Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENYEBAB OIL EXTRACTION RATE (OER) BULAN NOVEMBER 2020 TIDAK TERCAPAI

MENGGUNAKAN METODE TREE DIAGRAM

Wilson Syahputra
Industrial Engineering
Binus University
1. LATAR BELAKANG 4. LAPORAN KUALITAS DAN EFISIENSI 6. PERBANDINGAN OER PEMBELIAN DAN UJI
PT. Talang Jerinjing Sawit adalah perusahaan swasta yang bergerak di
bidang perkebunan khususnya pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Efisiensi Ekstraksi No Supplier OER Pembelian OER Uji
Bulan OER CPO Total Oil Losses
Palm Oil (CPO) dan Kernel yang berlokasi di Kec. Rengat Barat, Riau. Bahan baku CPO 1. TESO INDAH 20.99% 20.02%
Tandan Buah Segar (TBS) yang digunakan diperoleh dari perkebunan koperasi, November 19.81 1.43 93.28 2. SBL 21.63% 20.33%
kelompok tani, perusahaan perkebunan, dan kebun masyarakat. Salah satu faktor yang Standar >20% <1.8% >93% 3. SBS-K 19.49% 17.99%
menentukan kualitas Crude Palm Oil (CPO) adalah Oil Extraction Rate (OER). Untuk
4. SBS 20.34% 19.81%
mendapatkan hasil produksi yang berkualitas, PT. Talang Jerinjing Sawit melakukan 5. DIAGRAM PARETO
pengecekan secara berkala dan pengujian baik terhadap kualitas Tandan Buah Segar
(TBS) supplier maupun kualitas Crude Palm Oil (CPO). 7. TREE DIAGRAM
Pada bulan November 2020, pencapaian kualitas Oil Extraction Rate
(OER) PT. Talang Jerinjing Sawit tidak sesuai dengan standar. Hal tersebut diakibatkan
adanya penurunan kualitas beberapa Tandan Buah Segar (TBS) supplier. Berdasarkan
hal tersebut, penulis akan melakukan analisis terhadap Tandan Buah Segar (TBS)
supplier berdasarkan Oil Extraction Rate (OER) pembelian untuk mengidentifikasi
penyebab dan memberikan usulan perbaikan dengan menggunakan metode Tree
Diagram.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kualitas Tandan Buah Segar (TBS) supplier bulan November 2020 sudah
sesuai dengan Oil Extraction Rate (OER) pembelian?
2. Apakah faktor penyebab penurunan pencapaian Oil Extraction Rate (OER) bulan
November 2020?
3. Bagaimana usulan perbaikan terhadap faktor penyebab penurunan pencapaian Oil
Extraction Rate (OER) bulan November 2020?
3. DIAGRAM ALIR 8. AKAR PENYEBAB DAN USULAN PERBAIKAN 9. KESIMPULAN
1. Oil Extraction Rate (OER) hasil uji laboratorium Tandan Buah Segar (TBS) supplier Teso Indah, SBL, SBS-K, dan SBS pada
bulan November 2020 berada di bawah standar Oil Extraction Rate (OER) pembelian.
No Akar Penyebab Usulan Perbaikan 2. Akar penyebab pencapaian Oil Extraction Rate (OER) bulan November 2020 di bawah standar adalah kurangnya pengetahuan
Training kepada semua anggota
Kurangnya pengetahuan mengenai mengenai sortir TBS, membeli TBS dengan harga tinggi, jenis TBS, dan kandungan air TBS tinggi.
1. sortasi mengenai kriteria TBS yang
sortir TBS
diterima 3. Usulan perbaikan terhadap akar penyebab pencapaian Oil Extraction Rate (OER) bulan November 2020 di bawah standar
Memperketat sortir TBS terhadap
supplier dengan OER pembelian adalah training kepada semua anggota sortasi mengenai kriteria TBS yang diterima, memperketat sortir TBS terhadap supplier
2. Membeli TBS dengan harga tinggi tinggi dengan OER pembelian tinggi, kepala sortasi wajib mengetahui OER pembelian setiap supplier, mengurangi pembelian TBS
Kepala sortasi wajib mengetahui
OER pembelian setiap supplier dari supplier pengumpul yang memiliki persentase TBS dura tinggi, dan menambah potongan pada saat TBS basah minimal 2%
Mengurangi pembelian TBS dari dari total berat truck pengangkut TBS.
3. Jenis TBS supplier pengumpul yang memiliki
persentase TBS dura tinggi
Disetujui: Disusun:
Menambah potongan pada saat TBS
29 Januari 2021
4. Kandungan air TBS tinggi basah minimal 2% dari total berat
truck pengangkut TBS

Safarudin Gazali Herawan, S.T., M.Eng., PhD Wilson Syahputra


D6061 2101661401
RANCANGAN KURSI KANTOR ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN PEKERJA MENGGUNAKAN
METODE ANTROPOMETRI (STUDI KASUS: PT RIFAN JAYA MANDIRI)

Wynalda Luthfie O - 2101650594


Bina Nusantara University – Teknik Industri

Latar Belakang Pengumpulan Data Hasil dan Pembahasan Kesimpulan


PT. Rifan Jaya Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Data Pekerja Antropometri Tinggi Badan Perhitungan Persentil Tinggi Badan Pria 1. Kursi kantor pekerja awal pada PT. Rifan Jaya Mandiri kurang sesuai
konstruksi pembangunan SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk
No. P1 (cm) P2,5 (cm) P5 (cm) P10 (cm) P50 (cm) P90 (cm) P95 (cm) P97,5 (cm) P99 (cm)
Umum) dan SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji). Banyak aktivitas yang 1 151,1 155,3 155,6 158,0 166,5 175,0 177,4 179,5 181,9 dengan antropometri tubuh orang Indonesia sehingga menimbulkan rasa
dilakukan di kantor PT. Rifan Jaya Mandiri diantaranya menggambar 2 138,6 143,1 143,4 145,9 154,9 163,8 166,3 168,5 171,1

teknik dan mengurus administrasi. Bekerja dalam posisi duduk dengan


3 121,5 125,9 126,2 128,8 137,6 146,5 149,0 151,2 153,7 kurang nyaman saat digunakan. Kursi awal yang disediakan tidak
4 94,7 97,8 98,0 99,7 106,0 112,2 113,9 115,5 117,2
kursi yang kurang ergonomis dapat menyebabkan ketidaknyamanan 5 63,5 69,4 69,8 73,2 85,1 97,0 100,4 103,3 106,7
6 56,6 60,2 60,5 62,6 70,0 77,4 79,5 81,4 83,5
mempunyai fitur arm rest, dan adjustable ketinggian kursi untuk
dalam berkerja. 7 54,6 56,6 56,8 57,9 62,0 66,0 67,1 68,1 69,3
Suatu perancangan kursi kerja yang baik harus diupayakan sedemikian 8 78,6 81,2 81,4 82,9 88,1 93,3 94,8 96,0 97,5 menyesuaikan dengan ketinggian meja kerja.
9 70,4 72,6 72,7 74,0 78,4 82,7 84,0 85,0 86,3
rupa sehingga berat badan yang disangga oleh tulang duduk tersebar pada 10 52,5 54,6 54,7 55,9 60,0 64,2 65,4 66,4 67,6 2. Perbedaan desain kursi awal dan desain kursi usulan terdapat di fitur arm
11 17,4 18,9 19,0 19,8 22,7 25,6 26,5 27,2 28,0
daerah yang cukup luas. Alas yang tepat pada landasan kursi kerja dapat 12 11,3 12,7 12,8 13,7 16,6 19,6 20,4 21,1 22,0
memenuhi kebutuhan tersebut serta memiliki ukuran-ukuran yang sesuai 13 38,3 42,4 42,7 45,1 53,4 61,7 64,1 66,2 68,5
rest menggunakan D11 atau dimensi tinggi siku dalam posisi duduk,
14 37,0 38,6 38,7 39,6 42,8 46,0 46,9 47,7 48,6
dengan penggunaannya, sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam 15 29,3 31,2 31,4 32,5 36,4 40,3 41,5 42,4 43,5 persentil 95 pria sebesar 26,5 cm. persentil 95 digunakan karena dapat
penggunaannya. 16 37,6 40,1 40,2 41,7 46,7 51,7 53,1 54,3 55,8

Pengguna kursi pada PT. Rifan Jaya Mandiri pada umumnya tidak
17 98,3 104,4 104,9 108,4 120,8 133,2 136,8 139,8 143,4 mencakup ukuran antropometri dari kecil hingga besar. dan adjustable
18 168,4 178,7 179,5 185,5 206,4 227,3 233,3 238,4 244,4
mempunyai arm rest, dan adjustable ketinggian kursi. Hal ini membuat 19 60,7 63,3 63,4 64,9 70,1 75,2 76,7 77,9 79,4
ketinggian kursi menggunakan D14 atau dimensi panjang popliteal,
20 61,1 65,0 65,3 67,6 75,6 83,6 85,9 87,9 90,2
pekerja atau pengguna kursi pada PT. Rifan Jaya Mandiri merasa tidak 21 55,4 58,2 58,4 60,0 65,7 71,3 72,9 74,3 75,9
nyaman dan sering mengalami kelelahan pada saat menggunakan kursi 22 13,0 15,7 15,9 17,4 22,6 27,9 29,4 30,7 32,2 persentil 5 wanita sebesar 37,7 cm dan persentil 95 pria sebesar 46,9 cm.
23 9,2 13,1 13,4 15,6 23,4 31,3 33,5 35,4 37,7
tersebut. 24 49,2 51,1 51,3 52,4 56,4 60,3 61,4 62,4 63,5 tinggi back rest menggunakan D10 atau dimensi tinggi bahu dalam posisi
25 37,1 39,3 39,5 40,8 45,2 49,6 50,9 52,0 53,3
Dari permasalahan diatas diketahui bahwa kursi yang digunakan pada PT. 26 37,8 39,6 39,7 40,8 44,6 48,3 49,4 50,3 51,3
Rifan Jaya Mandiri masih kurang ergonomis dan sederhana. Sehingga 27 33,2 37,6 37,9 40,4 49,2 58,0 60,5 62,7 65,2
duduk persentil 95 pria sebesar 65,4 cm, dimensi ini digunakan untuk
28 25,4 29,1 29,3 31,4 38,9 46,3 48,4 50,3 52,4
penelitian ini bertujuan untuk merancang kursi yang sudah ada saat ini 29 139,5 147,2 147,7 152,1 167,7 183,2 187,7 191,5 195,9 mengetahui tinggi sandaran kursi. persentil 95 digunakan karena dapat
menjadi lebih ergonomis sesuai dengan kebutuhan yang memberi 30 69,1 74,0 74,4 77,2 87,1 96,9 99,7 102,2 105,0

kenyamanan pada pengguna kerja PT. Rifan Jaya Mandiri. 31 17,0 18,4 18,5 19,3 22,2 25,1 26,0 26,7 27,5 mencakup ukuran antropometri dari kecil hingga besar. Lebar back rest
32 14,3 15,6 15,7 16,4 19,0 21,5 22,3 22,9 23,6
33 15,9 16,7 16,8 17,2 18,9 20,6 21,0 21,5 21,9
34 8,4 8,7 8,7 8,9 9,5 10,1 10,3 10,4 10,6
menggunakan D27 atau dimensi lebar dari bahu, persentil 95 pria sebesar
35 22,8 23,7 23,8 24,3 26,1 27,9 28,4 28,8 29,3
60,5 cm. persentil 95 digunakan karena dapat mencakup ukuran
Rumusan Masalah 36 9,4 9,9 10,0 10,3 11,3 12,4 12,7 12,9 13,2

antropometri dari kecil hingga besar.

Data Pekerja Antropometri Tangan Perhitungan Persentil Tinggi Badan Wanita


1. Apakah kursi pekerja awal pada PT. Rifan Jaya Mandiri sudah
No. P1 (cm) P2,5 (cm) P5 (cm) P10 (cm) P50 (cm) P90 (cm) P95 (cm) P97,5 (cm) P99 (cm)

menerapkan prinsip antropometri?


1
2
3
146,5
137,7
123,7
150,1
140,4
126,1
150,4
140,6
126,3
152,4
142,2
127,7
159,8
147,8
132,7
167,1
153,4
137,7
169,1
154,9
139,2
170,9
156,3
140,4
173,0
157,9
141,8
Saran
4 90,0 92,3 92,5 93,9 98,6 103,3 104,6 105,8 107,1
2. Bagaimana rancangan kursi usulan yang ergonomis dan menerapkan 5 67,5 72,5 72,9 75,7 85,8 95,9 98,7 101,2 104,1
6 55,3 58,5 58,7 60,5 66,9 73,3 75,1 76,7 78,5

prinsip antropometri bagi pekerja PT. Rifan Jaya Mandiri? 7


8
53,1
73,5
55,3
76,4
55,4
76,6
56,7
78,2
61,2
83,9
65,6
89,6
66,9
91,2
68,0
92,6
69,3
94,2
1. PT. Rifan Jaya Mandiri diharapkan untuk mengganti kursi pekerja dengan
9 61,7 64,7 64,9 66,6 72,7 78,8 80,5 82,0 83,7
10
11
45,3
16,0
48,6
18,1
48,8
18,3
50,7
19,5
57,3
23,8
63,8
28,1
65,7
29,3
67,3
30,4
69,2
31,6
desain kursi kantor usulan, karena kursi yang diusulkan sudah didesain
12 7,6 9,6 9,7 10,8 14,9 18,9 20,0 21,0 22,2
13 41,3 43,8 43,9 45,3 50,2 55,0 56,4 57,6 59,0 sesuai dengan antropometri orang Indonesia sehingga lebih nyaman
Metodologi
14 36,0 37,6 37,7 38,6 41,7 44,8 45,7 46,5 47,4
15 29,4 30,8 30,9 31,7 34,5 37,3 38,1 38,8 39,6
16 32,0 35,0 35,2 36,9 42,8 48,8 50,5 51,9 53,6 digunakan. Kursi yang diusulkan memiliki fitur arm rest dan adjustable
17 87,1 95,4 96,0 100,8 117,5 134,3 139,1 143,2 148,0
18 162,6 170,5 171,1 175,6 191,6 207,6 212,1 216,1 220,6
ketinggian kursi.
.
19 57,1 59,8 60,0 61,5 67,0 72,5 74,0 75,4 76,9
20 65,0 67,0 67,1 68,2 72,1 75,9 77,0 78,0 79,1
21 54,4 56,1 56,2 57,3 60,8 64,3 65,3 66,2 67,2
22 15,7 18,0 18,1 19,5 24,1 28,7 30,0 31,1 32,4 2. Kursi kantor usulan diharapkan menggunakan dimensi yang sudah
23 11,2 14,0 14,2 15,8 21,5 27,2 28,8 30,2 31,8
44,7 47,3 47,5 49,0 54,3 59,5 61,0 62,3 63,8
24
25 33,2 36,5 36,7 38,6 45,2 51,8 53,6 55,3 57,1
dirancang, sehingga dapat memberikan kenyamanan saat bekerja
26 31,1 33,6 33,7 35,1 40,1 45,0 46,4 47,6 49,0
27 28,7 33,2 33,5 36,1 45,3 54,4 57,0 59,3 61,9
28 29,5 31,7 31,9 33,2 37,7 42,2 43,4 44,5 45,8
29 148,6 152,2 152,5 154,6 161,9 169,3 171,4 173,2 175,3
30 73,0 76,5 76,8 78,8 86,0 93,1 95,2 96,9 99,0
31 16,2 17,3 17,4 18,1 20,4 22,7 23,3 23,9 24,6
32 13,5 14,5 14,5 15,1 17,1 19,1 19,6 20,1 20,7
33 15,9 16,6 16,6 17,0 18,4 19,8 20,2 20,6 21,0
34 6,9 7,4 7,4 7,6 8,5 9,3 9,5 9,7 10,0
35 20,0 21,4 21,5 22,3 25,0 27,7 28,5 29,2 30,0

Kursi Pekerja pada PT.Rifan Jaya Mandiri 36 8,8 9,2 9,2 9,5 10,4 11,3 11,5 11,7 12,0

Kursi Usulan
OPTIMASI PENATAAN RUANG KERJA DI
PT.INDO KENCANA SAKTI
__________________________________ Vito Putra Pradana – Industrial Engineering – BINUS University
2001562382

LATAR BELAKANG PENANGANAN MASALAH


Seiring perkembangan zaman pertumbuhan ekonomi juga mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini secara tidak langsung
mendorong pembangunan dan pengembangan masyarakat indonesia secara menyeluruh. Oleh karena itu sebagai tolak ukur
kemajuan suatu negara adalah kemajuan sektor ekonomi nya yang di dasarkan atas bagaimana perkembangan bisnis dalam
Pengumpulan Data LAYOUT LAPANGAN KERJA AWAL & USULAN
negara tersebut dimana perusahaan-perushan bergerak dalam berbagai bidang usaha. Apabila membicarakan tentang
perekonomian, maka tida akan terlepas dari perdagangan, maka tidak akan terlepas dari perdagangan . dimana saat ini
perdagangan merupakan kegiatan yang penting, baik perdagangan dalam negri maupun perdagangan luar negri. Di era
globaliasi ini perdagangan semakin berkembang hal ini di karenakan semaking meningkat nya kebutuhan manusia akan suatu
No Nama Ruang / Fasilitas Luas (m)
barang, Perdagangan adalah perkembangan ilmu dan teknologi. Ekspor and impor merupakan kegiatan yang mendukung
terlaksananya perdagangan antar negara . PT. Indo Kencana Sakti sebagai perusahaan trucking yang mengedepankan efisiensi
dalam kerja, dituntut untuk memiliki ruang kerja yang efektif salah satu langkah awal untuk memulai hal tersebut adalah 1 Tongkang Batu bara 91,440 x 24,384
dengan memperbarui design lama dengan yang lebih efektif untuk membantu kegiatan pengangkutan dan pengantaran barang
menjadi lebih efisien, Perlu dilakukan penataan letak ruang kembali untuk mengetahui tata letak yang optimal dan mengetahui
2 Tongkang Minyak 93,443 x 25,660
dimana penempatan ruang yang lebih efektif Penataan tata letak tersebut didapatkan menggunakan metode Activity
Relationship Chart (ARC) atau Qualitative Flow Measurement. Metode Activity Relationship Chart digunakan untuk
mengetahui penempatan ruangan berdasarkan tingkat kedekatan atau hubungan antar ruangan. Penataan tata letak juga 3 Tempat Teally (yang memberikan surat jalan) 1,2 x 1

dilakukan dengan memperhatikan beberapa dari enam aspek dasar, tujuan, dan keuntungan yang didapat dari perencanaan tata
letak. Aspek yang akan diperhatikan antara lain seperti Integrasi secara menyeluruh, perpindahan jarak yang seminimal
4 Tempat Pengangkutan barang 9,6 x 2,4
mungkin, dan kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja.

5 Tempat istirahat ( Kamar mandi, Kantin , Tempat ibadah) 10 x 23,3

RUMUSAN MASALAH & TUJUAN


Rumusan Masalah 6 Parkiran

7 Tempat Penimbangan 6x1


1. Bagaimana tatak letak ruangan pada PT. Indo Kencana Sakti?
2. Bagaimana penataan tataletak ruangan yang optimal berdasarkan perhitungan Data ruangan/Fasilitaws di PT.Indo
Activity Relationship Chart? Kencana Sakti Layout Lapangan Kerja PT. Indo Kencana Sakti WorkFlow di PT. Indo Kencana Sakti

Tujuan
Pengolahan Data
Mengetahui desain tatak letak ruangan yang sesuai dengan metode Activity Relationship Chart
Menentukan letak ruangan kerja berdasarkan tata letak usulan yang telah di tentukan Value Closeness Weight of Value
menggunakan Activity Relationship Chart
A Absolutely necessary 5% dari N = 1.05 ≈ 1.00

E Especially important 10% dari N = 2.10 ≈ 2.00

METODOLOGI PENELITIAN I Important 15% dari N = 3.15 ≈ 3.00

O Ordinary closeness okay 25% dari N = 5.25 ≈ 5.00

U Unimportant Sisa dari N = 4.725 ≈ 5.00

X Not desirable Sisa dari N = 4.725 ≈ 5.00

Weight Of Value Relationship Chart Diagram

Ruang A E I O U X
Closeness
1. Tongkang Batu bara - 3 4,7 - 2 5,6 Keterangan
2.Tongkang Minyak 3 4 7 1,5 6
A
3.tempat Teally (yang Benar-benar dibutuhkan
4 1,2 - 5 7 6
memberikan surat jalan)
E Layout usulan Lapangan kerja PT.IndoKencana Sakti Workflow Usulan di PT.Indo Kencana Sakti
4. Tempat pengangkutan Sangat penting
3 - 1,2 5,7 - 6
barang
I
5. Tempat istirahat ( Kamar Penting
mandi, Kantin , Tempat - - - 3,4 2,6,7 -
O
ibadah)

6. Parkiran - - - 7 5
1,2,3
U
Kedekatan biasa
KESIMPULAN
,4 Tidak penting
7. Tempat Penimbangan - - 1 2,4,6 3,5 -
X
Tidak diinginkan

1. Desain tata letak ruang/fasilitas lapangan PT.Indo Kencana Sakti saat ini belum optimal,
Worksheet Berdasarkan Activity Relationship Chart Keterangan Derajat Hubungan dapat dilihat dari tidak terhubungnya antar satu ruangan dengan ruangan lain. Selain itu, alur karyawan
masih berantakan.
Disusun: 2. Usulan tata letak fasilitas lapangan PT.Indo Kencana Sakti sudah optimal,
30 Januari 2021 dengan memperhatikan 4 aspek dasar perencanaan tata letak dan menggunakan metode Activity Relationship
Chart.
3. Tempat Penimbangan akan di pindahkan ke dalam jembatan dan menjadi jembatan timbang. Ruangan ini
memiliki luas yang tidak terlalu luas dan akses perpindahan keluar masuk yang kurang efisien maka dari itu
Vito Putra Pradana tempat penimbangan di jadikan jembatan timbang agar arus kerjanya lebih efisen.
2001562382
Perbandingan Penggunaan Data Penjualan dan Throughput Sebagai Acuan Forecasting Demand Rebuyer PT. Supra Boga Lestari
Disusun Oleh: Disetujui:
Vladimir Rama Putra Sunil Safarudin Gazali Herawan, S.T., M.Eng., PhD
2101700434 D6061

PENDAHULUAN TUJUAN PENELITIAN


PENGOLAHAN DATA
PT Supra Boga Lestari Tbk, selanjutnya disebut Perusahaan, 1. Menentukan data acuan yang lebih baik digunakan berdasarkan
didirikan pada tanggal 28 Mei 1997 dan bergerak di bidang perdagangan persentase error forecasting tim rebuying PT. SBL.
ritel modern. Nama Perusahaan tidak berubah hingga saat ini. Pada tahun 2. Menerapkan logika pada Microsoft Excel sederhana untuk menghindari
1998, Perusahaan mengawali usaha ritel modern nya dengan membuka peningkatan jumlah penjualan yang tidak terdeteksi pada format
supermarket pertama dengan nama “Ranch Market”, yang merupakan pemesanan PT. SBL.
lisensi waralaba dari Ranch Market USA. Selanjutnya Perusahaan
melakukan penyesuaian konsep supermarket Ranch Market agar sesuai PROSES BISNIS
dengan kebutuhan pelanggan kelas atas dan menengah atas di Indonesia,
sehingga toko-toko Ranch Market yang dibuka setelahnya adalah sudah
dengan konsep yang Perusahaan yakini sudah sesuai dengan visi dan misi
Perusahaan.
RUMUSAN MASALAH
1. Forecast dengan data penjualan atau throughput yang menghasilkan
persentase error lebih kecil untuk format pemesanan PT.SBL?
2. Bagaimana deteksi pengaman kenaikan jumlah produk dapat diterapkan
untuk format pemesanan PT. SBL?

METODOLOGI PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA KESIMPULAN

1. Masing – masing data acuan dapat memberikan hasil forecasting dengan persentase yang
rendah namun tidak pada semua SKU. Pada data acuan sales ditemukan fluktuasi pada
produk Sprite 390ML dan pada data acuan throughput ditemukan peningkatan pada kedua
produk Aqua 1.5LT dan 330ML. Fluktuasi pada data sales terjadi karena terdapat kelalaian
operator dalam menyertakan transaksi trader dalam data sales. Namun, dengan data yang
ada, data acuan throughput menghasilkan persentase error forecast terendah dengan nilai
14,51%. Namun jika dilihat dari faktor nilai MAD, forecast dengan data acuan sales
menghasilkan nilai MAD yang lebih kecil yaitu 469. Sama hal nya untuk nilai MSE, forecast
sales sebesar 565.806,19 dan forecast throughput sebesar 678.742,84. Nilai MSE dan MAD
biasa menjadi faktor penentu untuk memilih suatu metode forecast namun hal ini menjadi
pilihan untuk memprioritaskan persentase error atau nilai MAD dan MSE.
2. Untuk menghindari terjadinya overbuying, digunakan sebuah kolom yang memberikan
nilai hasil akhir jumlah produk yang harus dipesan dan sudah dikurangi dengan nilai stock on
hand. Namun, pada kolom ini juga sudah dimuat logika Microsoft Excel yang akan memberi
informasi berupa tulisan “CHECK QTY” jika hasil forecast melebihi nilai 2 kali pemesanan
sebelumnya.
Analisis Penerapan Circular Supply Chain dalam
Produksi Kemasan Minuman pada
PT. Tetra Pak Indonesia

1 Pendahuluan 3 Pengumpulan Data Proses Circular Supply Chain 6 Kesimpulan


Meningkatnya limbah kemasan pangan menjadi salah satu Profil Perusahaan PT. Tetra Pak Indonesia 1. Proses pengemasan minuman pada PT. Tetra Pak Indonesia
isu lingkungan yang sedang kita hadapi. Salah satu cara untuk Responsible Sourcing (Sumber yang Bertanggung Jawab) diawali dengan proses filling, lalu straw applicator, dan
mendukung keberlanjutan, khususnya terhadap kemasan Renewable Materials (Material Terbarukan) kemudian cardboard packer. Setelah proses pengemasan
pangan, yaitu dengan menerapkan circular supply chain. Proses Pengemasan Minuman selesai, produk minuman dari PT. Tetra Pak Indonesia dapat
PT. Tetra Pak Indonesia merupakan perusahaan Collection (Proses Pengumpulan) didistribusikan ke konsumen.
pengemasan makanan dan minuman yang turut melakukan Recycling (Proses Daur Ulang) dan Produk Used Beverage 2. Metode yang digunakan oleh PT. Tetra Pak Indonesia dalam
inisiatif untuk membangun tata kelola persampahan yang Cartons (UBC) penerapan circular supply chain yaitu metode daur ulang.
terintegrasi dan berkelanjutan. PT. Tetra Pak Indonesia ikut Proses daur ulang Used Beverage Cartons (UBC) diawali dengan
berkontribusi melalui penggunaan bahan dasar kemasan proses peleburan dan menghasilkan pulp (bubur kertas) serta
minuman yang dapat didaur ulang, sehingga limbah dari
4 Pengolahan Data PolyAl (lapisan polimer dan aluminium), yang dapat dijadikan
kemasan minuman habis pakai dapat dikelola secara berbagai produk bermanfaat untuk masyarakat.
bertanggung jawab. Dalam penelitian kali ini, penulis 3. Penerapan circular supply chain pada PT. Tetra Pak Indonesia
melakukan analisis untuk mengetahui bagaimana penerapan Proses Pengemasan Minuman diawali dengan penggunaan sumber yang dikelola secara
circular supply chain dalam produksi kemasan minuman pada bertanggung jawab dan material terbarukan, pengemasan
PT. Tetra Pak Indonesia. minuman, pengumpulan UBC, dan proses daur ulang UBC.
Hasil daur ulang UBC dimanfaatkan menjadi berbagai macam
Rumusan Masalah dan Tujuan produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan diterima baik
dipasaran.
1. Menganalisis proses pengemasan minuman pada PT. Tetra 4. Kinerja circular supply chain dalam produksi kemasan
Pak Indonesia. minuman pada PT. Tetra Pak Indonesia berdasarkan SCOR
2. Mengidentifikasi metode yang digunakan oleh PT. Tetra Pak
SCOR (Supply Chain Operation Reference) (Supply Chain Operation Reference) meliputi proses “Plan” atau
Indonesia dalam penerapan circular supply chain untuk “Perencanaan” yaitu seluruh perencanaan dalam proses daur
produksi kemasan minuman. ulang, proses “Source” atau “Pengadaan” yaitu pengadaan
3. Membuat layout dari circular supply chain untuk produksi bahan baku, proses “Make” atau “Pembuatan” yaitu proses
kemasan minuman pada PT. Tetra Pak Indonesia. pengemasan minuman, proses “Deliver” atau “Pengiriman”
4. Menganalisis kinerja circular supply chain dalam produksi yaitu proses distribusi produk minuman ke konsumen, proses
kemasan minuman pada PT. Tetra Pak Indonesia. “Return” atau “Pengembalian” yaitu proses pengumpulan Used
Beverage Cartons (UBC), dan proses “Enable” atau “Pengaktifan”
meliputi seluruh aktivitas yang terkait dengan manajemen
penerapan circular supply chain dalam produksi kemasan
2 Metodologi Penelitian minuman pada PT. Tetra Pak Indonesia.

Sumber: (Vegter, Hillegersberg, & Olthaar, 2020)


Proses Daur Ulang Disetujui:

5 Analisis Data
1. Proses Pengemasan Minuman
Proses filling ➜ Kemasan primer
Proses cardboard packer ➜ Kemasan sekunder Taufik, S.T., M.M., Ph.D.
PT. Tetra Pak Indonesia sudah memproduksi kemasan D2496
pangan yang efisien.
2. Proses Daur Ulang
PT. Tetra Pak Indonesia ikut serta dalam upaya mengurangi
Disusun:
limbah kemasan minuman dan mendukung circular supply
chain.
3. Proses Circular Supply Chain
Responsible sourcing ➜ FSC® C014047, BONS-C-0119, dan
Aluminium Stewardship Initiative (ASI)
Sejalan dengan tujuan dari circular supply chain.
4. SCOR (Supply Chain Operation Reference) Zahrah Aulianti
Plan, Source, Make, Deliver, Return, Enable 30 Januari 2021
Perbaikan Tata Letak dan Fasilitas Guna Mengurangi Jumlah Barang Unrunsheet di PT. JNE Cabang Natuna
Yuvati Ratna Khanti
PENDAHULUAN Pengumpulan Data Usulan Perbaikan Metode
JNE natuna merupakan perusahaan logistik yang berada di ujung Gambar Layout Saat Ini dalam Bentuk 2D Gambar Layout Usulan Dalam Bentuk 2D Metode Fishbone Diagram
Utara Indonesia yang menyebabkan transportasi di Natuna sedikit
yaitu 2 kali dalam 1 minggu. Hal ini menyebabkan terjadinya
penumpukan barang dari gudang sebelumnya.
Penumpukan barang ini berdampak pada kemungkinan barang
untuk hilang dan barang tercampur sangat besar yang menyebabkan
barang menjadi unrunsheet. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengurangi jumlah barang unrunsheet di JNE Natuna. Untuk
memperbaiki mengurangi jumlah barang unrunsheet, maka perlu
diadakannya perbaikan tata letak dan fasilitas di JNE Natuna.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapatkan berdasarkan latar belakang LEGENDA Metode Activity RelationshipChart (ARC)
LEGENDA No Simbol Keterangan Dimensi (mm)
permasalahan pada JNE Natuna : No Simbol Keterangan Dimensi (mm) 1. Timbangan 500 x 500
1. Bagaimana tata letak dan fasilitas yang diterapkan di JNE Natuna 1 Timbangan 500 x 500 2. Kursi 400 x 400
saat ini ? Customer Service
2 Kursi 400 x 400 3. Keyboard Komputer 380 x 115 O
2. Apakah faktor yang paling tinggi yang mempengaruhi tingginya
3. Keyboard Komputer 380 x 115 4. Meja Komputer 1200 x 600 Komputer 1 O
jumlah unrunsheet ? I I
3. Bagaimana usulan tata letak dan fasilitas pada JNE Natuna yang 4. Meja Komputer 1200 x 600 5. Rak 1 1.500 x 700 Komputer 2 O O
O E E
optimal ? 5. Rak 1 1.500 x 700 6. Rak 2 1.100 x 700
Komputer Admin E O O
7. Rak 3 800 x 700 O O O
6. Rak 2 1.100 x 700
Tujuan Penelitian 7. Rak 3 800 x 700
8. Rak 4 ( WUS) 1.400 x 700
Warehouse Undel Shipment

Rak Luar Batas Antar


O
E

O
O
O

9. Monitor 92 x 57
Tujuan penelitian yang didapatkan berdasarkan rumusan masalah O
8. Monitor 92 x 57 Komputer Inbound
yaitu: 10. Mouse -

1. Menjelaskan tata letak dan fasilitas yang diterapkan JNE Natuna 9. Mouse -
Keterangan :
pada saat ini. Keterangan:
2. Melakukan analisis pada penyebab yang paling mempengaruhi Jarak Pada Layout Usulan A = Mutlak Perlu, Berdekatan
bertambahnya jumlah barang unrusheet atau barang yang dinyatakan Jarak Pada Layout Saat Ini E = Sangat Penting, Berdekatan
hilang. I = Penting, Berdampingan
3. Menentukan usulan perncangan ulang tata letak dan fasilitas JNE
O = Biasa, Kedekatannya dimana saja tidak masalah
Natuna yang optimal. Layout Awal

No. dari Ke
Jarak
Tempuh
Jarak
Intensitas Tempuh x Kesimpulan
Metodologi Penelitian Rak Bandarsyah
Intensitas

Berikut merupakan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil analisa


1 Komputer 1 1,6 m 1 1,6 m
Area 1 dan pengolahan data yang sudah dilakukan yaitu:
Mulai
Customer
2 Rak Terima Sendiri 2.1 m 1 2.1 m 1. Tata letak dan fasilitas JNE yang diterapkan pada saat ini harus di perbaiki.
Service
Observasi Masalah 3 Rak DKW Area 2 Komputer 1 1.9 m 1 1.4 m Tata letak yang harus diperbaiki yaitu tata letak dan penempatan rak barang
4 Rak RSUD Komputer 2 1.8 m 1 1.7 m serta letak komputer yang harus dipindahkan lebih dekat dengan rak.

Perumusan Masalah 5 Rak DKW Area 2 Komputer 2 1.7 m 1 1.7 m 2. Faktor yang paling mempengaruhi bertambahnya barang unrunsheet
berdasarkan fishbone analisis adalah faktor operasional dimana penempatan
6 Rak Jemengan Komputer 2 1m 1 1m posisi barang pada rak yang tidak disesuaikan dengan volume barang yang
Tujuan Penelitian 7 Komputer 1 Pintu Keluar 8m 1 8m menyebabkan barang berjatuhan sehingga bercampur dengan rak barang
8 Komputer 2 Pintu Keluar 3.1 m 1 3.1 m dibawahnya. Selain itu, tata letak dan fasilitas juga membuat bertambahnya
Studi Pustaka barang unrunsheet dikarenakan terdapat 1 rak yang tidak terimonitor dengan
baik.
Jumlah Presentase Barang Per Alamat Jumlah Barang Unrunsheet 3. Penyusunan tata letak dan fasilitas mengguakan metode ARC dimana
Pengumpulan Data
pemindahan tersebut dilakukan berdasarkan dengan keterkaitan aktivitas
1. Data Ukuran Ruangan JNE
cabang Natuna Perhitungan Efisiensi yang terjadi sehingga layout usulan yaitu Area 1 difokuskan untuk team
Rata-rata Barang Masuk Berdasarkan Alamat
2. Jumlah barang dititik pembagian
wilayah pengiriman Periode Juni - Desember 2020
customer service yang mengambil barang sendiri dan menghubungi paket
3. Data Jumlah Unrunsheet Luar Batas Antar (LBA), pada Area 2 difokuskan hanya rak alamat untuk
Rata-Rata Presentase Jumlah
Jumlah Jumlah mempermudah runsheet barang dan bagian undelivery sedangkan di Area 3
Alamat
Barang Barang (%) Periode Barang Barang Jalur Awal-Jalur akhir hanya untuk barang inbound. Layout usulan ini jarak yang ditempuh kurir
Pengolahan Data Masuk Unrunsheet efisiensi= ×100%
LBA 219.83 2.19
Jalur Awal lebih efisien 15,8%.
Juni 2020 - Juli 2020 6621 203
Analisis dan TS (Terima
2462.33 24.51
Juli 2020 – Agustus 2020 6023 189 21,2-17,85
Pembahasan Sendiri) Agustus 2020 – Sept 2020 8573 114 efisiensi = ×100%
Bandarsyah 1805.50 17.97
Sept 2020 – Okt 2020 12.574 129 21,2 Disetujui Disusun:
DKW 1737.50 17.29
Kantor 715.67 7.12 Okt 2020- Nov 2020 16.917 103 31 Januari 2021
Kesimpulan Pering 519.50 5.17 Nov 2020 – Des 2020 10.037 87 3,35
RSUD 338.50 3.37 efisiensi = ×100%
Jemengan 354.50 3.53 21,2
B.Hitam 596.67 5.94 Karunia Agung Mahardini, S.T., M. Eng Yuvati Ratna Khanti
Selesai S. Hatta 1298.20 12.92 efisiensi = 15,8 % D5789 2101700011

Anda mungkin juga menyukai