Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTIF, SUPORTIF, DAN

ORIENTASI PRESTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN


(Studi Pada Karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang Lamongan)

Arly Sandra Yulistian


Endang Siti Astuti
Hamidah Nayati Utami
Fakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya Malang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif, Suportif, dan
Orientasi Prestasi terhadap Semangat Kerja Karyawan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 78 orang yang
merupakan karyawan BRI Cabang Lamongan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti
adalah teknik pengambilan sampel random sampling. Analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel bebas gaya kepemimpinan direktif,
suportif, orientasi berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu semangat kerja karyawan yang
dapat dilihat dari nilai (sig) F < α yaitu 0,000 < 0,05 serta nilai Adjusted R Square menunjukan angka
sebesar 0,520 yang berarti bahwa variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar 52% terhadap
semangat kerja karyawan. Secara parsial yang dapat dilihat dari hasil uji t yang menunjukan bahwa
variabel gaya kepemimpinan direktif mempunyai tingkat signifikansi 0,745 < 0,05. Sedangkan variabel gaya
kepemimpinan suportif mempunyai tingkat signifikansi 0,829. Sedangkan variabel gaya kepemimpinan
orientasi prestasi mempunyai tingkat signifikansi 0,530. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial gaya kepemipinan direktif, suportif, dan orientasi prestasi memiliki
pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan. Sementara itu, analisis deskriptif menunjukan
bahwa dengan gaya kepemipinan direktif, suportif, orientasi prestasi yang berada pada tingkat kuat,
didapatkan semangat kerja karyawan yang kuat pula.
Kata kunci :Gaya Kepemimpinan Direktif, Gaya Kepemimpinan Suportif, Gaya Kepemimpinan Orientasi
Prestasi, Semangat Kerja Karyawan

PENDAHULUAN yang menikmati hasil produksi tersebut. Tenaga


Perusahaan dewasa ini tidak mungkin kerja yang bekerja sesuai dengan fungsinya akan
mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya menunjang tercapainya keberhasilan tujuan
campur tangan manusia, karena sumber daya perusahaan.
manusia memegang peranan yang sangat penting. Peran pemimpin menjadi tidak kalah
Adanya tenaga kerja manusia yang baik, maka pentingnya dalam perusahaan, seorang pemimpin
perusahaan dapat berjalan dengan baik. perusahaan yang bijaksana dan baik harus dapat
Prakteknya setiap perusahaan mempunyai sumber memberikan kepuasan kerja kepada para
daya manusia yang memiliki kepribadian berbeda- karyawan dan selalu berusaha memperhatikan
beda,sehingga dapat mempengaruhi kegiatan semangat kerja mereka. Tentunya pihak pemimpin
perusahaan. harus mempunyai kemampuan dalam mengelola,
Perbedaan watak atau sifat manusia yang mengarahkan, memerintah dan memotivasi
memiliki karakteristik tersendiri disebabkan bawahannya untuk memperoleh tujuan yang
karena beberapa hal, misalnya latar belakang diinginkan oleh perusahaan. Dalam mengelola
pendidikan, ketrampilan, watak dasar maupun karyawan yang ada diperusahaan harus
faktor-faktor lainnya dari tenaga kerja itu sendiri. menciptakan suatu komunikasi kerja yang baik
Keberagaman perilaku tersebut akan antara atasan dan bawahan agar tercipta hubungan
mempengaruhi jalannya kegiatan perusahaan. Hal kerja yang serasi dan selaras.
ini tidak saja akan mempengaruhi hasil yang akan Gibson (1997:5) menyatakan bahwa
dicapai oleh perusahaan, tetapi juga masyarakat pemimpin merupakan agen perubahan (agent of
1
changes), orang yang perilakunya akan lebih karyawan hanya bisa berprestasi kerja untuk
mempengaruhi orang lain dari pada perilaku orang memenuhi target yang telah ditetapkan oleh
lain yang mempengaruhi mereka. Banyak para seorang pemimpin, dan seorang pemimpin hanya
ahli yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh bisa mensuport, motivasi agar kinerja
antar gaya kepemimpinan yang terdiri dari karyawannya baik dan bisa berprestasi menurut
kepemimpinan direktif yaitu gaya kepemimpinan Yudi Amiarno pemimpin BRI Cabang Lamongan.
yang sering memberikan perintah atau tugas pada Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik
bawahannya serta membuat mengambil untuk mempelajari gaya kepemimpinan direktif,
keputusan-keputusan bagi dirinya sendiri, suportif, orientasi prestasi pada BRI Cabang
kepemimpinan suportif yaitu pemimpin yang Lamongan, karena semangat kerja karyawan yang
bersedia menjelaskan segala permasalahan pada baik sehingga menarik nasabah untuk bertransaksi
bawahan, mudah didekati, dan memuaskan kinerja di BRI Cabang Lamongan. Banyaknya nasabah
para karyawan, kepemimpinan partisipatif yaitu membuat perolehan pinjaman, tabungan, dan
pemimpin cenderung meminta pendapat karyawan transaksi lainnya mudah mencapai target yang
dan menggunakan saran serta gagasannya sebelum ditetapkan oleh pemimpin. Pemimpin BRI Cabang
mengambil keputusan dan menggunakan metode Lamongan sangat berpengaruh terhadap semangat
karyawan tersebut terhadap pemecahan masalah kerja karyawan, dimana para karyawan saling
dan mengambil keputusan tersebut jika dianggap bekerja sama untuk menghasilkan kerja yang baik
sesuai oleh pemimpin, kepemimpinan orientasi dan saling membantu, selain itu disiplin kerja
prestasi yaitu pemimpin memberikan tantangan yang diterapkan karyawan juga baik dan mereka
atau merangsang karyawan untuk berprestasi juga merasa nyaman serta merasa dihargai selama
setinggi mungkin. Berdasarkan pernyataan diatas bekerja di BRI Cabang Lamongan. Semangat
dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan dari kerja yang sudah terbentuk pada diri karyawan tak
seorang pemimpin dapat berpengaruh terhadap lepas dari pengaruh gaya kepemimpinan Kepala
semangat kerja bawahannya. BRI Cabang Lamongan.
Tanpa pemimpin, hubungan antara
individu dengan tujuan organisasi akan menjadi KAJIAN PUSTAKA
lemah. Pernyataan Hasibuan (2003:169) Gaya Kepemimpinan
menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan yang Pemimpin mempunyai gaya yang berbeda-
diterapkan oleh seorang pemimpin atau seorang beda antara satu dengan yang lainnya, meskipun
manajer dalam suatu organisasi dapat sering kali pemimpin mengembangkan beberapa
menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gaya kepemimpinan, tetapi ada satu gaya
gairah/semangat kerja karyawan untuk mencapai kepemimpinan yang paling dominan yang paling
sasaran yang maksimal. Hal ini merupakan faktor sering dijalankan oleh pemimpin. Thoha
manusia yang mengikat suatu kelompok untuk (2001:49) menjelaskan bahwa gaya
bersama-sama dan mendorong terhadap tujuan. kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
Pernyataan-pernyataan yang dinyatakan oleh para digunakan seseorang pada saat orang tersebut
ahli tersebut memperkuat bahwa hubungan antara mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
gaya kepemimpinan dan semangat kerja itu ada. Nawawi (2003:115) gaya kepemimpinan
Bagaimana seorang pemimpin dengan merupakan perilaku atau cara yang dipilih atau
menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat dan digunakan pemimpin dalam mempengaruhi
efektif dapat mempengaruhi bawahannya pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota
sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai organisasi atau bawahannya.
secara maksimal. Pemimpin mempunyai sifat, watak,
Berdasarkan keempat gaya kepemimpinan kepribadian tersendiri yang unik dan khas,
direktif, suportif, partisipatif, dan orientasi sehingga kepribadiannya yang membedakan
presatasi yang telah dikemukakan para ahli, dirinya dengan orang lain. Gaya kepemimpinan
penulis hanya menggunakan tiga gaya adalah suatu pola perilaku seseorang untuk
kepemimpinan yang mempengaruhi semangat memotivasi orang lain agar mereka mau bekerja
kerja yaitu direktif, suportif, orientasi prestasi sama untuk mencapai tujuan. House dalam
terhadap semangat kerja karyawan. Pada BRI Robbins (2006 : 448) mengidentifikasikan empat
Cabang Lamongan tidak menggunakan gaya gaya kepemimpinan yang dibedakan sebagai
kepemimpinan partisipatif karena seorang berikut :
karyawan hanya bisa bekerja menurut apa yang
sudah ditetapkan oleh seorang pemimpin. Seorang

2
a) Kepemimpinan Direktif Nawawi (2003:91) gaya kepemimpinan ini
Menurut House dalam Robbins ditujukan dengan memberikan kesempatan
(2006:448) kepemimpinan direktif yaitu gaya pada anggota organisasi atau bawahan ikut
kepemimpinan yang mempunyai hubungan serta dalam menetapkan tujuan, membuat
yang positif dengan kepuasan dan harapan keputusan dan mendiskripsikan perintah.
bawahan. Atasan sering memberikan perintah Menurut pendapat tokoh-tokoh
atau tugas khusus (otokrasi). Davis dan tersebut dalam gaya ini pemimpin cenderung
Newstrom (2006:164) kepemimpinan direktif meminta pendapat karyawan dan
adalah pemimpin yang memusatkan kuasa dan menggunakan saran serta gagasannya sebelum
pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, mengambil keputusan dan menggunakan
pemimpin menata situasi kerja ynag rumit metode karyawan tersebut terhadap
bagi para pegawai, yang melakukan apa saja pemecahan masalah dan mengambil
yang diperintahkannya. Pemimpin berwenang keputusan tersebut jika dianggap sesuai oleh
penuh dan memikul tanggung jawab pemimpin. Selain itu pemimpin juga
sepenuhnya. memberikan pada karyawan ikut serta dalam
Pemimpin yang mempunyai gaya menetapkan tujuan, membuat keputusan dan
seperti ini pada umumnya sering memberikan mendiskripsikan perintah.
perintah atau tugas khusus pada bawahannya, d) Kepemimpinan Orientasi Prestasi
membuat keputusan-keputusan penting dan Menurut House dalam Robbins
banyak terlibat dalam pelaksanaanya. Semua (2006:448) kepemimpinan orientasi prestasi,
kegiatan terpusat pada pemimpin. Pada yaitu kepemimpinan yang mengajukan
dasarnya gaya direktif adalah gaya otoriter. tantangan yang menarik bagi bawahan dan
b) Kepemimpinan Suportif merangsang untuk mencapai tujuan, serta
Menurut House dalam Robbins melaksanakan dengan baik. Makin tinggi
(2006:448) kepemimpinan suportif, yaitu orientasi pemimpin akan prestasi, maka makin
kepemimpinan yang selalu bersedia banyak bawahan yang percaya akan
menjelaskan segala permasalahan pada menghasilkan pelaksanaan kerja yang efektif.
bawahan, mudah didekati dan memuaskan hati Menurut pendapat tokoh tersebut
para karyawan. Winardi (2000:63) dalam gaya ini menetapkan tujuan yang
kepemimpinan suportif adalah pemimpin yang menantang dan merangsang para karyawan,
menciptakan suatu lingkungan kerja yang mengharapkan karyawan untuk berprestasi
membantu mempertebal keinginan pada setiap setinggi mungkin, percaya pada kemampuan
pengikut untuk melaksanakan pekerjaan karyawan untuk mencapainya, dan terus
sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak menerus mencari peningkatan hasil karya atau
lain, serta mengembangkan skillnya dan kerja.
keinginannya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya
Kepemimpinan suportif juga dikenal kepemimpinan adalah suatu sikap atau pola
dengan istilah perilaku penyokong atau perilaku seorang pemimpin yang didasari
perhatian, dalam gaya ini pemimpin bersedia kemampuan pribadi untuk mempengaruhi,
menjelaskan segala permasalahan pada memotivasi atau membangkitkan semangat
bawahan, mudah didekati dan memuaskan seseorang atau orang lain agar mereka mau
kinerja para karyawan. dengan cara bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
membimbing pengikut atau karyawan dengan
sebaik-baiknya, menciptakan suatu Semangat Kerja
lingkungan kerja yang membantu keinginan Setiap perusahaan selalu berusaha agar
pada setiap pengikut untuk melaksanakan produktifitas kerja karyawan dapat ditingkatkan
pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dan salah satunya dengan meningkatkan semangat
dengan pihak lain, serta mengembangkan kerja karyawan. Semangat kerja ini perlu
skillnya dan keinginannya sendiri. ditingkatkan karena merupakan unsur penunjang
c) Kepemimpinan Partisipatif tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan.
Menurut House dalam Robbins Semangat kerja yang tinggi akan
(2006:448) kepemimpinan partisipatif adalah merangsang karyawan untuk berkarya dan
gaya kepemimpinan yang meminta dan beraktifitas lebih baik. Seperti yang dikemukakan
menggunakan saran-saran bawahan dalam oleh Leighten dalam Moekijat (1999:130). “
rangka mengambil keputusan. Luthans dalam Semangat atau moral kerja adalah kemampuan

3
sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat b. Analisis Inferensial
dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama”. Teknik statistik yang digunakan untuk
Hasibuan (2003:94) menyatakan bahwa, semangat menganalisis data sampel dan hasilnya
kerja adalah keinginan dan kesungguhan diberlakukan untuk populasi. Analisis
seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik Inferensial berhubungan dengan pendugaan
serta berdisiplin untuk mencapai kecakapan yang populasi dan pengujian hipotesis dari suatu
maksimal. Dengan demikian, semangat kerja yang data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata
tinggi akan merangsang karyawan untuk berkarya lain analisis inferensial berfungsi untuk
dan beraktivitas lebih baik. Siswanto (2003:35), meramalkan dan mengontrol keadaan atau
mendefinisikan semangat kerja sebagai keadaan kejadian. Analisis inferensial yang digunakan
psikologi seseorang. Semangat kerja dianggap dalam penelitian ini adalah Regresi Linier
sebagai keadaan psikologis yang baik bila Berganda.
semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan Keterangan:
giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang Y = Variabel terikat
ditetapkan oleh perusahaan. a = Bilangan konstanta
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut b1b2b3 = Koefisien variabel independen
dapat disimpulkan bahwa semangat kerja X1 = Suportif
merupakan kondisi psikologis dari perilaku X2 = Direktif
individu anggota kelompok atau karyawan dalam X3 = Orientasi Prestasi
melaksanakan sesuatu berkenaan dengan aktivitas e = Error atau sisa
dan pekerjaan yang dilakukannya. Kondisi-
kondisi psikologis individu ini dipengaruhi oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
motiv-motiv tertentu sesuai dengan keinginan dan Analisis Deskriptif
kebutuhannya.
Tabel 1
HIPOTESIS Konsep Variabel Indikator Item Mean

1. Hipotesis 1 : Kepemimpinan direktif (X1) X X1 X1.1 X1.1.1 4,14


X1.1.2 4,32
berpengaruh signifikan terhadap semangat X1.2 X1.2.1 4,02
kerja (Y). X1.2.2 4,39
2. Hipotesis 2 : Kepemimpinan suportif (X2) X2 X2.1 X2.1.1 4,15
berpengaruh signifikan terhadap semangat X2.1.2 4,32
X2.2 X2.2.1 4,55
kerja (Y). X2.2.2 4,25
3. Hipotesis 3 : Kepemimpinan orientasi prestasi X3 X3.1 X3.1.1 4,20
(X3) berpengaruh signifikan terhadap X3.1.2 4,29
X3.2 X3.2.1 4,55
semangat kerja (Y). X3.2.2 4,51
Y Y1 Y1.1 Y1.1.1 4,43
METODE Y1.1.2 4,47
Y1.1.3 4,37
Jenis penelitian ini dapat digolongkan sebagai Y1.1.4 4,43
penelitian penjelasan atau eksplanatori. Menurut Y1.2 Y1.2.1 4,29
Singarimbun (2006:5) yang dimaksud dengan Y1.2.2 3,89
Y1.2.3 4,29
penelitian penjelasan adalah penelitian yang Y1.2.4 4,41
menyoroti hubungan antara variabel-variabel Y1.3 Y1.3.1 4,15
penelitian dan menguji hipotesis yang telah Y1.3.2 4,17
dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu Y1.3.3 4,20
Y1.3.4 4,39
penelitian penjelasan juga dinamakan penelitian
pengujian hipotesis.Jumlah sampel dalam
Pengaruh Kepemimpinan Direktif terhadap
penelitian ini sebanyak 78 karyawan BRI Cabang
Semangat Kerja Karyawan
Lamongan
Berdasarkan hasil analisis regresi linier
Teknik analisis data yang digunakan adalah :
berganda didapat variabel kepemimpinan direktif
a. Analisis deskriptif
memiliki koefisien regresi yang menunjukan nilai
Mendeskripsikan atau mengambarkan data
sebesar 0,745 nilai tersebut berarti bahwa variabel
yang telah terkumpul sebagaimana adanya
bebas kepemipinan direktif memiliki pengaruh
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
positif atau berbanding urus terhadap semangat
berlaku untuk umum atau generalisasi.
kerja karyawan yaitu apabila kepemimpinan
4
direktif mengalami peningkatan sebesar satu percaya bahwa pemimpin dapat menjalankan
satuan, maka semangat kerja akan naik sebesar tugasnya dengan baik, hal ini akan menimbulkan
0,745 satuan dengan asumsi variabel yang lain semangat kerja yang tinggi pada karyawan,
konstanta. Hasil uji t didapat bahwa variabel apabila semangat kerja tinggi maka produktifitas
bebas kepemimpinan direktif memiliki pengaruh kerja karyawan juga akan tinggi dan pada
yang signifikansi terhadap semangat kerja, hal ini akhirnya tujuan perusahaan yang telah
dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih direncanakan dapat tercapai dengan baik. Seperti
kecil dari α (alpha) yang dipakai yaitu sebesar yang dikatakan House dalam Robbins (2006:448)
0,05 sehingga 0,000 < 0,05. kepemimpinan suportif, yaitu kepemimpinan yang
Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa selalu bersedia menjelaskan segala permasalahan
kepemimpinan direktif mempunyai pengaruh pada bawahan, mudah didekati dan memuaskan
signifikansi terhadap semangat kerja karyawan. hati para karyawan. Winardi (2000:63)
Hal ini karena karyawan merasa pemimpin kepemimpinan suportif adalah pemimpin yang
memiliki ketegasan dan tanggung jawab sebagai menciptakan suatu lingkungan kerja yang
penentu keputusan. Sehingga karyawan percaya membantu mempertebal keinginan pada setiap
bahwa pemimpin dapat menjalankan tugasnya pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik
dengan baik, hal ini akan menimbulkan semangat mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta
kerja yang tinggi pada karyawan, apabila mengembangkan skillnya dan keinginannya
semangat kerja tinggi maka produktifitas kerja sendiri.
karyawan juga akan tinggi dan pada akhirnya
tujuan perusahaan yang telah direncanakan dapat Pengaruh Kepemimpinan Orientasi Prestasi
tercapai dengan baik. Seperti yang dikatakan terhadap Semangat Kerja Karyawan
Davis dan Newstrom (2006:164) kepemimpinan Berdasarkan hasil analisis regresi linier
direktif adalah pemimpin yang memusatkan kuasa berganda didapat variabel kepemimpinan orientasi
dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, prestasi memiliki koefisien regresi yang
pemimpin menata situasi kerja ynag rumit bagi menunjukan nilai sebesar 0,530 nilai tersebut
para pegawai, yang melakukan apa saja yang berarti bahwa variabel bebas kepemipinan
diperintahkannya. Pemimpin berwenang penuh orientasi prestasi memiliki pengaruh positif atau
dan memikul tanggung jawab sepenuhnya. berbanding lurus terhadap semangat kerja
karyawan yaitu apabila kepemimpinan orientasi
Pengaruh Kepemimpinan Suportif terhadap prestasi mengalami peningkatan sebesar satu
Semangat Kerja Karyawan satuan, maka semangat kerja akan naik sebesar
Berdasarkan hasil analisis regresi linier 0,530 satuan dengan asumsi variabel yang lain
berganda didapat variabel kepemimpinan suportif konstanta. Hasil uji t didapat bahwa variabel
memiliki koefisien regresi yang menunjukan nilai bebas kepemimpinan orientasi prestasi memiliki
sebesar 0,829 nilai tersebut berarti bahwa variabel pengaruh yang signifikansi terhadap semangat
bebas kepemipinan suportif memiliki pengaruh kerja, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
positif atau berbanding urus terhadap semangat yang lebih kecil dari α (alpha) yang dipakai yaitu
kerja karyawan yaitu apabila kepemimpinan sebesar 0,05 sehingga 0,000 < 0,05.
suportif mengalami peningkatan sebesar satu Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa
satuan, maka semangat kerja akan naik sebesar kepemimpinan suportif mempunyai pengaruh
0,829 satuan dengan asumsi variabel yang lain signifikansi terhadap semangat kerja karyawan.
konstanta. Hasil uji t didapat bahwa variabel Hal ini karena karyawan merasa pemimpin dapat
bebas kepemimpinan suportif memiliki pengaruh merangsang kinerja karyawan dan mengajukan
yang signifikansi terhadap semangat kerja, hal ini tantangan pada karyawan. Sehingga karyawan
dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih percaya bahwa pemimpin dapat menjalankan
kecil dari α (alpha) yang dipakai yaitu sebesar tugasnya dengan baik, hal ini akan menimbulkan
0,05 sehingga 0,000 < 0,05. semangat kerja yang tinggi pada karyawan,
Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa apabila semangat kerja tinggi maka produktifitas
kepemimpinan suportif mempunyai pengaruh kerja karyawan juga akan tinggi dan pada
signifikansi terhadap semangat kerja karyawan. akhirnya tujuan perusahaan yang telah
Hal ini karena karyawan merasa pemimpin dapat direncanakan dapat tercapai dengan baik. Seperti
menjelaskan segala pemasalahan pada karyawan yang dikatakan House dalam Robbins (2006:448)
dan pemimpin dapat menciptakan suatu kepemimpinan orientasi prestasi, yaitu
lingkungan kerja yang baik. Sehingga karyawan kepemimpinan yang mengajukan tantangan yang

5
menarik bagi bawahan dan merangsang untuk kerja dapat ditunjukan dengan nilai Sig F, dari
mencapai tujuan, serta melaksanakan dengan baik. hasil penelitian yang diolah oleh peneliti
Makin tinggi orientasi pemimpin akan prestasi, menunjukan Sig F dari ketiga variabel bebas
maka makin banyak bawahan yang percaya akan sebesar 0,000 maka kesimpulannya terdapat
menghasilkan pelaksanaan kerja yang efektif. pengaruh yang signifikan antara peran
kepemimpinan direktif, suportif dan orientasi
Pengaruh Variabel Bebas yang paling dominan prestasi merupakan variabel bebas yang
terhadap Variabel Terikat berpengaruh secara signifikan terhadap semangat
Untuk menentukan variabel bebas yang kerja dapat diterima.
paling berpengaruh terhadap variabel terikat dapat Dari ketiga variabel bebas tersebut dapat
dilakukan dengan membandingkan koefisien ditingkatkan nilai mean dari yang terbesar hingga
regresi antara variabel satu dengan variabel yang yang terkecil untuk mendapatkan variabel gaya
lain. Variabel yang paling dominan pengaruhnya kepemimpinan mana yang dapat digunakan
terhadap variabel tetap adalah variabel yang terlebih dahulu oleh seorang pemimpin BRI
memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar. Cabang Lamongan. Kepemimpinan direktif
perbandingan ini dapat dilihat dari hasil nilai memiliki nilai mean 4,21, Kepemimpinan Suportif
koefisien regresi,untuk variabel gaya memiliki nilai mean 4,31, Kepemimpinan
kepemimpinan direktif nilai koefisien regresi Orientasi Prestasi 4,38. Dari ke tiga variabel gaya
sebesar 0,745, variabel gaya kepemimpinan kepemimpinan tersebut sebaiknya pemimpin BRI
suportif nilai koefisien regresi sebesar 0,829, Cabang Lamongan menggunakan gaya
variabel gaya kepemimpinan orientasi prestasi kepemimpinan orientasi prestasi, kepemimpinan
nilai koefisien regresi sebesar 0,530 maka, yang suportif, dan kepemimpinan direktif agar gaya
paling dominan disini adalah variabel gaya kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.
kepemimpinan suportif yang memiliki nilai Karyawan pada BRI Cabang Lamongan
koefisien regresi sebesar 0,829. Hasil mayoritas usia <30 – 40 tahun dengan
perbandingan nilai koefisien regresi ini pengalaman kerja < 5 – 10 tahun dan tingkat
menyatakan bahwa kepemimpinan yang terdapat pendidikan sarjana, ini dikarenakan pada
pada BRI Cabang Lamongan lebih dominan karyawan BRI Cabang Lamongan membutuhkan
dengan gaya kepemimpinan suportif yang mana karyawan dengan kreatifitas yang tinggi dan
pemimpin mampu menjelaskan segala kompeten dibidangnya sehingga karyawan
pemasalahan pada karyawan dan pemimpin dapat mayoritas berpendidikan sarjana. Pada usia 41 –
menciptakan suatu lingkungan kerja yang baik. 50 lebih sedikit, karena karyawan yang dianggap
Sehingga karyawan percaya bahwa pemimpin lebih senior dan memiliki pengalaman kerja yang
dapat menjalankan tugasnya dengan baik, hal ini lebih tinggi serta jabatan yang tinggi pula
akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi ditempatkan pada unit-unit BRI Lamongan untuk
pada karyawan, apabila semangat kerja tinggi membantu perkembangan BRI di Lamongan.
maka produktifitas kerja karyawan juga akan Dimana karyawan yang lebih senior biasanya
tinggi dan pada akhirnya tujuan perusahaan yang dapat memimpin karyawan lain dengan baik,
telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. dapat menjelaskan segala pemasalahan pada
karyawan, dan pemimpin dapat menciptakan suatu
Pengaruh Kepemimpinan Direktif, Suportif, lingkungan kerja yang baik. hal ini akan
Orientasi Prestasi secara Simultan terhadap menimbulkan semangat kerja yang tinggi pada
Semangat Kerja. karyawan.
Dalam penelitian ini variabel kepemimpinan
direktif, suportif dan orientasi prestasi merupakan KESIMPULAN DAN SARAN
variabel bebas yang berpengaruh terhadap Kesimpulan
semangat kerja sebagai variabel terikat. Ketiga 1. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh
variabel bebas tersebut mempunyai kontribusi signifikan antara variabel gaya kepemimpinan
terhadap semangat kerja sebesar 52% sedangkan terhadap semangat kerja karyawan secara
sisanya sebesar 48% dipengaruhi oleh variabel simultan terbukti atau dapat diterima. Berarti
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Cara ada hubungan yang kuat antara variabel bebas
untuk mengetahui pengaruh signifikansi antara dari gaya kepemimpinan terhadap variabel
variabel kepemimpinan direktif, suportif dan terikat semangat kerja karyawan.
orientasi prestasi merupakan variabel bebas yang 2. Kepemimpinan direktif mempunyai pengaruh
berpengaruh secara signifikan terhadap semangat signifikansi terhadap semangat kerja

6
karyawan. Hasil rerata mean untuk seluruh dapat lebih mendekati pada keadaan yang
hasil pernyataan adalah 4,21 yang berarti sebenarnya.
responden memberikan respon positif (baik). 3. Sebaiknya penelitian yang akan datang dapat
3. Kepemimpinan suportif mempunyai pengaruh menggunakan jumlah sampel yang lebih
signifikansi terhadap semangat kerja banyak lagi dari jumlah sampel yang
karyawan.Hasil rerata mean untuk seluruh digunakan dalam penelitian ini (jumlah sampel
hasil pernyataan adalah 4,31 yang berarti sebanyak 78 orang responden).
responden memberikan respon positif (baik).
4. Kepemimpinan orientasi prestasi mempunyai
pengaruh signifikansi terhadap semangat kerja DAFTAR PUSTAKA
karyawan. Hasil rerata mean untuk seluruh Gibson, Ivancevich, Donnely. 1997. Alih Bahasa
hasil pernyataan adalah 4,38 yang berarti Ir.Nunuk Adiarni MM. Organisasi, Edisi
responden memberikan respon positif (baik). Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
5. Diantara variabel bebas yang membentuk gaya Hasibuan, Malayu SP. 2003. Organisasi dan
kepemimpinan, variabel kepemimpinan Motivasi : Dasar Peningkatan
suportif adalah variabel yang dominan atau Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara.
yang paling berpengaruh terhadap semangat Moekijat.1999. ManajemenSumber Daya Manusia
kerja karyawan. (Menejemen Kepegawaian). Bandung :
Mandar Maju.
Saran Nawawi, H. Hadari. 2003. Kepemimpinan
1. Saran bagi perusahaan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta :
a. Seorang pemimpin hendaknya dapat Gajah Mada University Press.
menciptakan suatu lingkungan kerja yang Robbins, Stephen P. 2006. Prilaku Organisasi.
baik dan dapat menjelaskan segala Ahli bahasa: Handayana Pujaatmaka.
permasalahan diperusahaan pada karyawan. Jakarta, Prenhallindo.
hal ini akan menimbulkan semangat kerja Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2006.
yang tinggi pada karyawan, apabila Metode Penelitian Survai. Jakarta,
semangat kerja tinggi maka produktifitas PT.Pustaka LP3ES Indonesia.
kerja karyawan juga akan tinggi dan pada Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif
akhirnya tujuan perusahaan yang telah Kualitatif dan R&D. Bandung :
direncanakan dapat tercapai dengan baik. CV.Alfabeta.
b. Pemimpin sebaiknya memperhatikan Thoha, Mifta. 2001. Kepemimpinan dalam
faktor-faktor lain yang dapat Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku.
mempengaruhi semangat kerja karyawan Rajawali Pers, Jakarta.
seperti : organisasi, kegiatan karyawan, Winardi, 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen.
teman dari lingkungan kerja sendiri Jakarta, Rineka Cipta.
(sejawat), konsep tentang diri, keperluan
pribadi, sifat dan pekerjaan. Sehingga
tercipta semangat kerja yang tinggi pada
karyawan.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai
sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya
untuk menggunakan satu variabel bebas
dan satu variabel terikat. Karena kelemahan
pada penelitian ini menggunakan tiga
variabel bebas dan satu variabel terikat
hasilnya kurang terfokus. Sebaiknya
pendidikan selanjutnya dapat menggunakan
satu variabel bebas dan satu variabel terikat
agar hasil yang diteliti dapat mendekati
keadaan yang sebenarnya.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu
menggunakan indikator yang lebih relevan,
sehingga hasil penelitian yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai