Anda di halaman 1dari 4

Nama : Devi Yurinda Pramesti

NIM : 201810110311021

Kelompok : 12

1. Para pihak dan Majelis Hakim :


- PEMOHON, Umur 40 tahun, Agama Islam, Pendidikan terakhir STM, Pekerjaan
Buruh Harian Lepas, bertempat tinggal Kabupaten Purworejo.
- TERMOHON, Umur 39 tahun, Agama Islam Pendidikan terakhir SMEA,
Pekerjaan Buruh, semula bertempat tinggal terakhir di Kabupaten Purworejo.
Ketua Pengadilan Agama Purworejo dengan susunan H. Masrukhin, SH. M.Ag.
sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H Iswantha DS, MH. dan Rasyidi, SH.
masing-masing sebagai hakim Anggota dan pada hari itu juga putusan ini
dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri
oleh para hakim Anggota serta Muji Astuti, SH
2. Isu Hukum :
- Bulan Februari tahun 2010 ,Pemohon dengan Termohon terjadi perselisihan dan
pertengkaran terus menerus di sebabkan Termohon tidak mau melaksanakan
kewajiban sebagai isteri , seperti tidak mau mencucikan pakaian / menyediakan
makan untuk Pemohon , cemburu buta , sering pergi-pergi tanpa pamit , apabila
bertengkar sering mengeluarkan kata-kata kasar seperti : asu, celeng , goblok ,
brengsek , dan sebagainya. Perselisihan dan pertengkaran tersebut sejak tanggal
10 Maret 2010 , Termohon pergi meninggalkan Pemohon tanpa pamit sampai
sekarang sudah 4 ( empat ) tahun , 11 ( sebelas ) bulan , dan selama itu sudah tidak
ada komunikasi lagi , tidak ada kabarnya dan tidak jelas alamatnya. Pemohon dan
Termohon sudah berusaha minta bantuan kepada keluarga Pemohon dan keluarga
Termohon guna menyelesaikan perselisihan dan pertengkaran rumah tangganya
tetapi ternyata tidak berhasil. Pemohon sudah tidak mau lagi beristerikan
Termohon karena Termohon sudah tidak sanggup lagi menjadi isteri yang baik
dan taat yang melaksanakan kewajiban sebagai layaknya seorang isteri terhadap
suami.
3. Dasar Hukum :
- Bahwa berdasarkan apa yang terbukti di atas maka Majelis berpendapat bahwa
permohonan Pemohon telah memenuhi ketentuan pasal 39 (2) Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 Jo pasal 19 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun
1975, jo pasal 116 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan
Pemohon dapat dikabulkan.
- Bahwa oleh sebab talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak yang
kesatu dan antara suami isteri sudah dalam keadaan ba’da dukhul, maka
berdasarkan ketentuan pasal 118 Kompilasi Hukum Islam, talak yang akan
dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak raj’I.
4. Fakta Hukum :
- Pada bukti P.1 yang dikuatkan dengan kerterangan dua orang saksi yang diajukan
oleh Pemohon, Termohon tidak diketahui keberadaanya, sehingga permohonan
talak yang diajukan oleh Pemohon telah sesuai dengan ketentuan pasal 66 ayat (2)
UndangUndang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang
Nomor 50
- bukti P.3 yaitu Fotokopi sah Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama
Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Nomor : 141/12/VII/1995.
5. Pertimbangan Hukum oleh Hakim :
- Bahwa pokok permohonan Pemohon adalah memohon ijin untuk menjatuhkan
talak terhadap Termohon dengan alasan sebagaimana posita 4 dan 5 surat
permohonan Pemohon yaitu sejak Maret tahun 2010 yang lalu Termohon telah
pergi meninggalkan Permohon, alasan mana menurut majelis sesuai alasan
perceraian sebagaimana maksud pasal 19 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9
tahun 1975 jo.pasal 116 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam.
6. Analisis Putusan :
Pemohon dalam surat Permohonannya tertanggal 09 Februari 2015 yang didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Agama Purworejo pada tanggal 09 Februari 2015 dan
dicatat dalam buku regester perkara Nomor: XXXX/ Pdt.G/2015/PA.Pwr. telah
mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon dengan uraian/alasan yaitu
Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 15 Juli 1995 , yang di catat
oleh Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Banyuurip ,
Kabupaten Purworejo, sebagaimana ternyata dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : 141/
12 /VII /1995 tanggal 15 Juli 1995. Setelah menikah Pemohon dan Termohon kumpul
bersama atau bertempat tinggal bersama di rumah Pemohon, di Kelurahan XXXX ,
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, selama 15 (lima belas) tahun, kemudian
pada tanggal 10 Maret 2010, Termohon pergi tidak ada kabar beritanya serta tidak
jelas alamatnya. Pemohon dengan Termohon hidup rukun dan harmonis dan sudah
melakukan hubungan layaknya suami isteri (ba’ da dukhul) dan telah di karuniai 2
(dua) orang anak, yang masingmasing bernama anak 1, lahir tanggal 18 Juli 1996
anak 2, lahir tanggal 5 Mei 2001, dan anak tersebut sekarang dalam asuhan Pemohon.
Bulan Februari tahun 2010, antara Pemohon dengan Termohon terjadi perselisihan
dan pertengkaran terus menerus di sebabkan Termohon tidak mau melaksanakan
kewajiban sebagai isteri, seperti tidak mau mencucikan pakaian / menyediakan makan
untuk Pemohon , cemburu buta , sering pergi-pergi tanpa pamit, apabila bertengkar
sering mengeluarkan kata-kata kasar seperti : asu, celeng, goblok, brengsek, dan
sebagainya. Kemudian, termohon pergi meninggalkan Pemohon tanpa pamit, sudah 4
(empat) tahun, 11 (sebelas) bulan , dan selama itu sudah tidak ada komunikasi lagi,
tidak ada kabarnya dan tidak jelas alamatnya. Kemudian Pemohon dan Termohon
sudah berusaha untuk minta bantuan kepada keluarga Pemohon dan keluarga
Termohon guna menyelesaikan perselisihan dan pertengkaran rumah tangganya tetapi
ternyata tidak berhasil. Pemohon sudah tidak mau lagi beristerikan Termohon karena
Termohon sudah tidak sanggup lagi menjadi isteri yang baik dan taat yang
melaksanakan kewajiban sebagai layaknya seorang istri terhadap suami.
- Apakah pertimbangan hukum hakim sesuai dengan fakta hukum yang ada ?
dalam putusan tersebut pertimbangan hukum hakimsudah sesuai dengan fakta
hukum yang ada, karena perceraian yang diajukan oleh Pemohon dengan alasan
Pemohon dengan Termohon sejak Maret 2010 yang lalu tidak hidup serumah lagi
telah terbukti.
- Apakah pertimbangan hukum hakim sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang ada ? pada putusan ini peraturan perundang-undangan yang
berlaku bertentangan dengan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal kecuali jika terdapat alasan yang cukup bahwa ternyata antara
suami isteri tidak dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga yang dibuktikan
menurut hukum dan dilakukan di depan sidang Pengadilan yang berwenang.
- Adakah kemungkinan hakim kurang atau salah dalam menerapkan hukum ?
Dalam putusan kemungkinan hakim tidak kurang atau salah dalam menerapkan
hukum karena dalam putusan hakim sudah sesuai dengan perkaranya.

Anda mungkin juga menyukai