Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik”.
Sholawat dan salam tidak luput kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti. Adapun penyusunan
makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil
Pembelajaran SD.
Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memimta kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
3.2 Saran...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah antara lain untuk mengetahui :
1. Pengertian pengukuran.
2. Pengukuran ranah kognitif.
3. Pengukuran ranah afektif.
4. Pengukuran ranah psikomotorik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Arikunto dan Jabar menyatakan pengertian pengukuran (measurement)
sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
1. Karakteristik pengukuran
4
3) Hasil pengukuran bersifat deskriptif, yaitu hanya sebatas memberikan
angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh. Sebagai contoh,
kendaraan yang melaju dengan kecepatan 50 km/jam tanpa diberi
keterangan bahwa kecepatan tersebut tinggi, sedang atau sengat tinggi.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mentak (otak). Menurut
Bloom, yang dikutip oleh Anas Sudijono dalam bukunya, bahwa ranah kognitif
adalah segala upaya yang menyangkut aktifitas otak. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan
jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah:
5
makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashr secara lancer dan
jelas.
6
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu
situasi, nilai atau ide, misalnya jiaka seorang dihadpakan pada beberapa
pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai
dengan criteria yang ada.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri nilai belajar afektif akan tampak pada
siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran
pendidikan agama islam akan meningkatkan kedisiplinannya dalam mengikuti
pelajaran agama disekolah.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif hasil belajar yang perlu dipahami guru,
secara hierarkhis, kategori ini dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke
tingkat yang kompleks.
7
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua system
nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya.
1) Untuk mendapatkan umpan balik (feedback), baik bagi guru maupun siswa
sebagai dasar untuk mempebaiki proses belajar mengajar dan mengadakan
program pebaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
2) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang
dicapai, yang antara lain diperlukan sebagai bahan untuk perbaikan
tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan
penentuan lulus tidaknya anak didik.
3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak
didik
4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku
anak didik.
Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran penilaian
kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.
8
hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (kecendrungan
untuk berprilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akanmenjadi
hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan ranah afektifnya.
Ranah psikomotor menjadi lebih rinci lagi ke dalam enam jenjang, yaitu:
9
4) Gerakan kemampuan fisik (Psycal abilities) gerak lebih efisien,
berkembang melalui kematangan dan belajar seperti menggerakkan
otot/sekelompok otot selama waktu tertentu, berlari jauh, mengangkat
beban,dan menarik-mendorong.
5) Gerakan terampil (Skilled movements) dapat mengontrol berbagai tingkat
gerak-terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit
(kompleks) seperti melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga,
menari, berdansa, membuat kerajinan tangan, menggergaji, mengetik,
bermain piano, dan memanah.
6) Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communication)
mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan seperti melakukan senam
tingkat tinggi dan bermain drama (acting).
Taksonomi untuk ranah psikomotorik antara lain adalah yang disebutkan anita
Harrow yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya, bahwa kebanyakan
para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100 persen dari tujuan yang
dirumskan kecuali hanya berharap bahwa keterampilan yang dicapai oleh siswa-
siswanya akan sangat mendukung mempelajari keterampilan lanjutan atau
gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya. Selain itu telah dikemukakan
tersebut, harrow juga memberikan saran mengenai bagaimana melakukan
pengukuran terhadap ranah psikomotor ini. Menurutnya, penentuan kriteria untuk
mengukur keterampilan siswa harus dilkukan dalam jangka waktu sekurang-
kurangnya 30 menit. Kurang dari waktu tersebut diperkirakan para penilai belum
dapat menangkap gambaran tentang pola keterampilan yang mencerminkan siswa.
Garis besar Taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow adalah sebagai berikut :
10
− Locomotor Movement: Gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan
berjalan(meramgkak, tertatih-tatih, berjalan lari, melompat,
menggelinding, memanjat)
− Nonlocomotor Movements; Gerakan-gerakan dinamis didalam suatu
ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu.
− Manipulative Movements; Gerakan-gerakan yang terkoordinasikan seperti
dalam kegiatan bermain piano, menggambar, naik sepeda, mengetik dan
sebagainya.
3) Perceptual abilities : Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
4) Physical abilities : Kemapuan yang diperlukan untuk mengembangkan
gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
- Ketahanan (Endurance)
- Kekuatan (Strength)
- Flexibility
- Kecerdasan otak (Agility)
5) Skilled movements : Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar misalnya
keterampilan dalam menari, olahraga dan rekreasi.
- Simple adaptive skills
- Compound adaptive skills
- Complex adaptive skills
6) Nondiscoursive communication : kemampuan untuk berkomunikasi
dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah (mimic), postur
dan sebagainya
Contoh-contoh hasil belajar ranah afektif dapat menjadi hasil belajar
psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukakan perilaku dan pebuatan
nyata. Perhatikan perbandingan antara hasil belajar afektif dan hasil belajar
psikomotorik berilut.
11
- Kemauan untuk menerima - Peserta didik segera memasuki kelas
pembelajaran ketika guru dating dan duduk paling depan
dengan mempersiapkan kebutuhan belajar
- Senang terhadap guru dan mata - Peserta didik akrab dan mau bergaul,
pelajaran yng diberikannya mau berkomunikasi dengan guru, dan
bertanya atau meminta daran bagaimana
cara mempelajari mata pelajaran yang
mudah dimengerti
12
Contoh yang lain, tentang pokok bahasan” kependudukan dan keluarga
berencana”
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
4. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Pengukuran ranah afektif tidak dapat
dilakukan setiap saat(dalam arti pengukuran formal) karena perubahan
perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan
sikap seseorang waktu yang relatif lama.
14
dengan suatu nilai kompleks nilai ( characterization by a value or value
complex ).
3.2 Saran
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17