Anda di halaman 1dari 50

KEBIJAKAN

PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-

19

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kementerian Kesehatan
OUTLINE
EPIDEMIOLOGI
COVID-19
PAPARAN REGULASI

PELAKSANAAN

VAKSINASI
COVID-19

KEBIJAKAN
PESANKUNCI VAKSINASI
COVID-19

Epidemiologi COVID-19
Sakit kepala
MANIFESTASI KLINIS Demam
Hilang pembau (anosmia)
Coryza/pilek

Hilang perasa (ageusia) ^ttps://apps.who.int/iris/handle/10665/333752


*https://doi.org/10.1038/s41591020-0916-2. .

Mual/ Nyeri tenggorokan


muntah

myalgia Batuk

Kelelahan / fatique sesak

Berat: Pneumonia, ARDS, Gagal


diare Ginjal
Kasus berat dan kematian meningkat yang dengan kondisi penyerta
pada orang

CARA PENULARAN
masa inkubasi:
rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari
namun dapat mencapai 14 hari.

utamanya ditularkan dari orang yang bergejala


(simptomatik) melalui

1-
2m

melalui droplet saluran napas (batuk, bersin,
bicara)

kontak dengan benda atau permukaan yang
terkontaminasi lalu menyentuh mulut, hidung
atau mata
Orang yg terinfeksi bisa sebagai sumber
Transmisi airborne saat prosedur atau perawatan suportif dan kontak
yang menghasilkan aerosol (bronkoskopi, intubasi dll)
penularan terutama 2 hari sebelum sakit
Kemungkinan transmisi airborne di setting (presimptomatis)
publik, terutama pada kondisi padat,
tertutup, dan berventilasi hingga selama sakit
burukKombinasi dengan tranmisi droplet Asimptomatis Berpotensi menularkan
5

PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN


Surveilans
K

Diagnosis laboratorium O

Manajemen Klinis I

A
T

S
I

&

E
K

Pencegahan dan Pengendalian Penularan K


O

T
O

Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan I

Masyarakat S

Pelayanan Kesehatan Esensial


STRATEGI PENGENDALIAN

Treat Pemerint (3T) Trac e KOLABORASI Menjaga masker


ah jarak
Test Memak
Masyara
ai
ka t
(3M) Mencuci tangan

Situasi COVID-19 Indonesia


Tanggal 3 Januari 2021

Suspect
7.470.992 27.816
72.027
Pemeriksaan Negatif
Probable
4.226.953
1.789
Periode 26 Desember 2020 – 2 Januari 2021
Kasus Aktif (dirawat + isolasi
Kasus Konfirmasi mandiri)

765.350 110.679
Spesimen diperiksa RT PCR + TCM PCR+ TCM/1 Juta Penduduk
631.937Kasus Meninggal
Kasus Sembuh 22.734
Sumber data : Dirjen Yankes, PHEOC, dan BPS

10 Provinsi dengan Jumlah Kematian Kalimantan Selatan Lampung

Terbanyak Nusa Tenggara Barat Jawa Timur

1.7%
1.7%
Papua 1.8%
1.8%
Maluku 1.9%
1.9%
Kalimantan Utara
2.1%
0.9%
2.2%
1.1%
2.3%
1.3%
2.4%
1.4%
1.4% No Provinsi Jumlah Kematian 2.4%
2.5%
1.5%
Jambi 2.7%

Kondisi 3 Januari 2021 Sulawesi Barat


2.7%
2.8%
2.9%

Persentase Kematian COVID- Sulawesi Tenggara DI Yogyakarta 3.0%


3.1%

19 pada 34 Provinsi Riau

Kepulauan Riau

Kalimantan Timur Bali

Bengkulu

Sulawesi Utara
3.2%
1 2 3 7 8
3.3% Jawa Timur 6.009 Jawa Tengah 3.749 Sumatera Selatan 615 Sulawesi Selatan
3.7%
3.8%
4 5 9
4.1%
4.3%
DKI Jakarta 3.326 Jawa Barat 1.178 607 Riau 597 10 Kalimantan
4.4%
4.8% 6
5.1% Kalimantan Timur 763 Sumatera Utara 683 Selatan589
7.0%

0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0% 5.0% 6.0% 7.0% 8.0%Ket:

1.
Sumber: Laporan Media, Ditjen P2P
2. Dianalisis oleh Pusdatin Kemkes

Regulasi Pelaksanaan
Vaksinasi COVID-19
Perpres No. 99 Tahun 2020
tentang
Pengadaan
Vaksin dan
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi
COVID-19

Keputusan Menteri Kesehatan No.


HK.01.02./MENKES/9860/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

1.
Menetapkan jenis dan kriteria vaksin
yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
2.
Menetapkan bahwa vaksin hanya
dapat digunakan bila sudah mendapat
EUA dari BPOM
3.
Perubahan terhadap jenis vaksin
dapat dilakukan berdasarkan
rekomendasi ITAGI dan pertimbangan
KPCPEN

Permenkes No 84 Tahun 2020 tentang


Pelaksanaan Vaksinasi
Dalam Rangka Penanggulang an Pandemi COVID-19
Rekomendasi Vaksinasi COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional
(ITAGI)
1.
Vaksinasi Covid-19 di saat pandemi
merupakan upaya “Public Goods”
yang dilakukan Pemerintah sebagai
urusan wajib (Obligatory Public Health
Functions). Oleh karena itu seluruh
biaya vaksinasi harus ditanggung
sepenuhnya oleh pemerintah.
2.
Untuk mempercepat
penurunan pandemi diperlukan
cakupan
imunisasi sebesar 70% agar ‘herd
immunity’ segera tercapai dalam
kurun waktu kurang dari 1 tahun. 3.
Vaksinasi Covid-19 harus mencakup
kelompok usia lanjut (>60 tahun) yang
merupakan kelompok risiko tinggi
terinfeksi Covid-19 dengan mortalitas
yang juga tinggi.
4.
Pelayanan vaksinasi dilaksanakan
melalui fasilitas Kesehatan
pemerintah ataupun swasta yang
telahditunjuk dan memenuhi standar 5.
Memperkuat surveilans KIPI.

Kebijakan Vaksinasi COVID-19

Instruksi Presiden Untuk Program Vaksinasi Covid-


19 2

1 Seluruh jajaran kabinet,

Vaksin Covid-19 diberikan secara

4
terkait ketersediaan dan
gratis dan vaksinasi secara gratis.
masyarakat tidak
dikenakan biaya sama kementerian, lembaga, dan pemerintah
sekali. daerah agar memprioritaskan program
vaksinasi pada tahun

3
anggaran 2021
Memprioritaskan dan
Presiden akan menjadi yang
merelokasi anggaran lain pertama mendapat vaksin Covid-
19. Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada digunakan aman.
kepercayaan dan masyarakat bahwa vaksin yang

yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci


5 tangan meminta masyarakat untuk

terus menjalankan disiplin 3M

TUJUAN VAKSINASI
COVID-19
1. Menurunkan kesakitan &
kematian akibat COVID-19

2. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara


menyeluruh
3. Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak
sosial dan ekonomi

PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS


PENERIMA VAKSINASI

WAVE I : PERIODE VAKSINASI JAN - APR 2021 WAVE II : PERIODE VAKSINASI APR 2021 - MAR 20221 2 3 4

PETUGAS KESEHATAN PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT MASYARAKAT LAINNYA


Vaksinasi dilakukan untuk tenaga Dengan pendekatan kluster sesuai
17,4 Jt LANSIA*
RENTAN
kesehatan dan tenaga penunjang di dengan ketersediaan vaksin
fasyankes tersebar di 34 provinsi

Masyarakat di daerah dengan resiko


penularan tinggi

1,3 Jt 21,5 Jt 63,9 jt 77,4 jt Catatan:

1.
Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun 2.
Umur 60 tahun* ke atas akan divaksinasi
setelah mendapatkan informasi keamanan
vaksin untuk kelompok umur tersebut (mis.
tertuang EUA/data hasil uji klinis tahap 3)
3.
Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)

INPUT:
KEGIATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL MONITORING

VAKSINASI COVID-19

SDM, • PENDATAAN DAN PENETAPAN sasaran


DAN
vaksin dan PERENCANAA PELAKSANAA N divaksinasi,
logistik, cold EVALUASI
chain OUTPU T:
N Penerimaan masy. tinggi, seluruh

• • VAKSIN DAN
FASYANKES •
• PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
REGISTRASI DAN VERIFIKASI SASARAN •
• LOGISTIK
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMBER STANDAR
DAYA PELAYANAN
KERJA SAMA


ADSOS, PELATIHAN, MONEV



PENDANAAN
RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN

LOGISTIK •
PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL
WILAYAH SULIT MANAJEMEN
LIMBAH
DISTRIBUSI DAN
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
MANAJEMEN PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN
PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI
SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19
Aspek Legal: Perpres No. 99 Tahun 2020 ttg Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19, Permenkes No. 12 Tahun 2017 ttg Penyelenggaraan Imunisasi, Permenkes No. 84
Tahun 2020 ttg Pelaksanaan Vaksinasi dlm Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat
Pelayanan Vaksinasi COVID-19

Waktu Pelaksanaan dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan baik Pemerintah
Vaksinasi COVID-19 maupun swasta, berupa:
dilaksanakan dalam
beberapa tahapan mempertimbangkan 1. klinik;
ketersediaan, waktu rumah sakit; dan/atau klinik Kantor
kedatangan dan profil keamanan vaksin 2. 3. 4. Kesehatan Pelabuhan
Puskesmas, Puskesmas Pembantu;
Dalam hal Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak dapat
memenuhi kebutuhan dalam memberikan Vaksinasi bagi
seluruh sasaran dan/atau tidak memenuhi
persyaratan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat membuka pos Vaksinasi COVID-19

PENDATAAN DAN PENETAPAN


FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-

19 Fasilitas Pelayanan

Kesehatan milik Pemerintah memiliki tenaga kesehatan Fasilitas


Pusat, Pemerintah Daerah pelaksana vaksinasi COVID-19; 2.
Provinsi, Pemerintah daerah
pelayanan
Kabupaten/ Kota atau milik Kesehatan yang tidak dapat
masyarakat/swasta yang memenuhi
memenuhi persyaratan:
persyaratan poin 2 dapat menjadi
KRITERIA
memiliki sarana rantai dingin sesuai
dengan jenis Vaksin COVID-19 yang
1.
1. pembantu; 3. atau penetapan oleh pelayanan
Klinik; digunakan atau sesuai Menteri sesuai dengan vaksinasi
Rumah sakit; dan/ atau dengan ketentuan ketentuan peraturan
2. 3. Unit pelayanan kesehatan COVID-19 namun
peraturan perundang perundang-undangan.
di
undangan; dan dikoordinasi oleh
4. Kantor Kesehatan
memiliki izin puskesmas
Puskesmas, Pelabuhan (KKP)
puskesmas operasional Fasilitas setempat
Pelayanan Kesehatan tempat
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendataan fasilitas


pelayanan kesehatan yang akan menjadi tempat pelaksanaan
pelayanan vaksinasi COVID-19 melalui upaya koordinasi dengan
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
1.
pendataan tenaga pelaksana,
2.
pendataan jadwal pelayanan, dan
3.
pendataan peralatan rantai dingin yang tersedia di setiap fasilitas
pelayanan kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian melakukan penilaian terhadap fasilitas pelayanan


kesehatan dan melakukan penetapan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta

menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi

PENDATAAN DAN PENETAPAN


FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19

• •
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota kemudian melakukan penilaian terhadap Bila fasilitas pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan
melalui SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta
menginput data tersebut ke dalam aplikasi
Pcare
Vaksinasi.
kesehatan yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam 2.
memberikan vaksinasi bagi seluruh sasaran dan/ atau fasilitas pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan daftar pos pelayanan
kesehatan tidak memenuhi persyaratan maka Dinas vaksinasi melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas dapat menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi. 3.
membuka pos pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas harus memastikan
ketersediaan tenaga pelaksana serta sarana rantai dingin yang memadai
untuk melaksanakan pelayanan vaksinasi COVID-19 yang aman dan
vaksinasi COVID-19
berkualitas.
4.
1. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus
Puskesmas mengusulkan pos pelayanan vaksinasi COVID-19 ke Dinas memenuhi standar pelayanan vaksinasi COVID-19. Masing-masing pos
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pos pelayanan vaksinasi merupakan pos layanan pelayanan vaksinasi juga melaksanakan pencatatan dan pelaporan tersendiri,
luar gedung (area/tempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan). terpisah dari puskesmas yang menjadi koordinatornya.

Registrasi dan Verifikasi Sasaran

Data sasaran vaksinasi 2.

1. secara top-down melalui Sistem


program diperoleh Informasi Satu
Data Vaksinasi via SMS Blast
Konfirmasi atau registrasi ulang sasaran, termasuk
COVID-19 3.
memilih tempat dan jadwal layanan
Sasaran menerima notifikasi
Tiket elektronik bagi sasaran terverifikasi

Data sasaran beserta


penjadwalan vaksinasi
masing-masing sasaran
dapat diakses oleh
petugas Puskesmas
maupun Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
lainnya melalui aplikasi
Pcare
Untuk memastikan tingginya Indeks
Pemakaian (IP) vaksin, maka puskesmas dan
fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya dapat
menghubungi sasaran sebelum hari pelayanan untuk memastikan kembali
kedatangannya
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2)
Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi

Berdasarkan prosedur/manajemen

Proses pengadaan : penyimpanannya, vaksin COVID-19

1. 2. logistik vaksinasi (seperti ADS, Safety dibagi menjadi 3 yaitu vaksin COVID-19 dengan
suhu penyimpanan 2-8 °C, -20 °C (vaksin mRNA,
vaksin Box, alcohol swab) Moderna) dan -70 °C (vaksin mRNA, Pfizer)

Distribusi dari pusat sampai ke Tingkat Provinsi melalui udara atau darat menggunakan
kendaraan berpendingin khusus, cold box atau alat transportasi vaksin lainnya yang
sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan logistik lainnya
menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan

Di Provinsi :
Penyimpanan vaksin harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SPO) dalam rangka menjamin kualitas
vaksin tetap terjaga sampai diterima oleh sasaran
1.
vaksin disimpan oleh instalasi farmasi dalam cold
room, vaccine refrigerator dan/atau tempat
penyimpanan vaksin lainnya yang sesuai dengan
jenis vaksin COVID-19 pada suhu yg
direkomendasikan
2.
Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable
Syringe – ADS, Safety Box, alcohol swab) disimpan
pada area/ruang yg telah ditentukan di dlm instalasi
farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-
19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan dengan kendaraan
berpendingin khusus (vaksin mRNA, Moderna) dan -70 °C
(beberapa Prov/Kab/Kota), cold box / vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya
yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan logistik
lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan ketersediaan anggaran masing2
daerah :

Berdasarkan prosedur/manajemen penyimpanannya, vaksin COVID-19 dibagi


menjadi 3 yaitu vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan 2-8 °C, -20 °C
1.
Provinsi
mengantarkan
ke Kab/Kota
2.
Kab/Kota
mengambil dari
provinsi sesuai
jadwal tibanya
vaksin atau
dibuat jadwal
pengambilan
sesuai alokasi

Penyimpanan vaksin harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional


(SPO) dalam rangka menjamin kualitas
vaksin tetap terjaga sampai diterima oleh sasaran

Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi farmasi,


kemudian:
(vaksin mRNA, Pfizer) Kab/kota akan mendistribusikan vaksin dan
1. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety Box,
vaksin disimpan dalam cold room, vaccine refrigerator atau tempat Kapas Alkohol) disimpan
penyimpanan vaksin lain sesuai jenis vaksin pada suhu yg area/ruang yg ditentukan di dlm
direkomendasikan sebelum didistribusikan ke faskes. instalasi farmasi
2. logistik lainnya ke Rumah Sakit, Puskesmas, KKP, Klinik atau Pos pelayanan
vaksinasi lainnya yang terdaftar sebagai tempat pelayanan vaksinasi Covid 19
dengan menggunakan mobil box atau puskesmas keliling, vaksin
ditempatkan pada vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya sesuai
jenis vaksin
SISTEM
DISTRIBUSI
VAKSIN
COVID-19(4)
Kabupaten/Kota
ke

Puskesmas/Fasyankes/KKP

Di tk fasyankes, vaksin disimpan di


vaccine refrigerator atau tempat
penyimpanan vaksin sesuai dengan
jenis vaksin COVID-19. Peralatan
pendukung dan logistik lainnya
disimpan pada area/ruang yang
telah ditentukan di dalam instalasi
farmasi
Berdasarkan prosedur/manajemen
penyimpanannya, vaksin COVID-19
dibagi menjadi 3 yaitu vaksin COVID-19
dengan suhu penyimpanan 2-8 °C, -20 °C
(vaksin mRNA, Moderna) dan -70 °C
(vaksin mRNA, Pfizer)

Penyimpanan vaksin harus sesuai


dengan Standar Prosedur
Operasional
(SPO) dalam rangka menjamin kualitas
vaksin tetap terjaga
sampai diterima
oleh
sasaran
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19
PENDANAAN bersumber dari APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK),
APBD dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan pendanaan lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan
1.
biaya operasional,
2.
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai biaya distribusi vaksin dan
oleh APBN, APBD dan sumber lain yang sesuai ketentuan logistik lainnya,
peraturan perundang-undangan antara lain : 3.
biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE, 4.
biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan
sosialisasi,
5.
bimbingan teknis dan monitoring, dan
6.
surveilans KIPI
Pendanaan untuk pemantauan dan penanggulangan
Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 dibebankan pada Pendanaan ini termasuk untuk perawatan dan pengobatan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19

Prinsip Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19


 Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang
memiliki kompetensi

 Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu


pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya;

 Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran


sebelum dilakukan pemberian vaksinasi

 Menerapkan protokol kesehatan; serta

 Mengintegrasikan dengan kegiatan


surveilans COVID-19 terutama dalam
mendeteksi kasus dan analisa dampak
Sasaran vaksinasi COVID-19 datang Peserta menunjukkan e-ticket untuk verifikasi

ALUR PELAYANAN VAKSINASI



Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan


aplikasi Pcare

COVID-19 P Care •
Meja 2 (Skrining)
Meja 1 (Pendaftaran) Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana untuk melihat
kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare Sasaran yang ditunda pemberian
• vaksinnya akan dijadwalkan ulang oleh sistem

Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)



Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi
PCare.


Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor
kemungkinan KIPI


Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi
COVID-19

Peserta mendaatkan kartu vaksinasi

Meja 3 (Vaksinasi)
Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip penyuntikan aman
Petugas mencatat merek/jenis dan nomor batch vaksin yang diberikan kepada sasaran

MONITORING DAN EVALUASI

PENCATATAN DAN
PELAPORAN
PEMANTAUAN PRA,
SAAT DAN PASKA
PELAKSANAAN
PEMANTAUAN DAN
PENANGGULANGAN KIPI

Pencatatan dan Pelaporan Elektronik


Hasil Pelayanan Vaksinasi COVID-19
Identitas lengkap sasaran
(NIK, nama, jenis kelamin,

• Terpisah dari pencatatan dan


pelaporan imunisasi rutin Nama vaksin

• No Batch Vaksin
dilakukan secara elektronik melalui
aplikasi PCare
Tanggal pemberian vaksin
usia, pekerjaan, alamat) Status BPJS
(Dosis 1-2)
Alur dan Proses Pencatatan dan Pelaporan
Hasil Pelayanan

Capaian cakupan :
Pencatatan Laporan harian per cakupan harian dan
dilakukan di setiap fasyankes real time keseluruhan
fasyankes rekapitulasi dashboard, peta, table,
grafik, dll
1.
Data tertuang dalam format standar
2.
Rekapitulasi dapat diunduh dan di cetak untuk mendapatkan pengesahan/
tanda tangan dari pejabat yang berwenang (Kepala Puskesmas/Kepala
Fasyankes)
Pencatatan dan
Pelaporan Logistik
Monitoring logistik
menggunakan Bio
Tracking Biofarma
dan SMILE (Sistem
Monitoring Imunisasi
Logistik secara
Elektronik)
PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN
PASKA PELAKSANAAN

pelaksanaanSaat pelaksanaanSesudah
Sebelum
pelaksanaan

“COVID-19 vaccine 1. 2. Monitoring pelayanan 1.


introductio n cakupan Pemantauan dan
readiness Monitoring Penanggulang an
assessmen t tool” 3. kualitas KIPI 2. 3.
4. cakupan melalui Monitoring vaksin melalui surveilans Post marketing
Penilaian cepat survei daring dan logistik lain COVID-19 vaccine surveillance
Evaluasi dampak

KIPI yang meresahkan dan menimbulkan perhatian berlebihan


PEMANTAUAN masyarakat, harus segera direspons,
DAN PENANGGULANGAN KIPI ALUR

Fasyankes

PELAPORAN
diinvestigasi dan laporannya segera dikirim langsung kepada Kementerian
Kesehatan cq. Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau melalui WA grup
Komda KIPI – Focal Point, email: komnasppkipi@gmail. com dan
data_imunisasi@yahoo.com ; website: www.
keamananvaksin.kemkes.go. id.

PENDEKATAN 1.
STRATEGI KOMUNIKASI Berdasarkan data dan fakta
2.
COVID-1 Berorientasi hasil
9
3.
STRATEGI KOMUNIKASI Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang
VAKSINASI COVID-19 potensial 4.
Sharing informasi dengan publik dan masyarakat
sebagai instrumen yang efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang
Agar memastikan sasaran atau target vaksinasi:

PENTINGNYA
STRATEGI KOMUNIKASI
Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika
tidak
1.
mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2
dosis pemberian) Mengetahui ketersediaan akses
pelayanan vaksinasi di wilayahnya
2.
(jumlah kunjungan dan jarak waktu mendapatkan
imunisasi 2 dosis) Mengetahui peran dan tanggung
jawab dalam melindungi diri sendiri,
3.
keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan
protokol kesehatan dsb) Termotivasi untuk 4.
lengkap

Tingkat penerimaan vaksin COVID-19 per provinsi


Penerimaan

masyarakat akan vaksin COVID-19 di P. Jawa Bali : 65 – 69%



Strategi Komunikasi yang
massif, komprhensif dan strategis termasuk isu penolakan karena halal haram vaksin •
Contoh keteladanan, misalnya vaksinasi kepada tokoh masyarakat, pejabat negara, dll

Kesimpulan

Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat, merupakan upaya
akselerasi dalam rangka penanggulangan pandemi

Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, dimana keseluruhan
tahapan ini akan didukung oleh sistem informasi terintegrasi •
Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap
vaksinasi COVID-19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai