Pembimbing:
Mariani., S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Di susun oleh:
1. Hilda Amilus Yuniza
Oleh :
1. Cherlina Ika Firana P 14401.18.19005
2. Hilda Amilus Yuniza 14401.18.19008
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Berencana (KB)”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Anak Stikes Hafsyawaty Zainul
Hasan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami ibu Mariani. Yang telah memberikan tugas dan
membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Alat Kontrasepsi
2.2 Asuhan Keperawatan KB
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) Adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan
peran masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
binaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU No.10 tahun 1992). KB merupakan usaha
suami dan istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, melalui usaha
penggunaan alat kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga
(Purwoastuti & Walyani, 2015).
Kebutuhan belajar mengenai KB didalam keluarga sangat penting untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman keluarga mengenai KB, dan dapat
membantu keluarga dalam mengambil keputusan KB yang akan dipilih sesuai dengan
kebenaran yang ada (Lucky & Titik, 2013). Belajar adalah perubahan untuk
memperoleh tingkah laku yang lebih baik (Aunurahman, 2010). Meningkatkan
kebutuhan belajar dapat dilakukan sesuatu tindakan pemberian konseling tentang
pemilihan metode kontrasepsi yang tepat dapat memberikan manfaat bagi kesehatan
dirinya sendiri selain untuk mengatur jarak kehamilan (Purwoastuti & Walyani,
2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Dasar Alat Kontrasepsi?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Alat Kontrasepsi
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 3.1
Efek Samping Pil KB
Estrogen Progestin
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
Ø Nausea Ø Irritabilitas Ø Nafsu makan Ø Darah haid
Ø Edema ØSemburan panas meningkat lebih banyak
Ø Keputihan Ø Prolapsus uteri Ø Berat badan disertai bekuan
Ø Kloasma Ø Spotting bertambah pendarahan
Ø Disposisi lemak Ø Darah haid Ø Cepat lelah surut terlambat
berlebihan berkurang Ø Depresi
Ø Eksotrofie serviks Ø Tidak adanya ØLibido berkurang
Ø Teleangiektasia perdarahan surut Ø Akne
Ø Nyeri kepala jenis ØLibido berkurang Ø Alopesia
vaskuler ØCholestatic
Ø Hipertensi jaundice
Ø Supersi laktasi Ø Lama haid
berkurang
Ø Buah dada tegang Ø Nyeri kepala
dengan retensi Ø Efek anabolic
cairan Ø Moniliasis
ØPayudara
membesar
ØPayudara tegang
tanpa retensi
cairan
Sumber: Wiknjosastro (2002:920)
Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil
KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
Efek sampingan ringan
Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya
pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual,
depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan,
dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan
berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien
berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang
lebih sesuai
Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah tromboemboli
yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor
pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung.
Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil adalah sekitar
4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai pil golongan
umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita pemakai pil,
sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh
karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan
mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh
pemakaian pil yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50
mikro gram atau kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada
kemungkinan hubungan antara tromboemboli progesteron.
2) IUD/AKDR
a) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
dan metal (Digitized by Usu, 2003).
b) Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
c) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai
berikut :
Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana
menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan.
IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak
perlu diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380 A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus apabila
tidak terjadi infeksi
Dapat digunakan sampai menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Membantu mencegah kehamilan ektopik
d) Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh IUD
adalah :
Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
terlatih yang harus melepas IUD
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
IUD dipasang segera sesudah melahirkan)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
untuk mencegah kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan memasukkan jarinya ke dalam
vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
e) Indikasi pemasangan AKDR
Telah mendapat persetujuan suami
Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran rahimnya
tidak kurang dari 5 cm
Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.
Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang umumnya di
atas 35 tahun
f) Kontraindikasi pemasangan AKDR
Adanya kehamilan
Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim
Diketahui datau dicurigai kanker rahim
Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
Perdarahan haid yang hebat
Alergi logam
Rahim kecil, endometriosis
g) Saat yang baik pemasangan AKDR
Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya dilakukan pada
waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid,
karena:
Serviks lembut dan sedikit terbuka
Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada
wanita tersebut
c) Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu
DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo
provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc
sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc
d) Waktu pemberian
Pasca persalinan sampai 40 hari
Pasca keguguran sampai 7 hari
Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
e) Cara penyuntikan
Intramuskular
Tempat penyuntikan pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas
suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat. Pada
otot pangkal lengan (deltoid)
f) Indikasi
Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
Tidak dalam keadaan hamil
Riwayat siklus haid teratur
Tidak terdapat kontraindikasi
g) Kontraindikasi
Hamil
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
Tumor/ keganasan
Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah
tinggi, obesitas, diabetes
h) Efek samping dan penanggulangannya
Devo provera
Efek samping dapat berupa :
Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia, dan spotting
Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual, muntah, rambut
rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah,
penurunan libido, alergi dan hyperpigmentasi.
Penanggulangannya adalah penanggulangan haid belum ada yang tepat,
tapi untuk sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi,
pemberian pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari, penerangan yang lebih
intensif, pemberian obat symtomatis.
Noristerat
Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya dengan pil
kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari
Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak
diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-
kegelisahan. Amenorhea di tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3
tablet perhari selama 7 hari. Bila amenorhea yang terus menerus
setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka
suntikan dihentikan.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik atau sedang
Kesadaran : biasanya Compos Mentis GCS=15 ( E: 4, V: 5 M:6 = 15)
BB/TB
TTV : pada penderita hipertensi hati-hati dalam pemberian kontrasepsi hormonal.
Kepala : bentuk, apakah ada lesi atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak
Keutuhan rambut, bersih atau tidak, mudah rontok, ada lesi atau tidak.
Mata : konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidak, reflex pupil,
fungsi penglihatan normal atau tidak normal,pergerakan bola mata normal atau
tidaknormal
Hidung : secret, pernapasan huping hidung,fungsi penciuman nbormal atau
tidak, ada septum atau tidak,posisi septumlurus atau bengkok
Telinga : serumen, lesi, fungsi pendengaran, simteris atau tidak
Mulut : hygiene, tonsil, bersih atau tidak, simetris atau tidak,membrane
mukosa lembab atau kering
Leher :apakah terjadi pembesaran KGB dan vena jugularis
Dada :
Payudara : adanya benjolan atau tidak, nyeri tekan atau tidak, simetris atau
tidak
Paru-paru: bunyi nafas, refleksi dada, pengembangan dada, adanya
penggunaan alatbantu pernapasan, ada batuk atau tidak, pola napas teratur atau
tidak
Jantung: bunyi jantung, palpitasi, sianosis atau tidak, CRT < 3 detik atau < 3
detik
Abdomen :
Apakah ada massa pada uterus atai tidak
Apakah ada pembesaran abnormal pada abdomen
Apakah ada Nyeri tekan
Apakah ada Asites atau tidak
Genitalia : keutuhan, lecet atau lesi, benjolan dan kaji kelainan yang lain, adanya
keputihan , apakah ada trauma atau tidak, ada spooting atau tidak
Ekstremitas : CRT, sianosisi atau tidak, edema atau tidak, bentuk simetris,
pergerakan bebas atau tidak, kekuatan otot normal atau tidak
Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka
diperiksa:
Hb, biasanya < 10gr/dl
Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
Pemeriksaan Psikososial
Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan,
pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
KB merupakan usaha suami dan istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan, melalui usaha penggunaan alat kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga.
B. Saran
Untuk peneliti selanjutnya, dapat menambah jumlah variabel, misalnya umur, asupan
makanan, gaya hidup, aktivitas, dan lain lain
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
Mansjoer, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta.
Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta
Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.