Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah ekonomi mikro populer, sejarah kembali memunculkan urgensi akan kajian ilmu
baru berupa ilmu ekonomi makro. Teori ekonomi makro ini dipicu oleh peristiwa Great
Depression yang pertama kali terjadi di Amerika Serikat. Great Depression (1929-1933)
membuat perekonomian di berbagai negara besar mengalami berbagai masalah besar.
Rentetan masalah ekonomi terjadi seperti angka pengangguran yang meningkat, output
perekonomian yang berkurang drastis, serta investasi yang merosot tajam.

Kelesuan ekonomi menimpa negara-negara besar karena penerapan liberalisasi ekonomi.


Depresi yang berlangsung lama ini pun membuyarkan keyakinan dunia terhadap hipotesis
ekonomi klasik yang beranggapan bahwa invisble hand akan bertindak secara otomatis untuk
menyeimbangkan pasar. Nyatanya, asumsi ekonomi klasik ini tidak terbukti. Selain itu, awal
mula perkembangan Makro ekonomi ini juga didorong dari beberapa kondisi ekonomi yang
tidak bisa dijelaskan dengan menggunakan analisis mikro ekonomi, seperti faktor-faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara, alasan terjadinya masalah pengangguran
di setiap negara, alasan terjadinya kenaikan harga-harga yang sering diikuti masalah
pengangguran yang serius, dan alasan terjadinya perlambatan ekonomi di suatu negara.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi makro?
2. Apa saja ciri-ciri dan lembaga yang ada di ekonomi makro?
3. Apa tujuan dan indikator dari ekonomi makro?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi makro.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan lembaga yang ada di ekonomi makro.
3. Untuk mengetahui tujuan dan indikator ekonomi makro.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sitem Ekonomi Makro


Sistem ekonomi makro merupakan suatu sistem yang menganalisis tentang
perubahan ekonomi di Indonesia yang dapat memengaruhi pasar, perusahaan, dan
masyarakat. Dengan kata lain, ekonomi jenis ini menjelaskan tentang sistem analisis yang
menganalisis bentuk terjadinya perubahan kondisi ekonomi Indonesia demi tercapainya
hasil analisis terbaik. Beberapa pakar ilmu ekonomi telah menjelaskan pengertian
ekonomi makro, diantaranya adalah:

1. Sadono Sukirno (2000)

Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro (macroeconomics) adalah sebuah


cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara
komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi.
Masalah-masalah yang dimaksud adalah:
 Kegiatan ekonomi yang tidak stabil.
 Inflasi.
 Tingkat pengangguran.
 Neraca perdagangan serta pengangguran.

2. Boediono (2001)

Budiono menjelaskan teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang
pokok ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan
pertumbuhan perekonomian suatu negara.

3. Robert S. Pindyek & Daniel L. Rubinfeld (2009)

2
3

Robert S. Pindyck & Daniel L. Rubinfeld menjabarkan bahwa ekonomi makro


adalah sebuah ilmu ekonomi yang menangani variabel agregat ekonomi, seperti:

 Tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi nasional.

 Suku bunga.

 Inflasi.

 Tingkat pengangguran.

4. Samuelson & Nordhaus

Samuelson & Nordhaus menjelaskan bahwa ekonomi makro adalah cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari dan mengamati kinerja perekonomian secara
komprehensif dan keseluruhan.

2.2. Tujuan Sistem Ekonomi Makro

1. Meningkatkan Pendapatan Nasional

Salah satu tujuan ekonomi makro di Indonesia adalah untuk meningkatkan


pendapatan nasional Indonesia. Dengan mengetahui pendapatan nasional Indonesia,
pertumbuhan ekonomi negara ini bisa terukur dengan baik. Selain itu, kebijakan-
kebijakan ekonomi yang efektif dan efisien dapat meningkatkan pendapatan nasional
Indonesia secara signifikan.

2. Membuka Kesempatan Lapangan Kerja

Tujuan lainnya perekonomian makro di Indonesia adalah kesempatan untuk


membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya peningkatan peluang untuk
mendapatkan kesempatan kerja, peningkatan kapasitas produksi secara nasional dapat
meningkat. Kebijakan makro juga bisa diterapkan di Indonesia agar dapat mengajak
4

para investor untuk menanamkan modal atau berinvestasi sehingga terciptanya


lapangan pekerjaan.

3. Meningkatkan Kapasitas Produk Secara Nasional

Meningkatkan kapasitas produksi secara nasional merupakan tujuan lain dalam


perekonomian makro di Indonesia. Kapasitas produksi nasional yang meningkat dapat
memengaruhi peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi secara nasional, perbaikan situasi investasi
dalam negeri bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kapasitas
produksi.

4. Mengendalikan Inflansi

Salah satu terjadinya inflasi diakibatkan karena terjadinya permintaan terlalu besar
terhadap suatu barang/jasa sehingga menyebabkan kenaikan harga. Jika inflasi terjadi,
pertumbuhan perekonomian di Indonesia akan terhambat dan berpengaruh pada
kenaikan harga barang yang sangat tinggi, peningkatan pengangguran, serta
penurunan nilai mata uang. Penerapan kebijakan makro, seperti politik pasar terbuka,
cash ratio, hingga politik diskonto sangat diperlukan untuk mencegah lajunya inflasi.
5. Menjaga Kestabilan Ekonomi
Analisis perekonomian makro di Indonesia juga bertujuan untuk menjaga kestabilan
ekonomi negara Indonesia. Kestabilan perekonomian sangatlah penting agar para
pelaku ekonomi memiliki kepercayaan untuk berinvestasi di Indonesia.
Tercapainya stabilitas perekonomian di Indonesia terjadi ketika variabel ekonomi
makro: tingkat permintaan persediaan dan neraca pembayaran seimbang. Penerapan
kebijakan-kebijakan ekonomi berupa perbaikan fungsi pasar dan perbaikan di sektor
industri, pertanian, keuangan, dan lain-lain harus dilakukan untuk mencapai
kestabilan ekonomi.
6. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negri
5

Tujuan diperlukan adanya analisis ekonomi makro di Indonesia adalah untuk


menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri. Neraca pembayaran merupakan
rangkuman dari berbagai transaksi, seperti transaksi keuangan antar penduduk baik di
dalam maupun di luar negeri, pembelian dan penjualan barang/jasa, dan dana hibah
dari negara asing dalam satu periode tertentu.
Neraca pembayaran luar negeri harus seimbang guna menghindari terjadinya defisit
neraca pembayaran luar negeri.
2.3. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Makro

Secara umum, terdapat beberapa ciri-ciri analisis makro ekonomi yang antara lain adalah
 Lingkup kajiannya yang cukup luas.
 Bentuk analisisnya menyeluruh tapi tidak detail.
 Membahas kepentingan komunal.
 Outputnya umumnya adalah kajian-kajian skala besar.

Dibawah ini, kita akan coba lihat satu per satu ciri dari analisis makro-ekonomi tersebut.

Lingkup Kajiannya Luas

Analisis makro ekonomi umumnya memiliki lingkup kajian yang sangat luas.
Luas disini ada dua makna, yaitu luas secara spasial dan luas secara aspasial.

Luas secara spasial bermakna bahwa kajian makro ekonomi membahas tentang
kondisi ekonomi/keuangan suatu wilayah yang luas. Seluruh aspek ekonomi yang ada
pada wilayah tersebut pun akan dikaji secara komprehensif untuk mendapatkan gambaran
kondisi perekonomian makro.

Luas secara aspasial bermakna bahwa kajian makro ekonomi membahas tentang
kondisi ekonomi yang terjadi antar-pemangku kepentingan. Disini, subjek analisis tidak
hanya satu bisnis atau usaha, tetapi bisa banyak sekali, ditambah pula dengan aspek
masyarakat.

Menyeluruh Tetapi Tidak Detail

Seperti yang sudah dibahas diatas, pembahasan ekonomi makro cenderung luas,
baik itu spasial maupun aspasial. Oleh karena luasnya ruang lingkup bahasan ini, kajian-
nya umumnya bersifat menyeluruh dan komprehensif, namun tidak detail.

Sulitnya menangkap detail-detail kecil terjadi karena informasi yang ada


sangatlah banyak, sehingga akan mempersulit kalkulasi dan analisis. Padahal, informasi
detail ini tidak terlalu penting untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi ekonomi
di suatu wilayah.
6

Oleh karena itu, bahasan ekonomi makro umumnya bersifat komprehensif,


deskriptif, serta tidak terlalu mendetail terhadap suatu aktor. Detail yang diperhatikan
justru keterhubungan antar aktor, wilayah, serta efek dari semua keterhubungan tersebut.

Membahas Kepentingan Komunal

Karena makro ekonomi banyak membahas mengenai analisis yang ruang


lingkupnya wilayah, maka tentu saja aktornya bukan hanya usaha dan bisnis, tetapi juga
masyarakat dan pihak-pihak terkait.

Oleh karena itu, ekonomi makro sering kali justru membahas masalah-masalah
yang menjadi kepentingan umum. Berbeda dengan ekonomi mikro yang membahas
mengenai kepentingan unit usaha ataupun suatu bisnis tertentu.

Hal ini juga berkorelasi dengan ekonomi makro yang kerap digunakan oleh
geografer dan perencana pembangunan ketika mendesain program pembangunan.

Membahas Kebijakan Skala Besar Yang Mempengaruhi Banyak Orang

Kita sudah mengetahui bahwa ekonomi makro banyak membahas mengenai


kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu, tidak heran jika output dan outcome dari
analisis ini umumnya adalah kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi banyak orang.

Contoh kebijakan yang mungkin dikeluarkan oleh makro ekonomi antara lain
adalah kebijakan perpajakan, subsidi barang pokok, pengentasan kemiskinan, serta
kebijakan-kebijakan mengenai investasi regional.
7
BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Metode Penulisan Makalah

Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah :

a. Free research

Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi dari
internet.

b. Library research

Yaitu metode yang dilakukan menggunakan isi perpustakaan yang dapat dijadikan
acuan pengumpulan informasi seperti : literatur-literatur, audio, dan audio visual.

8
9
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Indikator Sistem Ekonomi Makro

Pengumuman Suku Bunga

 Suku bunga memainkan peran paling penting dalam menggerakan harga


mata uang di pasar valuta asing.

 Suku bunga mendikte arus investasi.

 Karena mata uang adalah representasi dari ekonomi suatu negara,


perbedaan suku bunga memengaruhi nilai mata uang relatif dalam
hubungannya dengan satu sama lain.

 Dalam dunia perdagangan valas, spekulasi akurat dari tindakan bank


sentral dapat meningkatkan peluang pedagangan untuk melakukan
perdagangan yang sukses.

Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB adalah ukuran terluas dari suatu negara dan hal ini mewakili total nilai pasar
dari semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam tahun tertentu.

Indeks Harga konsumen

 Merupakan indikator inflasi yang paling tinggi.

 Inflasi terikat secara langsung dengan daya beli mata uang dalam negeri
dan memengaruhi posisinya di pasar internasional.

10
11

 Jika ekonomi berkembang dalam kondisi normal, kenaikan indeks harga


dapat menyebabkan peningkatan suku bunga dasar.

Penjualan Eceran

 Indikator penjualan eceran (ritel) dirilis secara bulanan dan penting bagi
pedagang valuta asing karena menunjukan kekuatan keluaran belanja
konsumen dan keberhasilan toko eceran.

 Laporan ini sangat beguna karena merupakan indikator tepat waktu dari
pola belanja konsumen yang luas yang disesuaikan untuk variabel
musiman.

 Indikator ini dapat digunakan untuk menilai arah perekonomian.

4.2. Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Terdapat 3 ruang lingkup ekonomi makro, yaitu:

1. Penentuan Tingkat Perekonomian Negara

Dalam ekonomi makro dijelaskan tentang seberapa jauh perekonomian


suatu negara dapat menghasilkan suatu produk dan jasa. Ruang lingkup
ekonomi makro ini memiliki beberapa jenis pengeluaran yaitu:

 Pengeluaran konsumsi rumah tangga.

 Pengeluaran pemerintah.

 Pengeluaran perusahaan atau investasi.

 Eksport dan inport


12

2. Kebijakan Pemerintah

Ada 2 jenis kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi


makro, yaitu:

 Kebijakan Moneter

Merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk


mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam
suatu negara.

 Kebijakan Fiskal

Merupakan langkah pemerintah untuk mengubah struktur dan


jumlah pajak yang bertujuan mempengaruhi kegiatan ekonomi
suatu negara.

3. Pengeluaran Agregat

Jika pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal,berarti sedang


terjadi permasalahan ekonomi dalam suatu negara. Untuk menstabilkan
pengeluaran agregat, pemerintah bisa menekan laju inflasi dan
menciptakan lapangan pekerjaan dalam suatu negara.

4.3. Kebijakan dalam Sistem Ekonomi Makro

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan pengeluaran dari suatu negara.


Pendapatan negara dapat dihasilkan dari pemungutan pajak yang dilakukan
oleh setiap warga negara. Selain itu, pendapatan negara juga dapat dihasilkan
dari hal diluar dari non-pajak seperti denda, lelang, gratifikasi dan pemberian
dari negara lainnya. Sedangkan untuk pengeluaran biasanya mengenai
kegiatan impor barang dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pokok
13

dalam negeri. Kebutuhan negeri yang dibutuhkan biasanya kebutuhan yang


memang sulit untuk diproduksi oleh negara. Sehingga akhirnya negara
tersebut melakukan impor barang.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang menjadi pembeda dari ekonomi
mikro dan makro. Kebijakan yang berfungsi mengukur sebanyak apa dana
yang dikeluarkan oleh bank sentral yang ada di Indonesia terhadap
masyarakat. Jika terjadi perputaran uang yang semakin banyak tentunya, akan
mempengaruhi perputaran uang yang semakin banyak dan akan berpengaruh
pada tingkat inflasi sehingga menyebabkan harga suatu produk menjadi lebih
tinggi. Sebaliknya, apabila perputaran uang semakin kecil maka harga dari
suatu produk yang ditawarkan relatif lebih murah atau yang sering disebut
dengan deflasi. Kebijakan inilah yang memiliki peranan cukup penting dalam
kehidupan masyarakat untuk pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Karenanya,
dengan mempelajari ilmu ekonomi tentu akan sangat membantu dalam
kegiatan sehari-hari.
3. Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran berfungsi menyeimbangkan neraca keuangan
dalam sebuah perusahaan maupun negara. Wajar jika banyak perusahaan
membutuhkan orang yang ahli dalam bidang ilmu ekonomi. Dengan ilmu
tersebut, diharapkan segala pengelolaan keuangan terutama yang berkaitan
dengan produksi dapat ditekan seoptimal mungkin dan tetap dapat
menyeimbangkan kualitas produk, sehingga produk yang dihasilkan dapat
lebih berkualitas.
4.4. Konsep Dasar Sistem Ekonomi Makro
Secara umum, terdapat 3 konsep dasar yang kerap digunakan dalam
pembahasan makro ekonomi. Ketiga konsep dasar tersebut adalah output dan
pendapatan masyarakat, tingkat pengangguran, serta inflasi dan deflasi.
Produk Domestik Suatu Negara
14

Makro ekonomi umumnya membahas mengenai output dari suatu negara.


Disini, output adalah semua barang jasa atau apapun itu yang bernilai, yang
diproduksi oleh suatu negara. Kita mengenal output ini dengan istilah produk
domestik bruto(PDB) dan produk domestik regional bruto (PDRB). Terkadang,
digunakan juga perhitungan yang memperhitungkan pendapatan, yaitu pendapatan
nasional bruto (PNB). Indikator ini kerap digunakan untuk menjelaskan mengenai
negara apa saja yang tergolong kaya, dan mana negara yang miskin. Umumnya,
negara paling kaya di dunia memiliki PDB per kapita yang berada diatas $65.000
per tahunnya. Ekonom yang berfokus pada ekonomi makro tertarik dengan
produk domestik suatu negara. Mereka ingin mengetahui faktor apa saja yang
dapat meningkatkan pertumbuhan ini. Ketika faktornya sudah diketahui, maka
para ahli bisa membentuk kebijakan untuk mendorong faktor-faktor tersebut.

Umumnya, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu


negara adalah faktor produksi dari negara tersebut. Faktor produksi ini meliputi 3
aspek yaitu lahan (land), tenaga kerja (labour), dan modal (capital). Ekonom
makro juga berfokus pada faktor-faktor yang mungkin membuat produk domestik
bruto menurun. Ketika faktor-faktor ini teridentifikasi, ekonom dan pembuat
kebijakan dapat melakukan mitigasi yang tepat untuk mencegah hal tersebut.
Umumnya, yang menyebabkan perlambatan ekonomi atau resesi adalah siklus
ekonomi yang ada pada negara/wilayah tersebut. Siklus ini disebut sebagai siklus
boom and bust karena ada saat-saat dimana pertumbuhannya sangat cepat, dan
ada pula saat dimana pertumbuhannya melambat.

Pengangguran

Salah satu variabel yang kerap diteliti oleh ekonom untuk melihat kondisi
perekonomian suatu wilayah adalah berapa banyak tenaga kerja yang tersedia
serta berapa yang sudah terserap oleh sektor usaha. Jumlah tenaga kerja yang
tidak mendapatkan pekerjaan ini disebut sebagai pengangguran.

Secara umum, terdapat beberapa jenis pengangguran yaitu:


15

 Pengangguran klasik
 Pengangguran friksional
 Pengangguran dalam kondisi full employment
 Pengangguran siklik
 Pengangguran stuktural
 Pengangguran jangka panjang

Ahli ekonomi suatu negara harus mempu memahami semua jenis pengangguran
tersebut dan mengkontekskan-nya terhadap suatu wilayah. Karena, setiap jenis
pengangguran memiliki metode penyelesaian dan mitigasi yang berbeda-beda
pula.

Inflasi dan Delasi

Perubahan harga-harga barang dalam suatu sistem ekonomi juga


merupakan fenomena yang sangat penting untuk menggambarkan kondisi
ekonomi suatu wilayah. Fenomena ini dikenal dengan dua nama, yaitu inflasi dan
deflasi. Inflasi sendiri adalah kondisi dimana harga barang-barang meningkat
karena nilai tukar uang menurun terhadap barang tersebut. Umumnya, kondisi ini
terjadi ketika jumlah yang beredar di masyarakat meningkat. Sedangkan, deflasi
adalah kondisi dimana harga barang-barang menurun karena nilai tukar uang
menguat terhadap barang tersebut. Umumnya, kondisi ini terjadi ketika jumlah
uang yang beredar berkurang di masyarakat.

Kedua kondisi ini dapat mempengaruhi pola aktivitas masyarakat dalam


suatu negara. Selain itu, fenomena ini juga dapat mempengaruhi aktivitas bisnis,
baik yang dilakukan dalam suatu negara, ataupun antar negara. Oleh karena itu,
para ekonom harus memahami hubungan antara jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan harga-harga barang yang ada. Disini, ekonom dapat
berkerjasama dengan bank sentral dan lembaga pengendali lainnya untuk
menstabilkan kondisi keuangan suatu negara.

 
16
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan : makan yang banyak ya anggi, biar cepet gede, biar
pinter, biar kaga di bego begoin sama pasangan lu wkwkwkwwkwk

5.2. Saran

17

Anda mungkin juga menyukai