Peraturan Menteri KP No. 01/2010 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia (WPP-NRI) membaginya ke dalam sebelas (11) Wilayah Pengelolaan Perikanan
yang dikembangkan berdasarkan pada karakteristik sumber daya dan lingkungan biofisik.
WPP dalam hal ini adalah area pengelolaan perikanan untuk perikanan tangkap, budidaya
laut, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan. Peraturan Menteri No. 18/2014
tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan mengatur 11 WPP di Indonesia. Batas-batas WPP
di perairan Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.
Saat ini seluruh WPP sudah memiliki Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) dan telah siap
untuk tahap implementasi untuk kesebelas WPP di Indonesia, yaitu WPP 571,572, 573, 711,
712, 713, 714, 715, 716 dan 717.
Selain itu juga, struktur pengelolaan WPP telah tersusun. Namun, dalam tahap
operasionalisasinya, lembaga WPP ini masih memiliki tantangan yang perlu dibenahi dimasa
kini dan masa datang. Beberapa tantangan tersebut antara lain: perlunya penjelasan peran
lembaga-lembaga yang terlibat dalam pengelolaan WPP, perlu adanya perangkat
pengelolaan yang mencakup access control, input control, dan output control policy, perlunya
harmonisasi dan koordinasi antar sektor dan lintas sektoral, perlunya kajian atas dampak
positif dari pengelolaan perikanan WPP terhadap bentuk pembangunan ekonomi lainnya
(misalnya, penebangan hutan bakau untuk pengembangan lahan dan akuakultur,
pembuangan/limbah dari kegiatan industri dan pertanian, dan lain sebagainya), kajian-kajian
ilmiah yang sudah ada, seperti kajian stok ikan, kajian MSY dan potensi pasar, perlu diperkuat
dengan kajian lain yang memberikan nilai tambah dan kontribusi pada penyusunan kebijakan,
dan perlunya peningkatan kapasitas untuk mendukung operasionalisasi dari Rencana
Pengelolaan Perikanan (RPP) 11 WPP di tingkat provinsi.
2
Untuk meningkatkan kapasitas provinsi dan pemangku kepentingan utama dalam
menjalankan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) dan pembangunan wilayah pesisir dan
laut, Yayasan Strategi Konservasi (CSF) bersama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB University, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
Ratulangi akan melaksanakan pelatihan ekonomi dan kebijakan perikanan untuk WPP 716
dan WPP 717.
Dokumen kerangka acuan (TOR) ini berisikan tentang teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan
ekonomi dan kebijakan perikanan yang rencananya akan dilaksanakan secara daring (on-
line) dengan target peserta pelatihan adalah para pemangku kepentingan utama untuk WPP
716 dan WPP 717.
Pelatihan ini akan menjelaskan konsep ekonomi dan tata kelola (governance) dan
penerapannya ke dalam kebijakan yang relevan dengan WPP 716 dan 717. Materi yang
disampaikan merupakan kombinasi dari pelatihan ekonomi perikanan CSF yang telah
dikontekstualisasikan dengan kebijakan perikanan Indonesia, khususnya WPP 716 dan 717
dan hasil konsultasi dengan para ahli perikanan di Indonesia yang juga akan bertindak
sebagai instruktur di pelatihan. Pelatihan ini pertama-tama akan menyajikan isu-isu terkini
dalam lingkungan (marine debris, sampah plastik), ekonomi makro, konservasi kelautan dan
perikanan berkelanjutan di Indonesia dan WPP 716 dan 717.
Untuk beradaptasi selama masa pandemi Covid-19, materi pelatihan akan disampaikan
secara interaktif melalui daring (on-line) seperti praktik langsung, termasuk simulasi
3
pengambilan kebijakan perikanan. Dalam pelatihan ini akan ada peluang untuk berdiskusi
terutama dengan instruktur dan narasumber, bagaimana menarik isu-isu konseptual yang
akan diperoleh dalam pelatihan ke dalam realitas lapangan. Dari sini diharapkan bahwa para
peserta akan mendapatkan isu-isu strategis nyata yang dapat dikaitkan dengan konsep dan
konsekuensi trade-off yang terkait dalam aspek ekonomi dan sosial dari kebijakan yang
diusulkan.
Untuk mencapai tujuan pelatihan yaitu partisipasi aktif, tingkat interaksi yang baik antara
instruktur dan peserta, keterlibatan dan penyerapan yang lebih baik, pelatihan akan fokus
pada pelatihan dalam bentuk praktikal, aplikatif, case study, dan juga praktek-praktek
penyusunan kebijakan yang relevan dengan isu yang ada di WPP 716 dan 717.
V. Cakupan Pelatihan
Pelatihan ini bersifat praktikal dan aplikatif. Pelatihan ini akan menyampaikan berbagai topik
dan aplikasi perangkat ekonomi untuk konservasi dan pengelolaan perikanan dan kelautan,
spesifik tentang ekonomi kelautan dan perikanan dan hubungan langsung dengan kebijakan
di level WPP. Topik-topik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Overview kebijakan dan arah pengelolaan WPP 716 & 717, konsep WPP based
economy and policy, aspek makroekonomi pengelolaan perikanan dan
kelautan, dan kelembagaan di WPP 716 dan WPP 717.
Bagian ini akan membahas kebijakan dan konsep WPP yang dihubungkan dengan
RPJMN 2020-2024, dan juga mengenai tantangan pengelolaan perikanan di Indonesia,
kemudian menarik pembelajaran di skala regional atau wilayah pengelolaan perikanan
(WPP). Akan dibahas pula kerangka dan struktur yuridis dan distribusi wewenang
dalam WPP dikaitkan dengan UU No.31/2004 dan Permen KP No.18 tahun 2014
tentang WPPNRI dan berbagai kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang
dituangkan dalam Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) di WPP 716 & 717. Selain
hal tersebut, konsep WPP berbasis ekonomi, kebijakan dan arah strategi
pengembangan perikanan dan kelautan kedepan (trajectory) menjadi materi untuk
membuka wawasan peserta pelatihan, yang mana kedua hal tersebut akan dilengkapi
dengan pengelolaan perikanan dan kelautan Indonesia dalam konteks makroekonomi
dan bagaimana Indonesia sebagai negara maritime dapat menjadi negara maju. Di sesi
terakhir juga akan ada praktek penyusunan kebijakan (policy lab) dengan
menggunakan perangkat yang mudah untuk digunakan dan diimplementasikan dalam
konteks multi-stakeholders.
2. Integrasi pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dalam konteks Land, Ocean
Interaction Coastal Zone, aplikasi ilmu ekonomi dalam pengelolaan perikanan,
konservasi, dan marine tourism berkelanjutan.
Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dalam konteks integrasi darat dan laut sudah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan perikanan, konservasi,
kelautan, dan ekowisata secara berkelanjutan. Aplikasi ilmu ekonomi dan juga ilmu
lingkungan pesisir dan kelautan, dan juga case study Bunaken menjadi fokus dalam
sesi ini. Selain itu, isu-isu terkait marine debris menjadi contoh yang disajikan dalam
sesi ini. Sehingga diharapkan peserta pelatihan dapat menerapkan ilmu ekonomi dan
ilmu lingkungan pesisir dan kelautan secara tepat untuk bisa diadopsi dalam
penyusunan dan implementasi kebijakan dan inisiatif perikanan dan kelautan terpadu,
serta monitoring dan evaluasi sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki.
4
3. Memahami permasalahan perikanan dan solusinya dari sisi ekonomi
Modul ini akan membantu peserta untuk memahami biologi dasar perikanan, interaksi
antara biologi dan ekonomi yang menentukan upaya dan pendapatan serta insentif
ekonomi dan kebijakan yang mendorong penangkapan ikan berlebihan.
5
Manfaat transfer metode penilaian dan latihan
Apa pro dan kontra dari masing-masing metode?
Bagaimana seharusnya kita mendekati dan membingkai studi penilaian
dengan cara yang paling strategis sehingga berdampak pada pengambilan
keputusan dan hasil konservasi?
Peserta akan memahami aspek keuangan dan ekonomi penting dari proyek-proyek
yang memengaruhi lingkungan. Peserta akan belajar dan berlatih proses dan langkah-
langkah dalam melaksanakan analisis keuangan dan ekonomi dasar, menggabungkan
eksternalitas lingkungan dan sosial, mengevaluasi dampak proyek dan keputusan pada
aktor yang berbeda dan melakukan analisis sensitivitas.
Melalui kurikulum yang terencana dengan baik, kami berharap untuk bisa menyiapkan para
pemangku kepentingan utama dan tim konsorsium penerima hibah riset GWA 2020-2021
tentang pemahaman komprehensif nilai potensial konservasi dan perikanan untuk
pembangunan berkelanjutan, keberlanjutan sumber daya perikanan, keamanan pangan dan
mata pencaharian pesisir dan apa trade-off antara pilihan kebijakan dan (mungkin)
memberikan dampak yang tidak diinginkan terhadap pemangku kepentingan perikanan yang
berbeda.
Anggota pengelola
Memberdayakan agen Konservasi dan
WPP 716, 717, dan Pelatihan
pembawa perubahan pengelolaan yang
pemangku kepentingan menggunakan
dan advokasi untuk efektif menggunakan
utama sebagai agen perangkat ekonomi
perubahan ekonomi
pembawa perubahan
6
VII. Instruktur
13 Dr. Dedi Supriadi Adhuri Senior Researcher, LIPI Social conflict, ethnicity, marine
resource management/governance
Kami menargetkan antara 35-40 peserta. Peserta terdiri dari koordinator konsorsium
penerima hibah riset GWA 2020-2021 yang beranggotakan akademisi kampus/universitas,
aparatur dari institusi perumus kebijakan seperti Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP)
Provinsi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi, maupun Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas
Pariwisata, Balai konservasi, dan leaders dari CSOs dan juga asosiasi perwakilan industri.
7
IX. Agenda Pelatihan
Waktu dalam agenda pelatihan merujuk pada Waktu Indonesia Tengah (WITA).
08.00 – 08.05 Registrasi & Opening Mengisi data dan informasi peserta untuk diberikan
akses ke link zoom pelatihan
Link registrasi: http://bit.ly/gwa716717trg
Greeting; Lagu Indonesia Raya; Video CSF
Foto Bersama
09.05 – 09.50 Dr. Luky Adrianto WPP Based Economy and Policy
FPIK-IPB
09.50 – 10.35 Dr. Ridwan Lasabuda Pengelolaan perikanan di WPP 716 dan 717
FPIK-UNSRAT
10.45 – 12.00 Prof Markus T.Lasut Land, Ocean Interaction Coastal Zone: The case of
UNSRAT Manado Bay
8
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Prof Winda Mingkid The economics and sustainability of marine
UNSRAT ecotourism: case of Bunaken
13.00 – 14.30 Dr. Irwan Muliawan Exercise CBA for marine tourism
Peneliti KKP
9
Jumat, 22 Januari 2021
08.00 – 10.00 Dr. Mubariq Ahmad – Tantangan Kelembagaan dalam system thinking
CSF Indonesia untuk kebijakan perikanan Indonesia
A. Pengarah:
Dr. Mubariq Ahmad
Dr. Luky Adrianto
Prof. Farniz B Boneka
10