Anda di halaman 1dari 2

AM-C AZIZAH S/130318262

1. AM menganggap masalah ini penting karena Lean Accounting merupakan pendekatan


yang dirancang untuk mendukung dan mendorong penerapan Lean Manufacturing.
Lean Manufacturing merupakan pendekatan yang didesain untuk menghilangkan
limbah dalam proses manufaktur dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan dengan
memberikan produk yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dengan kualitas yang tepat.
Konsekuensi pengaplikasian Lean Accounting yaitu tidak lagi diperlukan metode-
metode akuntansi manajemen tradisional seperti analisis varians dalam standard
costing akan mendorong produksi berlebihan dan kondisi ini bertentangan dengan
demand-pull system yang diperlukan dalam lean manufacturing. Selain itu
penggunaan satu tarif overhead bersama untuk multi produk juga akan menghasilkan
informasi biaya yang terdistorsi. Oleh karena itu diperlukan perubahan dalam
pembebanan biaya produk dan pengendalian operasi jika perusahaan beralih
menggunakan sistem lean manufacturing yang berbasis value stream. Pendekatan lean
accounting mendukung lean manufacturing. Perubahan, baik dalam pembebanan
biaya produk maupun pengendalian operasional, sangat dibutuhkan ketika berpindah
kepada value-stream based lean manufacturing system guna mencegah hambatan dan
sinyal yang keliru. Average costing, value stream cost reporting, dan penggunaan
ukuran-ukuran nonfinansial dalam pengendalian operasional merupakan pendekatan-
pendekatan tipikal dalam lean accounting. Dalam lean accounting, biaya rata-rata
produk merupakan biaya total value stream periode yang bersangkutan dibagi dengan
unit yang dikirimkan pada periode tersebut. Value stream costing melaporkan
pendapatan aktual dan biaya aktual dalam basis mingguan (untuk setiap value
stream).

2. Iya, inventory management sangat bermanfaat bagi bisnis terutama di Indonesia


karena, disaat seperti sekarang para pelaku bisnis berusaha untuk tetap eksis/bertahan
di tengah ketatnya persaingan dunia usaha. Banyak pelaku usaha yang belomba-
lomba untuk mengelola inventory agar dapat meningkatkan profit. Pentingnya
inventory untuk meningkatkan profit maka pelaku usaha perlu menerapkan inventory
management yang tepat agar meningkatkan profitabilitas.
Toko X merupakan badan usaha yang bergerak dalam perdagangan clothing yang
belum menerapkan pengelolaan inventory dengan benar sehingga mengakibatkan
terjadinya over stock, kurang produktifnya penjualan dan kendala aktivitas
operasional. Dengan adanya penerapan inventory management menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP) dan Safety Stock maka
pengelolaan inventory lebih terorganisir dan meningkatkan penjualan. Dengan
optimalnya pengelolaan inventory, maka pemilik dapat memperoleh informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan bisnis sehingga dapat
meningkatkan profit yang maksimal.

3. Inventory management versi tradisional merupakan suatu usaha untuk menentukan


tingkat inventory yang ideal dengan menghitung optimum purchase size dengan
karakteristik push through system, inventory yang signifikan, supplier banyak,
departement structure, specialized labor, centralized service, dan low employee
involvement. Sedangkan yang versi kontemporer merupakan sistem berdasarkan
tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem untuk
permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu
berdasarkan permintaan yang diantisipasi dengan dua tujuan strategis yaitu untuk
meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan.
Kemunculan versi kontemporer sebagai respon kegagalan penerapan versi tradisional
oleh perusahaan-perusahaan manufaktur. Dalam versi kontemporer menargetkan
efisiensi dan efektifitas untuk mendukung pelaksanaannya agar tidak terjadi
pemborosan pada saat produksi barang atau jasa. Menurut saya yang lebih cocok
dengan kondisi yang ada di Indonesia adalah versi tradisional, karena karakteristik
orang Indonesia yang terbiasa menunda-nunda pekerjaan. Dan masalah kedisiplinan
kerja juga menjadi penghambat dalam pelaksanaan versi konvensional di Indonesia.
Kedisiplinan kerja belum terbangun dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, sarana
yang menunjang untuk menerapkan versi kontemporer belum tersedia. Seperti
transportasi massal yang tepat waktu. Terjadi kemacetan dimana-mana sehingga
banyak waktu terbuang untuk itu. Ketepatan waktu tidak didukung oleh sarana yang
menunjang dan ketidak tepatan waktu sudah dianggap sebagai hal yang biasa.

4. Inventory management sendiri merupakan model inventory tradisional berdasarkan


permintaan yang diantisipasi dan bertujuan untuk mencegah terjadinya kehabisan
persediaan. Agar tidak terjadi kehabisan bahan baku pada proses produksi atau faktor-
faktor lainnya seperti supplier terlambat mengirimkan bahan baku maka dibutuhkan
safety stock. Sehingga perusahaan harus bijak dalam melakukan safety stock. JIT
system tidak harus menerapkan safety stock, karena perusahaan yang menerapkan JIT
System akan membeli bahan baku untuk kebutuhan produksi hari itu saja. perusahaan
tidak memiiki persediaan barang dalam proses akhir hari itu. Semua barang jadi yang
selesai hari itu langsung dikirimkan pada konsumen. Sedangkan safety stock sendiri
merupakan persediaan pengaman. Yaitu persediaan extra yang disimpan sebagai
jaminan dalam menghadapi permintaan yang tidak menentu. Hal ini sangat
bertentangan dengan konsep JIT System. JIT merupakan suatu pendekatan manufaktur
yang mempertahankan bahwa produksi harus ditarik dari seluruh system dengan
adanya permintaan dan bukannya mendorong seluruh system dengan jadwal yang
tetap untuk mengantisipasi permintaan. Contohnya seperti restoran cepat saji KFC,
ketika kita memesan ayam goreng, maka ayam goreng tersebut diambil dari pemanas.
Ketika stock ayam goreng tersebut sudah menipis maka koki akan menggoreng ayam
lagi. Permintaan pelanggan menarik seluruh bahan baku dari sistem.

Anda mungkin juga menyukai