Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN

AUDITING KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH

(VALUE FOR MONEY)

DI SUSUN

OLEH:

NAMA : EVA SRI WULANDARI

STAMBUK : B1C1 18 201

KELAS : D

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO


VALUE FOR MONEY

A. Definisi Value For Money


Pengertian Value for Money atau Nilai untuk Uang adalah konsep penilaian kinerja
organisasi sektor publik berdasarkan taraf kesuksesan sebuah program kerja bersumber
pada tiga elemen utama yakni efektivitas, efesiensi dan ekonomi.

 Ekonomi. Dalam value for money ini, konsep ekonomi erat kaitannya dengan konsep
biaya untuk mendapatkan unit input. Ekonomi diartikan sebagai sumber daya input
harusnya didapatkan dengan harga yang lebih rendah, yakni harga hampir seperti
harga pasar.
 Efisiensi. Dalam value for money ini, efisien berkaitan dengan output seperti barang
atau servis yang diproduksi dengan sumber daya yang dipakai untuk memproduksi
output. Lebih tepatnya, efisiensi adalah perbandingan antara input dan output atau
lebih mudah disebut dengan output per unit input.
 Efektivitas. Dalam value for money ini, efektivitas berkaitan dengan hasil yang
diinginkan dengan hasil dicapai sebenarnya. Lebih singkatnya, efektivitas adalah
hubungan output dan tujuan.

Dengan adanya konsep value for money ini akan memberi informasi berupa dana yang
dikeluarkan untuk mewujudkan nilai tertentu bagi masyarakat. Selain digunakan untuk
evaluasi keuangan, value for money juga digunakan dalam evaluasi nonfinansial seperti
pemenuhan ekspektasi konsumen sasaran. Value for Money merupakan susunan indeks
dengan unsur terdiri dari gabungan input, output, dan outcome. Konsep ini
menginginkan organisasi dapat memenuhi prinsip ekonomi, efisiensi juga efektivitas
secara bersamaan.

Ketidakberhasilan organisasi sektor publik dalam memperoleh input dengan harga yang
seharusnya mengakibatkan indikator ekonomi tak terpenuhi. Kemudian, input yang
terlampui mahal akan menyebabkan efisiensi yang nantinya akan mengarah pada
ketidakefektifan pencapaian program secara menyeluruh.

B. Manfaat Value for Money


Secara umum, manfaat dari value for money adalah membantu lembaga
pemerintahan agar bisa memberikan pemahaman terhadap uang publik yang merupakan
akar manifestasi akuntabilitas publik. Value for money juga dimanfaatkan untuk
meningkatkan pelayanan pada masyarakat secara tepat dan sesuai target sehingga
kualitas pelayanan akan tercipta dengan baik lewat sumber daya yang efisien dan
ekonomis.
Sedangkan, manfaat penerapan value for money bagi sektor publik dan masyarakat
berdasarkan pendapat Mardiasmo, diantaranya:

1) Untuk menumbuhkan kesadaran akan uang publik.


2) Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
3) Untuk meningkatkan efektifitas pelayanan publik agar tergetnya lebih tepat.
4) Untuk meminimalisir anggaran pelayanan publik dikarenakan inefesiensi yang hilang
dan penghematan pemakaian input.
5) Kepentingan publik dijadikan sebagai orientasi alokasi belanja.

C. Indikator Value for Money


Terdapat tiga indikator utama dalam value for money, yaitu sebagai berikut:

1) Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang
terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan
menghindari pengeluaran yang boros dan tidak efektif. 
2) Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan. 
3) Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan
output.

D. Pengukuran Value for Money 


Tingkat input, output dan outcome harus diketahui terlebih dahulu agar dapat
mengukur ekonomi, efisien dan efektivitas pada pengukuran kinerja keuangan dan non
keuangan dengan metode value for money. Tahap pertama suatu organisasi adalah
menentukan input, output dan outcome, dari penentuan tersebut dikaitkan dengan tujuan,
visi dan misi organisasi. Skema proses kerja dan pengukuran value for money
digambarkan sebagai berikut:
Adapun penjelasannya adalah:

1) Input. Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
kebijakan, program dan aktivitas. Contoh input diantaranya seperti dokter di rumah
sakit, guru di sekolah, polisi di kapolda, pegawai di suatu instansi, input dapat juga
dinyatakan dalam bentuk uang, misalnya untuk biaya dokter, gaji guru, dan harga
tanah. 
2) Output. Output merupakan hasil yang dicapai dalam suatu program dan kebijakan,
ukuran output ini menunjukan hasil implementasi dari program atau aktivitas. Contoh
output yang dihasilkan polisi adalah tegaknya hukum dan rasa aman masyarakat
ukuran output dapat diperkirakan dengan turunnya angka kriminalitas. 
3) Outcome. Outcome merupakan dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas
tertentu, outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang
dikehendaki. Contoh outcome dari dinas kebersihan adalah terciptanya lingkungan
kota yang aman bersih dan sehat.

Adapun penjelasan, cara pengukuran, rumus dan kriteria pengukuran value for money
adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran Ekonomis 
Ekonomi adalah pemerolehan sumber daya (input) tertentu pada harga yang
terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
sektor publik dapat meminimalisir input resources dengan menghindari pengeluaran
yang boros dan tidak produktif.
Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat,
sedangkan pengukuran ekonomis hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan. Ekonomis merupakan ukuran relatif. Pertanyaan sehubungan dengan
pengukuran ekonomis adalah:
1) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi? 
2) Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis
yang dapat diperbandingkan? 
3) Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?

Rumus pengukuran ekonomis adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Input = Realisasi anggaran
Input Value = Anggaran

Menurut Mahsun (2006), kriteria ekonomis adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka,
ekonomis.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
ekonomis berimbang.
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak
ekonomis.

b. Pengukuran Efisiensi 
Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran
efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang di
hasilkan terhadap input yang di gunakan (cost of output). Proses kegiatan
operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu
dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-
rendahnya (spending well).
Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for money.
Karena jika dibandingkan dengan ekonomis dan efektivitas, efisiensi merupakan
salah satu bagian dari indikator value for money yang dapat diukur dengan rasio
antara output dengan input. Ekonomi hanya menekankan pada input, sedangkan
Efektivitas hanya berbicara masalah output saja.
Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Efisiensi alokasi. Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk


mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. 
2) Efisiensi teknis atau manajerial. Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan
kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.

Rumus pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program dan aktivitas.
Input = Realisasi anggaran.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efisiensi adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak
efisien. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efisiensi
berimbang. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.

c. Pengukuran Efektivitas 
Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau
target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran
dengan tujuan atau sasaran yang harus di capai. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely).
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi
tersebut dikatakan telah berjalan secara efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat
adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah suatu
program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:

Keterangan: 
Outcome = Dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.
Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak
efektif.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
efektivitas berimbang. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Antonius. 2004. Peranan Audit Operasional dalam Menunjang      Efektivitas


Penjualan.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. CV ANDI Yogyakarta. Yogyakarta.

Nurbachtiar. 2002. Audit Kinerja : Sebuah Keharusan bagi Perusahaan Publik. UGM : Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik.

Anda mungkin juga menyukai