Anda di halaman 1dari 7

Terminologi

1. SDGs : Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)


adalah Agenda 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan
berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan. TPB/SDGs berprinsip Universal, Integrasi dan
Inklusif, untuk meyakinkan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal atau disebut NO ONE
LEFT BEHIND.
2. Mortalitas : Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Still birth
dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. (WHO)
3. RPJMN 2020-2024 : Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka
menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang denganmenekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing.

Konsep

1. Apa saja faktor yang mepengaruhi angka hidup anak?


Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu;
(1) Variabel yang dianggap eksogenous atau sosial ekonomi (seperti budaya, sosial,
ekonomi, masyarakat,dan faktor regional) dan;
(2) Variabel endogenous atau faktor biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan,
sanitasi dan nutrisi).

2. Apa saja konsep dari angka kematian?


a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu
bulan.
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah
kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat
dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai
dengan kurang dari satu tahun.
d. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu
tahun.
3. Apa saja yang mempengaruhi angka kematian ibu?

Determinan Kematian Ibu Ada dua Klasifikasi Kematian Ibu yaitu :


1. Penyebab langsung
yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin
dan nifas, atau yang disebabkan oleh suatu tindakan yang dilakukan pada masa hamil,
bersalin dan nifas, atau berbagai hal akibat tindakan tersebut
2. Penyebab tidak langsung
yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit yang bukan komplikasi obstetri, yang
berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan Mc.Carthy dan
Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan peran determinan kematian
ibu sebagai keadaan atau hal yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung
serta tidak langsung dari kematian ibu.

Determinan kematian ibu itu dikelompokkan dalam : Determinan Proksi atau dekat
(proximate determinant), determinan antara (intermediate determinants) dan determinan
kontekstual (contekstual determinants).

1. Determinan Kontekstual/jauh (determinan sosial, ekonomi dan budaya), yaitu

a. Status perempuan dalam keluarga dan masyarakat


Faktor-faktor yang menentukan status perempuan antara lain tingkat
pendidikan (Kecenderungan perempuan yang berpendidikan lebih tinggi lebih
memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya), pekerjaan (ibu yang bekerja di
sektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi
kesehatan), keberdayaan perempuan (woman empowerment) yang
memungkinkan perempuan lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih
mandiri dalam memutuskan hal terbaik bagi dirinya, termasuk kesehatannya
atau kehamilannya.

b. Status keluarga dalam masyarakat


Jika variabel yang tersebut di atas lebih menekankan pada diri perempuan
sebagai individu, maka variabel berikut ini merupakan variabel dari keluarga
perempuan tersebut. Variabel tersebut antara lain penghasilan keluarga,
kekayaan keluarga, tingkat pendidikan dan status pekerjaan anggota keluarga,
juga dapat berpengaruh terhadap risiko mengalami kematian ibu.

c. Status Masyarakat Variabel ini meliputi antara lain tingkat kesejahteraan,


ketersediaan sumber daya (misalnya jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang tersedia), serta ketersediaan dan kemudahan
transportasi. Status masyarakat umumnya terkait pula pada tingkat
kemakmuran suatu negara serta besarnya perhatian pemerintah terhadap
masalah kesehatan.

2. Determinan Antara, meliputi


a. Status Kesehatan
Faktor-faktor status kesehatan ibu antara lain status gizi, penyakit infeksi atau
parasit, penyakit menahun seperti TBC, penyakit jantung, ginjal dan riwayat
komplikasi obstretri.
b. Status Reproduksi
Faktor-faktor status reproduksi antara lain usia ibu hamil (usia dibawah 20 tahun
dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan),
jumlah kelahiran (semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh seorang
ibu semakin tinggi risikonya untuk mengalami komplikasi), jarak antara
kehamilan, status perkawinan (perempuan dengan status tidak menikah
cenderung kurang memperhatikan kesehatan diri dan janinnya selama
kehamilan dengan tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, yang akan
menyebabkan tidak terdeteksinya kelainan yang dapat menyebabkan
komplikasi)
c. Akses Terhadap Pelayanan Reproduksi
Akses pelayanan, ada dua aspek utama, yaitu ketersediaan dan
keterjangkauan.Ketersediaan adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan
dengan jumlah dan kualitas yang memadai.Keterjangkauan pelayanan kesehatan
meliputi jarak, waktu, dan biaya.
d. Perilaku sehat Berkaitan dengan perilaku penggunaan alat-alat kontrasepsi ( ibu
ber KB akan lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak berKB),
pemeriksaan kehamilan (ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur akan terdeteksi masalah kesehatan dan komplikasinya), penolong
persalinan (ibu yang ditolong oleh dukun berisiko lebih besar untuk mengalami
kematian dibandingkan dengan ibu yang melahirkan oleh tenaga kesehatan),
perilaku menggugurkan kandungan (ibu yang berusaha menggugurkan
kandungannya berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi) e.
e. Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga Ada keadaan yang
mungkin terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga yang dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi selam hamil atau melahirkan.Beberapa keadaan tersebut
terjadi pada saat melahirkan, misalnya kontraksi uterus yang tidak adekuat,
ketuban pecah dini dan persalinan yang terlambat melebihi 9 bulan.

Determinan Proksi, yaitu


a. Kejadian Kehamilan Perempuan yang hamil mempunyai risiko untuk mengalami
komplikasi, sedangkan perempuan yang tidak hamil tidak mempunyai risiko
tersebut.Program keluarga berencana dapat secara tidak langsung mengurangi risiko
kematian ibu. Efek KB terhadap penurunan AKI berkaitan dengan TFR. Bila TFR tinggi
maka penurunan kematian ibu akan sangat dipengaruhi oleh keikutsertaan KB.
Sebaliknya jika TFR cukup rendah, maka pelayanan KB tidak lagi berpengaruh
terhadap penurunan AKI. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa angka
total kesuburan (Total Fertility Rate/TFR) ternyata tidak selalu memberikan dampak
yang berarti pada penurunan AKI karena kematian ibu berkaitan pula dengan faktor-
faktor lain, misal kualitas pelayanan kesehatan
b. Komplikasi Kehamilan dan Persalinan Komplikasi obstetri ini merupakan penyebab
langsung kematian ibu, yaitu perdarahan, infeksi, eklampsia, partus lama, abortus
dan rupture uteri. Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi komplikasi obstetri
tersebut merupakan intervensi jangka pendek; yang hasilnya akan dapat gera
terlihat dalam bentuk penurunan AKI.

4. Bagaimana langkah untuk mengurangi angka kematian Ibu?


a. Mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan untuk menjadi hamil. Pada saat
perempuan tidak berada dalam kehamilan, ia tidak mempunyai risiko kematian ibu.
Penurunan angka kesuburan perempuan merupakan cara yang efektif untuk
mencegah kemungkinan menjadi hamil sehingga menghilangkan risiko kematian
akibat kehamilan/persalinan.Keikutsertaan dalam ber-KB mencegah kematian ibu.

b. Mencegah/Memperkecil kemungkinan perempuan hamil mengalami komplikasi


dalam kehamilan/persalinan. Banyak analisis menunjukkan bahwa kejadian
komplikasi obstetri tidak dapat di cegah atau diperkirakan sebelumnya, kecuali
misalnya induksi abortus yang tidak aman.Dan telah diketahui bahwa kelompok
perempuan tertentu mempunyai risiko yang lebih besar terhadap kematian dari
pada kelompok perempuan lainnya.Analisis juga menunjukkan risiko kematian ibu
terbesar pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun.

c. Mencegah/memperkecil kematian perempuan yang mengalami komplikasi dalam


kehamilan/persalinan. Walaupun kebanyakan komplikasi obstetri tidak dapat
dicegah dan diperkirakan sebelumnya, tidak berarti bahwa komplikasi tersebut tidak
dapat ditangani.Setiap ibu hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi
obstetri, maka ibu hamil perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat-
daruratan obstetri.Dengan penanganan yang baik, hampir semua kematian ibu
dapat dicegah.
5. Bagaimana cara pengukuran angka kematian?
a. Tingkat kematian kasar (Crute Death rate/CDR)
Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya orang yang meninggal pada
suatu tahun dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara
konvensional kita menyatakan tingkat itu untuk tiap 1.000 orang. Sehingga dapat
juga dikatakan bahwa tingkat kematian kasar adalah sebagai jumlah kematian pada
suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun.
CDR dapat dituliskan dengan rumus:

b. Tingkat Kematian Umur Khusus (Age Specific Death Rate)


Tingkat kematian kasar pengukuran sangat kasar sekali, karena resiko penduduk
pergolongan umur tidak sama. Tingkat kematian pergolongan penduduk dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain.

c. Tingkat Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate/ IMR )


Bayi umur 0 – 1 tahun, mempunyai pola kematian tertentu.Angka kematian bayi
tidaklah tersebar merata pada masa tahun pertama dari kehidupannya.Angka
kematian yang tinggi terlihat pada bulan-bulan pertama dari kehidupan.Misalnya
angka kematian dibawah umur 28 hari lebih tinggi dari angka kematian pada umur 5
bulan, begitu juga untuk bulan-bulan selanjutnya. Infant mortality rate adalah angka
yang menunjukkan banyaknya kematian bayi yang berumur kurang dari 1 tahun per
1000 kelahiran pada suatu waktu tertentu, yang biasa ditulis dengan rumus:

d. Angka Kematian Balita


Banyaknya kematian anak berumur 0-5 tahun selama satu tahun tertentu per 1.000
anak umur yang sama pada pertengahan tahun.

e. Angka Kematian Anak


Banyaknya kematian anak berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1.000
anak umur yang sama pada pertengahan tahun.

D1- 4 thn = jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun pada satu tahun tertentu
P = jumlah penduduk berusia 1-4 tahun pada pertengahan tahun tertentu
k = konstanta (1000)

f. Angka Kematian Ibu/AKI (Maternal Mortality)


Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan oleh sebab apapun, tetapi bukan kecelakaan atau kelalaian, dan terjadi
selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah persalinan (masa nifas) serta tidak
tergantung umur atau letak kehamilan. Ada 2 ukuran:
1) Maternal mortality rate

2) Maternal mortality ratio

6. Apa hubungan antara SGDs dengan angka kematian?

Anda mungkin juga menyukai