- PEMOHON, Umur 40 tahun, Agama Islam, Pendidikan terakhir STM, Pekerjaan Buruh Harian Lepas, bertempat tinggal Kabupaten Purworejo. - TERMOHON, Umur 39 tahun, Agama Islam Pendidikan terakhir SMEA, Pekerjaan Buruh, semula bertempat tinggal terakhir di Kabupaten Purworejo. Ketua Pengadilan Agama Purworejo dengan susunan H. Masrukhin, SH. M.Ag. sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H Iswantha DS, MH. dan Rasyidi, SH. masing-masing sebagai hakim Anggota dan pada hari itu juga putusan ini dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh para hakim Anggota serta Muji Astuti, SH 2. Isu Hukum : - Bulan Februari tahun 2010 ,Pemohon dengan Termohon terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus di sebabkan Termohon tidak mau melaksanakan kewajiban sebagai isteri , seperti tidak mau mencucikan pakaian / menyediakan makan untuk Pemohon , cemburu buta , sering pergi-pergi tanpa pamit , apabila bertengkar sering mengeluarkan kata-kata kasar seperti : asu, celeng , goblok , brengsek , dan sebagainya. Perselisihan dan pertengkaran tersebut sejak tanggal 10 Maret 2010 , Termohon pergi meninggalkan Pemohon tanpa pamit sampai sekarang sudah 4 ( empat ) tahun , 11 ( sebelas ) bulan , dan selama itu sudah tidak ada komunikasi lagi , tidak ada kabarnya dan tidak jelas alamatnya. Pemohon dan Termohon sudah berusaha minta bantuan kepada keluarga Pemohon dan keluarga Termohon guna menyelesaikan perselisihan dan pertengkaran rumah tangganya tetapi ternyata tidak berhasil. Pemohon sudah tidak mau lagi beristerikan Termohon karena Termohon sudah tidak sanggup lagi menjadi isteri yang baik dan taat yang melaksanakan kewajiban sebagai layaknya seorang isteri terhadap suami. 3. Dasar Hukum : - Bahwa berdasarkan apa yang terbukti di atas maka Majelis berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi ketentuan pasal 39 (2) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 Jo pasal 19 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975, jo pasal 116 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan Pemohon dapat dikabulkan. - Bahwa oleh sebab talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak yang kesatu dan antara suami isteri sudah dalam keadaan ba’da dukhul, maka berdasarkan ketentuan pasal 118 Kompilasi Hukum Islam, talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak raj’I. 4. Fakta Hukum : - Pada bukti P.1 yang dikuatkan dengan kerterangan dua orang saksi yang diajukan oleh Pemohon, Termohon tidak diketahui keberadaanya, sehingga permohonan talak yang diajukan oleh Pemohon telah sesuai dengan ketentuan pasal 66 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 - bukti P.3 yaitu Fotokopi sah Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Nomor : 141/12/VII/1995. 5. Pertimbangan Hukum oleh Hakim : - Bahwa pokok permohonan Pemohon adalah memohon ijin untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon dengan alasan sebagaimana posita 4 dan 5 surat permohonan Pemohon yaitu sejak Maret tahun 2010 yang lalu Termohon telah pergi meninggalkan Permohon, alasan mana menurut majelis sesuai alasan perceraian sebagaimana maksud pasal 19 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo.pasal 116 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam. 6. Analisis Putusan : Pemohon dalam surat Permohonannya tertanggal 09 Februari 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Purworejo pada tanggal 09 Februari 2015 dan dicatat dalam buku regester perkara Nomor: XXXX/ Pdt.G/2015/PA.Pwr. telah mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon dengan uraian/alasan yaitu Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 15 Juli 1995 , yang di catat oleh Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Banyuurip , Kabupaten Purworejo, sebagaimana ternyata dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : 141/ 12 /VII /1995 tanggal 15 Juli 1995. Setelah menikah Pemohon dan Termohon kumpul bersama atau bertempat tinggal bersama di rumah Pemohon, di Kelurahan XXXX , Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, selama 15 (lima belas) tahun, kemudian pada tanggal 10 Maret 2010, Termohon pergi tidak ada kabar beritanya serta tidak jelas alamatnya. Pemohon dengan Termohon hidup rukun dan harmonis dan sudah melakukan hubungan layaknya suami isteri (ba’ da dukhul) dan telah di karuniai 2 (dua) orang anak, yang masingmasing bernama anak 1, lahir tanggal 18 Juli 1996 anak 2, lahir tanggal 5 Mei 2001, dan anak tersebut sekarang dalam asuhan Pemohon. Bulan Februari tahun 2010, antara Pemohon dengan Termohon terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus di sebabkan Termohon tidak mau melaksanakan kewajiban sebagai isteri, seperti tidak mau mencucikan pakaian / menyediakan makan untuk Pemohon , cemburu buta , sering pergi-pergi tanpa pamit, apabila bertengkar sering mengeluarkan kata-kata kasar seperti : asu, celeng, goblok, brengsek, dan sebagainya. Kemudian, termohon pergi meninggalkan Pemohon tanpa pamit, sudah 4 (empat) tahun, 11 (sebelas) bulan , dan selama itu sudah tidak ada komunikasi lagi, tidak ada kabarnya dan tidak jelas alamatnya. Kemudian Pemohon dan Termohon sudah berusaha untuk minta bantuan kepada keluarga Pemohon dan keluarga Termohon guna menyelesaikan perselisihan dan pertengkaran rumah tangganya tetapi ternyata tidak berhasil. Pemohon sudah tidak mau lagi beristerikan Termohon karena Termohon sudah tidak sanggup lagi menjadi isteri yang baik dan taat yang melaksanakan kewajiban sebagai layaknya seorang istri terhadap suami. - Apakah pertimbangan hukum hakim sesuai dengan fakta hukum yang ada ? dalam putusan tersebut pertimbangan hukum hakimsudah sesuai dengan fakta hukum yang ada, karena perceraian yang diajukan oleh Pemohon dengan alasan Pemohon dengan Termohon sejak Maret 2010 yang lalu tidak hidup serumah lagi telah terbukti. - Apakah pertimbangan hukum hakim sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang ada ? pada putusan ini peraturan perundang-undangan yang berlaku bertentangan dengan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal kecuali jika terdapat alasan yang cukup bahwa ternyata antara suami isteri tidak dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga yang dibuktikan menurut hukum dan dilakukan di depan sidang Pengadilan yang berwenang. - Adakah kemungkinan hakim kurang atau salah dalam menerapkan hukum ? Dalam putusan kemungkinan hakim tidak kurang atau salah dalam menerapkan hukum karena dalam putusan hakim sudah sesuai dengan perkaranya.