Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SPESIFIKASI TEKNIK
Pasal 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-
gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut Dokumen Kontrak, serta
semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut yaitu spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang
harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan
maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2. Jenis Pekerjaan
a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa serta Accessories
• 100 mm – PVC, tipe Pipa Air Limbah sepanjang 1389 m’Pipa
• 150 mm – PVC, tipe Pipa Air Limbah sepanjang 428 meter.Pipa
• 200 mm – PVC, tipe Pipa Air Limbah sepanjang 472 meterPipa
b. Pembuatan House Inlet sebanyak 137 buah dan Lubang Inspeksi/ Inspection Chamber tipe
I sebanyak 19 unit tipe II sebanyak 26 unit beserta perlengkapannya
3. Tempat Pekerjaan
Pekerjaan ini bertempat/berlokasi di Dsn Paduresan dan Imogiri, Desa Imogiri, Kecamatan
Imogiri, Kab. Bantul.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
a. Yang dibutuhkan adalah suatu sistem jaringan air bersih perpipaan yang dalam hal ini
tidak terpisahkan dari kebutuhan barang / material pendukungnya antara lain : pipa-pipa,
fitting, gate valve dan material lainnya, dimana akan disediakan dan diantarkan sesuai
perjanjian kontrak;
b. Istilah ”Kontraktor” dianggap sama ( sinonim ) dengan ”Penyedia Barang / Jasa”;
c. Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan diutamakan
produksi dalam Negeri ;
d. Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru;
e. Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang ditawarkan secara
lengkap seperti Jenis, Class, Tebal, bahan, kemampuan kerja dan lain-lain;
f. Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap barang/material
yang ditawarkan dan bisa terbaca dengan jelas;
g. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur harus asli
berhuruf latin, dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah (bila diperlukan kontraktor harus
bisa menjelaskan);
h. Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting dan gate valve harus dilengkapi dengan
Surat Dukungan Pabrik (POA) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor
Utama/Agen Utama atau Distributor Cabang/Agen Cabang dari satu produk merk tertentu
yang dikuatkan oleh suatu surat penunjukkan deagenan / distributor dari pabrik negara asal /
agen utama.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Umum
• Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan persiapan seperti yang tercantum di
bawah ini agar pekerjaan pokok bila terselesaikan dengan baik, dimana seluruh pekerjaan
persiapan tersebut sudah termasuk di dalam penawaran.
• Kontraktor harus menyediakan los kerja dan gudang bahan dengan luas secukupnya agar
bisa merakit dan menyimpan bahan dengan aman dan terlindung.
• Kontraktor harus menyediakan keet, yang dilengkapi dengan:
a. 1 (satu) set meja tamu.
b. 2 (dua) set meja tulis ½ biro.
c. 1 (satu) buah papan tulis (white board uk, 90 x 120 cm) untuk keperluan rapat lapangan.
d. 1 (satu) buah almari arsip (filling cabinet)
e. Sarana penerangan dan sanitasi.
f. Kontraktor harus menyediakan bahan termasuk perlengkapan :
Buku Direksi
Buku Tamu
Buku Catatan Penerimaan Barang (bahan)
Buku Catatan Jumlah Tenaga setiap hari
Buku Catatan Keadaan Cuaca
Kalender tahun pelaksanaan pekerjaan dan Kotak P3K
Meja Kursi tulis
g. Membuat Time Schedule / Tata Kala (Curve S) yang disyahkan oleh Konsultan.
h. Menyediakan RKS dan Gambar Perencanaan, untuk pedoman pelaksanaan.
i. Mengasuransikan tenaga kerja dalam Jamsostek.
j. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta pembersihan pada
jalur pipa yang akan digali untuk pemasangan pipa.
k. Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada
gambar.
l. Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.
m. Semua buku-buku harus diparaf / tanda tangan oleh penyedia barang/jasa, setelah kegiatan
selesai diserahkan kepada Direksi Pekerjaan beserta perlengkapan lainnya kecuali meja kursi
dan papan tulis milik Kontraktor.
• Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta pembersihan pada
jalur pipa yang akan digali untuk pemasangan pipa.
• Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada
gambar.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.
Pasal 4
PENGADAAN PIPA PVC DAN FITTING
A. Pipa Polyvinil Chloride (PVC), untuk pipa air limbah
a. Spesifikasi Material ;
Nominal Diameter : ᴓ100 mm, menggunakan sambungan SC (Solven Cement)
Bahan : PVC, standard D
Standard : JIS (Japan Industrial Standard)
Tekanan Kerja : (5 kg / cm2)
Nominal Diameter : ᴓ150 mm, menggunakan sambungan SC (Solven Cement)
Bahan : PVC, standard D
Standard : JIS (Japan Industrial Standard)
Tekanan Kerja : (5 kg / cm2)
Nominal Diameter : ᴓ200 mm, menggunakan sambungan SC (Solven Cement)
Bahan : PVC, standard AW
Standard : JIS (Japan Industrial Standard)
Tekanan Kerja : (10 kg / cm2)
Ukuran Nominal
(Inch) OD
(mm) Ketebalan dinding (mm) KET
4 114 2.0 Tipe D
6 165 3,0 Tipe D
8 216 4.2 Tipe D
8 216 8,3 Tipe AW
1. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standard SNI 06-0135-1987 dan bila tidak disebutkan
dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka system sambungan menggunakan system
socket.
Semua Fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 10 kg/cm2/10 bar sesuai dengan
tekanan pipa yang akan dipasang accessories.
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process
(pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama
dengan pipa yang disambung.
2. Pengujian “Quality Assurance” (Jaminan Kualitas)
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.
o Pengujian Tekanan Hidrostatis
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar SNI
06-0084-2002, Standard ISO 4422
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan
paling sedikit 1.0 MPa (10 kg/cm2) tergantung class pipa yang diminta untuk paling sedikit
60 detik. Setiap pipa atau fitting yang bocor, menggelembung atau pecah tidak dapat
diterima.
o Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test,toksisitas,tekanan terus-menerus dan lain-lain harus
dilakukan sesuai dengan standard yang berlaku.
3. Penandaan (Marking)
Masing-masing pipa PVC, Fitting dan accessories harus mempunyai tanda pabrik pembuat,
tahun pembuatan, diameter nominal (ND) dan kelas pipa (AW) atau (D) dan kata “PVC”
pada badan pipa, pada setiap sisi bend diberi tanda derajat sudutnya.
4. Penyerahan
Jika tidak ditentukan lain Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bagi pihak pemberi
dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Suatu catatan aktul tentang pengujian dan inspeksi yang diminta oleh pihak pembeli yang
hasilnya sesuai dengan standard yang diterima.
b. Gambar pipa dan sambungan secara rinci (Asbuilt Drawing)
c. Hasil test kekerasan dan daya rentang
d. Hasil test hidrostatik
e. Laporan pengujian material gasket karet.
B. Pipa Galvanized Iron
1. Pipa Galvanized Iron (GIP)
a. Spesifikasi Material;
Nominal Diameter : ᴓ 20 mm, menggunakan sambungan Socket
Bahan : GI Medium ISO
Standard : ISO 2002
Tekanan Kerja : 50 kgf / cm2
Ukuran Nominal OD
(mm) Ketebalan Dinding
mm inch
¾ inchi (20 mm) 26.4 2.00 0.07874
3. Perlengkapan / Peralatan
a. Toleransi
Toleransi yang diijinkan akan ditunjukkan pada shop drawing dan harus diikuti secara teliti.
Pekerjaan yang bermutu tinggi pada akhirnya harus mengikuti cara perusahaan yang sangat
modern pada jenis peralatan yang dimasukkan dalam persyaratan perjanjian. Seharusnya
pertimbangan diberikan sehubungan dengan ketetapan yang ada untuk menjamin bekerjanya
alat-alat secara layak.
b. Lapisan Pelindung
Semua peralatan harus dilengkapi dengan lapisan pelindung yang baik mutunya dari pihak
yang mempunyai nama baik, kecuali kalau sudah ditentukan.
c. Plat Nama
Plat nama peralatan pada pengepakan harus dipasang sesuai peralatan itu pada tempat yang
mudah dilihat dan diambil.
4. Pengepakan dan Pengiriman Barang / Pipa
a. Pada waktu pengiriman, ujung-ujung pipa harus dibungkus untuk menjaga agar ujung-
ujung tersebut tidak rusak;
b. Waktu menyusun pipa-pipa (PVC dan GI) harus diberi alas/bantalan balok kayu
dibawahnya;
c. Setiap pipa harus disimpan dan disususn rapih, dikelompokkan menurut jenis dan
ukurannya dengan maksimum tinggi tumpukkan 2 (dua) meter, agar memudahkan cara
penghitungannya. Sedangkan untuk accessories harus dipak di dalam peti dan diberi tanda
sesuai dengan jenis dan ukurannya;
d. Penyusunan / penumpukkan barang digudang harus dilaksanakan dengan tenaga / mekanik
yang memadai;
e. Barang-barang yang ukuran kecil dikirim dengan menggunakan pelindung/bungkus/kotak
yang kuat.
f. Demikian spesifikasi dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari dokumen pelelangan.
Pasal 5
PEKERJAAN TANAH
1. Umum
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tanah yang diperlukan untuk pemasangan pipa,
valve chamber, pekerjaan crossing dan pekerjaan lainnya seperti yang disyaratkan dan tertera
di dalam gambar.
b. Kontraktor harus menjaga dan berhati-hati menggunakan peralatan konstruksi berat di
lokasi pekerjaan di daerah permukiman agar tidak mengganggu linkungan sekitarnya
(menimbulkan kerusakan lingkungan).
2. Galian
a. Umum
Kecuali bila ditentukan lain, maka galian sudah termasuk penyingkiran bahan (galian) apapun
sifatnya yang dijumpai, rintangan yang bersifat bagaimanapun yang akan mengganggu
pelaksanaan dan penyelesaian yang sebagaimana mestinya.
Pembuangan bahan ( galian ) tersebut mengikuti garis ketinggian tertera dalam gambar atau
yang diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain, seluruh lapangan pekerjaan harus dikupas
(dibersihkan) dari tumbuh-tumbuhan dan puing-puing, benda tersebut harus disingkirkan
sebelum galian atau pengukuran dilakukan. Kontraktor harus menyediakan tempat dan turap
yang diperlukan pada sisa-sisa galian, serta semua pemompaan, penggalian atau tindakan lain
yang telah disetujui untuk memindahkan atau mengeluarkan air, termasuk member perhatian
terhadap air hujan dan air bangunan yang masuk lokasi pekerjaan hingga terhindar kerusakan
pekerjaan dan sekitarnya. Pekerjaan galian yang sedang berlangsung dimana tenaga kerja
melakukan kegiatan, maka kontraktor harus melindungi tenaga kerja tersebut dengan sarana
dan alat apapun yang disetujui.
Lubang galian maupun lubang-lubang lain tidak diperkenankan dalam keadaan terbuka lebih
dari 3 x 24 jam, sehingga mengganggu kelancaran dan berbahaya bagi lalu lintas dan pejalan
kaki. Semua lubang-lubang harus diberi pelindung yang kuat dan diberi tanda peringatan.
b. Galian di Bawah Bangunan
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, galian harus
dilaksanakan sampai pada peil yang ditentukan, atau lapisan tanah keras. Bila diperintahkan
daerah di bawah bangunan harus digali lebih dalam, maka kelebihan galian atau urugan
kembali karena akibatnya akan dibayar dengan harga satuan penawar bila harga penawar
tersebut telah ditentukan, kalau tidak, pembayaran akan dilakukan sesuai dengan nilai yang
disepakati.
e. Galian Berbatu
Galian berbatu termasuk pengangkutan dan pembuangan adalah sebagai berikut :
1. Semua batu-batuan berukuran isi 0.25 m3 atau lebih.
2. Batu-batuan harus digali 15 cm melebihi ukuran luar pipa atau sambungannya, ruang
antara kemudian diisi kembali dengan pasir.
3. Urugan Pasir
a. Urugan di bawah pipa
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar rencana,
sebelumnya pipa-pipa dipasang di dalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan
pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiapa dasar pasir setiap
ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada keseluruhan
panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya.
Setelaha pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai dari
dasar sampai atas pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini disebarkan merata kesetiap
penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan dalam
keadaan basah.
b. Urugan di atas pipa
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di atas pipa,
galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus dan dipadatkan dalamkeadaan basah
secara merata. Pemborong harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini,
untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau pergeseran.
Cara atau metoda penimbuanan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan, dipadatkan
disekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana dengan cara tidak
merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi.
Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi-sisi pipa saja. Hanya
peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh digunakan. Semua kerusakan pada pipa-
pipa dan alat-alat penyambung harus diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.
Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk
mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah untuk
memberi peluang pengendapan, Direksi/Tenaga Ahli dapat memerintahkan Pemborong,
untuk menambah timbunan pada bagian atas parit, di mana terjadi kesurutan di bawah
permukaan tanah yang bersangkutan.
4. Urugan Kembali
a. Umum
Urugan kembali tidak boleh langsung dejatuhkan di atas setiap struktur atau pipa. Bahan yang
dipakai untuk urugan kembali, adalah bahan tanah, bebas dari rumput akar, semak-semak,
bahan organic dan tumbuhan lainnya atau batu-batuan yang memiliki diameter lebih dari 15
cm. Bahan urugan setebal 15 cm dari s etiap struktur atau pipa harus bebas dari batu-batuan,
pecahan gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih besar dari 7,5 cm. Urugan kembali
tidak diletakkan di sekitar atau diatas sesuatu sstruktur sampai beton mencapai kekuatan
yang cukup untuk menahan beban yang menekan. Urugan kembali di sekeliling bangunan
penahan air harus diletakkan sampai bangunan itu telah penuh dengan air ketika urugan
kembali tanpa seijin pengawas.
b. Urugan Kembali Sekeliling Bangunan, di Bawah Struktur dan di Bawah Daerah
Pengerasan
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, urugan kembali
sekeliling bangunan, dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan harus ditebarkan
secara horizontal tidak lebih 15 cm tebalnya sebelum dipadatkan, dan pemadatannya
dilakukan dengan cara pemadatan gerak tenaga tangan. Urugan kembali harus dipasang rata
lapis demi lapis, dibasahi dan dipadatkan secara mekanis.
c. Pemeriksaan Galian Urugan
Galian dan Urugan harus di periksa dan di setujui, sebelum memulai tahapan bangunan
berikutnya. Bahan urugan harus juga disetujui.
Pasal 6
KONSTRUKSI- KONSTRUKSI PENGAMAN
1. Umum
Konstruksi- konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang
secara umum meliputi pekerjaan pondasi/thrust block, persyaratan bahan dan pelaksanaan
harus sesuai dengan gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil.
Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semua elemen yang digunakan harus semen Portland biasa dengan mutu terbaik. Bilamana
diminta pada setiap pengiriman semen ke pekerjaan pemborong harus menyerahkan sertifikat
pengujian, yang mrnyatakan semen tersebut memenuhi syarat- syarat yang bersangkutan.
Semen harus di simpan dengan cara yang mencegah kelembapan atau pencemaran oleh
bahan- bahan lain.krikil atau batu pecahan harus di dapat dari tempat yang telah di setujui dan
harus keras dari lapisan- lapisan dan debu.
b. Pasir dan Kerikil/ Batu Pecah
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus di angkut, ditangani dan di timbun sedemikian rupa,
sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain, dan tidak tercampur
dengan benda- benda lain.
Krikil dan batu pecah harus didapat dari sumber yang telah di setujui dan harus keras, tahan
lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dari debu.
c. Beton
Kecuali kalau ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai perbandingan campuran
1:2:3. Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan patokan saja dan tergantung pada krikil dan
pecahan batu yang digunakan diubah- ubah.
Untuk mendapatkann mutu campuran yang baik, dapat dipadatkan dengan baik tanpa
penggunaan air terlalu banyak.
Untuk pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dibeton dan
dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah di campur dan dibiarkan dalam keadaan basah
dan terlindung dari sinar matahari selama tidakkurang dari 7 hari.
d. Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapid an diperkuat untuk mencukupi pengecoran
beton seperti tertera pada gambar.
Semua sambungsan- sambungan harus rapat untuk menjamin tidak terdapat kebocoran beton
basah pada cetakan. Cetakan tidak boleh debongkar selama 24 jam setelah pengecoran.
Permukaan beton hang horizontal dan terlihat harus diratakan sampai halus dengan sendok
baja, setelah pengerasan pertama dilakukan.
e. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar- gambar dan harus bersih
dan bebas dari debu.
f. Bata Putih
Bata putih yang bermutu harus digunakan harus mendapat persetujuan. Bilamana diminta,
pengeboran harus menyediakan contoh- contoh.
Bata putih harus dipasang rapid an sambungan-sambungan harus sama rata dengan
permukaan.adukan untuk bata merah terdiri atas 1 bagian semen 4 bagian pasir.
2. Blok Bantalan Penahan ( Thrust Block )
Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat- alat bantu lainnya harus
tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah pergeseran dari
pada peralatan- peralatan penyambungan.
Ukuran- ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihan dari gambar rencana.
Ujung- ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup- penutup yang di sekrup atau
yang di las pada pipa- pipa dan harus dilengkapi dengan blok- blok bantalan beton bertulang
seperti tertera dalam dalam gambar rencana.
Komposisi beton yang harus digunakan adalah 1:2:3 ( beton jenis BI sebagai minimum) atau
ditentukan lain oleh dansesuai dengan gambar- gambar rencana.beton tersebut harus
ditempatkan diantara tanah dan fitting alat bantu yang harus di angker. Beton harus dipasang
sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah di jangkau untuk perbaikan, kecuali jika
ditetapkan lain oleh tenaga ahli.
Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekanan untuk mengisi lebih pada
galian. Bila diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan
pembayaran tambahan.
3. Tiang Penyangga
Apabila diperlukan tiang- tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa
yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-
gambar rencana atau dan dengan petunjuk atau tenaga ahli.
4. Ruang Katup
Ruang katup ( Surface valve box dan valve chamber ) harus dibangun dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti pad gambar- gambar rencana. Ruang katub tidak boleh mengeluarkan/
meneruskan tekanan dari atas terhadap katup dan harus terletak di tengah dan di lampaui
bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuaidengan permukan jalan/ tanah setempat
atau pada permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dari tenaga ahli. Kotak luar harus
ditempatkan diatas plat beton bertulang yang dituang langsung ditempat sesuai gambar
rencana. Kotak- kotak luar akan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisa dalam dan sisa atas dari besi tulang disikat dengan sikat
kawat dan dicat dengan terbatu bara atau cat yang sejenis, yang di setujui oleh tenaga ahli.
Kkotak luar harus dipasang sedemikian rupa, sehingga setiap tegengan yang dapat diteruskan
ke katup. Hindra-hindra harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran pembuangan
dari katup api menjuruske jalan hidran disetel pada sebuah tegel/plat semen yang
dipancangkan dengan cara dituangkan + 20 liter beton (beton tipis) diatas tegel beton itu.
1. Umum
a. Uraian pekerjaan
Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa bermacam- macam ukuran
dan bahannya termasuk pemasangan katup ( valves ), benda khusus ( specials ), benda
sambungan ( fittings) meteran air dan benda- benda lainnya, dipasang atau dibangun sesuai
dengan gambar dan persyaratan disini. Peralatan bangunan untuk galian tanah, penggurugan
kembali, pengujian serta bahan- bahan untuk pembangunan bak katub blok bantalan, bak
meteran air yang tidak disediakan oleh pemberi tugas menyelesaikan pekerjaan pemasangan
seperti tertera pada gambar dan persyaratan ini harus diselesaikan oleh kontraktor.
b. Kontraktor menyediakan bahan/ peralatan
Kontraktor bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan peralatan serta bahan
tambahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan sesuai persyaratan ini dan tertera
dalam gambar ini. Akhirnya ia harus mempertimbangkan gqambar dan daftar peralatan/
bahan , pemberitugas penetapan bahan- bahan tersebut untuk diadakan, dibangun dan di
pasang membentuk susunan yang lengkap. Kontraktor bertanggung jawab atas pengangkutan
dan penanganan bahan/ peralatan dari tempat penampungan.
2. Pemasangan Pipa
a. Umum
Bila tidak ditentukan lain kontraktor harus memasang semua pipa, benda khusus, sambungan,
penutup, katub, penyangga baut, mur, paking, bahan penyambungan dan perlengkapan
lainnya sesuai dengan gambar dan persyaratan ini guna menghasilkan pemasangan yang
mudah dilakukan serta menyeluruh. Pada waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka
semua lubang pipa dan ujung pipa harus ditutup rapat- rapat guna menghindari dimasuki oleh
binatang atau benda- benda asing. Bila terjadi kerusakan pada pipa benda sambungan valve
atau perlengkapan lainnya selama penanganan, cepat- cepat kerusakan tersebut ditunjukkan
kepada Direksi. Direksi akan menerangkan cara perbaikannya atau menolak sama sekali
bahan yang rusak tersebut.
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang (tee) atau katup., harus
dilakukan dengan cara yang rapi dan mahir tanpa merusak pipa dan kelurusannya, serta
ujungnya rata bersudut siku-siku terhadap sambungan pipa.
3. Penyambungan Pipa
a. Sambungan “ push-on-joint”
Istilah “bell end” atau “ socket” pada pipa PVC yang digunakan di sini harus dianggap
sebagai ujung-ujung dari pipa “push – on – joint”.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan harus dimulai pada
bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.
Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan berhati-hati agar tidak
terjadi persentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian
akhiran yang dasar ke dasar socket, dengan alat coupling pusher atau peralatan lain yang
disetujui Direktur.
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dari minyak, pasir
dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk sambungan, maka gelang
karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dari gasket
ataupada akhiran dari pipa atau keduanya. Minyak gelang harus beasal dari persediaan yang
diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli. Tidak diperkenankan
mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
Pada waktu peletekan pipa dalam galian, letak ujung spigot – on – joint untuk membentuk
belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan Direksi/ Tenaga
Ahli dan petunjuk-petunjuk dari pabrik harus diikuti. Adalah penting untuk membuat
sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat setelah sambungan selesaikan.
5. Urugan Kembali
Urugan kembali tidak boleh dijatuhkan diatas bangunan atau pipa. Bahan yang dipakai untuk
urugan kembali, adalah bahan pilihan, bebas dari rumput, semak-semak dan tumbuhan lain-
lainnya, atau batu-batuan yang mempunyai ukuran lebih dari 15 cm, bahan yang diurugkan
setebal 15 cm dari bangunan atau ppa harus bebas dari batu-batuan, pecahan, gumpalan tanah
yang berukuran maksimum lebih besar dari 8 cm.
(2) Tidak boleh kurang dari empat (4) jam sesudah bagian pertama urugan kembali
diletakkan seperti yang disyratkan diatas, mengurug sisa lubang parit, kecuali pada
sambungan-sambungan atau mengikuti tata cara pengujian. Sisa lubang parit diisidengan
bahan urugan pilihan dari hasil galian serta diletakkan berlapis-lapis secara horizontal. Setiap
lapisan harus dibasahi, dipadatkan, digenangi air, digiling atau pemadatan secara lain, sampai
sembilan puluh porsen (90%) dari kepadatan maksimum bila parit galian akan dibawah
bagunan dan delapan puluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum ditempat lain.
Apabila bahan urugan kembali berpasir atau berbutir-butir alamiah dan lubang parit tidak
akan di bawah bangunan, serta pembuatan tidak berlapis-lapis, maka secara menggenangi
atau mengguyur. Melakukan dengan cara terakhir ini harus disetujui oleh instansi yang
berwenang akan jalan raya atau jalan umum. Bila cara menggenangidan mengguyur air
diperbolehkan, sisa urugan kembali dipasang berlapis-lapis tidak lebih dari 30 cm. Setiap
lapisan digenangi, diguyur dan ditusuk-tusuk hingga betul-betul bahan itu jatuh secara
menyeluruh sebelum dipasang lapisan berikutnya. Sebelum penggenangan dan pengguyuran
tersebut, pipa harus terisi air agar tidak terapung naik.
b. Uji Kepadatan
Apabila urugan kembali disyaratkan untuk dipadatakan sampai kepadatan yang telah
ditentukan, pengujian sesuai dilakukan oleh pemberi tugas beserta tanggungan biaya,
menggunakan peraturan pengujian yang ditentukan dalam ” cara pengujian hubungan antara
basah dan kepadatan tanah dengan menggunakan martil 10-lb dan dijatuhkan setinggi 16 inch
( ASTM – D – 1557) dengan menggunakan 3 lapisan berganti-ganti. Pengujian kepadatan
dilapangan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dalam ” cara pengujian kepadatan
tanah ditempat dengan cara konus pasir (ASTM – D – 1556).
Pasal 8
PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS PERPIPAAN
1. Tujuan
Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk menyakinkan/menjamin bahwa
sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor dan blok-
blok penahan (permanen) sanggup menahan tekanan sesuai rencana.
Pengisian Air
Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan pengisianmaksimum
200 meter / jam dan dijamin bahwa udara dalam pipa keluar.
Air diisi dititik terendah dari bagian pipa yang akan diuji.
Penti udara harus dalam keadaan terbuka penuh selam pengisian air sampai udara betul-betul
habis. Air yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus berasal dari
sumber yang telah disetujui dan memenuhi syarat kualitas air bersih. Biaya Pengadaan air
adalah tanggung jawab pemborong.
d. Urutan Pengujian
1) Pengujian Awal
Setelah diisi air, bagian pipa yang dilapisi semen harus didiamkan paling sedikit 24 jam,
dengan tekanan statis sebesar tekanan kerjanya. Selam 6 jam terakhir dari periode awal tadi,
tekanan harus dinaikkan sesuai tekanan pengujian. Jika terjadi penurunan volume air atau
tidak pengujian awal hannya didasarkan pada pengukuran penambahan volume.
Sedangkan untuk pipa yang lain didasarkan pada pengukuran penambahan volume air sesuai
dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan
membongkar kebocoran yang diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi penurunan
tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan membongkar kebocoran yang
diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan.
Pemborong harus menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan pelaksanaan
pengujian awal. Jika ada pergeseran perpindahan dan kebocoran pipa harus dilakukan
pengujian ulang.
2) Pengujian Tekanan
Besarnya tekanan pengujian, lama pengujian dan toleransi penurunan tekanan ditentukan
sesuai Tabel 1 yang tercantum pada gambar standar.
Hasil pengujian pipa tidak akan diterima, jika penurunan volume dari setiap bagian pipa yang
diuji lebih besar dari toleransi yang ditentukan ( dihitung dengan satuan liter per 100 m
panajang pipa ) sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan pada Bab sebelumnya. Formulir
standar ( ”Berita Acara Pengujian Pipa” ) harus digunakan untuk mencatat hasil pengujian.
e. Peringatan
Tidak diijinkan bekerja di dalam area / bagian pengujian, selama berlangsungnya pengujian
pipa.
f. Dasar Perhitungan Penambahan Volume
Pipa Baja dan PVC
Perhitungan penambahan volume air untuk jenis pipa baja dan PVC didasarkan pada :
q = 0,54 * 10 -4 *L * d * ( 1 – e(-h/4) ) * P
Dimana :
g. Penyelesaian Pengujian
Setelah ” Berita Acara Pangujian Pipa ” dtandatangani bahwa diterima dengan berhasil,
kontraktor masih harus bertanggung jawab untuk setiap tahapan pemasangan pipa hingga
seluruh sistem perpipaan selesai. Untuk itu perlu pengujian terakhir sebagai penyelesaian
pekerjaan kontraktor agar dapat dioperasikan perpipaan secara berurutan meliputi :
1. DATA PIPA
- Jenis Pipa : ............................................................................
- Diameter Pipa : ............................................................................ mm
- Class Pipa : ............................................................................
- Tipe Sambungan : ............................................................................
- Cement Lining Ada/Tidak Ada *)
- Lokasi Pipa : ............................................................................m
2. DATA PENGETESAN
- Elevasi Titik Pipa yang paling rendah : ........................................m
- Elevasi Titik Pipa yang paling Atas : ........................................m
- Elevasi Monoter : ........................................m
- Lama Pengetesan Awal : ........................................Jam
- Lam Pngetesan Utama : ........................................Jam
- Tekanan Test : ........................................ Bar
- Toleransi Penurunan Tekanan : ........................................ Bar
- Toleransi Penurunan Volume Air : ........................................ Ltr/100m2
3. HASIL TES UTAMA
TEST WAKTU TEKANAN PENURUNAN VOLUME AIR (LITER)
HARI JAM
Awal Test
Akhir Test
Lama Pengetesan Jam
4. CATATAN :
5. HASIL TEST :
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disetujui bersama untuk dipergunakan seperlunya.
PIHAK KE – II
Pelaksana
1. DATA PIPA
NO JENIS/ND KELAS PANJANG FUNGSI PIPA
1.
2. 3. 4. 5.
Total Pengujian Operasi :
2. DATA PENGUJIAN
Elevasi Muka Air Produksi/Sumber ( Tekanan Pompa = Nol a ) : .............. m
Lama Pengujian : ............................. Jam
NO JALUR UJI COBA NOMOR ELEVASI (M) MANO/AIR JARAK (M) TEKANAN
PENGAMATAN (MKA) JUMLAH SL KETERANGAN PENGAMATAN
1.
2.
3. 4. 5.
Mengetahui
( ....................... )
( .................. )
Semua pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sudah dibayar, akan
diukur menurut ketentuan di atas. Dengan melihat lepada semua ketentuan pembayaran dan
aturan pelaksanaan teknis maupun administrasi seperti yang diisyaratkan di dalam dokumen
kontrak, makan pelaksanaan pengukuran hasil kerja tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk serta persetujuan/tenaga ahli.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa memperhitungkan cara dimana
material galian akan dibuang dan hanya akan dibayar menurut harga satuan sesuai dengan
mata pembiayaan yang ada di dalam daftar cuantiítas harga. Harga tersebut harus telah
mencakup semua yang perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Pasal 9
MEMBONGKAR DAN MEMASANG KEMBALI PENGERASAN JALAN
1. Permukaan
Pelaksanaan jalan dirusak karena ada sangkut-pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan yang
ditentukan dalam kontrak harus dipasang kembali dengan macam yang sama dan lebih baik
oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan, peraturan dan pengaturan terakhir dibawah
pengawasan instansi yang berhak. Apabila jalar pengerasan kurang dari satu meter sisanya
antara lubang parit dengan selokan maka harus dibongkar (semua) dan akan diganti dengan
pengerasan pengganti yang baru. Pembongkaran permukaan pengerasan tidak boleh
kontraktor menggunakan peralatan yang akan merusak pengerasan sampingnya. Pengerasan
dari beton harus dipotong dengan peralatan gergaji beton sedangkan pondasi yang dari beton
sama dibawah permukaan aspal beton (Asphalt Beton Mix) tidak perlu dipotong dengan
gergaji. Permukaan aspal beton harus dibongkar dan dibersihkan menurut garis lurus.
Pasal 10
PEKERJAAN BETON
1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agragat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat
di dalamnya minimum sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.
Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki
kekuatan dan sifat-sifat lai sebagaimana disyaratakan.
Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya,
tetapi jumlah agragat halus harus selalu minimum dengan ketentuan bahwa bila dicampur
dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang/rongga-
rongga diantara agragat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam
adukan harus minimum sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsisitensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini menikuti British
Standart yang telah diterapkan dengantujuan menetapkan suatu standart yang dapat diterima.
Standard lokal atau standar lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh Direksi
sebagai setara.
3. Semen
Semen harus berupa Semen Portland ( PC ) biasa yang sesuai dengan Pedoman Pekerjaan
Beton sebagaimana dinyatakan dalam PPB/SKSNI T15-1991-03 atau British Standard No.
12: 1958 untuk kelas I – Z475. Semua semen harus berasal dari pabrikan yang sudah disetujui
oleh Direksi. Bilamana dikehendaki, harus memberikan pada direksi, satu copy sertifikat
pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan
dianalisa serta dalam segala hal sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalamtempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian.
Direksi berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak memuaskan, sekalipun sudah
terdapat sertifikat dari pabrikan.
Kontraktor harus menyediakan dan memberikan gudang-gudang di tempat yang sesuai untuk
penyimpanan dan menangani semen.
Gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan
berkapasitas cukup serta berlantai minimum harus 30 cm diatas tanah atau diatas air yang
mungkin tergenang di lantai.
Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau
bahan penutup lain yang tidak tembus air.
Semen harus segera mungkin digunakan setelah dikirim tiap semen yang menurut pendapat
direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun,
harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya. Semen-semen yang berlainan jenis
harus disimpan dalam gudang terpisah. Semen-semen harus disimpan menurut pangiriman
sedemikian sehingga yang dikirim lebih dahulu dapat dipakai.
4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBB/SKSNI T15-1991-03, Bagian 2 atau B.S.
No. 852 : 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang bertahap pada saringan 5 mm dan agregat halus adalah
agregat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 38 mm-5 mm.
Sebelum pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus
diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Dari tiap jumlah tersebut harus mengambil dua
contoh yang representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh direksi. Semuanya harus sesuai dengan British Standard No. 812 : 1968
atau yang setara.
Bila agragat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, harus mengusahakan agar seluruh
pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar
mutu dan gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
5. Air
Air sebagai bahan campuran beton harus bersih, bebas dari unsur-unsur atau kotoran yang
dapat mempengaruhi daya pengikatan semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan pengujian kimia setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada Kontraktor.
6. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang
ditetapkan, maka direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-
kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan
akhirnya tidak baik. Dalam hal ini kontraktor harus menyingkirkan beton yang ditolak
tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut
penilaian direksi sudah memuaskan.
7. Pengukuran Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang boleh
diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar diukur secara terpisah dengan alat
perimbangan yang disetujui , yang memenuhi ketepatan + 1 %. Pengukuran volume dapat
diijinkan asal disetujui oleh Direksi. Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan
dan mengukur air yang ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui
oleh direksi sebelum beton di cor.
8. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Pengadukan
harus memakai mixer yang digerakkan dengan daya yang tidak kontinyu serta mempunyai
kapasitas minimum 1 m3.
Jenisnya harus disetujui oleh direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana
dianjurkan oleh pabrikan.
Pengaturan, pengangkutan, pengukuran dan pengadukan bahan beton harus mendapat
persetujuan dari direksi bila mungkin, harus diatur sedemikian sehingga seluruh operasi dapat
dilihat dari suatu titik dan diawasi serta dicek oleh seorang pengawas.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudan disetujui oleh direksi
untuk mutu beton kelas III.
Pengadukan harus sedemikian sehingga bahan beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa
adanya air yang berlebihan.
17. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai sesuai oleh direksi. Harus
menyerahkan rancangannya untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum
pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus
yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
Bekisting dari kayu dan triplex 3 mm harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik.
Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Agar beton tidak menempel pada bekisting bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis
minyak yang jenisnya sudah disetujui sebelum beton dicorkan. Minyak pelumas baik yang
sudah atau belum dipakai tidak boleh dipakai untuk maksud ini. Harus diperhatikan agar besi
tulangan tidak terkena bahan pelapis semacam ini.
Pengikat baja untuk di dalam atu blok antara ( sapcer ) yang sudah disetujui boleh dipakai.
Bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-
kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan
beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara harus ditutup dengan raih segera setelah
bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu
beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus maka bekisting harus dilapisi
dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui Direksi. Pada umumnya bekisting dari
kayu lapis tidak boleh dipakai ulang lebih dari 3 kali. Sebelum memasang kayu bekisting,
Direksi akan memilih panil kayu lapis yang boleh dipakai ulang. Panil kayu lapis yang
ditolak oleh direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggungjawab atas
mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur ( 1,5 cm ) kecuali jika
ditetapkan lain pada gambar.
Bekisting untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu dan benda lainnya
dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan. Beton di bagian mananpun tidak boleh dicorkan
sebelum bekistingnya diperiksa dan disetujui oleh direksi.
19. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan dan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat dan dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak
boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
20. Bahan-bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard No.
785 atau yang setara untuk baja tulangan sedang yang polos. Baja tulangan bertegangan
tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984, British Standard No. 4449:1969
atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi.
Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimum 40,4 kg/cm2.
Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British Standard 4483 :
1969 atau yang setara.
21. Penyimpangan
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas dari muka tanah
atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
22. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan harus mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule) untuk
disetujui Direksi.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
diperlihatkan dalam gambar yang sesuai dengan British Standard 4483 : 1969 atau yang
setara dipasang pada posisi yang tepat seperti diperlihatkan pada gambar sehingga beton
deking yang ditetapkandapat dipenuhi di semua tempat. Baja harus ditekuk atau diluruskan
dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau
tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Harus diperhatikan agar panjang keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak tekukan,
tepat dan sesudah penekukan dan pemasangan batang baja tetap di tempat tanpa timbul
lengkungan atau puntiran.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekuak atau lengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah
per yang mempuyai diameter 4 kali besar batang yang ditekuk.
23. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus
ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam
menurut kebutuhan, dan pada persilangan-persilangan diikat dengan kawat baja yang dipilar
dingin dengan diameter tidak kurang dari 16 mm, ujung kawat harus diarahkan ke bagian
tubuh utama beton. Baja tidak boleh ditumpu dengan penahan logam yang menonjol sehingga
permukaan beton, pada tumpuan kayu atau kepingan-kepingan agregat kasar.
Bila pengatur jarak dari spesi pra cetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk
beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin.
Blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus
dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus berada ditempat
untuk mengecek, menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar konstuksi
atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan
dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah
mengering sebagian yang munkin menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum
pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi.
Pemberitahuan pada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dengan
tenggang waktu yang cukup.
Jarak minimum dari permukaan suatu barang termasuk sengkang ke permukaan beton
terdekat harus sesuai dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
24. Toleransi Untuk Beton yang Tidak Terbuka (Tidak Diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as blok/dinding/pelat harus tepat dalam atas-batas
toleransi 1 cm, tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan, Ukuran bagian antara lain
pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi -0,3 cm sampai dengan
+0,5 cm.
Pasal 11
BESI TULANGAN
1. Umum
a. Bidang Lingkup
Mengadakan, membuat dan memasang semua pembesian tulangan yang tertera digambarkan
dan yang dijelaskan dalam persyaratan ini. Pekerjaannya mencakup pemasangan semua
kawat ikat, jepitan penunjang dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan guna memenuhi
ketentuan persyaratan ini dan akan menghasilkan bangunan beton jadi, sesuai dengan teknik
praktis yang terbaik.
b. Gambar Kerja
Sebelum pembuatan besi tulangan, harus menyiapkan dan menyampaikan kepada Direksi
gambar kerja, diagram pembengkokan, daftar pemasangan. Persetujuan terhadap gambar
dagang terbatas untuk mengikuti secara umum gambar kontrak.
Harus bertanggungjawab akan ketelitian ukuran dan perincian, ukuran dan perincian tersebut
harus diteliti oleh direksi sewaktu pemasangan.
Persetujuan direksi terhadap gambar kerja tersebut tidak membebaskan dari kesalahan-
kesalahan salah satu macam di dalam gambar kerja.
c. Standart
Apabila peraturan lokal tidak memiliki persyaratan yang dapat digunakan, memperinci dan
menempatkan batangan tulangan harus sesuai dengan pedoman standart praktis. (ACI –
Designation 318).
2. Bahan
Besi tulangan adalah besi beton polos atau berulir dengan tegangan 2400 kg/cm2 dan harus
sesuai dengan persyaratan PBI, 1971-NI-2 atau JIS-G-3112, Batangan Besi Tulangan Beton
”atau standart International lainnya yang dapat diterima.
3. Pembuatan
Tualangan harus dibuat seteliti mungkin berukuran seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Diperhatikan secara khusus tidak menggunakan cincin ( Beugel) yang berkelebihan
ukurannya agar mendapatkan selimut beton (beton dekking)
Tulagan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yanga akan melukai bahannya.
Tulangnya yang dipanaskan untuk membengkokkan tidak diperbolehkan. Pembengkokan dan
penekukan harus secara dingin, kecuali ditentukan lain dalam gambar atau diperintahkan;
dibengkokkan melalui melingkari sebuah pen berdiameter tidak kurang dari 6 x diameter
batangnya, kecuali batangan yang 25 mm lebih, bagaimanapun pen berdiameter yang tidak
kurang dari 8 x diameter batangnya.
Batang untuk sengkang ( beugel ) dan pengikat harus dibengkokkan mengelilingi pen yang
berdiameter tidak kurang dari 2,5 kali tebal batang yang terkecil.
4. Pemasangan
Besi tulangan didudukkan secara tidak tepat sesuai dengan gambar, diperkokoh dengan
diikatan kawat beton atau jepitan yang cocok, setiap jarak tertentu, ditunjang atau diberi
anatara dengan bantalan beton atau logam atau dengan gantungan dari logam. Jepitan atau
ganjalan dari logam tidak boleh terpasang berhubungan dengan scuan. Kawat ikat diharuskan
ditekuk menghindari acuan agar menghasilkan selimut beton yang disyaratkan.
a. Sambungan batang
Kecuali lain tertera ditentukan digambarkan, sambungan tulangan vertiakal dalam kolom dan
semua sambungan batangan yang lain harus ada lewatan minimal 64 x diameter batangnya.
Panjang lewatan bagi batang yang beda diameternya berdasarkan diameter yang terbesar.
Batang lewatan dapat dilas sesuai dengan persyaratan lokal.
b. Izin Direksi
Tidak diperbolehkan menutupi besi tulanagan dengan beton sebelum diperiksa oleh Direksi
jumlah dan letak tulangan dan diberi izin melanjutkan dengan pembetonan.
Sebelum Direksidiberi cukup waktu untuk memeriksanya.
5. Pelurusan
Besi tulangannya tidak boleh diluruskan dalam hal ini mencakup pekerjaan pembuatan
saluran air hujan, gorong-gorong dan lain-lain serta perbaikan kembali bangunan/pagar yang
terkena proyek.
Pasal 12
PEKERJAAN PEMASANGAN
1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar rencana tersebut, mak Pemborong harus minta
persetujuan Direksi untuk menetapkannya. Untuk dinding-dinding penahan tanah atau
bangunan-bangunan seperti pelengsengan batu dan sebagaimana harus diberi lubang drainase
dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana,
makalubang-lubang tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang ¹,5
m dan diletakkan sedikit diatas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak di bayarkan
tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok, atau pasangan lain yang digunakan
untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.
2. Standar
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standar sebagai berikut :
a. Peraturan umum untuk Bahan Bangunan NI-3
b. Syarat-syarat untuk kapur Bahan Bangunan NI-7
c. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
d. Peraturan Bata Merah Bangunan Indonesia NI-10
e. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di bidang Perumahan
3. Bahan – bahan
a. Semen Portland
Semen yang dipakai di sisni adalah dari jenis kualitas yang dipakai pada padapekerjaan beton
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada peraturan Semen Portland
Indonesia NI-8
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sbb :
a. Butir-butir pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanaya zat-zat
organik tidak boleh tua dari larutan normal.
d. Bagian yang hancur dari pengergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh
lebih dari 10 %.
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 6 % alkali,
dihitung sebagai Natrium Oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat reaktif
terhadap alkali.
f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu dengan
adukan semen dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian selama 7
hari.
g. Pasir laut untuk adukan sama sekali tidak diiperbolehkan.
h. Butir-butir pasir harus apatb melalui ayakan yang berlubang 3 mm.
c. Batu Alam
Untuk pasangan batu alam dipakai batu kali dengan permukaan yang kasar dan ini digunakan
untuk pekerjaan pondasi/talud, dan juga bisa digunakan batu karang. Untuk keperluan ini
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus cukup keras, besih dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. Batu bulat atau batu pecah tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
c. Batu karang harus sebagian besar berwarnaputih atau kuning muda dan tidak hitam, biru
atau kecoklatan-coklatan, tanpa garis-gais kelapukan, mempunyai kepadatan dan warna puth
yang merata.
Pengadukan dan pelaksanaan :
1. Adukan
Semua pasangan batu kali dilakukan dengan ¹ bagian PC (Portland Cement ) dan 4 bagian
pasir ukuran isi untuk setiap campuan )
2. Pelaksanaan
Pondasi pasangan batu kali harus disusun dan dibangun menurut ukuran dan tinggi seperti
ditunjukkan dalam gambar.
d. Bata Merah
Batu merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan
produksi lokal dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak
jauh menyimpang. Batu merah yang dipakai harus berkualitas No. ¹ berwarna merah tua
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya
tekan ultimate 30 kg/m2 . Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas
matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan memakai karung basah.
1. Macam Adukan
a. Susunan
1 Bagian PC : 3 Bagian Pasir = Adukan pasangan kedap air
1 Bagian PC : 4 Bagian Pasir = Adukan pasangan tidak terkena air
b. Adukan
Adukan yang akan diaduk harus dengan adukan atau dengan tangan yang dapat disetujui,
ditempat yang bersih. Tidak ada adukan yang telah mulai mengeras dipakai atau
menghancurkan kembali untuk dipakai ulang.
2. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan dibangun sesuai dengan ukuran, ketebalan dan ketinggian seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
Bila harus dipasang dengan ikatan anatara dengan sambungan yang diratakan seperti lajunya
pekerjaan dan tidak ada bagian yang dilaksanakan lebih dari 1 meter pada suatu waktu.
e. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai seperti yang
dipakai untuk pekerjaan beton.
f. Lain-lain
Bahn-bahan lain yang dapat dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan
lain-lainnya harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang diisyaratkan
pada saat rapat penjelasan.
4. Adukan
a. Mencampur
Adukan harus dicampur di temapt tertentuyang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap airyang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi. Kalau
tidak ditentukan lain mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan tangan ( dengan
memakai cangkul dan sebagainya ) sampai memperlihatakan warna adukan merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.
b. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya perekat antar mortar plesteran
dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, .................................2011
Perencana
CV ……………