Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

Stroke Hemoragik
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun oleh :
RISA SRI WULANDARI
2030282041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2020/2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala rahmat dan
karunia-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan ini. Laporan ini akan membahas
tentang “Stroke Hemoragik”.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam laporan yang kami buat. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak untuk perbaikan sehingga laporan ini
dapat menjadi lebih baik.
Demikianlah laporan ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca
khususnya mahasiswa Universitas Perintis Indonesia.
Wassalamualaikum wr.wb

Bukit Tinggi , Mei 2021

Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
Stroke Hemoragik
A. Pengertian Stroke Hemoragik
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular
(Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi,
pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
merusaknya (M. Adib, 2009).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang
disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir secara
semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.

B. Etiologi Stroke Hemoragik
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1.  Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2.  Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding
arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
3.  Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4.  Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5.  Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1.  Hipertensi
2.  Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3.  Kolesterol tinggi, obesitas
4.  Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5.  Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6.  Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7.  Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alcohol

C. Patofisiologi Stroke Hemoragik
Ada dua bentuk CVA bleeding

STROKE HEMORAGIK
1.    Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk
ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral
sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan
cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah
berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2.    Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering
didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai
pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel
otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid
mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan
perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat
mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5
hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang
setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan
yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh
arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global
(nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa
sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa
tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi
serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik
anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
D. Pathway Stroke Hemoragik

STROKE HEMORAGIK
E. Manifestasi Klinis Stroke Hemoragik
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke
1.      Daerah a. serebri media
a.     Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b.     Hemianopsi homonim kontralateral
c.      Afasi bila mengenai hemisfer dominan
d.     Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2.      Daerah a. Karotis interna
Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media
3.      Daerah a. Serebri anterior
a.     Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
b.     Incontinentia urinae
c.      Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4.      Daerah a. Posterior
a.     Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
b.     daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media
c.      Nyeri talamik spontan
d.     Hemibalisme
e.     Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
5.      Daerah vertebrobasiler
a.     Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b.     Hemiplegi alternans atau tetraplegi
c.      Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)
F. Komplikasi Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1.      Infark Serebri
2.      Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3.      Fistula caroticocavernosum
4.      Epistaksis
5.      Peningkatan TIK, tonus otot abnormal

G.   Penatalaksanaan Medis Stroke Hemoragik


Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1.  Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak,
sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal
difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan
O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia
(irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2.  Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan, pemberian dexamethason.
3.  Pengobatan
a.    Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b.    Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c.    Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4.  Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti
hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan
dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat
dipertahankan.

H. Pemeriksaan Penunjang Stroke Hemoragik


I. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism
atau malformasi vaskular.
2.    Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3.    CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4.    MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5.    EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN  STROKE HEMORAGIK

A.    Pengkajian Keperawatan Stroke Hemoragik


1.      Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
-        Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
-        Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
-        Perubahan tingkat kesadaran
-        Perubahan tonus otot  ( flaksid atau spastic),  paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan
umum.
-        Gangguan penglihatan
2.      Sirkulasi
Data Subyektif:
-        Riwayat penyakit jantung (  penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
-        Hipertensi arterial
-        Disritmia, perubahan EKG
-        Pulsasi : kemungkinan bervariasi
-        Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3.      Integritas ego
Data Subyektif:
-        Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
-        Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
-        Kesulitan berekspresi diri
4.      Eliminasi
Data Subyektif:
-        Inkontinensia, anuria
-        Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ),  tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5.      Makan/ minum
Data Subyektif:
-        Nafsu makan hilang
-        Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
-        Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
-        Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
-        Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
-        Obesitas ( faktor resiko )
6.      Sensori neural
Data Subyektif:
-        Pusing / syncope  ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
-        Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral  atau perdarahan sub arachnoid.
-        Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
-        Penglihatan berkurang
-        Sentuhan  : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
-        Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
-        Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah
laku (seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
-        Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke,
genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam 
( kontralateral )
-        Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
-        Afasia  ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/
kesulitan berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya.
-        Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
-        Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
-        Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7.      Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-        Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
-        Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8.      Respirasi
Data Subyektif:
-        Perokok ( faktor resiko )
Tanda:
-        Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
-        Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
-        Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
9.      Keamanan
Data Obyektif:
-        Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
-        Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang
kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
-        Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
-        Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
-        Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang
kesadaran diri
10.   Interaksi sosial
Data Obyektif:
-        Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11.   Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
-        Riwayat hipertensi keluarga, stroke
-        Penggunaan kontrasepsi oral
12.   Pertimbangan rencana pulang
-        Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
-        Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan
pekerjaan rumah

B.       Diagnosa Keperawatan Stroke Hemoragik


1.      Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
2.       Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
3.      Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler
4.      Kerusakan mobilitas fisik  berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
5.      Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
6.      Resiko Aspirasi berhubungan dengan  penurunan kesadaran
7.      Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
8.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
 
J.    Rencana Keperawatan Stroke Hemoragik
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Monitorang neurologis
Perfusi jaringan tindakan keperawatan 1.    Monitor ukuran,
serebral  b.d aliran selama 3 x 24 jam, kesimetrisan, reaksi dan
darah ke otak diharapkan suplai aliran bentuk  pupil
terhambat. darah keotak lancar 2.    Monitor tingkat
dengan kriteria hasil: kesadaran klien
-          Nyeri kepala / 3.    Monitir tanda-tanda vital
vertigo berkurang 4.    Monitor keluhan nyeri
sampai de-ngan kepala, mual, muntah
hilang 5.    Monitor respon klien
-          Berfungsinya saraf terhadap pengobatan
dengan baik 6.    Hindari aktivitas jika
-          Tanda-tanda vital TIK meningkat
stabil 7.    Observasi kondisi fisik
klien

Terapi oksigen
1.    Bersihkan jalan nafas
dari sekret
2.    Pertahankan jalan nafas
tetap efektif
3.    Berikan oksigen sesuai
intruksi
4.    Monitor aliran oksigen,
kanul oksigen dan sistem
humidifier
5.    Beri penjelasan kepada
klien tentang pentingnya
pemberian oksigen
6.    Observasi tanda-tanda
hipo-ventilasi
7.    Monitor respon klien
terhadap pemberian
oksigen
8.    Anjurkan klien untuk
tetap memakai oksigen
selama aktifitas dan tidur
2 Kerusakan Setelah dilakukan 1.    Libatkan keluarga untuk
komunikasi verbal tindakan keperawatan membantu memahami /
b.d penurunan selama  3 x 24 jam, memahamkan informasi
sirkulasi ke otak diharapkan klien mampu dari / ke klien
untuk berkomunikasi lagi 2.    Dengarkan setiap ucapan
dengan kriteria hasil: klien dengan penuh
-          dapat menjawab perhatian
pertanyaan yang 3.    Gunakan kata-kata
diajukan perawat sederhana dan pendek

1
-          dapat mengerti dan dalam komunikasi
memahami pesan- dengan klien
pesan melalui gambar 4.    Dorong klien untuk
-          dapat mengulang kata-kata
mengekspresikan 5.    Berikan arahan / perintah
perasaannya secara yang sederhana setiap
verbal maupun interaksi dengan klien
nonverbal 6.    Programkan speech-
language teraphy
7.    Lakukan speech-
language teraphy setiap
interaksi dengan klien
3 Defisit perawatan Setelah dilakukan 1     Kaji kamampuan klien
diri; tindakan keperawatan untuk perawatan diri
mandi,berpakaian, selama 3x 24 jam, 2     Pantau kebutuhan klien
makan, diharapkan kebutuhan untuk alat-alat bantu
mandiri klien terpenuhi, dalam makan, mandi,
dengan kriteria hasil: berpakaian dan toileting
-          Klien dapat makan 3     Berikan bantuan pada
dengan bantuan klien hingga klien
orang lain / mandiri sepenuhnya bisa mandiri
-          Klien dapat mandi 4     Berikan dukungan pada
de-ngan bantuan klien untuk
orang lain menunjukkan aktivitas
-          Klien dapat normal sesuai
memakai pakaian kemampuannya
dengan bantuan 5     Libatkan keluarga dalam
orang lain / mandiri pemenuhan kebutuhan
-          Klien dapat toileting perawatan diri klien
dengan bantuan alat
4 Kerusakan Setelah dilakukan 1     Ajarkan klien untuk
mobilitas fisik b.d tindakan keperawatan latihan rentang gerak
kerusakan selama 3x24 jam, aktif pada sisi
neurovas-kuler diharapkan klien dapat ekstrimitas yang sehat
melakukan pergerakan 2     Ajarkan rentang gerak
fisik dengan kriteria hasil pasif pada sisi
: ekstrimitas yang parese /
-          Tidak terjadi plegi dalam toleransi
kontraktur otot dan nyeri
footdrop 3     Topang ekstrimitas
-          Pasien berpartisipasi dengan bantal untuk
dalam program mencegah atau
latihan mangurangi bengkak
-          Pasien mencapai 4     Ajarkan ambulasi sesuai
keseimbangan saat dengan tahapan dan
duduk kemampuan klien
-          Pasien mampu 5     Motivasi klien untuk
menggunakan sisi melakukan latihan sendi
tubuh yang tidak seperti yang disarankan
sakit untuk 6     Libatkan keluarga untuk

2
kompensasi membantu klien latihan
hilangnya fungsi sendi
pada sisi yang
parese/plegi
5 Resiko kerusakan Setelah dilakukan 1     Beri penjelasan pada
integritas kulit b.d tindakan perawatan klien tentang: resiko
immobilisasi fisik selama 3 x 24 jam, adanya luka tekan, tanda
diharapkan pasien dan gejala luka tekan,
mampu mengetahui dan  tindakan pencegahan
mengontrol resiko agar tidak terjadi luka
dengan kriteria hasil : tekan)
-          Klien mampu 2     Berikan masase
menge-nali tanda dan sederhana
gejala  adanya resiko -          Ciptakan
luka tekan lingkungan yang
-          Klien mampu nyaman
berpartisi-pasi dalam -          Gunakan lotion,
pencegahan resiko minyak atau bedak
luka tekan (masase untuk pelicin
sederhana, alih ba- -          Lakukan masase
ring, manajemen secara teratur
nutrisi, manajemen -          Anjurkan klien
tekanan). untuk rileks selama
masase
-          Jangan masase pada
area kemerahan utk
menghindari
kerusakan kapiler
-          Evaluasi respon
klien terhadap
masase
3     Lakukan alih baring
-          Ubah posisi klien
setiap 30 menit- 2
jam
-          Pertahankan tempat
tidur sedatar
mungkin untuk
mengurangi
kekuatan geseran
-          Batasi posisi semi
fowler hanya 30
menit
-          Observasi area yang
tertekan (telinga,
mata kaki, sakrum,
skrotum, siku,
ischium, skapula)
4     Berikan manajemen
nutrisi

3
-          Kolaborasi dengan
ahli gizi
-          Monitor intake
nutrisi
-          Tingkatkan
masukan protein dan
karbohidrat untuk
memelihara ke-
seimbangan nitrogen
positif
5     Berikan manajemen
tekanan
-          Monitor kulit
adanya kemerahan
dan pecah-pecah
-          Beri pelembab pada
kulit yang kering dan
pecah-pecah
-          Jaga sprei dalam
keadaan bersih dan
kering
-          Monitor aktivitas
dan mobilitas klien
-          Beri bedak atau
kamper spritus pada
area yang tertekan
-           
6 Resiko Aspirasi Setelah dilakukan Aspiration Control
berhubungan tindakan perawatan Management :
dengan penurunan selama 3 x 24 jam, -          Monitor tingkat
tingkat kesadaran diharapkan tidak terjadi kesadaran, reflek
aspirasi pada pasien batuk
dengan kriteria hasil : dankemampuan
-          Dapat bernafas menelan
dengan -          Pelihara jalan nafas
mudah,frekuensi -          Lakukan saction
pernafasan bila diperlukan
normal -          Haluskan makanan
-          Mampu yang akan diberikan
menelan,mengun -          Haluskan obat
yah tanpa terjadi sebelum pemberian
aspirasi

7 Resiko Injuri Setelah dilakukan Risk Control Injury


berhubungan tindakan perawatan -          menyediakan
dengan penurunan selama 3 x 24 jam, lingkungan yang
tingkat kesadaran diharapkan tidak terjadi aman bagi pasien
trauma pada pasien -          memberikan
dengan kriteria hasil: informasi mengenai
-          bebas dari cedera cara mencegah

4
-          mampu cedera
menjelaskan -          memberikan
factor resiko dari penerangan yang
lingkungan dan cukup
cara untuk -          menganjurkan
mencegah cedera keluarga untuk selalu
-          menggunakan menemani pasien
fasilitas kesehatan
yang ada
8 Pola nafas tidak Setelah dilakukan Respiratori Status
efektif tindakan perawatan Management
berhubungan selama 3 x 24 jam, -          Pertahankan jalan
dengan penurunan diharapkan pola nafas nafas yang paten
kesadaran pasien efektif dengan -          Observasi tanda-
kriteria hasil : tanda hipoventilasi
- Menujukkan jalan nafas -          Berikan terapi O2
paten ( tidak merasa -          Dengarkan adanya 
tercekik, irama nafas kelainan suara
normal, frekuensi nafas tambahan
normal,tidak ada suara -          Monitor vital sign
nafas tambahan
- Tanda-tanda vital dalam
batas normal

Discharge planning bagi pasien stroke


1.     Memastikan keamanan bagi pasien setelah pemulangan
2.     Memilih perawatan, bantuan, atau peralatan khusus yang dibutuhkan
3.     Merancang untuk pelayanan rehabilitasi lanjut atau tindakan lainnya di rumah
(misal kunjungan rumah oleh tim kesehatan)
4.     Penunjukkan health care provider yang akan memonitor status kesehatan pasien
5.     Menentukan pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien
untuk memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan
tindakan yang dibutuhkan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan.  Jakarta : Salemba Medika

___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6


Februari 2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/

___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari


2012 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/

Anda mungkin juga menyukai