Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

8
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM COORPORATE SOCIAL REPONSIBILITY
(Kasus Pelaksanaan CSR oleh PT Pertamina UP-IV Balongan)

Oleh:
Nandang Mulyana, Moch Zainuddin

ABSTRAK
Pengentasan kemiskinan bukan saja tugas dari pemerintah tetapi kewajiban semua pihak termasuk
perusahaan. Perusahaan khususnya BMUN mempunyai kewajiban untuk membantu masyarakat
sekitar perusahaan melalui program CSR. Program CSR yang dilakukan oleh perusahaan tentunya
tidak terlepas untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Akan tetapi setiap perusahaan mempunyai
model yang khas yang dikembangkan sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan tersebut.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program CSR ini pada intinya dapat dilihat dari
empat aspek yaitu aspek input, proses, outpur dan outcome.
Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat melalui program CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina
UP-IV Balongan sudah mencakup semua aspek yang ada. Dalam pelaksanaannya faktor sumber daya
manusis menjadi aspek yang belum sesuai dengan kebutuhan. Sumber daya manusia yang mengurus
pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat melalui CSR di PT Pertamina UP-IV Balongan masih
terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini cukup menjadi kendala.
Kata kunci : Pemberdayaan masyarakat, CSR

LATAR BELAKANG memperlihatkan kenaikan. Angka kemiskinan


Pemberdayaan masyarakat merupakan di Jawa Barat pada bulan September 2011
metode yang dikembangkan dalam praktik berjumlah 4.650,810 orang. Sedangkan angka
pekerjaan sosial yang salah satu tujuannya kemiskinan pada bulan Maret 2011 berjumlah
adalah mengatasi permasalahan yang ada 4.648.630 orang. Dengan demikian terjadi
dalam masyarakat. Kemiskinan merupakan peningkatan orang miskin di Propinsi Jawa
salah satu masalah yang dihadapi oleh negara Barat sejumlah 2.180 orang.
berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan Permasalahan kemiskinan yang
data BPS masyarakat miskin berjumlah 29,89 multidimensional ini menjadikan
juta orang atau 12,36% (September 2011). pemecahannya juga tidak dapat dilakukan oleh
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan satu pihak dalam hal ini pemerintah. .
dengan bulan Maret 2011 yang berjumlah Pengentasan kemiskinan yang dilakukan
30,02 juta orang (12, 49%). Jika dibandingkan bukan hanya kewajiban dari pemerintah
dengan data tahun 2010 angka kemiskinan di semata, tetapi kewajiban semua pihak. Untuk
Indonesia juga mengalami menurunan. Tahun dapat membagi kewajiban dalam
2010 jumlah masyarakat miskin di Indonesia mengentaskan kemiskinan yang ada,
berjumlah 31, 02 juta ( 13,33%). Angka pemerintah mengeluarkan peraturan yang
kemiskinan di Propinsi Jawa Barat justru mengatur pelaksanaan pengembangan

80
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

masyarakat dalam rangka pengentasan kemasyarakatan dalam pengembangan


kemiskinan. Peraturan yang dikeluarkan oleh masyarakat ?
pemerintah tersebut seperti UU Nomor 40 3. Bagaimana pelaksanaan program
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang pengembangan masyarakat yang dilakukan
mengharuskan bahwa setiap Perseroan oleh BUMN dan organisasi
Terbatas yang ada di Indonesia diharuskan kemasyarakatan ?
melakukan Corporate Social Responsibility 4. Bagaimana evaluasi program
yang didalamnya ada pengembangan pengembangan masyarakat yang dilakukan
masyarakat. Peraturan lainnya adalah UU oleh BUMN dan organisasi
Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha kemasyarakatan
Milik Negara, dimana dalam pasal 90
mengharuskan BUMN memberikan sebagian TUJUAN DAN KEGUNAAN
keuntungan untuk kegiatan atau donasi sosial. PENELITIAN
Selain kewajiban pemerintah dan perusahaan, Kajian ini mempunyai tujuan untuk
pengentasan kemiskinan juga tanggung jawab mengumpulkan dan menganalisis data tentang:
masyarakat. Pengembangan masyarakat dalam 1. Assessment yang dilakukan oleh
rangka mengentaskan kemiskinan dapat BUMN dan organisasi kemasyarakatan
dilakukan melalui organisasi kemasyarakatan. dalam program pengembangan
Pelaksanaan pengembangan masyarakat yang masyarakat.
dilakukan baik itu oleh pemerintah, 2. Perencanaan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam hal ini BUMN, dan BUMN dan organisasi kemasyarakatan
organisasi kemasyarakatan mempunyai model dalam pengembangan masyarakat.
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu kajian ini 3. Pelaksanaan program pengembangan
untuk melihat model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
masyarakat yang dikembangkan oleh BUMN, BUMN dan organisasi
Lembaga keagamaan dan lembaga seni. kemasyarakatan.
4. Evaluasi program pengembangan
RUMUSAN MASALAH masyarakat yang dilakukan oleh
Pemberdayaan yang dilakukan dalam BUMN dan organisasi
pengentasan kemiskinan pada dasarnya kemasyarakatan.
mempunyai model-model yang berlainan. Adapun kegunaan yang ingin dicapai dari
Adakalanya model pemberdayaan masyarakat penelitian adalah :
dilakukan tidak didasarkan pada konsep yang 1. Bagi Pengembangan Keilmuan
telah ada. Dengan demikian diperlukan adanya Mengembangkan kajian Ilmu
kajian dari berbagai model pengembangan Kesejahteraan Sosial yang berkaitan
masyarakat yang dilakukan baik itu oleh dengan model pengembangan
BUMN maupun organisasi kemasyarakatan masyarakat.
baik itu organisasi kemasyarakatan yang 2. Bagi Lembaga
didasarkan pada keagamaan maupun Mengembangkan kerja sama antara
organisasi kemasyarakatan yang didasarkan perguruan tinggi dengan lembaga-
pada kesenian. Untuk lebih memfokuskan lembaga khususnya yang bergerak
kajian ini maka identifikasi masalah penelitian dalam pengembangan masyarakat
sebagai berikut: 3. Bagi Pemerintah
1. Bagaimana assessment yang dilakukan Memberikan masukan kepada
oleh BUMN maupun organisasi pemerintah dalam membuat kebijakan
kemasyarakatan dalam pengembangan yang terkait dengan upaya
masyarakat ? pengembangan masyarakat.
2. Bagaimana perencanaan yang dilakukan
oleh BUMN maupun organisasi

81
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

TINJAUAN KONSEPTUAL masyarakat, khususnya yang berada disekitar


Kemiskinan mempunyai dimensi yang perusahaan, sehingga dapat menekan
kompleks. Kemiskinan tidak hanya terjadinya kecemburuan social yang mengkin
bersinggungan dengan permasalahan ekonomi saja terjadi.
semata, tetapi juga berhubungan erat dengan Lebih mendalam lagi bahwa CSR yang
berbagai dimensi kehidupan lainnya seperti dijalankan merupakan suatu bentuk kepedulian
politik, budaya maupun sosial-psikologis. yang diperlihatkan oleh perusahaan terhadap
Demikian kompleksnya permasalahan masyarakat. Bentuk kepedulian perusahaan ini
kemiskinan menjadikan kemiskinan sebagai didasari oleh prinsip dasar triple bottom lines
permasalahan yang bersifat multidimensional. yang meliputi :
Kemiskinan didefinisikan sebagai kekurangan 1. Profit. Perusahaan walau bagaimanapun
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup harus mempunyai orientasi keuntungan
yang pokok (Salim 1980: 41). Pendapatan secara ekonomi. Hal ini disebabkan
yang didapat tidak dapat memenuhi pangan, karena dengan adanya keuntungan secara
sandang, dan papan. ekonomi maka akan menarik investor
Ditinjau dari sudut dimensinya, untuk menanamkan modal usaha di suatu
kemiskinan dapat dilihat sebagai akibat daerah.
globalisasi, kemiskinan yang berkaitan dengan 2. People. Perusahan disamping mencari
pembangunan, kemiskinan sosial, dan keuntungan secara ekonomi juga tidak
kemiskinan konsekuensional (Cox dalam serta merta mengabaikan kesejahteraan
Suharto, 2004: 132-133). dari manusia, dalam hal ini karyawan dan
Selanjutnya Kartasasmita (1996: 3) masyarakat sekitar. Keuntungan besar
mengemukakan upaya mengatasi persoalan yang diperoleh perusahaan tidak aka
kemiskinan, khususnya dipedesaan yaitu : nada artinya jika mengabaikan
1. Memberdayakan ekonomi masyarakat kesejahteraan manusia. Hal ini
dengan memberikan modal, bimbingan dikarenakan tidak akan memunculkan
teknologi, dan pemasaran untuk rasa memiliki terhadap perusahaan yang
memandirikan masyarakat bersangkutan yang pada suatu saat akan
2. Meningkatkan kualitas sumber daya mengganggu perusahaan yang
masyarakat dengan peningkatan bersangkutan.
pendidikan, kesehatan, dan gizi sehingga 3. Planet. Selain mengeruk keuntungan
memperkuat produktifitas dan daya saing secara ekonomi dan peduli terhadap
3. Membangun prasarana pendukung yang kesejahteraan manusia, perusahaan juga
cukup harus peduli terhadap lingkungan. Hal ini
4. Mengatur kelembagaan yaitu kelembagaan didasarkan karena lingkungan
pemerintah dan lembaga masyarakat merupakan salah satu penyokong
Program pengembangan masyarakat yang keberlanjutan dari perusahaan itu sendiri.
dilakukan oleh perusahaan berada dalam Kegagalan dalam peduli terhadap
program yang lebih besar yaitu Corporate lingungan akan mendorong cepatnya
Social Responsibility (CSR). Definisi CSR perusahaan tersebut tutup (Elkington
menurut Kotler dan Lee adalah komitmen dari dalam Suharto, 2007).
perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan Pelaksanaan CSR oleh suatu
masyarakat dengan menjalankan bisnis yang perusahaan selain harus didasarkan pada
baik dan sebagai sumbangsih sumber daya prinsip-prinsip tertentu, juga dilandasi oleh
yang dibutuhkan oleh masyarakat. motif tertentu pula. Motif yang meladasi
Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa perusahaan dalam menjalankan CSR akan
CSR merupakan komitmen yang harus sangat berpengaruh terhadap tingkatan CSR
dijalankan oleh perusahaan. Hal ini bertujuan yang dilaksakan. Tingkatan CSR ini dapat
untuk meningkatkan kesejahteraan dikemukan sebagai berikut :

82
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

1. Corporate Charity keberdayaan dari masyarakat dengan tetap


Corporate Charity ini dapat digolongkan memperhatian keberlanjutannya (Saidi dan
sebagai CSR yang dilakukan oleh Abidin 2004).
perusahaan dengan didasarkan pada motif Selain itu bentuk-bentuk CSR juga bermacam-
kerikatif (amal). Bentuk kegiatan yang macam, Bentuk dari CSR yang dilakukan oleh
dilakukan oleh perusahaan hanyalah untuk perusahaan adalah :
menyelesaikan permasalahan yang bersifat 1. Bantuan Sosial (Social Assisntence)
sesaat. Dampak terhadap kesejahteraan Bantuan social merupakan bentuk CSR
masyarakat hamper tidak terasa. Demikian yang paling sederhana. Bantuan social
juga dampak terhadap perusahaan tidak adalah kegiatan memberikan bantuan social
dirasakan. Sedangkan jika ditinjau dari sisi kepada masyarakat sebagai impelmentasi
dana memerlukan dana yang besar. Pada dari prinsip filantropi yang dimiliki oleh
akhirnya corporate charity ini untuk saat ini perusahaan. Bantuan social didasarkan pada
sangat jarang dilakukan, karena selain dana asas kemanusiaan dan keinginan untuk
yang diperlukan sangat besar juga membantu sesama. Bantuan social
dampaknya tidak terlihat secara nyata dilakukan oleh perusahaan bersifat parsial,
dalam jangka panjang. karena kegiatan bantuan social bersifat satu
2. Corporate Philanthropy arah, yaitu perusahaan membantu
Corporate Philanthropy ini merupakan CSR masyarakat, tanpa adanya keterlibatan
yang dilakukan oleh perusahaan dengan masyarakat lebih jauh selain menerima
motif dasar pada kemanusiaan yang bantuan yang diberikan oleh perusahaan.
mempunyai sumber dari etika dan norma 2. Hubungan Masyarakat (Community
yang berlaku universal. Norma dan etika Relations)
universal tersebut yaitu keinginan dari Hubungan masyarakat merupakan bentuk
setiap manusia untuk menolong sesamanya. CSR yang lebih banyak dilakukan oleh
Kegiatan CSR yang dilandasi motif divisi public relation (humas) yang ada
corporate philanthropy ini bersifat parsial dalam suatu perusahaan. Hubungan
dengan dasar memberikan sebagian masyarakat merupakan bentuk CSR yang
keuntungan yang diperoleh perusahaan bertujuan untuk menjalin hubungan baik
sebagai timbale balik dari perusahaan yang antara perusahaan dengan masyarakat.
telah memanfaatkan sumber daya yang ada Kegiatan hubungan masyarakat ini harus
dalam masyarakat. Kegiatan CSR ini bersifat srategis dengan wujud nilai-nilai
hanyalah kewajiban moral dimana sebagai berikut :
perusahaan telah mengambil dan a. Secara mendasar menunjukkan nilai-
memanfaatkan sumber daya yang ada. nilai dan misi perusahaan
Hamper sama dengan charity, Philanthropy b. Bersifat proaktif buka reaktif
ini juga tidak mempunyai dampak dalam c. Memiliki visi dan tujuan yang jelas
jangka panjang. d. Didasari pengembangan program
3. Corporate Citizenship yang substantif
Corporate Citizenship merupakan program e. Melakukan pemantauan,
CSR yang didasarkan pada motif pengukuran, dan evaluasi
kewargaan dengan tujuan untuk mencapai f. Mengharapkan bisa menghasilkan
kemakmuran demi kepentingan semua. outcome dan dampak
Dampak dari corporate citizenship ini g. Memiliki focus yang terumuskan
bersifat jangka panjang baik bagi (Yosal Iriantara, 2007).
perusahaan maupun masyarakat. Hal ini Salah satu bentuk dari CSR adalah
disebabkan karena kegiatan CSR dengan pengembangan masyarakat yang merupakan
matif ini telah dirancang sedemikian rupa model dari pembangunan komunitas dengan
sehingga akan tercipta kemandirian dan tujuan untuk menjadikan komunitas menjadi

83
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

mandiri dan berdaya. Pengembangan 6. Organic Development


masyarakat merupakan program yang disusun Kegiatan pengembangan masyarakat
oleh perusahaan untuk meningkatkan merupakan proses yang kompleks dan
pertumbuhan ekonomi, keadaan lingkungan, dinamis, dan masyarakat juga
pendidikan, keahlian, kesehatan, dan mempunyai sifat yang organic. Oleh
kesejahteraan dari stakeholder perusahaan, sebab itu penyelesaian msalah yang ada
terutama bari mereka yang tinggal berdekatan dalam masyarakat sepenuhnya
atau dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan ditentukan oleh kondisi dan situasi
(Nigam, 1999). masyarakat itu sendiri
Selain itu pengembangan masyarakat 7. The Integrity of Process
sebagai salah satu bentuk dari CSR yang saat Pengembangan masyarakat bukan hanya
ini banyak dikembangkan mempunyai prinsip- mementingkan pencapaian hasil,
prinsip tertentu. Ife mengemukakn prinsip- melainkan proses
prinsip pengembangan masyarakat sebagai 8. Co-operation
berikut : Pengembangan masyarakat lebih
1. Integrated Development membutuhkan struktur yang kooperatif
Kegiatan pengembangan masyarakat 9. Participation
harus merupakan sebuah pembangunan Pengembangan masyarakat sedapat
yang terintegrasi, yang dapat mencakup mungkin memaksimalkan partisipasi
berbegai aspek kehidupan manusia masyarakat, dengan tujua agar setiap
2. Human Right orang dapat terlibat secara aktif dalam
Kegiatan pengembangan masyarakat aktivitas dan proses masyarakat.
harus dapat menjamin adanya Partisipasi ini juga harus didasarkan
pemenuhan hak bagi setiap manusia kepada kesanggupan masing-masing
untuk hidup secara layak dan baik anggota masyarakat.
3. Sustainability
Kegiatan pengembangan masyarakat HASIL KAJIAN
tidak hanya untuk kepentingan sesaat, 1. Karateristik Informan
namun harus memperhatikan sifat Informan yang diambil dalam
keberlanjutan dari kegiatan yang penelitian ini adalah informan yang berasal
dilaksanakan dari PT Pertamina UP-IV Balongan yang
4. Empowerment merupakan berkaitan dengan pelaksanaan CSR
Pemberdayaan merupakan tujuan dari oleh BUMN. Pemilihan informan dari PT
pengembangan masyarakat. Pertamina UP-IV Balongan ini dikarenakan
Pemberdayaan mengandung pengertian pihak PT Pertamina UP-IV Balongan yang
menyediakan sumber-sumber, melaksanakan CSR khususnya dalam bentuk
kesempatan, pengetahuan, dan pengembangan masyarakat. Informan yang
ketrampilan kepada masyarakat untuk berasal dari pihak PT Pertamina UP-IV
meningkatkan kapasitasnya agar dapat Balongan berjumlah 4 orang yang berasal dari
menentukan masa depannya dan dapat divisi Hupmas dan PKBL.
berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat dan mempengaruhi 2. Pelaksanaan CSR dari Aspek Input,
kehidupan masyarakat Proses, Output, dan Outcome
5. Self-Reliance a. Pelaksanaan CSR PT Pertamina UP-IV
Kegiatan pengembangan masyarakat ditinjau dari Aspek Input
sedapat mungkin memanfaatkan Pelaksanaan suatu program akan
berbagai sumber yang dimiliki oleh berjalan dengan baik dan maksimal jika ada
masyarakat daripada menggantungkan input yang sesuai dengan kebutuhan. Input
kepada dukungan dari luar yang dibutuhkan dalam program CSR PT

84
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

Pertamina UP-IV Balongan meliputi sumber Tabel 1


daya manusia, sumber dana, target pencapaian Pengelolaan program PKBL dengan CSR
dari program, masyarakat penerima manfaat, PT Pertamina UP-IV Balongan
dan stakeholders yang terlibat dalam program. Program PKBL
Sumber dana dari program CSR comdev
(Hupmas)
didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri
Sumber Biaya Operasi Laba perusahaan
BUMN No. 005 tahun 2007 tentang Program dana (RKAP) setelah pajak,
Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha merupakan
Milik Negara. Berdasarkan keputusan Menteri bagian dari laba
BUMN tersebut ada ketentuan bagi semua pemerintah
BUMN harus melakukan program CSR dalam Peruntukan Bantuan pihak Lima aspek yang
ketiga/ kegiatan ditentukan :
bentuk : yang dapat bencana alam,
a. Program Kemitraan meningkatkan sarana umum,
1. Penyisihan laba BUMN setelah citra perusahaan pendidikan,
dikurangi pajak sebesar 1-3 % kesehatan, sarana
2. Hasil bunga pinjaman, bunga ibadah
Pertanggung Informal Informal dan
deposito dan jasa giro dari dana jawaban perusahaan eksternal (kepada
program kemitraan setelah dikurangi (direksi untuk pemerintah) audit
beban oparasi. korporat) dan oleh BPKP
3. Untuk hibah kemitraan, ditetapkan GM untuk unit
maksimal 20% dari dana program operasi
kemitraan yang disalurkan pada Sumber : Hasil penelitian yang telah
tahun berjalan. dimodifikasi
b. Program Bina Lingkungan
1. Penyisihan laba setelah pajak b. Sumber Daya Manusia yang
maksimal 1 %. melaksanakan CSR
2. Hasil bunga deposito dan atau jasa Secara kuantitas sumberdaya manusia
giro dari dana Program Bina di PT Pertamina UP-IV Balongan berjumlah 7
Lingkungan. orang yang terbagi atas staf Hupmas berjumah
PT Pertamina UP-IV Balongan 2 orang dan sisanya 5 orang merupakan
menyisihkan sebagian keuntungannya untuk pegawai tidak tetap yang bertugas membantu
program CSR dan Kemitraan. Program pelaksanaan tugas harian baik di kantor
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dari maupun dalam pelaksanaan program CSR.
perusahaan diserahkan kepada PKBL di unit Demikian juga di PKBL berjumlah 7 orang.
operasi yang selanjutnya digunakan di masing- Ditinjau dari aspek pendidikannya staf
masing unit operasi yang ada. Adapun dana Hupmas maupun PKBL sudah mempunyai
CSR PT Pertamina UP-IV Balongan berasal pendidikan sarjana, akan tetapi pegawai tidak
dari dana operasional (RKAP) yang tetap lebih banyak berpendidikan SMA.
dikeluarkan oleh divisi Hupmas. Kondisi ini memperlihatkan bahwa secara
Berdasarkan informasi ada perbedaan kuantitas maupun kualitas pelaksana program
mengenai dana program dari PKBL dengan CSR dan PKBL di PT Pertamina UP-IV
CSR. Lebih jelasnya perbedaan alokasi dana Balongan masih belum maksimal. sangat
antara PKBL dengan CSR dapat dilihat pada kurang. Sumber daya manusia di PT Pertamina
tabel 5.1 sebagai berikut : UP-IV masih kekurangan sumber daya
manusia baik secara kunatitas maupun
kualitas. Secara kuantitas dengan jumlah yang
ada sekarang ini sangat tidak ideal. Hal ini
disebabkan karena banyaknya program CSR
maupun PKBL yang harus dilaksanakan.
Selain itu juga luasnya daerah yang menjadi

85
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

cakupan kegiatan CSR maupun PKBL 1. Program Community Development


memerlukan pelaksana yang lebih banyak. Program CSR yang dilakukan oleh PT
Kemudian secara kualitas kekurangan ini Pertamina UP-IV Balongan secara ideal
terlihat masih banyak pelaksana yang diarahkan dapat menyentuh langsung
berpendidikan SMA. Diperlukan pelaksana kebutuhan masyarakat. Program yang dibuat
yang benar-benar ahli dalam bidang CSR meliputi program community development,
dengan kaulifikasi pendidikan tinggi. community assistance, dan community relation
yang merupakan bagian dari program CSR
c. Penerima Manfaat yang dilaksanakan. Program community
Penentuan penerima manfaat dari assistance dan community relation lebih
program CSR PT Petamina UP-IV Balongan diarahkan untuk meningkatkan hubungan
didasarkan kepada pembagian wilayah. Dasar antara perusahaan dengan masyarakat. Dengan
dari pebagian wilayah adalah lokasi desa, demikian kegiatan community assistance dan
dampak langsung yang ditimbulkan dari community relation lebih banyak bersifat
operasional, ukuran dan dana yang disediakan. temporer sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada
Pembagian wilayah pelaksanaan CSR oleh PT program yang terstruktur dengan perencana
Pertamina UP-IV Balongan adalah : yang matang untuk melaksanakan program
2. Wilayah Kilang UP-IV Balongan (Desa community assistance dan community
Majakerta, Sukaurip, Balongan) relation. Berbeda dengan program community
3. Wilayah Kilang LPG Mundu development yang kegiatannya direncanakan
4. Wilayah WTP Salamdarma dengan matang dan dilakukan untuk
5. Wilayah Perumahan Bumi Patra membantu pembangunan dan meningkatkan
6. Wilayah SBM/SPM IPM yang meliputi bidang pendidikan,
Sementara mekanisma yang dijalankan kesehatan, dan perekonomian.
oleh PT Pertamina UP-IV Balongan dalam
pelaksanaan program CSR melalui : e. Pelaksanaan CSR PT Pertamina UP-IV
7. Bottom Up Process ditinjau dari Aspek Output
Program CSR yang didasarkan atas Output dari pelaksanaan program CSR
permintaan dari masyarakat, yang selanjutnya yang dilakukan oleh PT Pertamina UP-IV
dievaluasi oleh PT Pertamina UP-IV Balongan mengacu pada perencanaan dan
Balongan. Contoh kegiatan CSR yang pelaksanaan program CSR. Outpur merupakan
menggunaan mekanisme ini adalah perbaikan hasil yang didapat dari pelaksanaan CSR yang
kantor Camat Balongan, perbaikan Masjid di dilakukan oleh PT Pertamina UP-IV Balongan.
Desa Majakerta Seperti diketahui bahwa perencanaan dan
8. Top Down Process pelaksanaan program CSR yang dilakukan
Mekanisme ini didasarkan pada survey oleh PT pertamina UP-IV Balongan diarahkan
yang dilakukan oleh PT Pertamina UP-IV kepada bidang pendidikan, kesehatan, dan
Balongan yang juga disetujui oleh masyarakat peningkatan perekonomian masyarakat.
sekitar. Contoh kegiatan CSR dengan Adapun output yang didapat dalam bidang
mekanisme ini adalah pelatihan calon TKW di pendidikan yaitu dengan memberikan bantuan
Kecamatan Balongan. untuk peningkatan fasilitas pendidikan seperti
pemberian saraan alat peraga, perbaikan
d. Pelaksanaan CSR PT Pertamina UP-IV gedung sekolah, pengadaan buku dan
ditinjau dari Aspek Proses komputer dan pelatihan guru.
Pelaksanaan program CSR PT Pelaksanaan program CSR di bidang
Pertamina UP-IV Balongan dari aspek proses kesehatan bersifat insidental dengan tekanan
ini terbagi menjadi : pada pemberian bantuan sosial dibidang
kesehatan. Sementara itu program CSR yang
berkaitan dengan peningkatan ekonomi

86
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

masyarakat tidak terlepsa dari program PKBL yang mengharuskan dilakukannya progam
yang menjadikan masyarakat sebagai mitra CSR. Terlepas dari itu semua kegiatan dalam
binaan. Bantuan yang diberikan mulia dari pemberdayaan masyarakat melalui program
permodalan sampai dengan pemasaraan CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina UP-IV
produk yang dihasilkan oleh masyarakat. sudah dirasakan manfaatnya oleh perusahaan
Program CSR lainnya adalah pembangunan maupun masyarakat sekitarnya.
fasilitas umum yang meliputi pembangunan 2. Saran
musholla di setiap dusun yang termasuk ring 1, a. Program CSR yang dilaksanakan oleh PT
pembangunan jalan. Pertamina UP-IV Balongan harus diarahkan
kepada pengembangan masyarakat dengan
f. Pelaksanaan CSR PT Pertamina UP-IV mengacu kepada partisipasi masyarakat
ditinjau dari Aspek Outcome dalam semua tahapan CSR.
Outcome merupakan dampak lanjutan b. Meningkatkan koordinasi pelaksana
dari pelaksanaan program CSR yang dilakukan program CSR dilapangan sehingga dapat
oleh PT Pertamina UP-IV Balongan. Outcome meminimalkan konflik serta adanya
yang dirasakan tidak hanya oleh masyarakat pembagian kerja yang jelas sehngga tidak
dengan berbagai program CSR. Outcome juga terjadi tumpang tindih.
dirasakan oleh PT Pertamina UP-IV Balongan.
Manfaat yang dirasakan oleh PT Pertamina DAFTAR PUSTAKA
UP-IV Balongan dari program CSR yang telah Adi, Isbandi Rukminto, 2007, Pemberdayaan,
dilakukan adalah terciptanya iklim usaha yang Pengembangan Masyarakat dan
semakin kondusif. Potensi konflik yang Intervensi Komunitas, Lembaga
seringkali terjadi semakin menghilang. Selain Penerbit UI, Jakarta
itu juga semakin baiknya image perusahaan Arsyad, Lincoln, 2008, Lembaga Keuangan
yang tidak hanya mengejar keuntungan juga Mikro: Institusi dan Sustainabilitas, ANDI,
memperhatikan masyarakat sekitar Yogyakarta
perusahaan. Budimanta, Arif, 2003, Cetak Bitu
Sementara itu keuntungan yang Pengelolaan Community
dirasakan oleh masyarakat meliputi Development, ICSD, Jakarta.
masyarakat terbantu dengan semua bantuan _____________, 2003, Metode dan Tekhnik
yang dilakukan oleh PR Pertamina UP-IV Pengelolaan Community
Balongan. Sulitnya akses untuk mendapaykan Development, ICSD, Jakata.
modal maupun terhadap sarana pendidikan dan Iriantara, Yosal, 2004, Community Relations,
kesehatan sudah mulai teratasi Selain itu juga Konsep dan Aplikasinya, Bandung
munculnya rasa memiliki yang diperlihatkan Simbiosa Rekatama Media.
oleh masyarakat terhadap PT Pertamina UP-IV Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Pembangunan
Balongan. Untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan, CIDES,
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta
1. Kesimpulan Suharto, Edi, 2005, Membangun Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Memberdayakan Masyarakat, Refika
ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan Aditama, Bandung.
masyarakat yang dilakukan oleh PT Pertamina ___________, 2007, Pekerjaan Sosial di Dunia
UP-IV Balongan sudah menunjukkan Industri, Refina Aditama, Bandung.
kelengkapan mulai dari input, proses, output Tim Pelatihan Laboratorium Kesejahteraan
sampai dengan outcome. Dalam Sosial, 2004, Pelatihan Pengembangan
pelaksanaanya pemberdayaan masyarakat Masyarakat dan Akuntabilitas Publik.
yang dilakukan oleh PT Pertamina UP-IV
Balongan masih didasarkan kepada aturan

87

Anda mungkin juga menyukai