Anda di halaman 1dari 13

JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No.

1, (2013) 1-13
1

ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP LAYANAN MOBILE BANKING


DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE
MODEL DAN THEORY OF REASONED ACTION

David Kurniawan, Prof.Dr. Hatane Semuel. S.E., M.si,dan Edwin Japarianto, S.E., M.M.,
Jurusan Manajemen Pemasaran,Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: davidowawa@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perceived ease of use terhadap attitude towards use
pengaruh penerimaan nasabah terhadap layanan melalui perceived usefulness dan pengaruh attitude
mobile banking dengan menggunakan pendekatan towards useterhadap behavioral intention pada
technology acceptance model dan theory of nasabah bank BCA di Surabaya yang menggunakan
reasoned action. Penelitian ini bertujuan untuk mobile banking. Analisis yang digunakan adalah
menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung Structural Equation Modeling (SEM). Berdasarkan
Hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa secara Layanan mobile banking merupakan jenis
langsung dan tidak langsung variabel perceived layanan yang fleksibel, karena bisa digunakan
ease of use memiliki pengaruh terhadap variabel untuk membantu nasabah melakukan transaksi di
attitude toward use dengan melalui variabel mana saja dan kapan saja.Masih besarnya peluang
perceived usefulness. Attitude toward usememiliki untuk memasuki pasar untuk jenis layanan mobile
pengaruh terhadap behavior intention. banking tersebut merupakan tantangan bagi industri
perbankan untuk menelusuri faktor-faktor yang
Kata Kunci: Layanan mobile banking BCA, mempengaruhi nasabah untuk menerima
perceived ease of use, perceived usefulness, attitude penggunaan mobile banking.Dalam penelitian ini
towards use, behavior intention. akan diamati faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan nasabah terhadap terhadap layanan
Jumlah perusahaan perbankan di Indonesia per mobile banking di Surabaya. Di mana variabel yang
Oktober 2011 mencapai 1.957 buah bank yang akan diamati adalah didasarkan pada variabel-
terdiri atas 120 bank umum dan 1.837 Bank variabel yang ada di dalam TAM dan TRA,
Perkreditan Rakyat.Di antara 120 bank umum sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Cheah
tersebut 116 di antaranya adalah bank swasta dan 4 et.al (2011).
lainnya merupakan bank pemerintah (Bank TRA sendiri merupakan suatu model yang
Indonesia, 2012). Banyaknya jumlah bank tersebut dapat memberikan kerangka konseptual dalam
meningkatkan persaingan di antara perusahaan memprediksi kinerja individu dalam berperilaku.
perbankan yang ada di Indonesia, sehingga Dalam konsep TRA yang dikembangkan oleh
perusahaan yang bergerak di bidang perbankan Fishbein dan Ajzen (1975) disebutkan bahwa ada
berupaya untuk memberi nilai lebih kepada nasabah dua faktor yang menentukan niat berperilaku, yakni
melalui pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan sikap individual terhadap perilaku (attitude toward
dan keinginan nasabah. behavior) dan norma subjektif (subjective norms),
Trend pertumbuhan pengguna internet yang sikap terhadap perilaku sebagai faktor personal,
melakukan akses melalui telepon seluler tersebut dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan individual
merupakan potensi yang bisa dijadikan sebagai akan akibat jika melakukan perilaku tersebut
bahan pertimbangan bagi perusahaan perbankan (behavioral beliefs) dan dipertimbangkan
dalam mengembangkan layanan yang disesuaikan berdasarkan sejumlah penilaian individu akan hasil
dengan perkembangan masyarakat.Apalagi, survei yang diperolehnya jika melakukan perilaku tersebut
Nielson juga menunjukkan bahwa penetrasi Internet (outcome evaluation).
di kalangan kelas atas adalah yang tertinggi Sementara itu, TAM merupakan model yang
dibandingkan segmen lainnya, yaitu sebesar 40 dikembangkan oleh Davis dengan menggunakan
persen (“Pengguna Ponsel Naik Menjadi 53 TRA sebagai grand theory, tetapi tidak
Persen”, Tribunnews.com, 31 Mei 2011).Artinya mengakomodasikan seluruh komponen TRA.
adalah bahwa potensi perbankan untuk Dalam TAM, Davis hanya memanfaatkan
mengembangkan layanan perbankan yang berbasis komponen belief dan attitude saja sedangkan
internet yang bisa diakses melalui telepon seluler normative belief dan subjective norm.Tujuan
semakin terbuka.Fenomena ini bisa dilihat dari pengembangan model TAM adalah untuk
hadirnya layanan mobile banking yang disediakan menggambarkan perilaku seseorang dalam
oleh perusahaan perbankan. penggunaan teknologi.Menurut Davis (1989) dalam
Wijayanti (2009), tujuan utama TAM adalah untuk
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
2

mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor Venkatesh dan Ram & Jung (dalam Banerjee, 2008,
eksternal terhadap kepercayaan, sikap p.6) mengukur penerimaan produk baru dengan
(personalisasi), dan tujuan pengguna menggunakan product usage dan level of usage
komputer.TAM menganggap bahwa dua keyakinan seperti jarang, intensif, dan dengan perilaku
variabel perilaku utama dalam mengadopsi sisitem tertentu.
informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap
manfaat (perceived usefulness) dan persepsi Teori Perilaku Konsumen
pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi
use).Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat mengenai proses yang melibatkan ketika orang-
di mana seseorang percaya bahwa menggunakan orang memilih, membeli, menggunakan, atau
system tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan membuang produk dan/atau layanan, ide, atau
perceived ease of use diartikan sebagai tingkat pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan harapan. Dalam definisi ini, perilaku konsumen
system tidak diperlukan usaha apapun (free of dipandang sebagai proses yang meliputi isu-isu
effort). perceived ease of use juga berpengaruh yang mempengaruhi konsumen, baik sebelum,
pada perceived usefulness yang dapat diartikan selama, dan setelah pembelian (Mooij, 2011, p.20).
bahwa jika seseorang merasa system tersebut Hirschey (2009, p.149) menyebutkan bahwa studi
mudah digunakan maka system tersebut berguna terhadap perilaku konsumen berguna baik untuk
bagi pengguna. menggambarkan maupun memprediksi keputusan
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan konsumen.
masalah dalam penelitian ini adalah: Assael (dalam McCabe, 2009, p.84)
1. Apakah perceived ease of use mempengaruhi menggambarkan proses pengambilan keputusan
perceived usefulness nasabah di Surabaya yang dalam perilaku konsumen melliputi need arousal,
menggunakan mobile banking? informatin processing, brand evaluation, purchase,
2. Apakah perceived usefulnessmempengaruhi danpost-purchase evaluation.
attitude towards use nasabah di Surabaya yang Theory of Reasoned Actions
menggunakan mobile banking? Theory of reasoned action (TRA) atau teori
3. Apakah perceived ease of use mempengaruhi tindakan beralasan dikembangkanoleh Fishbein dan
attitude towards use nasabah di Surabaya yang Ajzen yang merupakan teori dinamika terbentuknya
menggunakan mobile banking? sikap dan perilaku.Teori ini berkaitan dengan
4. Apakah attitude towards usemempengaruhi kombinasi respon untuk menghasilkan perilaku.
behavioral intention nasabah di Surabaya yang TRA mempunyai tiga variabel umum, yaitu: niat
menggunakan mobile banking? perilaku (BI=behavior intention), sikap
(A=Attitude), dan norma subjektif (SN=Subjektif
Teori Penunjang Norm). TRA menunjukkan bahwa niat perilaku
Penerimaan Konsumen (Consumer Acceptance) seseorang tergantung pada sikap seseorang tentang
Penerimaan konsumen terhadap suatu produk perilaku dan norma subjektif. Jika seseorang berniat
merupakan hal yang penting, karena ketika seorang untuk melakukan suatu perilaku maka
konsumen menolak kehadiran produk di pasar kemungkinan bahwa orang tersebut akan
maka itu berarti merefleksikan kegagalan produk melakukannya. Perhatian utama dari TRA adalah
atau layanan dalam memenuhi harapan, kebutuhan, prediksi dari niat perilaku, yang mencakup prediksi
dan keinginan konsumen.Penerimaan konsumen dari sikap dan prediksi perilaku. Berdasarkan teori
didefinisikan oleh van den Bosch (dalam Vergragt, ini, sikap seseorang dalam menampakkan perilaku
2006) sebagai “a positive attitude of individuals berkaitan erat dengan keyakinannya bahwa
towards an innovation and the intention to consume menampakkan suatu perilaku akan membawa
the product or service”. Artinya, penerimaan konsekuensi dan ia sudah melakukan evaluasi atas
konsumen merupakan sikap positif individu konsekuensi itu (Fishbein, 1975:16).
terhadap inovasi dan niat konsumen untuk
mengkonsumsi produk atau layanan. Di mana niat
konsumen untuk berperilaku tersebut dipengaruhi
oleh sikap konsumen dan norma sosial. Technology Acceptance Model
Moskowitz, et.al (2012) memberi definisi Technology acceptance model(TAM) adalah
penerimaan konsumen sebagai “(1) an experience, model yang digunakan untuk menggambarkan
or feature of experience, characterized by a perilaku seseorang dalam penggunaan
positive attitude toward the product; and/or (2) teknologi.Selanjutnya Heilesen dan Jensen (2007,
actual utilization (such as purchase or eating) of p.65) menambahkan bahwa TAM juga menjelaskan
the product by consumers” (p.331). Artinya, bahwa individu dapat bebas memilih dalam
pengalaman, atau fitur dari pengalaman, ditandai menggunakan teknologi.Menurut Davis (1989)
dengan sikap positif terhadap produk, dan/atau (2) dalam Wijayanti (2009) dan Dehgham, Arjomand,
pemanfaatan aktual (seperti pembelian atau makan) Nayyeri, dan Tabatabaey (2011), tujuan utama
produk oleh konsumen.Sedangkan Shih & TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
3

pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, & Venkatesh dan Ram &Jung, dalam Banerjee,
sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna 2008, p.6). Semakin positif sikap konsumen,
komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan semakin tinggi niat konsumen, dan semakin intensif
variabel perilaku utama dalam mengadopsi sistem penggunaan aktualnya maka bisa dikatakan
informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap menunjukkan semakin baik penerimaan konsumen
manfaat (perceived usefulness) dan persepsi terhadap produk dan layanan tersebut.Dengan
pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of demikian, jika penerimaan konsumen terhadap
use).Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat produk baik maka itu artinya sikap, niat, dan
di mana seseorang percaya bahwa menggunakan penggunaan aktual tinggi, yang diharapkan
system tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan berdampak pada kenaikan penjualan.Oleh karena
perceived ease of use diartikan sebagai tingkat itu, diperlukan analisis faktor-faktor yang
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan mempengaruhi penerimaan konsumen tersebut.
system tidak diperlukan usaha apapun (free of Secara teoritis, Fishbein dan Ajzen (1975)
effort). Perceived ease of use juga berpengaruh mengembangkan TRA yang di dalamnya
pada perceived usefulness yang dapat diartikan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
bahwa jika seseorang merasa system tersebut sikap individu dan niat untuk berperilaku dan
mudah digunakan maka system tersebut berguna perilaku aktual. Selanjutnya, dengan menggunakan
bagi pengguna. Dalam memformulasikan TAM, grand theory TRA tersebut, Davis (1989) dalam
Davis menggunakan TRA sebagai grand theory, Wijayanti (2009) dan Dehgham et.al (2011),
tetapi tidak mengakomodasikan seluruh komponen mengembangkan TAM untuk menganalisis
TRA. Dalam TAM, Davis hanya memanfaatkan penerimaan pengguna teknologi. Kedua teori
komponen belief dan attitude saja sedangkan tersebut selanjutnya diuji oleh Cheah, et.al. (2011)
normative belief dan subjective norm. dan Barati dan Mohammadi (2009) yang
menunjukkan bahwa penerimaan konsumen bank
terhadap mobile banking
ditentukan
Perceived Usefulness Penerimaan Nasabah oleh beberapa
(PU): (van den Bosch, dalam Vergragt, 2006; faktor
Attitude towards
Moskowitz, Behavioral
et.al., 2012; dan Shih Intention:
&Venkatesh dan Ram
1. Produktivitas. sebagaimana
2. Kinerja. use: 1. Sikap2008,
& Jung, dalam Banerjee, positifp.6)
1. Beliefterh
yang terdapat
3. Efisiensi (Wijaya, 2. Keyakinan
adap dalam model
2006). terhadap
perilaku TAM, yaitu
rujukan
2. Evaluasi preceived
3. Motivasi
hasil (Fishbein
usefulness
(Fishbein dan Ajzen, (persepsi
Perceived Ease of Use pengguna
dan Ajzen, 1975)
(PEOU): dengan
1. Teknologiitusendiri.
manfaat
2. Reputasiteknologi.
3. Mekanismesupport yang teknologi
terpercaya (Wijaya, 2006). yang
digunakan),
perceived
ease of
use(persepsi kemudahan
Gambar 1.Hubungan antara penerimaan penggunaan) yang mempberikan pengaruhnya
nasabah terhadap layanan mobile banking terhadap attitude toward using (sikap terhadap
dengan menggunakan pendekatan technology penggunaan) dan behavioral intention to use
acceptance model dan theory of reasoned action. (kecenderungan perilaku penggunaan). Di mana
Ketika mengeluarkan produk baru baik yang attitude toward using dan behavioral intention
merupakan hasil pengembangan produk maupun merupakan indikator atas penerimaan nasabah
produk yang benar-benar baru, maka pemasar perlu terhadap penggunaan mobile banking (van den
melakukan analisis terhadap penerimaan konsumen Bosch, dalam Vergragt, 2006; Moskowitz, et.al.,
terhadap produk atau layanan baru tersebut.Analisis 2012; dan Shih & Venkatesh dan Ram & Jung,
penerimaan produk atau layanan ini diperlukan dalam Banerjee, 2008, p.6).
untuk mengetahui seberapa besar seberapa besar Melalui analisis terhadap faktor-faktor tersebut
tingkat kemampuan produk untuk dapat diterima maka diharapkan akan bisa memahami faktor yang
oleh konsumen. Penerimaan konsumen itu sendiri menjadi determinan atas penerimaan konsumen, di
bisa dilihat dari sikap positif konsumen terhadap mana dalam penelitian ini, konsumen yang diamati
produk, niat penggunaan, dan perilaku aktual dalam adalah nasabah bank. Dengan demikian akan bisa
menggunakan produk (van den Bosch, dalam dijadikan sebagai masukan untuk menentukan
Vergragt, 2006; Moskowitz, et.al., 2012; dan Shih
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
4

strategi pemasaran yang tepat, yang didasarkan penerimaan nasabah terdiri atas dua variabel
pada temuan penelitian. yaitu variabel sikap dan variabel perilaku yaitu:
a. Attitude towards use
Metodologi Penelitian Sikap seseorang terhadap suatu objek
Jenis penelitian yang digunakan dalam adalah suatu fungsi dari keyakinannya
penelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian tentang objek itu dan merupakan respon
kausal merupakan tipe penelitian konklusif yang penilaian yang evaluatif terkait dengan
ditujukan untuk memperoleh bukti terkait dengan keyakinannya (Fishbein dan Ajzen, 1975).
hubungan sebab dan akibat (kausal), dengan Attitude towards use merupakan variabel
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan laten endogen yang dinotifikasi dengan Y1.
kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang di Selanjutnya sikap dioperasionalkan
dalamnya akan menyampaikan presentasi hasil berdasarkan faktor yang membentuk sikap
penelitian yang bersifat numeric (angka-angka). menurut Fishbein dan Ajzen (1975), yaitu:
Dalam penelitian ini, populasi yang diamati adalah  Belief, yaitu keyakinan bahwa
nasabah bank yang menggunakan mobile banking perilaku tertentu menimbulkan
di Surabaya. hasil-hasil tertentu,
meliputi:Nasabah yakin bahwa
Teknik Penarikan Sampel penggunaan mobile banking
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini memudahkan proses transaksi,
adalah nonprobability sampling. Teknik nasabah yakin bahwa penggunaan
nonprobability sampling artinya bahwa tidak semua mobile banking mempercepat
anggota populasi memiliki peluang untuk menjadi transaksi., nasabah yakin bahwa
sampel (Cooper dan Schindler, 2008, p.379). penggunaan mobile banking akan
Teknik nonprobability sampling yang digunakan menghemat waktu transaksi.
dalam penelitian ini adalah judgement sampling,  Evaluasi yaitu nasabah
yaitu pemilihan sampel yang sesuai dengan berpendapat bahwa penggunaan
beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti mobile banking adalah
(Cooper dan Schindler, 2008, p.397). menyenangkan, nasabah
1. Nasabah yang menggunakan mobile banking. berpendapat bahwa penggunaan
2. Nasabah berdomisili di Surabaya. mobile banking adalah nyaman,
3. Berusia 17 tahun.ke atas. nasabah berpendapat bahwa
Dengan mengacu pada jumlah sampel minimal penggunaan mobile banking
yang diperlukan untuk penelitian tersebut maka adalah menguntungkan.
dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan b. Behavioral intention
adalah 210 orang, dengan berdasarkan pendapat Kecenderungan seseorang untuk memilih
Kline (2011, p.12) bahwa ukuran sampel yang melakukan atau tidak melakukan suatu
merupakan „tipical‟ bagi penelitian yang pekerjaan.Behavioral intention merupakan
menggunakan SEM adalah 200 sampel. Selain itu variabel laten endogen yang dinotifikasi
Kline juga mengutip pendapat Barrett (2007) dengan Y2 . Selanjutnya sikap
bahwa penelitian yang menggunakan model SEM dioperasionalkan berdasarkan faktor yang
dengan menggunakan ukuran sampel kurang dari membentuk behavioral intention menurut
200 sampel akan ditolak, kecuali jika jumlah Fishbein dan Ajzen (1975), yaitu:
sampel benar-benar ketat  Sikap positif, meliputi: nasabah
senang dengan adanya layanan
Definisi Operasional Variabel mobile banking yang ditawarkan
Identifikasi variabel maupun definisi oleh bank.
operasional variabel dalam penelitian ini adalah  Keyakinan terhadap rujukan,
sebagai berikut: meliputi: nasabah yakin bahwa
1. Variabel penerimaan nasabah, merupakan penggunaan mobile banking lebih
variabel laten endogen, yaitu variabel dependen mudah dibandingkan dengan
yang dipengaruhi oleh variabel independen penggunaan layanan bank lainnya,
(eksogen). Pada model structural equation nasabah yakin bahwa penggunaan
modelling (SEM), variabel endogen mobile banking lebih aman
ditunjukkan dengan adanya anak panah yang dibandingkan dengan penggunaan
menuju variabel tersebut (Santoso, 2011, p.9). layanan bank lainnya, nasabah
Variabel penerimaan nasabah yakin bahwa penggunaan mobile
dioperasionalisasikan berdasarkan pendapat banking lebih bisa dipercaya
van den Bosch (dalam Vergragt, 2006), dibandingkan dengan penggunaan
Moskowitz, et.al. (2012), dan Shih & layanan bank lainnya.
Venkatesh dan Ram & Jung (dalam Banerjee,
2008, p.6). Dengan demikian, variabel
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
5

 Motivasi penggunaan mobile p.183). Dalam penelitian ini, kuesioner yang


banking, meliputi: nasabah akan disusun tersebut meliputi pertanyaan terkait dengan
bisa menggunakan mobile perceived usefulness, perceived risk, dan personal
banking untuk melakukan innovativeness, serta penerimaan nasabah terhadap
pembayaran dalam transaksi, layanan mobile banking.
nasabah akan bisa selalu Adapun proses penyampaian kuesioner
mengecek saldo melalui mobile tersebut disampaikan secara langsung (direct
banking, nasabah akan bisa selalu approach), yaitu pendekatan secara langsung
mengecek histori transaksi kepada responden tanpa menyamarkan tujuan
melalui mobile banking. penelitian, yaitu dengan mengungkapkan tujuan
2. Variabel perceived usefullness, merupakan penelitian kepada responden melalui pertanyaan
variabel laten endogen, yaitu variabel dependen atau pernyataan yang disampaikan secara jelas
yang dipengaruhi variabel independen kepada responden (Malhotra dan Dash, 2009,
(eksogen). Pada model SEM, variabel endogen p.183). Dalam penelitian ini, kuesioner yang telah
ditunjukkan dengan adanya anak panah yang disusun disampaikan secara langsung kepada
berasal variabel tersebut dari arah variabel nasabah bank yang menggunakan mobile banking
eksogen (Santoso, 2011, p.9). Variabel di Surabaya.
perceived usefullness dinotifikasi dengan Z.
Perceived usefullness merupakan tingkatan Teknik Analisis Data
dimana user percaya bahwa dengan Penyajian data dilakukan dengan bantuan
menggunakan teknologi atau sistem akan statistik deskriptif sehingga bisa menyajikan data
meningkatkan performa nasabah dalam bekerja dalam bentuk tabel frekuensi, mean, dan simpangan
dna berhubungan dengan manfaat yang baku data.
diterima nasabah. Variabel perceived 1. Tabel Frekuensi
usefullness dioperasionalisasikan berdasarkan Tabel frekuensi adalah alat yang sederhana
pendapat Wijaya (2006) yaitu: untuk menyusun data berdasarkan jumlah dan
a. Mobile banking bisa digunakan persentase (Cooper dan Schindler, 2008, p.446).
untuk melakukan transaksi kapan saja. 2. Mean
b. Mobile banking bisa digunakan Mean (rata-rata) adalah cara untuk mengukur
untuk melakukan transaksi di mana saja. lokasi pusat untuk variabel atau data dengan
c. Mobile banking lebih mudah skala minimal interval atau rasio, di mana
diakses dibandingkan internet banking. jumlah keseluruhan skor atau nilai dari satu
d. Mobile banking membantu variabel dibagi oleh keseluruhan anggota atau
nasabah untuk sering melakukan transaksi. obyek pengamatan (Silalahi, 2009, p.364).
e. Mobile banking membuat 3. Kategorisasi Variabel Penelitian
transaksi bisa dilakukan dengan lebih cepat Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat tinggi
(tidak memakan waktu lama). rendahnya variabel penelitian yang terdiri atas
3. Variabel perceived ease of use, merupakan perceived usefulness danperceived ease of use,
merupakan variabel laten eksogen yang serta penerimaan nasabah terhadap layanan
dinotifikasi dengan X. Perceived ease of use mobile bankingyang dilihat dari attitute toward
merupakan tingkatan di mana user percaya use dan behavioral intention,maka dilakukan
bahwa teknologi atau sistem tersebut dapat perhitungan melalui kelas interval
digunakan dengan mudah dan bebas dari
masalah. Variabel perceived ease of use Standar Deviasi
dioperasionalisasikan berdasarkan pendapat Standar deviasi atau simpangan baku
Wijaya (2006) yaitu: merupakan ukuran lain dari dispersi atau
a. Mobile banking tidak menyulitkan variabilitas yang secara umum digunakan dalam
pengguna. laporan penelitian sebagai ukuran rata-rata
b. Mobile banking merupakan layanan simpangan (Silalahi, 2009, p.370).
perbankan yang dapat dipercaya.
c. Layanan mobile banking tidak memerlukan Analisis Data
tahap instalasi yang rumit. Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa
permodelan dalam analisis penelitian ini adalah
Metode Pengumpulan Data menggunakan SEM. Menurut Santoso (2011), SEM
Sementara itu, prosedur pengumpulan data merupakan “teknik statistik multivariat yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan kombinasi antara analisis faktor dan
pengumpulan data tersetruktur (structured data analisis regresi (korelasi), yang bertujuan untuk
collection), yaitu pengumpulan data melalui menguji hubungan-hubungan antar variabel yang
penyampaian kuesioner formal yang menyajikan ada pada sebuah model, baik itu antar indikator
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara dengan konstruknya, atau hubungan antar
teratur terlebih dahulu (Malhotra dan Dash, 2009, konstruk” (p.17).
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
6

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisa Profil Responden


Sehubungan dengan profil responden, dari
suvei yang dilakukan terungkap bahwa responden
mobile banking BCA adalah laki – laki, berusia 23
– 28 tahun, berpendidikan strata 1, individu yang
belum menikah, dan status pekerjaannya
penguasaha/wiraswasta.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
7

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel


Perceived Ease of Use
Kode Indikat Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Perceived
Variab Me Standar Mi Ma
Indik or Kategori Usefulness
el an deviasi n. x.
ator Kode Indikator
Percei PE Tidak 3, 0,719 2 5 Mudah Variab Mea Standar Mi Ma Kategor
Indika
ved OU meny 6 el n deviasi n. x. i
tor
Ease 19 ulitka 8 Perceiv PU14 Bisa 4,00 0,722 2 5 Berman
of n ed digunaka faat
pengg Usefuln n untuk
una. ess melakuk
Use(P PE Meru 3, 0,737 2 5 Cukup (PU) an
EOU) OU pakan 4 mudah transaksi
20 layana 3 kapan
n saja.
perba PU15 Bisa 4,15 0,714 2 5 Berman
nkan digunaka faat
yang n untuk
dapat melakuk
diperc an
aya. transaksi
PE Layan 3, 0,690 2 5 Cukup di mana
OU an 5 mudah saja.
21 mobil 7 PU16 Lebih 4,09 0,686 2 5 Berman
e mudah faat
banki diakses
ng dibandin
tidak gkan
meme internet
rlukan banking.
tahap PU17 Membant 3,70 0,649 2 5 Berman
instala u untuk faat
si sering
yang melakuk
rumit. an
3,5 Cukup transaksi.
Mean
6 mudah PU18 Membuat 3,79 0,515 2 5 Berman
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata transaksi faat
jawaban responden adalah berada pada posisi bisa
minimal di angka 2 dan maksimal di angka 5. Pada dilakuka
nilai mean yang dihasilkan rata-rata bisa n dengan
dikategorikan dalam kategori cukup mudah, yang lebih
bisa diartikan bahwa responden setuju kalau tingkat cepat
(tidak
perceivedease of use layanan mobile banking memaka
adalah dalam kategori cukup mudah. n waktu
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai lama).
simpangan baku (standar deviasi) setiap indikator Berman
Mean 3,94
adalah kurang dari nilai mean masing-masing. Hasil faat
ini bisa diartikan bahwa variasi jawaban responden Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata
tidak terlalu jauh bervariasi antara responden yang jawaban responden adalah berada pada posisi
satu dengan yang lain. minimal di angka 2 dan maksimal di angka 5.Pada
nilai mean yang dihasilkan rata-rata bisa
Deskripsi Variabel Perceived Usefulness (PU) dikategorikan dalam kategori bermanfaat, yang bisa
Perceived usefulness menjelaskan tingkatan diartikan bahwa responden setuju kalau tingkat
dimana user percaya bahwa dengan menggunakan perceived usefulness layanan mobile banking
teknologi atau sistem akan meningkatkan performa adalah dalam kategori bermanfaat.
nasabah dalam bekerja dan berhubungan dengan Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai
manfaat yang diterima nasabah. Berikut adalah simpangan baku (standar deviasi) setiap indikator
statistik deskriptif hasil olahan data hasil penelitian adalah kurang dari nilai mean masing-masing. Hasil
yang pengolahannya dilakukan dengan ini bisa diartikan bahwa variasi jawaban responden
menggunakan bantuan program SPSS for windows tidak terlalu jauh bervariasi antara responden yang
version 20.0. satu dengan yang lain.
Deskripsi Variabel Attitude Toward Use (ATT)
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
8

Attittude toward use menjelaskan suatu fungsi melakukan suatu pekerjaan. Berikut adalah statistik
dari keyakinannya tentang objek itu dan merupakan deskriptif hasil olahan data hasil penelitian yang
respon penilaian yang evaluatif terkait dengan pengolahannya dilakukan dengan menggunakan
keyakinannya. Berikut adalah statistik deskriptif bantuan program SPSS for windows version 20.0.
hasil olahan data hasil penelitian yang
pengolahannya dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS for windows version 20.0. Tabel 4. Statistik Deskriptif Variabel Behavioral
Intention
Kode
Standar
Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Attittude Variabel Indikator Indikator Mean Min. Max Kategori
deviasi
.
Toward Use Behavior Behav7 Senang 3,61 0,579 2 5 Sedang
Kode intention dengan
Varia Mea Standar Mi Ma Kateg
Indikat Indikator (BEHAV) adanya
bel n deviasi n. x. ori
or layanan
Attittu Att1 Penggunaa 3,5 0,831 1 5 Netral mobile
de n mobile 4 banking yang
toward banking ditawarkan
use memudahk oleh bank.
(Att) an proses Behav8 Yakin bahwa 3,46 0,642 2 5 Sedang
transaksi. penggunaan
Att2 Penggunaa 3,5 0,834 1 5 Netral mobile
n mobile 7 banking lebih
banking mudah
memperce dibandingkan
pat dengan
transaksi. penggunaan
Att3 Penggunaa 3,5 0,726 2 5 Netral layanan bank
n mobile 4 lainnya.
banking Behav9 Yakin bahwa 3,74 0,651 2 5 Tinggi
menghema penggunaan
t waktu mobile
transaksi. banking lebih
Att4 Penggunaa 3,7 0,768 2 5 Positif aman
n mobile 9 dibandingkan
banking dengan
menyenan penggunaan
gkan. layanan bank
Att5 Penggunaa 3,5 0,627 2 5 Netral lainnya.
n mobile 4 Behav1 Yakin bahwa 3,62 0,689 2 5 Sedang
banking 0 penggunaan
nyaman. mobile
Att6 Penggunaa 3,7 0,575 2 5 Positif banking lebih
n mobile 5 bisa
banking dipercaya
menguntun dibandingkan
gkan bagi dengan
saya. penggunaan
Mean 3,6 Netral layanan bank
2 lainnya.
Behav1 Bisa 3,61 0,678 2 5 Sedang
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata 1 menggunakan
mobile
jawaban responden adalah berada pada posisi banking
minimal di angka 1 dan maksimal di angka 5.Pada untuk
nilai mean yang dihasilkan rata-rata bisa melakukan
dikategorikan dalam kategori netral, yang bisa pembayaran
dalam
diartikan bahwa responden setuju kalau tingkat transaksi.
attittude toward use layanan mobile banking adalah Behav1 Bisa selalu 3,65 0,662 2 5 Sedang
dalam kategori netral. 2 mengecek
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai saldo melalui
mobile
simpangan baku (standar deviasi) setiap indikator banking.
adalah kurang dari nilai mean masing-masing. Hasil Behav1 Bisa selalu
ini bisa diartikan bahwa variasi jawaban responden 3 mengecek
tidak terlalu jauh bervariasi antara responden yang histori
transaksi
satu dengan yang lain. melalui
mobile
Deskripsi Variabel Behavior Intention (BEHAV) banking.
Behavior intention menjelaskan kecenderungan Mean 3,62 Sedang
seseorang untuk memilih melakukan atau tidak
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
9

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata


jawaban responden adalah berada pada posisi
minimal di angka 2 dan maksimal di angka 5.Pada
nilai mean yang dihasilkan rata-rata bisa
dikategorikan dalam kategori sedang, yang bisa
diartikan bahwa responden setuju kalau tingkat
behavior intentionterhadap layanan mobile banking
adalah dalam kategori sedang.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai
simpangan baku (standar deviasi) setiap indikator
adalah kurang dari nilai mean masing-masing. Hasil
ini bisa diartikan bahwa variasi jawaban responden Tabel 5. Uji Validitas Dan Reabilitas
tidak terlalu jauh bervariasi antara responden yang Konstruk
satu dengan yang lain.
Customer Value
Analisis Data Korelasi antara Cron-
Estimat
Dalam rangka menjawab rumusan masalah, Konstruk indikator dengan p value bach
e
konstruk alpha
tujuan penelitian, dan menguji hipotesis yang Attitude Att1  Attitude 1,000
diajukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini Toward Att2  Attitude 0,988 0,000
akan dilakukan untuk melakukan analisis terhadap Use (Att) Att3  Attitude 0,419 0,000
penerimaan nasabah atas layanan mobile banking Att4  Attitude 0,204 0,001 0,653
dengan menggunakan pendekatan Technology Att5  Attitude 0,277 0,000
Acceptance Model dan Theory of Reasoned Action Att6  Attitude 0,133 0,005
maka dalam peneltian ini akan diuji: Behevior Behav7  Behavior 1,000
Intention Behaviou
1. Pengaruh perceived ease of use Behav8
 r
1,596 0,009
terhadap perceived usefulness nasabah (BEHAV Behaviou
Behav9 2,001 0,005
di Surabaya yang menggunakan )  r
mobile banking. Behav1 Behaviou 0,826
5,054 0,002
2. Pengaruh perceived 0  r
Behav1 Behaviou
usefulnessterhadap attitude towards 1  r
4,916 0,002
use nasabah di Surabaya yang Behav1 Behaviou
4,893 0,002
menggunakan mobile banking. 2  r
3. Pengaruh perceived ease of use Behav1 Behaviou
2,883 0,002
3  r
terhadap attitude towards use nasabah
Perceive Usefulnes
di Surabaya yang menggunakan PU18 1,000
d  s
mobile banking. Usefulnes Usefulnes
PU17 2,278 0,000
4. Pengaruh attitude towards s  s 0,784
useterhadap behavioral intention (PU) Usefulnes
PU16 3,277 0,000
 s
nasabah di Surabaya yang Usefulnes
menggunakan mobile banking. PU15 4,097 0,000
 s
Pengujian penerimaan nasabah atas PU14
Usefulnes
3,249 0,000
layanan mobile banking ini dilakukan dengan  s
Perceive PEOU2 Easeofus
menggunakan structural equation modeling (SEM) 1,000
d 1  e
dengan bantuan program AMOS 20.0.Tahapan ease of PEOU2 Easeofus
dalam analisis SEM diawali dengan analisis 3,071 0,000 0,653
use 0  e
normalitas dan validitas konstruk yang dilanjutkan (PEOU) PEOU1 Easeofus
2,353 0,000
dengan analisis struktural. 9  e
Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh
indikator pada perceived ease of use, perceived
usefulness, attitude toward use, dan behavior
intentionmemiliki nilai CR dengan tingkat
probabilitas yang kurang dari 5%, sehingga bisa
dijelaskan bahwa semua indikator pada perceived
ease of use, perceived usefulness, attitude toward
use, dan behavior intentionmampu membentuk
konstruk masing-masing dengan baik.

Analisis Structural Equation Modeling

Penyusunan Model Persamaan Struktural


JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
10

Penyusunan model struktural dilakukan dnegan variabel perceived ease of use terhadap
menggunakan bantuan program AMOS 20.0di variabel perceived usefulness tersebut adalah
mana diperoleh diagram hasil sebagai berikut: positif sebesar 0,374 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,018. Sedangkan pengaruh variabel
perceived usefulness terhadap attitude toward
use, di mana besaran pengaruh tersebut adalah
positif sebesar 0,247 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,007.
2. Secara langsung variabel perceived ease of use
memiliki pengaruh terhadap variabel attitude
toward use.,di mana besaran pengaruh tersebut
adalah positif sebesar 0,485, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,002.
3. Attitude toward usememiliki pengaruh
terhadap behavior intention, di mana besaran
pengaruh tersebut adalah positif sebesar 0,337,
dengan nilai signifikansi sebesar 0,007.

Uji Ketepatan Model


Uji ketepatan model dilakukan untuk menguji
kelayakan model struktural yang dihasilkan dalam
penelitian.Berikut adalah hasil pengujian ketepatan
model atau good fityang dilakukan dengan
menggunakan uji kesesuaian indeks.
Gambar 2.Output Olahan Data untuk Model Tabel 7. Uji Goodness of Index
Struktural atas Penerimaan Nasabah atas Goodness of fit Cut off Hasil Statement
Mobil Banking BCA pada Nasabah di value
Surabaya X2-Chi Square Lebih baik 29,590 Baik
Berdasarkan gambar di atas maka dapat Statistic kecil
diperoleh besaran estimasi pengaruh yang diberikan Significance  0,05 0,172 Baik
oleh masing-masing variabel yang diamati probability
sebagaimana tersaji dalam Tabel berikut. RMSEA  0,08 0,080 Baik
GFI  0,90 0,966 Baik
Tabel 6. Model Struktural atas Penerimaan AGFI  0.90 0,978 Baik
Nasabah atas Mobil Banking BCA pada CMIN/DF  2,00 0,160 Baik
Nasabah di Surabaya TLI  0.95 0,987 Baik
p
Estimat CFI  0.95 0,985 Baik
Model struktural C.R. valu
e Tabel di atas menunjukkan bahwa semua
e
indeks terpenuhi. Terpenuhinya kesesuaian indeks
Perceived Perceive ini bisa dilihat dari besaran nilai chi square yang
2,36 0,01
usefulnes  d ease of 0,374 dihasilkan merupakan nilai yang diharapkan, yaitu
8 8
s use memiliki tingkat probabilitas sebesar 0,172 yang
Attitude Perceive lebih besar daripada 0,05. Sebagaimana dijelaskan
toward d 2,68 0,00 pada bagian sebelumnya (bab 3) bahwa alat uji
 0,247
use usefulnes 2 7 paling fundamental untuk mengukur overall fit
s adalah likelihood ratio chi-square statistic.Chi-
Attitude Perceive square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya
3,16 0,00
toward  d ease of 0,485 sampel yang digunakan.Karena itu bila jumlah
5 2
use use sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200
Behaviou Attitude sampel, maka statistik chi-square ini harus
2,68 0,00
r  toward 0,337 didampingi oleh alat uji lainnya. Model yang diuji
0 7 akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-
intention use
Tabel di atas menunjukkan bahwa besaran squarenya rendah. Semakin kecil nilai chi-square
loading factor(estimate)untuk masing-masing maka semakin baik model itu. Dalam pengujian ini
variabel adalah positif, sehingga bisa dijelaskan nilai chi-square yang rendah yang menghasilkan
bahwa: sebuah tingkat signifikansi yang lebih besar dari
1. Secara tidak langsung variabel perceived ease 0,05 akan mengindikasikan tidak adanya perbedaan
of use memiliki pengaruh terhadap variabel yang signifikan antara matriks kovarians data dan
attitude toward use dengan melalui variabel matriks kovarians yang diestimasi.
perceived usefulness. Besaran pengaruh
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
11

Selain itu, uji kesesuaian indeks yang lain juga Dengan demikian, bisa disimpulkan
menunjukkan bahwa model yang terbentuk dalam bahwa H2 adalah diterima.
penelitian ini adalah layak, karena semua asumsi H3. Perceived ease of use mempengaruhi
dalam uji goodness fit of index terpenuhi dengan attitude towards use nasabah di Surabaya
baik. yang menggunakan mobile banking.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perceived ease of usememberikan
pengaruh positif terhadap attitude
1. Pengujian Hipotesis towards use nasabah dengan nilai
Bagian ini menyampaikan pengujian koefisien regresi sebesar 0,485. Pengaruh
hipotesis penelitian sebagaimana yang diajukan positif yang diberikan oleh perceived
pada bab 2. Sebelum dilanjutkan ke pengujian ease of useterhadap attitude towards
hipotesis maka berikut disampaikan hasil useadalah signifikan, karena memiliki
pengolahan data yang menghasilkan nilai critical nilai CR sebesar 3,165 dengan tingkat
ratio dan nilai probabilitas yang dihasilkan dengan signifikansi 0,002 yang lebih kecil
menggunakan bantuan program AMOS 20.0. daripada 5%.
Dengan demikian, bisa disimpulkan
Tabel 8. Ringkasan Pengujian Hipotesis bahwa H3 adalah diterima.
p H4. Attitude towards usemempengaruhi
Model struktural C.R. Keterangan
value behavioral intention nasabah di Surabaya
Perceived Perceived ease yang menggunakan mobile banking.Hasil
usefulness  of use 2,368 0,018 Signifikan
penelitian menunjukkan bahwa attitude
Attitude Perceived towards usememberikan pengaruh positif
 2,682 0,007 Signifikan
toward use usefulness terhadap behavior intentionnasabah
Attitude Perceived ease dengan nilai koefisien regresi sebesar
toward use  of use 3,165 0,002 Signifikan
0,337. Pengaruh positif yang diberikan
Behaviour Attitude oleh attitude towards useterhadap
 2,680 0,007 Signifikan
intention toward use behavior intentionadalah signifikan,
karena memiliki nilai CR sebesar 2,680
Tabel di atas selanjutnya bisa digunakan dengan tingkat signifikansi 0,007 yang
untuk membuktikan hipotesis sebagai berikut: lebih kecil daripada 5%.Dengan
H1. Perceived ease of use mempengaruhi demikian, bisa disimpulkan bahwa H4
perceived usefulness nasabah di adalah diterima.
Surabaya yang menggunakan mobile
banking. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di
perceived ease of use memberikan muka maka dalam penelitian ini bisa dijelaskan
pengaruh positif terhadap perceived bahwa:
usefulness nasabah dengan nilai koefisien 1. Perceived ease of use memberikan pengaruh
regresi sebesar 0,374. Pengaruh positif positif terhadap perceived usefulness nasabah
yang diberikan oleh perceived ease of dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,374.
use terhadap perceived usefulnessadalah Pengaruh positif yang diberikan oleh perceived
signifikan, karena memiliki nilai CR ease of use terhadap perceived usefulness
sebesar 2,368dengan tingkat signifikansi adalah signifikan, karena memiliki nilai CR
0,018 yang lebih kecil daripada 5%. sebesar 2,368dengan tingkat signifikansi 0,018
Dengan demikian, bisa disimpulkan yang lebih kecil daripada 5%.
bahwa H1 adalah diterima. 2. Perceived usefulness memberikan pengaruh
H2. Perceived usefulnessmempengaruhi positif terhadap attitude towards use nasabah
attitude towards use nasabah di Surabaya dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,247.
yang menggunakan mobile banking. Pengaruh positif yang diberikan oleh perceived
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usefulnessterhadap attitude towards useadalah
perceived usefulnessmemberikan signifikan, karena memiliki nilai CR sebesar
pengaruh positif terhadap attitude 2,682 dengan tingkat signifikansi 0,007 yang
towards use nasabah dengan nilai lebih kecil daripada 5%.
koefisien regresi sebesar 0,247. Pengaruh 3. Perceived ease of use memberikan pengaruh
positif yang diberikan oleh perceived positif terhadap attitude towards use nasabah
usefulnessterhadap attitude towards dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,337.
useadalah signifikan, karena memiliki Pengaruh positif yang diberikan oleh perceived
nilai CR sebesar 2,682dengan tingkat ease of useterhadap attitude towards useadalah
signifikansi 0,007 yang lebih kecil signifikan, karena memiliki nilai CR sebesar
daripada 5%.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
12

3,165 dengan tingkat signifikansi 0,002 yang toward behavior memiliki pengaruh terhadap
lebih kecil daripada 5%. intensi perilaku. Selain itu, dalam
4. Attitude towards usememberikan pengaruh pengembangan dan perbaikan layanan digital,
positif terhadap behavior intentionnasabah maka hendaknya perusahaan memperhatikan
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,052. profil pengguna, karena profil pengguna akan
Pengaruh positif yang diberikan oleh attitude mempengaruhi penerimaan mereka terhadap
towards useterhadap behavior intentionadalah teknologi baru.
signifikan, karena memiliki nilai CR sebesar
DAFTAR REFERENSI
2,680 dengan tingkat signifikansi 0,007 yang [1] Mandiri Targetkan Mobile Banking Naik 15 Persen,
lebih kecil daripada 5%. TribunJogja.com, 28 November 2011. Retrieved
from http://jogja.tribunnews.com/2011/11/28/
[2] Wijayanti, Ratih. 2009. Analisis Technology
Acceptance Model (TAM) Terhadap Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penerimaan nasabah Terhadap
Saran Layanan Internet Banking (Studi Empiris Terhadap
Berdasarkan kesimpulan di muka maka saran Nasabah Bank di Depok). Depok: Universitas
dalam penelitian ini adalah: Gunadarma.
[3] BCA mobile untuk Pengguna Ponsel Pintar,
1. Hendaknya ketika melakukan pengembangan http://id.berita.yahoo.com.Retrieved from
produk layanan perbankan berbasis teknologi, http://id.berita.yahoo.com/blogs/beritabca/bca-
perusahaanmempertimbangkan perceived ease mobile-untuk-pengguna -ponsel-pintar-
of use, terutama yang berkaitan dengan 071033831.html, pada Mei 2012.
[4] Vergragt, Philip J. (2006). Transition Management
keandalan dan kepercayaan. Hal ini karena for Sustainable Personal Mobility: The Case of
berdasarkan hasil penelitian, Hydrogen Fuel Cells. Diterbitkan melalui
kedapatdipercayaan (trustworthy) merupakan Nieuwenhuis, Paul, Philip Vergragt, dan Peter E.
indikator yang mendapatkan tanggapan Wells. (2006). The Business of Sustainable Mobility:
From Vision to Reality. Sheffield, UK: Greenleaf
terendah. Selain itu, hendaknya perusahaan Publishing Ltd.
juga memperhatikan tingkat kerumitan dalam [5] Moskowitz, Howard R., Jacqueline H. Beckley, dan
hal instalasi. Anna V. A. Resurreccion. (2012). Research in Food
2. Hendaknya perusahaan perbankan Product Design and Development.Second edition.
West
memperhatikan perceived usefulness ketika [6] Mooij, Marieke De. (2011). Consumer Behavior and
mengembangkan produk layanan perbankan Culture: Consequences for Global Marketing and
yang menggunakan teknologi, terutama yang Advertising. Second Edition. Thousand Oaks, CA:
berhubungan dengan tingkat validasi password SAGE Publications, Inc.
[7] Hirschey, Mark. (2009). Fundamentals of Managerial
agar bisa digunakan untuk melakukan transaksi Economics.Ninth edition. Mason, OH: South-
secara aman tetapi tetap bisa sering digunakan. Western Cengage Learning
Hal ini karena berdasarkan profil responden [8] McCabe, Scott. (2009). Marketing Communications
maka mayoritas pengguna mobile banking in Tourism and Hospitality: Concepts, Strategies, and
Cases. Oxford, UK: Butterworth-Heinemann, an
adalah para pengusaha yang tentunya sering imprint of Elsevier.
melakukan transaksi. Dengan demikian, [9] Fishbein, Martin, dan Icek Ajzen. (1975). Belief,
diperlukan proses transaksi yang mudah dan Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to
aman dengan tingkat intensitas transaksi yang Theory and Research. Addison-Wesley, Reading,
MA.
tinggi. [10] Heilesen, Simon B. dan Sisse Siggaard Jensen.
3. Dalam meningkatkan sikap positif terhadap (2007). Designing for Networked Communications:
penggunaan mobile banking maka hendaknya Strategies and Development. Hershey, PA: Idea
perusahaan perbankan memperhatikan Group Publishing (an imprint of Idea Group Inc.).
[11] Dehghan, Alireza, Parham Arjomand, Amirahmed
perceived ease of use, karena sikap pengguna Nayyeri, dan Masoud Tabatabaey. (2012). Offering a
dalam penelitian ini masih dalam kategori Conceptual Model of Technology Acceptance in e-
netral. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh Banking Based on the Customers‟ Satisfaction and
perusahaan adalah dengan meningkatkan Trust. Dipublikasikan melalui Park, Jong Hyuk,
Han-Chieh Chao, James J. Park, Mohammad
keyakinan pengguna bahwa penggunaan Obaidat, dan Jongsung Kim. Computer Science and
mobile banking memudahkan proses transaksi, Convergence: CSA 2011 & WCC 2011 Proceedings,
menghemat waktu transaksi, dan nyaman. pp. 415-426. Dordrecht: Springer Science+Business
Karena keyakinan terhadap proses transaksi, Media
[12] Cheah, Ching Mun, Aik Chuan Teo, Jia Jia Sim, Kam
hemat waktu, dan kenyamanan masih berada di Hoe Oon, dan Boon In Tan. (2011). Factors Affecting
posisi netral. Malaysian Mobile Banking Adoption: An Empirical
4. Hendaknya perusahaan melakukan beberapa Analysis. International Journal of Network and
hal terkait dengan perceived ease of use, Mobile Technologies, Vol 2 / Issue 3 / September
2011, pp. 149-160
perceived usefulness, dan attitude toward
[13] Barati, Samaneh dan Shahriar Mohammadi.(2009).
behavior untuk meningkatkan intensi perilaku An Efficient Model to Improve Customer Acceptance
pengguna, karena perceived ease of use, of Mobile Banking. Proceedings of the World
perceived usefulness memberikan pengaruh Congress on Engineering and Computer Science
terhadap attitude toward behavior, dan attitude
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-13
13

2009 Vol II, WCECS 2009, October 20-22, 2009, Informasi dan Komunikasi.Prosiding Konferensi
San Francisco, USA. Nasional Sistem Informasi.Yogyakarta
[14] Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler.(2008). [21] Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian
Business research methods.Tenth Editition. Boston: Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Penulisan
McGraw-Hill International Edition. Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi
[15] Kline, Rex B. (2011). Principles and Practice of 2. Semarang: BP UNDIP.
Structural Equation Modeling, Third Edition. New [22] Helmi, Syafrizal dan Paham Ginting. (2008). Filsafat
York: The Guilford Press Ilmu dan Metode Riset, Cetakan pertama,
[16] Wibowo, Arief. (2008). Kajian tentang Perilaku Medan:USU Press.
Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan [23] Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.(2009).
Technology Acceptance Model (TAM).Konferebsi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nasional Sistem Informasi 2008, Univ. Sanatha [24] Lantos, Geoffrey Paul. (2011). Consumer Behavior in
Sharma, Yogyakarta, Desember 2008. Action: Real-Life Applications for Marketing
[17] Santoso, Singgih. (2011). Structural Equation Managers. New York: M.E. Sharpe. Inc.
Modeling.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo [25] Abu-Khadra, Husam dan Khalifeh Ziadat.(2012).
[18] Malhotra, Naresh K. dan Satyabhushan Dash. (2009). ERP Difussion and Assimilation Using IT-Innovation
Marketing Research: An Applied Orientation. Fifth Framework.Dipublikasi melalui Dwivedi, Yogesh K.,
Edition. New Delhi: Dorling Kindersley (India) Pvt. Michael R. Wade, dan Scott L. Schnwberger.
Ltd. Licences of Pearson Education in South Asia Information Systems Theory: Explaining and
[19] Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Predicting Our Digital Society, Volume 2, pp.
Bandung: PT Refika Aditama. Dordrecht: Springer Science+Business Media
[20] Wijaya, Stevanus Wisnu. (2006). Kajian Teoritis [26] Sussex, UK: Blackwell Publishing Ltd. dan John
Technology Acceptance Model Sebagai Model Wiley & Sons Inc.
Pendekatan Untuk Menentukan Strategi Mendorong [27] http://www.klikbca.com/mbca/bcamobile.html
Kemauan Pengguna dalam Menggunakan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai