Leksikografi John Echols & Hassan Shadily
Leksikografi John Echols & Hassan Shadily
:Oleh
Niken Nur Hanifah (21200120000015)
Kamus memuat berbagai informasi tentang kata, dari penulisan kata, kategori kata
dan makna kata serta cara penggunaan kata. Kata-kata dalam kamus disusun sedemikian
rupa sehingga pengguna dapat mencari kata yang diingnkan dengan cepat, hal ini
disebabkan susuna dan urtan kata dalam kamus juga di tata berdasar sistem tertentu. Dalam
penyunan kamus dibutuhkan pengetahuan khusus, adapun ilmu yang harus di kaji adalah
salah satu sub kajian ilmu lingusiyik yaitu leksikon yang kemudian di aplikasikan ke dalam
sebuah praktik yang di sebut leksikografi yang membauat setiap kegiatan penyusunan
kamus dari mulai perencanaan hingga penerbitannya. Tahapan seorang leksikograf atau
pekamus dalam penyusunan kamus sangatlah rumit dan panjang.
Dalam prakatanya Prof. Dr. John M. Echols dan Hassan Shadily kamus Inggris
Indonesia dan Indonesia ini merupakan usaha pendaftaran yang luas yang bertujuan
mencakup sebagian besar kata dan ungkapan Inggris yang paling umum di Amerika Serikat
dengan menyertakan ejaan dan lafal Amerikanya dan serta padanan Indonesianya. Dalam
penyusunan kamus dwibahasa, tujuan penyusunan merupakan hal yang paling utama bagi
pekamus untuk merumuskannya, tujuan itu menyangkut masalah kamus itu di tujukan
kepada siapa dan seberapa besar ruang lingkupnya. Kegiatan leksikografi yang dilakukan
oleh Prof. Dr. John M. Echols dan Hassan Shadily bertujuan sebagai upaya agar kamus ini
dapat di gunakan terutama bagi penutur bahasa Indonesia dan bagi penutur bahasa Inggris
yang mencari padanan Indonesia bagi ungkapan atau kata Inggris.
Dalam dunia leksikografi disadari benar bahwa tidak akan ada kamus yang
sempurna yang dapat memberikan informasi apa saja mengenai kata dengan makna yang
diinginkan, leksikografi Indonesia dan leksikografi Inggris khususnya menghadapi
tantangan besar seiring berkembangnya zaman dan bertambahnya tuntutan, faktanya kamus
masih menjadi sumber pengetahuan utama bagi pengkajian bahasa khususnya dan berbagai
disiplin ilmu. Oleh karena itu usaha pemutakhiran dan peningkatan kualitas leksikografi
bersifat mutlak adanya.
Dalam kajian linguistik istilah leksem digunakan dalam dua bidang subkajian, yaitu
morfologi dan semantik. Dalam kajian leksikologi kajian morfologi leksem diartikan
bentuk akan menurunkan sebuah kata. Kata tulis merupakan sebuah leksem yang bisa
menurunkan kata-kata lain seperti menulis, tertulis, penulis, tulisan. Berbeda dengan makna
leksem dalam kajian semantik digunakan untuk mewadahi konsep satuan bahasa yang
memiliki satuan makna, seperti “murid menyimak penjelasan guru” Setiap kata dari kalimat
tersebut merupakan leksem dalam kajian semantik.
Istilah leksikon lazim digunakan untuk mewadahi konsep kumpulan leksem dari satu
bahasa baik kumpulan secara keseluruhan maupun secara sebagian. Kata leksikon yang
berstatus nomina memiliki bentuk adjektivalnya yang sudah lazim digunakan yaitu leksikal
seperti yang ada pada frase leksikal, kajian leksikal, dan semantik leksikal.
Abdul Chaer membagi sistem bahasa menjadi sistem fonologi, sistem gramatika dan
sistem leksikon,1 berbeda dengan pembagian sistem bahasa menurut ulama Arab yang
1
Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), p. 176
umumnya membagi menjadi 4 subsistem yaitu sistem fonologi, sistem morfologi, sistem
sintaksis dan sistem semantik,2 kemudian ulama Arab kontemporer Tamam Hassan
menambah menjadi 5 dengan sistem leksikon3, Ferdinand de Saussure memiliki konsep
signe lingustique yang terdiri dari komponen signifiant (morfologi sintaksis) dan signifie
yang berkenaan dengan masalah semantik yang kemudian berkenaan dengan makna
leksikal yaitu vocabularie.4 Leksikologi atau adalah ilmu yang mengambil leksikon sebagai
objek kajiannya, pakar yang menekuni bidang leksikologi di sebut leksikolog 5. Dalam
bukunya ‘Ilm Al Lughah wa Shina’atu Al Mu’jam Ali Qashimi memaparkan bahwa
leksikologi atau dalam bahasa Arab ‘Ilmu al Ma’ajim adalah kajian tentang kosa kata dan
maknanya di dalam satu bahasa atau di dalam berbagai bahasa.6 Sementara Ahmad
Mukhtar ‘Umar menyatakan bahwa leksikologi merupakan cabang dari ilmu linguistik yang
mengkaji kosa kata dan maknanya serta hubungan diantara keduanya.7 Dalam
pemaparannya tentang definisi leksikologi, Khilmy Khalil menyebut bahwa leksikologi
adalah pendahuluan dalam penyusunan kamus sebagai teori ilmiah. Dikuatkan oleh
pengertian leksikologi menurut Al Khully ilmu yang mengkaji tentang makna kosa kata
yang kemudian disusun dalam kamus atau mu’jam, dengan ini Al Khully berpendapat
bahwa istilah leksikologi dalam bahasa arab berarti ‘Ilm Mufradat dan bukan ‘Ilm Al
Ma’ajim karena objek pembahasan tentang kosakata dan maknanya masuk ke dalam ranah
‘Ilm Mufradat.8
Hasil kajian leksikologi ditulis dan disusun secara alfabetis yang akan berwujud sebuah
kamus merupakan bidang kajian leksikografi. Namun kajian leksikografi tidak semata-mata
berkaitan dengan penyusunan kamus, namun juga berkaitan dengan pengembangan dan
pendeskripsian teori dan metodenya. Pakar yang menekuni bidang leksikografi disebut
leksikograf. Tidak ada batasan khusus antara leksikolog dan leksikograf, sebab seorang
2
Ahmad Muhammad Qaddur, Al Lisaniyat wa Afaq ad Dars al Lughawy, (Damaskus: Dar al Fikir al
Mu’asir,2001) , p. 5-6
3
Tamam Hassan, Al Lughah Al ‘Arabiyah : Ma’naha wa Mabnaha, (Kairo: Alam al Kutub, 1998), p. 3-6
4
Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, ..., p. 178
5
Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, ..., p. 3
6
Ali Qashimiy, Ilm Al Lughah wa Shina’atu Al Mu’jam, (Riyadh : King Saud University Press, 1991), p. 3
7
Ahmad Mukhtar Umar, Asasu ‘Ilmi Al Lughah, (Kairo : Alaamu al Kutub, 1998), cet. 8. P. 35
8
Muhammad Ali Al Khuli, A Dictionary of Theoritical Linguistics, (Lebanon : Maktabah Lubnan, 1982), p.
153
leksikolog akan melanjutkan kegiatannya sampai pada penyusunan kamus. Akan tetapi
terdapat leksikograf yang melakukan penyusunan kamus menggunakan hasil kajian
leksikologi orang lain.
Huasmann berpendapat bahwa kajian leksikografi mencakup dua bidang kajian, yaitu
leksikografi praktik dan leksikografi teoritis. Kerja leksikografi praktik adalah seputar
penyusunan kamus dari mulai perencanaan dan penerbitan, sedang kerja leksikografi
teoritis berfokus pada studi bahasa dan kosakata dalam konteks budaya dan
mengembangkan metode terbaik untuk mengompilasi kamus, pakar dalam leksikografi
teoritis disebut dengan metaleksikografi.9
Secara etimologi kamus berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu Qamus yang
menyerap kata dalam bahasa yunani kuno okeanus yang berarti lautan. Padanan kata kamus
dalam bahasa Inggris adalah dictionary. Dan dalam bahasa Arab adalah mu’jam.
Menurut Kridalaksana kamus adalah buku referensi yang memuat daftar kata atau
gabungan kata dengan keterangan mengenai berbagai segi maknanya dan penggunaannya
dalam bahasa, biasanya disusun menurut abjad dalam tradisi yunani dan romawi, dan
disusun menurut konsonan dalam tradisi arab.10Sedang menurut Yasriy Abdul Ghaniy
adalah bukuyang memuat daftar kosakata kebahasaan yang disusun menurut secara abjad
menerangkan makna dari kata tersebut dan hal-hal lain yang diperlukan kemudian diakhiri
dengan penempatannya di dalam kalimat. 11Dan menurut Ladislav Zgusta kamus adalah
daftar bentuk-bentuk bahasa yang terkumpul dalam tradisi kebahasaan di dalam satu
masyarakat dan kemudian penyusun memberi pengetahuan yang bermacam-macam hingga
pembaca memahami maknanya.12
Jenis kamus jika di bedakan menurut bahasa sasaran adalah kamus dwi bahasa, eka
bahasa dan aneka bahasa, menurut ukurannya di bedakan menjadi kamus besar besar dan
9
Teguh Setiawan, Leksikografi, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), p. 24
10
Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, ..., p. 179
11
Yasriy Abdul Ghaniy, Mu’jamu al Ma’ajim Al Arabiyyati , (Beirut : Darul Jail, 1999), p. 170
12
Ladislav Zgusta, Manual of Lexicography, (The Hague & Paris, 1971), p. 197
kamus terbatas (saku, pelajar), menurut isinya kamus dibedakan menjadi kamus lafal,
kamus ejaan, kamus sinonim, kamus antonim, kamus homonim, kamus ungkapan/idiom,
kamus akronim/singkatan, kamus etimologi, dan kamus istilah.13
Tradisi leksikografi di Indonesia dimulai dengan kamus daftar kata atau glosarium pada
abad ke-15 daftar kata Cina-Melayu sebanyak 500 kata. Kemudian daftar Italia-Indonesia
karya Pigapetta (1522), sedangkan kamus tertua di Indonesia adalah kamus karya Frederick
de Houtman tahun 1603 dan karya Casped Wiltens dan Sabastianus Danckerts (1623).
Kemudian kamus jawa tertua Lexicon Javanum (1706) dan kamus sunda tertua
Nederduitsch Maleisch en Sundach Woordenboek (1841) karya A. De Wilde. Sedangkan
kamus pertama karya putra Indonesia adalah kamus dwibahasa Baoesastra Melajoe Djawa
(1916) oleh R Sastrasoeganda. Dan kamus ekabahasa pertama karya putra Indonesia adalah
Kitab Pengetahuan Bahasa karya Raja Ali Haji (1928). Sejak zaman kemerdekaan hingga
sekarang sudah ribuan kamus yang di hasilkan mulai dari kamus bahasa daerah di
Indonesia, kamus besar bahasa Indonesia, kamus linguistik, kamus akronim, kamus
sinonim. Selain itu juga kamus berkaitan dengan bahasa Indonesia yang disusun oleh
penulis luar Indonesia, misalnya kamus karya John M. Ecols dan Hassan Shadily An
13
Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, ..., p. 196-206
Indonesian English Dictionary, kamus karya La Brousse Dictionary Indonesian Francis,
kamus karya Liang Liji Kamus Baru Bahasa Indonesia Tinghoa dan seterusnya.14
Hassan Shadily dan John M. Echols memberikan kontribusi besar dalam dunia
keilmuan Indonesia, dwiahli ini telah mengerjakan pekerjaan besar dan sangat bermanfaat
bagi bangsa, bahkan kamus Indonesia Inggris telah digunakan hampir di seluruh tingkatan
pendidikan di Indonesia. Semenjak diterbitkan pertama kali pada tahun 1976 oleh PT.
Gramedia Pustaka Utama kamus tersebut sudah berkali-kali mengalami cetak ulang.15
Kamus sebagai hasil akhir dari kerja leksikografi adalah menghimpun semua
kosakata yang ada dalam suatu bahasa, juga sebagai wadah penghimpun konsep-konsep
budaya dari bahasa masyarakat penuturnya. Selain itu kamus juga memiliki fungsi
praktis seperti mengetahui makna kata, lafal dan ejaan sebuah kata, asal-usul kata, dan
berbagai informasi terkait kata tersebut.
Dalam dunia leksikografi tidak akan ada kamus yang sempurna, sehingga
pengembangan dan pemutakhirannya sangat diperlukan. Namun menurut Abdul Chaer
apa bila terdapat komponen-komponen penting kamus yaitu kelengkapan lema,
sistematika susunan lema, memiliki gloss yang lengkap tepat dan jelas, petunjuk dan
lafal pengejaan, informasi kategori kata, informasi variasi kata, informasi asal-usul
kata,informasi bidang pemakaian, informasi wilayah pemakaian, informasi kelas sosial,
dan informasi kata-kata baku maka kamus tersebut dapat dikatakan kamus tersebut
kamus yang baik, ideal, dan dapat diharapkan.23
23
Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, ..., p. 206-210
draf dirombak total. Hingga pertengahan tahun 1985-1986 kamus tersebut memasuki
masa koreksi oleh Hassan Shadily, James Collins dan, John Wholf. Draf terakhir selesai
pada tahun Januari 1987 dan kemudian diserahkan kepada Cornell University, dan
memasuki masa penerbitan dan review pada tahun 1987-1988. Naskah diedit oleh
Cornell University menggunakan computer IBM dengan perangkat software “lexware”
dikembangkan oleh Prof. Universitas Hsu dari Universitas Hawai. Revisi ini dibiayai
oleh Cornell University dan Departemen Pendidikan Amerika Serikat. 24 Kamus ini
berjumlah 618 halaman (edisi ke 3), disusun secara alfabetis mulai dari A hingga Z.
Kamus ini memuat sekitar 31,000 kosa kata lebih (edisi ke 3). Kamus ini berisikan kata
pengantar penerbit, kata pengantar editor, pendahuluan yang menjelaskan tentang tujuan
penyusunan kamus, fonetis, tabel singkatan, abrivasi, tanda, dan penjelasan penggunaan
kamus yang ditulis berbahasa Inggris.
Jika ditinjau dari bahasa sasarannya kamus ini masuk ke dalam jenis kamus
dwibahasa, kata-kata dalam kamus ini dikamuskan dan dijelaskan dengan kata-kata dari
bahasa lain yaitu Inggris Amerika. Jika tinjau dari isinya kamus ini masuk kedalam jenis
kamus umum yang memuat kata-kata yang umum di gunakan atau yang ada dalam suatu
bahasa. Kamus ini merupakan kamus komprehensif dan praktis yang tergolong kamus
reseptif.
Kata homonim pada kamus ini tidak di daftarkan sebaga kata kepala sendiri, kata
kepala bawahan juga tidak dicaruk penulisannya, tapi ada ada tanda (-) sebagai tanda
adanya bentukan tambahan dari kata masukan itu, dan tanda (–) menandai anggota kelas
kata yang baru. Beberapa kepangkatan atau kekerabatan seperti pak yang berasal dari
kata bapak, akan di masukan kedalam kata bapak.
24
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, (Jakarta : Gramdia Pustaka Utama,
2008), p. ix-x
menyebelah tanda ini dapat digunakan tanpa merubah arti, ( ) menunjuk ke keterangan
penjelas yang berhubungan dengaan pokok sebelum atau sesudahnya.
Selain itu kamus ini juga dilengkapi dengan tulisan fonetis yang mendampingi
setiap entri untuk mengetahui cara pelafalan kata yang bersangkutan, dan contoh
pemakaian kata dalam kalimat, serta penjelasan arti kata yang bersangkutan dalam
disiplin ilmu tertentu. Kamus ini juga telah mengalami revisi oleh beberapa ahli dari
Indoensia dan Amerika oleh karena itu kamus ini tergolong kamus komprehensif dan
mutakhir.
Sebuah kamus disusun bukan tanpa tujuan, urgensi, dan orientasi. Tujuan itu
menyangkut kepada siapa kamus tersebut akan ditujukan dan seberapa besar ruang
lingkupnya. Jika hal itu menyangkut sasaran bahasanya maka jika ditujukan bagi
penutur asli bahasanya yang harus disusun adalah kamus ekabahasa, sebaliknya jika
ditujukan bagi bukan penutur asli bahasa tersebt maa yang harus disusun kamus
dwibahasa. Adapun ruang lingkup kamus menyangkut seberapa besar lema-lema yang
akan dimuat dan seberapa jauh makna yang akan diberikan.
John Minor Echols dan Hassan Shadily telah melakukan pekerjaan besar dan
bermanfaat dalam dunia leksikografi Indonesia. Kamus yang disusun oleh dwiahli ini
telah di pakai oleh kalangan luas di berbagai disiplin ilmu dan tingkatan pendidikan.
Namun kamus ini masih memiliki beberapa kekurangan dan kelemahan yang perlu
dikembangkan dan ditingkatkan. Kehadiran kamus dwibahasa dalam dunia pendidikan
khusunya dalam pembelajaran bahasa asing sangatlah diperlukan, yang dapat membantu
pembelajar untuk menguasai bahasa asing secara reseptif maupun produktif. Kamus
dwibahasa yang banyak beredar adalah kamus yang disusun untuk kepeluan penutur
bahasa asing sehingga kamus dwibahasa yang ideal yang disusun untuk kepeluan
penutur bahasa Indonesia sangatlah penting.
DAFTAR PUSTAKA
A. Teeuw. 1853. In Memorian John Minor Echols 25 March 1913-16 June 1982. Journal of
Humanities and Social Science of Southeast Asia. America: Brill
Abdul Ghaniy, Yasriy. 1999. Mu’jamu al Ma’ajim Al Arabiyyati . Beirut : Darul Jail
Al Khuli, Muhammad Ali. 1982. A Dictionary of Theoritical Linguistics. Lebanon :
Maktabah Lubnan
Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2008. Kamus Indonesia Inggris. Edisi ke 3. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Hassan, Tamam. 1998. Al Lughah Al ‘Arabiyah : Ma’naha wa Mabnaha. Kairo: Alam al
Kutub
O.W. Wolters. John M. Echols. Cornell University. tidak dicetak
Qaddur,Ahmad Muhammad. 2001. Al Lisaniyat wa Afaq ad Dars al Lughawy. Damaskus:
Dar al Fikir al Mu’asir
Qashimiy, Ali. 1991. Ilm Al Lughah wa Shina’atu Al Mu’jam. Riyadh : King Saud
University Press
Setiawan,Teguh. 2015. Leksikografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Umar, Ahmad Mukhtar. 1998. Asasu ‘Ilmi Al Lughah. Kairo : Alaamu al Kutub
Zgusta,Ladislav. 1971. Manual of Lexicography. The Hague & Paris
https://www.suara.com/lifestyle/2020/05/22/042500/2020-satu-abad-lahirnya-hassan
shadily-si-pembuat-kamus-indonesia-inggris?page=all
https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/ditwdb/hassan-shadily-penyusun-kamus-indonesia-
inggris-dan-inggris- indonesia/
https://en.wikipedia.org/wiki/John_Echols
https://idwriters.com/writers/jonh-m-echols
https://jakarta.go.id/artikel/konten/1432/hassan-shadily
https://jakarta.go.id/artikel/konten/1432/hassan-shadily
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hassan_Shadily