Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LANJUTAN


REVENUE CYCLE: SALES TO CASH COLLECTION

Oleh: Kelompok 6
Putri Nur Cahyani 2018410304
Dwiky Edi S. J. 2018410
Zyana Nabila 2018410829

D3 AKUNTANSI
STIE PERBANAS SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi berkembang dengan
pesat. Teknologi menpunyai andil besar dalam perubahan yang terjadi mulai dari
perubahan kultur, kebiasaan manusia, hingga dalam aktivitas sehari-hari. Dalam
kegiatan sehari-hari misalnya, apalagi dalam kondisi pandemi covid-19 di seluruh
belahan dunia membuat aktivitas dan kegiatan manusia benar-benar bergantung
dengan teknologi informasi.
Teknologi juga membuat proses kerja yang awalnya memerlukan waktu
yang relatif lama menjadi lebih singkat dan efisien dengan hasil yang memuaskan
walaupun juga dengan menggunakan teknologi pengeluaran biaya operasional
menjadi lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk
melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang
sangat pentinguntuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan.
Bagi perusahaan, sistem informasi memainkan sebuah peranan yang
penting dalam mengukur tindakan dan hasil yang akan diterima oleh setiap
individu. Dan setiap pengoperasian perusahaan terjadi siklus pendapatan
perusahaan yang mencakup aktivitas bisnis dalam penyerahan barang atau jasa
kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan
jasa yang dilakukan tersebut. Sehingga sebuah perusahaan melakukan berbagai
pencatatan yang terjadi dalam siklus pendapatan demi terjaganya sistem
pengendalian perusahaan tetap stabil.
SIA siklus pendapatan sendiri lebih merujuk kepada bagian penerimaan
order dari pelanggan, proses penagihan pembayaran, dan proses penerimaan
pembayaran. Penggunaan SIA siklus pendapatan, semua transaksi yang berkaitan
dengan siklus tersebut dapat dikontrol dan dicerna dengan mudah. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pendapatan yang terkomputerisasi
dirancang untuk meminimalkan data diinput oleh karyawan sehingga mengurangi
human error, mengurangi waktu pemrosesan pesanan. penggunaan database, akan
mengurangi redundansi karenanya meningkatkan integritas atau kualitas data atau
informasi dan menghasilkan laporan untuk mendukung pengambilan keputusan
dalam waktu yang singkat, memberikan layanan pelanggan yang lebih baik
dengan informasi terbaru.
Oleh karena itu, penggunaan SIA siklus pendapatan dapat meningkatkan
kinerja dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga pada
akhirnya perusahaan dapat mencapai tujuan bisnis serta keunggulan kompetitif.
Selain itu, SIA siklus pendapatan juga dapat menunjang aktivitas perusahaan
dalam pengambilan keputusan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1. Bagaimana siklus pendapatan pada Sistem Informasi Akuntansi?
2. Apa saja aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan?
3. Bagaimana urutan aktivitas dari siklus pendapatan?
4. Apa saja ancaman dan bagaimana prosedur pengendalian yang dapat
diterapkan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
adalah:
1. Untuk mengetahui siklus pendapatan akuntansi pada Sistem Informasi
Akuntansi.
2. Untuk mengetahui aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus
pendapatan.
3. Untuk mengetahui urutan aktivitas dari siklus pendapatan.
4. Untuk mengetahui ancaman dan prosedur pengendalian yang dapat
diterapkan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. SIKLUS PENDAPATAN

Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan


dengan siklus – siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua
organisasi yang identik, tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi
yang serupa. Kejadian – kejadian ini menghasilkan transaksi – transaksi yang
dapat dikelompokan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum, yaitu :
1. Siklus Pendapatan
2. Siklus Pengeluaran
3. Siklus Produksi
4. Siklus Keuangan
Pada umumnya perusahaan dagang didirikan untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Guna mendapatkan keuntungan tersebut
perusahaan perlu melakukan siklus pendapatan yang terdiri dari pesanan
penjualan, pengiriman barang, penagihan dan piutang usaha, serta penagihan kas.
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang
dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan
tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat
di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Oleh karenanya kami
akan merumuskan masalah dalam desain sistem umum siklus pendapatan berikut
ini :
2.2. AKTIVITAS DASAR BISNIS DALAM SISTEM PENDAPATAN

Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan


adalah
1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
a. mengambil pesanan pelanggan
b. Persetujuan kredit
c. Memeriksa ketersediaan persediaan
d. Menjawab permintaan pelanggan
2. Pengiriman barang
a. Ambil dan pak pesanan
b. Kirim pesanan
3. Penagihan dan piutang usaha
a. Penagihan
b. Pemeliharaan data piutang usaha
c. Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan

4. Penagihan kas
Siklus pendapatan terdiri dari semua kegiatan dalam sistem order
entry/penjualan, sistem penagihan/penerimaan kas, dan sebagian kegiatan yang
relevan dalam sistem inventaris dan sistem general ledger. Operasi - operasi
siklus pendapatan menyertakan :
a. Pendapatan dan pencatatan order pelanggan
b. Pengiriman barang dan pencatatan biaya dari barang yng terjual
c. Penagihan dan pencatatan penjualan dan accounts receivable
d. Pendapatan dan pencatatan penerimaan kas 

2.3. URUTAN AKTIVITAS DALAM SISTEM PENDAPATAN

Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari para


pelanggan. Departeman bagian pesanan penjualan, yang bertanggung jawab pada
wakil direktur utama bagian pemasaran, melakukan proses entri pesanan
penjualan. Entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap: mengambil pesanan dari
pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta memeriksa
ketersediaan persediaan dan juga menjawab permintaan pelanggan.
1. Mengambil pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara: di toko, melalui
surat, melalui telepon, melalui website, atau melalui tenaga penjualan di lapangan.
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi entri pesanan penjualan adalah
dengan mengizinkan para pelanggan untuk memasuki data pesanan penjualan
sendiri. Hal ini secara otomatis akan tercapai untuk penjualan melalui web site,
tetapi hal ini juga dapat dicapai baik dalam penjualan melalui toko maupun surat.
2. Persetujuan kredit
Sebagian besar penjualan antarperusahaan (business-to-business sales)
dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit harus disetujui sebelum diproses.
Bagi pelanggan lama dengan catatan pembayaran yang baik, pemeriksaan kredit
formal untuk setiap penjualan biasanya tidak dibutuhkan. Pada kasus semacam
ini, menyetujui kredit bagi pelanggan melibatkan pemeriksaan file induk
pelanggan untuk memverifikasi saldo yang ada, mengidentifikasi batas kredit
pelanggan, dan memverifikasi bahwa jumlah pesanan tersebut ditambah dengan
saldo rekening yang tidak melebihi batas kredit ini. Proses ini dapat
diotomatisasikan dengan menggunakan pemeriksaan edit lainnya selama proses
entri pesanan, yaitu pemeriksaan batas.
Otorisasi khusus untuk menyetujui kredit digunakan bagi para pelanggan
baru, ketika sebuah pesanan melebihi batas kredit pelanggan tersebut, atau ketika
pelanggan tersebut memiliki saldo lewat jatuh tempo yang belum dibayar.
Otorisasi jenis ini harus dilakukan oleh manajer bagian kredit.
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
Langkah berikutnya adalah menetapkan apakah tersedia cukup
persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut, agar pelanggan dapat
diinformasikan mengenai perkiraan tanggal pengiriman.
Apabila tersedia cukup banyak persediaan untuk memenuhi pesanan
tersebut, pesanan penjualan tersebut dilengkapi dan kolom jumlah yang tersedia
dalam file persediaan untuk setiap barang dikurangi sejumlah barang yang
dipesan.
Ketika ketersediaan persediaan telah dipastikan, sistem tersebut
kemudian akan membuat kartu pengambilan barang (picking ticket) yang berisi
daftar jenis barang-barang, dan jumlah setiap jenis barang, yang dipesan
pelanggan. Kartu pengambilan memberikan otorisasi bagi bagian pengawasan
persediaan untuk melepaskan barang dagangan ke bagian pengiriman.
4. Menjawab permintaan pelanggan
Pelayanan pelanggan adalah hal yang begitu penting hingga perusahaan-
perusahaan mengunakan software khusus, yang disebut sistem manajemen
pelayanan pelanggan (Customer Relationship Management-CRM), untuk
mendukung proses penting ini. Sistem CRM membantu mengatur data terinci
mengenai para pelanggan hingga data tersebut dapat digunakan untuk
memfasilitasi layanan yang lebih efisien serta personal.
Tujuan dari CRM adalah untuk mempertahankan pelanggan. Sistem
CRM seharusnya dilihat sebagai suatu cara untuk meningkatkan pelayanan
pelanggan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mengubah pelanggan yang
loyal menjadi pelanggan yang puas dengan cara memperdalam hubungan tersebut.
Aktivitas dasar kedua dalam siklus adalah memenuhi pesanan pelanggan
dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut. Proses ini terdiri
dari dua tahap:
1) Mengambil dan mengepak pesanan
2) Mengirim pesanan tersebut
Departemen bagian penggudangan dan pengiriman melakukan aktivitas
ini.
1. Ambil dan mengepak pesanan
Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan entri pesanan
penjualan akan memicu proses pengambilan dan pengepakan. Para
pekerja bagian gudang menggunakan kartu pengambilan barang untuk
mengidentifikasi produk mana, dan jumlah setiap produk untuk
mengeluarkannya dari persediaan. Persediaan kemudian akan
dipindahkan ke departemen pengiriman.
Sistem gudang otomatis tidak hanya memotong biaya dan meningkatkan
efisiensi dalam menangani persediaan, tetapi juga memungkinkan
pengiriman yang lebih responsif ke pelanggan.
2. Mengirim pesanan
Departemen pengiriman membandingkan perhitungan fisik persediaan
dengan jumlah yang ditunjukkan dalam kartu pengambilan barang dan
dengan jumlah yang ditunjukkan dalam salinan pesanan penjualan yang
dikirim secara langsung ke bagian pengiriman dari entri pesanan
penjualan.

Dokumen pengiriman adalah kontrak legal yang menyebutkan tanggung


jawab atas barang yang dikirim.  Departemen pengiriman menyimpan salinan
kedua dokumen pengiriman untuk melacak dan mengkonfirmasikan pengiriman
barang ke kurir tersebut. Salinan lainnya dari dokumen pengiriman dan slip
pengepakan dikirim ke departemen penagihan untuk menunjukkan bahwa barang
tersebut telah dikirim dan faktur penjualan harus dibuat serta dikirim. Kurir
tersebut juga menahan satu salinan dokumen pengiriman untuk catatan mereka.
Ringkasan dari Pengawasan siklus Pendapatan :

Aktivitas Kontrol Proses Penjualan Penerimaan Kas


Transaksi Persetujuan Pemeriksaan Kredit, Daftar Pembayaran
Kebijakan Retur
Pemisahan Tugas Kredit dipisahkan dari Penerimaan kas dipisah
pemrosesan; pengawasan dari piutang dan
persediaan dipisah dari rekening kas; buku besar
gudang; buku besar piutang dipisah dari
pembantu piutang buku besar umum.
dipisah dari buku besar
umum
Aktivitas Kontrol Proses Penjualan Penerimaan Kas
Supervisi Departemen penerimaan
dokumen
Catatan Akuntansi Pesanan Pembelian, Dokumen pembayaran,
jurnal pembelian, buku cek, daftar jurnal
besar pembantu piutang, pembayaran, penerimaan
rekening control piutang kas, buku besar piutang,
(buku besar umum), rekening control piutang,
buku besar pembantu rekening kas.
persediaan, pengawasan
persediaan, rekening
penjualan (buku besar
umum).
Akses Akses secara fisik ke Departemen pengiriman,
persediaan; akses ke departemen penagihan,
catatan akuntansi diatas ; buku besar umum
akses secara fisik ke kas,
akses ke catatan
akuntansi di atas.
Departemen pengiriman, Penerimaan kas, buku
Verifikasi Independen departemen penagihan, besar umum, rekonsiliasi
buku besar umum. bank.
2.4. ANCAMAN DAN PROSEDUR YANG DAPAT DITERAPKAN
Proses / Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat
Aktivitas diterapkan

Entri 1. Pesanan pelanggan Pemeriksaan kelengkapan data


Pesanan yang tidak lengkap atau pelanggan, pencarian otomatis data
Penjualan tidak akurat. referensi seperti alamat.
2. Penjualan secara kredit
ke pelanggan yang Menetapkan batas kredit utk setiap
memiliki catatan kredit pelanggan, persetujuan kredit oleh
manajer bagian kredit, memelihara
buruk.
catatan yang akurat atas saldo piutang
3. Keabsahan Pesanan
pelanggan.
4. Habisnya persediaan ,
Ttd di atas dokumen kertas; ttd digital
biaya penggudangan, dan dan sertifikat digital untuk e-business.
pengurangan harga Sistem pengendalian persediaan, dan
perhitungan fisik persediaan secara
periodic.

Membandingkan data pengiriman dan


Pengiriman 5. Kesalahan pengiriman: pesanan penjualan; pemindai kode
Barang dagangan salah garis Pengendalian aplikasi entri data
Jumlah yang salah Alamat
yang salah.
Persediaan disimpan di tempat yang
6. Pencurian persediaan. aman dengan pembatasan akses
secara fisik; semua transfer internal
didokumentasikan; perhitungan fisik
persediaan secara periodik dan
rekonsiliasi perhitungan dengan
jumlah yang dicatat.
Penagihan
7. Kegagalan untuk Pemisahan fungsi pengiriman dan
dan piutang
menagih pelanggan penagihan; pemberian nomor terlebih
usaha
dahulu ke semua dokumen
pengiriman dan rekonsiliasi faktur
secara periodik; rekonsiliasi kartu
8. Kesalahan dalam pengambilan dengan pesanan
penagihan penjualan.
Mencocokan jumlah yang tercantum
di slip pengepakan dengan jumlah di
pesanan penjualan.
9. Kesalahan dalam
Rekonsiliasi buku pembantu piutang
memasukkan data ketika
usaha dengan buku besar; laporan
memperbarui piutang usaha
bulanan ke pelanggan.
Penagihan 1. Pencurian Kas Pemisahan tugas; minimalisasi
kas penanganan kas; kesepakatan
lockbox; konfirmasikan pengesahan
dan penyimpanan semua penerimaan;
Rekonsiliasi periodik laporan bank
dengan catatan seseorang yang tidak
terlibat dalam pemrosesan
penerimaan kas.
Masalah 2. Kehilangan data
pengendalian Prosedur cadangan dan pemulihan
umum dari bencana; pengendalian akses
3. Kinerja yang buruk (secara fisik dan logis).
Persiapan dari tinjauan laporan
kinerja.

DAFTAR PUSTAKA

Christina, E. (2002). Anggaran Perusahaan. In E. Christina, Anggaran


Perusahaan (p. 60). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
M, M. (1995). Budgeting. Yogyakarta: BPFE UGM.
Nayyira, D. (2017, Oktober). Dictio. Retrieved from dictio.id:
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-anggaran-bahan-baku-
direct-materials-budget/13616
Rudianto. (2009). Penganggaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Saputro, A. (1995). Anggaran Perusahaan 1. In A. Saputro, Anggaran
Perusahaan (p. 35). Yogyakarta: Penerbit Grasindo.
Welch. (1993). Penyusunan Anggaran Perusahaan. Jakarta: Bumi.

Anda mungkin juga menyukai