M 6. COMPACTION Gue 21
M 6. COMPACTION Gue 21
PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum Compaction ini adalah untuk menentukan kadar air optimum
dimana suatu tanah dengan suatu pemadatan tertentu memiliki berat jenis yang terbesar (dry).
Sedangkan tujuan umum dari Compaction adalah:
2. Memperkecil Compressibility
Compressibility/pemampatan adalah perubahan atau pengurangan volume tanah yang
disebabkan oleh rongga-rongga tanah dan keluarnya udara dan air dari pori-pori tanah akibat dari
pemadatan tanah sehingga mengurangi penurunan (settlement).
3. Memperkecil pemeability
Pemeability/rembesan adalah daya tembus air terhadap tanah dimana air dapat mengalir
dengan cepat sehingga pengaliran air pori keluar akibat dari kenaikan tekanan air pori dan
disertai dengan berkurangnya volume tanah yang mengakibatkan penurunan (settlement).
Dengan pemadatan maka daya tenbus air terhadap tanah semakin kecil karena meningkatnya
nilai kerapatan tanah.
4. Memperkecil Shringkage
Shringkage adalah besarnya penyusutan tanah dengan kadar air dimana air hanya mengisi
rongga-rongga antara partikel tanah yang tersusun rapat. Pengurangan kadar air tidak akan
mengurangi volume tanah.
Tanah secara umum terdiri dari tiga bahan, yaitu butiran tanahnya sendiri, air dan udara
yang terdapat dalam ruangan antara butir-butir tersebut, ruang ini disebut pori (voids) dan apabila
tanah sudah benar-benar kering, maka tidak ada air sama sekali dalam porinya. Keadaan ini
semakin jarang ditemukan pada tanah dilapangan. Sebaliknya sering ditemukan dalam keadaan
dimana pori tanah tidak mengandung udara sama sekali, jadi pori tersebut mengandung air.
Dalam hal ini tanah dikatakan jenuh ( fully saturated ). Tanah ini hampir selalu terdapat dibawah
muka air.
Dengan mengetahui sifat-sifat tersebut diatas, maka dengan mudah kita dapat mengatasi
segala kemungkinan yang akan terjadi. Misalnya dalam pembuatan timbunan tanah untuk jalan
raya dan struktur teknik lainnya. Tanah yang lepas (renggang) haruslah dipadatkan untuk
meningkatakan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung tanah
terhadap pondasi diatasnya.
Pemadatan dapat dilakukan dengan cara mekanis. Cara mekanis yang digunakan untuk
memadatkan tanah bermacam-macam. Di lapangan biasanya dipakai dengan cara menggilas
sedangkan di laboraturium dipakai cara memukul (menjatuhkan beban) cara percobaan
Compaction ini ada dua macam:
Setelah diisi permukaan tanah dibuat rata dengan memakai pisau dan plat baja lurus.
Cetakan serta isinya kemudian ditimbang sehingga berat isi tanah diketahui. Tanah segera
dikeluarkan lagi dari cetakan dan diambil sebagai untuk menentukan kadar airnya.
Percobaan ini diulang beberapa kali (enam sampai delapan) dengan kadar air yang
berbeda sehingga dapat dibuat grafik berat isi terhadap kadar air.
Pada percobaan ini tanah dipadatkan dalam lima lapisan, bukan tiga lapisan seperti pada
percobaan standart.
Dalam percobaan ini digunakan Modified Compaction Test (MCT) dengan mold
berdiameter 6 inchi ( 0,1524 m ).
Bilamana suatu tanah dengan kadar air rendah, maka tanah tersebut akan sukar
dipadatkan. Bilamana tanah kadar air ditambah, maka itu akan berlaku sebagai pelumas sehingga
tanah itu akan mudah dipadatkan dan ruangan kosong antara butiran akan menjadi lebih kecil.
Pada kadar air yang lebih tinggi lagi, kepadatan akan turun lagi karena pori-pori tanah menjadi
penuh terisi air yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara pemadatan.
Zero Air Voids Line (ZAV) atau garis derajat kejenuhan 100% adalah hubungan teoritis
atara berat isi kering dan kadar air bilaman derajat kejenuhan adalah 100%, yaitu bila pori tanah
sama sekali tidak mengandung udara.
Gs w
ZAV = 1 ( Kas Gs )
Dimana :
Gs : Spesific Gravity
W1 Air
S1 = 100%
W ker
1
W ker = Wbas
1 S1
W2 Air = S2 x W ker
Dimana : S2 = kadar air yang diminta , W2 Air = Berat air yang diminta
Nomor can 1 2 1 2 1 2 1 2
10.1 10.1
Berat can 8.33 10.5 8.58 9.53 1 8.69 1 8.65
Berat can + tanah 39.3 43.4 44.9 39.9 48.2 46.7 41.2 43.1
basah 6 3 8 6 4 0 6 8
Berat can + tanah 33.2 36.6 37.6 32.4 40.5 39.1 35.1 38.7
kering 9 2 2 8 5 6 1 9
W1 Air
S1 = 100%
W ker
5,97
= 33,39 100% = 17,87 %
Menentukan berat tanah kering :
1
W ker = 1 S Wbas
1
1
= 1 17,87 39,36 = 2,08
W2 Air = S2 x W ker
= 35 x 33,39 = 1168,65
Kar Kaa
PAB = 1,02 5000
1 Kaa
35 17,87
= 1,02 5000
1 17,87
= 462,97 cc ~ 463 cc
Perhitungan selanjutnya untuk nomor contoh tanah tabel B,C,D,E sama dengan
diatas.
Gs w
ZAV = 1 ( Kas Gs )
Diketahui:
= 2,66
Penyelesaian:
2,66 1,0
ZAV tanah A = 1 (0,2752 2,66) = 1,536
2,66 1,0
ZAV tanah B = 1 (0,3008 2,66) = 1,478
2,66 1,0
ZAV tanah C = 1 (0,3256 2,66) = 1,425
2,66 1,0
ZAV tanah D = 1 (0,3473 2,66) = 1,383
BAB IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
1. Dari grafik hasil percobaan Compaction didapat kadar air optimum (OMC) 32,56 %
dan berat isi kering ( dry ) maksimum 1,024 gr/cm³.
2. Dari pelaksanaan percobaan didapat berat isi basah maksimum (wett ) 1,366 gr/cm³.
3. Untuk membuat grafik diperlukan lebih dari 6 sampel dengan kadar air yang berbeda
agar hasil dari grafik tersebut lebih baik.
4. Dari grafik percobaan Compaction didapat bahwa garis Zero Air Voids Line (ZAV) tidak
memotong garis pada grafik hubungan antara kadar air optimum (OMC) dengan berat isi
kering ( dry ).
IV. 2. Saran-saran
1. Praktikan hendaknya lebih teliti dalam menimbang, membaca angka pada timbangan,
agar kesalahan percobaan dapat diperkecil.
2. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum hendaknya dalam keadaan baik agar
praktikum dapat berjalan lancar.
3. Timbangan sebaiknya dikalibrasikan terlebih dahulu agar data yang didapat akurat,
4. Usahakan dalam melakukan proses penumbukan dengan menggunakan hammer
tumbukan harus merata ke semua bagian.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Herlina, Riana. Ir ; “ Pedoman Praktikum Mekanika Tanah (bagian I )” ;
Laboraturium Mekanika Tanah ; Institut Teknologi Indonesia, Serpong, 2000.
2. Wesley, L. D. Ir. Dr. ; “Mekanika tanah” ; Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta, 1998.
3. Das. M. Braja ; “Mekanika Tanah” Erlangga, Jakarta, 1986.