Anda di halaman 1dari 76

1

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS FISIOLOGI PADA BAYI NY. M DI


PMB SRI HARNINGSIH, S.ST PUJODADI PRINGSEWU TAHUN 2019

Laporan Tugas Akhir

Oleh:
SITI MARFUAH
NIM 154012016039

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS FISIOLOGI PADA BAYI NY. M DI


PMB SRI HARNINGSIH, S.ST PUJODADI PRINGSEWU TAHUN 2019

Diajukan oleh
SITI MARFUAH
NIM 154012016039

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS FISIOLOGI PADA BAYI NY. M DI

PMB SRI HARNINGSIH, S.ST PUJODADI PRINGSEWU

Siti Marfuah

47 hal + 2 tabel + 4 lamp

ABSTRAK

Neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Masa neonatus merupakan masa kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus. Neonatus harus beradaptasi dengan keadaannya yang
sekarang dan sangat bergantung kepada sang ibu sampai menjadi mandiri.
sehingga ibu harus bisa menjaga kehangatan dan merawat bayinya setiap hari,
melakukan perawatan bayi yang benar dan tepat agar terciptanya hidup yang sehat
tujuanya mampu melakukan asuhan kebidanan Neonatus Normal pada bayi Ny. M
secara komprehensif dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.

Metode penyusunan Laporan Tugas Akhir ini menggunakan deskriptif dengan


study kasus. Sample Laporan Tugas Akhir ini pada bayi baru lahir yang berjumlah
satu orang yang ditunjuk oleh bidan. Bayi baru lahir ini akan diberikan asuhan
kebidanan dengan menggunakan 7 langkah varney dengan metode dokumentasi
SOAP. Laporan tugas akhir ini dilakukan pada periode kedua pada tanggal 28
April–4 Mei 2019.
Hasil pemeriksaan ini bahwa keadaan neonatus yaitu normal BB: 3.200 gram,
PB: 50 cm, LK: 31 cm, LD: 33 cm, LL: 11 cm, Suhu : 35 0C, Pernafasan
40x/menit, Laju jantung 130x/menit. Bayi Ny. M umur 1 hari cukup bulan sesuai
dengan usia kehamilan. Neonatus mendapatkan asuhan secara komprehensif dan
mendapatkan konseling tentang ASI eksklusif, tanda bahaya neonatus dan cara
perawatan tali pusat.

Kata Kunci : Neonatus Fisiologi

Referensi : 12 (2010–2017)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

MOTTO

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah

untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita

menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk

berhasil”

(Penulis)

“memulai dengan penuh kayakinan, menjalankan dengan

penuh keikhlasan, menyelesaikan dengan penuh

kebahagiaan”

(Penulis)

Man Jadda, Wajada

Barangsiapa yang bersungguh–sungguh, maka dia akan

berhasil

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

MOTTO

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah

untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita

menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk

berhasil”

(Penulis)

“memulai dengan penuh kayakinan, menjalankan dengan

penuh keikhlasan, menyelesaikan dengan penuh

kebahagiaan”

(Penulis)

Man Jadda, Wajada

Barangsiapa yang bersungguh–sungguh, maka dia akan

berhasil

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang utama dari segala nya…

Alhamdulillah wasyukrulillah sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

Yang telah memberikan saya kemudahan, kekuatan dan membekaliku dengan

ilmu. Atas karunia yang engkau berikan akhirnya laporan tugas ini dapat

terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW. Akan saya persembahkan hasil karya sederhana ini kepada

orang–orang yang saya cintai dan saya sayangi, kepada:

1. Teristimewa ucapan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang sangat

saya sayangi dan cintai yaitu Bapak Jarkasi dan Ibu Yasti yang telah

memberikan kasih sayang, doa, dukungan, motivasi dan materi sehingga saya

bisa seperti ini dan menjadi penyemangat yang luar biasa. Bapak dan Ibu saya

bangga dengan kalian yang tidak kenal lelah, tidak pernah ngeluh dan rela

berjuang demi kesuksesan saya dan selalu mengantarkan saya dari awal

masuk kuliah hingga sekarang dan saya belum bisa membalasnya sampai saat

ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan ibu bahagia.

Bapak dan Ibu terimakasih sudah selalu menasihati dan mendidik saya

menjadi lebih baik, saya bangga dengan kalian. Terimakasih Bapak dan Ibu.

2. Nazwa Khoiru Ilma adikku tercinta terimakasih atas segala penyemangat dan

penghibur disaat keadaan sedang sedih dan lelah, betapa bersyukurnya untuk

bisa mengerti arti rasa kepedulian.

viii

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

3. Untuk saudaraku yang tercinta saya persembahkan karya kecil ini untuk

kakek, nenek, pakde dan budeku yang selalu memberikanku motivasi dan

penyemangat, selalu menasihati arti menuntut ilmu serta selalu

mengingatkanku dengan ALLAH SWT. Betapa bersyukurnya saya memiliki

keluarga seperti kalian. Semoga apa yang saya inginkan dapat terwujud dan

dapat membahagiakan keluarga dan seluruh saudara dengan rhido ALLAH

SWT.

4. Wahyu Widayati, M.Keb selaku ketua prodi D III Kebidanan STIKes

Muhammadiyah Pringsewu.

5. Istikomah, M.Keb selaku pembimbing 1 studi kasus dari institusi yang telah

memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai.

6. Apri Sulistianingsih, M.Keb selaku pembimbing II studi kasus dari institusi

yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai.

7. Wahyu Widayati, M.Keb selaku pembimbing III institusi.

8. Sri Harningsih, S.ST selaku penguji lahan/ klinik.

9. Seluruh Dosen Bidan STIKes Muhammadiyah yang sudah menjadi keluarga

kedua saya terimakasih banyak sudah membimbing saya dan memberikan

ilmu dari awal kuliah sampai sekarang semoga ilmu yang saya dapatkan di

bangku kuliah ini bermanfaat untuk kedepannya.

10. Teman seperjuangan saya satu kelompok Pembimbing Akademik Ibu

Istikomah yaitu Ria Resti Fauzi, Riskiyanti, Saras pujawati, Siska Wulandari

dan Yusmiati terimakasih sudah banyak mensuport dan memberi dukungan

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

sampai sekarang. Semoga apa yang kita inginkan saat ini dapat terwujud dan

dapat membahagiakan keluarga.

11. Sahabat saya Yuliana Putri Anggraini, Ulis Sa‟adah dan Rosinta terimakasih

sudah menjadi sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesah saya selama

ini, memberikan dukungan, motivasi dan semangat untukku.

12. Teman satu kostan saya Resti Riyadi terimakasih sudah menjadi teman baik

saya dari awal masuk kuliah hingga sekarang ini dan yang sudah memberikan

saya motivasi dan dukungan

13. Teman–teman angkatan 2016 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Prodi D III Kebidanan terimakasih atas dukungan, motivasi, perhatian dan

bantuan kalian kepada saya tidak dapat saya ukirkan dalam secarik kertas ini

semoga kebaikan kalian dapat memberi bukti nyata dalam hidupku.

14. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang tercinta

tempatku menimba ilmu selama 3 tahun.

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Siti Marfuah, dilahirkan pada tanggal 18 Januari 1998 di Panggung Asri, putri

pertama dari pasangan Bapak Jarkasi dan Ibu Yasti. Pendidikan dasar di SDN 03

Margorejo, ditamatkan pada tahun 2010 dan MTS Minhadlul „Ulum Trimulyo

diselesaikan pada tahun 2013. Pendidikan berikutnya SMK Minhadlul „Ulum

Trimulyo ditamatkan pada tahun 2016 dan pada tahun yang sama penulis

melanjutkan Pendidikan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Program D III Kebidanan hingga sekarang.

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas Akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Marfuah

NIM : 154012016039

Program Studi : D III Kebidanan

Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir

Judul : Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologi Pada Bayi Ny. M di


PMB Sri Harningsih, S.ST

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologi Pada Bayi Ny. M di PMB Sri Harningsih,
S.ST Pujodadi Pringsewu 2019”.

Dengan pernyataan ini STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai
pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Pringsewu, 02 Mei 2019

Yang menyatakan

(Siti Marfuah)

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil „alamin puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah

melimpahkan Rahmat serta Hidayah–Nya. Sehingga penulis diberi nikmat

kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik

dan tepat pada waktunya.

Laporan Tugas Akhir yang berjudul Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologi Pada

Bayi Ny. M di PMB Sri Harningsih, S.ST Pujodadi. Shalawat serta salam semoga

tercurahkan kepada junjungankita yakni nabi Muhammad SAW dan juga kepada

keluarganya, para sahabatnya dan para umatnya termasuk kita semua dia

dalamnya. Amin

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas

dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis ingin mengungkapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ns.Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J selaku ketua STIKes Muhammadiyah

Pringsewu.

2. Wahyu widayati, M.Keb selaku ketua prodi DIII kebidanan STIKes

Muhammadiyah Pringsewu.

3. Istikomah, M.Keb selaku pembimbing dan penguji 1 studi kasus dari institusi

4. Apri Sulistianingsih, M.Keb selaku pembimbing dan penguji II studi kasus dari

institusi

5. Wahyu Widayati, M.Keb selaku pembimbing dan penguji III institusi.

6. Sri Harningsih, S.ST selaku penguji lahan/ klinik.

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14

7. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu

8. Kepada Bapak Jarkasi dan Ibu Yasti yang senantiasa memberikan kasih

sayang, do‟a dan memberikan dukungan baik moril, materil maupaun spiritual

dan menjadi penyemangat penulis.

9. Bayi Ny. M beserta keluarga yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan

Asuhan Kebidanan.

10. Teman–teman satu perjuangan yang telah memberikan arti kebersamaan, suka

dan duka selama mengikuti perkuliahan.

Semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan karunia–Nya dan membalas amal

serta kebaikan kepada pihak–pihak yang telah membantu selama kegiatan praktik

dan membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini. Saya juga berharap semoga

laporan ini dapat memberikan pengetahuan serta bermanfaat bagi semua pihak.

Jazakumullahu khairon katsira

Pringsewu, Mei 2019


Penulis

Siti Marfuah

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
15

DAFTA ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


HALAM JUDUL ............................................................................................ ii

ABSTRAK...................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ vi
MOTTO .........................................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... xi

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................xii


KATA PENGANTAR ................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup ...................................................................................... 4
E. Metode Penulisan .................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Neonatus .............................................................................. 8
B. Asuhan Neonatus ................................................................................. 25
C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan .......................................................... 29
D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metode SOAP .............. 31

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
16

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Subjek ................................................................................ 32
B. Pengkajian Objek ................................................................................. 35
C. Assasment ............................................................................................ 37
D. Planing ................................................................................................. 38

BAB IV PEMBAHASAN
A. Profil PMB ........................................................................................... 41
B. Kesenjangan Teori dan Praktik/ Pemaparan .......................................... 42

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 45
B. Saran ....................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
17

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi 24

Table 2.2 Daftar Diagnosa Nomenklatur Kebidanan 29

xvii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 inform consent


Lampiran 2 Surat Etik
Lampiran 3 Buku KIA
Lampiran 4 Lembar Konsul

xviii

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah

kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1

bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0–7 hari.Neonatus lanjut

adalah bayi berusia 7–28 hari (Muslihatun, 2010).

Dalam periode 5 tahun sebelum SDKI 2017, Angka Kematian Neonatal (AKN)

adalah 15 kematian per 1.000 kelahiran hidup, menyiratkan bahwa 1 dari 67

anak meninggal dalam bulan pertama kehidupannya. Berdasarkan hasil SDKI

2002–03 sampai SDKI 2017 untuk estimasi angka kematian neonatal, bayi dan

balita pada periode 5 tahun sebelum survey, berikut rentang kepercayaan 95

persen. AKN menurun dari 20 per 1.000 kelahiran hidup hasil SDKI 2002–03

menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup (penurunan 25 persen) (Kemenkes RI,

2017).

Cakupan kunjungan Neonatal Pertama atau KN 1 merupakan indikator yang

menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko

kematian pada periode neonatal yaitu 6–48 jam. Setelah lahir yang meliputi

antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi

Muda (MTBM) (Kemenkse RI, 2017).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Capaian KN 1 di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 92,62% lebih tinggi dari

tahun 2016 yaitu sebesar 91,12%. Capaian ini sudah memenuhi target Renstra

Tahun 2017 yang sebesar 81%. Sejumlah 23 provinsi (67,6%) yang telah

memenuhi target tersebut (Kemenkse RI, 2017).

Hasil capaian Nasional per Provinsi masih terdapat disparitas. Cakupan KN 1

antar provinsi yang berkisar antara 48,89% di Papua dan 118,38% di DKI

Jakarta. Beberapa Provinsi mendapatkan cakupan lebih dari 100% dikarenakan

data sasaran yang ditetapkan lebih rendah dibandingkan dengan data sasaran

riil yang didapatkan (Kemenkse RI, 2017).

Neonatus harus beradaptasi dengan keadaannya yang sekarang dan sangat

bergantung kepada sang ibu sampai menjadi mandiri. sehingga ibu harus bisa

menjaga kehangatan dan merawat bayinya setiap hari, melakukan perawatan

bayi yang benar dan tepat agar terciptanya hidup yang sehat. Oleh karena itu

cara pemberian ASI eksklusif dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi karena

ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

perkembangan bahkan dapat memberikan kekebalan tubuh pada bayi

(Wahyuni, 2011).

Selain ASI, Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memperoleh

kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu seperti: Difteri, pertusis, tetanus,

poliomyelitis, campak dan hepatitis. Proses imunisasi ialah memasukkan

vaksin atau serum ke dalam tubuh melalui oral atau suntikan. Tujuannya untuk

mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu, bila terjadi penyakit maka tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menyebabkan

kematian pada neonatus (Maryunani, 2014).

Berdasarkan latar belakang tersebut Peneliti tertarik untuk mengambil kasus

yaitu Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Fisiologi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan Neonatus Normal pada bayi

Ny. M secara komprehensif dengan pendekatan manajemen kebidanan dan

didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi Ny. M secara

komprehensif di PMB Sri Harningsih, S.ST

b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa, masalah, kebutuhan segera

pada bayi Ny. M di PMB Sri Harningsih, S.ST

c. Mahasiswa mampu menentukan perencanaan asuhan kebidanan pada

bayi Ny. M di PMB Sri Harningsih, S.ST

d. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidana yang telah

diberikan pada bayi Ny. M di PMB Sri Harningsih, S.ST

e. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian yang benar pada

bayi Ny. M di PMB Sri Harningsih, S.ST

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

C. Manfaat

1. Lahan Praktik (PMB)

Hasil peneliti dapat digunakan untuk menggambarkan sistem penilaian

pelayanan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang berjalan saat ini

dilahan praktik

2. Bagi Institusi

Sebagai masukan dan referensi bagi mahasiswa STIKes Muhammadiyah

Pringsewu khususnya program Studi D III Kebidanan

3. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan atau kemampuan berfikir

mengenai penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah

diterima ke dalam penelittian yang sebenarnya

D. Ruang Lingkup

1. Subjek

Melakukan Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologi Pada Bayi Ny. M

2. Waktu

Pelaksanaan Ujian Studi Kasus dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2019

pukul 09.00 wib

3. Tempat

Tempat yang dijadikan sebagai penelitian adalah PMB Sri Harningsih,

S.ST Pujodadi Kabupaten Pringsewu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

E. Metode Penulisan

Studi kasus ini penulis susun dengan menggunakan metode deskriptif yaitu

menggambarkan suatu keadaan yang sedang terjadi penulis menggambarkan

suatu proses kebidanan pada Bayi Ny. M umur 1 hari di PMB Sri Harningsih,

S.ST Pujodadi yang dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2019.

1. Observasi Partisipatif

Observasi partisipatif adalah suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan

kebidanan pada Bayi Ny. M umur 1 hari di PMB Sri Harningsih, S.ST

Pujodadi dan bersifat objektif, yaitu dengan melihat respon klien setelah

dilakukan tindakan. Penulis melakukan observasi partisipatif dengan cara

melihat respon klien setelah penulis melakukan tindakan keperawatan.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara Tanya

jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan penjawab

menggunakan alat yang dinamakan interview guide.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan

pemeriksaan mulai dari inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi untuk

mendapatkan data fisik Bayi Ny. M secara keseluruhan. Penulis melakukan

pemeriksaan fisik secara langsung pada Bayi Ny. M dan tidak ada masalah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

4. Studi dokumentasi

Suatu teknik yang diperoleh dengan mempelajari buku laporan, buku KIA,

catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup,

metode penulisan dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

Konsep BBL berisi : definisi, tanda dan gejala, perubahan

fisiologi dan psikologi, penegakan diagnosa, diagnostik,

kebutuhan dan penatalaksanaan.

Konsep dasar asuhan kebidanan, berisi : subjektif, objektif,

assasment dan planning.

BAB III TINJAUAN KASUS

Tinjauan kasus berisi : subjektif, objektif, assasment dan

planning disertai hasil

BAB IV PEMBAHASAN

Berisikan profil PMB dan pengkajian dari subjektif dan

objektif sampai evaluasi yang dilakukan dengan

membandingkan antara konsep teori dan tinjauan.

Pemaparan mengenai kesenjangan antara teori dan praktik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

BAB V PENUTUP

Penutup berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR NEONATUS

1. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)

sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai

dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0–7

hari.Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7–28 hari (Muslihatun, 2010).

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim maupun di luar

rahim (Dewi, 2010).

2. Ciri–ciri Bayi Neonatus

Berat badan 2.500–4000 gram, panjang badan 48–52 cm, lingkar dada 30–

38 cm, lingkar kepala 33–35 cm, lingkar lengan 11–12 cm, frekuensi

jantung 120–160 kali/menit, pernafasan 40–60 kali/menit, kulit kemerah–

merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup, rambut lanugo tidak

terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan

lemas, genetalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora, pada laki–laki testis sudah turun skrotum sudah ada, reflek isap dan

menelan sudah terbentuk dengan baik, reflek moro atau gerak memeluk

jika dikagetkan sudah baik, reflek graps atau menggenggam sudah baik,

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium

berwarna hitam kecokelatan (Dewi, 2010).

3. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi pada neonatus perlu diketahui dengan lebih baik oleh

tenaga kesehatan.Saat lahir, bayi harus beradaptasi dengan keadaan yang

sangat bergantung sampai menjadi mandiri.Banyak perubahan yang

dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan rahim ke

lingkungan luar rahim.Kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir

disebut juga homeostasis.

Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas dan

status gizi.Kemampuan homeostasis pada neonatus kurang bulan

bergantung pada masa gestasi.Matriks otak neonatus kurang bulan belum

sempurna sehingga mudah terjadi perdarahan intrakranial (Tando, 2016).

Adaptasi di luar uterus yang terjadi secara cepat yaitu :

a. Adaptasi sistem pernapasan

Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertentang ketika terjadi

perubahan dari lingkungan di dalam uteri maupun di luar uteri.

b. Adaptasi sistem sirkulasi

Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat

diklem.Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan

menyebabkan terjadinya reaksi dalam paru sebagai respons terhadap

tarikan napas pertama.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

c. Adaptasi suhu

Neonatus memiliki kecenderungan cepat stress karena perubahan

lingkungan dan bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang

cenderung dingin di luar (Tando, 2016).

4. Kebutuhan Neonatus

a. Kebutuhan Nutrisi

Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum/ makan ASI

eksklusif.ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.ASI

diketahui mengandung zat gizi yang paling banyak sesuai kualitas dan

kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Menyusui

secara dini antara lain :

1) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam

1 jam pertama) dan dilanjutkan selama 6 bulan pertama kehidupan

2) Colostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang karena untuk

menambah kekebalan tubuh bayi

3) Bayi harus disusui kapan saja ia mau (on demand), siang atau

malam yang akan merangsang payudara memproduksi ASI secara

adekuat (Wahyuni, 2011).

b. Kebutuhan Eliminasi

Bayi BAK sebanyak minimal 6 kali sehari.Semakin banyak cairan yang

masuk maka semakin sering bayi miksi.Defekasi pertama berwarna

hijau kehitaman.Pada hari ke 3–5 kotoran berubah warna menjadi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

kuning kecokelatan. 4–6 hari kotoran bayi yang biasanya minum susu

biasanya cair. Bayi yang mendapat ASI kotorannya kuning dan agak

cair dan berbiji. Bayi yang minum susu botol, kotorannya cokelat muda,

lebih padat dan berbau (Wahyuni, 2011).

c. Kebutuhan Tidur

Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering

tidur.Bayi baru lahir mempergunakan sebagian besar dari waktunya

untuk tidur. Neonatus sampai usia 3 bulan rata–rata tidur sekitar 16 jam

sehari. Pada umunya, bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan.

Sediakan selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu

panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring

dengan bertambahnya usia bayi. Pola tidur bayi diantarannya :

1) 1 minggu 16,5 jam

2) 1 tahun 14 jam

3) 2 tahun 13 jam

4) 5 tahun 11 jam

5) 9 tahun 10 jam

(Wahyuni, 2011).

5. Tanda Bahaya Neonatus

Beberapa tanda bahaya pada neonatus yang harus diwaspadai dan segera

dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa, yaitu seperti :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

a. Neonatus tidak mau menyusu

b. Bergerak hanya jika dirangsang

c. Frekuensi napas < 30 kali permenit/ > 60 kali permenit

d. Suhu tubuh < 35,30C dan > 37,50C

e. Riwayat kejang

f. Merintih

g. Keluar nanah pada bagian mata

h. Tali pusat kemerahan, berbau busuk dan bengkak

i. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat

j. Kulit kuning atau tinja berwarna pucat

k. Berat badan menurut umur rendah

(Maryunani, 2014).

6. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus

Pemeriksaan fisik pada neonatus dilakukan untuk menilai status kesehatan.

Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam

setelah lahir (Uliyah, 2015).

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada neonatus, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

a. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang

sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian

hanya pada daerah yang diperiksa.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

b. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala sampai kekaki atau

lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, sperti

paru–paru, jantung dan abdomen.

c. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks

pada tahap akhir.

d. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

Hal–hal yang harus diperiksa :

a. Keadaan umum

Yang dinilai secara umum seperti kepala, badan, ekstermitas, tonus otot,

tingkat aktivitas, tangisan bayi, warna kulit dan bibir.

b. Pemeriksaan fisik khusus

1) Hitung frekuensi napas

Periksa frekuensi napas dilakukan dengan menghitung pernapasan

dalam satu menit penuh, tanpa adanya retraksi dada dan suara

merintih saat ekspirasi.Laju napas normalnya 40–60 kali per menit.

2) Hitung frekuensi jantung

Periksa frekuensi jantung dengan menggunakan stetoskop dan

dihitung selama satu menit penuh, laju jantung normalnya 120–160

denyut per menit.

3) Suhu tubuh

Suhu tubuh BBL normalnya 36,5–37,50C diukur di daerah ketiak

dengan menggunakan thermometer.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

4) Kepala

Periksa ubun–ubun besar dan ubun–ubun kecil dengan palpasi untuk

mengetahui apakah ada sutura, molase, kaput suksedaneum,

sefalhematoma dan hidrosefalus

5) Mata

Periksa mata bayi dengan cara inspeksi untuk mengetahui ukuran,

bentuk dan kesimetrisan mata

a) Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna sklera, yang

dalam keadaan normal berwarna putih

b) Pemeriksaan pupil secara normal pupil berbentuk bulat dan

simetris, apabila diberikan sinar pupil akan mengecil

6) Telinga

Jumlah, posisi dan kesimetrisan telinga dihubungkan dengan mata

dan kepala serta ada tidaknya gangguan pendengaran. Periksa daun

telinga untuk menentukan bentuk, besar dan posisinya

7) Hidung dan mulut

Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar

tanpa hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan inspeksi mulut

untuk mengetahui bentuk dan kesimetrisan mulut lalu masukkan satu

jari ke dalam mulut untuk merasakan hisapan bayi dan perhatikan

apakah ada kelainan congenital seperti labiopalatokisis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

8) Leher

Periksa bentuk dan kesimetrisan leher, adanya pembengkakan/

benjolan. Pastikan untuk melihat apakah kelenjar tyroid bengkak

9) Dada

Periksa bentuk dada, puting apakah normal dan simetris, bunyi napas

dan bunyi jantung

10) Bahu lengan dan tangan

Yang dilakukan adalah menghitung jumlah jari apakah ada kelainan

dan pergerakannya aktif atau tidak

11) Abdomen

Yang dilihat dari perut bayi bentuk dari perut, penonjolan disekitar

tali pusat pada saat bayi menangis, perdarahan tali pusat

12) Jenis kelamin

Pada bayi laki–laki yang harus diperiksa adalah panjang penis, testis

sudah turun dan berada dalam skrotum dan ujung penis berlubang.

Pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia

mayora dan labia minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra

terdapat lubang dan terdapat klitoris.

13) Kulit

Periksa apakah kulit bayi terdapat lanugo, edema, bercak, tanda lahir

dan memar.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

14) Punggung dan anus

Periksa punggung bayi apakah ada kelainan atau benjolan, apakah

anus berlubang atau tidak.

15) Tungkai dan kaki

Periksa apakah kedua kaki bayi sejajar dan normal, periksa jumlah

jari dan gerakan kaki

(Tando, 2016).

7. Penanganan dan Perilaku Neonatus

a. Penanganan neonatus adalah penanganan terhadap refleks

1) Reflek Moro diperiksa dengan cara bertepuk tangan. Jika bayi terkejut

bayi membuka telapak tangannya seperti mengambil sesuatu

2) Reflek rooting mengusap pipi atau area disekitar mulut bayi dan

kepala bayi ke arah sumber sentuhan dan mencari puting dengan

mulutnya, bayi menggunakan refleks ini untuk mencari makanan.

3) Refleks sucking setelah puting susu masuk kedalam mulut bayi

kemudian bayi menghisap ASI

4) Refleks swallowing bayi akan menelan

5) Reflek tonic neck baringkan bayi terlentang kepala bayi akan menoleh

ke samping pada saat berbaring. Lengan yang sejajar arah kepala

menoleh akan direntangkan lurus

6) Refleks graps jari–jari tangan bayi akan menggenggan jika disentuh

7) Refleks glabelar kelopak mata akan membuka dan menutup dengan

cepat atau berkedip apabila menyentuh mata

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

8) Refleks babinsky jari–jari kaki akan melengkung atau mengkerut jika

disentuh

9) Refleks melangkah memegang bayi dalam posisi berdiri dan kaki

agak menekan ke lantai dan bayi akan mengangkat kaki secara

bergantian atau jari–jari kaki melengkung

10) Refleks withdrawal nyeri udara dingin bayi berusaha untuk menarik

lengan dan tungkainya mendekati tubuh

11) Refleks parasut menerjunkan bayi kearah lantai dan bayi akan

merentangkan tangannya sebagai upaya melindungi diri

(Kelly, 2010).

8. Perawatan neonatus sehari–hari

a. Memandikan

Memandikan bayi sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran agar tidak

terjadi hipotermi.

Tujuan : untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, kering, menjaga

kebersihan tali pusat dan memberikan rasa nyaman pada bayi

(Maryunani, 2014).

b. Mengganti popok

Popok bayi harus diganti setiap kali basah atau kotor.Rata–rata bayi baru

lahir memerlukan sepuluh sampai dua belas kali mengganti popok setiap

hari. Meskipun jika mengganti popok bayi ternyata tidak kotor

setidaknya dengan sering mengganti popok tidak akan menambah

masalah yang berpotensi menimbulkan ruam popok (Kelly, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

c. Menggendong

Menyentuh dan berbicara kepada bayi memberi bayi rasa aman secara

fisik dan emosional. Menggendong bayi sering menjadi bagian dari

proses pelekatan yang akan membuat ibu dan bayinya merasa nyaman

satu sama lain, sehingga tidak perlu khawatir akan memanjakannya

untuk beberapa bulan awal (Kelly, 2010).

d. Menggunting kuku

Menjaga agar kuku bayi tetap pendek untuk perlindungan bayi itu

sendiri.Selama bayi bermain dengan jarinya dengan mudah dapat

mencakar wajahnya sendiri jika kuku jarinya tidak pendek dan dipotong

rata.Seiring dengan makin besarnya bayi, kuku jari yang pendek adalah

untuk perlindungan ibu (Kelly, 2010).

e. Menidurkan

Memposisikan bayi dengan tidur terlentang, usahakan suhu ruangan bayi

dapat dipertahankan 210C, gunakan kasur atau matras yang agak keras

letakkan perlak di atas matras dan dihamparkan sesuai dengan lebar kain

pelapis di atasnya, bantal tidak perlu digunakan karena hanya akan

menyebabkan bayi tercekik (Kelly, 2010).

f. Perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan

bersih.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali

pusat.Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas

basah, kemudian bungkus dengan longgar/ tidak terlalu rapat dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

kasa bersih/ steril.Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat,

tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses atau

urin.Hindari pengguna kancing, koin atau uang logam untuk membalut

tekan tali pusat (Prawirohardjo, 2010).

9. Imunisasi Pada Neonatus

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan

tubuh manusia terhadap penyakit tertentu seperti: Difteri, pertusis, tetanus,

poliomyelitis, campak dan hepatitis. Proses imunisasi ialah memasukkan

vaksin atau serum ke dalam tubuh melalui oral atau suntikan.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak–anak karena sistem

kekebalan tubuh mereka belum sebaik orang dewasa sehingga rentan

terhadap serangan penyakit berbahaya.Imunisasi tidak cukup hanya

dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap

agar tidak rentan terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan

kesehatan dan kehidupan anak (Tando, 2016).

a. Manfaat imunisasi

1) Untuk anak : Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

penyakit, kemungkinan cacat dan kematian

2) Untuk keluarga : Menghilangkan kecemasan dan faktor psikologis

pengobatan jika anak sakit, mendorong pembentukan keluarga

apabila orang tua yakin bahwa anak akan menjalani masa kanak–

kanak yang nyaman

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

b. Tujuan imunisasi

1) Mencegah penyakit tertentu pada seseorang

2) Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

3) Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (misal cacar)

c. Jenis imunisasi

1) Imunisasi Pasif

Merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit

2) Imunisasi Aktif

Merupakan kekebalan yang didapat dari pemberian bibit penyakit

lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna

membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama, baik yang

lemah maupun yang kuat

d. Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar diberikan untuk mendapatkan kekebalan secara

aktif.Imunisasi yang diwajibkan sesuai program pengembangan

imunisasi (PPI) adalah imunisasi BCG, polio, hepatitis B (HB), DPT

dan campak (Tando, 2016).

e. Vaksin Bacillus Calmette–Guerin (BCG)

Vaksin BCG merupakan vaksin hidup sehingga tidak diberikan kepada

pasien dengan gangguan imun jangka panjang (leukemia, pengobatan

steroid jangka panjang, HIV).Tujuan imunisasi BCG bukan untuk

mencegah TBC, melainkan untuk mengurangi risiko TBC berat, seperti

TBC meningitis dan TBC milier.Imunisasi ini diberikan pada bayi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

yang berusia dua bulan atau kurang.Dosis pemberian vaksin BCG

adalah 0, 05 ml sebanyak 1 kali (Tando, 2016).

Efek Samping imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat

umum seperti demam. Satu sampai dua minggu kemudian akan timbul

indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi

pustule dan kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak.memerlukan

pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda

parut. Kadang–kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak

atau leher, terasa padat, tidak sakit dan menimbulkan demam. Reaksi

ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang dengan

sendirinya (Tando, 2016).

f. Vaksin Polio/Oral Polio Vaccine (OPV)

Vaksin virus polio hidup oral berisi polio tipe 1, 2, 3 yang masih hidup,

tetapi sudah dilemahkan.Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi

lahir sebagai dosis awal dengan dosis 2 tetes (0, 1 ml).Vaksin virus

polio hidup oral adalah vaksin polio trivalent yang terdiri atas suspense

virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah

dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan

dengan sukrosa.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

ASI tidak berpengaruh terhadap respons antibodi.Apabila vaksin yang

diberikan dimuntahkan dalam 10 menit, harus diberikan dosis

pemberian ulang (Tando, 2016).

Efek Samping pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek

samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang

terjadi (<0,7 : 1.000.000). jika anak diare, ada kemungkinan vaksin

tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin

oleh usus akibat diare berat (Tando, 2016).

g. Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis B PID adalah vaksin rekombinan yang telah

diinaktivasikan dan bersifat non–infeksi, berasal dari HBsAg yang

dihasilakan dalam sel ragi. Pemberian vaksin hepatitis B yang tepat

sesuai dengan dosis yang direkomendasikan akan memberikan respons

protektif. Vaksin diberikan melalui IM dalam.Pada neonatus dan bayi,

penyuntikan vaksin ini dilakukan di anterolateral paha. Dosis

pemberian hepatitis B diberikan pada usia 0–7 hari (Tando, 2016).

Efek Samping berupa reaksi lokal, seperti rasa sakit, kemerahan dan

pembengkakan disekitar tempat penyuntikan.Reaksi yang terjadi

bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari (Tando, 2016).

h. Vaksin Difteri–Pertusi–Tetanus (DPT)

Vaksin DPT terdiri atas vaksin berikut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

1) Vaksin Toksoid Difteria

Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT atau Diphtheria

Toxoid(DT).Difteria disebabkan oleh bakteri yang memproduksi

racun.Vaksin terbuat dari toksoid, yaitu racun difteria yang telah

dilemahkan. Vaksin difteria akan rusak jika dibekukan dan jika

terkena panas.

2) Vaksin Pertusis

Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT. Penyebab penyakit

pertusis adalah bakteri.Vaksin terbuat dari bakteri yang telah

dimatikan.Vaksin pertusis mudah rusak jika terkena panas.Sama

seperti vaksin BCG, dalam vaksin DPT, komponen pertusis

merupakan vaksin yang paling mudah rusak.

3) Vaksin Tetanus

Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai

Toksoid Tetanus (TT).Tetanus disebabkan oleh bakteri yang

memproduksi toksin, vaksin terbuat dari toksin tetanus yang telah

dilemahkan. Toksoid tetanus akan rusak jika dibekukan dan jika

terkena panas.

Dosis pemberian DPT melalui IM 0,5 ml sebanyak 3 dosis yang

pertama pada usia 2 bulan dan dosis selanjutnya dengan IM 4

minggu (Tando, 2016)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

i. Vaksin Campak

Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus.Vaksin

campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis

(0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1.000 infective unit virus strain

CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamisin dan 30 mcg

residu eritromisin (Tando, 2016)

1) Efek Samping

Vaksin campak adalah panas dan kemerahan. Hingga 15% pasien

dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang

dapat terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi

2) Anak–anak mungkin panas selama 1–3 hari setelah satu minggu

penyuntikan dan kadang disertai kemerahan seperti penderita

campak ringan (Tando, 2016)

Table 2.1

Jadwal pemberian imunisasi

Usia Jenis Imunisai


0 bulan Polio 1, BCG, HB 0
2 bulan Polio 2, DPT, HB 1
3 bulan Polio 3, DPT, HB 2
4 bulan Polio 4, DPT, HB 3
9 bulan Campak
(Tando, 2016)

10. Pencegahan Infeksi Pada Neonatus

Neonatus sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan atau beberapa saat

setelah lahir.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

Pastikan penolong persalinan melakukan upaya pencegahan infeksi sebagai

berikut :

a. Sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi, cuci tangan dengan

sabun kemudian dikeringkan

b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum

dimandikan

c. Pastikan semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di

DTT atau disterilkan

d. Pastikan pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi

dalam keadaan bersih dan hangat (demikian juga dengan timbangan, pita

pengukur, thermometer, stetoskop dll) (Tando, 2016).

B. Asuhan Neonatus

1. Perawatan 1 Jam Pertama

Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hipotermia:

a. Mengeringkan tubuh bayi segera setalah lahir.

Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran

udara melalui jendela/ pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya

penguapan yang akan mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu

tubuh.

b. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus

segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian

diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan

dari dekapan ibu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

c. Menunda memandikan bayi sampai tubuh bayi stabil

Pada bayi cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan

menangis kuat bisa dimandikan +24 jam setelah kelahiran dengan tetap

menggunakan air hangat. Pada bayi berisiko yang berat badannya

kurang dari 2.500 gram/ keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan

dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu mengisap ASI

dengan baik.

d. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir yaitu melalui

radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi (Dewi, 2010).

2. Kunjungan Neonatal

Kunjungan Neonatus dilaksanakan minimal 3 kali yaitu :

a. Kunjungan pertama 6–48 jam setelah lahir yaitu : mempertahankan suhu

tubuh bayi, memandikan bayi setelah 6 jam, melakukan pemeriksaan

fisik pada bayi, memberikan vitamin K dan imunisasi HB–0

b. Kunjungan dua 3–7 hari setelah lahir yaitu : perawatan tali pusat,

pemeriksaan tanda bahaya seperti infeksi, bakteri, ikterus, diare dan

berat badan rendah, konseling terhadap ibu dan keluarga untuk

memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan

perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA,

penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

c. Kunjungan tiga 8–28 hari setelah lahir yaitu : menjaga kebersihan bayi,

konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

rumah dengan menggunakan buku KIA, memberitahu tanda bahaya bayi

baru lahir (Walyani, 2015).

3. Edukasi yang diperoleh untuk Neonatal

a. Rawat Gabung

Rawat gabung adalah sistem perawatan ketika bayi dan ibu dirawat

dalam satu unit, cara perawatan ketika ibu dan bayi baru lahir tidak

dipisah, melainkan ditempatkan dalam satu ruangan, kamar atau tempat

bersama–sama selama 24 jam penuh. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan ibu dalam memberikan ASI dan merawat bayi (Tando,

2016).

b. Menjaga kehangatan

1) Segera mengeringkan badan bayi dengan menggunakan handuk

atau kain

2) Menempatkan bayi pada tempat yang hangat dan jangan

menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa bayi

3) Menyelimuti bayi

4) Jangan segera memandikan bayi baru lahir

5) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi nya (Tando, 2016)

c. Mekanisme kehilangan panas

Bayi kehilangan panas melalui :

1) Evaporasi : kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban

pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera

dikeringkan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

2) Konduksi : kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh

bayi dengan permukaan yang dingin

3) Konveksi : kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar

dengan udara sekitar yang lebih dingin

4) Radiasi : kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi di tempatkan

dekat benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari

temperature tubuh bayi (Maryunani, 2014).

d. Bonding Attachment

Bonding Attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan

bayi setelah proses persalinan. Adapun elemen–elemen adalah sebagai

berikut :

1) Sentuhan

2) Kontak mata

3) Suara

4) Aroma

5) Entrainment

6) Bioritme

7) Kontak dini

(Tando, 2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Neonatus

1. Pengkajian Data

Pada langkah pertama ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

a. Data Subjektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari

hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (Tando, 2016).

b. Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, pemeriksaan

pendukung lain dan catatan medis lain (Tando, 2016).

2. Menginterpretasikan Data

Pada langkah ini, dilakukan identifikasi diagnosis atau masalah

berdasarkan interpretasi data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang telah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan

masalah yang spesifik.

Tabel 2.2

Daftar Nomenklatur Kebidanan

No. Nama Diagnosis No. Nama Diagnosis


1. Kehamilan normal 36. Invertio uteri
2 Partus normal 37. Bayi besar
3. Syok 38. Malaria berat dengan komplikasi
4. Denyut jantung janin tidak normal 39. Malaria ringan tanpa komplikasi
5. Abortus 40. Mekonium
6. Solusio plasenta 41. Meningitis
7. Akut pielonefritis 42. Metritis
8. Amnionitis 43. Migran
9. Anemia berat 44. Kehamilan mola
10. Apendisitis 45. Kehamilan ganda
11. Atonia uteri 46. Partus macet
12. Postpartum normal 47. Posisi occiput posterior (di belakang)
13. Infeksi mamae 48. Posisi oksiput melintang
14. Pembengkakan mamae 49. Kista ovarium

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

15. Presentasi bokong 50. Abses pelviks


16. Asma bronchiale 51. Peritonitis
17. Presentasi dagu 52. Plasenta previa
18. Disproporsi sevalo pelvic 53. Pneumonia
19. Hipertensi kronik 54. Preklampsia berat atau ringan
20. Koagulopati 55. Hipertensi karena kehamilan
21. Presentasi ganda 56. Ketuban pecah dini
22. Cystitis 57. Partus prematuritas
23. Eklampsia 58. Prolapsus tali pusat
24. Kehamilan ektopik 59. Partus fase laten lama
25. Ensefalitis 60. Partus kala II lama
26. Epilepsi 61. Retensio plasenta
27. Hidramnion 62. Sisa plasenta
28. Presentasi muka 63. Rupture uteri
29. Persalinan semu 64. Bekas luka uteri
30. Kematian janin 65. Presentasi bahu
31. Hemoragik antepartum 66. Distosia bahu
32. Hemoragik postpartum 67. Robekan serviks dan vagina
33. Gagal jantung 68. Tetanus
34. Inertia uteri 69. Letak lintang
35. Infeksi luka
(Wildan, dkk, 2011)

3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosis yang diidentifikasi.

4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

berkonsultasi atau menangani masalah bersama anggota tim kesehatan yang

lain sesuai dengan kondisi klien.

5. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan yang Menyeluruh

Merencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh yang ditentukan oleh

langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan Efisien dan Aman

Rencana asuhan kebidanan menyeluruh yang diuraikan pada langkah ke–5

dilaksanakan dengan efisien dan aman.

7. Mengevaluasi Keefektifan Asuhan Kebidanan

Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang sudah diberikan.

Evaluasi tersebut meliputi apakah kebutuhan akan bantuan benar–benar

telah terpenuhi, apakah bantuan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi dalam diagnosis dan masalah (Tando, 2016).

D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metode SOAP

1. Data Subjektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari

hasil wawancara langsung kepada pasien/klien

2. Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, pemeriksaan pendukung

lain dan catatan medis lain

3. Assesment

Analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dan dibuat

kesimpulan, seperti diagnosis, antisipasi diagnosis/ masalah potensial,

perlunya tindakan segera

4. Panning

Penyusunan rencana asuhan yang bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin (Tando, 2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS FISIOLOGI PADA BAYI NY. M

UMUR 1 HARI DI PMB SRI HARNINGSIH, S.ST PUJODADI

KABUPATEN PRINGSEWU

Tanggal Pengkajian : Kamis, 02 Mei 2019

Jam : 09.10 wib

Tempat Pengkajian : PMB Sri Harningsih, S.ST

Mahasiswa : Siti Marfuah

Nim : 154012016039

PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

1. Identitas

a. Identitas Bayi

Nama Bayi : By. Ny. M

Tanggal lahir : 01 Mei 2019

Umur : 1 hari

Jenis kelamin : laki–laki

b. Identitas Orang tua

Ibu Ayah

Nama : Ny. M Tn. R

Umur : 17 tahun 18 tahun

32
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33

Agama : Islam Islam

Suku/ bangsa : Jawa Jawa

Pendidikan : SMP SD

Pekerjaan : IRT Petani

Alamat : Campang Campang

No. telp : 085267185054 085265185054

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Maternal

1) Penyakit Jantung : Tidak ada

2) Penyakit Ginjal : Tidak ada

3) Diabetes Millitus : Tidak ada

4) Hipertensi : Tidak ada

5) Penyakit Kelamin : Tidak ada

b. Riwayat Kesehatan Prenatal

1) HPHT : 20–7–2018 TP : 27–4–2019

2) ANC

a) TM 1 : 2 kali

b) TM II : 2 kali

c) TM III : 3 kali

3) Imunisasi TT : Lengkap

4) BB ibu : 59 kg

5) Keluhan TM I, II, III : mual, muntah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

6) Perdarahan : Tidak ada

7) Pre Eklamsi : Tidak ada

8) Eklamsia : Tidak ada

9) Gestational Diabetes : Tidak ada

10) Polyhidramnion/ Oligohydramnion : Tidak ada

11) Infeksi : Tidak ada

c. Riwayat Kesehatan Intranatal

1) Tanggal lahir/ jam : 01 Mei 2019/ 06.00 wib

2) Tempat : PMB Sri Harningsih, S.ST

3) Penolong : Bidan

4) Jenis persalinan : Normal

5) Ketuban pecah : Spontan

6) Penyulit : Tidak ada

7) Pengguna obat selama persalinan : Tidak ada

d. Riwayat Postnatal

1) Usaha napas dengan/ tanpa bantuan : tanpa bantuan

2) Kebutuhan resusitasi : Tidak ada

3) Trauma lahir : Tidak ada

4) Pemberian Vit K : 1 jam setelah bayi lahir

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari–hari

Nutrisi : ASI eksklusif + 12x/ hari kemampuan menghisap

kuat

Eliminasi : BAB 4x/ hari, berwarna kekuningan

Personal hygiene : Mandi 2x/ hari, ganti popok setiap habis BAB dan

BAK

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Warna kulit : Merah pucat

d. Tangisan : Kuat

e. Pernapasan : Normal

f. Tonus otot : Baik

g. Kelainan : Tidak ada

2. Tanda–tanda vital

a. Suhu : 350C

b. Respirasi : 40x/menit

c. Denyut Jantung Bayi : 130x/menit

3. Antropometri

a. BB : 3.200 gr

b. PB : 50 cm

c. LK : 31 cm

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

d. LD : 33 cm

e. LL : 11 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Ubun–ubun baik, sutura/molase normal,

tidak ada cekungan, tidak ada penonjolan

b. Telingan : Tidak ada pengeluaran cairan, letaknya

simetris

c. Mata : Tidak ada tanda–tanda infeksi, refleks

pupil baik

d. Hidung dan mulut : Simetris, langit–langit normal tidak ada

kelainan bibir sumbing, refleks sucking

(hisap) baik, refleks rooting baik

e. Leher : Tidak ada pembengkakan, pergerakan aktif

f. Dada : Bentuk normal tidak ada kelainan, puting

normal, bunyi nafas normal, tidak ada

retraksi dinding dada, bunyi jantung normal

lup dup

g. Bahu lengan dan tangan : Gerakan normal, jumlah jari lengkap tidak

ada kelainan

h. Abdomen : Bentuk normal, penonjolan sekitar tali

pusat ada, tidak ada perdarahan pada tali

pusat, lembek pada saat menangis, tidak

ada tonjolan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

i. Kelamin laki–laki : Testis berada dalam skrotum, ujung penis

berlubang

j. Panggul : Normal, tidak ada kelainan dan tidak

mengalami dislokasi

k. Tungkai dan kaki : Gerakan normal, jumlah jari lengkap dan

tidak ada kelainan pada jari kaki

l. Punggung dan anus : Tidak ada pembengkakan, tidak ada ceku-

ngan, anus berlubang

m. Kulit : Bersih tidak terdapat verniks, warna kulit

kemerahan, tidak ada pembengkakan, tidak

ada bercak–bercak hitam, tidak ada tanda

lahir

n. Sistem syaraf : Reflek moro normal

o. Reflek fisiologi : 1) reflek moro : ada kuat

2) reflek rooting : ada kuat

3) reflek sucking : ada kuat

4) reflek grapsing : ada kuat

5) reflek tonik neck : ada kuat

6) reflek babinsky : ada kuat

C. Assasment

Tanggal : 02 Mei 2019 Jam : 09.10 wib

Bayi Ny. M umur 1 hari lahir normal dan cukup bulan sesuai usia kehamilan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

D. Planning

Tanggal : 02 Mei 2019 Jam : 09.10 wib

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya saat ini dalam keadaan normal

Evaluasi : ibu mengerti dengan kondisi bayinya

2. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan menggunakan

sarung tangan, memakaikan topi lalu dibedong dengan kain bersih dan

diletakkan di ruangan yang hangat

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan menjaga kehangatan bayinya

3. Menganjurkan ibu untuk tidur satu ruangan dengan bayinya agar

memudahkan ibu untuk menyusui dan menambah ikatan antara ibu dan

bayi

Evaluasi : ibu bersedia tidur satu ruangan dengan bayinya

4. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa

makanan pendamping dikarenakan dapat membantu menjaga kesehatan dan

kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai macam jenis penyakit yang

mungkin dapat menyerang saat usia bayi masih rawan terkena penyakit,

selain untuk kekebalan tubuh, ASI eksklusif juga bisa membuat perasaan

bayi menjadi nyaman, aman dan meningkatkan tingkat emosional antara

ibu dan bayi

Evaluasi : ibu mengerti tentang penjelasan bidan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

5. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat bayi agar tetap kering yaitu

selesai mandi dikeringkan dengan kain bersih atau kasa steril, tidak

diberikan bedak atau minyak dan pastikan saat memakaikan popok tali

pusat tidak tertutup agar tidak terkena pipis atau pup bayi agar tali pusat

cepat kering

Evaluasi : ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukannya

6. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi setiap pagi dari pukul 07.00–08.00

wib selama 15 menit dan bayi tidak menggunakan pakaian hanya

menggunakan popok. Posisikan bayi terlentang, telungkup kemudian

miring sehingga seluruh kulit bayi terkena sinar matahari

Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan melakukannya

7. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik HB–0 untuk mencegah

penyakit Hepatitis dan akan disuntikan dipaha sebelah kanan bagian luar

secara IM

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia bayinya diimunisasi

8. Memberitahu ibu tanda bahaya neonatus yaitu seperti tidak mau menyusu,

demam tinggi, sulit bernafas, mata bengkak atau mengeluarkan cairan, bayi

merintih atau menangis terus menerus, tali pusat kemerahan dan berbau,

kulit dan mata bayi kuning dan feses bayi saat BAB berwarna pucat

Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya neonatus

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

9. Memberitahu ibu untuk melakukan imunisasi selanjutnya di posyandu pada

saat bayi berusia 1 bulan yaitu imunisasi BCG dan polio 1

Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukannya

10. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 6–7 hari (KN 2)

pada tanggal 05–09 Mei 2019

Evaluas : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang

11. Melakukan pendokumentasian dalam catatan SOAP

Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Praktik

1. Sejarah singkat PMB Sri Harningsih, S.ST Pujodadi

PMB Sri Harningsih, S.ST menjadi bidan Desa sejak 1995–2019 di Desa

Pujodadi, Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu. Kemudian Bidan

Sri Harningsih, S.ST membuka PMB sendiri mulai tahun 2007 hingga

sekarang. Bidan Sri Harningsih, S.ST pernah memegang Desa Pujodadi

tahun 1995–2019. PMB Sri Harningsih, S.ST merupakan salah satu tempat

pelayanan kesehatan yang berada di daerah Pujodadi Kecamatan Pardasuka

Kabupaten Pringsewu. Bidan Sri Harningsih, S.ST mulai bekerja di

Puskesmas Antar Brak, Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus

dimulai tahun 1995–2002. Kemudian Bidan Sri Harningsih, S.ST beralih

bekerja di puskesmas Pardasuka, Kecamatan Pardasuka Kabupaten

Pringsewu mulai tahun 2002–2019. Bidan Sri Harningsih, S.ST menjadi

Bikor Poned dari bulan April 2019.

2. Fasilitas

Ruang praktik dan ruang konsultasi : 1 ruangan

Ruang bersalin : 1 ruangan

Ruang perawatan : 3 ruangan

41

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

3. Jam Kerja

PMB Sri Harningsih, S.ST melaksanakan kegiatan kerja setiap hari yaitu

pada hari senin–minggu. Adapun kegiatan tersebut dimulai dari pagi jam

06.00–08.00 wib dan sore jam 16.00–20.30 wib. Kemudian bekerja di

Puskesmas Pardasuka dari hari senin–jumat pukul 08.00–15.00 wib.

4. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang ada di PMB Sri Harningsih, S.ST Pujodadi

:Pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, Kesehatan Reproduksi, Pelayanan

Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Umum

B. Pemaparan

Pada pengkajian yang dilakukan untuk menyimpulkan data dasar tentang

keadaan pasien bayi Ny. M Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Fisiologi

terhadap Bayi Ny. M segera setelah lahir di PMB Sri Harningsih, S.ST tahun

2019, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Pengkajian (Subjektif)

Data yang didapat dari anamnesis (Tando, 2016). Yaitu dengan cara

menanyakan tentang identitas, riwayat kesehatan maternal, prenatal,

intranatal, postnatal dan pola pemenuhan kebutuhan sehari–hari.

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada By. Ny. M yaitu

mengidentifikasi identitas melalui anamnesa seperti riwayat kesehatan

maternal, prenatal, intranatal, postnatal dan pola kebutuhan sehari–hari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

2. Pemeriksaan (Objektif)

Objekif didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik,

pemeriksaan pendukung dan catatan medis lain (Tando, 2016). Data

objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan

objektif pada Bayi Ny. M didapatkan hasil bahwa keadaan umum baik,

warna kulit kemerahan, tangisan kuat, tonus otot baik, pernafasan normal.

Tanda–tanda vital seperti laju jantung 130x/menit, laju nafas 40x/menit,

suhu 35oC kemudian Antropometri Berat badan 3.200 gr, Panjang badan

50 cm, Lingkar kepala 31 cm, Lingkar dada 31 cm dan LILA 11 cm dan

hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan secara head to toe penulis tidak

menemukan adanya masalah pada bayi.

3. Assesment

Analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dan dibuat

kesimpulan, seperti diagnosis, antisipasi diagnosis/ masalah potensial,

perlunya tindakan segera (Tando, 2016).Assesment dibuat berdasarkan

dari hasil pemeriksaan subjektif dan objektif.

Dari semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan penulis menegakkan

assessment, yaitu :

Bayi Ny. M umur 1 hari neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan

Kebutuhan : KIE tentang perawatan Neonatus

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

4. Planning

Penyusunan rencana asuhan yang bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin (Tando, 2016). Setelah

melakukan pengkajian pada data objektif peneliti menemukan kesenjangan

antara teori dan praktik yaitu kurang nya menjaga kehangatan pada bayi

Ny. M saat melakukan pemeriksaan fisik yaitu tidak menutupi tubuh bayi

atau membiarkan pakaian bayi terbuka sehingga bayi merasa

kedinginan.Menurut teori menjaga kehangatan neonatus yaitu dengan

menyelimutidan menempatkan di tempat yang hangat, mengeringkan

badan dengan menggunakan handuk atau kain. Karena suhu tubuh normal

pada neonatus adalah 36,50C–37,50C melalui pengukuran aksila. Jika

suhunya turun di bawah 36,50C bayi akan mengalami hipotermia.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu di sekeliling bayi rendah

dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak dilakukan secara tepat.Panas

yang dihasilkan dari aktivitas lipid dalam lemak coklat dapat

menghangatkan bayi dengan meingkatkan produksi panas hingga 100%

(Tando, 2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. M secara

komprehensif di PMB Sri Harningsih, S.ST di Desa Pujodadi Kec. Pardasuka

Kab. Pringsewu, maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Dari pengkajian data yang dilakukan, penulis sudah mampu memperoleh

data subjektif (anamnesis) secara komprehensif.

2. Mampu menentukan diagnosa neonatus fisiologi pada bayi Ny. M umur 1

hari yang di tegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun

objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

3. Rencana tindakan asuhan yang diberikan sudah efektif berdasarkan

kebutuhan dan pelaksanaan asuhan yang diberikan secara efisien dan aman

pada bayi Ny. M umur 1 hari sesuai dengan rencana asuhan.

4. Penulis dapat melakukan evaluasi dari hasil pemeriksaan pada neonatus

fisiologi secara komprehensif.

5. Penulis mampu melaksanakan penatalaksanaan dan perencanaan pada

neonatus fisiologi secara komprehensif dan sudah dapat di

dokumentasikan.

45

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

B. Saran

1. Lahan Praktik (PMB)

Sebagai masukan dalam melaksanakan dan meningkatkan asuhan

kebidanan pada neonatus fisiologi dengan memperhatikan standar

operasional prosedur.

2. Bagi Institusi

Agar selalu menambahkan bahan pustaka dalam pelaksanaan tentang

asuhan kebidanan pada neonatus fisiologi, sesuai dengan perkembangan

teori–teori yang ada.

3. Bagi Mahasiswa

Agar dapat menguasai dari materi asuhan kebidanan yang akan diterapkan

pada masyarakat dan menjadi tenaga kesehatan yang profesional dengan

menggunakan prosedur yang sudah ditetapkan tanpa meninggalkan poin–

poin yang penting.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Jakarta
: Salemba Medika

Kelly, Paula. (2010). Buku Saku Asuhan, Neonatus & Bayi.Jakarta : EGC

Kemenkes RI. (2017). HEALTH STATISTIC.Jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes RI. (2017). Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia.Jakarta :


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Maryunani, Anik. (2014). ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK


PRA–SEKOLAH.

Muslihatun, Wafi Nur. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.Yogyakarta :


Fitramaya

Prawirohardjo, Sarwono. (2014). ILMU KEBIDANAN.Jakarta : PT. Bina Pustaka

Tando, Naomy Marie. (2016). ASUHAN KEBIDANAN Neonatus, Bayi dan Anak
Balita.Jakarta : EGC

Uliyah, Musrifatul. (2015). Keterampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta : Salemba


Medika

Wahyuni, Sari. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.Jakarta : EGC

Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal


& Neonatal.Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS

Wildan, Dkk. (2011). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai