Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM KONTROL LALU LINTAS TELEPON DI PT. TELEKOMUNIKASI


INDONESIA,Tbk

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Universitas Riau Kepualauan

Oleh :
A.IPANHAR
(18.03.0.003)

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2021
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Pengertian Trafik

Istilah teletraffic berhubungan dengan seluruh trafik pada jaringan

telekomunikasi (termasuk jaringan data) dengan memanfaatkan teori antrian

(queuing theory), yang dapat digunakan untuk memodelkan trafik dan sistem

pelayanan. Trafik dibangkitkan oleh pengguna sistem, sistem melayani trafik yang

masuk. Trafik dapat berupa panggilan yang harus disambungkan pada jaringan

telepon, paket yang harus dirutekan pada jaringan data, request untuk web server

dan sebagainya. Dengan kata lain, tujuan teletraffic adalah menentukan hubungan

antara Quality of Service, beban service dan kapasitas sistem.

Incoming Traffic
Sistem Outgoing Traffic

Gambar 3.1 Model Sistem Trafik.

Operasi trafik adalah pengawasan sehari-hari dari status dan performansi

trafik dari sentral dan jaringan. Cara yang biasa dilakukan adalah membandingkan

status dan unjuk kerja hasil ukur dengan tolak ukur yang telah ditetapkan,

mengusulkan rencana perbaikan/pembenahan jaringan, perubahan rute,

pencegahan kemacetan dan perbaikan pelayanan dengan bekerjasama dengan

unsur yang terkait.

Administrasi trafik adalah usaha untuk menjamin trafik yang disalurkan ke

sentral/jaringan agar rata dan seimbang. Hal ini diperoleh dengan perhitungan
yang cermat mengenai jumlah peralatan dan sirkuit pada jaringan berdasarkan

pengukuran trafik dan analisa serta evaluasinya.

Trafik berguna untuk menentukan dimensi peralatan atau sirkit guna

mengatasi stagnasi atau untuk kebutuhan peralatan dan perencanaan baik jangka

panjang atau jangka pendek, melacak letak kegagalan, mendeteksi kondisi

perangkat dan sirkit., mengetahui unjuk kerja jaringan (Network Performance) dan

mengetahui mutu pelayanan jaringan telekomuniaksi (Quality Of Service).

3.2 Model Trafik

Berikut adalah model-model trafik :

1. Loss (blocking) systems

Jika trafik tidak dapat diolah, akses terhadap jaringan akan ditolak

(blocked) dan trafik akan hilang.

2. Queuing systems

Bila trafik tidak dapat diolah langsung, trafik akan menunggu di buffer

sampai tersedianya kapasitas yang mencukupi (tidak pernah ada trafik yang

hilang).

3. Mixed system

Gabungan antara loss dan queuing system adalah bila trafik tidak dapat

diolah langsung maka trafik akan menunggu di buffer, bila kapasitas buffer

sudah penuh tetapi masih ada trafik yang datang, maka trafik tersebut akan

diblok (lost traffic).


3.3 Sistem Routing

Sistem Routing akan melakukan proses pemilihan rute untuk

menghubungkan suatu sentral dengan sentral lain dengan harapan agar diperoleh

pemakaian sirkit (link antar sentral) yang efisien sehingga pemakain sirkit dapat

dilakukan secara optimal. Sistem Routing terbagi atas 3 jenis yaitu :

1. Routing Langsung (direct routing) yaitu proses pemilihan rute untuk

menghubungkan suatu sentral dengan sentral lain dengan cara langsung

ke sentral tujuan.

2. Routing Tandem (tandem routing) yaitu proses pemilihan rute untuk

menghubungkan suatu sentral dengan sentral lain dimana untuk

mencapai sentral tujuan harus melewati sentral lain.

3. Routing Alternatif (alternative routing) yaitu proses pemilihan rute

untuk menghubungkan suatu sentral dengan sentral lain dimana disini

memiliki alternative rute yang akan dipilih.

Gambar 3.2 Macam-macam Routing


Jaringan telekomunikasi akan mengalami beban lebih apabila terjadi

kerusakan pada perangkat di sentral, sirkit (internal) dan perubahan pola traffic

(eksternal). Setiap sentral memiliki kapasitas yang terbatas sehingga untuk

pengoperasiannya harus dibawah atau mendekati titik beban maksimumnya

(sekitar 90% - 95%) agar efisien. Apabila terdapat beban tinggi maka penggunaan

peralatan pada sentral dan holding time akan mengalami peningkatan akibatnya

terjadi delay penyambungan karena harus mengantri.

Hal ini tentunya menimbulkan kemacetan di suatu sentral dan seperti efek

domino akan tersebar kemacetan di sentral lainnya. Pada saat kondisi beban lebih

di mana trafiknya tinggi maka grup sirkit yang memiliki Grade Of Service (GOS)

tertentu, tidak akan dapat melewatkan semua trafik yang mengalir sehingga terjadi

loss akibat tidak tersedianya sirkit (blocking). Pengulangan panggilan dapat saja

terus berlangsung melalui rute alternatif. Apabila jumlah panggilan yang melalui

rute alternatif bertambah banyak maka penggunaan alternative routing menjadi

tidak efisien lagi sehingga akan menyebabkan kemacetan jaringan dan efisiensi

sirkit akan menurun. Rumus Erlang-B memberikan hubungan antara A (trafik

yang ditawarkan), GOS (Blocking) dan Y (jumlah saluran).

Berdasarkan jenis trafik dalam suatu saluran dapat dikelompokkan atas

tiga bagian yaitu :

A = Y + R...........................................................(1)

Dimana :

 A = Trafik yang ditawarkan (offered traffic)

 Y = Trafik yang dimuat (carried traffic)

 R = Trafik yang ditolak atau hilang (lost traffic)


3.4 Trafik Luap

Dalam jaringan telekomunikasi yang terdiri lebih dari satu berkas saluran

akan terdapat kemungkinan bahwa trafik yang tak dapat dimuat pada suatu berkas

tertentu akan ditawarkan ke berkas saluran yang lain. Trafik yang tak dapat dimuat

dalam berkas tertentu dan ditawarkan ke berkas lain tersebut disebut trafik luap

Gambar 3.3 Contoh Fenomena Trafik Luap

3.5 Kasus Pengukuran Trafik

1. Mass Call

Mass Call adalah adanya panggilan dari sejumlah besar sentral

menuju ke destinasi yang spesifik dalam waktu relatif tidak lama sehingga

dapat berakibat :

1. lonjakan trafik dibeberapa link;

2. pelanggan lain dalam link yang sama tidak dapat mencapai destinasi yang

diinginkan;

3. Timbulnya repeated call yang dapat mengakibatkan overload pada link

atau sentral.
Adapun penyebabnya adalah seperti panggilan kesuatu nomor dengan

directory number terbatas, dan durasinya pendek. Contohnya adalah quis di

televisi, vote call, game di televisi, ticket reservation.

Dalam kondisi beban normal trafik telepon dapat digambarkan seperti

dibawah ini :

Gambar 3.4 Sistem Trafik dalam Kondisi Normal

Pada kondisi ini pangilan berlangsung lancar, karena tidak terdapat mass

call. Kondisi mass call dapat digambarkan seperti di bawah ini :


Gambar 3.5 Sistem Trafik dalam Kondisi Mass Call

Pada kondisi mass call panggilan yang mengantri ke suatu switch akan

mengantri sehingga terjadi penumpukan atau terjadi loss yang mengakibatkan

tidak tersambungnya panggilan dari pelanggan ke palanggan lain. Adapun cara

untuk mengatasi mass call adalah dengan cara mengontrol mass call atau call gap,

dengan tujuan mengurangi trafik ke mass called directori untuk memberikan

prioritas ke arah call yang menghasilkan pendapatan atau ke arah disaster area

untuk mengurangi beban sentral dan mengamankan network agar tidak overload.
Gambar 3.6 Mass call control.

2. Network Disaster

Network Disaster adalah adanya panggilan dari sejumlah besar sentral

menuju ke area yang congesti dalam waktu relatif lama sehingga dapat berakibat :

• Lonjakan trafik di beberapa link

• Pelanggan tidak dapat mencapai area yang diinginkan

• Timbulnya repeated call yang dapat mengakibatkan overload pada link

atau sentral; atau bahkan

• Dapat berdampak sentral breakdown

Penyebab network disaster adalah adanya huru-hara dan bencana alam

yang terjadi pada suatu wilayah. Tanda-tanda dari network disaster adalah ASR

rendah MHT pendek, call tinggi dan loss call tinggi. Lama terjadinya network

disaster lebih dari 1 (satu) hari, untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

cara melakukan call gap yaitu mengurangi trafik ke mass called directori untuk
memberikan prioritas ke arah call yang menghasilkan pendapatan atau ke arah

disaster area untuk mengurangi beban sentral dan mengamankan network agar

tidak overload (dimensi network direncanakan untuk kondisi normal), mengurangi

atau cancel to agar sentral tidak ‘breakdown’. Contoh penyebab network disaster

adalah gempa bumi di Jogjakarta dan tsunami di Nangroe Aceh Darusallam

Anda mungkin juga menyukai