PENDAHULUAN
A.1. UMUM
Proposal Teknis ini disusun dan diajukan Konsultan PT. Perentjana Djaja Lelang
yang di keluarkan oleh Panitia Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo Tahun Anggaran 2007, Direktorat
Jenderal Bina Marga untuk pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat –
Paket 7.
Sehubungan dengan itu, kami mengajukan suatu Dokumen Usulan Teknis beserta
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang disusun sesuai dengan Pokok – pokok
Acuan Tugas (Terms of Reference).
1. PENDAHULUAN
Menguraikan singkat latar belakang penyedia jasa, meliputi organisasi
pengalaman.
2. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Menjelaskan pengalaman perusahaan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir yang sesuai dengan pekrjaan yang akan dilaksanakan dan pengalaman
perusahaan mencakup jumlah orang bulan yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan, waktu pelaksanaan, uraian proyek, nilai kontrak dan instansi
pengguna jasa.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 1
3. PEMAHAMAN TERHADAP KAK
Uraian tentang pengertian jasa atas lingkup proyek, sasaran, kebutuhan jenis dan
jumlah tenaga ahli dan substansi laporan yang dihasilkan berdasar
dokumen seleksi.
5. APRESIASI INOVASI
Dalam hal ini penyedia jasa berpendapat KAK perlu disempurnakan, maka
penyedia jasa dapat mengusulkan inovasi yang secara konsisten dituangkan
dalam penawaran teknis mamupun penawaran biaya.
7. RENCANA KERJA
Uraian mengenai pelaksanaan pekerjaan meliputi pola kerja, sistematika
pengumpulan data, analisi permasalahan, pemecahan masalah, konstribusi
masing – masing tenaga ahli dalam setiap kegiatan dan laporan.
12. LAPORAN
Menguraikan tentang laporan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
ada dalam kerangka acuan kerja.
15. PENUTUP
B. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Proposal ini dipersiapkan oleh PT. Perentjana Djaja selaku konsultan yang telah
lulus prakualifikasi dalam Pengadaan Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo.
Uraian berikut member gambaran tentang segala yang dimiliki oleh perusahaan dan
pengalamannya yang terkait. Rincian lebih lanjut dari latar belakang perusahaan dan
aktifitasnya diberikan pada lembar – lembar berikut ini.
Sejak didirikan tahun 1962, PT. PERENTJANA DJAJA telah membina suatu staff
tetap yang terdiri dari Insinyur, Arsitek, Surveyor, ahli lanskap, Perencana,
Agronomist, Ekonomist, dll.
Saat ini PT. PERENTJANA DJAJA mempunyai staff lebih kurang 285 orang
dimana
105 orang diantaranya adalah sarjan dari berbagai ilmu (pemegang gelar Msc. Ir dan
Bsc) disamping tenaga teknik non-gelar, Inspector, Surveyor, Laboratory Teknisi,
juru gambar, programmer dan tenaga administrasi lainnya.
Dalam penanganan berbagai masalah proyek PT. PERENTJANA DJAJA ada
dalam posisi untuk mendapatkan solusi teknis terbaik yang memungkinkan dan
pendekatan ekonomis untuk masing – masing proyek.
Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. PERENTJANA DJAJA menempati
gedung Wisma Pede di Jalan MT Haryono Kav. 17, Jakarta Selatan dengan
peralatan kerja lengkap termasuk jaringan computer beserta software (perangt lunak)
untuk rancang bangun, penggambaran dan pengendalian konstruksi.
- Survey;
- Studi dan Proyek Apraisal;
- Rancangan dan Perencanaan;
- Rancang Bangun dan Rencana Detail;
- Penelitian;
- Supervisi, Pengelolaan Proyek dan Monitoring;
- Technical Asistance & Advisory; dan
- Manajemen Teknik.
Nama kegiatan ini adalah Paket Pengawasan Teknik Pelaksanaan Jalan untuk
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan (P2JJ) Gorontalo.
Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk pekerjaan
Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7, maka konsultan berkesimpulan bahwa
seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka acuan kerja secara jelas telah
mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat
dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan,
persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka
acuan kerja.
1. Dalam kerangka acuan kerja tidak diberikan sedikit ulasan kondisi masing-
masing proyek yang akan dilakukan pengawasannya sehingga agak sulit untuk
menentukan durasi waktu pelaksanaan bagi kontraktor, namun demikian dalan jadual
personil sudah ditentukan lamanya penugasan untuk masing-masing tenaga ahli
pada tiap lokasi royek, sehingga konsultan dalam usulannya hanya mengikuti batas
waktu yang telah ditentukan dan tidak dapat memperkirakan waktu pelaksanaan
dengan tepat.
2. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi
teknis yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan. Melalui rapat
koordinasi SKNVT P2JJ Gorontalo dapat melakukan standarisasi prosedur, tata cara
kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan.
3. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi di Provinsi Gorontalo
sejak awal hingga akhir masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan
demikian tercipta homogenitas pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di
seluruh tim, sehingga masing-masing field team dapat bekerja secara harmonis.
E.APRESIASI INOVASI
Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan tata
cara pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja Kontraktor
dan Konsultan.
Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan cara
kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan
dilapangan diterapkan system kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan
yang detil mengenai system ini pada saat pre-contruction meeting. Sistem kendali mutu ini
akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat
sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat
dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh
konsultan apabila ada hal-hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing
proyek.
Dengan diterapkannya secara khusus system ini maka akan semakin mudah untuk
melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga
dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.
Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal
lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat
penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari
perbedaan-perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management
proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung
tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal
yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini
saling mendukung antara system kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat
menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering
dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.
F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Tugas utama Konsultan Pengawasan Teknik adalah menyiapkan informasi berupa data
teknik dan melaksanakan proses administrasi proyek, melaksanakan pemeriksaan dan
pengawasan secara terus-menerus, di lapangan termasuk melakukan pengujian-pengujian,
mengevaluasi dan memperbarui data serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi
bagi SKNVT Proyek Fisik.
Secara umum dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa konsultan pengawas
merupakan institusi yang independen dalam membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik pada saat melaksanakan pekerjaan fisik yang mencakup
pengendalian keuangan, waktu dan mutu dengan rincian umum tugasnya sebagai berikut :
Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar F, maka konsultan akan merinci
pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
`
Koordinasi proyek
Survey, verifikasi
data, pengendalian Inspeksi lapangan
kerja
Responding
Pengawasan kemajuan
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 14
F.1. MASA PRA PELAKSANAAN
a.1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan :
1) Materi
• Organisasi Kerja.
• Tata cara pengaturan pelaksanaan.
• Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target
volume, mutu dan waktu.
• Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.
• Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual
check), koordinasi dengan tim perencana.
• Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana
quality control bahan yang akan digunakan.
• Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 15
• Penyusunan rencana kendali mutu proyek.
• Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana.
• Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna
penyesuaian gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.
• Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan,
keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuaransi-
asuransi, peralatan-peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu
lintasnya.
• Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, lokasi AMP,
penentuan instansi penguji independent.
• Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan
fisik.
• Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus
dibuat oleh masing-masing pihak.
• Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur
pembayaran.
Cukup sedikit sekali atau tidak ada lobang Penetrasi macadam baru, Latas
5–6 – lobang, tepi permukaan jalan rata-rata lasbutag setelah pemakaian beb
Rusak berat, banyak lobang dan seluru Semua tipe-tipe perkerasan yan
2–3
perkerasan hancur diperhatikan lagi
- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, krikil, tanah
timbunan, batu.
- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah
volume yang ada,
- Perkiraan jarak angkut bahan dari quarry ke base camp proyek.
- Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya (km / Sta)
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir.
- Lokasi lereng
- Depan Dimensi lereng yang meliputi benteng, lebar, kebebasan, dan
kondisi lereng.
- Perkiraan volume pekerjaan dan jenis perlindungan yang perlu untuk
dilakukan.
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
- Foto dokumentasi sebanyak minimal 2 (dua) lembar untuk setiap
lereng yang diambil dari arah depan dan samping, foto ditempel pada
formulir.
Untuk standar yang belum tercakup dalam standar yang diuraikan diatas,
maka konsultan akan menggunakan spesifikasi teknis yang diterbitkan
ASTM / AASTHO (Amerika Serikat), BS (Inggris), atau sesuai dengan
arahan dari Pengguna jasa.
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Shoulder
5. Pekerjaan Pondasi
6. Pekerjaan Pavement
7. Pekerjaan Struktur Dinding Penahan.
8. Pekerjaan Minor
9. Pekerjaan Harian
10. Rutine Maintenance
b.4. Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan Laporan untuk setiap bagian pelaksanaan
yang telah ditetapkan meliputi :
Pekerjaan Konsultan Pengawas secara garis besar disajikan seperti pada Gambar
F.1.
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRR F-23
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 33
F.4. PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
“Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat
yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka
Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada
waktunya.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan
lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah
sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala
SNVT / Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 35
d. Pre Construction Meeting (PCM)
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya
keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain
mengawasi pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan
sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Rentang Kendali Post-audit
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi
Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran
senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan
permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau
tidak.
F.5. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak
lain (khususnya oleh Pemberi Tugas).
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai
atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.
2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah
cara mengontrol seperti flow chart Gambar F-2.
Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan
langkah- langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar F-3.
Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar F-4.
Dapatkah Pekerjaan
Dimulai ?
Tidak
Ya
Alasannya ?
Ada ketelambatan ?
Diperlukan Penanganannya
OK Pemecahannya
GAMBAR : F – 2.
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI
Pekerjaan yang
seharusnya sudah dimulai
Apakah pekerjaan ini sesuai Kenapa tidak dimulai ? Berapa lama ditangguhkan ?
schedul mul apa penangguhannya apa ada float
Tidak Tidak
anya ? dapat dikejar ?
Ya
OK Ya
OK
OK Tangani
Ya
OK
Apa prestasinya
bisa dikejar ? Tidak
Ya
Tangani
GAMBAR : F – 3
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI
Ya
Pekerjaan yang seharusnya
selesai Tidak
Sisa waktu sampai selesai ?
Alasan keterlambatan
Diperlukan penanganan
OK
GAMBAR : F – 4
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual,
perhitungan pembayaran progress pekerjaan.
PELAPORAN
MONITORING SKEDUL, PERIODIK
PROGRES DAN BIAYA RINGKASAN
KONSTRUKSI PROGRES
PEKERJAAN
PELAPORAN
PELAKSANAAN PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER PEKERJAAN PERIODIK
• SKEDUL MANAJEMEN
• PROGRES PROYEK
• PEMBIAYAAN
PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER
PERIODIK
RINGKASAN
PEMBIAYAAN
Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan
bahan dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan
dibuat dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan
efisiensi, efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum
setempat dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan
yang lebih baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka
Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :
Tahapan Initialisasi
Tahapa Pelaksanaan
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan
aktifitas yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada
kondisi kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan
aktifitas tersebut tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja.
Keberadaan kondisi kritis
dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada
tampilan
barchart, yaitu sebagai berikut :
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan
bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.
Tahap Pelaporan
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan
proyek bisa diselesaikan “on schedule”.
3. Tenaga Kerja
Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau
kerja lembur/overtime.
4. Jumlah Jam Kerja
Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per
hari. Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari
pada bila per hari jam kerjanya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja,
sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau
suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk
kerja malam/overtime.
F.12.PENGENDALIAN MUTU
Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias
untuk semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun
perlengkapan jembatan, untuk itu akan di uraikan disini.
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada
:
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material
Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.
Pengujian material yang akan diginakan
Penyiapan job mix formula campuran.
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
Test lapangan.
Administrasi dan formulir-formulir.
Berat jenis.
Analisa ukuran butir.
Marshall Test.
Termometer logam.
Coreb Drill.
Test beton, slump, kuat tekan.
Alat uji spesifik seperti PDA, uji tegangan strand (biasanya disediakan oleh
Pelaksana Kegiatan Spesialis)
Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.
2. Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa
untuk menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang
mudah dapat diperiksa oleh Konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan
diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus
dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-
bahan.
Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan
agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Penanganan perbaikan
Mutu sesuai Spec.
Buku direksi
Time schedule
MCA (Mutual Check Awal)
Request & shop drawing
Laporan harian
Laporan mingguan
Risalah Rapat
Berita acara opname pekerjaan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
Monthly certificate (MC)
PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
1. Dokumen Kontrak 1. Time Schedule 1. Monthly Cert 1. Berita Acara PHO Berita
2. Gambar Rencana 2. Mco 2. Back-up Quantity 2. Administrasi Kantor Acara PHO
3. Struktur Organisasi 3. Request & Shop Drawing 3. Back-up Quality 3. Mutu (Pengujian)
4. Buku Direksi 4. Quantity Sheet Control
4. Mutu (Dimensi)
5. Laporan Harian
6. Laporan Mingguan 5. Defect &
7. Risalah Rapat
8. BA. Opname Pekerjaan
9. Record Cuaca
10. Photo dokumentasi
11. Change Order
12. Addendum
13. Quality Control
14. As Built Drawing
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
denagn teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat
persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini
Harus dala suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam
kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRRR 44
F.15. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :
Biaya proyek.
Estimated quantity /volume pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRR F-46
F.17. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran
akhir merupakan final quantity yang benar.
Untuk itulah pada proyek pembangunan tersebut diatas perlu dibuat sistem
pengaturan
Lalu lintas yang baik dan memenuhi standar.
Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi
jalan.
Pekerjaan perkerasan jalan
Pembongkaran beton
Pemasangan form work
Pengecoran beton
Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar
lokasi
Pekerjaan lainnya.
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang
sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar
dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas
adalah cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah
memperhatikan wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di
atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada.
Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Disiplin Kerja
• Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus-menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal
yang talah ditetapkan.
b. Peniadaan Kecelakaan Fatal
Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan Kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada
terjadinya kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan
persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas
jalan yang sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja
dari
pada semua eksponen terkait menjadi factor utama dari kelancaran progress yang
hendak dicapai.
a. Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan pun
mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman
dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah
perambuan.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
“spot light” atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.
Marshall test;
Exraction test;
Suhu Campuran;
Density;
Core drill;
Dan lain-lain yang disebutkan dalam
spesifikasi.
Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :
• Aspal beton (Asphalt Concrete Base/Asphalt Treated Base)
• Agregat bergradasi baik : Batu pecah kelas A;
• Stabilisasi : Cement treated base, lime treated base.
Agregat
Agregat batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan
yaitu mengandung 92-95% agregat berdasarkan persentase berat.
Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan
ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material
lain.
Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul
beban
lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan
konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Gradasi
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan
hal yang penting dalam menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses
pelaksanaan.
Gradasi Agregat dapat dibedakan atas
: Gradasi seragam (uniform Graded)
Adalah agregat dengan ukuran yang hamper sama atau mengandung agregat
halus yang sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat
dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat
permeabilitas tinggi, stabilitas kurang dan berat vulome kecil.
Kadar lempung
Lampung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena
:
• Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan
antara agregat dan aspal berkurang.
• Luas daerah yang harus diselimutu aspal bertambah.
• Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi
sehingga lapisan cepat rapu/getas.
• Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan
aspal.
Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontrak kecil
sehingga menghasilkan day interlocking yang lebih kecil dan lebih
mudah tergelincir.
Partikel agregat berbentuk lonjong mempunyai sifat interlocking hampir sama
dengan yang berbentuk bulat.
Partikel berbentuk kubus mempunyai bidang kontak yang lebih luas,
memberikan interlocking/saling mengunci yang lebih besar, dengan demikian
kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap informasi yang
timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai
bahan konstruksi perkerasan jalan.
Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan,
ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini
dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.
sebagai :
Bahan pengikat;
Bahan pengisi.
Berarti aspal haruslah mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap cuaca,
mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.
Stabilitas;
Durabilitas;
Fleksibilitas;
Tahanan geser (skid resistance);
Kedap air;
Kemudahan mengerjakan (workability);
Fatique resistance.
iii.Perencanaan Campuran
Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan / direncanakan
seoptimal mungkin sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan kualitas
yang baik, meliputi gradasi agregat (dengan juga memperhatikan mutu
agregat) dan kadar aspal sehingga dihasilkan lapisan perkerasan yang dapat
memenuhi criteria sebagai berikut :
Kadar aspal cukup memberikan kelenturan;
Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga teak
terjadi deformasi yang merusak;
Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan tambahan
akibat beban berulang dan flow dari aspal;
Dapat memberikan kemudahan kerja.
vi.Pemadatan Hotmix
Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :
Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)
Berfungsi untuk mendudukkan material pada posisinya dan sekaligus
memadatkannya. Alat yang digunakan adalah Tandem Roller.
Sifat Baja :
Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan dalam
beton;
Mempunyai kekuatan tekan tinggi;
Mempunyai kekuatan tarik tinggi;
Mempunyai ketahanan rendah terhadap api;
Mahal.
Baja dan Beton Dikombinasikan Bersama Karena
:
Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan keduanya
bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban. Ini berarti
tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah tegangan tarik
dapat langsung dilawan oleg batang-batang baja yang ditanamkan
didaerah itu.
Apabila mengalami perubahan temperature, beton dan baja memuai atau
menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak terjadi,
kekurangan pengikatan antara beton dan baja akan mencegah tegangan
beton untuk diteruskan pada penulangan baja adan beton akan retak dan
runtuh.
Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan oleh api,
melindungi baja bertulang yang ditanam didalamnya, menjaga dari kehilangan
kekuatan pada panas yang tinggi.
(f) Kolom
Kolom yang dibebani dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi
beban dari rangka balok. Penulangan karenanya ditempatkan dekat muka luar dari
semua sisi-sisi.
Penulangan lateral dengan bentuk besi sengkang atau pengikat bentuk bundar
diperlukan dalam kolom untuk :
Penulangan Geser
Tegangan geser ada 2 tipe :
• Tegangan geser vertical seperti yang ditunjukkan pada suatu balok didukung
sederhana terjadi di atas tumpuan sebagai hasil dari beban berat yang cenderung
menyebabkan bagian tengah menggelincir tegak lurus ke bawah relative terhadap
sambungan akhir balok.
• Tegangan geser horizontal dihasilkan akibat kecenderungan balok yang
melendut karena beban dan pecah menjadi belahan-belahan horizontal.
Pada ujung suatu kombinasi geser vertical dan horizontal menghasilkan tegangan tarik
diagonal yang menyebabkan retak diagonal.
Untuk mencegah keretakan diagonal pada ujung balok atau yang berdekatan dengan
dalah satu tumpuan, sering diperlukan pembengkok penulangan tarik atau menggunakan
begel.
Kepala SKNVT Proyek fisik dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail
lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksa secara periodic
pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus
diselidiki dan Pelaksana Kegiatan diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, Pelaksana Kegiatan mungkin
perlu
merencanakan kembali campuran kepada Kepala SKNVT Proyek Fisik untuk
persetujuan.
Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat ijin
tertulis dari Kepala SKNVT Proyek Fisik.
4. Produksi Beton
Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang
seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk
mencapai hal ini perlu dijamin bahwa :
Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada
waktu hatching.
Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah
yang diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan bila
diperlukan.
Perbandingan bahan yang diperlukan dipeluhara dari batch ke batch lain. Semua bahan
dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar. Semua bahan dicampur
dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat dilapisi dengan
pasta semen.
Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap batch
dan dari satu batch ke batch lainnya.
Jika pekerjaan tertunda untuk jangja waktu lama, harus diperkirakan pemakain set
retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton
dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton
tidak boleh do cor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability)
telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan
awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak
bolah ditambahkan pada wajtu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif
dan dapat memperlemah beton.
Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan pompa
beton. Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan
kereta dorong dan atau tukang. System talang yang paling besar lebih efektif bila medan
memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan
slump 40-50 mm.
Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim
yang terdiri dari dua orang yang pertama mengndalikan pompa sedangkan yang ke dua
mengerahkan aliran dengan pekerjaan didepan operator penggetar dan finisher beton.
Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan di atas truk
dengan kapasitas pengiriman berkisar antar 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa
penyaluran pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang
mudah untuk dilepas.
Pemadatan Beton
Maksud pemadatan betonadalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan
maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja
penulangan dan acuan dapat dicapai.
• Kekuatan Maksimum.
• Beton yang padat dan kedap air.
• Pembentukan sudut dengan baik.
• Penampilan permukaan yang baik.
• Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan
• Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan
baja.
0
Jika suhu sekeliling mungkin melampaui 32 C, sebagian atau semua
tindakan pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih
awal :
• Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat kemungkinan
dibawah
0
32 C (pada pagi hari atau di waktu malam, terutama pengecoran pelat lantai).
• Melindungi timbunan agregat dari panas
matahari.
• Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.
• Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.
• Penyuntikkan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu campuran berada
di dalam pengaduk.
• Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.
• Pengecatan tanki air dengan cat putih.
• Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.
• Melindungi daerah kerja dan tanki aor dari panas matahari.
• Pembuatan penahan angin.
• Megurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian.
• Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.
• Segera dimulai perawatan.
0
• Suhu udara ditempat di atas 35 C.
0
• Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 35 C dalam waktu 2 jam setelah
pengecoran.
6. Perawatan Beton
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu
semen berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya kekuatan struktur yang
diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk
ketahanannya. Permukaan beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari
pada yang dirawat, dan dalam lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat
menyebabkan berkaratnya penulangan. Perawatan yang kurang dapat menyebabkan
pula penyusutan beton lebih banyak. Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton
harus dilindungi serta dirawat dengan memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik.
Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan
stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang
memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan
cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak
ditentukan.
• Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan beton pada waktu
masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk menggenangi, menyiram dan
menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).
• Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving. Suhu
tingg mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap atau
dipertahankan oleh ruangan auto clave.
Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin paling sedikit untuk masa
yang disyaratkan (umumnya 7 hari), dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian
awal.
7. Pengujian Beton
Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara pengujian
AASHTO yang sesuai dengan syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan
beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan
(workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain.
Penelitian visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk
mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera
dilanjutkan dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan
jika dianggap perlu.
Pengujian Slump
Pengujian slump dari beton yang baru dicampue merupakan cara utama untuk meneliti
konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability). Pengujian slump harus dilakukan
pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus
ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan
banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas
100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang
dipompa.
Pengujian slump harus dilakukan pada tiap batch beton yang disediakan oleh pengaduk
transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah,
penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump diluar kisaran
(range) yang ditentukan harus ditolak.
Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tulangan beton harus sesuai denga syarat-
syarat teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari
pengaduk atau truck. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter)
pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan
dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut
dengan batch serta truk, dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji itu.
Benda uji harus di usahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh
dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-
hati ke lab. Pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung bawah atau
dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.
Waktu Pengujian
Biasanya dditerimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh
karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan
pengecoran lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari
setelah pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari
mungkin diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian
beton mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh
bagian beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar
dilaksanakan bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (undersrength).
Dalam hal demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian
sebelumnya, kurva peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai
sehingga penilaian perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.
Penerimaan dan Penolakan
Beton adalah bahan denagn kekuatan variabel, dan cara normal untuk menyatakan
kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan “karakteristik” yaitu
kekuatan, dimana 95% dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang
disyaratkan (dan 5% akan dibawah kekuatan yang disyaratkan).
Kekuatan yang ditargetkan dipilih berdasarkan derajat pengendalian mutu yang
diharapkan pada bahan dan penanganan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus
diteliti untuk pedoman mengenai pilihan devisa standard an kekuatan yang
menyebabkan penolakan terhadap beton.
8. Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode supervise. Juga
diperlukan supervisi yang bermanfaat (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik
untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau tim audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil adalah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasrkan survai yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah
mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-
kebutuhan di lapangan.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
Pelaksana
Kegiatan mengikuti standard.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasranya berarti pergeseran tanggung
jawab yaitu : Pelaksana Kegiatan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan
menurut spesifikasinya, bukannya Supervisor harus membuktikan bawwa pekerjaan ada
dibawah standar.
9. Diagram Alir Pekerjaan Fisik
Untuk memperjelas suatu gambaran dari tugas dan kewajiban supervisi
sehubungan dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat suatu bagan alir sebagai
berikut :
a. Gambar : F-11. Bagan alir pengendalian pekerjaan tanah
b. Gambar : F-12. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan sub base course
c. Gambar : F-13. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan tack coat/prime
coat d. Gambar : F-14. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan hotmix
e. Gambar : F-15. Bagan alir pelaksanaan pekrjaan struktur
f. Gambar : F-16. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan saluran sampling
gamffffffffffffffffffff
G. RENCANA KERJA
G.1. UMUM
Dengan mengacu pada metodologi pengawasan seperti yang kami jelaskan pada bab
sebelumnya, maka sampai pada rencana kerja untuk mengimplementasikannya.
Rencana kerja ini harus sedapat mungkin menjamin bahwa metode pengawasan bisa
diterapkan seutuhnya.
Dengan dugunakannya model segi tiga dengan Bina Marga sebagai “Manager” dan
Pelaksana Kegiatan dan Konsultan sebagai pelaksana dalam manajemen
pelaksanaan suatu kegiatan sementara, dapat dilihat bahwa Bina Marga adalah
pengatur dan merangkap sebagai wakil pemilik pekerjaan.
Walaupun demikian masing-masing unsure dalam segitiga proyek harus
mengorganisir
dirinya sendiri berdasarkan model yang sama / seimbang, terutama antara
Pelaksana
Kegiatan dengan Konsultan yang berada dalam posisi
Pelaksana.
Untuk itu, maka rencana kerja yang akan disusun harus dibuat dalam tahapan yang
sederhana sehingga mudah di pahami/’’diimbangi” oleh pihak Pelaksana Kegiatan.
Kegiatan Tahap Pra Rencana diperkirakan akan memerlukan waktu 1,25 bulan.
Kegiatan ini dimulai dari mobilisasi personil dan peralatan konsultan sampai produk
utamanya yaitu Review Design. Dapat dilihat bahwa apabila suatu design sudah.
Sangat akurat, maka design tersebut tidak memerlukan perubahan untuk penyesuaiannya
di lapangan sehingga kegiatan Review
I. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG
JAWABNYA
Tugas dan tanggung jawab masing-masing keahlian dalam proposal ini direvisi (tidak sama
dengan yang tercantum dalam KAK), dengan tujuan untuk mempertajam arah penugasan
masing-masing keahlian.
a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja ini akan dipenuhi dengan
baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Quantity Engineer, Senior Inspector
dan atau Petugas Pengawas lainnya pada tiap paket pekerjaan, dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknik.
c. Mengikuti petunjuk-petinjuk dan persyartan yang telah ditentukan, terutama
sehubungan dengan :
- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring
kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
- Pengertian yang benar tentang spesifikasi
- Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
- Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal
dalam dokumen kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.
- Rincian teknis sehubungan dengan Change Order yang diperlukan.
d. Membuat pernyataan penerimaan (acceptance) atau penolakan (Rejection) atas
material dan produk pekerjaan.
e. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor dan segera
melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik apabila
kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 5 % dari rencana,
membuat saran-saran penaggulangan serta perbaikan.
f. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara
khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan.
g. Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan financial, serta
menyerahkannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
h. Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan sehubungan dengan
usulan perubahan kontrak.
i. Memeriksa dan menandatangani gambar kerja (Shop Drawing) yang diajukan
oleh kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
j. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (MC).
k. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu dan
volume pekerjaan.
l. Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
dalam penyelesaian pekerjaan, baik dari segi teknis, maupun administrasi.
Bantuan teknis dapat berupa menyiapkan rekomendasi secara terperinci atas usulan
perubahan design termasuk data pendukung yang diperlukan, pemberi saran dalam
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor termasuk pengendalian pemenuhan
waktu pelaksanaan pekerjaan serta mencari pemecahan-pemecahan atas
pemasalahan yang timbul baik secara teknis maupum permasalahan kontrak dan
lainnya.
Tugas dan Tanggung jawab Inspector / Quantity Engineer mencakup tetapi tidak
terbatas, hal-hal sebagai berikut :
3. Quality Engineer
Quality Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) atau anggota suatu
lembaga keahlian yang berstandar sama dengan perguruan tinggi, sekurang-
kurangnya
perpengalaman praktek 7 (tujuh) tahun dalam bidang pengawasan konstruksi jalan dan
pangendalian mutu pekerjaan.
Quality Engineer bertanggung jawab terutama atas mutu hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan dalam dokumen kontrak.
Tuga dan tanggung jawabnya akan mencakup tapi tidak terbatas, hal-hal sebagai
berikut
:
K. ORGANISASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Pada bagian ini disampaikan organisasi pelaksana pekerjaan. Tentunya diharapkan
organisasi pelaksana pekerjaan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 ini memiliki integritas
yang tinggi sehingga hasil pekerjaan memiliki kualitas yang cukup baik dan dapat
memberikan manfaat bagi pemberi kerja.
Struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang dirancang untuk pekerjaan ini
disampaikan pada Gambar K.1.
L. LAPORAN
Setiap laporan akan disusun dalam Bahasa Indonesia meliputi laporan-laporan
sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi :
• Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
• Mobnilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
• Jadwal kegiatan penyedia jasa.
Laporan pendahuluan diserahkan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak
SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) rangkap/buku laporan beserta 1 (satu) keeping
CD.
b. Laporan Bulanan
paling lambat setiap tanggal 10 pada bulan yang bersangkutan, konsultan harus
menyerahkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dan Kepala Satuan
Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ)
perihal laporan kemajuan proyek bulanan untuk bulan sebelumnya.
Laporan tersebut berisi kemajuan proyek yang telah dicapai, masalah yang
timbul/dihadapi, cara penaggulangannya, penyimpangan jadwal dan tingkat penyerapan
dana/pembayaran, termasuk didalamnya grafik-grafik dan foto-foto sebagai pendukung
laporan tersebut. Data laporan harus sesuai dengan kondisi actual lapangan yang
diperoleh dari laporan lapangan dan tinjauan lapangan yang dilakukan pada bulan
tersebut.
Laporan tersebut berisi ringkasan kemajuan kontrak, semua variasi kontrak dan perintah
perubahan bahan (change order). Status dari tuntutan kontrak, penjelasan ringkasan
mengenai kesulitan teknis dan kontraktual yang ditemui dan informasi lain yang
diperlukan.
f. Laporan Akhir
pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Konsultan supervisi akan membuat dan
menyerahkan laporan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termasuk perubahan-
perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
Setelah berakhirnya masa kontrak, Konsultan akan menyerahkan Laporan Akhir yang
berisi pelaksanaan pekerjaan pengawasan konstruksi jasa konsultansi termasuk
didalamnya laporan indivisual untuk masing-masing paket proyek fisik yang
direncanakan mencakup rangkuman pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan, yang
ditujukan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo. Laporan akhir diserahkan paling lambat
satu bulan setelah berakhirnya proyek.
a. Asisten tenaga ahli dengan berpendidikan STM, Diploma (D1, D2) dengan
pengalaman dibidangnya 12-15 tahun.
b. Sekretaris dengan berpengalaman dalam bidang administrasi perkantoran dan bias
mengoperasikan komputer dengan latar belakang minimal D3.
c. Operator Komputer dengan kualifikasi pengalaman dalam bidang Administrasi
perkantoran dan mempunyai pengetahuan tentang komputer. Dapat bekerjadengan
cepat denagn tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang pendidikan
minimal SMA.
d. Pesuruh yang memiliki pengetahuan mengenai seluk beluk pekerjaan konsultan.
N. FASILITAS PENDUKUNG
Keberadaan fasilitas pendukung meskipun tidak secara langsung namun sangat
mempengaruhi kelancaran kegiatan dalam rangka melaksanakan semua lingkup pekerjaan
yang di embankan dalam Kerangka Acuan Kerja. Secara umum fasilitas pendukung yang
dibutuhkan berupa sarana dan prasarana yang diperlukan akan disediakan dan ditempatkan
di kantor yang dimiliki oleh Konsultan saat ini.
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, Konsultan akan menyediakan peralatan
dan fasilitas kerja, antara lain :
Usulan teknik yang disampaikan ini merupakan hasil maksimal yang mapu dilakukan oleh
konsultan berikut dengan jajaran tim ahli yang dimiliki untuk menyatakan kesanggupan
melaksanakan lingkup pekerjaan sesuai dengan time frame yang disediakan dan sasaran
hasil pekerjaan yang diharapkan dalam KAK.
Konsultan juga akan terus melakukan back up office untuk terus memantau jalannya proyek
berkaitan dengan permasalahan sulit yang perlu di atasi dan perlu dibantu untuk
mendapatkan solusi yang benar dan cepat. Monitoring personil yang ada dilapangan
merupakan salah satu program kami sehingga kinerja konsultan dalam memenuhi
kewajibannya dalam pelayanan jasa konsultan sesuai yang diminta dalam Kerangka Acuan
Kerja dapat tercapai.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 99