Anda di halaman 1dari 129

EDUKASI PASIEN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


1
RSUD 01/YANMED.KSM.ANS/AD 02 1/1
KAB. JOMBANG M /00001 5

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang
penyakit, tindakan operasi, dan resiko dari tindakan operasi

Tujuan Pasien dan keluarga mengerti perihal tindakan dan akibat dari
tindakan,sehingga tidak ada salah faham.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

Prosedur 1. Berikan penyuluhan sebelum, selama dan sesudah operasi


terhadap pasien dan atau keluarganya. Penyuluhan ini dilakukan
oleh petugas kamar operasi baik dokter bedah, dokter anestesi,
maupun paramedis sesuai dengan tupoksinya masing-masing
2. Dokumentasikan Semua penyuluhan / konseling dan ditanda
tangani oleh dokter bedah dan dokter anestesi, keluarga dan
saksi / paramedis sesuai dengan format yang tersedia.
Unit Terkait - IBS
- IRNA
- IRJA
- IGD
- ICU
PELAKSANAAN SEDASI MODERAT
DAN DALAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 09/YANMED.KSM.ANS/PP 02 1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Prosedur sedasi tingkat sedang dan bius umum ataupun regional yang
harus dikerjakan dan dalam pengawasan petugas anestesi.
Tujuan 1. Mencegah terjadi komplikasi anestesi
2. Agar semua tindakan anestesi dapat dilakukan dengan aman pada
setiap penderita.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Evaluasi kolom pra anestesi pada status anestesi Sebelum
melakukan induksi.
2. Catat rencana anestesi yang akan dilakukan pada penderita
tersebut apakah anestesi regional ataukah anestesi general.
3. Lakukan evaluasi pra induksi melupiti makan minum terakhir,
pencatatan vital sign, analisa pra induksi, pencatatan perubahan
perencanaan anestesi bila ada.
4. Lakukan Pemberian pre medikasi, pre medikasi diberikan oleh
petugas yang kompeten dengan membubuhkan tanda tangan dan
tanggal serta jam pemberian.
5. Evaluasi daftar tilik keselamatan pasien dengan memberi tanda
pada kolom yang telah disediakan pada dokumen medis sesuai
yang ada di kartu anestesi.
6. Catat tekhnik intubasi dan tekhnik induksi pada kolom induksi.
7. Persiapkan posisi penderita selama operasi dan peralatan bantu
untuk patensi jalan napas meliputi ETT atau LMA yang
digunakan juga harus dicatat meliputi nomor, pemakaian cuff dan
tampon.
PELAKSANAAN SEDASI MODERAT
DAN DALAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 09/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 /2/2

8. Catat lokasi infus atau tipe canula meliputi lokasi dan nomor yang
digunakan.
9. Selanjutnya lakukan observasi vital sign tiap 5 menit pada
masing-masing penderita.
10. Catat balance cairan pre anestesi dan intra anestesi meliputi
penggunaan cairan kristaloid, koloid dan darah.
Unit Terkait - OK IBS
- OK IGD
PRA INDUKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 07/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/4
5
Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Evaluasi pra anestesi adalah langkah awal dari rangkaian tindakan
anestesi yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk
menjalani tindakan pembedahan.
Tujuan 1. Mengetahui status fisik pasien prabedah
2. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi
3. Memilih jenis/teknik anestesi yang sesuai
4. Meramalkan penyulit yang mungkin akan terjadi selama operasi
dan atau pasca bedah
5. Mempersiapkan obat/alat guna menanggulangi penyakit yang
diramalkan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Lakukan Anamnesis
Meliputi Identitas pasien atau biodata
Anamnesis khusus yang berkaitan dengan penyakit bedah
yang mungkin menimbulkan gangguan fungsi system organ.
Anamnesis Umum yang meliputi;
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita/sedang
diderita
b. Riwayat pemakaian obat yang telah/sedang digunakan
yang mungkin berinteraksi dengan obat anestesi
c. Riwayat operasi/anestesi terdahulu
SPO PRA INDUKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 07/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 2/4

d. Kebiasaan buruk antara lain: merokok, minim-minuman keras,


pemakaian obat terlarang.
e. Riwayat alergi terhadap obat yang lain
2. Lakukan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan/pengukuran tentang; kesadaran, frekuensi
nafas, tekanan darah, nadi, suhu tubuh, berat badan dan evaluasi
skor nyeri.
Pemeriksaan fisik umum:
a. Psikis: gelisah, takut, kesakitan
b. Gizi: malnutrisi/kegemukan
c. Susunan saraf pusat
d. Respirasi
e. Hemodinamik
f. Penyakit darah
Gastrointestinal dan hepato bilier
a. Urogenital dan saluran kencing
b. Otot rangka dan saraf tepi
3. Lakukan Pemeriksaan Laboratorium, Radiologi dan yang lainnya
a. Pemeriksaan rutin
1. Darah, antara lain: darah lengkap, masa perdarahan, masa
pembekuan.
2. Urine
b. Pemeriksaan khusus
1. Ditujukan kepada pasien yang dipersiapkan untuk operasi
besar dan pasien yang menderita penyakit sistemik tertentu
dengan indikasi tegas.
2. Pemeriksaan laboratorium Lengkap, meliputi fungsi hati,
fungsi ginjal, AGD, elektrolit , faal haemostasis lengkap
sesuai dengan indikasi.
PRA INDUKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 507/YANMED.KSM.ANS/PP 02 1 3/4

3. Pemeriksaan radiology, foto toraks, I.V.P. dan yang lainnya


sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kardiologi terutama untuk pasien yang berumur
diatas 35 tahun
5. Pemeriksaan spirometri pada penderita PPOM
4. Konsultasikan dan koreksi terhadap kelainan fungsi organ vital
5. Tentukan prognosis pasien pra anestesi menurut:
Amerikan Society of Anesthesiologist (ASA), membuat
klasifikasi status fisik pra anestesi menjadi 5 (lima) kelas, yaitu:
a. ASA 1 : Pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit
sistemik
b. ASA 2 :Pasien penyakit bedah disertai dengan sistemik ringan
sampai sedang
c. ASA 3 : Pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit
sistemik
berat yangdisebabkan karena berbagai penyebab tetapi tidak
mengancam nyawa.
d. ASA 4 : Pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit
sistemuk berat yangsecara langsung mengancam
kehidupannya.
e. ASA 5 : Pasien penyakit bedah yang disertai dengan penyakit
sistemik berat yang sudah tidak mungkin ditolong lagi,
dioperasi ataupun tidak dalam 24 jam pasien akan
meninggal.
Apabila tindakan pembedahan dilakukan secara darurat dicantumkan
tanda E (emergency) dibelakang angka, missal ASA1.E.
1. Lakukan evaluasi makan terakhir dan minum terakhir.
2. Lakukan evaluasi masalah saat induksi ada atau tidak, dan
sebutkan jika ada.
PRA INDUKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 507/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 4/4

3. Sebutkan ada tidaknya perubahan rencana anestesi.


4. Bubuhkan tanda tangan Dokter anestesi pada kolom evaluasi
pra induksi.
5. Sebutkan Pemberian pre medikasi meliputi agen/ obat yang
digunakan, diberikan oleh siapa, pada tanggal/jam berapa,
serta petugas anestesi harus membubuhkan tanda tangan
pada kolom yang telah disediakan.
Unit Terkait - OK IBS
- OK IGD
TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 5 08/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014v
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Tekhnik anestesi yang digunakan pada pasien yang dibius bisa
anestesi general atau anestesi regional meliputi anestesi spinal (SAB)
anestesi peridural (blok saraf perifer)
Tujuan Untuk mendapatkan tekhnik anestesi yang paling aman, tanpa/
minimal komplikasi dan dengan biaya yang efektif dan efisien.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. SPO tekhnik anestesi general (Umum)
- Lakukan check daftar tilik keselamatan pasien dengan
lengkap lanjutkan dengan pre oksigenasi selama 2 menit.
- Lakukan Tekhnik induksi, bisa dengan intravena atau
inhalasi.
- Tekhnik anestesi general yang dipilih bisa digunakan general
inhalasi ataupun Total Intravenus Anesthesia (TIVA), Total
Control Infution (TCI)
- General anestesi inhalasi bisa dipilih masker untuk operasi
maksimal 1 jam dan posisi terlentang atau supine.
- General anestesi inhalasi bisa juga dipilih intubasi ataupun
laryngeal mask sesuai pilihan dokter anestesi.
2. SPO tekhnik anestesi regional spinal anestesi
- Lakukan check daftar tilik keselamatan pasien dengan
lengkap lanjutkan pembiusan dengan regional spinal
anestesi.
- Posisikan pasien dengan tidur miring ataupun dengan posisi
pasien duduk.
TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 5 508/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /2/2

- Gunakan Jarum spinal nomor 25, 26 atau 27 sesuai pilihan


dokter anestesi.
- Gunakan obat lidodex 5% ataupun Bupivacain 0,5%, Heavy
atau kombinasi keduanya.
- Berikan dosis yang disesuai dengan standart terapi dan
dokter anestesi yang bersangkutan.
- Sebelumnya lakukan injeksi infiltrasi dengan lidocain 2%
untuk anestesi lokal.
3. SPO tekhnik anestesi regional peridural
- Lakukan check daftar tilik keselamatan pasien dengan
lengkap lanjutkan pembiusan dengan regional peridural.
- Posisikan pasien dengan tidur miring ataupun duduk.
- Mulai dengan pemberian anestesi local lidocain 2%.
- Gunakan jarum touhy nomor 18G dengan atau tanpa
peridural kateter.
- Gunakan lidocain 0,25-0,5% atau bupivacain 0,25%.
- Berikan dosis sesuai dengan standart pelayanan anestesi dan
dokter anestesi yang bersangkutan.
- Gunakan tekhnik peridural ini untuk mengatasi nyeri pasca
bedah dengan pemberian morfin peridural ataupun dengan
PCA peridural.
4. SPO tekhnik anestesi regional blok syaraf perifer.
- Lakukan check daftar tilik keselamatan pasien dengan
lengkap lanjutkan dengan blok syaraf perifer. Alat yang
dibutuhkan adalah nerve stimulator dan USG.
- Gunakan jarum khusus dari paket nerve stimulator.
- Lakukan Tekhnik meliputi blok pleksus brachialis ataupun
blok pleksus ischiadicus atau blok syaraf perifer yang lain.
- Gunakan lidocain 0,5% atau bupivacain 0,25% plain.
Unit Terkait - OK IBS
- OK IGD
MONITORING ANESTESI SELAMA PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 511/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 1/2

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014vember
2HGG012
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Hal-hal yang perlu dimonitor selama pembiusan dan atau


pembedahan berlangsung
Tujuan Untuk keselamatan pasien selama pembiusan secara maksimal
Mencegah terjadinya kecelakaan selama pembiusan
Untuk mendapatkan kondisi pembedahan yang ideal dengan tekhnik
anestesi yang efektif dan efisien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Cantumkan Prosedur ini dalam kolom monitoring intra anestesi
pada status anestesi.
2. Catat semua jenis obat-obatan dan dosis yang diberikan pada
pasien pada kolom Obat-Obatan.
3. Monitoring selama anestesi dilakukan minimal tiap 5 menit sejak
mulai pembiusan sampai operasi selesai.
4. Catat hal-hal yang meliputi vital sign, RR, tekanan darah dan
Nadi.
5. Catat ventilasi yang diberikan pada kolom yang ada.
6. Catat Gas Flow yang diberikan seluruhnya.
7. Catat juga SpO2, Temperatur, Input dan Output dari menit ke

MONITORING ANESTESI SELAMA PEMBEDAHAN


No. Dokumen No.Revisi Halaman
1
5511/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /2/2
RSUD
KAB. JOMBANG

menit pada kolom yang ada bila memang dilakukan monitoring.


8. Catat Pada kolom keterangan tanggal, jam masuk OK, jam
induksi, jam insisi serta tanggal, jam selesai operasi, jam selesai
anestesi, dan jam keluar OK.
9. Pada operasi SC catat Bayi lahir jam, Apgar Score, BB dan TB
Bayi.
10.Catat cairan pra anestesi yang diberikan meliputi cairan masuk,
keluar dan jenis cairan yang diberikan (Kristaliod, Kolloid,
Darah)
11.Catat Waktu dimulai dan di akhirinya pemulihan dalam status
anestesi pasien.
12.Bubuhkan tanda tangan DPJP anestesi pada kolom yang telah
ditentukan.
Unit Terkait - OK IBS
- OK IGD
MONITORING BEDAH SELAMA PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 5510/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 /1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember 2H
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Hal-hal yang perlu dimonitor selama pembiusan dan atau
pembedahan berlangsung
Tujuan Untuk keselamatan pasien selama pembiusan secara maksimal
Mencegah terjadinya kecelakaan selama pembiusan
Untuk mendapatkan kondisi pembedahan yang ideal dengan tekhnik
anestesi yang efektif dan efisien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Catat pada kolom atas Nomor Kamar Operasi, hari dan tanggal
operasi, jam mulai dan selesai operasi, diagnose pra operasi dan
tindakan operasi yang dilakukan
2. Catat pada kolom samping kanan atas nama dokter bedah, asisten
bedah I dan II, perawat Scrub, perawat sirkuler, dan kelas
dirawat.
3. Catat pada kolom pengkajian awal keadaan fungsi vital awal
pada jam berapa meliputi tensi, nadi, respirasi, dan suhu tubuh.
4. Catat lembar foto rontgen yang ada, tanggal dan hasil rontgen
tersebut.
5. Catat Ada tidaknya EKG pada tanggal dan hasil EKG
6. Hal-hal lain yang belum tercantum bisa dicatat dibawahnya.
7. Catat Pada kolom intra operatif yaitu posisi pasien selama
operasi, cairan preparasi yang digunakan, penggunaan alat
MONITORING BEDAH SELAMA PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 5510/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 /2/2

electro surgery dan suction pump dan Thermal Blanket.


8. Gambarlah Pada kolom diagram preparasi skema preparasi yang
telah dilakukan.
9. Catat alat-alat yang dipasang selama operasi meliputi, Drainage
(NGT) serta ukurannya, Urin cathether serta ukurannya, Traksi
Cathether beserta ukurannya, IV Line beserta tempatnya,
Tampon beserta tempat dan jumlahnya, dan Artheriline.
10. Catat alat yang ditanam saat operasi meliputi, Protesisi beserta
ukurannya, Wire, Nail, Plate, Screw, dan Lensa beserta
jumlahnya,
11. Catat jenis luka (bersih, terkontaminasi, infeksi) dan penutup
luka yang di gunakan (Bethadine, Steriestrips, Sufratulle)
12. Catat jumlah perdarahan selama operasi, kejadian-kejadian
penting selama operasi.
13. Tambahkan pada kolom Catatan jika ada hal yang lain yang
belum tercantum.
14. Bubuhkan tanda tangan dokter Operator dan Perawat Scrub atau
perawat Instrumen pada kolom yang telah disediakan.
Unit Terkait - OK IBS
- OK IGD
PEMBUATAN LAPORAN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 55 13/YANMED/ADM 55 02 /1/2

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014vember
2H dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Pencatatan hal-hal dalam form rekamedis hasil dari tindakan operasi
tersebut
Tujuan Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat terhadap suatu hal
mengenai tindakan operasi yang telah dilakukan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Cantumkan nomor RM pada kolom kanan atas Form laporan
operasi atau tindakan operasi
2. Tulis Identitas pasien meliputi Nama Penderita, Tanggal Lahir
Penderita, Dari Ruangan apa, Kelas berapa.
3. Cantumkan Pada kolom kiri atas nama dokter penanggung jawab
bedah. Disampingnya dicatat nama operator-operator.
4. Cantumkan pada kolom kanan atas nama-nama perawat bedah
dan juga perawat anestesi
5. Cantumkan pada kolom di bawah DPJP Bedah nama ahli anestesi
dan jenis anestesi yang dilakukan.
6. Catat jaringan yang dilakukan eksisi atau insisi, dikirim untuk
pemeriksaan Pathology Anathomy atau tidak.,
7. Catat juga nama macam jaringan yang dikirim apakah berupa
cairan, jaringan atau bentuk lain-lain.
8. Cantumkan tanggal operasi dan nama tindakannya.
PEMBUATAN LAPORAN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 5 55 13/YANMED/ADM 02 2/2

9. Catat juga jam mulai dan selesai operasi.


10. Catat diagnosis pra bedah dan diagnosis pasca bedah.
11. Cantumkan Pada kolom tindakan pembedahan dicantumkan jenis
operasi (bersih, bersi tercemar, tercemar atau kotor)
12. Catat jenis tindakan apakah emergency, eletktif atau poliklinik.
13. Cantumkan klasifikasi operasia (kecil, sedang, besar, khusus,
canggi
14. Catat juga Antibiotic pra operasi apakah diberikan atau tidak,
jenis antibiotic dan waktu pemberian.
15. Catat Laporan operasi secara detail mulai dari insisi kulit sampai
luka tertutup kembali.
16. Catat jumlah perdarahan saat operasi dan ada tidaknya
Komplikasi
17. Catat Bila ada konsultasi intra operatif pada kolom di bawah
laporan operasi.
18. Bubuhkan tanda tangan dokter penanggung jawab operasi atau
DPJP. Dan dokter yang mengerjakan operasi tersebut.
Unit Terkait - IBS
- OK IGD
- ICU
- HCU
- IRNA
RSUD PEMULIHAN PASCA ANESTESI
KAB. JOMBANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


1
5515/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 1/1

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014ember HG
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Pasien setelah dilakukan sedasi sedang dan dalam harus dijaga jalan
napas tetap bebas dan pemberian oksigenasi sampai pasien sadar
kembali.
Tujuan Supaya pasien aman atau selamat melewati masa pemulihan dari
pembiusan dan sadar kembali.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Monitor tanda tanda vital pasien tiap 5 menit selama anestesi
berlangsung .
2. Teruskan monitoring ini sampai pasien memasuki masa
pemulihan di ruang recovery room.
3. Jaga jalan napas tetap bebas sejak obat inhalasi atau obat anestesi
intravena di stop pemberiannya.
4. Berikan Oksigenasi 100% sesaat sebelum pasien dipindahkan ke
ruang pulih sadar.
5. Teruskan Tindakan ini selama di ruang recovery sampai sadar
kembali dengan dimonitor tiap 10 menit meliputi semua tanda
tanda vital dan SpO2.
6. Catat Waktu dimulai dan di akhirinya pemulihan dalam rekam
medis pasien.
Unit Terkait - OK IBS
- RR
- OK IGD
- ROI
POST SEDASI (PEMULIHAN DAN DISCHARGE)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 14/YANMED.KSM.ANS/PP 02 1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Mengoptimalkan kondisi pasien pasca anestesi untuk dipindahkan ke
ruangan perawatan
Tujuan 1. Menjaga jalan napas tetap bebas sampai pasien sadar dari bius.
2. Memberikan oksigenasi yang baik agar tidak sampai terjadi
hipoksia karena pasien masih mengalami depresi pasca
pemberian obat-obat anestesi.
3. Menjaga fungsi vital pasien dalam batas normal setelah
pembedahan / anestesi berakhir.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Kirim pasien ke kamar pulih sadar dengan pengamanan jalan
napas sampai penderita sadar.
2. Berikan oksigenasi dengan oksigen masker 6 s/d 8 Lpm untuk
pasien pasca bius umum atau sedasi dalam dan pemberian oksigen
nasal canul/ nasal kateter 2 s/d 3 Lpm untuk pasca sedasi sedang
atau bius regional.
3. Berikan analgetik dan sedatif sesuai dengan kondisi pasien.
4. Pindahkan pasien ke ruangan atas perintah dokter spesialis
anastesi.
5. Pindah ke bangsal bila telah memenuhi kriteria.
6. Pindahkan pasien ke HCU/ICU dengan konsultasi sebelumnya
dengan dokter spesialis anestesi Bila pasien belum stabil atau
belum memenuhi kriteria pemindahan pasien kebangsal rawatn
inap.
POST SEDASI (PEMULIHAN DAN DISCHARGE)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 14/YANMED.KSM.ANS/PP 5 02 2/2

Unit Terkait - Kamar Operasi IBS


- Kamar Operasi IGD
- RR
- ROI/Edelways
- Rawat inap
- HCU
- ICU Sentral
PINDAH RUANGAN PASCA ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 18/YANMED/ADM 02 /1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah langkah langkah yang harus dilakukan ketika memindahkan
pasien dari brancart dalam ke brancart luar
Tujuan Mencegah pasien terjatuh, atau terjadi komplikasi. Pada waktu
pemindahan pasien di kamar operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Pindahkan pasien dan pastikan roda brancart dan meja operasi
dalam keadaan terkunci.
2. Persilahkan Pasien pindah sendiri jika kesadaran penuh dan tanpa
fraktur dengan syarat dalam pengawasan perawat
3. Pindahkan pasien minimal dengan 3 orang dalam pengawasan
satu orang perawat.
4. Pindahkan pasien dengan hitungan, dan gerakan yang sama
5. Pindahkan Pasien fraktur dengan fiksasi daerah fraktur
6. Pindahkan Pasien setelah skor aldrette  10
7. Pindahkan Pasien setelah dilakukan evaluasi nyeri pasca anestesi
dengan hasil skor ringan (skor 1-3)
8. Pindahkan Pasien pasca anestesi dengan regional anestesi SAB
dengan skor bromage dengan jumlah skor minimal 2.
9. Pindahkan pasien dengan serah terima antara petugas RR dengan
petugas ruangan dengan ditulis tanggal dan jam pindah serta
disetujui oleh dokter anestesi.
10. Bubuhkan tanda tangan dokter anestesi, petugas RR dan petugas
ruangan pada kolom yang telah disediakan.
PINDAH RUANGAN PASCA ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 18/YANMED/ADM 02 /2/2

Unit Terkait - OK IBS


- OK IGD
- IRNA
ASUHAN PASCA BEDAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 17/YANMED.KSK/PP 02 1/1

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 Sptember 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Meliputi asuhan medis dan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien
pasca bedah
Tujuan Untuk keselamatan pasien yang baru saja menjalani pembedahan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

Prosedur 1. Catat semua tindakan ini dalam lembar RM dengan judul


verifikasi pasien post operasi.
2. Lengkapi pada kolom tengah atas tercantum yaitu identitas
pasien dan tempat perawatan pasien.
3. Cantumkan diagnosis pasca bedah, jenis operasi, jenis anestesi,
jam operasi dimulai dan selesai.
4. Catat lokasi tempat infuse dan drain dipasang, jumlah
perdarahan selama di OK dan di RR, ada tidaknya jaringan PA
yang diperiksakan,
5. Lengkapi berkas RM.
6. Catat juga instruksi dokter bedah atau operator.
7. Lakukan Serah terima antara perawat bedah dan perawat RR.

Unit Terkait - OK IBS


- OK IGD
- RR
- ROI
PERSIAPAN OBAT PRE- ANASTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 02/YANMED.FAR/ADM 02 /1/1

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang
penyakit, tindakan operasi, dan resiko dari tindakan operasi
Tujuan Pasien dan keluarga mengerti perihal tindakan dan akibat dari
tindakan,sehingga tidak ada salah faham
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Laporkan kepada dr. jaga Anastesi tentang pasien yang akan
dilakukan anastesi sedative sedang dan dalam, (pelaporan
dilakukan oleh perawat ruangan).
2. Periksa pasien sebelum dilakukan tindakan anastesi sedative
sedang dalam pemeriksaan dilakukan oleh dokter jaga anastesi.
3. Buat resep dan alat kesehatan sesuai rencana anastesi yang
dilakukan oleh dokter jaga anastesi pre operasi.
4. Serahkan resep kebagian farmasi yang ditunjuk, yang dilakukan
oleh perawat ruangan.
5. Bawalah obat dan alkes yang telah disiapkan menuju ruang
tindakan anastesi.
6. Buatkan resep baru sesuai yang dibutuhkan Bila terjadi
perubahan anastesi
Unit Terkait Semua Ruangan
PENGGANTIAN SODA LIME (CO2 ASORBSABLE)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 03/YANMED.KSM.ANS/PP 02 1/1

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember 2
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah cara penggantian maupun kapan butiran soda lime tersebut
diganti pada mesin anastesi di RSUD Kabupaten Jombang
Tujuan 1. Untuk mengetahui kapan butiran soda lime tersebut waktunya
diganti
2. Meminimalisir terjadi kesalahan dalam pembiusan terutama
dalam proses penyerapan gas co2 pada mesin anastesi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Ketahui warna dasar dari soda lime tersebut sebelum digunakan
dan sesudah digunakan bila warna dasar putih akan berubah
kebiruan. Bila warna dasar warna merah akan berubah putih
kekuningan
2. Buka tutup tabung soda lime dan lepaskan dari mesin anastesi.
3. Pakai sarung tangan disposable untuk membuang butiran soda
lime kemudian membersihkannya.
4. Masukkan butiran soda lime kedalam tabung (ada dua macam,
bisa warna merah atau warna putih)
5. Lepaskan sarung tangan kemudian masukkan tabung kedalam
mesin anastesi dan tutup kembali tabung tersebut
6. Beri lebel pada tabung yang berisi tulisan tanggal penggantian,
warna dasar butiran soda lime dan warna sesudah pemakaian
Unit Terkait - OK IBS
- OK IGD
PENULISAN STATUS ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 12/YANMED/ADM 02 /1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh dokter anestesi
maupun penata anestesi dan petugas ruang pulih sadar dalam mengisi
status anestesi

Tujuan Memudahkan petugas anestesi dalam melakukan tindakan pembiusan


dan apabila terjadi keadaan yang fatal akan memudahkan untuk
melakukan penelusuran tentang kejadian tersebut.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

Prosedur 1. Siapkan status anestesi ditiap ruang perawatan


2. Penulisan Status Anestesi dimulai pada saat preop visite atau
sebelum pasien dilakukan pembiusan sampai pasien selesai
pembedahan, dan dilanjutkan di ruang pulih sadar sampai pasien
keluar dari ruang bedah atau ruang lain yang memerlukan
pembiusan ,yang perlu ditulis adalah :
- Identitas pasien ( nama, umur ,nomor register, dll )
- Diagnosa dan rencana tindakan
- Evaluasi Pra Anestesi
- Evaluasi Pra Induksi
- Daftar tilik (cek list ) keselamatan pasien
- Induksi
- Monitoring Intra Anestesi
- Monitoring Pasca Anestesi
- Pesanan Pasca Anestesi
PENULISAN STATUS ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 12/YANMED/ADM 5 02 2/2

3. Penulis Status Anestesi adalah dokter anestesi, penata anestesi dan


petugas ruang pulih sadar
4. Penanggung jawab penulisan status anestesi adalah dokter anestesi
Unit Terkait - R Bedah Sentral
- R Operasi IGD
- Ruangan lain yang melibatkan anestesi
PENULISAN INFORMASI DAN PERSETUJUAN TINDAKAN
ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 04/YANMED/ADM 02 /1/2

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh dokter anestesi ,
penata anestesi dan petugas ruang perawatan dalam mengisi form
Informasi dan persetujuan tindakan anestesi

Tujuan - Pasien dan keluarganya mengerti tindakan anestesi yang akan


dilakukan dan resiko yang mungkin terjadi
- Dokter anestesi, penata dan perawat mengetahui bahwa pasien
sudah mengerti tentang pembiusan dan resikonya
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Siapkan form Informasi dan Persetujuan Tindakan Anestesi
ditiap ruangan Perawatan
2. Setiap pasien yang akan dilakukan pembiusan, sehari
sebelumnya ( kecuali darurat ) harus diberikan informasi tindakan
anestesi oleh petugas ruangan dengan cara petugas tersebut
memberikan form tersebut kepada pasien atau keluarganya untuk
dibaca dan dimengerti.
3. Selesai membaca, pasien dan keluarganya menandatangani
form yang telah disediakan ,apabila kurang jelas pasien dan
keluarganya disarankan oleh petugas ruangan untuk menanyakan
langsung pada waktu petugas ruangan berkonsultasi ke dokter
anestesi ( bertanya dan berdiskusi dengan dokter anestesi )
4. Petugas ruangan mengisi form persetujuan tindakan anestesi
dan menandatangani padakolom saksi pihak rumah sakit.
5. Apabila semua sudah jelas maka semua yang terkait harus
mengisi dan menandatangani form yang ada.
PENULISAN INFORMASI DAN PERSETUJUAN TINDAKAN
ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 04/YANMED/ADM 02 2/2

Unit Terkait - R Bedah Sentral


- R Operasi IGD
- Ruangan lain yang melibatkan anestesi
PENULISAN CEKLIST VERIFIKASI PRE OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 05/YANMED/ADM 02 1/1

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh petugas ruang
perawatan dalam menuliskan form ceklist verifiksi pre operasi.

Tujuan - Agar kelengkapan dari persiapan pasien operasi tidak ada yang
terlewat
- Dokter dan perawat mudah melakukan pengecekan kelengkapan
persiapan operasi.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Siapkan form ceklist verifikasi pre operasi ditiap ruangan
Perawatan
2. Petugas ruang perawatan menuliskan data yg ada di status
pasien pada ceklist tersebut kemudian memberikan tanda tangan.
3. Apabila pada status pasien tidak ada data maka pada ceklist
juga disebutkan tidak ada data
4. Petugas ruangan menyerahkan form ceklist kepada perawat
bedah pada waktu serah terima pasien kemudian keduanya
menandatangani pada kolom yang sudah disediakan
5. Pada waktu menandatangani , kedua petugas harus tau kondisi
pasien dan isi dari status pasien tersebut
Unit Terkait - R Bedah Sentral
- R Operasi IGD
- Ruangan lain yang melibatkan anestesi dan pembedahan

PENULISAN CEKLIST VERIFIKASI POST OPERASI


No. Dokumen No.Revisi Halaman
1
16/YANMED/ADM 02 /1/1
RSUD
KAB. JOMBANG

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh petugas kamar bedah
dan ruang pulih sadar dalam menuliskan form ceklist verifiksi post
operasi.
Tujuan - Agar kelengkapan dari persiapan pasien operasi tidak ada yang
terlewat
- Dokter dan perawat mudah melakukan pengecekan kondisi pasien
post operasi tersebut
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Siapkan form ceklist verifikasi post operasi diruang
pembedahan atau kamar operasi.
2. Setelah operasi petugas ruang bedah menuliskan data yg ada
pada ceklist tersebut kemudian memberikan tanda tangan.
3. Petugas / perawat ruang pulih sadar memberikan tandatangan
pada kolom penerimaan sekaligus memeriksa kondisi pasien.
4. Pada waktu serah terima dengan perawat ruangan , perawat RR
menandatangani pada kolom penyerahan dan perawat Ruangan
menandatangani pada kolom penerimaan sekaligus memeriksa
kondisi pasien dan kelengkapan status pasien
5. Pada waktu menandatangani , kedua petugas harus tau kondisi
pasien dan isi dari status pasien tersebut
Unit Terkait - R Bedah Sentral
- R Operasi IGD
- Ruangan lain yang melibatkan anestesi dan pembedahan
PENULISAN CEKLIST KESELAMATAN PASIEN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 5 1
KAB. JOMBANG 06/KPRS/ADM 02 /1/1

Disahkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh petugas kamar bedah
dalam menuliskan form ceklist keselamatan pasien operasi.

Tujuan - Agar kelengkapan dari persiapan pasien operasi tidak ada yang
terlewat
- Dokter dan perawat mudah melakukan pengecekan kondisi pasien
menjelang pembiusan , sebelum operasi maupun sesudah operasi.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

Prosedur 1. Siapkan form ceklist keselamatan pasien operasi diruang


pembedahan atau kamar operasi.
2. Sebelum pembiusan petugas Omloop / perawat sirkuler
membacakan form Sign In dan mengisinya pada kolom yang
sudah disediakan
3. Sebelum dilakukan incisi , petugas Omloop / perawat sirkuler
membacakan form Time Out dan direspon oleh seluruh petugas
yang terlibat dalam operasi tersebut , kemudian menuliskan pada
kolom yang sudah disediakan
4. Sebelum melakukan penutupan lapisan kulit, petugas Omloop /
perawat sirkuler membacakan form Sign Out kemudian
menuliskan pada kolom yang sudah disediakan
5. Dokter anestesi , dokter bedah maupun perawat bedah
menandatangani pada kolom masing-masing.
6. Pada waktu menandatangani , semua petugas harus tau kondisi
pasien dan isi dari status pasien tersebut
Unit Terkait - R Bedah Sentral
- R Operasi IGD
PENANDAAN IDENTIFIKASI LOKASI OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 19/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/2

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014vember
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Suatu proses pembuatan tanda lokasi operasi yang dilakukan oleh
dokter operator sebelum dilakukan tindakan operasi yang melibatkan
pasien
Tujuan Mencegah terjadinya salah sisi atau salah lokasi operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1) Penandaan dilakukan pada kasus khususnya dengan dua
sisi(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi),atau
multipel level (tulang belakang)
2) Penandaan dengan menggunakan tanda Panah ( ) dan
dituliskan “ Ya “ menuju kearah yang akan dilakukan tindakan
operasi
3) Waktu dan tempat penandaan :
a) Pasien Rawat Inap : dilakukan di ruang rawat inap,IGD,
sebelum pasien di kirim ke kamar operasi atau diruang
Timbang terima IBS.
b) Pasien One Day Care dan Lokal Anestesi : dilakukan di ruang
penerimaan/ ruang persiapan pasien paling lambat 1 jam
sebelum tindakan operasi
c) Penandaan dilakukan sebelum pasien dilakukan induksi
anestesi,
d) Semua pasien yang akan dilakukan tindakan operasi,
penandaan wajib dilakukan pada formulir penandaan lokasi
operasi yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga/Orang
tua pasien dengan menggunakan tanda panah dan tulisan
“ya”, dengan tinta yang tidak mudah luntur
PENANDAAN IDENTIFIKASI LOKASI OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


RSUD 1
KAB. JOMBANG 19/KPRS/ADM 9 02 /2/2

Prosedur 4) Pada waktu melakukan penandaan Perlu melibatkan pasien


( menanyakan kepada pasien bagian tubuh manakah yang akan
dilakukan operasi ), dan menandatangani formulir penandaan
lokasi operasi
5) Untuk Pasien anak dan pasien yang tidak kooperatif, penandaan
Lokasi operasi harus melibatkan orang tua/wali sahnya, dan
menandatangani formulir penandaan lokasi operasi
6) Bahan penandaan yang digunakan Tak mudah luntur terkena air
dengan menggunakan spidol khusus skin marker
7) Pengecualian penandaan
a) Tindakan operasi gigi, penandaan dilakukan pada dental
chard/foto gigi
b) Neonatus/ bayi Premature
c) Pasien dengan fraktur/cedera extremitas pada satu sisi, atau
dua sisi dan dipasang spalk/gips,daerah yang fraktur/cedera
penandaan dilakukan di spalk/gips, menggunakan spidol
warna hitam, dengan menggunakan tanda panah.
Unit Terkait - IGD
- Seluruh Ruangan Rawat Inap
- ICU
- IBS
- Kamar operasi IGD
CUCI TANGAN SEBELUM PEMBEDAHAN
MENGGUNAKAN LARUTAN BERBASIS ALKOHOL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 11/PPIRS/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah teknik melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan


pembedahan di kamar operasi dengan menggunakan Larutan berbasis
Alkohol yang dilakukan setelah cuci tangan dengan menggunakan
clorhexidine 4% dengan prosedur tertentu agar tangan dan lengan
bagian bawah bebas dari mikroorganisme
Tujuan 1. Mencegah terjadinya Infeksi Luka Operasi
2. Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan
mengurangi jumlah mikrorganisme sementara (transient) sehingga
dapat mencegah dipindahkannya agen atau kuman penyebab
infeksi melalui tangan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien. dan 2
Prosedur 1. Lakukan secara berurutan:
- Lepas semua perhiasan di tangan
- Gulung lengan baju > 2 inchi diatas siku
2. Ambil ± 5 ml handrub berbasis alkohol pada cekungan telapak
tangan kiri
3. Gosokkan jari tangan kanan dalam handrub di tangan kiri untuk
dekontaminasi bagian bawah kuku ( dalam waktu 5 detik )
4. Gosok handrub pada tangan kanan sampai dengan siku, pastikan
seluruh area kulit tergosok dengan gerakan memutari lengan
bawah sampai dengan handrub betul betul kering ( dalam waktu
15 detik )
5. Ambil ± 5 ml handrub berbasis alkohol pada cekungan telapak
tangan kanan
m Formularium 2010 dat dipasaran, harga obat t
CUCI TANGAN SEBELUM PEMBEDAHAN
MENGGUNAKAN LARUTAN BERBASIS ALKOHOL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 11/PPIRS/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Gosokkan jari tangan kiri dalam handrub di tangan kanan untuk
dekontaminasi bagian bawah kuku ( dalam waktu 5 detik )
7. Gosok handrub pada tangan kiri sampai dengan siku, pastikan
seluruh area kulit tergosok dengan gerakan memutari lengan
bawah sampai dengan handrub betul betul kering ( dalam waktu
15 detik )
8. Hadapkan kedua telapak tangan sambil gerakkan berputar kearah
dalam/kearah ibu jari ( dalam waktu 20-30 detik )
9. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan jari-jari tangan
kanan berada disela-sela jari tangan kiri sambil digosokkan
kearah luar dan sebaliknya ( dalam waktu 20-30 detik )
10. Posisi tangan kembali menghadap dan jari-jari kedua telapak
tangan saling bersilang disela-sela jari sambil digosokkan kearah
luar ( dalam waktu 20-30 detik )
11. Telapak tangan tetap berhadapan , jari-jari kedua telapak saling
mengunci jari masing-masing dan digosok-gosokkan (gerakan
ini untuk membersihkan punggung ujung Jari ) ( dalam waktu
20-30 detik )
12. Genggam ibu jari tangan kiri dengan kelima jari tangan kanan
dan digosok-gosokkan dengan gerakan putaran, begitu juga
sebaliknya ibu jari kanan. ( dalam waktu 20-30 detik )
13. Posisi tangan menggenggam pergelangan tangan dan digerakkan
memutar hingga siku masing-masing tangan secara bergantian
14. Guyur dengan menggunakan air mengalir dengan sekali guyur
mulai ujung jari sampai siku ( dalam waktu 20-30 detik )F
15. Posisikan tangan lebih tinggi dan siku.

Ketentuan Tambahan
1. Pastikan kuku tangan anda pendek
2. Cuci tangan ulang bila setelah cuci tangan, tangan kita
menyentuh kontaminan
3. Cuci tangan bukan berarti tangan anda steril
4. Lanjutkan dengan memakai jas operasi dan sarung tangan steri
dipasaran, harga obat t
Unit Terkait PPI-RS
CUCI TANGAN SEBELUM PEMBEDAHAN DENGAN
MENGGUNAKAN CLORHEXIDINE 4%

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 12/PPIRS/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah teknik melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan


pembedahan di kamar operasi dengan menggunakan sabun antiseptic
dibawah air mengalir dengan prosedur tertentu agar tangan dan lengan
bagian bawah bebas dari mikroorganisme
Tujuan 1.Mencegah terjadinya Infeksi Luka Operasi
2. Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan
mengurangi jumlah mikrorganisme sementara (transient) sehingga
dapat mencegah dipindahkannya agen atau kuman penyebab
infeksi melalui tangan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien. nama ge
Prosedur 1. Lakukan secara berurutan:
- Lepas semua perhiasan di tangan
- Gulung lengan baju > 2 inchi diatas siku
- Buka Kran
- Alirkan air kran dan jangan ditutup sampai selesai melakukan
cuci tangan
- Basahi jari-jari hingga siku
- Cucitangan dengan sabun antiseptic golongan Chlorhexidine
4% dan air mengalir dilakukan dalam waktu 3 sampai 5
menit.
2. a. Bila memakai sikat kuku, buka sikat kuku steril, kemudian
sikat kuku secara bergantian sisi kanan dan kiri
b. Bila tidak memakai sikat kuku, langsung pada point ke-3
3. Ambil ± 5 ml Cairan clorhexidine 4% pada cekungan telapak
tangan kirimularium 2010 dan usulan obat baru
CUCI TANGAN SEBELUM PEMBEDAHAN DENGAN
MENGGUNAKAN CLORHEXIDINE 4%

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 12/PPIRS/ADM 02 /2/3
KAB. JOMBANG
Prosedur 4. Gosokkan jari tangan kanan dalam Cairan clorhexidine 4% di
tangan kiri untuk dekontaminasi bagian bawah kuku ( dalam
waktu 5 detik )
5. Gosok Cairan clorhexidine 4% pada tangan kanan sampai dengan
siku, pastikan seluruh area kulit tergosok dengan gerakan
memutari lengan bawah ( dalam waktu 15 detik )
6. Ambil ± 5 ml Cairan clorhexidine 4% berbasis pada cekungan
telapak tangan kanan
7. Gosokkan jari tangan kiri dalam Cairan clorhexidine 4% di tangan
kanan untuk dekontaminasi bagian bawah kuku ( dalam waktu 5
detik )
8. Gosok Cairan clorhexidine 4% pada tangan kiri sampai dengan
siku, pastikan seluruh area kulit tergosok dengan gerakan
memutari lengan bawah ( dalam waktu 15 detik )
9. Hadapkan kedua telapak tangan sambil gerakkan berputar kearah
dalam/kearah ibu jari (dalam waktu 20-30 detik )
10. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan jari-jari tangan
kanan berada disela-sela jari tangan kiri sambil digosokkan
kearah luar dan sebaliknya (dalam waktu 20-30 detik )
11. Posisi tangan kembali menghadap dan jari-jari kedua telapak
tangan saling bersilang disela-sela jari sambil digosokkan kearah
luar (dalam waktu 20-30 detik )
12. Telapak tangan tetap berhadapan , jari-jari kedua telapak saling
mengunci jari masing-masing dan digosok-gosokkan (gerakan
ini untuk membersihkan punggung ujung Jari ) (dalam waktu
20-30 detik )
CUCI TANGAN SEBELUM PEMBEDAHAN DENGAN
MENGGUNAKAN CLORHEXIDINE 4%

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 12/PPIRS/ADM 02 /3/3
KAB. JOMBANG
Prosedur 13. Genggam ibu jari tangan kiri dengan kelima jari tangan kanan
dan digosok-gosokkan dengan gerakan putaran, begitu juga
sebaliknya ibu jari kanan. (dalam waktu 20-30 detik )
14. Posisi tangan menggenggam pergelangan tangan dan digerakkan
memutar hingga siku masing-masing tangan secara bergantian
(dalam waktu 20-30 detik )
15. Guyur dengan menggunakan air mengalir dengan sekali guyur
mulai ujung jari sampai siku
16. Tutup kran dengan menggunakan siku
17. Posisikan tangan lebih tinggi dan siku, agar air jatuh kearah
siku.
18. Keringkan tangan dengan handuk kecil /wash lap steril

Ketentuan Tambahan

1. Pastikan kuku tangan anda pendek


2. Cuci tangan ulang bila setelah cuci tangan, tangan kita
menyentuh kontaminan
3. Cuci tangan bukan berarti tangan anda steril
4. Lanjutkan dengan memakai jas operasi dan sarung tangan sterila
obat t
Unit Terkait PPI-RS
TIMBANG TERIMA PASIEN
DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 113/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah – langkah yang harus dilaksanakan pada saat pasien
yang akan dilakukan tindakan operasi tiba dikamar operasi
Tujuan Menghindari kesalahan identitas pasien, diagnosa, salah sisi, salah /
tertukar hasil pemeriksaan penunjang dan kehilangan barang pasien.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien. nama Fo
Prosedur 1.Timbang terima dilakukan di ruang penerimaan pasien.
2. Perawat kamar bedah menanyakan kepada perawat ruangan pasien
tentang :
- Nama pasien
- Nomer Register
- Ruang
- Diagnosa
- dll
3. Perawat pengantar pasien menyerahkan status pasien kepada
perawat kamar operasi kemudian bersama – sama meneliti lembar
cek list persiapan operasi (lembar terlampir).
4. Bila sudah sesuai perawat kamar operasi menandatangani lembar
cek list yang sudah ditandatangani oleh perawat pengantar pasien.
5. Pasien dipindahkan dari brankart ruangan ke brankart dalam kamar
operasi.
6. Timbang terima pasien dilakukan oleh tim operasi (perawat
anesthesia,Perawat Bedah).
7. Timbang terima pasien post operasi dengan RR dilakukan oleh
perawat anesthesia.
pasaran, harga obat t
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. IGD

PERSIAPAN KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 114/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan kamar operasi adalah upaya persiapan dengan cara


meletakkan alat-alat di kamar operasi sesuai tempatnya yang akan
membantu lancarnya operasi
Tujuan Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pembedahan

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
Prosedur 1. Kamar operasi disiapkan sesuai jenis kasus pasien (umur, jenis
kelamin, diagnosa, rencana pembedahan). Meja operasi sudah
ditata/dibersihkan dengan rapi.
2. Lakukan pengecekan pada lampu operasi, suction, diathermi, alat-
alat anastesi, monitor, dll. Keadaan siap pakai.
3. Alat-alat/instrument disesuaikan dengan kebutuhannya dan
diletakkan pada tempatnya sesuai dengan jenis operasinya.
4. Setelah semua siap, pasien dipanggil ke ruang operasi untuk
disiapkan di meja operasi
5. Pengaturan kamar operasi di bawah tanggung jawab perawat jaga
1. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat harga obat t
Unit Terkait Tidak ada
ONE DAY CARE SURGERY

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 115/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Day care surgery adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan
di kamar operasi, tanpa memerlukan rawat inap.
Tujuan Pasien mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.Fnama ge
Prosedur 1. Perawat kamar operasi menyiapkan alat-alat yang diperlukan dan
menghubungi team operasi (Asisten, instrument, dokter anestesi
dan perawat anestesi)
2. Perawat kamar operasi memanggil pasien dari IRD/instalasi rawat
jalan yang diantar oleh petugas yang bersangkutan
3. Petugas IRD/ instalasi rawat jalan melakukan serah terima dengan
perawat kamar operasi sesuai dengan SPO Penerimaan Pasien di
Kamar Operasi
4. Pasien ditidurkan diatas meja operasi
5. Setelah semua siap, kemudian pasien dilakukan tindakan sesuai
dengan diagnosanya.
6. Selesai dilakukan tindakan, pasien diobservasi (Kesadaran, tensi,
nadi, pernapasan, keadaan luka operasi, keluhan)
7. Apabila pasien di kamar operasi tidak ada keluhan dan layak
dipulangkan sesuai dengan hasil observasi, perawat recovery
room kamar operasi memanggil petugas ruangan asal / instalasi
rawat jalan dan melakukan serah terima pasien.
8. Bila ada keluhan dan memerlukan rawat inap, untuk penjemputan
pasien dilakukan sesuai SPO Serah Terima Pasien dari Kamar
Operasi menuju ruang rawat inap
Unit Terkait Tidak ada

SERAH TERIMA PASIEN DARI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 116/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Serah terima pasien dari kamar operasi adalah proses pengalihan
pasien dari petugas kamar operasi Recovery Room ke petugas
ruangan dengan jelas dan tercatat.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya kekeliruan pasien dan pemberian therapy
setelah operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.F
Prosedur 1. Hubungi petugas rawat inap/ruangan
2. Lakukan serah terima secara teliti sesuai dengan formulir dan
meliputi:
2.1 Sesuai dengan komunikasi efektif menggunakan tekhnik
SBAR
2.2 Keadaan umum pasien, vital sign, episode pasca bedah
2.3 Instruksi pasca bedah
2.4 Hal-hal yang harus diperhatikan (monitor)
2.5 Laporan pembedahan
2.6 Perlengkapan yang harus dibawa, misalnya darah dan lain-
lain
3. Bila pasien masuk ruang ICU, pasien langsung diantar ke ruang
ICU oleh perawat kamar operasi dan bersama perawat ICU dan
diserah terimakan
F harga obat t
Unit Terkait 1. IRNA
2. ICU
3. IBS

PEMELIHARAAN ALAT DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 150/PENOMED/IPS/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
2HGG01
Pengertian Pemeliharaan alat di kamar operasi adalah suatu proses melakukan
perawatan semua alat di kamar operasi
Tujuan 1. Agar alat-alat yang digunakan saat operasi siap pakai
2. Menghindari kerusakan alat
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.Formular
Prosedur 1. Pemeliharaan Kamar Operasi
1.1 Koordinasikan dengan bagian sarana untuk General ceck up
sesuai dengan SPO Pemeliharaan Alat Medis dan Non Medis
1.2 Dalam kondisi normal sebaiknya AC hanya dihidupkan satu
saja secara bergilir dengan suhu 220C
1.3 Dalam kondisi ada tindakan operasi, AC dihidupkan sesuai
dengan kebutuhan ruangan dengan suhu paling rendah 180C
1.4 Sehabis pembedahan fungsi AC diturunkan
2. Pemeliharaan Lampu Operasi
2.1 Pastikan setiap lampu sudah dilengkapi dengan travo
2.2 Hidupkan lampu setiap akan dipakai untuk pembedahan
2.3 Bersihkan lampu setiap kali akan dipakai
2.4 Bila ada lampu mati, buram, atau tangkai lampu tidak bisa
diputar/belokan segera lapor ke bagian sarana untuk
dilakukan perbaikan atau pergantian sesuai dengan SPO Alur
Laporan Kerusakan dari bagian-bagian
3. Pemeliharaan mesin anestesi.
Selesai dipakai sumber gas (O2, N20) dilepas.
Kemudian selang aliran gas digulung dan digantung pada
belakang mesin anestesi/tempatnya
Usulan obat dari SMF berdasarkan odipasaran, harga obat t

PEMELIHARAAN ALAT DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 150/PENOMED/IPS/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 3.1 Sirkuit/urogated dilepaskan, kemudian dibersihkan/dicuci
dan dikeringkan. Bila ada pasien yang terinfeksi/menular,
sirkuitnya direndam dulu dengan cairan baycline selama 10-
15 menit, baru dicuci dan dikeringkan
3.4 Untuk CO2 Absorben, sodaline diganti tiap minggu atau bila
warnanya sudah berubah
3.5 Dilakukan pembersihan/cek up setiap seminggu sekali dan
ditulis dalam Buku pemeliharaan
F
2. Usulan obat dari SMF b
Unit Terkait IPSRS
PENJADWALAN OPERASI, PENUNDAAN ATAU
PENAMBAHAN PASIEN PADA JADWAL OPERASI YANG
SUDAH ADA

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 117/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HG
Pengertian Penjadwalan operasi, penundaan atau penambahan pasien pada
jadwal operasi yang sudah ada adalah suatu penjadwalan operasi
penundaan atau penambahan operasi yang dilakukan sehari sebelum
operasi atau pada hari yang bersangkutan.
Tujuan Untuk memudahkan petugas mengatur persiapan operasi

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.Formular
Prosedur 1. Petugas kamar operasi menerima pesanan pertelepon dari
perawat IRD, Ruangan, kamar bersalin atau operator yang
bersangkutan dengan menulis tanggal, jam, nama pasien, umur,
operator tindakan yang akan dilakukan
2. Petugas kamar operasi menulis pada papan penjadwalan
operasi,
3. Pada hari yang ditentukan, persiapan dari semua team operasi
(Asisten, instrument, dokter anestesi dan perawat anestesi)
4. Bila terjadi penundaan jadwal, petugas timbang terima
menghubungi kembali team operasi bahwa operasi ditunda
sesuai dengan alasan yang diberikan.
5. Bila ada penambahan operasi dan saat bersangkutan ada
operasi, petugas Timbang terima memberitahukan kepada
dokter anestesi, menghubungi team dan menyiapkan persiapan
operasi serta menulis pada papan penjadwalan operasi
Unit Terkait 1. IRD
2. IRNA

PEMELIHARAAN INSTRUMEN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 19/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah-langkah yang harus dilakukan memelihara alat-alat


instrumen operasi
Tujuan Alat terpelihara dan dapat digunakan setiap waktu

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.Formular
Prosedur 1. Dilakukan setiap kali selesai operasi.
2. Pengecekan setiap minggu sekali.
3. Disesuaikan dengan buku instrumen yang ada.
4. Kelengkapan set tromol instrumen diperiksa dengan cermat dan
teliti.
5. Apabila ada alat instrumen yang rusak dan tidak layak pakai maka
segera dilakukan penggantian.
6. Apabila sudah tidak ada maka bersamaan dengan rencana
kebutuhan tahunan perlu di usahakan.
7. Rencana kebutuhan diajukan setiap satu tahun sekali.
F
3. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obataran, harga obat t
Unit Terkait CSSD
PELAPORAN PEMAKAIAN OBAT DAN ALKES BEDAH
DAN ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 51/PENMED.FAR/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pelaporan pemakaian obat dan alkes bedah dan anestesi adalah suatu
tindakan mencatat obat, alkes dan anestesi yang dipakai penderita
saat operasi
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan stok kamar operasi

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.Formul
Prosedur 1. Petugas kamar operasi/om loop mencatat pemakaian obat, alkes
dan anestesi pada kertas resep buram, khusus untuk anestesi
dilihat juga pada Formulir Pemakaian Obat Anestesi
2. Mencatat pada Buku Salinan Resep
3. Bila pasien menggunakan obat anestesi jenis
narkotika/psikotropika dimintakan Formulir Resep asli pada
dokter anestesi
4. Mengecek kembali jumlah pemakaian sebelum dibawa ke bagian
obat/farmasi
5. Pemakaian obat, alkes dan anestesi dibawa oleh petugas kamar
operasi ke farmasi
6. Setelah obat dan alkes dibawa oleh petugas obat, petugas kamar
operasi mengecek kembali di bagian obat/farmasi serta
kwitansinya
7. Petugas kamar operasi kemudian mengembalikan pemakaian
obat, alkes dan anestesi pada tempatnya dan menulis pada salinan
resep.
8. Apabila ada obat yang tidak ada atau kurang, ditulis pada Buku
Salinan Resep, Formulir Laporan Operasi dalam Rekam Medis
Pasien Rawat Inap dan dioperkan pada petugas berikutnya.
Unit Terkait 1.

MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN PATOLOGI


ANATOMI, KULTUR, DAN LABORATORIUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 28/YANMED.PK/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menyiapkan bahan pemeriksaan adalah bahan/spesiment/jaringan,


memberi etiket dan surat pengantar.
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk
menyiapkan bahan pemeriksaan
2. Agar tidak terjadi kekeliruan pada bahan pemeriksaan antar
penderita
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.Formul F
Prosedur 1. Siapkan dan isi Formulir Permintaan Pemeriksaan Patologi
Anatomi,Laboratorium, dan kultur,
2. Formulir Permintaan Pemeriksan Patologi Anatomi,Laboratorium,
dan kultur diisi oleh operator dan ditandatangani
3. Masukkan jaringan yang akan diperiksa ke dalam botol/kantong
plastik/Spuit yang bersih/steril dan berikan etiket pada tempat
bahan tersebut.
4. Bila diperlukan, beri cairan fixasi sesuai dengan penggunaan,
banyaknya cairan adalah 3 kali besarnya jaringan
5. Menyerahkan bahan pemeriksaan kepada bagian Laboratorium .
6. Catat setiap penyerahan atau pengiriman dalam Buku Ekspedisi

Unit Terkait IRNA


Laboratorium Patologi anatomi

KONSULTASI PASIEN YANG SEDANG DIOPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 118/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Konsultasi pasien yang sedang dioperasi adalah konsultasi kepada


teman sejawat yang lain saat operasi berlangsung untuk menentukan
keputusan yang akan diambil saat operasi (konsultasi diatas meja
operasi). Hal ini dilakukan apabila ada kesulitan atau ada kelainan
bidang lain yang berhubungan dengan operasi utama.
Tujuan Supaya pasien mendapatkan penanganan/operasi dari petugas yang
professional
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien For
Prosedur 1. Operator menyampaikan bahwasannya harus konsultasi kepada
sejawat saat operasi sedang berlangsung.
2. Perawat sirkulasi /on loop melaporkan kepada konsultan/spesialis
yang ditunjuk oleh operator.
3. Sampaikan hasil jawaban konsul ke operator
4. Menghubungi team konsultan
5. Menyiapkan keperluan operasi dokter konsultan
6. Tunggu sampai team konsultan datangerang
Unit Terkait 2.

MENANGGALKAN JAS OPERASI DAN SARUNG TANGAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 119/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Meninggalkan jas dan sarung tangan adalah melepaskan jas operasi
dan sarung tangan setelah selesai operasi
Tujuan Memudahkan tim bedah untuk melepaskan jas operasi dan sarung
tangan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien For
Prosedur 1. Lepaskan tali-tali jas operasi dari arah belakang tubuh anggota
tim bedah oleh perawat om loop/sirkulasi
2. Tarik jas dari arah depan oleh perawat sirkulasi/dilepaskan
sendiri.
3. Cuci terlebih dahulu sarung tangan dengan cairan desinfektan
sebelum dilepas pada kran cuci tangan.
4. Lepaskan sarung tangan
5. Jas dan sarung tangan yang sudah lepas diletakkan pada tempat
keranjang linen kotorF
4. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan dala
Unit Terkait 3.

MENYIMPAN ALAT BARU SELESAI DISTERILISASI DI IBS

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 64/PENOMED.CSSD/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Teknik penyimpanan instrumen/ alat yang baru selesai disterilisasi


kedalam tempatnya
Tujuan 1. Untuk menjaga sterilitas instrument/alat
2. Memudahkan dalam pengambilan instrument sebelum operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien nama gen
Prosedur 1. Setelah instrument selesai di sterilkan, kemudian di cek nama
alatnya,
2. Alat/Instrument di letakkan di tempatnya berdasarkan berat/
besarnya, jenis bahannya
3. Alat yang paling berat/ besar di letakkan di paling bawah, alat
plastik/karet diletakkan paling atasbat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait CSSD

PELAKSANAAN ANESTESI PADA


PASIEN MENULAR BERBAHAYA

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 20/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Merupakan tindakan anestesi pada pasien menular berbahaya untuk


meminimalkan penularan terhadap petugas di kamar operasi.
Tujuan Menjaga agar petugas anestesi dan alat anestesi yang ada di kamar
operasi terhindar dari penularan dan tidak terkontaminasi terhadap
pasien berikutnya.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien nama Fo
Prosedur 1. Semua petugas anestesi memakai baju dan alat proteksi diri.
2. Sistem gas buang anestesi harus berfungsi baik.
3. Disiapkan tempat buang / kantong plastik untuk bekas alat-alat
dispossable anestesi.
4. Hindari petugas anestesi keluar/masuk kamar operasi.
5. Selesai Operasi, mesin anestesi, laringoskop, suction pump,
disterilkan.
6. 3 bln setelah Operasi pasien menular petugas anestesi cek darah di
laboratorium.
F
5. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan
Unit Terkait 1. Rekam medis
2. IBS
3. CSSD

PERSIAPAN PRE OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 21/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah persiapan yang harus dilakukan dalam kamar operasi sebelum
operasi dilakukan.
Tujuan 1. Memperlancar pelaksanaan operasi
2. Mencegah ketidaksiapan alat ketika digunakan.
3. Untuk memperlancar pelaksanaan operasi diperlukan prosedur
persiapan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien F
Prosedur 1. Petugas (perawat instrument yang akan ikut pembedahan) melihat
jadwal operasi dan dilakukan di kamar operasi mana.
2. Petugas menyiapkan Instrumen bedah, set tenun, peralatan
tambahan dan Bahan Habis Pakai sesuai jenis operasi dan kamar
operasinya
3. Semua peralatan di letakkan pada tempatnya dengan rapi
4. Menyiapkan larutan dekontaminasi dalam bak rendam dan
meletakkan pada tempatnya
5. Melapisi tempat sampah medis dengan plastic warna kuning, dan
tempat sampah rumah tangga dengan plastic warna hitam
6. Menempatkan peralatan elektromedik (lampu operasi, ESU,
Mesin Suction, elektrik drill dll) yang diperlukan sesuai ketentuan
(sesuai pedoman pelayanan) dan cek fungsi. Pastikan berfungsi
baik
7. Siapkan penampung tali, duk dan lap bekas pakai.
8. Lapisi meja operasi dengan alas
6. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
Unit Terkait 4.

PERSIAPAN INSTRUMENTASI UMUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 22/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah persiapan, hal hal umum/dasar yang dilakukan untuk


melakukan instrumentasi.
Tujuan 1. Memperlancar pelaksanaan operasi
2. Mencegah ketidaksiapan alat ketika digunakan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien Form
Prosedur 1. Petugas (perawat instrument yang akan ikut pembedahan)
membuka lapis kedua bungkus instrument dan tenun steril.
2. Memasang sarung meja mayo
3. Melapisi meja mayo dengan duk steril sedemikian rupa dengan
mencegah duk terkontaminasi
4. Menghitung jumlah kassa yang akan digunakan dengan saksi
5. Cek jumlah instrument yang akan digunakan lengkap/tidak
6. Tata instrument diatas meja mayo sesuai operasi yang dilakukan
7. Sarungi cabel cauter ESU, ikay dan jepit dengan duk klem. Bila
ada yang lain (slang suction, elektrik bor atau yang lain) dapat
ditali bersama sama.
8. Siapkan BHP yang akan dipakai agar siap pakai
9. Drapping
10. Hubungkan kabel ESU atau kabel suction dll pada mesin.
11. Pasien siap insisi.

Unit Terkait Depo Farmasi IBS

PERSIAPAN TIM PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 23/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2H
Pengertian Adalah prosedur bagi anggota tim yang akan akan ikut dalam
tindakan pembedahan atau operasi sebagai operator, asisten bedah
dan instrument bedah.
Tujuan Untuk mempertahankan sterilitas

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama gen
Prosedur 1. Melakukan cuci tangan secara aseptic (sesuai SPO no. PT
C.2-37 tentang cuci tangan di IBS)
2. Mengeringkan dengan handuk steril yang telah disediakan
3. Memakai jas operasi secara aseptic (sesuai SPO no. PT C.2-38
tentang memakai jas operasi )
4. Tali bagian belakang jas di talikan oleh perawat sirkuler /
omloop
5. Tali bagian depan ditalikan secara steril / mempertahankan
sterilitasnya.Kemudian memakai handscoen
6. Memakai hansdcoen dengan cara aseptic.(sesuai SPO no.PT
C.2-39 tentang memakai sarung tangan steril).
7. Tim siap untuk memasuki area aseptic nol

Usulan obat dari SMF berdasarkan o


Unit Terkait 5.

MEMAKAI JAS OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 24/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Langkah langkah dalam memakai jas operasi sebelum masuk dalam
tim pembedahan
Tujuan Sebagai pedoman agar langkah yang dilakukan dalam pemakaian jas
operasi benar dan dapat mempertahankan sterilitas
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama Fog
Prosedur A. Memakai Sendiri.
1. Sebelum membuka pembungkus periksa tanggal sterilisasi, pastikan
belum kadaluarsa.
2. Buka duk pembungkus dengan teknik aseptic (pembungkus sebelah
dalam tidak terkontaminasi oleh sebelah luar atau barang yang tidak
steril)
3. Setelah pelakukan prosedur cuci tangan, ambil lap steril dan lap
tangan dari ujung ke pangkal. Lakukan hal yang sama pada tangan
yang lain, dengan memakai sisi lain lap.
4. Angkat jas setinggi bahu dengan memegang bagian leher. Bagian
dalam jas menghadap ke pemakai. Biarkan lipatan lepas ke bawah.
5. Jaga agar bagian yang steril menghadap ke meja jas operasi yang
tertutup kain.
6. Dengan hati hati masukkan kedua telapak tangan ke dalam lubang
lengan, perawat sirkulasi yang akan menalikan tali bagian belakang
7. Posisi tangan menggenggam pergelangan tangan dan digerakkan
memutar bolak balik hingga 1/3 diatas siku masing-masing tangan.
B. Memakaikan Ke Orang Lain
1. Petugas yang akan memakaikan harus sudah memakai jas dan
sarung tangan steril
2. Orang yang akan dipakaikan sudah cuci tangan dan lap sterilF
7. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan d

MEMAKAI JAS OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 24/YANMED.KSM.ANS/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 3. Angkat jas setinggi bahu menghadap ke orang yang akan
dipakaikan.
4. Orang yang dipakaikan memasukkan tangan kelengan jas operasi
5. Perawat sirkulasi menalikan tali belakang
6. Petugas yang memakaian mengambil tali depan, diputar dan ditali
didepan.

Unit Terkait 6.
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 13/PPIRS/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Langkah langkah dalam memakai sarung tangan operasi sebelum


masuk dalam tim pembedahan
Tujuan Sebagai pedoman agar langkah yang dilakukan dalam pemakaian
sarung tangan operasi benar dan dapat mempertahankan sterilitas.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama F
Prosedur A. Memakai Sendiri.
1. Sebelum memakai sarung tangan harus sudah pakai jas
operasi umtuk tim pembedahan.
2. Ambil bagian dalam sarung tangan dengan tangan kanan
(jangan menyentuh bagian luar yang harus steril) masukkan
jari jari tangan kiri, Untuk yang kidal sebaliknya.
3. Dengan jemari tangan yang telah memakai sarung tangan
ambil sisa sarung tangan dengan menyelipkan jari tangan kiri
pada lipatan sarung tangan sehingga tangan kiri kita hanya
kontak dengan bagian luar sarung tangan.
4. Dengan hati hati pakaikan pada tangan kanan.
5. Rapikan bagian pangkal sarung tangan.
6. Prosedur selesai
B. Memakaikan Ke Orang Lain
1. Petugas yang akan memakaikan harus sudah memakai jas dan
sarung tangan steril
2. Orang yang akan dipakaikan sudah memakai jas operasi
3. Petugas yang akan memakaikan mengambil sarung tangan dan
dibuka dengan cara menarik denhan dua tangan bagian
lipatannya.
F

PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 13/PPIRS/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 4.F Usahakan tangan yang memakaikan tidak bersentuhan dengan
yang dipakaikan.
5. Dengan cara yang sma lakukan pada tangan yang lain.
6. Orang yang dipakaian merapikan pangkal sarung tangan agar
rapi.
7. Prosedur selesaiat t

Unit Terkait 7.
DRAPPING

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 25/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah proses penyempitan lapangan operasi dengan tenun steril

Tujuan Sekitar lapangan operasi tertutup tenun steril dan mempersempit


lapangan operasi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama gen
Prosedur A. Pada Extremitas
1. Angkat extremitas yang sudah didesinfeksi, Ietakkan tenun
steril rangkap 2 di bawahnya.
2. Lilitkan tenun kecil segitiga pada pangkal extremitas yang
akan dioperasi, jepit dengan duk klem.
3. Letakkan extremitas pada tenun.
4. Lapisi bagian alas dengan tenun sleril.
5. Satukan ketiga sisi tenun (pertemuan atas dan bawah) jepit
dengan duk klem,

B. Selain Extremitas
1. Tutup sisi alas dan bawah lapangan operasi yang sudah
didesinfeksi.
2. Tutup sisi samping.
3. Fixsasi dengan duk klem.
4. Tenun yang keluar harus menutupi sekurang-kurangnya
setengah tinggi meja operasi.
Unit Terkait 8.

DESINFEKSI PRE OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 26/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah prosedur pra pembedahan dengan mengoleskan larutan anti


septic ke lapangan operasi dan sekitarnya.
Tujuan 1. Untuk mensuci hamakan daerah yang akan di lakukan incisi.
2. Menekan angka infeksi luka operasi (ILO)
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama Fo
Prosedur 1.Petugas yang akan melakukan desinfeksi memakai jas operasi
terlebih dahulu
2.Sebelum dilakukan desinfekasi dilakukan scrubing dengan larutan
aqua savlon 1:30
3.Bahan desinfektan antara lain :
 Larutan Povidon iodine
 Aqua savlon 1 : 30 (untuk mukosa dan wajah)
 Alkohol 70% sebagai pembilas (khusus larutan povidon iodine)
4.Menggunakan klem panjang mengoleskan depper dengan
desinfektan memutar dari pusat ke pinggir.
5.Saat melakukan desinfeksi petugas harus memperhatikan prinsip
aseptic.
6.Pelebaran desinfeksi + 10 cm melingkari daerah yang akan di
incise
7.Ulangi minimal 2x

Unit Terkait 9.

PENUTUPAN LUKA POST OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 27/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah perawatan luka pada post operasi.

Tujuan Menekan terjadinya infeksi luka operasi.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama F
Prosedur 1. Bersihkan luka operasi dengan normal salin, keringkan
2. Tutup dengan kasa steril 3 lapis
3. Tahan dengan tangan, dan perlahan lepaskan kain/duk .
4. Lekatkan plester dengan menutup seluruh balutan.
5. Sersihkan daerah sekitar balutanarga obat t

Unit Terkait 10.

MEKANISME KONSULTASI DURANTE OPERASI


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 120/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 Novemb
Pengertian Adalah kerjasama antar dan lintas disiplin ilmu kedokteran selama
berlangsungnya suatu proses pembedahan.
Tujuan Untuk mendapatkan hasil akhir akhir pembedahan secara maksimal

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennk dan 2
Prosedur 1. Konsultasi dapat dilakukan oleh operator antar disiplin ilmu
kedokteran yang sama dan juga dapat dilakukan lintas disiplin ilmu
kedokteran.
2. Konsultasi lintas disiplin ilmu kedokteran dilakukan oleh dokter
spesialis penangggung jawab operasi kepada dokter spesialis
disiplin kedokteran lain yang berhubungan dengan kasus operasi
dan jika operasi dilakukan oleh residen, konsultasi dilakukan oleh
dokter spesialis yang bertanggung jawab kepada dokter spesialis
yang berhubungan
3. Jika dokter spesialis tersebut tidak ada di tempat atau tidak bisa
dihubungi atau sedang ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan,
maka konsultasi tersebut dilimpahkan kepada dokter spesialis yang
lain dibidang disiplin tersebut melalui koordinator yang
bersangkutan
4. Jika konsultasi sudah selesai dan tidak memerlukan tindak lanjut
dari dokter konsultasi tersebut maka penderita dan operasi nya
telah menjadi tanggung jawab dokter yang konsul sebelumnya.
5. Jika ternyata harus ditangani selanjutnya oleh dokter konsultan
yang bersangkutan maka penderita dan operasi nya menjadi
tanggung jawab dokter konsultan tersebut.F
Unit Terkait 11.

PENJADWALAN ACARA OPERASI ELEKTIF

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 121/YANMED/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah ketentuan cara penjadwalan acara operasi yang direncanakan.

Tujuan 1. Acara operasi terjadwal sesuai dengan urutan tanggal masuk.


2. Menghindari perpanjangan masa tunggu
3. Dapat merencanakan peralatan dengan baik.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama gen
Prosedur A. Pasien Instalasi Rawat Jalan
1. Pasien dari instalasi rawat jalan dengan hasil pemeriksaan
penunjang.
2. Datang sendiri/diantar petugas ke IBS
3. Petugas IBS menerima dan melihat daftar (dalam buku daftar
pasien instalasi rawat jalan), untuk menentukan hari
4. Mencatat ke kartu control hari dan tanggal pelaksanaan
operasi.
5. Untuk rencana operasi dengan GA dikonsulkan dulu ke bagian
anestesi dan disiapkan puasa 6 jam sebelumnya tulis dalam
kartu control.
6. Kartu kontrol diserahkan ke pasien, dengan menjelaskan
isinya.
7. Kartu control harus diserahkan pada petugas IBS pada hari
operasi yang telah ditentukan.

8. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan


dalam Formularium 2010 dan usulan obat b

PENJADWALAN ACARA OPERASI ELEKTIF

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 121/YANMED/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur B. Pasien Dari Ruang Rawat.
1. Pasien siap operasi di ruang rawat inap didaftarkan oleh
petugas ruangan ke daftar antri IBS.
2. Dituliskan pada kolom masing masing ruangan, dengan
menuliskan nama pasien, diagnose, tgl siap dan register.
3. Masing masing operator menuliskan ke papan acara kapan
acara akan dikerjakan dengan konfirmasi kepada petugas IBS,
maksimal jam 13.00
4. Petugas ruang rawat melihat daftar acara untuk besok.
Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan dalam
Formularium 2010 dan usulan obat baru
Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merangkum usulan obat
dan mengelompokkan berdasarkan kelas terapi obat
9. Subkomite Farmasi dan Terapi mengk, harga obat t
Unit Terkait IRNA

PENUNDAAAN DAN PEMBATALAN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 122/YANMED/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Langkah langkah dalam melakukan pembatalan/penundaan operasi
yang telah dijadwalkan
Tujuan 1. Untuk mengkomunikasikan dengan baik hal hal yang berkaitan
dengan pembatalan/penundaan kepada pasien dan keluarganya
2. Menghindari kesalah fahaman.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama For
Prosedur Ketentuan:
1. Yang melakukan pembatalan operasi adalah dokter
operator atau ahli anestesi atau coordinator bedah sentral.
2. Ada indikasi medis pada kondisi pasien yang mana
bila operasi dilakukan operasi.
3. Telah melewati jam yang telah ditentukan dengan
tenggang waktu 15 menit

Langkah langkah:
1. Tim pembedahan karena alasan tertentu (sesuai
kebijakan yang berlaku) membuat keputusan bahwa operasi
dibatalkan/ditunda.
2. Tim mengisi format pembatalan/penundaan operasi
dengan alasannya rangkap dua dan ditandatangani oleh ketua tim
(bedah/anestesi)
3. Ketua tim memberikan penjelasan dengan baik
kepada pasien dan keluarganya tentang penyebab
pembatalan/penundaan.
4. Petugas IBS mendokumentasikan format pembatalan ke dalam
file pasien dan arsip IBS\
5. Petugas IBS menginformasikan kepada petugas ruang perawatan
tentang pembatalan/penundaan dan menjemput pasien

PENUNDAAAN DAN PEMBATALAN OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 122/YANMED/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Unit Terkait IRNA
PENAMBAHAN JADWAL PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 123/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


Pengertian Adalah langkah langkah yang dilakukan bila ada peambahan operasi
diluar yang telah direncanakan.
Tujuan Penjadwalan, penambahan dan penundaan pasien elektif dan
emergency dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama Fo
Prosedur 1. Petugas ruang rawat asal pasien, operator memberitahukan kepada
IBS adanya penambahan.
2. Petugas IBS memeriksa:
a. Jumlah acara hari itu apakah masih
dapat ditambahkan dengan tidak melebihi kapasitas atau
tidak
b. Peralatan mencukupi atau tidak
c. Konfirmasi ke petugas anestesi.
3. Bila semua masih memungkinkan petugas IBS menghubungi
petugas/operator yang meminta penambahan bahwa operasi dapat
ditambahkan atau sebaliknya.
4. Patugas IBS merencanakan kembali penjadwalan operasi hari itu.
5. Petugas IBS memanggil pasien.
10. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digun
Unit Terkait - IRNA
- IRJA

PENJADWALAN PASIEN OPERASI EMERGENSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 124/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah langkan yang harus dilaksanakan bila membutuhkan


pelayanan kamar operasi emergens
Tujuan Mencegah adanya salah informasi atau ketidaksiapan petugas kamar
operasi atau pasien.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama ang
Prosedur 1. Petugas ruangan (asal pasien) memberitahu tentang
calon operasi emergensi, dengan menerangkan kasus dan waktu.
2. Petugas OK menyiapkan peralatan operasi sesuai
kasus.
3. Petugas OK menulis dipapan acara
4. Petugas ruangan menyiapkan persiapan operasi
5. Pemeriksaan penunjang
6. Persiapan pre op
7. Konsultasi dokter anestesi
8. Operator siap
9. Petugas OK memanggil pasien bila persiapan sudah
selesai.
10. Untuk kasus label merah, dikerjakan sesegera mungkin
11. Timbang terima sesuai prosedur.F
11. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat ya
Unit Terkait - IRNA
- IRJA
- IGD
- ICU

BILA ADA LEBIH DARI SATU


KASUS OPERASI EMERGENCY
No. Dokumen No.Revisi Halaman1
125/YANMED/ADM 02 /1/1

RSUD
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan bila terjadi kasus


operasi Emergency dimana lebih dari satu kasus yang sama-sama
mengancam jiwa.
Tujuan Memberikan kelancaran pelayanan di IBS dan menghindari terjadinya
error.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennama Fo
Prosedur 1. Petugas IBS melakukan klasifikasi kasus yang lebih
mengancam jiwa lebih diutamakan
2. Koordinator dengan dokter operator dalam klasifikasi kasus
3. Bila kasus yang ada sama-sama mengancam jiwa maka Ka
Tim jaga segera menghubungi petugas jaga lapis (on Call ) untuk
datang
4. Sementara menunggu petugas lapis (on Call ) datang, petugas
jaga Emergency melakukan persiapan pelaksanaan operasi

Unit Terkait - IRNA


- IRJA
- IRD
- ICU/ICCU
PERAN IBS BILA TERJADI
KEJADIAN LUAR BIASA

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 126/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan Instatasi bedah sentral dalam rangka siaga bila ada
Kejadian Luar Biasa.
Tujuan Apabila pada saat tertentu terjadi kejadian Iuar biasa, Instalasi bedah
sentral telah siap siaga menjalankan fungsinya.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennam
Prosedur 1. Bila terjadi KLB yang memerlukan pelayanan kamar operasi,
petugas IGD menghubungi petugas IBS untuk mempersiapkan
kamar operasi untuk mengerjakan kasus KLB
2. Bila KLB tidak membutuhkan pelayanan kamar operasi, petugas
IGD bisa meminta bantuan kepada petugas IBS untuk melakukan
tindakan di IGD, bila di IBS tidak ada tindakan operasi.
3. Petugas IBS mempersiapkan kamar operasi yang diperlukan.
4. Bila kamar operasi yang dibutuhkan Iebih dan satu, berlaku
prosedur on call (SPO bila lebih dari satu operasi)
5. Bila KLB tidak memungkinkan hanya dilayani di IGD maka
petugas IBS meghubungi ka Keperawatan lBS. Pelaksanaan
dipimpin Iangsung oleh Ka keperawatan lBS di bawah koordinasi
Ka lBS.
6. Bila KLB terjadi pada jam kerja, kasus operasi elektif yang belum
terlaksana ditunda
Unit Terkait - IRNA
- IRJA
- IGD
- Bidang pelayanan Medik Dan Keperawatan
- K3RS
- PATIENT SAVETY
MERAPIKAN PERALATAN POST OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 28/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah hal hal yang dilakukan pada saat setelah selesai prosedur
operasi
Tujuan 1. Menjaga ketertiban dan kerapian
2. Mencegah tertinggalnya peralatan dalam kamar
operasi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiennadagang
Prosedur 1. Setelah pasien dilakukan balutan sesuai SPO yang berlaku semua
duk yang ada di buka.
2. Angkat semua duk klem dan kabel ESU dll, pastikan sesuai
jumlah semula
3. Gulung duk diatas pasien.
4. Masukkan pada tempat perendaman tenun.
5. Semua instrument habis pakai yang telah dihitung dimasukkan ke
dalam larutan dekontaminasi yang telah disiapkan. Siap untuk
prosedur pencucian.
6. Rapikan semua peralatan yang dipakai dalam operasi.
7. Kembalikan BHP yang belum dipakai.

Unit Terkait 12.


MASUK DAERAH ASEPTIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 29/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah prosedur bagi seluruh pengguna kamar operasi baik itu staf
kamar operasi maupun tamu/pengunjung, untuk memasuki daerah/
Zona septik
Tujuan Untuk mempertahankan sterilitas daerah/ zona aseptik.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan PasiennadaF
Prosedur Staf maupun tamu yang akan masuk ke daerah aseptic harus:
1. Memakai baju maupun celana yang telah di sediakan khusus di
kamar operasi.
2. Untuk keperluan cyto dapat memakai skort khusus dalam kamar
operasi yang telah disediakan.
3. Memakai kap/topi kepala
4. Memakai masker
5. Memakai sandal yang khusus disediakan untuk masuk kamar
operasi.
6. Membatasi jumlah orang yang masuk kamar operasi (lalu lintas
terlalu padat dapat meningkatkan angka kuman di udara)
7. Membatasi bicara didalam kamar operasi.

Unit Terkait 13.


PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENULARAN
HEPATITIS DAN HIV

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 30/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


10 November
Pengertian Adalah langkah-iangkah yang harus dilaksanakan untuk mencegah
penularan penyakit Hepatitis dan HIV
Tujuan Menghindari penularan penyakit Hepatitis dan HIV.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan PasiennadaF
Prosedur 1. Persiapan Pra Bedah
1. Perawat ruangan pra bedah menginformasikan kepada
perawat kamar operasi tentang status pasien.
2. Tim operasi diberitahu mengenai status pasien.
3. Tim operasi harus menjamin kerahasiaan status pasien.
4. Menyiapkan alat pelindung tubuh untuk tim operasi sarung
tangan, masker dan kacamata, jas operasi disposibel dan
plastik, topi operasi, sepatu bot.
5. menyiapakan set tenun khusus untuk tindakan pembedahan
pasien HIV dan Hepatitis (disposibel).
6. Menyediakan alat-alat kedokteran sekali pakai.
7. Menyiapkan wadah tertutup untuk benda tajam yang telah
dipakai tidak tembus dan berisi zat suci hama (Natrium
Hipokrid 0,5%).
8. Menyediakan plastik penampung (kantong plastik) untuk
kain kasa, bahan tenun dan sampah tercemar.
9. Melapisi meja operasi, brankard, meja anestesi, lampu
operasi meja mayo, meja instrumen, mesin diatermi, tiang
infus, lantai dan lain-lain dengan plastik transparan.
10. Mesin aneslesi dengan fentilator dipasang filter disposible
untuk anestesi umum.

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENULARAN


HEPATITIS DAN HIV

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 30/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /2/3
KAB. JOMBANG
Prosedur 11. Menyiapkan larutan desinfektan chlorine
12. Menyiapkan alat pelindung untuk petugas kebersihan
Kegiatan Selama Operasi
1. Tim operasi memakai alat pelindung tubuh dan sarung tangan
rangkap, dam memakai jas operasi dispossible
2. Instrumentator memberikan instrumen tajam dengan
menggunakan nampan/wadah
3. Semua alat tenun dan jas operasi, masker, sarung tangan
dimasukkan dalam plastik besar yang disediakan untuk
dimusnahkan.
4. Instrumen, dan peralatan yang harus dicuci ulang didesinfeksi
dalam larutan klorin 0,5% baru dicuci.
5. Seluruh plastik yang digunakan untuk melapisi semua
permukaan direndam dalam larutan clorin 0,5%
6. Tim operasi dilarang keluar dan kamar operasi sebelum melepas
alat pelindung tubuh
7. Semua benda tajam dispossible dimasukkan dalam wadah tang
tidak dapat tembus dan dimusnahkan,
8. Hati-hati dan selalu hindari luka tusuk oleh benda tajam
9. Cairan tubuh pasien yang melekat harus segera dibersihkan.
10. Menggunakan pinset untuk memegang alat-alat tajam
11. Memasang jarum ke needle holder harus menggunakan pinset
anatomis.
12. Memasang mata pisau ke scaple handle dengan menggunakan
klem.
13. Memasukkan kasa, a!at tenun yang sudah tercemar he. datam
kantong plastik yang sudah disediakan.
14. Memasukkan alat-alat atau benda tajam yang sudah dipakai ke
wadah yang sudah disediakan
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENULARAN
HEPATITIS DAN HIV

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 30/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /3/3
KAB. JOMBANG
Prosedur Kegiatan sesudah operasi.

1. Masker anestesi, laryngoscope dan alat bantu nafas !ain harus


segera disterilkan setelah dipakai yang sebelumnya direndam
dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
2. Instrumen logam den kaca seteleh selesai direndam dalam larutan
klorin 0,5% selama minimal 20 menit kemudian dicuci, dibilas
dikeringkan dan baru disterilkan
3. Alat kedokteran disposible bahan tenun dan baju yang tercemar,
kasa sampah dll dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
dimusnahkan.
4. Benda dan alat-alat tajam yang terkumpul dalam wadah
ditutup dan dimusnahkan.
5. Semua sisa jaringan, darah, cairan tubuh kain kasa plester,
kapas dan lain-lain ditempatkan dalam kantong plastik tebal,
tahan tusukan berlapis ganda,
6. kedap air, dan berwama khusus lain diikat dan diberi label
“menular” kemudian dibakar
7. Jarum, mata pisau, gergaji, ampul, dan benda tajam lainnya
yang telah dipakai dimasukkan ke dalam kantong yang berisi
desinfektan lalu ditutup dan selanjutnya dibakar.
4. Sampan lain seperti tisu, masker, sarung tangan, kertas plastik
dan lain-lain dimasukkan ke dalam kantong plastik diikat dan
diberi label “menular” selanjutnya dibakar.
5. Jarum, mata pisau, gergaji, ampul, dan benda tajam lainnya
yang telah dipakai dimasukkan ke dalam kantong yang berisi
desinfektan lalu ditutup dan selanjutnya dibakar.
6. Kamar operasi dibersihkan dengan natrium hipok!orida 05%.
7. Lantai kamar operasi dibersihkari dengan larutan natrium
hipokiorida 4% dan disuciharna sesuai prosedur.
Unit Terkait KPPI-RS
PENCUCIAN DAN PENGEPAKAN INSTRUMEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 31/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah langkah yang dilakukan ketika melakukan pencucian


instrumen habis pakai dan pengepakan.
Tujuan 1. Menjaga instrument tetap awet dan bersih.
2. Menjaga keamanan petugas dari kontaminasi kuman
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan PasiennadaF For
Prosedur A. Pencucian instrument
a. Dekontaminasi selama 10 menit dengan cairan desinfektan
b. Sikat dibawah air mengalir
c. Bilas dengaJNn air mengalir
d. Tempatan dalam wadah dan direndam dengan air panas
e. Keringkan
f. Siap di pack.
B. Botol suction
a. Buang darah, hindari darah terpercik
b. Tungi dengan cairan desinfektan sampai penuh
c. Biarkan selama 10 menit
d. Sikat dan bilas dalam air mengalir
e. Beri air panas
f. Keringkan
g. Pasang kembali pada mesin suction
h. Siap pakai kembali
C. Slang suction
a. Dekontaminasi selama 10 menit dengan cairan desinfektan
b. Bersihkan bagian dalam dengan mandarin
c. Bilas dengan air mengalir
d. Ulangi sampai sisa darah bersih
e. Keringkan

PENCUCIAN DAN PENGEPAKAN INSTRUMEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 31/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur f. F Siap di pack kembali
D. Packing instrument
a. Instrumen yang sudah dibersihkan
b. Hitung dan bendel sesuai jenis dan jumlahnya
c. Cek sesuai daftar pada masing masing tromol
d. Bila sudah sesuai tutup dua lapis
e. Cara penutupan harus mendukung prinsip aseptic
f. Untuk instrument tambahan di w pack yang dilakukan oleh
CSSD berdasarkan daftar permintaan dari IBS
g. Catat dalam buku daftar pemakaian instrument

Unit Terkait CSSD


KPPI-RS
PENYIMPANAN ALAT STERIL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 32/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pengaturan dan cara penataan alat-alat steril (sterilisasi dengan


autoclave) di ruang penyimpan
Tujuan 1. Memudahkan pengambilan.
2. Memudahkan pengecekan.
3. Sterilitas alat terjaga.
4. Efisiensi sterilisasi alat.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama daga
Prosedur 1. Seluruh kebutuhan alat tenun, set instrumen, instrumen tambahan
dan bahan tenun tambahan tersedia di Ruang Penyimpanan.
2. Masing-masing kebutuhan tersebut dikelompokkan sesuai
macamnya (set duk, jas, dan intrumen bedah)
3. Disusun sedemikian rupa sehingga tanggal penyeterilan yang
lebih lama dapat terpakai lebih dahulu.
4. Setiap tenun atau instrumen yang ada harus dilengkapi label
sehingga mudah dalam pencariannya.
5. Setiap akhir pekan, semua alat dan tenun dicek kembali, untuk
memastikan tanggal kadaluarsanya. Bungkus kain dan tromol1
minggu dan dengan W Pack 3 bulan.
6. Untuk peralatan dan tenun yang masa sterilitasnya sudah
kadaluarsa, dilakukan sterilisasi ulang.
7. Pembersihan ruangan penyimpanan alat dilakukan setiap hari, dan
diakukan penyinaran selama 60 menit dan pintu selalu dalam
keadaan tertutup.
8. Kecuali barang-barang tersebut tidak boleh ada barang lain yang
tersimpan di ruang penyimpanan alat steril
Unit Terkait CSSD

PENANGANAN LIMBAH
INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 75/PENOMED.ISL/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HG
Pengertian Adalah suatu metode pengumpulan sampai dengan pembuangan
limbah medis padat dan cair pasca operasi baik yang terkontaminasi
(infeksius) maupun yang tidak terkontaminasi.
Tujuan 1. Sebagai pedoman opreasional penanganan limbah dikamar operasi
2. Limbah infeksius dan non infeksius tidak bercampur aduk
3. Tidak terjadi infeksi silang terhadap petugas maupun alat-alat
4. Pemusnahan limbah infeksius lebih optimal.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama Fo
Prosedur Limbah infeksius dan non infeksius baik cair maupun padat
dimasukkan kedalam tempat sampah yang berbeda…
A. Jenis Limbah Padat
1. Limbah anggota tubuh ditempatkan dalam kantong/tempat
tertutup untuk dibakar/dilebur di RS atau diserahkan kepada
keluarga penderita sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. limbah non infeksi kering dan basah ditempatkan pada tempat
tertutup dan tidak mudah bertebaran yang selanjutnya dibuang
ditempat pembuangan RS dan diberi label hitam
3. limbah infeksi kering dan basah ditempatkan pada tempat
tertutup dan tidak mudah bertebaran dan diberi label kuning
B. Jenis Limbah Cair
limbah cair infeksius di buang di tempat khusus yang berisi
larutan desinfektan yang selanjutnya mengalir ke tempat
pengolahan limbah cair RSF
12. Usulan obat dari SMF berdasa
Unit Terkait KPPI-RS

PENGAMANAN STAF KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 127/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HG
Pengertian Adalah tindakan-tindakan yang telah di rencanakan untuk melindungi
staf kamar operasi dari kecelakaan kerja dan tertular/terkena
penyakit.
Tujuan Agar seluruh staf kamar operasi terhindar dari kecelakaan kerja,
terkena sakit dan tertular penyakit yang berakibat pada penurunan
produktivitas.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For
Prosedur 1. General check up dilakukan secara berkala sesuai dengan
waktu yang telah di jadwalkan oleh RS
2. Dilakukan vaksinasi sesuai dengan jenis dan jadwal vaksinasi
dari RS
3. Pemakaian handscoen setiap kali kontak dengan bahan
infeksius
4. Pakaian operasi harus lengkap dan memakai sandal/sepatu,
scort plastic, handscoen, jas operasi, dan kacamata.
5. Beban kerja tidak melebihi kemampuan kerja (jumlah acara
operasi < 12 operasi per hari)
6. Pembuangan gas anestesi harus lancar sehingga tidak
mencemari udara didalam kamar operasi.
7. System pemadam kebakaran darurat. (ada tabung pemadam
api)
8. Pemakaian baju pelindung radiasi (APRON) bila ada cyto
foto roentgen di kamar operasi.

Unit Terkait

PEMINDAHAN PASIEN DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 128/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah langkah yang harus dilakukan ketika memindahkan


pasien dari brancart luar ke brancart dalam ke meja operasi dan
sebaliknya
Tujuan Mencegah pasien terjatuh, atau terjadi komplikasi. Pada waktu
pemindahan pasien di kamar operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For
Prosedur 1. Ketika memindahkan pasien pastikan roda brancart dan meja
operasi dalam keadaan terkunci
2. Pasien dengan kesadaran penuh dan tanpa fraktur dipersilahkan
pindah sendiri dengan pengawasan perawat
3. Memindahkan pasien minimal dengan 3 orang dalam
pengawasan satu oaring perawat.
4. Memindahkan pasien dengan hitungan, dan gerahan yang sama
5. Pasien fraktur dipindahkan dengan fiksasi daerah fraktur
6. Bila pasien harus menunggu di ruang tunggu kamar operasi, harus
dipasang pengaman pada brancart
7. Pasien dengan kesadaran menurun harus dipasang tali pengaman
dan diposisikan pada tempat yang mudah diamati.
Unit Terkait

PENGATURAN POSISI PASIEN


UNTUK OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 129/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah memposisikan pasien untuk operasi dengan


mempertimbangkan anatomi fisiologi pasien sehingga tidak
menimbulkan cidera.
Tujuan Memperkecil kemungkinan cidera pasien akibat posisi operasi.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama Form
Prosedur 1. Posisi ekstremitas harus aman untuk persendian , bebas tekanan
pada pembuluh darah dan syaraf.
2. Operasi dengan posisi tengkurap harus mempertimbangkan
fungsi pernafasan, dan bola mata dalam keadaan aman dengan
memberikan bantalan yang cukup.
3. Pengangkatan ekstremitas dengan fraktur (sewaktu melakukan
desinfeksi) dengan pencegahan timbulnya cidera tambahan.
4. Posisi pasien diobservasi tiap 2 jam
5. Pemasangan pneumatik tourniquet, dengan memakai alas, dan
pemasangan maksimal 2 jam.

Unit Terkait

PEMANTAUAN ANAFILAKTIK SYOK

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 33/YANMED.KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah persiapan dan tindakan yang harus dilakukan ketika


memasukkan obat premedikasi dan obat obatan yang lain di kamar
bedah.
Tujuan Anafilaktik syok segera diketahui sehingga penanganan dini dapat
dilakukan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For
Prosedur 1. Ketika melakukan premedikasi harus juga dengan persiapan
obat dan alat resusitasi
2. melakukan pemantauan TTV minimal sampai 10 menit
sesudahnya
3. Melakukan induksi dengan persiapan alat resusitasi dengan
pemantauan TTV

Unit Terkait ICU


PENGELOLAAN PERSIAPAN KEBUTUHAN OPERASI
SETIAP HARI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 130/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pengaturan pemenuhan kebutuhan operasi setiap hari.

Tujuan Kebutuhan alat dan obat operasi setiap hari dapat terpenuhi sesuai
jenis operasi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama Form
Prosedur 1. Sehari sebelumnya semua acara operasi
harus sudah diketahui sehingga kebutuhan dan persiapan apa yang
diperlukan dapat dipersiapkan.
2. Pengambilan tenun dan instrumen
disesuaikan dengan macam kasus pembedahan.
3. Pengambilan harus yang tertanggal
lebih lama.
4. Pengambilan merapikan tenun dan
instrumen yang tidak terambil.
Untuk kebutuhan : mess, cairan desinfektan. benang dan jelly
sudah tersedia di masing-masing ruangan operasi, atau kebutuhan
yang kurang dapat diajukan kepada petugas Depo Farmasi yang
ada di dalam Instalasi Bedah Sentral.

Unit Terkait Farmasi IBS

BILA ADA KEBUTUHAN


(ALAT MEDIS, ALAT RT, DLL) MENDADAK
DILUAR PROGRAM YANG TELAH DITENTUKAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 131/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan bila IBS


membutuhkan barang (alat kesehatan, tenun, alat rumah tangga, BHP
dll) secara mendadak diluar perencanaan yang telah ditentukan.
Tujuan Agar kebutuhan dapat terpenuhi dan kegiatan dapat berjalan lancar.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For
Prosedur 1. Inventarisasi kebutuhan
2. Rapat kelompok keperawatan di Intem IBS membahas barang
yang diperlukan
3. Hasil rapat (pembicaraan) dilaporkan kepada ka IBS melalui
kepala keperawatan
4. Surat keluar atas nama ka Instansi kepada direktur melalui
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, bersifat
darurat/kurang darurat
5. Bila darurat didahului telepon
Hasil jawaban diberlakukan di IBS

Unit Terkait 14.

PEMINJAMAN ALAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 132/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Tata cara peminjaman peralatan steril dari IBS ke Ruangan lain

Tujuan 1. Pelayanan pembedahan di RSUD Kabupaten Jombang berjalan


lancar.
2. Tidak ada tumpang tindih penggunaan peralatan di Kamar
Operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiena dagang
Prosedur 1. Untuk acara operasi elektif peminjam harus sudah mengajukan
pemintaan pinjam sehari sebelumnya.
2. Pada kasus-kasus darurat peminjam dapat melakukan bon cyto.
3. Peminjam harus menuliskan pada buku ekspedisi, peralatan yang
dipinjamkan baik jumlah dan jenisnya.
4. Macam dan jumlah peralatan yang diserahkan peminjam harus
didokumentasikan pada buku peminjarnan alat.
5. lBS dapat meminjamkan alat ke ruangan lain dengan
pertimbangan kebutuhan peralatan di lBS sendiri.
6. Peralatan yang telah selesai dipakai harus segera dikembailkan.
7. Pada saat penyerahan peralatan harus dicek ulang baik macam
dan jumlahnya disesuaikan pada saat perninjarnan.
8. Apabila terjadi kekurangan maka Ruangan peminjam harus
berusaha mencari kekurangan alat tersebut.
Bila tetap tidak ditemukan harus dibuatkan berita acara yang
ditanda tangani kepala ruangan peminjam

Unit Terkait IRJA,IRNA,ICU,IRD

PENGECEKAN DAN PEREMAJAAN INSTRUMEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 151/PENOMED/IPS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Tata Iaksana pemeriksaan dan evaluasi kelengkapan dan kelayakan


instrumen
Tujuan Mengetahui kelengkapan dan kelayakan instrumen operasi pada tiap
tromol.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiena nama gg
Prosedur 1. Diketahui setiap tiga bulan sekali bersamaan dengan perawatan
instrumen paripurna.
2. Disesuaikan dengan buku instrumen yang ada
3. Kelengkapan set tromol instrumen diperiksa dengan cermat dan
teliti.
4. Apabila ada instrumen atau alat yang rusak dan tidak Iayak pakai,
rnaka segera dilakukan penggantian (apabita persediaan alat
masih ada).
5. Apabila sudah tidak ada, maka bersamaan dengan Rencana
Kebutuhan Tahunan perlu diusahakan.
6. Rencana kebutuhan diajukan setiap satu tahun sekali

13. Usulan obat dari SMF berdasarkan obga obat t


Unit Terkait

PENGELOLAAN ALAT (RUMAH TANGGA)


DARI BESI, STAINLESS DAN KAYU

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 152/PENOMED/IPS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1 September 2014 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Tata laksana pengolahan alat (rumah tangga) kayu, besi dan stainless.

Tujuan Memelihara peralatan agar tahan lama dan berfungsi dengan baik

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiena nama gg
Prosedur 1. Dilakukan seminggu sekali bersamaan dengan bongkar besar
2. Alat-alat dari besi dan stainless dilap dengan lap yang telah
dibasahi dengan parafin/white oil
3. Alat-alat dari kayu dibersihkan dengan air sabun dan diguyur
dengan air mengalir
4. Alat-alat yang beroda, dibersihkan dan diberi pelumas
5. Diadakan pemeriksaan, apabila ada yang rusak segera laporkan ke
bagian IPS non medis atau Rumah Tangga untuk diperbaiki atau
mendapat penggantian
F
14. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
15. Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merangkum usulan
obat dan mengelompokkan be
Unit Terkait 15.

TUGAS PERAWAT ANESTESI


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 133/YANMED/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah Perawat Anestesi yang merupakan bagian Integral Struktur


Organisasi IPI yang ditugaskan di IBS untuk melaksanakan pelayanan
Anestesi
Tujuan 1. Pelayanan pebedahan berjalan dengan baik dan sesuai yang
direncanakan.
2. Peralatan, obat obatan yang menunjang tugas anestesi di IBS
tersedia cukup dan siap pakai.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasiena nama F
Prosedur 1. Bertanggung jawab terhadap Kepala Instalasi Perawatan Intesif
melalui Kepala Perawat Anestesi.
2. Menyiapkan, merawat, membersihkan dan menyimpan alat alat
perlengkapan anestesi setiap hari.
3. Ikut bekerjasama dalam tim dalam mempersiapkan pasien pre op
di IBS.
4. Sebagai anggota tim anestesi dalam pelayan anestesi.
5. Memeriksa persiapan pasien pada waktu timbang terima
terutama post op dengan perawat IBS dan perawat IPI.
6. Memonitor TTV pasien pre, intra dan pasca op sampai
diserahkan ke perawat IPI/ICU
7. Memindahkan pasien post op ke IPI/ICU
8. Menyiapkan,mencatat dan menyimpan obat obatan anestesi dari
pasien maupun dari farmasi.
9. Mengisi kartu anestesi
10. Membuat laporan pemakaian obat obatan anestesi yang
digunakan oleh tiap tiap pasien.
16. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan da

TUGAS PERAWAT ANESTESI


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 133/YANMED/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 11. Membuat laporan keadaan alat alat anestesi dan membuat
trencana /pengajuan permintaan barang.
12. Mengukuti tata tertib IBS
13. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di IBS yang berhubungan
dengan masalah anestesi.

F
17. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merangkum usulan obat
dan mengelompokkan berdasarkan kelas terapi obat
18. Subkomite Farmasi dan Terapi mengkarga obat t
Unit Terkait Tim Anestesi
TUGAS PETUGAS FARMASI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 134/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian 1. Adalah Petugas Instalasi Farmasi yang bertugas di Farmasi yang


ada di Instalasi Bedah Sentral
2. Depo Farmasi: menyediakan logistic Bahan Habis Pakai Operasi
di dalam wilayah IBS.
3. Bahan Habis Pakai adalah: Alat, Obat obatan yang digunakan
untuk keperluan pembedahan dan tidak dapat di daur ulang.
4. Tugas minimal yang harus dipenuhi/dilaksanakan di IBS.ang
disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan 1. Pelayanan pebedahan berjalan dengan baik dan sesuai yang
direncanakan.
2. Peralatan, obat obatan yang menunjang tugas anestesi di IBS
tersedia cukup dan siap pakai.Uang diadakan dan digunakan di R
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama gen
Prosedur 1. Bertanggung jawab terhadap Kepala Instalasi Farmasi dan dalam
pelaksanaan pelayanan pembedahan bertanggung jawab terhadap
ka IBS dan Ka Anestesi.
2. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan dan administrasi Bahan
Habis Pakai yang diperlukan di IBS
3. Membuat laporan administrasi (tagihan) untuk tiap pasien sesuai
dengan pemakaian.
4. Menyiapkan dan membuat laporan BHP yang diperlukan di IBS
(untuk bedah dan anestesi)
5. Mengikuti tata tertib IBS
6. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di IBS yang berhubungan
dengan masalah farmasi.
Unit Terkait Instalasi Farmasi

OPERATOR TIDAK BISA


MELANJUTKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 135/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah langkah-langkah yang harus dilakukan bila operator


sakit/pingsan sehingga tidak dapat melanjutkan proses tindakan
operasi.
Tujuan 1. Sebagai pedoman sehingga langkah yang diambil tidak
memperburuk keadaan
2. Untuk keamanan operator, pasien dan tenaga yang terlibat
dalam pembedahan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienadagang
Prosedur 1. Operator diamankan sedemikian rupa sehingga tidak membuat
lebih buruk keadaannya
2. Pasien dipertahankan dalam keadaan seaman mungkin (terbebas
dari perdarahan dan keadaan yang membuat KU pasien
memburuk)
3. Segera hubungi petugas emergency tentang keadaan operator atau
segera lakukan tindakan bila keadaan sangat darurat
4. Menghubungi dokter kepala Instansi/ ka Unit Pelayaan
Fungsional/Dokter bedah lain
5. Dokter kepala /yang dilapori mencari dokter pengganti untuk
menggantikan proses operasi tersebut

Unit Terkait ICU/ICCU,


IRD

PENYULUHAN / KONSELING
PRE OPERASI, DURANTE OPERASI,
& POST OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 136/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang


penyakit, tindakan operasi, dan resiko dari tindakan operasi
Tujuan Pasien dan keluarga mengerti perihal tindakan dan akibat dari
tindakan,sehingga tidak ada salah faham
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien dan 2 n
Prosedur 1. Petugas kamar operasi baik dokter bedah, dokter anestesi,
maupun paramedis memberikan penyuluhan sesuai dengan
tupoksinya masing-masing sebelum, selama dan sesudah operasi
terhadap pasien dan atau keluarganya.
2. Semua penyuluhan / konseling didokumentasikan dan ditanda
tangani oleh dokter bedah dan dokter anestesi, keluarga dan
saksi / paramedis sesuai dengan format yang tersediarga obat t

Unit Terkait - IRNA


- IRJA
- IGD
- ICU

KECELAKAAN/KEGAGALAN DALAM MEKANISME


KERJA OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 137/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh operator atau dokter residen yang
mengalami kegagalan dalam melaksanakan proses pembedahan
karena menyangkut faktor dan bidang lain
Tujuan Diusahakan agar pasien dapat kembali ke ruang perawatan dengan
selamat.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama daga
Prosedur 1. Bila terjadi kesulitan atau kegagalan dalam pembedahan,maka
dokter konsultasi kebidang lain setelah ada persetujuan ahlinya.
2. Bila tindakan pembedahan dilakukan oleh dokter ahlinya,bila
mengalami kesulitan dapat bertukar pikiran kepada dokter ahli
yang lain.
3. Bila menyangkut bidang lain dapat langsung ke dokter ahli
bidang lain yang bersangkutan.
4. Pembedahan yang mengalami kegagalan yang tidak dapat diatasi
secara keseluruhan maka
a. Dilakukan tindakan paliatif saja.
b. Harus ada catatan operasi disesuai penyebab kematiannya.
c. Keluarga diberitahu.
d. Harus ada laporan tertulis kepada Direktur melalui Komite
Medik.
e. Bila terjadi kematian, jenazah dirawat.

Unit Terkait  Direktur


 Komite Medik dan Keperawatan.

PEMINDAHAN PASIEN DARI RECOVERY ROOM KE


RUANG PERAWATAN/ ICU SENTRAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 138/YANMED/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 Novemb dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengoptimalkan kondisi pasien pasca anestesi untuk dipindahkan


dari RR ke Ruangan
Tujuan Menjaga fungsi Vital dalam batas normal selama pindah dari RR ke
Ruangan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For
Prosedur 1. Petugas RR melakukan observasi tanda-tanda Vital pasien,
2. Petugas RR Melaporkan kondisi pasien kepada dokter Anestesi.
3. Atas persetujuan Dokter Anestesi pasien boleh dipindah ke Ruang
Perawatan /ICU.
4. A. Masuk ICU
a. Petugas RR Menghubungi ICU akan mengirim pasien sesuai
dengan Kondisi pasien atas persetujuan dokter Anestesi.
b. Petugas RR ( 2 Orang ) mengantar pasien ke ICU dengan
tetap melakukan observasi selama transportasi.
c. Petugas RR melakukan serah terima dengan Petugas ICU.
d. Jika serah terima pasien sudah selesai petugas RR boleh
kembali ke Ruang IBS.
B. Masuk Ruang Perawatan
a. Petugas RR menghubungi petugas Ruang Perawatan bahwa
pasien sudah bisa dipindahkan
b. Petugas ruangan yang mengambil pasien adalah paramedis
(Perawat/Bidan), dengan membawa F
c. peralatan Emergency ( Oksigen transport, Cairan Infus,dll )
d. Selama Transportasi pasien tetap diobservasi, infuse tidak
boleh dimatikan. Bila ada perubahan kondisi pasien
( menurun ) segera menghubungi Dokter
Anestesi.dipasharga obat t

PEMINDAHAN PASIEN DARI RECOVERY ROOM KE


RUANG PERAWATAN/ ICU SENTRAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 138/YANMED/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur e. Pasien pindah keruangan tanpa kebagian manapun ( radiologi,
Laboratorium,dll), langsung ke ruang Perawatan
f. Selama Di ruang Perawatan, 24 jam pertama pasien tidak
boleh pindah keruangan lain kecuali atas Ijin dokter Anestesi

19. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan


dalam Formula obat t

Unit Terkait - IRNA


- ICU
- IGD

PELIMPAHAN TUGAS TINDAKAN MEDIS ANAK DALAM


KEADAAN DARURAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 139/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Prosedur yang harus dilaksanakan dalam tindakan medis anak dalam
keadan daruat
Tujuan Untuk melaksanakan tindakan medis anak dalam keadaan darurat
secara benar dan aman
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For F
Prosedur 2. Perawat anak melaporkan keadaan pasien kepada dokter
spesialis anak untuk melakukan langkah-langkah tindakan medis
anak.
3. Dokter spesialis anak dalam keadaan darurat
memberikan/melimpahkan tugas kepada perawat anak untuk
mengambil langkah-langkah tindakan medis anak sesuai dengan
perintah dokter spesialis anak sambil menunggu dokter spesialis
anak datang.
3 Perawat anak melaporkan setiap perkembangan pasien untuk
mengambil langkah-langkah tindakan medis anak selanjutnya.
4 Dokter spesialis anak bertanggung jawab atas tindakan medis
anak yang dilakukan oleh perawat anak atas perintah dokter
spesialis anak sesuai hasil konsultasi sebelumnya.
20. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
21. Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merang
Unit Terkait Tidak ada

KERJASAMA ANTAR DISIPLIN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 140/YANMED/ADM 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November
2HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Kerja sama yang dilakukan antar disiplin Ilmu Kedokteran guna
memperlancar tindakan pembedahan di kamar operasi
Tujuan 1.Untuk menentukan kelayakan pelaksanaan pembedahan bagi
pasien
2.Memudahkan dan Memperlancar Tindakan Pembedahan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For F
Prosedur a. Tata Hubungan kerja di IBS adalah hubungan kerja antar profesi,
merupakan mitra yang saling menghormati dan menjunjung tinggi
etika
b.Bentuk kerjasamanya adalah TIM yang terdiri dari Operator
Bedah, Asisten Bedah, Instrumentator, Perawat Sirkulasi Ahli
anestesi, dan perawat Anestesi yang saling melengkapi dan
meringankan kerja.
c. Pelayanan pembedahan terutama dilayani dua disiplin ilmu yaitu
bedah dan anestesi
d.Menentukan kelayakan pelaksanaan pembedahan bagi pasien,
sebelumnya ditentukan oleh beberapa disiplin ilmumedis dan
penunjangn medis yang bekerja secara koordinasi dan konsultasi
sehingga mendukung kelancaran pelayanan Pra, Durante, dan
pasca Operasi
e. Pertemuan antar disiplin ilmu diatur dan dilaksanakan
22. Usulan obat dari SMF be010 dan usulan obat bar

KERJASAMA ANTAR DISIPLIN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 140/YANMED/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur komite Medik.
f. Mekanisme konsultasi durante op diatur dengan prosedur
g.Kerjasama yang bersifat non medis dilakukan di IBS berupa
Koordinasi FF ga obat t

Unit Terkait 1. SMF BEDAH


2. SMF ANESTESI
3. SMF OBGYN
4. SMF PENYAKIT DALAM
5. SMF JANTUNG
6. IPS
7. LABORATORIUM
8. RADIOLOGI
9. GIZI
10. ICU SENTRAL

MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT YANG LEBIH


TINGGI TINGKAT KEMAMPUANNYA

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 141/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Suatu tindakan Merujuk Pasien ke Rumah Sakit yang lebih tinggi
tingkat kemampuannya
Tujuan Supaya Pasien mendapatkan penanganan Lebih Lanjut

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For F
Prosedur Persiapan Alat :
1. Blanko Rujukan lengkap
2. Hasil Pemeriksaan Radiologi dan Laboratorium
3. Alat-Alat Emergency
4. Mobil Ambulance
Pelaksanaan
1. Dokter Bedah atau dokter Anestesi Menjelaskan Kepada Pasien
dan Atau Keluarga pasien bahwa pasien harus mendapat
penanganan lebih lanjut dikarenakan ditemukannya masalah
ketika Pra,Durante, atau Post Operasi yang tidak dapat dikerjakan
di IBS, Sehingga Pasien harus dirujuk ke Rumah sakit yang lebih
Tinggi tingkat kemampuannya
2. Bila pasien dan atau keluarga setuju, maka keluarga
menyelesaikan administrasi.
3. Bila Keluarga belum bisa menyelesaikan administrasi, diserahkan
kepada pengawas Rumah Sakit
4. Petugas yang mengantar Merujuk pasien adalah petugas Ruangan
Asal ( IRNA,IGD,ICU sentral).
5. Bila Tidak memungkinkan dapat menghubungi 118.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRJA
3. ICU Sentral
4. IGD

INDIKASI MENERIMA PASIEN UNTUK PERSIAPAN


PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 142/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu Tindakan menerima pasien guna dilakukan tindakan


pembedahan di IBS RSUD Kabupaten Jombang
Tujuan Pasien dapat dilayani sesuai indikasi medis

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For F
Prosedur 1. Pasien dengan emergency dan elektif yang memungkinkan untuk
dilakukan tindakan pembedahan di IBS RSUD Kab. Jombang
2. Seleksi Pasien dilakukan di Ruangan Asal IRNA,IRJA,IGD

Unit Terkait 1. IRNA


2. IRJA
3. ICU Sentral
4. IGD

BILA OTOMATIS GENSET RUSAK

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 153/PENOMED.IPS/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HG
Pengertian Tindakan yang harus dilakukan dalam pemeliharaan dan operasional
Gen Set sentral RSUD Kabupaten Jombang secara Baik dan Benar
Tujuan Menyiapkan Gen-set selalu siap pakai apabila otomatis Genset rusak

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama For
Prosedur 1. Pastikan genset telah di Set secara Otomatis
2. Genset Otomatis akan hidup jika ada pemadaman listrik PLN
selama 5-10 detik
3. Bila dalam waktu 5-10 detik listrik Gen Set tidak menyala
segera lapor/ telpon ke petugas IPS-RS yang jaga
4. Petugas IPS-RS selalu standby dilokasi sekitar Genset jika
terjadi Pemadaman Listrik

Unit Terkait 1. IPS-RS


2. Instalasi Peralatan dan Kelistrikan

PEMELIHARAAN KAMAR BEDAH


No. Dokumen No.Revisi Halaman1
143/YANMED/ADM 02 /1/2

RSUD
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemeliharaan kamar operasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
petugas kamar operasi untuk menjaga kebersihan dan kestrerilannya
Tujuan 1. Agar kamar operasi siap pakai
2. Mencegah terjadinya infeksi silang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama
Prosedur 1. Pembersihan harian
1.1 Pembersihan dilaksanakan setiap pagi sebelum kamar
operasi dipergunakan.
1.2 Setiap operasi selesai.
1.3 Bila kamar operasi tidak dipergunakan lagi
2. Pembersihan umum/bongkar besar
Pembersihan umum dilaksanakan seminggu sekali yaitu setiap
hari jumat dan ditulis dalam Buku Pemeliharaan Kamar Operasi
2.1 Alat-alat yang terdapat di dalam kamar bedah hanyalah alat-
alat yang dipakai pembedahan tersebut. Alat-alat yang tidak
diperlukan harus dikeluarkan atau disimpan dalam ruang
penyimpanan alat. Standar alat-alat yang umumnya
diperlukan :
a. Meja operasi
b. Lampu operasi
c. Alat-alat anestesi
d. Alat penghisap
e. Alat diathermi
f. Meja instrumen
g. Standar infus
23. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang
PEMELIHARAAN KAMAR BEDAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 143/YANMED/ADM 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 2.2 Setiap selesai satu pembedahan, kamar operasi dibersihkan
dengan jalan :
a. Mengeluarkan alat-alat yang sudah dipakai
b. Mencuci lantai dengan desinfektan
yang dikeluarkan dibersihkan dan desinfektan
2.3 Selama dilakukan pembedahan, maka setiap bahan yang
tercecer di lantai harus segera diambil dan dibuang ke ember
sampah Keluar masuknya orang-orang harus dibatasi pada
yang berkepentingan saja
2.4 Pertukaran hawa/udara harus tetap baik dengan suhu kamar
yang cukup menyenangkan (sejuk)
Setelah kamar bedah dibersihkan, maka ruangan harus ditutup
dengan system ventilasi terus berjalan

24. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan


dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merangkum usulan obat
dan mengelompokkan berdasarkan kelas terapi obat
25. Subkomite Farmasaran, harga obat t
Unit Terkait Tidak ada
MENJAGA STERILITAS KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 34/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menjaga sterilitas kamar operasi adalah suatu usaha untuk menjaga
kamar operasi bebas dari bakteri maupun spora.
Tujuan 1. Agar kamar operasi senantiasa bersih, steril dan siap pakai
2. Mencegah terjadinya infeksi pasca operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienama ormu
Prosedur 1. Untuk penderita yang akan dilakukan operasi memakai pakaian
dari ruangan.
2. Personel yang masuk kamar operasi diwajibkan mengganti dan
menggunakan pakaian kamar operasi seperti topi, masker, baju,
celana dan alas kaki.
3. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.
4. Setiap hari/setiap selesai melakukan pembedahan, kamar operasi
dibersihkan sesuai dengan SPO Pemeliharaan Kamar Operasi
5. Setiap satu minggu melakukan bongkar besar sesuai dengan SPO
Pemeliharaan Kamar Operasi
6. Pemasangan lampu ultraviolet dengan kekuatan 1-2 watt/m 2
setiap hari.
7. Setiap 6 bulan dilakukan swab sesuai dengan SPO
Persiapan Swab Operasi
8. Pengolahan Limbah cair sesuai dengan SPO Penanganan
LimbahobatF berdasarkan obat yang digu
Unit Terkait 16.
PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI HARIAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 35/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG
Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Adalah proses pembersihan kamar operasi dengan tehnik septic
aseptic sebelum operasi, diantara dua operasi dan setelah operasi hari
itu selesai.
Tujuan 1. Menghindari kontaminasi dan infeksi silang dengan mengurangi
sebanyak mungkin sumber infeksi.
2. Sebagai pedoman operasional pembersihan dan penyiapan kamar
operasi aseptic sebelum operasi, diantara dua operasi dan setelah
operasi hari itu selesai.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam
Prosedur 1. Di Antara Dua Operasi
1. Alas meja operasi di ganti, bila perlu lap dulu dengan cairan
desinfektan hipoklorid
2. Dressing dan depper kotor dibuang
3. Noda-noda darah/nanah/betadine dan lain-lain di lantai
segera dibersihkan dengan kain pel dan cairan hipoclorid
4. Botol suction di bersihkan kemudian diisi cairan
dekontaminasi selama 5 menit
2. .Setelah Operasi Hari Itu Selesai
1. Keluarkan instrument bedah dan tenun yang kotor
2. Simpan kembali ke tempatnya instrument dan BBA yang
tidak terpakai
3. Rapikan semua peralatan dalam kamar operasi pada
tempatnya.
4. Perciki lantai dengan air dan sapu sampai bersih.
5. Kamar operasi mulai dibersihkan atau disapu dan dipel
dengan larutan lisol
6. Kamar operasi disinari dengan sinar UV + 20 menitrga ob
at
Unit Terkait KPPI-RS
BONGKAR BESAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 36/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/3
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November
Pengertian Adalah pembersihan secara menyeluruh semua yang ada didalam
kamar operasi dengan desinfektan dan atau air mengalir, dan
dilakukan setiap akhir minggu.
Tujuan Mengendalikan jumlah kuman didalam kamar operasi baik di udara,
lantai maupun di peralatan yang berada didalam kamar operasi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam Foang
Prosedur 1. Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi di keluarkan.
2. Kamar Operasi:
a. Dibersihkan / disapu sehingga kotoran besar/kasar tidak masuk
ke dalam saluran air
b. Guyur seluruh permukaan dengan air
c. Beri desinfektan dan ratakan ke seluruh permukaan lantai dan
dinding.
d. Guyur dengan air mengalir
e. Keringkan.
3. Tempat sampah medis, dan botol penampung
suction.
a. Rendam dalam larutan cairan dekontaminasi
b. Biarkan 10 menit
c. Sikat dan bilas dengan air mengalir
d. Keringkan.
4. Meja dan penutupnya
1. Guyur dengan air
2. Beri larutan dekontaminasi
3. Sikat dan guyur dengan air
4. Keringkan
5. Peralatan elektromedikFipasaran, harga obat t
BONGKAR BESAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 36/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /2/3
KAB. JOMBANG
Prosedur a. Setelah dikeluarkan dari ok bersihkan dari barang barang yang
bukan termasuk aksesoris/ perlengkapannya
b. Cek kelengkapan
c. Lap seluruh permukaan dengan larutan desinfekran
(hipoclorid, larutan yang dapat membunuh virus , bakteri dan
jamur yang tidak merusak permukaan alat)
d. Gulung dan rapikan kabel.
5. Hand tool dan kabel ESU dan persediaan benang roll (harus
selalu siap dalam keadaan steril, dengan tablet formalin)
a. Keluarkan dari wadah
b. Lap dengan hipoklorid
c. Bersihkan bila ada sisa darah
d. Rapikan kembali pada tempatnya
e. Tiga minggu sekali ganti tablet formalin
6. Lampu dan meja operasi
Lap seluruh permukaan dengan hipoklorid/ larutan yang dapat
membunuh virus , bakteri dan jamur yang tidak merusak
permukaan alat.
7. Cairan desinfektan.
a. Cairan desinfektan yang ada didalam kamar operasi adalah
Alkohol. Alkohol savlon, Aqua savlon, dan Perhidrol. Isi
kembali tiap 2 minggu
b. Lap bagian luar dengan hipoklorid
c. Taruh di trolly
9. Jarum bedah
a. Evaluasi dan dibuang yang tidak layak pakai
b. Ganti dengan yang baru
c. Siapkan dengan lengkap satu set
d. Buat untuk persediaan pemakaian satu minggu.
e. Masukkan dalam tromol dan siap desterilkan
10. Persediaan BBA untuk operasi kecil dicek dan di isi kembali.
11. Instrumen steril dengan bungkus kain dan di cek tanggal
kadaluwarsa dan di resterilisasi.
an obat yang digunakan dalam Formularium 2010 dan usulan ob
dipasaran, harga obat t
BONGKAR BESAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 36/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /3/3
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Seluruh kaca, dinding luar kamar operasi, bingkai jendela dan
seluruh permukaan meja dan lemari dibersihkan dan didesinfeksi
dengan hipoclororid/ larutan yang dapat membunuh virus , bakteri
dan jamur yang tidak merusak permukaan alat.

26. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan


Unit Terkait 17.
PENANGANAN LIMBAH DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 76/PENOMED.ISL/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penanganan limbah di kamar operasi adalah suatu proses


pembuangan limbah untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan
mencegah infeksi nosokomial terhadap yang lainnya.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan limbah bagi
setiap petugas kamar operasi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam Foang
Prosedur 1. Pisahkan limbah cair dan limbah padat
2. Pengelolaan limbah padat :
2.1 Petugas menggunakan sarung tangan
2.2 Pisahkan sampah medis dan non medis
2.3 Masukkan limbah ke dalam kantong plastik berwarna
Kuning
2.4 Ikat rapat kantong plastik kemudian diletakkan di tempat
penampungan sementara.
2.5 Sampah tersebut akan dikelola oleh petugas Kebersihan
kamar operasi sesuai dengan SPO Pembuangan Sampah
3. Pengelolaan limbah cair :
3.1 Petugas menggunakan sarung tangan
3.2 Buang limbah Cair ke saluran limbah (spoel hock)
3.3 Beri desinfektan dengan larutan clorine 0,5 % terlebih
dahulu dalam botol penampungan (botol saction) sebelum
dibersihkan dan didiamkan selama + 10 menit
3.4 Setelah + 10 menit, cuci botol penampungan dengan air
mengalir.
3.5 Keringkan dan kembalikan pada tempatnya
Unit Terkait IPSRS

MEMBERSIHKAN DAN MENYIAPKAN ALAT UNTUK


DISTERILKAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 37/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membersihkan dan meyiapkan alat untuk disterilkan adalah suatu


tindakan yang dilakukan untuk memelihara alat agar tetap terjaga
dengan baik dan dapat bertahan lama
Tujuan 1. Agar alat-alat tidak cepat rusak
2. Agar alat-alat dalam keadaan bersih
3. Agar alat-alat dalam keadaan siap pakai
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam Foang
Prosedur 1. Membersihkan Instrumen dari metal
1.1 Instrumen yang kotor, direndam dalam larutan desinfektan
selama 10-15 menit
1.2 Kemudian dicuci satu persatu di bawah air mengalir dengan
mempergunakan sikat dan dalam keadaan terbuka
1.3 Setelah bersih disterilkan sesuai dengan SPO Sterilisasi
Instrumen
1.4 Bila alat-alat tersebut tidak dipakai, kemudian dikeringkan,
digosok dengan paraffin dan disimpan sesuai dengan SPO
Penyimpanan Alat atau bahan Steril
1.5 Setelah selesai disimpan atau di pak kembali kemudian
disterilkan.
2. Membersihkan alat-alat dari karet/plastic
2.1 Alat-alat sarung tangan sebelum dilepas dicuci terlebih
dahulu kemudian direndam dengan clorine 0,5%
2.2 Kemudian dicuci dan dikeringkan
2.3 Setelah kering diberi talk dan disterilkan sesuai dengan SPO
Sterilisasi Kering
Unit Terkait CSSD

SWAB KAMAR OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 38/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Swab Operasi adalah suatu proses atau tindakan yang dialakukan
dalam persiapan pemeriksaan terhadap preparat/media yang akan
diperiksa
Tujuan Untuk mengetahui alat dan barang yang digunakan di ruang operasi
bebas hama
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam Foang
Prosedur 1. Memberitahukan kepada petugas laboratorium daerah bagian
microbiologi
2. Preparat/media yang akan diperiksa dibersihkan/disterilkan
terlebih dahulu.
3. Memanggil petugas laboratorium
4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan yang didampingi
petugas kamar operasi setiap 6 bulan
5. Petugas laboratorium melakukan pembiakan kuman
6. Hasil pemeriksaan selesai + 1 minggu setelah dikerjakan dan
disimpan di Bagian IBS
7. Jika hasil menunjukkan adanya mikrobiologi maka jalankan SPO
Tindakan Koreksi dan Pencegahan
8. Laporan Hasil Swab disimpan sebagai Catatan Mutu.

Unit Terkait 18.


PERSIAPAN OPERASI LAPARASCOPY

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 39/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG0 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan operasi laparascopy adalah suatu tindakan operasi dengan


menggunakan alat laparascopy
Tujuan Untuk mendapatkan sayatan minimal/kecil dan dapat mendeteksi
kelainan-kelainan serta mempercepat proses pemulihan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam Foang
Prosedur 1. Ruang operasi disiapkan sesuai dengan SPO Persiapan Kamar
Operasi (PT B.2-1)
2. Instrumen-instrumen laparoscopy :
2.1 Monitor
2.2 Kamera system
2.3 Light source
2.4 Insuflator / CO2
2.5 Electro surgical
2.6 Section Irigation
2.7 Video Printer
3. Instrumen di meja alat :
3.1 Peres needle
3.2 Trocard dan kanula B/K
3.3 Reducer
3.4 Laparoscop
3.5 Forcep
3.6 Gunting
3.7 Insulatid hook
3.8 Extraction forcep
3.9 Klip dengan tangkai klip
3.10 Endoloop dan introducedalam Formularium 2010 dan
usulan obat

PERSIAPAN OPERASI LAPARASCOPY

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 39/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 4. Instrumen-instrumen Appendix :
4.1 Instrumen Penunjang
4.2 Instrumen di meja alat :
a. Peres needle : 1
b. Trocar dan kanula B/K : 2
c. Reducer : 1
d. Laparoscop : 1
e. Forcep : 2
f. Gunting : 1
g. Extraction Forcep : 1
h. Endoloop dan Introduces : + 2
5. Instrumen-instrumen laparoscopy Cholelitiasis :
5.1 Instrumen Penunjang
5.2 Instrumen di meja alat :
a. Peres needle : 1
b. Tracar dan kanula B/K : 2/1
c. Reducer : 2
d. Laparoscop ; 1
e. Forcep : 2
f. Gunting : 1
g. Extraction Forcep : 1
h. Klip dengan tangkai klip : + 6
27. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
Se
Unit Terkait Bidang Sarana
PERSIAPAN OPERASI SECTIO CAESARIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 40/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/1
KAB. JOMBANG
Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Menyiapkan pasien untuk operasi Sectio Caesaria, mulai dari
Pemberitahuan dari Ruang Bersalin (PONEK ) sampai dilakukan
Incisi
Tujuan 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ibu dan bayi secara
terpadu dan paripurna,
2. Menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienam Foang
Prosedur 1. Ruang Bersalin Memberitahukan Ke IBS untuk Operasi Sectio
Caesaria (lengkap dengan Indikasinya ). Bersamaan dengan
pemberitahuan Petugas Ruang Bersalin mengirim pasien ke
kamar Operasi IBS.
2. Perawat yang menerima pemberitahuan langsung menyampaikan
kepada semua TIM kamar operasi ( Perawat Anestesi,Perawat
Instrumen dan Crew Lain ) yang bertugas.
3. Perawat Anestesi Melaporkan kepada dokter anestesi, dan
menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pembiusan.
4. Perawat Instrumen menyiapkan Instrumen dan peralatan lain
yang akan digunakan untuk tindakan operasi.
5. Setelah pasien datang di IBS
a. Petugas IBS Melakukan Timbang Terima dengan petugas
Ruang Bersalin.
b. Petugas IBS Memberi tahu petugas Ruang Perinatologi bahwa
ada pasien kiriman dari Ruang Bersalin yang akan dilakukan
sectio Caesaria dengan indikasi sesuai indikasi Medis yang
ditentukan.
c. Pasien siap masuk kamar operasi dan siap dilakukan
pembiusan untuk tindakan sectio caesaria dalam jangka waktu
kurang dari 30 menit mulai dari pemberitahuan dari ruang
bersalin ( PONEK ) sampai dilakukan Incisi
Unit Terkait 19.

ALUR PENGIRIMAN INSTRUMEN ON STERIL DAN


PENGAMBILAN INSTRUMENT DAN PERALATAN
OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 65/PENOMED.CSSD/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Direktur RSUD Kab. Jombang,
Tanggal Terbit
SPO

1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah jalan yang harus dilalui untuk mengirim atau mengambil alat
yang akan digunakan dan atau alat yang harus dipakai operasi untuk
dikirim/ diambil dari CSSD
Tujuan Menjaga kesterilan alat.

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Prosedur 1. Petugas IBS (perawat atau PP) menelpon CSSD untuk mengambil
alat.
2. Petugas kamar operasi (perawat atau PP). mengambil alat atau
instrument mulai jam 07.30 pagi dari CSSD.
3. Pengambilan alat harus ditulis atau ditanda tangani dan nama
terang oleh pengambil alat beserta jam pengambilan dibuku yang
disediakan oleh CSSD.
4. alat dikerek (dinaikkan) dan dalam keadaan tertutup.
5. alat atau instrument dan duk steril masuk digudang steril atau
dipakai untuk hari ini juga
6. alat yang dipakai setalah operasi, di dekontaminasi, dicuci, dan
dipacking oleh petugas ibs.
7. pengiriman alat/ instrument yang harus dipakai operasi dikirim ke
CSSD mulai jam 12.00 sampai selesai melalui jalaur infeksi.
8. pengiriman alat harus ditanda tangani dan nama terang beserta
jam, oleh pengirim alat.
9. alat diturunkan ke CSSD
10. Alat disteril oleh petugas CSSD
Unit Terkait - IBS CSSD
- CSSD

MENGGANTI BAJU PASIEN DENGAN BAJU KAMAR


OPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 144/YANMED/ADM 02 /1/1
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Yaitu mengganti baju pasien yang akan dioperasi dari unit rawat inap,
poli, atau dari unit lain dengan baju yang disediakan untuk operasi di
RSUD Kabupaten Jombang
Tujuan Mengganti baju pasien yang akan dioperasi untuk mencegah dan dan
mengurangi kontaminasi dari luar serta pencegahan resiko infeksi di
RSUD Kabupaten Jombang.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien For
Prosedur 1. Petugas cuci tangan
2. Ucapkan salam, petugas memperkenalkan diri.
3. Jelaskan tentang perlunya penggantian baju kamar operasi dan
dan pemakaiaan topi pasien.
4. Bantu pasien mengganti baju yang digunakan dengan baju
operasi diruang ganti pasien, Bila pasien tidak dapat mobilisasi
secara mandiri, penggantian dapat dilakukan di temapat tidur
pasien/ brantcar pasien, dengan tetap menjaga privasi pasien
yaitu dengan memasang penutup/ sketsel
5. Bantu pasien untuk pindah ke brancart yang disediakan oleh
kamar operasi, pasang pagar pengaman pada brancart untuk
mencegah resiko jatuh
6. Jelaskan tindakan telah selesai dilakukan
7. Ucapkan salam.
8. Perawat/Petugas mencuci tangan
Unit Terkait OK IGD, IBS, IRNA

PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS SEBELUM


TINDAKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 41/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/2
KAB. JOMBANG
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pengertian Pemberian antibiotik sebelum dilakukan tindakan pembedahan.

Tujuan 1. Mengurangi insidensi infeksi luka pasca bedah


2. Mencegah perkembangan infeksi pada daerah yang dibedah
3. Mencegah terjadinya mortalitas dan morbiditas pada infeksi
bedah
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Prosedur 1. Ucapkan salam dan perkenalkan nama
2. Identifikasi gelang yang akan diberikan antibiotik profilaksis.
3. Jelaskan prosedur tentang pemberian antibiotik profilaksis
sebelum pembedahan dimulai, serta kegunaannya.
4. Siapkan obat antibiotic profilaksis sesuai instruksi dokter.
5. Lakukan identifikasi antibiotika profilaksis dengan cara 6 Benar
( Benar Pasien, Benar Obat, Benar dosis, Benar Rute pemberian,
Benar Waktu, Benar Pendokumentasian )
6. Larutkan antibiotic dengan Water For Injection dalam spuit 5cc
atau 10 cc
7. Lakukan Desinfeksi pada tempat suntikan dengan kapas alkohol
8. Stop aliran Infus
9. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga
menembus bagian dalam dan masukan obat secara berlahan lahan
kedalam selang infus intravena cateter,
10. Setelah selesai, tarik spuit dan periksa kecepatan infus.
11. Observasi reaksi obat
12. Cuci tangan,
13. Dokumentasikan pemberian obat antibiotic profilaksis yang
telah berikan dan dosisnya ke status pasien.
dipasaran, harga obat t

PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS SEBELUM


TINDAKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


41/YANMED/KSM.ANS/PP 02 /1/2
RSUD
KAB. JOMBANG
Prosedur Perhatikan :
pemberian antibiotic profilaksis dilakukan 30 menit sebelum
pembedahanat F
28. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi

Unit Terkait 20.


PERSETUJUAN TINDAKAN TRANFUSI DARAH
DAN PRODUK DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 42/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Yaitu persetujuan tindakan pemberian tranfusi darah dan produk


darah
Tujuan 1. Untuk mendapatkan legalitas tindakan tranfusi darah dan produk
darah
2. Untuk memberikan informasi yang selengkapnya kepada pasien
dan keluarganya tentang manfaat dan efek samping serta
komplikasi tindakan pemberian tranfusi darah dan produk darah.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien For
Prosedur 1. Siapkan form persetujuan tindakan kedokteran dan pemberian
informasi tindakan kedokteran.
2. Catat tanggal dan jam pada pemberian informasi
3. Catat tindakan kedokteran yang akan dilakukan, beserta nama
dokter pemberi informasi dan nama pasien atau keluarga yang
diberikan informasi.
Pemberian informasi meliputi:
 Diagonosis,
 Tindakan yang akan dilakukan
 Indikasi tindakan
 Cara pemberian
 Tujuan
 Resiko
 Komplikasi
 Progniosis
 Alternative lain bila ada

4. Bubuhkan tanda tangan dan nama terang dokter pemberi


informasi dan pasien atau keluarga yang menerima informasi.

PERSETUJUAN TINDAKAN TRANFUSI DARAH


DAN PRODUK DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 42/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /2/2
KAB. JOMBANG

Prosedur 5. Catat identititas keluarga pasien yang memberikan


persetujuan tindakan tranfusi.
6. Catat juga identitas pasien yang akan diberikan tindakan
tranfusi
7. Tulis tanggal dan jam persetujuan
8. Bubuhkan tanda tangan pasien/ keluarga dekat inti yang
memberikan persetujuan, saksi keluarga yang lain, dokter
DPJP , dan saksi dari pihak rumah sakit (perawat).

Unit Terkait OK IGD, IBS, IRNA


ANESTESI GENERAL PADA PEDIATRIC

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 43/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu tindakan pemberian anastesi umum pada bayi dan anak anak

Tujuan Untuk memberikan pelayanan anestesi yang aman pada bayi dan anak
baik pada operasi elektif maupun operasi emergency
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Prosedur 1. Berikan anestesi umum pada bayi dan anak dengan teknik
inhalasi baik menggunakan masker/ sungkup ataupun intubasi.
2. Gunakan system anastesi open/ semi open ataupun semi colse
3. Pilih masker yang sesuai dengan kebutuhan dan ukuran sehingga
tidak menimbulkan kerugian pada deathspace yang terlalu
banyak ataupun berakibat komplikasi penekanan pada bola mata,
4. Pilih endotracheal tube yang sesuai dan bila digunakan tidak
sampai menimbulkan komplikasi odema atau kerusakan kapiler
di trachea
5. Pilih ETT NON CUFF bila digunakan no 2, 2.5, 3 atau 3.5 dan
pilih yang CUFF bila digunakan nomer 4 ke atas
6. Pilih alat anestesi T-piece untuk berat badan pasien < dari 4 kg
dan gunakan system open.
7. Pilih anastesi jackson rees dengan respiratory bag 0.5 pada
pasien dengan berat badan 4 – 10 kg dengan system semi open.
8. Pilih anastesi jackson rees dengan respiratory bag 1 liter pada
pasien dengan berat 10 – 20 kg dengan system semi open
9. Pilih anastesi jackson rees dengan respiratory bag 1,5 liter atau
respiratory tubing kecil atau menggunakan mesin anastesi dengan
respiratory bag 1,5 pediatric pada pasien dengan berat badan > 20
kg
ANESTESI GENERAL PADA PEDIATRIC

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 43/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Untuk induksi anastesi bisa dipilih inhalasi atau intra vena
dengan menggunakan tiopenthothal sodiom, ketamin ataupun
propofol
11. Untuk intubasi bisa digunakan masker relaxsan non depolarisasi
12. Suplemen bisa diberikan fentanyl obat inhalasi bisa digunakan
halotan, isofluran, atau sejenisnya sesuai indikasi
13. Berikan premedikasi setengah jam sampai satu jam sebelum
operasi dengan menggunakan petidin atau midazolam.

Unit Terkait - IBS


- Ok IGD
ANASTESI REGIONAL PADA PEDIATRIC

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 44/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu tindakan pemberian anastesi regional pada bayi dan anak anak

Tujuan Untuk memberikan pelayanan anatesi yang aman pada bayi dan anak
dengan anastesi regional pada operasi elektif dan emergency.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Prosedur 1. Pilih anastesi sub arachnoid block pediatric, epidural ataupun
peripheral nerve block
2. Pilih jarum spinal yang sesuai panjang nya 3 cm atau 5 cm dengan
diameter 26 – 29 G dan pilihlah jarum yang sedikit trauma
(pencil point/ modifikasi touhy) yang shot bhevel
3. Pilih obat anastesi bupivacain atau levo buvipacain atau
ropivacain
4. Gunakan dosis yang dihitung sesuai dengan berat badan
5. Obat adjuvan dapat digunakan ephineprin ataupun morfin dan
fentanyl.
6. Lakukan fungsi lumbal pada L5/ S1 atau L4/L5 bisa dilakukan
pada posisi duduk atau miring.

UNTUK ANASTESI CAUDAL EPIDURAL

1. Untuk anastesi Caudal Epidural bisa dipilih dengan teknik caudal


epidural ataupun lumbal dan thoracal peridural, bisa singel shot
atau bisa menggunakan continous chateter.
2. Pilih jarum short bevel 22 G straight needle atau jelco iv chateter.
Step tips, kingking
3. Bila dipih singel bolus dosis tidak lebih dari 20 ml dari 0,25%
levobupivacain
ANASTESI REGIONAL PADA PEDIATRIC

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 44/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur UNTUK ANASTESI LUMBAL EPIDURAL

1. Pilih jarum touhy nomer 18 G standart 10 cm


2. Pilih obat levobupivacain atau ropivacain dengan konsentrasi
0,25%. Dengan dosis sesuai dengan ketinggian blok yang
diharapkan.

Unit Terkait - IBS


- Ok IGD
FORM PEMBERIAN INFORMASI DAN FORM
PERSETUJUAN TINDAKAN ANASTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 45/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /1/2
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1 September 2014
10 November 2HGG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Yaitu prosedur pemberian informasi dan persetujuan tindakan anastesi


untuk mendapatkan tanda tangan pada pasien dan keluarga
Tujuan 1. Untuk memberikan penjelasan yang sejalas jelasnya tentang
tindakan anastesi yang akan dilakukan, persiapan anastesi yang harus
dilakukan dan bahaya dan komplikasi yang mungkin terjadi.
2. untuk mendapatkan legalitas formal secara hukum bila dibelakang
hari terjadi tuntutan pada pasien.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Prosedur 1. Berikan informasi tindakan anastesi meliputi persiapan secara
umum yaitu puasa, evaluasi oleh dokter anastesi dan
konsultasi kebidang lain bila diperlukan, pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium, radiologi dan EKG sesuai
indikasi, melepas perhiasan dan gigi palsu bila ada, serta
membersihkan make up untuk menghindari penyamaran pada
gawat darurat.
2. Form dapat diisikan oleh petugas para medis yang
menyiapkan operasi tersebut dan memberikan informasi
secara umum tentang persiapan yang harus dilakukan oleh
pasien yang akan operasi.
3. Informasi yang diberikan pada anastesi umum dan efek
samping anastesi umum, untuk anestesi regional informasi
meliputi block spinal dan epidural serta block peripheral
meliputi informasi umum dan komplikasi atau efek samping.
4. Bila pasien dan keluarganya bisa membaca dan menulis, form
tersebut dapat dibaca secara langsung untuk dibaca dan
dipelajari. Bila pasien tidak dapat membaca dan menulis
petugas dapat ruangan membacakan dan menjelaskan secara
umum tentang persiapan anastesi.
FORM PEMBERIAN INFORMASI DAN FORM
PERSETUJUAN TINDAKAN ANASTESI

No. Dokumen No.Revisi Halaman1


RSUD 45/YANMED/KSM.ANS/PP 01 /2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Form pemberian informasi tindakan anastesi ditanda tangani
oleh pemberi informasi, pasien/ wali/ keluarga.
6. Persetujuan tindakan anastesi identitas dan pasien dan dokter
dapat diisikan oleh petugas ruangan yang menyiapkan operasi
7. Form ini di tanda tangani oleh dokter, pasien, saksi pihak
keluarga dan saksi pihak rumah sakit.
Unit Terkait 1. OK IBS
2. IRJA
3. IRNA
4. OK IGD

Anda mungkin juga menyukai