Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andita Rahmani

Npm : 022119181

Kelas : 4E Akuntansi
UTS AUDITING I.

1. Menurut saya auditor boleh menyusun SPT dan meng audit laporan keuangan,
karna kantor akuntan publik (KAP) telah menyediakan jasa jasa tersebut.
2. * Persyaratan pendidikan
Biasanya seorang sarjana dengan jurusan akuntansi dengan nilai kredit
akuntansi minimum. Sebagian besar negara bagian sekarang masyarakat kan
150 jam kredit semester untuk mendapat lisensi CPA. Beberapa negara bagian
lain mengharuskan kredit yang lebih sedikit sebelum mengikuti ujian tetapi
masyarakat 150 kredit semester sebelum menerima CPA.
*Persyaratan Ujian CPA yang seragam
Ujian berdasarkan komputer telah diberikan pada berbagai pusat pengujian.
Bagian-bagian yang diujikan adalah sebagai berikut:
 Auditing dan atestasi (AUD)
 Akuntansi dan pelaporan keuangan (FAR)
 Peraturan(REG)
 Lingkungan dan konsep bisnis (BEC)
Beberapa negara bagian juga masyarakat kan ujian etika Yang Tersendiri

*Persyaratan Pengalaman

Bervariasi mulai dari yang tanpa pengalaman sampai yang berpengalaman 2


tahun dalam auditing. Beberapa negara bagian mengharuskan memiliki
pengalaman kerja di bidang pemerintah atau industri termasuk Auditing
internal.

3. Menurut saya, jika jaya setya dan rekan yg akan mengaudit perusahaan tersebut
maka image dia sebagai seorang Auditor akan dianggap tidak independen
apabila auditor tersebut mempunyai hubungan tertentu (misalnya hubungan
keluarga, hubungan keuangan) dengan kliennya yang dapat menimbulkan
kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak
independen. Karna hubungan tersebut dapat mempengaruhi objektivitas dan
dapat mengakibatkan pihak ketiga berKesimpulan bahwa objektivitas auditor
tidak dapat dipertahankan.
4. Menurut saya jika terjadi hal seperti ini, cara untuk menyelesaikannya :
 Memperoleh fakta yang relevan
 Mengidentifikasi isu isu etis berdasarkan fakta tersebut
 Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari Dilema
tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi
 Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap
alternatif
 Memutuskan tindakan yang tepat
Biasanya, informasi penjelas harus dicantumkan dalam suatu paragraf
terpisah pada laporan audit. Contoh informasi penjelas di mana auditor
dapat melaporkannya sebagai penekanan pada suatu masalah adalah Ah ada
nya transaksi dengan pihak terkait yang bernilai besar ataupun peristiwa
penting yang terjadi setelah tanggal neraca. CPA atau akuntan publik sering
mengandalkan kantor akuntan publik yang berbeda untuk melakukan
sebagian audit apabila kliennya memiliki operasi yang luas. Auditor utama
yang mengeluarkan pendapat tentang laporan keuangan disebut editor
utama Menurut standar auditing dan partner auditor lain yang
melaksanakan pekerjaan atas informasi keuangan komponen disebut editor
komponen Menurut standar auditing AICPA. Jika CPA bergantung pada
kantor akuntan publik yang berbeda untuk melakukan sebagian audit kantor
akuntan publik utama memiliki tiga alternatif. Hanya kedua lah yang
merupakan laporan wajar tanpa pengecualian dengan modifikasi kata-kata.

5. Menurut saya, ini melanggar kode etik kerahasiaan dimana auditor dilarang
keras mengungkapkan informai rahasia perusahaan XX tanpa persetujuan
klien.
6. Menurut saya, dalam kasus ini standar Auditing tidak membedakan antara
tanggung jawab auditor untuk mencari kekeliruan dan kecurangan. Auditor
harus memperoleh Kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material. Standar itu juga mengakui bahwa
kecurangan terkadang lebih sulit dideteksi karena pihak manajemen atau
karyawan yang melakukan kecurangan akan berusaha menyembunyikan
kecurangan itu. Namun, kesulitan mendeteksi kecurangan ini tidak mengubah
tanggung jawab auditor untuk merencanakan dan melaksanakan audit secara
layak untuk mendeteksi salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan ataupun kecurangan.
Dalam memperoleh keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan telah bebas
dari salah saji yang material, auditor mempertimbangkan Kerangka kerja
hukum dan peraturan yang berlaku terkait dengan klien.
7. a. Skeptisisme profesional yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap
bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap
bukti audit tersebut.

b. Dengan bersikap skeptis, auditor akan lebih berinisiatif untuk mencari


informasi lebih lanjut dari manajemen mengenai keputusan-keputusan
akuntansi yang diambil, dan menilai kinerjanya sendiri dalam menggali bukti-
bukti audit.
c. Auditor yang memiliki sikap skeptisisme professional yang tinggi akan
membuat auditor tersebut untuk selalu mencari informasi yang lebih banyak
dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki tingkat skeptisisme
professional yang rendah, dan hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki
tingkat skeptisisme profesioanl yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya
fraud karena informasi tambahan yang mereka miliki tersebut.

Anda mungkin juga menyukai