PAIBP
Ketaatan Kepada Allah SWT , Kepada Para Rasul Allah & Ulil Amri
Oleh :
Teguh Akbar
XI TKJ 1
2020
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
kepada para pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan RasulNya, jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama
dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa[4]: 59)
Ini adalah salah satu tahapan hijrah yang sangat besar kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dipembahasan terakhir kemarin telah kita baca
sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sunan Abu Dawud
dengan sanad yang shahih. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah
mengingatkan bahwa akan ada orang-orang yang nanti ketika datang padanya
sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dia seolah-olah
membandingkannya dengan Al-Qur’an.
1. Merealisasikan tauhidulloh.
Tauhid adalah hal yang paling penting dalam islam, yang mana hal ini
adalah syarat utama diterimanya seluruh amalan seorang hamba sebagai
ibadah. Sebagaimana firman Alloh ta’ala ;
3. Dzikir
Dzikir memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya adalah;
seorang yang selalu berdzikir namanya akan terus disebut di langit, dan
Alloh dekat dengannya. Ketika ia memohon Alloh akan kabulkan. Ketika ia
dalam kesusahan Alloh akan membantunya. Dan Alloh juga sudah berjanji
akan membangunkan untuknya rumah disurga. Allah berfirman :
ِ َف ْاذ ُكرُو ِنيـ أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُواـ لِي َواَل َت ْكفُر
ُون
ثم أي؟: قلت، بر الوالدين: ثم أي؟ قال: قلت: وقال، الصالة على وقتها:أي العمل أحب إلى هللا تعالى؟ قال
الجهاد في سبيل هللا:قال
“Amalan apa yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: Shalat pada
waktunya, kemudian apa? beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang
tua, kemudian apa? Beliau menjawab: Jihad fi sabilillah. Rosululloh
menyebutkan berbakti kepada kedua orang tua berada setelah sholat dan
diatas jihad fii sabilillah.”.
.
Taat Kepada Para Rasul
Karena taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah termasuk ketaatan
kepada Allah. Adapun kalau ketaatan kepada Ulil Amri harus benar-benar tercakup di
bawah ketaatan kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bukanlah ketaatan yang
berdiri sendiri. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits yang shahih dari
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda:
َ َفالَ َس ْم َع َوالَ َط،ٍ َفإِنْ أُم َِر ِب َمعْ صِ َية،ٍ إِالَّ أَنْ ي ُْؤ َم َر ِب َمعْ صِ َية،الطا َع ُة فِ ْي َما أَ َحبَّ َو َك ِر َه
اع َة َّ َعلَى ْال َمرْ ِء ْالمُسْ لِم السَّمْ ُع َو.
ِ
“Wajib bagi seorang manusia untuk selalu mendengarkan dan taat kepada pemimpin
kaum Muslimin dalam hal-hal yang disukainya atau dibencinya selama tidak
diperintahkan berbuat maksiat kepada Allah, maka jika dia diperintahkan untuk berbuat
maksiat kepada Allah, jangan dia dengar dan jangan dia taat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Taat Kepada Ulil Amri
Siapakah yang dimaksud dengan “para pemimpin di antara kamu”? Diterangkan oleh
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala bahwa dari penjelasan Imam Ahmad bin
Hambal Rahimahullahu Ta’ala imam besar Ahlus Sunnah.
Dalam menjelaskan makna Ulil Amri ada dua riwayat yang dinukil dari pernyataan
Imam Ahmad; Pertama, mereka adalah orang-orang yang berilmu (para ulama) karena
mereka memimpin umat dalam ilmu, dalam pengajaran dan bimbingan agama. Kedua,
mereka adalah para penguasa, para pemimpin, pemerintah. Karena pemerintah adalah
pemimpin manusia dalam urusan yang berhubungan dengan kenegaraan, keamanan,
pengamalan dari hal-hal yang berhubungan dengan kemaslahatan hidup manusia,
penjagaan atau penegakan hukum di kalangan mereka.
Maka para ulama adalah pemegang urusan manusia dalam hal menjaga agama,
menjelaskan agama, menyampaikan agama, membelanya dan menyanggah orang yang
menyimpang dan menyeleweng dalam memahaminya. Allah telah mewakilkan urusan
penjagaan agama ini kepada para ulama sebagaimana dalam FirmanNya di surat Al-
An’am ayat 89 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اب َو ْال ُح ْك َم َوال ُّنبُوَّ َة ۚ َفإِن َي ْكفُرْ ِب َها َه ٰـؤُ اَل ِء َف َق ْد َو َّك ْل َنا ِب َها َق ْو ًماـ لَّ ْيسُوا ِب َها
َ ِين آ َت ْي َنا ُه ُم ْال ِك َت َ أُولَ ٰـ ِئ
َ ك الَّذ
) ٨٩ ( ين َ ِب َكاف ِِر
“Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika
orang-orang kafir itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya
kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.” (QS. Al-An’am[6]: 89)