Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN 5

SUPERHETERODYNE RADIO

1. Tujuan
Untuk memperlihatkan kegunaan prinsip modulasi dan sebagaimana
telah diselidiki penerima siaran radio menggunakan superheterodyne.

2. Peralatan

- Power supply 12VDC


- Super FM Tuner
- Equalizer
- Speaker

3. Teori
Penerima superheterodyne beroperasi dengan mengambil sinyal pada
frekuensi yang masuk, mencampurnya dengan frekuensi variabel sinyal
yang dihasilkan secara lokal untuk mengubahnya menjadi frekuensi di
mana ia dapat melewati filter frekuensi tetap berkinerja tinggi sebelum
didemodulasi untuk mengekstrak modulasi atau sinyal yang diperlukan.

3.1. Konsep umum penerima superheterodyne

Pada dasarnya gelombang radio adalah gelombang elektromagnetik


dari berbagai frekuensi yang tercampur di udara. Konsep penerima
Superheterodyne adalah mengambil gelombang radio pada frekuensi
tertentu (dalam hal ini 88MHz – 108MHz) kemudian dienskripsikan
sehingga didapatkan sinyal audio yang dapat terdengar oleh telinga
manusia. Konsep ini memanfaatkan proses penggabungan osilator lokal
sebesar 10.7MHz lebih tinggi dari sinyal masukan, sehingga ketika
digabungkan akan menghasilkan sinyal menengah sebesari 10.7 MHz

37
secara tetap dan konstan. Kemudian sinyal menengah akan dikuatkan dan
dienskripsi dengan demodulator sehigga didapatkan sinyal audio yang
akan diteruskan menuju speaker. Untuk materi yang lebih lengkap
terdapat pada diagram berikut :

3.2. Power Supply

Power Supply adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.  Pada dasarnya
Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh
perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-
kadang disebut juga dengan istilah Electric Power Converter.

Power Supply yang digunakan dalam rangkaian ini adalah power


supply dengan transformator CT (Center Tap) sebesar 15V dengan
menggunakan IC LM317 sehingga keluaran yang dihasilkan sebesar
12VDC.

38
Vout didapat dengan menggunakan rumus :

R2
Vout=Vref (1+ )
R1

Dengan Vref(VR1) Sebesar 1.54V dan Vout yang diinginkan sebesar


12V maka :

R2
(
12=1.54 1+
240 )
R2
7.79=1+
240
R 2=6.79∗240
R 2=1629.6 Ohm

Maka Resistor Variable (R2) Disetting menuju 1629.6 Ohm dengan


menghitung persentasi 5k didapatkan 32.2%. Persentase variable resistor
pada rangkaian multisim dihitung sesuai kaki kaki transistor sehingga
ditampilkan 67.8%(100%-32.2%).

39
Perbandingan hasil input Power Supply dengan tegangan 220VAC
dan output dengan tengangan 12VDC yang disertai tegangan ripple
sebesar 0.5mVAC.

3.3. Antena

Antenna berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik


(penerima energi elektromagnetik dari ruang bebas) dan mengubahnya
menjadi sinyal listrik. Pada percobaan kali ini digunakan antena dengan
kabel serabut sepanjang ¼ Lambda dengan perhitungan rumus antena
yaitu :

40
C 300
λ= = meter
f f (MHz )
Jika nilai tengah dari range frekuensi FM (88MHz – 108MHz) yaitu
98 MHz, maka didapatkan hasil 1 lambda sebesar 3.06 meter, kemudian
diambil ¼ lambda yaitu sebesar 0.765 meter atau 76.5 Centimeter.

3.4. Blok Tuner

Pada blok tuner yang ditampilkan pada skema merupakan rangkaian


secara garis besar untuk tuner. Blok Tuner terdiri dari beberapa rangkaian
yaitu Penguat RF, mixer, osilator lokal, IF filter dan penguat IF. Blok
tuner yang digunakan dalam praktikum ini adalah blok tuner dalam bentuk
jadi.

Berikut adalah blok diagram dan rangkaian Blok tuner.

41
Fungsi utama tuner adalah untuk menala frekuensi radio kemudian
frekuensi yang tertala tersebut diubah menjadi frekuensi baru yang
dinamakan frekuensi IF. Frekuensi IF ini yang berisi informasi-
informasi/data-data yang dibawa oleh carier/frekuensi radio yang
dipancarkan yang nantinya diproses dan diurai menjadi informasi-
informasi yang terpisah (pada praktikum ini adalah sinyal L dan R).
Metode untuk menghasilkan IF umumnya menggunakan metode mixing
(pecampuran / heterodyning) dengan osilator lokal, selisih pengurangan

42
atau penjumlahan antara frekuensi lokal dengan frekuensi yang ditala
tersebut dinamakan intermediate frequency (IF) yang umumnya besarnya
jauh sekali di bawah dari 2 frekuensi yang dicampur tersebut.
Besarnya frekuensi IF yang dihasilkan tuner FM yaitu 10.7 MHz.
Frekuensi IF inilah yang akan diproses/didekoder oleh rangkaian IF
hingga akhirnya dihasilkan suara pada speaker.

a) Penguat RF
Untuk meningkatkan unjuk kerja radio penerima FM, isyarat
pembawa ( fc) perlu dikuatkan pada penguat RF. Penguat RF merupakan
penguat yang bersifat penapis. Penguat RF digunakan untuk memilah
isyarat padapenala sehingga dapat mencegah asukya frekuensi lain yang
masuk pada untai pencampur yang dapat menimbulkan frekuensi
bayangan dan meningkatkan unjuk kerja radio penerima FM.

b) Osilator Lokal
Osilator lokal berfungsi untuk mebangkitkan gelombang frekuensi
dengan amplitudo yang tetap serta frekuensi yang lebih tinggi dari
frekuensi sinyal keluaran RF (10,5 MHz lebih tinggi dari RF). Dimana

43
hasilnya akan diteruskan ke bagian Mixer. Osilator lokal menggunakan
ragkaian L dan C yang ditalakan dengan frekuensi RF sehingga nilai
keluaran (IF) akan tetap sebesar 10,7MHz.

c) Mixer
Mixer atau pencampur merupakan tempat pencampuran antara
frekuensi yang berasal dari penguat RF (Fc) dengan frekuensi yang
dihasilkan osilator (Fo). Isyarat ini sering disebut dengan isyarat frekuensi
menengah (intermediate frequency, IF). Pada pencampur ini akan
dihasilkan frekuensi menengah 10.7MHz.

d) AFC (Automatic Frequency Control)


AFC atau Kontrol Frekuensi Otomatis, disebut juga AFT(Automatic
Fine Tuning). AFT, Automatic Fine Tuning. Osilator lokal pada tuner
umumnya berjenis VFO (variable frequency oscillator), yang berciri khas
mudah digeser sekaligus mudah bergeser sendiri, sehingga dapat sedikit
menggeser talaan yang dilakukan oleh tegangan VT. AFT digunakan
untuk ‘mengembalikan’ frekuensi yang bergeser tersebut dalam rentang
yang relatif sempit. Jika talaan bergeser melebihi ambang AFT, maka VT
yang digunakan untuk fungsi ‘mengembalikan’ talaan tersebut.

44
3.5. Blok IF Amplifier

Pada blok IF amplifier menggunakan IC LA 1260. Pada IC LA


1260 ini terdiri dari penguat IF, detektor dan AF Preamp. Selain itu IC LA
1260 juga memiliki indikator tuning output berbentuk LED. Pada dasarnya
IC LA 1260 merupakan penguat IF yang dapat bekerja pada sinyal FM dan
AM secara bersamaan. Pada rangkaian diberikan penguat awal
mengguanakan transistor C945 dan Crystal IF 10.7 MHz sebagai
penyetabil sinyal IF. D2 LED digunakan untuk menampilkan sinyal masuk
dalam bentuk On / Off. Pada keluaran IC LA 1260 diberikan sinyal balik
(AFC) menuju osilator lokal sebagai penyetabil frekuensi. Berikut adalah
blok diagram dan skema blok IF.

45
a) IF Amplifier
IF Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal menengah yang didapat
dari penggabungan sinyal radio dan sinyal osilator lokal. Karena hasil
keluaran dari pencampuran sangatlah kecil, maka dibuatlah penguatan
tingkatan yang disebut IF Amplifier, pada umumnya, penguatan dibuat
dua sampai tiga tingkatan sesuai kebutuhan. Berikut adalah rangkaian
persamaan dari IF Amplifier pada IC LA 1260.

b) Limiter
Limiter berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah
termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM
murni (beramplitudo rata). Tahap ini memberikan tingkat sinyal yang

46
konstan ke tahap demulator FM, mengurangi efek perubahan sinyal
masukan ke keluaran.

c) Detektor Kuadratur
Dalam IC LA 1260, terdapat detektor kuadratur yang berfungsi sebagai
pembagi sinyal FM menjadi dua, salah satu dari dua sinyal tersebut
kemudian dilewatkan melalui kapasitor reaktansi tinggi, menggeser fase
sinyal tersebut 90derajat, sinyal pergesaran fasa ini kemudian diterapkan
ke sirkuit LC, yang beresonansi pada frekuensi awal sinyal FM yang tidak
termodulasi. Jika frekuensi sinyal FM yang diterima sama dengan sinyal
IF, maka kedua sinyal tersebut memiliki perbedaan fasa 90 derajat dan
disebut fasa kuadratur.

47
3.6. Blok Stereo Demulator

Pada blok stereo demodulator menggunakan IC LA 3361. IC LA 3361


merupakan IC PLL FM Multiplex demodulator, terdiri dari beberapa
rangkaian yaitu Detektor atau diskriminator, Deemphasis, serta dekoder
stereo. Berikut adalah blok diagram dan skematik stereo demodulator.

48
a) Detektor
Detektor berfungsi untuk membuang frekuensi termodulasi dan
mengambil isyarat informasi untuk diteruskan ke penguat audio dengan
cara mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal
informasi (Audio). Detektor slope adalah bentuk modulasi frekuensi yang
paling sederhana, demodulasi FM. Detektor kemiringan FM terdiri dari
sirkuit yang disetel di mana frekuensi tengah disetel ke frekuensi yang
sedikit diimbangi dari pembawa sinyal. Dengan cara ini sinyal termodulasi
frekuensi berada pada kemiringan kurva respon, sehingga dinamakan
detektor slope FM.
Karena frekuensi sinyal bervariasi ke atas dan ke bawah dalam
frekuensi sesuai dengan modulasinya, maka sinyal bergerak naik dan turun
kemiringan kurva respons rangkaian yang disetel. Ini menyebabkan
amplitudo sinyal bervariasi sesuai dengan variasi frekuensi. Faktanya pada
titik ini sinyal memiliki variasi frekuensi dan amplitudo.

49
b) De-emphasis
Untuk mengembalikan respons frekuensi ke level normalnya, de-
emphasis digunakan di rangkaian penerima FM. De-emphasis merupakan
filter low pass sederhana dengan konstanta 75πs. Pada gambar dibawah ini
menampilkan cut off 2122Hz dan menyebabkan sinyal diatas frekuensiini
dilemahkan pada tingkat 6dB per oktaf. Kurva respon ditunjukkan pada
gambar berikutnya. Akibatnya, pre-emphasis pada rangkaian pemancar
diimbangi secara tepat oleh rangkaian de-emphasis. Secara mudahnya, de-
emphasis berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya
berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.

c) Dekoder Stereo

50
Prinsip kerja dari dekoder stereo adalah untuk memisahkan sinyal
informasi dan sinyal yang termodulasi dengan memulihkan frekuensi
sinyal informasi yag sebelumnya menjadi satu dengan sinyal pembawa
(memiliki satu input) dengan frekuensi yang diubah-ubah sesuai dengan
nilai perubahan amplitudo menjadi sinyal informasi yang sama dengan
sinyal aslinya atau berupa audio stereo (menjadi dua output) left
channel(chanel kiri) dan right channel (chanel kanan) atau (R+L) dan (R-
L).
d) Penguat Audio
Penguat audio berfungsi untuk menguatkan level sinyal audio dan
kemudian diteruskan ke suatu pengeras suara. Pada rangkaian ini hanya
menggunakan 1 Transistor pada masing masing channel menggunakan
bias basis transistor sebagai penguat.

3.7. Ekualizer
Equalizer berfungsi untuk mengatur kenyaringan frekuensi
tertentu. Seperti halnya semua rekayasa suara, dasarnya ada di telinga
manusia. Frekuensi tertentu lebih keras daripada yang lain di telinga kita,
meskipun memiliki energi yang sama atau bahkan lebih banyak di
belakangnya. Pada rangkaian ini menggunakan ekualizer 5 chanel stereo
dengan menggunakan IC LA3600 sebagai pengatur frekuensi. Frekuensi
yang diatur yaitu 108Hz, 343Hz, 1.08KHz, 3.43KHz, dan 10.8KHz.

51
3.8.

Speaker
Pengertian speaker adalah perangkat yang mampu menghasilkan suara dari
hasil pengubahan gelombang listrik menjadi gelombang getaran. Oleh
karena itu, agar bisa menghasilkan suara speaker membutuhkan adanya
energi listrik. Speaker berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik
dengan frekuensi audio (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar
oleh telinga manusia. Speaker yang digunakan dalam rangkaian ini adalah
Speaker stereo sebesar 5 Watt.

4. Percobaan

Percobaan 4.1 Menginstalasikan Radio Superheterodyne

1.

52

Anda mungkin juga menyukai