasar penelitian selanjutnya.

H. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur adalah evaluasi kritis dan mendalam dari
penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka menyediakan panduan praktis untuk topik tertentu.
Bagi para profesional, ini adalah laporan yang berguna untuk memperbarui informasi terkini
sesuai bidang mereka. Bagi para sarjana, kedalaman dan luasnya tinjauan pustaka
menekankan kredibilitas penulis di bidangnya. Adapun definisi tinjauan pustaka menurut
para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
1. Castetter dan Heisler
Tinjauan pustaka merupakan sebuah saran yang mencangkup pada bagian-bagian
penelitian, seperti pendahualuan, pembahasan, dan kesimpulan. Harus ada pada tinjauan
pustaka. Tinjauan pusata ini sangat penting bagi segala bentuk penelitian ilmiah.

12
2. Leedy
Tinjauan pustaka merupakan uraian yang harus berisi tentang ungkapan-ungkapan
peneliti sebelumnya yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam
penjelasan ini lebih di dasari pada langkah-langkah penelitian pengembangan.

3. Gandas
Tinjauan pustaka merupakan bab yang membahas tentang tinjauan mengenai
teori-teori terhadap judul tulisan atau makalah yang ingin peneliti lakukan. Dalam hal
ini serupa bahwa tinjuan pusata adalah fungsi hipotesis dalam penelitian.

4. Eki Meliansyah
Tinjauan pustaka dapat didefinisikan sebagi sebuah kegiatan yang meliputi
mencari, membaca dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan pada sebelumnya di atas rencana
penelitian.
Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur adalah ringkasan komprehensif dari penelitian
sebelumnya tentang suatu topik. Literatur dapat bersumber dari artikel ilmiah, buku, dan
sumber-sumber lain yang relevan dengan bidang penelitian tertentu. Tinjauan tersebut harus
menyebutkan, menjelaskan, merangkum, mengevaluasi secara objektif, dan memperjelas
penelitian sebelumnya.
Tinjauan pustaka juga memberikan latar belakang yang kuat untuk penyelidikan makalah
penelitian. Pengetahuan yang komprehensif tentang literatur lapangan sangat penting untuk
sebagian besar makalah penelitian. Fitur analitis dari tinjauan pustaka diantaranya yaitu:

1. Berikan interpretasi baru dari materi lama atau gabungkan informasi baru dengan
interpretasi lama
2. Lacak perkembangan intelektual bidang tersebut, termasuk perdebatan yang mungkin
muncul dalam bidang tersebut
3. Bergantung pada situasinya, evaluasilah sumbernya dan beri tahu pembaca tentang
penelitian yang paling relevan, atau

13
4. Biasanya dalam kesimpulan tinjauan literatur, identifikasi di mana ada kesenjangan
dalam bagaimana masalah telah diteliti hingga saat ini
Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan kepada pembaca
hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan telah mengisi celah0celah
dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 2010; marshall dan Rossman, 2011 dalam
Creswell, 2016)
Tinjauan ini juga dapat menyediakan kerangka kerja dan tolok ukur untuk mempertegas
pentingnya penelitian tersebut seraya membandingkan hasil-hasilnya dengan penemuan-
penemuan lain. Semua atau beberapa alasan ini bisa menjadi dasar bagi peneliti untuk
menuliskan literatur-literatur yang relevan ke dalam penelitiannya.
Pada umumnya tinajuan pusataka dapat berupa beberapa bentuk. Cooper (2010) dalam
Crewell (2016) membahas 4 tipe: kajian pustaka. Diantaranya;

1. Menggabungkan apa yang telah dikatakan dan dilakukan orang lain


2. Mengkritisi penelitian dari para peneliti sebelumnya
3. Membangun jemabatan di antara topic-topik terkait
4. Mengidentifikasi isu-isu sentral dalam suatu bidang.

Tinjauan pustaka memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut;

1. Menguraikan variabel penelitian yang harus diperhitungkan oleh peneliti agar tujuan
studi atau penelitian dapat dicapai.
2. Memberikan batasan kepada penelitian yang dilakukan dengan menunjukkan variabel
bebas atau varaible terikat yang relevan dan yang tidak relevan.
3. Merupakan acuan bagi peneliti dalam mengartikan teknik analisis data yang dikumpulkan
dalam penelitian.
4. Memberikan dasar pemikiran atau alasan pada peneliti untuk menyimpulkan hasil
penelitian sesuai dengan tujuan (objektif) dari penelitian tersebut.

Ada banyak cara dalam membuat tinjauan pustaka, tetapi sebagain besar sarjana
melakukannya dengan cara yang sistematis untuk menangkap, mengevaluasi, dan

14
menyimpulkan pustaka/literatur yang ada. Dalam bukunya yang berjudul Research Design,
Creswell merekomendasikannya beberapa cara dalam menuliskan tinjauan pustaka, antara
lain: mulailah dengan mengidentifkiasi beberapa kata kunci (keywords) penelitian. Setelah
kata kunci diperoleh, selanjutnya kunjungi perpustakaan dan mulaialah mencari katalog
untuk materi referensi (seperti jurnal, dan buku). Namun demikian, banyak perpustakaan saat
ini sudah memiliki database terkomputerisasi . Disarankan bagi peneliti agar fokus terlebih
dahulu pada jurnal dan buku yang relevan dengan topik penelitiannya. Selain itu, cobalah
untuk mencari database terkomputerisasi yang telah direview dan direkomedasikan oleh para
peneliti, seperti ERIC, PsycINFO, Sociofile, Social Science Citation Index, Google Schoolar,
ProQuest, dan lain-lain. Pertama-tama, cobalah menemukan sedikitnya 50 laporan penelitian,
seperti artikel atau buku yang berhubungan dengan topik penelitian. Bacalah sepintas
kumpulan artikel atau bab dalam buku, lalu salinlah /gandakanlah bab atau artikel yang
memang relevan dengan topik penelitian. Dalam proses ini, pastikan bahwa artikel atau buku
tersebut cukup memberi kontribusi yang memadai untuk tinjauan pustaka.

Ketika mengidentifikasi beberapa literatur, mulailah merancang peta literature (yang akan
dibahas secara derail pada subba khusus). Peta literaur (literature map) merupakan sejenis
gambar visual yang menampilakn pengelompokkan literatur bedasarkan topik penelitian.
Peta inilah yang nantinya akan menggambarkan bagaimana penelitian tersebut memberikan
kontribusi pada literatur yang ada. Setelah membuat peta literatur, buatlah ringkasan dari
beberapa artikel yang relevan. Ringkasan inilah yang nantinaya akan dimasukkan ke dalam
tinjauan psutaka. Masukkan referensi relevan dalam tinjauan pustaka dengan menggunakan
petunjuk penulisan yang sesuai, misalnya petunjuk APA (American Psychology
Association). Setelah membuat ringkasan dari beberapa literatur yang diperoleh, kini saatnya
membuat tinjauan pustaka, dengan menyusunnya secara teoritis atau berdasarkan konsep
penting.

I. Perumusan Masalah
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem,
diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena

15
yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab
maupun sebagai akibat. Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah
tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Setiap penelitian dimulai dari perumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan
masalah. Perumusan masalah ini dikategorikan sebagai pertanyaan utama yang dicari dan
yang akan dijawab melalui penelitian. Perumusan masalah itu muncul karena adanya gap
atau kesenjangan antara kondisi realitas atau nyata (real life condition) dengan kondisi yang
nantinya diharapkan (future expected condition). Uraian rumusan masalah ini harus didukung
dengan teori, survei, standar, dan juga data yang relevan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
1. Dirumuskan secara jelas
2. Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternaatif tindakan yang akan
dilakukan
3. Dapat diuji secara empiris
4. Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan
5. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
6. Jelas cangkupannya
7. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu

16
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Topik penelitian adalah kejadian atau peristiwa yang akan dijadikan sebagai lapangan
penelitian. Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan
Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari
teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman
pribadi. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah
menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian dapat dibedakan
menjadi empat tipe berdasarkan tujuan penelitian, yaitu masalah penelitian yang bersifat
eksploratif, deskriptif, eksplanatif dan eksperimen.
Kriteria masalah penelitian diantaranya memiliki nilai penelitian, memiliki fisibilitas,
sesuai dengan kualitas peneliti. Karakteristik yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi
masalah yaitu masalah tersebut layak diteliti, sifat dari masalah yang akan diteliti, dan
realistis. Syarat-syarat sebuah masalah adalah Feasible (bisa dijalankan), Interesting
(menarik), Novel (hal baru), Ethical (etika), Relevant (relevan). Tinjauan pustaka atau tinjauan
literatur adalah evaluasi kritis dan mendalam dari penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka
menyediakan panduan praktis untuk topik tertentu. Perumusan masalah atau research
questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri,
maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang
satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah
kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang, dan
kami juga berharap pengetahuan dan pemahaman tentang perumusan masalah dan tinjauan
pustaka penelitian ini bisa bermanfaat dan dapat diterapkan oleh mahasiswa, sehingga dapat

17
dijadikan acuan awal dalam menyusun suatu penelitian. Tipe masalah penelitian tergantung
pada disiplin ilmu dan bidang studi yang menjadi minat dan perhatian peneliti.

18
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. 2016. Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc.

Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT


RadjaGrafindo, Jakarta

Karlingger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM

Moeleong, J. Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Prof. Dr. Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif,


kuantitatif dan R dan D). ALFABETA: Bandung

Purwanto, M. Pd . 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan


Pendidikan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

R. Yustiawardhana. 2019. Rumusan Masalah Penelitian.


http://www.academia.edu/35379314/Rumusan_Masalah_Penelitian. diakses tanggal 11
Mei 2020

Stoner, James AF. 1982. Principal of Managemen II Edition. Publisher: Prentice-Hall

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta:


Bumi Aksara

Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

19

Anda mungkin juga menyukai