Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH INDEPEDENSI,PROFESIONALISME
ETIKA AUDITOR, DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DI PROVINSI BALI

OLEH:

NAMA : NI KETUT OLVIANA SARTIKA DEWI


NPM : 1833121416
JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020
PENGARUH INDEPEDENSI,PROFESIONALISME
ETIKA EDITOR, DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DI PROVINSI BALI

A. Latar Belakang

Perjalanan ekonomi di jaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa

peran industry adalah salah satu penunjang perekonomian, oleh karena itu

sangat penting adanya suatu penyelidikan yang detail atas laporan keuangan

dalam perusahaan karena di dalam suatu laporan keuangan dapat terkuak

rahasia-rahasia besar dalam perusahaan, maka dari itu diperlukannya orang

yang berkompeten dalam hal ini yaitu auditor. Agar keputusan yang di ambil

nantinya tepat dan tidak adanya kecurigaan yang membuat adanya manupulasi

dari laporan keuangan

Kualitas adalah suatu hal yang tindakan melalaui suatu opini dari

seseorang untuk seseorang dalam melakukan penilaian terhadap suatu

pekerjaan yang dilakukannya agar dapat dipercaya, seperti contoh seoarang

auditor melakukan pengauditan dengan melakukan berbagai aspek untuk dapat

menilai laporan keuangan dengan secara absah tanpa kekeliriuan dan tanpa

campur tangan intern perusahaan, sehingga kualitas seorang auditor tidak

dipertanyakan lagi profesinya dan akan menimbulkan suatu opini yang baik

dari masyarakat. Dengan kata lain suatu kualitas sangat penting dalam

mempertimbangkan

`
Profesi Akuntan Publik merupakan profesi yang di akui memiliki

profesionalisme tinggi dalam menganalisis suatu laporan keuangan sehingga

banyak orang (masyarkat) menyakini bahwa untuk mendapatkan ke valid an

suatu laporan keuangan dibutukan nya pihak ketiga (auditor ). Dari profesi

akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak

memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

laporan keuangan (Mulyadi dan Puradireja, 1998). Profesi akuntan public ini

sendiri juga di gunakan untuk meningk atkan ke absahan laporan keuangan

suatu perusahaan sehingga memiliki suatu nilai yang tinggi dalam

pertimbangan dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan.

Dengan banyak nya suatu kecurigaan atas laporan keuangan maka instansi

atau perusahaan tertentu memerlukan Akuntan Publik ( audit eksternal ) untuk

meninjau lebih detail laporan keuangan karena dalam suatu laporan keuangan

sangat penting memiliki dua ( 2 ) karakteristik ini, yaitu relevan (relevance)

dan dapat diandalkan (reliable). Sehingga nantinya laporan keuangan itu benar

– benar bisa di pertanggung jawabkan dan dapat digunakan dalam melakukan

pertimbangan suatu keputusan bagi perusahaan. Jasa dari para akuntan ini

bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik ( KAP ) atau para auditor eksternal

sangat dibutuhkan karena sebagai suatu penjamin atas laporan keuangan

memang benar – benar relevan serta dapat menambah nilai dari pihak lain yang

berkepentingan. Akuntan Publik adalah profesi yang memberikan pelayanan

bagi masyarakat umum, khususnya di bidang audit atas laporan keuangan.

Audit ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan

`
informasi seprti, investor, kreditor, calon kreditor dan lembaga pemerintah

(Boyton & Kell, 2006:16 dalam Suseno 2013)

Jasa yang diberikan oleh kantor akuntan publik yaitu dalam bidang

auditing, dan tipe penugasan atestasi lain. Audit merupakan suatu kajian

pengevalusian bukti – bukti yang ada dengan secara objetif dan sistematik

suatu laporan keuangan untuk mendapatkan ke valid an dari sebuah laporan

keuangan tersebut atau untuk mengurangi sebuah ketidak selarasan antara

beberapa oknum perusahaan sehingga dibutuhkan nya pihak ketiga ( audit )

dalam menselaraskan hal tersebut sehingga investor atau kreditor dapat yakin

atas laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan. Salah satu tujuan

audit adalah untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Mulyadi 2002:9).

Tugas akuntan publik yang lain adalah memeriksa laporan keuangan dan

bertanggung jawab atas opini yang diberikan atas kewajaran laporan keuangan

sehingga bisa digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.

Guna untuk menunjuk profesionalisme seorang akuntan public maka

auditor dalam melaksnakan tugasnya harus berpedoman pada standar audit

yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ), yaitu standar umum,

standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dan di mana standar umum

merupakan suatu cerminan kualitas pribadi yang memang harus dimiliki oleh

seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian atau

keterampilan dan pelatihan teknis yang cukup sehingga dapat melaksanakan

prosedur audit. Sedangkan pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur

`
suatu cara auditor dalam melakukan prosedur dalam pengumpulan data dan

kegiatan lainnya selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk

membuat atau Menyusun suau laporan keuangan yang di auditnya secara

keseluruhan.

Setiap orang harus memiliki etika saat melakukan segala tindakan nya

sehingga dapat membuat orang menjadi segan terhadapnya. Etika bagi seorang

auditor adalah suatu sikap dan perilaku untuk berlaku dengan kliennya dan

dapat menunjukan eksitensinya. Etika adalah suatu sikap dan perilaku untuk

menaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku sebagai suatu proses

yang sistematis untuk memperoleh bukt – bukti secara objektif ( kompasiana

2010).

Pengalaman kerja adalah suatu tolak ukur untuk menjadikan seseorang

memiliki kefasihan terhadap kemampuan yang dimiliki nya. Pengalaman akan

mebuat seseorang akan memiliki unsur baru dalam dirinya untuk itu suatu

pengalaman adalah hal yang perlu di lakukan sebagai suatu pertuangalan dan

dapat menujukan jati diri. Besarnya kepercayaan masyarakat ( pengguna jasa

akuntan ) terhadap para auditor nya karena mereka percaya bahwa para auditor

memiliki kualitas dalam menjalan kan pekerjaannya. Tapi Menurut Alim dkk

( 2007 ).

Kasus pelanggaran pada profesi auditor telah banyak dilakukan, mulai

dari kasus Enron di Amerika sampai dengan kasus Telkom di Indonesia.

Sehingga ke profesionalisme dan kredibilitas auditor dipertanyakan dengan

adanya Kasus Telkom tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh SEC

`
dimana SEC tentu memiliki alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui

keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi

dan independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki

auditor. AAA Financial Accounting Commite (2002) dalam Christiawan

(2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu

kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung

terhadap kualitas audit. Sehingga muncul pertanyaan apakah hal ini merupakan

permainan dari manjemen perusahaan. Jika memang hal tersebut terjadi maka

sebagus apapun opini dari auditor tidak berpengaruh terhadap resiko yang

dialami oleh investor dan kreditor.

Dan ada kasus juga mempengaruhi kepercayaan dari klien terhadap

auditor dan di pertanyakan nya suatu kualitas audit. Seperti kasus auditor

ekternal yang memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan

keuangan konsolidasian PT Asuransi Jiwasyara (persero) dan entitas anaknya

pada tanggal 31 Desember 2016. Laba bersih Jiwasraya yang dimuat dalam

laporan keuangan yang telah diaudit dan ditandatangani oleh auditor tanggal 15

Maret 2017 itu menunjukkan laba bersih tahun 2016 adalah sebesar Rp 1,7

triliun. Sementara itu laba bersih Jiwasraya menurut laporan keuangan auditan

tahun 2015 adalah Rp 1,06 triliun. Pada 10 Oktober 2018, Jiwasraya

mengumumkan tak mampu membayar klaim polis JS Saving Plan yang jatuh

tempo sebesar Rp 802 miliar. Seminggu kemudian Rini Soemarno yang

menjabat sebagai Menteri Negara BUMN melaporkan dugaan fraud atas

pengelolaan investasi Jiwasraya ( Kompasiana:2018). Walapun faktanya bahwa

`
kasus jiwasraya ini belum diselesaikan sampai saat ini, sehingga banyak opini

public yang terkikis atas kepercayan terhadap audit. Dan seperti yang diketahui

pada kasus ini bahwa PT Asuransi Jiwa Sraya ( persero ) mendapatkan opini

tanpa pengecualian, yang seharusnya laporan keuangan mendapat wajar

dengan pengecualian, dan apakah mendapatkan kewajaran atau tidak. Sehingga

ini dapat mengiring opini public tentang bahwa opini audit dapat di

manupulasi. Seharusnya auditor berpedoman pada standar yang telah

ditetapkan dalam memberikan opininya terhadap suatu laporan keuangan,

namun dalam proses nya dilapangan dapat dimanupulasikan kebenaranya.

Dari penjabaran yang penulis jelaskan, maka dari itu penulis ingin

membahas kualitas audit. Dan penulis membuat judul indenpedensi,

profesionalisme, etika auditor dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit.

Yang dimana sangat di butuhkan oleh seorang auditor dalam melaksanakan

fungsi dalam pemeriksaan laporan keuangn karena selain mempertimbangkan

dalam penyusunan hasil pemeriksaan, juga untuk mencapai harapan kerja yakni

suatu kulitas dari seoarang auditor

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, maka rumusan masalah yang

akan penulis ajukan dalam penelitian ini. :

1. Bagaimana pengaruh indenpensi audit terhadap kualitas audit ?

2. Bagaimana pengaruh profesionalisme audit terhadap kualitas audit ?

`
3. Pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit ?

4. Bagaimana pengaruh pengalaman kerja audit terhadap kualitas audit ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetauhui apakah independensi audit mempengaruhi

kualitas audit

2. Untuk mengatahui apakah profesionalisme audit mempengaruhi

kualitas audit

3. Untuk mengetahui apakah etika auditor mempengaruhi kualitas

audit

4. Untuk mengetahui apakah pengalaman kerja audit mempengaruhi

kualitas audit

2. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat yang didapat berguna bagi beberapa pihak yang berkepentingan

yaitu :

a. Kegunaan Teoritis/Akademis

Penelitian ini diharapkan mengembangkan pengetahuan ,wawasan

dan pembahana penulis dalam bidang audit dan tentang kualitas

auditor sehingga dapat melatih cara pandang yang objektif dan

`
sistematis..

b. Kegunaan Praktis/Empiris

1. Bagi penulis

Merupakan suatu pembelajaran dan pelatihan secara

intelektual yang diharapkan mampu memperkuat daya piker

ilmiah serta meningkatkan kompetensi ilmiah dalam

dispilin ilmu yang sedang dijalankan khususnya ilmu

akuntansi

2. Bagi Auditor

Para auditor dapat memahami bahwa seberapa besar

pengaruh dari kompetensi, independensi, profesionalisme

dan pengalaman kerja terhdap kualitas dari seorang auditor.

3. Bagi KAP ( Kantor Akuntan Publik )

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi kantor akuntan public ( KAP ) agar dalam

melakasankaan tugasnya sebagai auditor selain mematuhi

standar umum audit dan kode etik profesi senantiasa juga

meningkatkan kualitas audit baik proses maupun hasil audit

yang baik.

4. Bagi perusahaan/masyarakat

Penelitian ini diharapakan dapat digunakan

perusahaan/masyarakat dalam pemahaman tentang kualitas

`
seorang auditor di dalam menjalan kan tigas profesinya ini,

sehingga dapat menjadi pertimnbangan nantinya.

D. Landasan Teori

1. Teori Entitas ( Entity Theory )

Teori Entitas ( Entity Theory ) dari Kalbers dan Fogarty (1993) yang

menyatakan bahwa setiap entitas bisnis dalam hal ini Kantor Akuntan

Publik menjalankan aktivitas usahanya untuk memenuhi berbagai

pihak yang berkepentingan ( stakeholder ). Teori entitas menekankan

pada konsep kepengelolaan “stewardship” dan pertanggungjawaban

“accountability” dimana bisnis peduli dengan tingkat keberlangsungan

usaha dan informasi keuangan usaha bagi pemilik ekuitas dalam

rangka pemenuhan kebutuhan legal dan menjaga suatu hubungan baik

dengan pemegang ekuitas tersebut dengan harapan mudah memperoleh

dana di masa depan (Paton, 1962). Teori entitas dapat juga

menjelaskan pengungkapan informasi yang ada di internet sehubungan

dengan tanggungjawab dan akuntabilitas perusahaan ke pemegang

saham, dan dalam rangka upaya untuk mencapai kebutuhan informasi

pengguna, dimana kerangka peraturan yang ada telah mendorong

perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna

secara simultan, dan internet menawatkan diri sebagai alat menyajikan

`
informasi kepada pengguna dalam areal yang lebih luas dalam waktu

yang sama (Khan, 2006). Berdasarkan Lymer et al., (1999), terdapat

berbagai badan yang sangat aktif memperhatikan penyebaran informasi

melalui media IFR, seperti IMF, IASB, International Federation of

Accountants (IFAD), Web Trust, COB (Francis), FASB, dan lainnya.

Badan tersebut telah menyatakan potensi penyebaran informasi data

akuntansi secara elektronik dengan berbagai cara.

2. Pengertian Audit

Audit merupakan suatu kajian terhadap evaluasi atas laporan

keuangn di mana laporan keuangan ini akan memuat banyak keputusan

dalam perusahaan, sehingga sangat penting pengauditan dalam perusahaan

selain mengurangi rasa kecurigaan dalam perusahaan juga dapat

digunakan sebagai keabasahan bagi para investor dan kreditor. Menurut

Mulyadi (2016;9) secara umum , auditing adalah suatu proses sistematik

untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai

pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan

tujuan untuk Menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan –

pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian

hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Menurut Mulyadi

(2016;11), ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah

pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau

organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan

`
tersebut menyajikan dengan wajar, dalam semua hal material, posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tesebut. Materialitas

adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,

yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan

perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan

kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilang atau

salah saji itu. Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji

yang dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak

terpengaruh oleh salah saji tersebut. Jadi audior harus mempertimbangkan

keadaan yang berkaitan dengan entitas dan kebutuhan informasi pihak

yang akan meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan.

pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau

tidak pernah membuat kesalahan.Adapun Bedard (1986) dalam lastanti

(2005) mengartikan keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang

memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang

ditunjukkan dalam pengalaman audit. Berdasarkan uraian di atas,

kompetensi mempunyai dua faktor penting, yaitu pengetahuan dan

pengalaman. Dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang tinggi

akan menghasilkan audit yang berkualitas tinggi. Hal ini diperkuat lagi

dengan hasil penelitian oleh Alim dkk (2007); Elfarini (2007); Efendy

(2010); Indah (2010); dan Irwansyah (2010) yang menyatakan bahwa

kompetensi mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan penelitian tersebut

`
telah membuktikan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh terhadap

kualitas audit.

3. Indenpedensi

Menurut Mulyadi (2016;62) dalam menjalankan tugasnya Kantor

Akuntan Publik (KAP) harus selalu mempertahankan sekap mental

indenpen didalam memberikan jasa profesinal akuntan publik yang

ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi

independen dalam fakta maupun dalam penampilan. Independensi berarti

akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan

memihak kepentingan siapapun.

Akuntan publik juga berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada

manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan

pihak yang lain meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik.

Didalam kode etik akuntan publik disebutkan bahwa independensi adalah

sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak

mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Independensi ini

sendiri merupakan suatu sikap mental dari seorang akuntan di mana

seorang akuntan harus memiliki sifat yang tidak terikat oleh siapa pun baik

itu pemilik kepentingan atau pihak lainnya. Independensi dapat

diproksikan menjadi empat subvariabel, yaitu yang pertama lama

`
hubungan dengan klien (audit tenure), dimana pemerintah Indonesia

membatasi masa kerja auditor paling lama hanya 3 tahun untuk klien yang

sama, sedangkan untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5

tahun.

Hal ini dilakukan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien

sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Karna apabila

auditor terlalu dekat dengan klien akan membuat auditor puas dengan yang

telah dilakukannya sehingga prosedur audit yang yang dilakukannya

menjadi kurang tegas dan tergantung pada pernyataan manajemen. Jadi

apabila semakin rendah lama hubungan dengan klien (audit tenure) akan

semakin tinggi independensi auditor. Yang kedua tekanan dari klien, hal

ini biasanya muncul pada situasi konflik antara auditor dengan klien

dimana auditor dank lien tidak sependapat dengan beberapa hasil

pengujian laporan keuangan. Sehingga membuat klien berusaha

mempengaruhi auditor untuk melakukan tindakan yang melanggar standar

auditing, termasuk dalam pemberian opini yang tidak sesuai dengan

keadaan klien. Jadi apabila semakin rendah tekanan dari klien akan

semakin tinggi independensi auditor. Yang ketiga telaah dari rekan auditor

(peer review), hal ini dilakukan sebagai cara untuk memonitor auditor agar

dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit yang menuntut

transparasi pekerjaan. Biasanya peer review dilakukan rekan auditor dalam

satu Kantor Akuntan Publik (KAP).

`
Jadi apabila semakin tinggi telaah dari rekan auditor (peer review)

akan semakin tinggi independensi auditor. Yang terakhir jasa non-audit,

maksudnya disini adanya kantor akuntan yang memberikan jasa lain selain

audit misalnya jasa konsultasi manajemen dan perpajakan. Hal ini dapat

mengakibatkan auditor kehilangan independensi karena secara langsung

auditor akan terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jadi apabila

semakin rendah jasa non-audit akan semakin tinggi tinggi independensi

auditor. Berdasarkan uraian di atas, independensi mempunyai empat faktor

penting, yaitu lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari

klien, telaah dari rekan auditor (peer review) serta jasa non-audit. Dengan

tingkat independensi yang tinggi akan menghasilkan audit yang

berkualitas tinggi. Hal ini diperkuat lagi dengan hasil penelitian oleh

Harhinto, 2004; Alim dkk, 2007; Elfarini, 2007; Indah, 2010; Irwansyah,

2010 yang menyatakan bahwa independensi mempengaruhi kualitas audit.

Berdasarkan penelitian tersebut telah membuktikan bahwa independensi

mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit.

4. Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu tanggung jawab terhadap pekerjaan

yang di kerjaakan. Dalam akuntan ke profesionalisme adalah cerminan

dari sebuah kepercayaan yang diingginkan klien terhadap akuntan. Sikap

profesionalisme merupakan Tindakan dengan penuh pertimbangan akan

`
suatu hal yang dikerjakan nya dan penuh kehai – hatian dalam

menjalankannya. Sikap profesionalisme akan mengambil keputusan

berdasarkan pertimbangan yang dimilikinya yaitu berdasarkan yang

petama pengabdian pada profesi, auditor yang mengabdi kepada

profesinya akan melakukan totalitas kerja dimana dengan totalitas ini dia

akan lebih hati-hati dan bijaksana dalam melakukan audit sehingga dapat

menhasilkan audit yang berkualitas. Jadi apabila semakin tinggi

pengabdian pada profesi akan semakin tinggi profesionalisme auditor.

Yang kedua kewajiban sosial, auditor harus mempunyai

pandangan bahwa tugas yang dilaksanakannya untuk kepentingan publik

karena dengan pendapat auditnya terhadap suatu laporan keuangan akan

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemakai laporan auditan.

Oleh karena itu auditor mempunyai kontribusi yang sangat besar bagi

masyarakat serta profesinya. Jadi apabila semakin tinggi kewajiban sosial

akan semakin tinggi profesionalisme auditor.

Yang ketiga kemandirian, dimana seorang auditor dituntut harus

mampu mengambil keputusan sendiri tanpa adanya dari pihak lain sesuai

dengan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat berdasarkan kondisi dan

keadaan yang dihadapinya. Jadi apabila semakin tinggi kemandirian akan

semakin tinggi profesionalisme auditor.

Yang keempat keyakinan terhadap profesi, dimana seorang auditor

akan lebih yakin terhadap rekan seprofesinya, hal ini dapat dilakukan

`
dengan meminta rekan seprofesi untuk menilai kinerjanya. Jadi apabila

semakin tinggi kemandirian akan semakin tinggi profesionalisme auditor.

Yang terakhir hubungan dengan sesama profesi, auditor mempunyai ikatan

profesi sebagai acuan, dengan adanya ikatan ini akan membangun

kesadaran profesional auditor. Jadi apabila semakin tinggi hubungan

sesama profesi semakin tinggi profesionalisme auditor. Berdasarkan uraian

di atas, profesionalisme mempunyai lima faktor penting, yaitu pengabdian

pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi

dan hubungan dengan sesama profesi. Dengan tingkat profesionalisme

yang tinggi akan menghasilkan audit yang berkualitas tinggi. Hal ini

diperkuat lagi dengan hasil penelitian oleh Irwansyah, 2010; Martiyani,

2010; Nisfusa, 2010; Rosnidah dkk, 2010; Setiawan, 2012 yang

menyatakan bahwa profesionalisme mempengaruhi kualitas audit.

Berdasarkan penelitian tersebut telah membuktikan bahwa profesionalisme

mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit.

5. Etika Auditor

Auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan

audit harus mengacu pada standar audit ini, dan auditor wajib mematuhi

kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar

audit. Kode etika ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :

(1) auditor dengan rekan sekerjanya, (2) auditor dengan atasannya, (3)

auditor dengan auditan (objek pemeriksanya), dan (4) auditor dengan

`
masyarakat. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk

membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi diri mereka sendiri

maupun orang lain. Seringkali dilema etika yang berasal dari pilihan

membawa kebaikan pada pihak lain. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan

dengan klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi

dengan masyarakat. Keberadaan kode etik menyatakan secara eksplisit

beberapa kriteria tingkah laku yang harus ditaati oleh suatu profesi.

6. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja sangat dibutuhkan dalam menilai suatu kualitas

dalam pekerjaan. Begitupun bagi seorang akuntan pengalaman kerja

merupakan suatu petualangan akan keahliaan dan keterampilan yang

dimiliki dan seberapa pbesar pengetahuan yang dimilikinya untuk

menerapkan keahliannya dan juga untuk mendapat kepercyaan dari

kliennya. Pengalaman kerja dalam melakukan pemeriksaan laporan

keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit.

Pengetahuan auditor akan semakin berkembang seirirng bertambahnya

pengalaman melakukan tugas audit. Paragraf ketiga SA seksi 210

menyebutkan: “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu

pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang

ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing”. Keahlian dalam bidang

akuntansi dan auditing ini dapat dicapai melalui pendidikan formal yang

`
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dalam tugas pengauditan

(SPAP:2001).

7. Kualitas Audit

Audit merupakan penilaian atas dasar bagus tidaknya suatu

pemeriksaan yang dilakukan auditor yang sesuai dengan hasil yang dapat

dipertanggungj jawabkan dan sesuai dengan standar prosfesional akuntan

public. De Angelo (1981) dalam Nizarul Alim dkk (2007) mendefinisikan

kualitas audit sebagai “Probabilitas dimana seorang auditor menemukan

dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

kliennya.”

Deis dan Giroux (1992) dalam Nizarul Alim dkk (2007)

melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan

dengan kualitas audit yaitu lama waktu auditor telah melakukan

pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang

auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit

yang dihasilkan akan semakin rendah; jumlah klien, semakin banyak

jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan

jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya; kesehatan

keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada

kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti

standar; dan review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika

`
auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh

pihak ketiga. Audit memiliki fungsi sebagai proses untuk mengungkapkan

kesalahan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang

saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan

terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama

para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan laporan

keuangan hasil auditan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit

yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi

antara pihak manajemen dan pemilik.

AAA Financial Acountung Commite (2000) dalam Reza Okta

Suharta (2012) menyatakan bahwa: “Kualitas audit ditentukan oleh dua

hal yaitu kompetensi dan independensi”. Kedua hal tersebut berpengaruh

langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi.”

Dari pengertian tentang kualitas audit diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana

ketika auditor mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan

kesalahan atau pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan

melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam

melaksanakan tugasnya auditor tersebut harus berpedoman kepada standar

auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

E. Publikasi Penelitian Sebelumnya

`
Dea Bilgis Pangesti, Widhy Setyowati (2018), melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Persepsi Etis, Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan

Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit.” Penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh persepsi etis, pengalaman auditor, tekanan ketaatan

dan kompleksitas tugas terhadap kualitas audit judgement. Variabel

independen dalam penelitian ini terdiri dari pengaruhpersepsi etis, pengalaman

auditor, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas Populasi penelitian ini

adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling,

dengan sampel sejumlah 81. Data primer diperoleh dengan menggunakan

kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode analisis data regresi linier

berganda dengan bantuan SPSS 24.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

persepsi etis berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit judgement

dan tekanan ketaatan berpengaruh negative sifnifikan terhadap kualitas audit

judgement. Pengalaman auditor dan kompleksitas tugas berpengaruh negative

tidak signifikan terhadap kualitas audit judgement.

Putu Setia Ariningsih dan I Made Mertha (2017), melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Independensi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko

Audit, Dan Gender Pada Kualitas Audit.” Kualitas audit merupakan gabungan

probabilitas seorang auditor untuk dapat menemukan dan melaporkan

penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh independensi,

`
tekanan anggaran waktu, risiko audit, dan gender pada kualitas audit.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Kota Denpasar yang

terdaftar dalam Directory IAPI tahun 2016. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik kuisioner.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) Kota Denpasar dengan jumlah responden sebanyak 40

auditor. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode non

probability sampling dengan teknik sampling jenuh. Analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan

bahwa variabel independensi berpengaruh positif pada kualitas audit, tekanan

anggaran waktu berpengaruh negatif pada kualitas audit dan risiko audit

berpengaruh negatif pada kualitas audit.

Elisha Muliani Singgih Dan Icuk Rangga Bawono (2015) melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due

Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit.” Hasilnya

membuktikan bahwa kemandirian, pengalaman, karena perawatan profesional

dan akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit secara bersamaan. Selain itu,

penelitian ini membuktikan hal itu independensi, karena perawatan

profesional dan akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit secara parsial,

tetapi pengalaman tidak memengaruhi kualitas audit. Penelitian ini juga

membuktikan bahwa independensi adalah faktor dominan yang mempengaruhi

kualitas audit. Untuk penelitian selanjutnya, kami sarankan untuk

memperpanjang cakupan area survei dan menambahkan lebih banyak variabel

`
yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

Ayu Dewi Riharna, Najib Arifuddin dan Asri Usman (2015)

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keahlian, Independensi, dan

Etika terhadap Kualitas Audit .” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh keahlian (kompetensi), independensi, dan etika terhadap kualitas

audit pada auditor pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer) pada auditor pemerintah

(auditor eksternal) yang disebar kepada 50 responden. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kausalitas. Uji hipotesis dengan menggunakan regresi

sederhana menunjukkan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap

variabel kualitas audit, begitu pula dengan independensi dan etika. Sedangkan

uji hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan

bahwa keahlian, independensi, dan etika secara bersamasama berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit, yaitu sebesar 67,8% sedangkan sisanya,

yaitu sebesar 32,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Etika merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan keahlian (kompetensi)

dan independensi merupakan faktor yang menunjang terhadap kualitas audit.

Implikasi dari penelitian ini adalah untuk peningkatan kualitas audit dari

auditor pemerintah yang bekerja di BPKP sehingga mampu memberikan jasa

yang diharapkan masyarakat. Dalam rangka peningkatan kualitas audit

tersebut, maka diperlukan adanya peningkatan (1) keahlian, yaitu dari

pengalaman dan pengetahuan, (2) independensi, yaitu Independence in fact

dan Independence in appearance, dan terakhir (3) etika dengan menjunjung

`
tinggi Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia.

Rita Anugerah dan Sony Harsono Akbar (2015) melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas Dan

Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit.” Penelitan ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh kompetensi, kompleksitas tugas dan skeptisme

profesional terhadap kualitas audit auditor Inspektorat se-Provinsi Riau.

Dengan menggunakan analisis regresi berganda, 129 orang auditor yang

bekerja pada Inspektorat Pemerintah provinsi, 2 inspektorat pemerintah kota

dan 10 inspektorat pemerintah kabupaten menjadi responden penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan skeptisme professional

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sementara kompleksitas tugas

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Implikasi dari penelitian ini

menekankan pentingnya pengetahuan audit dan skeptisme professional auditor

diterapkan dalam setiap penugasan auditor.

Berdasarkan Publikasi Penelitian Sebelumnya dapat disimpulkan matrik

sebagai berikut :

`
Tabel 1

Publikasi Penelitian Sebelumnya

Ket. Penelitian I Penelitian II Penelitian III Penelitian IV Penelitian V Penelitian

sekarang
Nama peneliti Dea Bilgis Putu Setia Elisha Muliani Ayu Dewi Rita Anugerah Ni Ketut

Pangesti, Ariningsih dan I Singgih Dan Icuk Riharna, Najib dan Sony Olvaiana Sartika

Widhy Made Mertha Rangga Bawono Arifuddin dan Harsono Akbar Dewi

Setyowati Asri Usman


Tahun 2018 2017 2015 2015 2015 2020

penelitian
Identifikasi Variabel Variable Variabel Variabel Variabel Variabel

Variabel Independen Independen (X) Independen ( X ) Independen ( X) Independen Independen

( X ) Persepsi Independensi, Independensi, Keahlian, (X) (X)

Etis, Tekanan Pengalaman, Due Independensi, dan Kompetensi, Indepedensi,

Pengalaman Anggaran Waktu, Professional Care Etika Kompleksitas Profesionalisme,

Auditor, Risiko Audit, Dan Dan Akuntabilitas Variabel Tugas Dan Etika Auitor

Tekanan Gender Variabel Dependen Dependen ( Y ) Skeptisme Dan

Ketaatan Dan Variabel (Y) Kualitas Audit Profesional Pengalaman

Kompleksitas Denpenden ( Y ) Kualitas Audit Variabel Kerja

Tugas Kualitas Audit Dependen ( Y ) Variabel

Variabel Kualitas Audit Dependen ( Y )

Dependen(Y) : Kualitas Audit

`
Kualitas Audit
Teknis Uji regresi regresi linier Uji Asumsi Klasik, regresi sederhana, analisis regresi Uji regresi linier

analisis data linier berganda. Uji Hipotesis Regresi linier berganda berganda

berganda Berganda
Hasil Hasilnya menunjukkan Hasil penelitian Proses tahap
Hasil analisis analisis
Penelitian membuktikan bahwa keahlian, menunjukkan penelitian
menunjukkan menunjukkan
bahwa kemandirian, independensi, dan bahwa
bahwa bahwa variabel
pengalaman, karena etika secara kompetensi dan
variabel independensi
perawatan bersamasama skeptisme
independensi berpengaruh
profesional dan berpengaruh professional
berpengaruh positif pada
akuntabilitas signifikan berpengaruh
positif pada kualitas audit,
mempengaruhi terhadap kualitas signifikan
kualitas audit, tekanan anggaran
kualitas audit secara audit, yaitu terhadap
tekanan waktu
bersamaan. Selain sebesar 67,8% kualitas audit,
anggaran berpengaruh
itu, penelitian ini sedangkan sementara
waktu negatif pada
membuktikan hal sisanya, yaitu kompleksitas
berpengaruh kualitas audit dan
itu independensi, sebesar 32,2% tugas tidak
negatif pada risiko audit
karena perawatan dipengaruhi oleh berpengaruh
kualitas audit berpengaruh
profesional dan faktor lain. terhadap
dan risiko negatif pada
akuntabilitas kualitas audit.
audit kualitas audit.
mempengaruhi
berpengaruh
kualitas audit secara
negatif pada
parsial, tetapi
kualitas audit.
pengalaman tidak

memengaruhi

kualitas audit

`
Teori utama : Penelitian Pendukung :
Dea Bilgis Pangesti, Widhy Setyowati (2018)
Pengaruh Persepsi Etis, Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan
Entity Theory Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit.
Teori yang digunakan : Putu Setia Ariningsih dan I Made Mertha (2017)
Pengertian Audit Pengaruh Independensi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit,
Independsi Dan Gender Pada Kualitas Audit.
Profesionalisme Elisha Muliani Singgih Dan Icuk Rangga Bawono (2015) Pengaruh
Etika Auditor Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Gambar 1
Pengalaman Kerja Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit
Kualitas Audit Ayu Dewi Riharna, Najib Arifuddin dan Asri Usman (2015)
Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas
F. Kerangka Pemikiran

Audit .
Rita Anugerah dan Sony Harsono Akbar (2015)
Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas Dan Skeptisme
Profesional Terhadap Kualitas Audit.
dan pengalaman kerja terhadap Kualitas Audit.

Hipotesis :
H1 : independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit
H2 : profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit
H3 : etiaka auditor berpengaruh positof terhadap kualitas audit
H4 : pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit

Analisis Regresi Linier Berganda


Kerangka Pemikiran Analisis independensi, profesionalisme, etika auditor

Hasil Penelitian

Simpulan
G. Kerangka Konsep

Untuk mengetahui kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 2. gambar 2

Pengaruh independensi, profesionalisme, etika auditor dan pengalaman kerja

terhadap kualitas Audit

2.2

Independensi ( X1 )

Profesionalisme ( X2 )

Kualitas Audit ( Y )

Etika Auditor ( X3 )

Pengalaman Kerja (X4)

`
H. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan secara sementara untuk kemudian dibuktikan

kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat ditarik suatu

hipotesis sebagai berikut.

1. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Putu Setia Ariningsih dan I Made Mertha (2017) menemukan bahwa

hasil penelitan ini menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh

positif terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali.

Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan bahwa Independensi

Auditor tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas Audit.

Hal ini disebabkan terdapat kemungkinan jika auditor menemui kesulitan

ketika mempertahankan sikap mental independennya yang disebabkan

karena lama hubungan dengan klien, selain itu independensi tidak dapat

diturunkan dari sikap mental auditor tetapi harus dibangun berdasarkan

kesadaran dari masing-masing auditor. Independensi seseorang juga dapat

dibangun melalui pengalaman yang telah mereka peroleh. Namun, dalam

penelitian ini sebagian besar responden baru memiliki masa kerja dalam

bidang audit adalah satu tahun, ini menyebabkan pengalaman yang mereka

miliki masih belum cukup.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai

berikut:

`
H1 : Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit

2. Pengaruh Profesionalisme Terdahap Kualitas Audit

Elisha Muliani Singgih Dan Icuk Rangga Bawono (2015) menyatakan

bahwa Hasilnya membuktikan bahwa kemandirian, pengalaman, karena

perawatan profesional dan akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit

secara bersamaan. Selain itu, penelitian ini membuktikan hal itu

independensi, karena perawatan profesional dan akuntabilitas

mempengaruhi kualitas audit secara parsial, tapi tidak terlalu segnifikan

mempengaruhi kualitas audit , dan lebih mengemukan terhapa independesi

yang mempengaruhi kaulitas audit.

H2 = Profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

hal ini mengartikan bahwa etika berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit dengan tingkat kesalahan adalah 5% . Untuk persamaan

regresi antara variabel etika terhadap kualitas audit dinyatakan dengan

menunjukkan nilai koefisien regresi Hasil uji hipotesis ketiga ini

menunjukan bahwa terlihat hubungan yang signifikan antara etika dengan

kualitas audit, sehingga sudah mendukung hipotesis ketiga. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H3 = etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

`
4. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit

Dea Bilgis Pangesti, Widhy Setyowati (2018) Pengalaman dalam

pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit

berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh

auditor dari pendidkan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin

baik seiring bertambahnya pengalaman. Penelitian William Jefferson

wiratama , Ketut Budiartha menemukan bahwa variabel pengalaman kerja

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H4 = Pengalaman Kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

I. Metode Penelitian

1. Tempat dan Objek Penelitian

a. Tempat Penelitian

Dalam Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

Provinsi Bali terdapat 16 kantor audit yang menjadi peneliatian

penulis dan merupakan anggota dari Istitut Akuntan Publik

Indonesia ( IAPI ) atau bisa melalui web resmi IAPI

Daftar Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bali

No. Nama Kantor Alamat Kantor Telpon

`
Akuntan Publik Akuntan
Publik
1 KAP Arimbawa Jl. Tukad Citarum No. 08123992391
28A.
2 KAP Arnaya & Jl. Cargo Indah IIIA (0361) 4714308
Darmayasa Perum. Melang Hill
No. 1, Ubung
3 KAP Artayasa Jl. Buana Raya, Ling. (0361) 9073749
Buana Mas Indah No.
D2/6 Kel.
Padangsambian, Kec.
Denpasar Barat
4 KAP Budhananda Jl. Tukad Irawadi No. (0361) 245644
Munidewi 18A Lantai 2&3 Kel.
Panjer, Kec. Denpasar
Selatan
5 KAP I Wayan Jl. Rampai No. 1A (0361) 297150
Ramantha Lantai 3 Denpasar
6 KAP Drs.Ida Bagus Jl. Hasanuddin No. 1 (0361) 234960,
Djagera Denpasar 225138, 227460

7 KAP Johan Malonda Jl. Muding Indah I No.5 (0361) 434884


Mustika & Rekan Kuta Utara, Kerobokan
(Cab.)
8 KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyusari (0361) 225580
Gang II No.5 Panjer,
Denpasar
9 KAP Drs. Ketut Jl. Gunung Agung (0361) 9078774
Budiartha, Msi & Perum Padang Pesona
Anggiriawan Graha Adhi Blok A6,
Denpasar Barat
10 KAP Ketut Muliartha Jl. Drupadi No. 25 Kel. (0361) 248110
RM Sumerta kelod, Kec.
Denpasar Timur
11 KAP Rama Wendra Jl. PB. Sudirman (0361) 3073333
(Cab.) Denpasar

12 KAP Drs. Sri Marmo Jl. Gunung (0361) 480032


Djogosarkoro Muria No. 4

`
Monang-Maning
Denpasar
13 KAP Drs. Wayan Jl. Jalan Pura Demak I (0361) 7422329
Sunasdyana Gg. I B No. 8, Teuku
Umar Barat, Pemecutan
Kelod
14 KAP I Gede Bandar Jl. Halmahera No.21 081999863928

Wira Putra Dauh Puri Kelod,

Denpasar Barat
15 KAP I Gede Oka Jl. LC Batubidak V (0361) 9069498

No.1,Kuta Utara, Badung


16 KAP Made Merta Jl. Drupadi XIV No.3 (0361) 234960

Sumerta Kelod, Denpasar

Utara

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kompetensi, independensi,

profesionalisme dan pengalaman kerja dan kualitas audit yang

tercatat di Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi memiliki pengertian sebagai seluruh

kumpulan elemen (orang, kejadian, produk) yang dapat digunakan

`
untuk membuat beberapa kesimpulan (Wijaya, 2013:27). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di kantor

Akuntan Publik pada tahun 2020 yaitu 16 kantor akuntan public ( KAP

) wilayah provinsi bali

b. Sampel

Sampel dipilih dari para auditor yang bekerja di 16 Kantor

Akuntan Publik (KAP) perwakilan provinsi bali yang berjumlah 82

orang yang diwakili oleh 60 auditor sebagai responden pada kantor

tersebut. Penulis menggukan metode teknik sampling random. Menurut

Riduwan (2004:58) simple random sampling adalah cara pengambilan

sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa

memperhatikan stata ( tingkatan ) dalam anggota pupulasi tersebut.

Bersasarkan metode tersebut maka kriteria penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Responden tidak dibatasa oleh jabatan auditor pada KAP

( partner, senior, atau junior auditor ) sehingga semua auditor

yang bekerja di KAP dapat diikut sertakan sebagai responden

2. Responden adalah orang -orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara, Adapun yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah KAP se-Provinsi Bali,

Menurut surakhmad ( 1994 : 100 ) dalam Riduwan

`
( 2004 :65 ) berpendapat apabila populasi sebanyak kurang

lebih dari 100 maka pengambilan sampel sekurang –

kurangnya 50% dari ukuran populasi.

3. Identifikasi Variabel

a. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = Kualitas Audit

b. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

X1 = Indepedensi

X2 = Profesionalisme

X3 = Etika Audit

X4 = Pengalaman Kerja

4. Definisi Operasional Variabel

`
Definisi operasional adalah penelitian construct sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur. Dalam penelitian ini dikemukakan definisi

operasional variabel sebagai berikut:

a. Kualitas Audit (Y)

Kualitas audit adalah praktek atau proses kerja yang ditentukan.

Ada sebuah pilihan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk

melakukan audit yang tepat, yaitu planning, pelaksanaan audit

(dimana hasilnya dipublikasikan), dan hasil audit (berupa tanggapan

dari audit). Kualitas audit adalah suatu dari sikap dalam diri seorang

auditor tersebut, karena dalam kualitas merupakan suatu penilaian

terhadap hasil yang telah dicapai.

Semua instrument dalam kuisioner menggunakan skala likert

dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1,

Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju

(S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.Responden

diminta memberikan pendepat setiap butir pertanyaan, mulai dari

sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

b. Independensi ( X1 )

Menurut Mulyadi (2016;62) dalam menjalankan tugasnya Kantor

Akuntan Publik (KAP) harus selalu mempertahankan sekap mental

`
indenpenden didalam memberikan jasa profesinal akuntan publik yang

ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi

independen dalam fakta maupun dalam penampilan. Independensi

berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak

dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik juga

berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik

perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak yang lain

meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Didalam kode

etik akuntan publik disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang

diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai

kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan

dengan prinsip integritas dan objektivitas. Indikator yang digunakan

dalam mengukur variabel Independensi sebagai berikut:

a. Hubungan dengan klien

b. Hubungan dengan masyarakat

c. Independensi pelaksanaan pekerjaan

d. Independensi pelaporan.

Independensi diukur dengan 12 pertanyaan. Satuan pengukur yang

digunakan adalah skala likert dengan 5 pengukur skor pada variabel.

c. Profesionalisme ( X2 )

Profesionalisme adalah sikap yang dimiliki seseorang dalam

menjalankan tugasnya atau dengan kata lain sebuah prinsip yang

`
menjadi landasan dalam melakukan suatu pekerjaan agar hasilnya

tidak diragukan lagi. Apalagi bagi seorang auditor suatu ke

profesionalisme an seorang audtor harus benar benar selalu berjalan di

jalannya, karena seorang auditor adalah suatu profesi yang tidak boleh

terikat oleh seseorang atau manajemen untuk tujuan tertentu dalam

hal apapun dan harus tetap menjaga hal itu. Indikator yang digunakan

dalam mengukur variabel profesionalisme sebagai berikut:

a. Pengabdian pada profesi

b. Kewajiban social

c. Kemandirian

d. Keyakinan profesi

e. Hubungan dengan rekan seprofesi.

Profesionalisme diukur dengan 10 pertanyaan. Satuan pengukur

yang digunakan adalah skala likert dengan 5 pengukur skor pada

variabel.

d. Etika Auditor ( X3 )

Auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan

audit harus mengacu pada standar audit ini, dan auditor wajib

mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari standar audit. Kode etika ini dibuat bertujuan untuk mengatur

hubungan antara : (1) auditor dengan rekan sekerjanya, (2) auditor

dengan atasannya, (3) auditor dengan auditan (objek pemeriksanya),

dan (4) auditor dengan masyarakat. Manusia senantiasa dihadapkan

`
pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang memiliki

konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Seringkali

dilema etika yang berasal dari pilihan membawa kebaikan pada pihak

lain. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel Etika profesi

sebagai berikut:

a. Kepribadian

b. Kecakapan professional

c. Tanggung jawab

d. Pelaksanaan kode etik

e. Penafsiran dan penyempurnaan kode etik.

Etika auditor diukur dengan 15 pertanyaan. Satuan pengukur yang

digunakan adalah skala likert dengan 5 pengukur skor pada variabel.

e. Pengalaman Kerja (X4)

Pengalaman kerja dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit.

Pengetahuan auditor akan semakin berkembang seirirng bertambahnya

pengalaman melakukan tugas audit. Paragraf ketiga SA seksi 210

menyebutkan: “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu

pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai

seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing”. Keahlian

dalam bidang akuntansi dan auditing ini dapat dicapai melalui

pendidikan formal yang dikembangkan melalui pengalaman-

`
pengalaman dalam tugas pengauditan (SPAP:2001). Variabel

pengalaman kerja yang diukur menggunakan indicator :

1. Lama kerja menjadi auditor

2. Banyaknya penugasan yang telah ditangani auditor

3. Pendidikan berkelanjutan

Pengalaman kerja diukur dengan 13 pertanyaan. Satuan pengukur

yang digunakan adalah skala likert dengan 5 pengukur skor pada

variabel.

5. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, narasi,

gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto.

2. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan/scoring (Sugiyono, 2019:9). Data

kuantitatif dalam penelitian ini adalah jumlah auditor yang

bekerja pada masing-masing KAP di wilayah Bali dan hasil

kuesioner yang telah dijawab oleh para auditor yang diukur

dengan menggunakan skala likert.

`
b. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer

merupakan sumber data yang dipeoroleh secra langsung dari

sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer yang

digunakan berupa data subyek (self report data), dimana peneliti

menggunakan kuisoner atau wawancara, yaitu orang merespon

atau menjawab pertanyaan – pertanyaan yang peneliti berikan

berupa :

1. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, posisi

di KAP, jenjang pendidikan, lama berprofesi sebagai

auditor, dan jumlah penugasan

2. Opini atau tanggapan dan jawaban kuisoner responden

atas indenpendensi, profesionalisme, etika auditor dan

pengalaman kerja.

Dan juga peneliti memperhatikan 3P, yaitu

1. Person : jika sumber data merupakan orang. Person

yaitu sumber data berupa jawaban lisan melalui

wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

2. Place : jika sumber data berupa tempat. Place yaitu

sumber data menyajikan tampilan berupa keadaan

diam dan bergerak

`
3. Paper : jika sumber data berupa symbol. Paper

merupakan sumber data yang menyajikan tanda –

tanda huruf, angka, gambar, atau symbol symbol lain.

Pengertian paper bukan terbatas hanya pada kertas,

tapi juga berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar, dan

sebagainya, yang cocok untuk penggi

6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan Langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data, tanpa mengetahui Teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, dalam

penelitian penulis menggunakan Teknik pengumpulan berupa angket

(kuesioner). Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atas hal - hal yang ia ketahui (Arikunto,2002) dalam (Rapina

dkk,2010). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga

tahapan yaitu :

1. Tahap pendahuluan

Pada tahap ini penulis melakukan pencairan informasi tentang

Kantor Akuntan Publik (KAP) di Provinsi Bali dan selanjutnya

surat izin penelitian dari pihak kampus, peneliti mengadakan

peneliti di Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut.

`
2. Tahap persiapan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan mempelajari literature

yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Tahap pelaksanaan penelitian

Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan dating secara langsung

ke Kantor Akuntan Publik (KAP) di Provinsi Bali dan melakukan

penyebaran kuesioner pada para auditor untuk memperoleh data

penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini. Setelah itu data

diperoleh langkah berikutnya adalah melakukan analisi data.

7. Teknik Anlisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan

model regresi.Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya

masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokkan

model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukkan ke dalam

serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistic yang

terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistic

deskriptif dan uji statistic untuk pengujuan hipotesis

a. Analisis data

1. Analisis Regresi Berganda

Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis regresi linear berganda. Menurut Sugiyono (2016 : 275),

`
analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis

ini digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh pemegang saham

pengendali, dewan komisaris, dan komite audit terhadap kualitas

audit. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda

adalah sebagai berikut:

Y =  + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 e .........................(1)

Keterangan:

Y = kualitas audit

= konstanta

1-4 = koefisien regresi variabel X1 hingga X4

X1 = Indepedensi

X2 = Profesionalisme

X3 = Etika Auitor

X4 = Pengalaman kerja

e = Error

Dalam analisis regresi berganda menggunakan koefisien determinasi

(Adjusted R-square) dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Y). Teknik analisis ini juga memerlukan Uji F yang dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi pada tabel Annova. Uji t digunakan untuk

membuktikan hipotesis dalam penelitian ini. . Bila nilai signifikansi

annova < = 0,05 maka model ini dikatakan layak atau variabel bebas

mampu menjelaskan variabel terikat.

`
2. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen amat sangat terbatas (Ghozali, 2016:95).

Koefisien determinasi menunjukkan persentase tingkat kebenaran

suatu prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan.

3. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini

menggunakan uji signifikan parameter individual (Uji Statistik t).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:98). Uji

statistik t digunakan untuk pengujian secara satu persatu pengaruh

dari masing-masing variabel independen terhadap dependen

dengan tingkat signifikan 0,05. Penerimaan atau penolakan

hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Hipotesis nol (H0) diterima jika nila signifikan <0,05,

`
artinya ada pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat.

2) Hipotesis nol (H0) ditolak jika nilai signifikan >0,05,

artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan

terikat.

b. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validasi ini digunakan sebagai indeks yang menunjukan

sejauh mana suatu alat pengukur tersebut benar-benar menguji

dan mengukur konsep yang seharusnya perlu diukur. Penelitian

ini uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan

valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2016:52).

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

`
reliable jika memberi nilai Cronbach Alpha (a)>o,70 (Ghozali,

2016:47).

c. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai

residual terdistribusi dengan normal atau tidak. Model regresi

yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati

normal. Uji normalitas data terlihat pada pola kurva

penyebaran P Plot. Pola penyebaran memiliki garis normal

kurva maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Uji t mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil

(Ghozali, 2016:154).

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas adalah uji yang bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang

tinggi antara variabel bebas (independen) dalam suatu model

regresi linear berganda. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari

nilai tolerance dan lawannya, dan varianceinflation factor

(VIF) kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

`
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah

nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10

(Ghozali, 2016:104).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang dapat memenuhi persyaratan adalah

dimana terdapat kesamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

(Ghozali, 2016:134).

J. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara garis besar agar lebih jelas dan

teratur, berikut dikemukakan sistematika penulisan:

BAB I PENDAHULUAN

`
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori, publikasi

penelitian sebelumnya, rumusan hipotesis serta kerangka

pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang objek penelitian, metode

penentuan sampel, identifikasi variabel, definisi operasional

variabel, jenis data, metode pengumpulan data, serta teknik

analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang letak geografis lokasi penelitian,

sejarah singkat, struktur organisasi, serta aktivitas perusahaan.

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data dan

pembahasan hasil penelitian.

`
BAB VI PENUTUP

Bab ini terdiri dari simpulan dan saran-saran dari hasil

penelitian yang dilakukan

Daftar Pustaka

Astriningrum, Rutiyana T. 2012. Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Tekanan

Ketaatan Dan Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgement Pada Kantor

Akuntan Publik Di Dki Jakarta. Universitas Bina Nusantara.

Dewi, et al. 2015. Pengaruh Gender, Pengalaman Audit, Kompleksitas Tugas,

dan

Tekanan Ketaatan Terhadap Audit Judgement. Universitas Narotama.

Fitriani, Seni D,I. 2012. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas, Tugas,

Pengetahuan dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement. Jurnal

Akuntansi Universitas Diponegoro. Vol 3 No 3.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

`
Handani, Rachmat, dkk. 2014. Pengaruh tekanan ketaatan, Independensi,

kompleksitas tugas dan etika terhadap audit judgement.Universitas Riau.

JOM FEKON Vol.1 No.2.

Hasanah, Nurul dan Lin R. 2016. Determinan Audit Judgement: Studi Pada

Kantor

Akuntan Publik Di Jakarta Selatan. Universitas Pamulang. Jurnal Ilmu

Akuntansi. Vol. 9 (2).

Ikatan Akuntan Indonesia (2012), Standar Profesional Akuntan Publik

Jakarta:Salemba Empat.

Idris, Seni F. 2012. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas

Pengetahuan

dan Persepsi Etis terhadap Audit Judgement, Skripsi. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Jayanti, Dwi. 2017. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Kompleksitas Tugas,

Tekanan Ketaatan Dan Etika Auditor Terhadap Audit Judgement (Studi

Empiris Pada Kantor Inspektorat Se-Eks Karesidenan Surakarta).

Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pritta, A. Putri dan Herry L. 2013. Pengaruh Lingkungan Etika, Pengalaman,

`
uditor dan Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas Audit Judgement. Jurnal

Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Hal 1-11.

Puspitasari, N. 2014. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas,

Pengetahuan,dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement Studi Empiris

pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putra dan Puspita R. 2016. Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Pengalaman

Auditor dan Kompetensi Profesionel Terhadap Audit Judgement (Studi

Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Wilayah DKI Jakarta dan

Tangerang Periode 2016). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 5 No. 2.

Putu Nuarsih dan I Made M. 2017. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan

Ketaatan dan Senioritas Auditor Pada Auditor Judgement. Universitas

Udayana. E-Jurnal Akuntansi. Vol. 20. 1. Hal 144-172.

Tielman, Elisabeth M.A., Dr. H. Sugeng Pamudji, Msi.,Akt. 2012. Pengaruh

Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran Waktu, Kompleksitas Tugas,

Pengetahuan dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement.

Diponegoro University.

Wibowo, Ery. 2010. Pengaruh Gender, Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan

`
Terhadap Auditor Judgement. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Vol. 1 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai