Anda di halaman 1dari 8

URETHRITIS GO & NGO

Definisi
Urethritis adalah peradangan pada urethra. Paling umum disebabkan oleh bakteri dan
dapat dibagi menjadi gonococcal yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea and non
gonococcal yang bukan disebabkan oleh N. gonorrhea.

Catatan:
Infeksi bakteri biasanya ditransmisikan melalui hubungan
seksual, tetapi dapat juga terjadi secara idiopatik

Epidemiologi
Di Amerika terdapat 4 juta kasus per tahun, terutama terjadi pada usia 21-24 tahun yang
aktif secara seksual. Lebih sering terjadi pada yang sosio-ekonomi rendah dan laki-laki
homoseksual daripada laki-laki heteroseksual maupun perempuan.
GONOCOCCAL
Di dunia, terdapat 62 juta kasus baru dan di Amerika terdapat 820,000 kasus infeksi N.
gonorrhea baru tiap tahun. Urethritis gonococcal pada laki-laki menghasilkan gejala yang
dapat membuat penderitanya segera berobat (dapat mencegah terjadinya sekuele, tetapi
biasanya masih kurang cepat untuk mencegah penularan ke orang lain), tetapi pada
perempuan, infeksi tersebut sering tidak bergejala atau gejalanya tidak khas sehingga
sering tidak diketahui hingga sudah muncul komplikasi (cth: PID [pelvic inflammatory
disease] yang dapat berakibat terbentuk jaringan parut pada tuba sehingga terjadi
infertilitas dan kehamilan ektopik).
Skrining tahunan N. gonorrhea pada usia <25 tahun yang aktif secara seksual dan usia lebih
tua yang memiliki risiko infeksi tinggi (memiliki pasangan seks baru, memiliki >1
pasangan seks, berganti-ganti pasangan seks, pasangan seks memiliki STI, multiple
partner). Golongan laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki memiliki
risiko tinggi.

NON GONOCOCCAL
Di dunia terdapat 89 juta kasus baru dan di Amerika mendekati 3 juta kasus baru per
tahun. Golongan laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki memiliki risiko
tinggi terdapat infeksi C. trachomatis. Kasus NGU paling banyak terjadi pada musim panas
(mendukung perkembangan bakteri).
Faktor risiko urethritis GO & NGO:
- Memiliki riwayat STD
- High-risk sexual behavior
- Oral seks  fakris NGU!
- Multiple sex partner
CDC merekomendasikan pasien yang disuspek urethritis melakukan test untuk GO dan
chlamydia (bisa koinfeksi). Informasikan juga pasangan/ partnernya untuk diperiksa (dan
apabila positif: ditreatment bersama)

Etiologi
Dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Gonococcal
o Neisseria gonorrhea
2. Non-gonococcal
o Bakteri: Chlamydia trachomatis!!! (paling sering!), Ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma genitalium, Mycoplasma hominis, Gardnerella
vaginalis, Haemophilus vaginalis
o Virus: Herpes simplex virus, adenovirus, cytomegalovirus
o Jamur: Candida albicans
o Parasit: Trichomonas vaginalis (jarang)
o Non infeksius: mekanik (kateter urin [10x lebih sering pada kateter lateks
daripada silicon], sistoskop, saat berhubungan seksual, masturbasi) maupun
bahan kimia (antiseptic, spermisid)

Patogenesis dan patofisiologi


Infeksi terjadi, baik yang disebabkan oleh gonococcal maupun yang non gonococcal.
Urethritis dapat terjadi terkait dengan infeksi lainnya seperti:
 Epididymitis
 Orchitis
 Prostatitis
 Proctitis
 Artritis reaktif
 Iritis
 Pneumonia
 Otitis media
 UTI
Morbiditas karena urethritis pada laki-laki jarang (hanya 1-2%), dapat terjadi striktur
urethra atau stenosis akibat jaringan parut postinflamasi.
Mortalitas minim pada gonoccal maupun NGO.

Tanda & Gejala


Kebanyakan pasien: 25% NGU asimptomatik. Sampai 75% perempuan dengan
Chlamydia trachomatis asimptomatik.
GONOCOCCAL
Pada laki-laki: inflamasi penile urethra, ada rasa terbakar saat urinasi, discharge dari
penis. Merasa lemas. Bisa mendapat infeksi dari oral seks  90% asimptomatik, 10% sakit
tenggorokan. Apabila ada reaksi alergi terhadap bakteri: symptom akan lebih intens.
Pada wanita: asimptomatik, vaginal discharge, nyeri perut bawah, sakit saat
berhubun≥gan seksual (karena inflamasi pada serviks uteri). Jika tidak ditangani dengan
baik pada wanta hamil  ophtalmia neonatorum
Masa inkubasi 2-14 hari (lebih pendek daripada NGU), kebanyakan symptoms muncul 4-6
hari setelah infeksi. Meskipun jarang, GO dapat menyebabkan lesi kulit, infeksi sendi (nyeri
dan bengkak) apabila menyebar melalui aliran darah. Kasus jarang: bisa ke jantung (jadi
endocarditis) atau ke sum-sum tulang belakang (jadi meningitis)  apabila imunosupresi
NON GONOCOCCAL
Pada laki-laki: discharge warna putih/ cloudy (tapi bisa juga berwarna kuning, hijau,
cokelat; produksi tidak terkait dengan aktivitas seksual), sakit atau terbakar saat urinasi
(dysuria) [terutama saat kencing pertama di pagi hari], gatal (diantara berkencing), iritasi,
nyeri pada orifisium penis, darah pada urin atau semen, nyeri saat ejakulasi, pembesaran
KGB di sekitar kemaluan, kemaluan terasa berat.
Pada perempuan: discharge dari vaginal, dysuria, infeksi anal atau oral, sakit perut, sakit
saat berhubungan seks, frekuensi buang air meningkat, abnormal vaginal bleeding
(salah satu tanda kalo infeksi sudah berkembang menjadi PID). Sering asimptomatik
sampai penyakit sudah parah baru muncul gejala.
Masa inkubasi 1-5 minggu (terutama 2-3 minggu)
Jumlah PMN ≥5 per HPF pada apusan dari urethra anterior  urethritis!
TAPI
Untuk Chlamydia trachomatis (yang prevalensinya >>)  sering pada urethritis yang low
grade – 3-5 PMN per HPF
Diagnosis
1. Anamnesis
- Timing: symptoms terjadi 4 hari – 2 minggu sejak hubungan seks dengan
orang yang terinfeksi (coitus suspectus), atau pasien asimptomatik
- Discharge urethra: warna kuning, hijau, cokelat (mukopurulen), darah, atau
warna putih/ cloudy
- Dysuria: pada meatus atau distal penis, paling parah saat kencing pertama di
pagi hari. Makin berat jika mengonsumsi alcohol.
- Gatal: urethra terasa gatal pada jeda atau rentang antar urinasi
- Orchalgia: merasa berat pada kemaluan  jika ada nyeri pada testis:
epididymitis, orchitis, atau keduanya
- Siklus menstruasi: pada perempuan  symptoms jadi lebih parah saat mens
- Benda asing atau instrumentasi: ada riwayat atau tidak (misal: kateter
ureter, pakai obat-obat, benda asing, yang dapat menyebabkan trauma pada
urether)
- Gejala sistemik: demam, menggigil, keringat, mual  biasanya tidak ada!
Kalo sampai ada: gonoccocemia diseminata, pyelonephritis, arthritis,
konjungtivitis, proctitis, prostatitis, epididymitis, orchotis, pneumonia, otitis
media, reactive arthritis (low back pain, iritis, rash)
2. Pemeriksaan fisik  focus pemeriksaan pada area genitalia
- Periksa kulit pasien  mencari apakah ada lesi kulit yang mengindikasikan
STD seperti condyloma acuminate, herpes simples, atau sifilis.
-

Catatan:
Hindari melakukan pemeriksaan segera setelah mikturisi karena urinasi
akan membuang discharge and mikroorganisme  mikturisi 2 jam
sebelum pemeriksaan
o Laki-laki:
 Pada yang belum disirkumsisi, kulit depan harus ditarik ke
belakang karena bisa ada lesi atau eksudat yang tertutupi
 Periksa lumen distal urethra: lesi, striktur, discharge
 Mengurut perlahan dari basis ke glans penis  bisa keluar
discharge
 Palpasi urethra untuk mencari apakah ada fluktuasi, nyeri,
hangat (sugestif abses), keras (sugestif benda asing)
 Periksa testis untuk mencari massa atau inflamasi. Palpasi
korda spermatika  cari pembengkakan, nyeri (sugestif
orchitis, epididymitis)
 Periksa KGB inguinal
 Palpasi prostat  nyeri, bogginess (tekstur kayak spons)
o Perempuan:

Catatan:
Dilakukan dalam posisi lithotomy

 Periksa kulit  cari lesi yang dapat mengindikasikan STD


 Memasukin jari ke vagina anterior (urethra) dan mengusapnya
untuk mendapat sampel pemeriksaan
 Pemeriksaan pelvis, termasuk kultur serviks
3. Pemeriksaan penunjang
o Pewarnaan Gram
 GO: mendapat gambaran bakteri gram negative (diplococcus) 
hanya berlaku pada laki-laki karena pada perempuan bisa negative
palsu (tidak bisa membedakan dengan gram negative yang menjadi
flora normal vagina)
 NGO: jika pada tes lab pasien urethritis tidak ditemukan bakteri
gonore  penyebab utama: C. trachomatis
o Kultur
 Kultur dilakukan di media Thayer-Martin
 Periksa swab serviks (karena tidak bisa dengan pewarnaan Gram,
mungkin krna kalo di vagina ada banyak flora normal)  diagnosis:
jika oksidase positif, diplokokus gram negative akan terisolasi
(meskipun 5% dari yang terisolasi sebenarnya adalah N. meningitidis
yang memberi gambaran klinis mirip GO)
 Vagina anterior (urethra) dan mengusapnya untuk mendapat sampel
pemeriksaan
 Periksa sensitivitas antimikrobial, kegagalan terapi, untuk penelitian
epidemiologi
 Sensitivitas dan spesifisitas tinggi, biaya murah TAPI butuh 24-72 jam
untuk mendapat hasil  biasanya dikasih terapi empiris dulu
o NAAT (nucleic acid amplification test)  test of choice! Untuk mengevaluasi
infeksi urogenital pada laki-laki & perempuan, symptomatic ataupun tidak
 NAAT tidak membutuhkan organisme hidup  bisa mendapat hasil
positif dengan materi genetic yang minimal = bisa dengan urine
pertama yang dikeluarkan atau swab vagina maupun urethra
 Sensitivitas >90%, spesifisitas >=99%
o PCR  mengidentifikasi gen unik N. gonorrhea = untuk skrining + diagnosis
infeksi gonore.
 PCR menggunakan sampel urine, swab urethra, atau swab serviks/
vagina.
 Sensitivitas 78.6%, spesifisitas 96.4%
 Non-invasif, cepat, bisa membantu diagnosis, tapi tidak bisa
mengetahui sensitivitas antibiotic!
o Periksa darah
 CBC  yang gonoccocemia: WBC sedikit meningkat (10,000-15,000/
microliter)
 Laju endap darah  sedikit meningkat
o Tes serologi
 Aglutinasi lateks, ELISA, imunopresipitas, komplemen
 Sensitivitas dan spesifisitas rendah  tidak rutin dilakukan, tapi bisa
membantu diagnosis
o Imaging  tidak terlalu dibutuhkan untuk urethritis, kecuali trauma atau
benda asing, atau komplikasi lain
o Pemeriksaan lain:
 KOH  evaluasi ada jamur atau tidak
 Preparat basah  ada trichomonas
 Pemeriksaan STD lain  periksa sifilis, HIV, chlamydia (46-56% ada
koinfeksi chlamydia bersama gonore)

Tatalaksana
GONOCOCCAL
 Cefixim 400 mg per oral
 Ceftriaxon 125 mg IM dosis tunggal
 Ciprofloxacin 500 mg per oral dosis tunggal
 Ofloxacin 400 mg per oral dosis tunggal
NON GONOCOCCAL
 Doxycycline 2x100 mg stat (secepatnya) selama 7 hari [first line]
 Azithromycin 1 gram stat [second line]  tidak usah terlalu rutin karna
meningkatkan risiko resistensi makrolid pada M. genitalium
o Jika M. genitalium (+): Azithromycin 500 mg stat  250 mg selama 4 hari
 Alternatif:
o Eritromisin basa 4x500 mg peroral selama 7 hari
o Eritromisisn etilsuksinat 4x800 mg peroral selama 7 hari
o Ofloksasin 2x300 mg peroral selama 7 hari

Catatan:
 Jika yang GO koinfeksi dengan Chamydia  terapi kombinasi
 Kuinolon dan tetrasiklin KONTRAINDIKASI pada wanita hamil

Diagnosis Banding
GONOCOCCAL
Yang NGU!

RUANG 9 (SOCA 2013)


Tn. A, 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri waktu berkemih sejak 2 hari yang lalu. Terdapat
cairan kuning keluar dari alat kelaminnya. Ada riwayat suka ‘jajan’ sejak 5 tahun yang lalu. 2 minggu
yang lalu sempat berhubungan seks dengan PSK. 1 minggu yang lalu berhubungan seks dengan
istrinya. Istrinya tidak ada keputihan.
PF:
 Meatus urethra eksterna: eritema, edema, (-) darah, (+) cairan kuning seropurulen.
 Abdomen: nyeri ketok CVA (-)

PP:
 Hapusan:
o Gram (-) diplokokus: (-)
o Trikomonas: (-)
o Hifa: (-)
o Leukosit (+), PMN 5/LPB
 Urinalisis:
o Leukosit: 25-30/LPB
o Epitel gepeng: 5-10/LPB
o Protein: (-)
o Nitrit: (-)
o pH: 7

WD: Uretritis Non GO (HIV AIDS +)

SOCA 2014

Anda mungkin juga menyukai