1. AM menganggap masalah ini penting karena Lean Accounting merupakan pendekatan
yang dirancang untuk mendukung dan mendorong penerapan Lean Manufacturing. Lean Manufacturing merupakan pendekatan yang didesain untuk menghilangkan limbah dalam proses manufaktur dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan dengan memberikan produk yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dengan kualitas yang tepat. Konsekuensi pengaplikasian Lean Accounting yaitu tidak lagi diperlukan metode- metode akuntansi manajemen tradisional seperti analisis varians dalam standard costing akan mendorong produksi berlebihan dan kondisi ini bertentangan dengan demand-pull system yang diperlukan dalam lean manufacturing. Selain itu penggunaan satu tarif overhead bersama untuk multi produk juga akan menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi. Oleh karena itu diperlukan perubahan dalam pembebanan biaya produk dan pengendalian operasi jika perusahaan beralih menggunakan sistem lean manufacturing yang berbasis value stream. Pendekatan lean accounting mendukung lean manufacturing. Perubahan, baik dalam pembebanan biaya produk maupun pengendalian operasional, sangat dibutuhkan ketika berpindah kepada value-stream based lean manufacturing system guna mencegah hambatan dan sinyal yang keliru. Average costing, value stream cost reporting, dan penggunaan ukuran-ukuran nonfinansial dalam pengendalian operasional merupakan pendekatan- pendekatan tipikal dalam lean accounting. Dalam lean accounting, biaya rata-rata produk merupakan biaya total value stream periode yang bersangkutan dibagi dengan unit yang dikirimkan pada periode tersebut. Value stream costing melaporkan pendapatan aktual dan biaya aktual dalam basis mingguan (untuk setiap value stream).
2. Iya, inventory management sangat bermanfaat bagi bisnis terutama di Indonesia
karena, disaat seperti sekarang para pelaku bisnis berusaha untuk tetap eksis/bertahan di tengah ketatnya persaingan dunia usaha. Banyak pelaku usaha yang belomba- lomba untuk mengelola inventory agar dapat meningkatkan profit. Pentingnya inventory untuk meningkatkan profit maka pelaku usaha perlu menerapkan inventory management yang tepat agar meningkatkan profitabilitas. Toko X merupakan badan usaha yang bergerak dalam perdagangan clothing yang belum menerapkan pengelolaan inventory dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya over stock, kurang produktifnya penjualan dan kendala aktivitas operasional. Dengan adanya penerapan inventory management menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP) dan Safety Stock maka pengelolaan inventory lebih terorganisir dan meningkatkan penjualan. Dengan optimalnya pengelolaan inventory, maka pemilik dapat memperoleh informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan bisnis sehingga dapat meningkatkan profit yang maksimal.
3. Inventory management versi tradisional merupakan suatu usaha untuk menentukan
tingkat inventory yang ideal dengan menghitung optimum purchase size dengan karakteristik push through system, inventory yang signifikan, supplier banyak, departement structure, specialized labor, centralized service, dan low employee involvement. Sedangkan yang versi kontemporer merupakan sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem untuk permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi dengan dua tujuan strategis yaitu untuk meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kemunculan versi kontemporer sebagai respon kegagalan penerapan versi tradisional oleh perusahaan-perusahaan manufaktur. Dalam versi kontemporer menargetkan efisiensi dan efektifitas untuk mendukung pelaksanaannya agar tidak terjadi pemborosan pada saat produksi barang atau jasa. Menurut saya yang lebih cocok dengan kondisi yang ada di Indonesia adalah versi tradisional, karena karakteristik orang Indonesia yang terbiasa menunda-nunda pekerjaan. Dan masalah kedisiplinan kerja juga menjadi penghambat dalam pelaksanaan versi konvensional di Indonesia. Kedisiplinan kerja belum terbangun dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, sarana yang menunjang untuk menerapkan versi kontemporer belum tersedia. Seperti transportasi massal yang tepat waktu. Terjadi kemacetan dimana-mana sehingga banyak waktu terbuang untuk itu. Ketepatan waktu tidak didukung oleh sarana yang menunjang dan ketidak tepatan waktu sudah dianggap sebagai hal yang biasa.
4. Inventory management sendiri merupakan model inventory tradisional berdasarkan
permintaan yang diantisipasi dan bertujuan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan. Agar tidak terjadi kehabisan bahan baku pada proses produksi atau faktor- faktor lainnya seperti supplier terlambat mengirimkan bahan baku maka dibutuhkan safety stock. Sehingga perusahaan harus bijak dalam melakukan safety stock. JIT system tidak harus menerapkan safety stock, karena perusahaan yang menerapkan JIT System akan membeli bahan baku untuk kebutuhan produksi hari itu saja. perusahaan tidak memiiki persediaan barang dalam proses akhir hari itu. Semua barang jadi yang selesai hari itu langsung dikirimkan pada konsumen. Sedangkan safety stock sendiri merupakan persediaan pengaman. Yaitu persediaan extra yang disimpan sebagai jaminan dalam menghadapi permintaan yang tidak menentu. Hal ini sangat bertentangan dengan konsep JIT System. JIT merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produksi harus ditarik dari seluruh system dengan adanya permintaan dan bukannya mendorong seluruh system dengan jadwal yang tetap untuk mengantisipasi permintaan. Contohnya seperti restoran cepat saji KFC, ketika kita memesan ayam goreng, maka ayam goreng tersebut diambil dari pemanas. Ketika stock ayam goreng tersebut sudah menipis maka koki akan menggoreng ayam lagi. Permintaan pelanggan menarik seluruh bahan baku dari sistem.