Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

A. JUDUL: PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA DAN MOTIVASI


BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IIS SMA NEGERI 5 WAJO

B. I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai

usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat dan kebudayaan . dengan demikian jelas bahwa untuk

mencapai tujuan pendidikan dalam upaya memajukan bangsa, terjadi suatu proses

pendidikan atau proses belajar yang memberikan pengertian, pandangan, dan

penyesuaian bagi sesorang, masyarakat, maupun Negara, sebagai penyebab

perkembangannya (Muhammad Anwar, 2014:20).

Pendidikan juga berperan sebagai media pembangunan nasional.

Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka membangun manusia Indonesia

seutuhnya dan untuk menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas.

Seperti yang dirumuskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk wadah serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

1
2

Pada umumnya lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu lembaga

pendidikan informal, formal dan formal. Secara konkrit lembaga pendidikan

informal adalah keluarga, lembaga pendidikan formal adalah sekolah, dan

lembaga pendidikan non formal adalah kursus dan sejenisnya.

Untuk meningkatkan pendidikan, pemerintah Indonesia telah

melakukan berbagai usaha, baik melalui peningkatan mutu guru lewat berbagai

fasilitas yang dapat menunjang pendidikan. Namun tidak demikian dalam

kenyataannya masalah pendidikan terutama untuk mencapai hasil belajar

yang baik, bukan semata-mata akibat dari ketimpangan berbagai faktor

dalam dunia pendidikan, tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan orang

tua.

Keluarga (orang tua) merupakan lembaga social pertama yang dikenal oleh

anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat

mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya, keluarga bertanggung jawab

menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anaknya (Soekanto, 2012:32).

Tingginya biaya pendidikan dewasa ini menjadi suatu hal yang harus

dipertimbangkan oleh orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya, disisi

lain kebutuhan pangan semakin meningkat sementara untuk meningkatkan

pendapatan keluarga suatu hal yang sulit serta biaya pendidikan yang meningkat

dan waktu pendidikan yang relatif lama akan membuat prediksi orang tua

akan kebutuhan biaya pendidikan tidak dapat dilakukan sehingga banyak

orang tua yang mengambil jalan untuk tidak melanjutkan pendidikan

anaknya.
3

Slameto (2010: 63) berpendapat bahwa:

“Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak


yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya
makan, minum, pakaian, perlindungan kesehatan, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis
menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika
orang tua mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang
miskin kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga belajar anak
terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga
anak merasa minder dengan temannya, hal ini juga pasti akan mengganggu
belajar anak”.

Selain pendapatan orang tua yang memberi pengaruh dalam

pelaksanaan pendidikan pada anak, motivasi anak juga memberi pengaruh yang

besar terhadap kegiatan pembelajaran siswa. Besar kemauan seorang anak

untuk meningkatkan prestasi belajarnya tentu juga harus didasari oleh

motivasi.

Factor internal yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar salah adalah

kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar

(Dalyono,2005:55-60).

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subyek belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2011:75)

Menurut Muhibbin Syah (2010: 141) “prestasi belajar adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah

program”. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.


4

Prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk

mengetahui sejauh mana ia mencapai sasaran belajar, berhasil atau tidaknya

seseorang dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh

orang tersebut (Saefullah, 2012:171)

Dalam pencapaian prestasi belajar ada beberapa factor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu factor yang berasal dari dalam individu dan

factor yang berasal dari luar individu (Slameto, 2010:54). Menurut Djamarah

dalam Wahab (2015:130) “motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar, tinggi

rendahnya motivasi belajar selalu dijadikan indicator, baik buruknya prestasi

belajar seorang anak didik”. Menurut Dalyono (2009) “factor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah tinggi rendahnya pendidikan orang tua dan

besar kecilnya penghasilan orang tua”. Oleh karena itu pendapatan orang tua dan

motivasi belajar merupakan dua factor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

disekolah.

Ekonomi merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman, ketelitian,

kemampuan, keterampilan dan keuletan. Berikut adalah data rekapitulasi

ketuntasan belajar siswa yang diukur dari Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM)

mata pelajaran Ekonomi.


5

Tabel 1. Rekapitulasi ketuntasan belajar ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri


Wajo Tahun Ajaran 2018-2019
Jumlah
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Yang Persentase Yang Persent
Aspek Kelas
Siswa Mencapai (%) Belum ase (%)
Kkm Mencapai
KKM
XI
IIS 1 20 16 80 4 20
XI
IIS 2 18 16 89 2 10
XI
IIS 3 20 13 65 7 35
Juml
ah 58 54 - 11 -
Kognitif RATA-RATA   78   22
XI
IIS 1 20 18 90 2 10
XI
IIS 2 18 20 100 0 0
XI
IIS 3 20 17 85 3 15
Juml
Psikomotori ah 58
k RATA-RATA   92   8

Sumber : Guru mata pelajaran ekonomi

Berdasarkan table 1 ketuntasan belajar siswa kelas XI IIS SMA Negeri 5

Wajo Tahun Ajaran 2018-2019 dapat dijelaskan bahwa ditinjau dari aspek

kognitif (pengetahuan) sebanyak 78% siswa yang mencapai KKM dan 22% belum

mencapai KKM, dan psikomotorik (keterampilan) sebanyak 92% siswa mencapai

KKM sedangkan sisanya yaitu 8 % belum mencapai KKM. Sementara itu aspek

afektif yang diperoleh siswa yaitu rata-rata Baik (B)

Dari observasi peneliti diperoleh data pendapatan orang tua siswa dengan

teknik dokumentasi bahwa pendapatan orang tua siswa kelas XI IIS SMA Negeri

5 Wajo sangat beragam mulai dari golongan terendah hingga tertinggi. Berikut
6

adalah jumlah pendapatan orang tua siswa dari 20 sampel kelas XI IIS SMA

Negeri 5 wajo.

Table 2. Data Pendapatan Orang Tua Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 5
Wajo
Kategori Jumlah
No Jumlah Pendapatan
Pendapatan Siswa
1 ≥ Rp 4,999,999 sangat tinggi 2

2 Rp 2,000,000 - Rp 4,999,999.00 tinggi 1

3 Rp 1,000,000 - Rp 1,999,999.00 cukup tinggi 6

4 Rp 500,000 - Rp 999,999.00 rendah 7


sangat
5 ≤ Rp 500,000 42
rendah
Jumlah 58
Sumber : tata usaha SMA Negeri 5 Wajo

Berdasarkan table 2 diperoleh informasi bahwa sebanyak dua orang siswa

berada pada tingkat pendapatan sangat tinggi dan 42 siswa berada pada tingkat

pendapatan sangat rendah. Sehingga kategori pendapatan sangat rendah yang

jumlahnya paling banyak yaitu sebanyak 42 atau rata-rata orang tua siswa berada

pada kategori pendapatan sangat rendah.

Table 3. Persentase Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas


XI IIS SMA Negeri 5 Wajo
Jumla
Persentas
Kelas h Variabel X
e%
Siswa
XI IIS 20 Motivasi Belajar
Adanya hasrat dan keinginan berhasil 49
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
49
belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa depan 84
Adanya penghargaan dalam belajar 60
7

Adanya kegiatan menarik dalam belajar 76


Adanya lingkungan belajar yang kondusif 73
Rata-rata 65
Sumber : angket 20 orang siswa

Berdasarkan data di tabel 3, hasil persentase yang diperoleh untuk motivasi

belajar ada 2 indikator di bawah rata-rata yaitu hasrat dan keinginan berhasil

dalam belajar sebesar 49% dan dorongan dan kebutuhan dalam belajar sebesar

49%.

Berdasarkan hasil observasi awal untuk kelas XI IIS motivasi belajar siswa

tergolong rendah rendah, sehingga pada proses pembelajaran ekonomi beberapa

siswa kurang bersemangat serta kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Dari

hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran ekonomi dan wali kelas XI

IIS SMA Negeri 5 Wajo selain motivasi belajar siswa yang mempengaruhi

prestasi belajar pendapatan orang tua juga berpengaruh, siswa yang pendapatan

orang tuanya tergolong baik misalnya pendapatan diatas rata-rata membuat siswa

lebih termotivasi dalam pencapaian prestasi karena siswa dengan mudah

memporeleh segala kebutuhan dalam belajar, seperti siswa dilengkapi dengan

buku paket, waktu siswa lebih tersalurkan untuk belajar daripada hal-hal lain, hal-

hal lain yang dimaksud yaitu membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari keluarga. Hal ini menjadi indikasi bahwa dengan adanya pendapatan

orang tua serta motivasi belajar yang baik maka akan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.


8

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Pendapatan Orang Tua dan Motivasi

Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo”.

b. Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai beikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan orang tua dan motivasi belajar secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo?

2. Bagaimana pengaruh pendapatan orang tua dan motivasi belajar secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo?

3. Variabel mana antara pendapatan orang tua dan motivasi belajar yang

berpengaruh secara dominan terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran

ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo?

c. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan orang tua dan motivasi belajar

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo
9

2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan orang tua dan motivasi belajar secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo

3. Untuk mengetahui variabel mana antara pendapatan orang tua dan motivasi

belajar yang berpengaruh secara dominan terhadap prestasi belajar pada mata

pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo

c. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat positif secara praktis

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan teori dan

analisisnya untuk kepentingan penelitian di masa yang akan datang dan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu

referensi untuk kajian lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru

sebagai pedoman bagi guru/pendidik untuk lebih meningkatkan prestasi

belajar siswa, serta menambah wawasan dan meningkatkan motivasi siswa

dalam proses pembelajaran.

b) Bagi Sekolah

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi peningkatan prestasi

belajar siswa dan menambah pengetahuan bagi guru mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.


10

c) Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan perluasan ilmu

pengetahuan tentang pengaruh pendapatan orang tua dan motivasi belajar

terhadap prestsasi belajar siswa.


11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

a. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendapatan orang tua

a) Definisi pendapatan orang tua

Slameto (2010: 63) berpendapat bahwa:


“Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya
makan, minum, pakaian, perlindungan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku
dan lainlain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika orang tua
mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin
kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga belajar anak terganggu.
Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa
minder dengan temannya, hal ini juga pasti akan mengganggu belajar anak”.

Menurut T. Gilarso (2002:63) “Pendapatan keluarga merupakan balas karya

atau jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam

kegiatan produksi”.

Sadono Sukirno (2015:38) berpendapat bahwa


“Pendapatan orang tua adalah pendapatan yang diterima rumah tangga akan
digunakan untuk membeli makanan, membeli pakaian, membiayai jasa
pengangkutan, membayar biaya pendidikan anak membayar sewa rumah dan
membeli kendaraan”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendapatan

orang tua adalah penghasilan yang diperoleh dalam rangka memenuhi kebutuhan

rumah tangganya sebagai balas jasa dari kegiatan produksi yang dilakukan.

b) Tingkat pendapatan

Berdasarkan berbagai golongan pendapatan orang tua di SMA Negeri 5 Wajo

maka tingkat pendapatan yang diterapkan di SMA Negeri 5 Wajo adalah:

(1) Golongan pendapatan sangat tinggi yaitu lebih dari Rp 4,999,999


12

(2) Golongan pendapatan tinggi yaitu Rp 2,000,000-4,999,999

(3) Golongan pendapatan sedang yaitu Rp 1,000,000-1,999,999

(4) Golongan pendapatan rendah yaitu Rp 500,000-1,999,999

(5) Golongan pendapata sangat rendah yaitu kurang dari Rp 500,000

Berdasarkan uraian diatas pendapatan terbagi dalam beberapa golongan

berdasarkan biro pusat statistic golongan pendapatan terendah yaitu kurang dari

Rp 1.500.000 hingga tertinggi yaitu lebih dari Rp 3.500.000, sedangkan

berdasarkan golongan pendapatan yang dipakai oleh SMA Negeri 5 Wajo adalah

golongan pendapatan terendah sebesar kurang dari Rp 500.000 dan tertinggi lebih

dari Rp 4,999,999.

c) Factor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Menurut Sumardi dan Evers dalam Bahrin (2016:26) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pendapatan, yaitu:

(1) Pekerjaan atau jabatan


(2) Pendidikan orang tua
(3) Masa kerja
(4) Penghasilan
(5) Jumlah anggota keluarga

Tingkat pendapatan dapat diukur melalui lima factor, factor tersebut dapat

dijadikan tolak ukur kesejahteraan sebuah rumah tangga.

d) Indikator Pendapatan Orang Tua

Menurut T Gilarso (2002:63) sumber pendapatan rumah tangga dapat

digolongkan sebagai berikut:

1) Usaha itu sendiri, misalnya berdagang, bertani, membuka usaha sebagai


wiraswastawan.
13

2) Bekerja pada orang lain, misalnya sebagai pegawai negeri atau karyawan.
3) Hasil dari pemilikan, misalnya tanah yang disewakan dan lain-lain.

Sesuai pendapat di atas indikator pendapatan adalah sejumlah dana yang

dihasilkan orang tua dalam periode tertentu dari berbagai sumber seperti gaji,

sewa, dan hasil dari wiraswasta yang diakumulasi dalam waktu satu bulan.

2. Motivasi belajar

a) Definisi motivasi belajar

Sadirman (2011:75):

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Uno (2006:3) mengemukakan bahwa istilah motivasi berasal dari kata

motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu,

yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif adalah daya

penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi

mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Pendapat lain mengenai motivasi belajar dikemukakan oleh Abu Ahmadi

dan Widodo Supriyono dalam Saefullah (2012:192):

Motivasi belajar sebagai factor intern (batin) berfungsi menimbulkan,


mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar, dalam kegiatan belajar
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar.
14

Berdasarkan beberapa pengertian motivasi belajar diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam

diri siswa untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

b) Macam-macam motivasi belajar

Motivasi belajar dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis tergantung

dari sudut pandang yang digunakan. Sadirman (2011:86) mengemukakan macam-

macam motivasi dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut.

(1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya


(a) motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir,
contohnya: dorongan untuk makan fan minum, dorongan untuk
bekerja, untuk beristirahat.
(b) motif-motif yang dipelajari adalah motif yang timbul melalui proses
pembelajaran dan sering diisyaratkan dengan motif social, sebagai
contoh: motif untuk mempelajari suatu ilmu pengetahuan, dorongan
untuk berbagi dalam masyarakat.
(2) Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis
(a) Motif kebutuhan organis meliputi kebutuhan untuk minum, makan,
bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
(b) Motif-motif darurat contohnya yaitu dorongan untuk
menyelamatkan diri, membalas dan berusaha.
(c) Motif-motif objektif dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat.
(3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah
(a) Motivasi jasmaniah misalnya: reflex, insting otomatis, nafsu.
(b) Motivasi rohaniah seperti kemauan.
(4) Motivasi intrinsic dan ekstrinsik
(a) Motivasi intrinsic merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, misalnya seseorang
yang gemar membaca mendorongnya untuk mencari buku-buku
yang ingin dibacanya.
(b) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsinya perlu
rangsangan dari luar sebagai contoh seorang siswa yang akan
15

ulangan besok pagi untuk memperoleh nilai baik dan pujian maka ia
perlu belajar untuk memperoleh nilai yang sempurna.

Menurut Wahab (2015:129) jenis-jenis motivasi belajar:

(1) Motivasi intrinsic meliputi minat yang tinggi, kesadaran, adanya


dorongan untuk belajar dan ingin menguasai nilai-nilai dalam pelajaran
tersebut, belajar adalah keharusan.
(2) Motivasi ekstrinsik meliputi memberi angka, hadiah, kompetensi, ego-
involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian dan
hukuman.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

motivasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu motivasi dapat

dilihat dari dasar pembentukannya meliputi motif organis, motif darurat, dan

motif objektif. Jenis motivasi, motivasi jasmaniah meliputi reflex, insting

otomatis, nafsu dan motivasi rohaniah meliputi kemauan. Motivasi intrinsic

meliputi minat yang tinggi, kesadaran dan motivasi ekstrinsik meliputi angka,

hadiah dan hukuman.

a) Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:158) ada beberapa bentuk

motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar

anak didik dikelas, sebagai berikut:

1) Memberi angka
Angka dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap
anak didik biasanya bervariasi, sesuai hasil ulangan yang telah
mereka peroleh dari hasil penilaian guru, bukan karena belas
kasihan guru.
2) Hadiah
Dalam dunia pendidikan hadiah bias dijadikan sebagai alat
motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang
16

berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga dari anak didik
lainnya.
3) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat
bervariasi untuk mendiring anak didik agar mereka bergairah
belajar.
4) Ego-Involvement
Menumbukan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah
sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5) Memberi ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh
hari untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha dan teknik yang
dilakukan agar dapat mengusai semua bahan pelajaran.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih
giat. Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya nilai sebuah
prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya guna
mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar yang
diketahui sebelumnya.
7) Pujian
Seseorang yang senang dipuji atas hasil pekerjaan yang telah
mereka selesaikan. Dengan pujian yang diberikan akan
membesarkan jiwa seseorang. Demikian dengan anak didik akan
lebih bergairah belajar bila pekerjaanya dipuji dan diperhatikan.
8) Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negative, tetapi bila
dilaksanakan dengan tepat dan bijak akan menjadi alat motivasi
yang baik dan efektif. Sanksi berupa hukuman yang diberikan anak
didik yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah dapat
menjadi alat motivasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat dalam belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri
anak didik. Potensi tersebut harus ditumbuhsuburkan dengan
menyediakan lingkungan belajar yang kretaif sebagai pendukung
utamanya.
10) Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik
yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
17

dengan sungguh-sungguh, Karena ada daya tarik baginya. Ana


didik mudah menghapal pelajaran yang diminatinya. Minat adalah
alat motivasi utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar
anak didik dalam rentangan waktu tertentu.
11) Tujuan yang diakui
Tujuan pengajaran yang akan dicapai sebaiknya guru beritahukan
kepada anak didik, sehingga anak didik dapat memberikan
alternative tentang pilihan tingkah laku mana yang harus diambil
guna menunjang tercapainya rumusan tujuan pengajaran.

c) Fungsi motivasi

Menurut Sadirman (2011:84) dikemukakan ada tiga fungsi motivasi yaitu:

(1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini sebagai
motor penggerak dari setiap kegiatan yang aka dikerjakan.
(2) Menentukan arah perbuatan, artinya motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yag harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
(3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan , dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Syaiful Bahri Djamarah (2011:156) mengemukakan tiga fungsi motivasi

dalam belajar yaitu :

(1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan


Motivasi sebagai pendorong perbuatan terjadi ketika peserta didik
mempunyai tujuan atau peserta didik punya sesuatu untuk dicari sehingga
membuat peserta didik terdorong untuk belajar.
(2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam bentuk dalam bentuk gerakan psikofisik.
(3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang tidak harus dilakukan
18

Fungsi motivasi belajar dikemukakan oleh Uno (2006:27)

(1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, yakni


motivasi dapat berperan dalam penguatan
(2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, yakni anak akan
tertarik untuk belajar, ketika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat
diketahui
(3) Menentukan ketekunan belajar, yakni seorang anak yang telah
termotivasi akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar

mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan yang mengarahkan individu

untuk mencapai sebuah tujuan yang dapat dijadikan penguat belajar yakni prestasi

belajar yang tinggi mengaitkan individu untuk lebih meningkatkan motivasi yang

ada pada dirinya agar individu dapat melakukan kegiatan denga sungguh-sungguh

sehingga membuahkan hasil sesuai keinginan.

d) Indicator motivasi belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang mendukung.

Menurut Uno (2006:23) indicator motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil


(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
(4) Adanya penghargaan dalam belajar
(5) Adanya kegiatan menarik dalam belajar
(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
19

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indicator motivasi belajar yaitu

adanya keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan menarik dalam belajar,

adanya lingkungan belajar yang kondusif

3. Prestasi belajar

a) Definisi prestasi belajar

Menurut Syah (2010: 141) “prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program”.

Menurut Sukmadinata (2009: 103) mengemukakan bahwa “prestasi belajar

dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuh”.

Menurut Helmawati (2016:205) “prestasi belajar adalah hasil dari

pembelajaran, semua itu diperoleh dari evaluasi penilaian, setiap orang akan

memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lain”.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa, berupa kecakapann dari

kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang

dicatat pada setiap akhir semester di dalam buku laporan (rapor)

b) Factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Muhibbin Syah (2012: 145-147) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa adalah:

(1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yang meliputi 2 aspek, yakni:
(a) Aspek fisiologis (bersifat jasmani)
(b) Aspek psikologis (bersifat rohaniah)
(2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) meliputi 2 aspek, yakni:
20

(a) Lingkungan sosial, yaitu orang tua dan keluarga, guru dan staf,
teman, masyarakat dan tetangga.
(b) Lingkungan nonsosial, yaitu: gedung sekolah dan letaknya, keadaan
rumah, peralatan, alam.
(3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.

Slameto (2010: 54) juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Intern
(a) Faktor jasmaniah (fisiologi), baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh, yang termasuk faktor ini adalah kesehatan dan cacat
tubuh.
(b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan, kebiasaan belajar dll.
(c) Faktor kelelahan, baik jasmani maupun rohani.
2) Faktor Ekstern
(a) Faktor keluarga, diantaranya adalah: cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
(b) Faktor sekolah, diantaranya adalah: metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, ketrampilan
mengajar guru, fasilitas belajar, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
(c) Faktor masyarakat, terdiri atas: kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

c) Jenis, indicator dan cara evaluasi prestasi belajar

Menurut Syah (2012:216) “kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data

hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar dikaitkan dengan jenis

prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur”. Berikut indicator prestasi belajar

yang dimaksud :
21

(1) Ranah Cipta (kognitif) mencakup pengamatan, ingatan, pemahaman,


aplikasi penerapan, analisis dan sintetis
(2) Ranah karsa (afektif) mencakup penerimaan, sambutan, apresisasi,
internalisasi dan karakteristik
(3) Ranah karsa (psikomotorik) mencakup keterampilan bergerak dan
bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal
Menurut Slameto (2010:140) prestasi belajar atau hasil belajar siswa dapat

dilihat melalui tiga hal yaitu sebagai berikut:

(1) Kecakapan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang


terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, analisis, aplikasi, dan
evaluasi
(2) Kecakapan afektif, berkaitan dengan sikap yang terdiri ari aspek
penerimaan, reaksi dan penilaian
(3) Kecakapan psikomotorik, berkaitan dengan keterampilan siswa yang
terdiri dari aspek keterampilan gerak dasar, gerakan reflex dan ketepatan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat

diukur dengan tiga ranah atau aspek yaitu : ranah kognitif (cognitive domain),

ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotorik (psicomotoric domain).

Untuk mengungkapkan prestasi yang diraih diperlukan indicator sebagai petunjuk

bahwa siswa telah berhasil dengan tingkat tertentu berdasarkan ketiga ranah

tersebut.

d) Pengukuran Prestasi Belajar

Tardif dalam Syah (2012:197) mengungkapkan “evaluasi adalah proses

penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai

dengan kriteria yang lebih ditetapkan”. Menurut Saefullah (2012:176) “untuk

mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan

melalui tes prestasi belajar”. Tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis

penilaian berikut:
22

(1) Tes formatif untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan bertujuan memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut
(2) Tes subsumatif ini meliputi sejumlah bahan pembelajaran tertentu yang
telah dikerjakan, untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor
(3) Tes sumatif untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi-materi
yang telah diajarkan dalam waktu satu semester dan untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar
tertentu.

Syah (2012:199) menjelaskan tujuan dari evaluasi adalah sebagai berikut:

(1) Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
kurun waktu proses belajar tertentu
(2) Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya
(3) Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar
(4) Mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya untuk keperluan belajar
(5) Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna motode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan evaluasi atau

pengukuran prestasi belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa,

mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa, mengetahui usaha yang

dilakukan siswa, mengetahui kognitif siswa, mengetahui tingkat daya guna dan

hasil metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar

e) Prestasi Belajar Ekonomi

Menurut Azhari (2013:37) “prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil

belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran belajar”.
23

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan bahwa

“Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,

distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum atau

secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga”. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ekonomi adalah hasil belajar siswa

untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapi sasaran belajar ekonomi.

4. Keterkaitan motivasi belajar dan prestasi belajar

Menurut Yamin (2006:219):

Motivasi belajar merupakan dorongan atau kekuatan pada siswa yang


menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal, motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk
tercapai suatu tujuan.

Menurut Winkel dalam Saefullah (2012:172) “motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu

tujuan”. Sedangkan menurut Irwanto dalam Saefullah (2012:173) “motivasi

belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar, motivasi timbul karena adanya

keinginan atau kebutuhan dalam diri siswa untuk mencapai prestasi belajar”.

Berdasarkan uraian di atas bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan atau

dorongan pada siswa yang menimbulkan adanya keinginan atau kebutuhan dalam

pencapaian prestasi belajar.

5. Keterkaitan pendapatan orang tua terhadap prestasi belajar

Menurut Dalyono (2009) “factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah tinggi rendahnya pendidikan orang tua dan besar kecilnya penghasilan

orang tua”. Pendapatan orang tuasangat menentukan berhasil tidaknya anak dalam
24

menjalani proses belajarnya. Siswa yang terpenuhi kebutuhannya dalam proses

belajarnya akan mempunyai peluang besar untuk mendapatkan prestasi belajar

yang baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan orang tua berpengaruh dalam

keberhasilan belajar siswa, kondisi dan susasana keluarga menentukan pada

pencapaian prestasi belajar.

6. Penelitian Terdahulu

a) Penelitian yang dilakukan oleh Munira (2018) dengan judul Pengaruh

Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS I SMA Negeri 11 Makassar.

Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan menggunakan penelitian

lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi ,

dokumentasi dan angket/kuesioner. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 37

siswa. Hasil penelitian bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

motivasi belajar dan lingkungan keluarga secara parsial maupun simultan

berpengaruh signifikan positif terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran

akuntansi siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 11 Makassar, serta motivasi

belajar lebih dominan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 11 Makassar, dimana

thitung> ttabel dengan hasil yang diperoleh motivasi belajar ( ) 4,077>1,698 dan

lingkungan keluarga ( ) 3,511>1,698 berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar (Y) dengan masing-masing nilai signifikan 0,000 dan 0,001. Besarnya
25

pengaruh kedua variabel independen tersebut terhadap variabel prestasi

belajar sebesar 59,6% atau nilai koefisien determinasi sebesar 0,596.

b) Penelitian ini dilakukan oleh Fatma Dwi Cahyani (2014) dengan judul

pengaruh Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Sekolah, dan Pemanfaatan

Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS MAN

Tempel Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas

XI IPS MAN Tempel Tahun Ajaran 2013/2014, yang berjumlah 87 siswa.

Metode pengambilan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner. Uji

validitas instrument penelitian menggunakan rumus korelasi Product moment

dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Sebelum dilakukan

analisis data terlebih dahulu diadakan pengujian prasyarat analisis yang

meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas. Teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis

adalah dengan teknik analisis regresi sederhana dan teknik analisis regresi

ganda pada taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar Pendapatan Orang Tua siswa rendah, kondisi Lingkungan

Sekolah cukup baik, Gaya Belajar siswa yang dominan adalah gaya belajar

visual, dan prestasi belajar siswa tidak tuntas. Pendapatan Orang Tua

berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Ekonomi. Lingkungan Sekolah

berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Ekonomi. Pemanfaatan Gaya

Belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Ekonomi. Pendapatan

Orang Tua, Lingkungan Sekolah, dan Pemanfaatan Gaya Belajar secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa.


26

B. Kerangka pikir

Pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar, prestasi belajar yang

dicapai siswa dalam jenjang pendidikan dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran

penguasaan pelajaran pada jenjang sebelumnya.

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor yang pertama

yaitu factor internal,. Factor internal adalah factor yang ada pada dalam diri siswa

salah satunya adalah motivasi belajar, Motivasi belajar merupakan dorongan yang

berasal dari dalam diri siswa untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka

mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Factor yang kedua yaitu factor eksternal, yang termasuk factor eksternal

adalah lingkungan dan keluarga, keluarga dapat berupa pendapatan orang tua.

Pendapatan orang tua merupakan penghasilan yang diperoleh dalam rangka

memenuhi kebutuhan anggota keluarga sebagai balas jasa dari kegiatannya baik

dari sector formal maupun informal. Pendapatan orang tua dapat dipengaruhi oleh

beberapa factor yaitu pekerjaan atau jabatan, pendidikan, masa kerja dan jumlah

tanggungan keluarga.

Motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar. Adanya motivasi

belajar membuat siswa cenderung memberikan perhatian lebih pada mata

pelajaran yang diminati, yang kemudian menimbulkan dorongan untuk belajar

lebih mendalam dan membuat siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan

belajar mengajar dikelas sehingga prestasi belajar akan menjadi lebih baik,

semakin tinggi motivasi belajar semakin membaik pula prestasi belajar siswa.
27

Pendapatan orang tua merupakan factor eksternal yang mempengaruhi

prestasi belajar. Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang baik siswa

seringkali siswa terkendala dalam beberapa factor salah satunya adalah factor

biaya, orang tua mempunyai wewenang dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan

anaknya, seperti pembelian buku paket, serta menyediakan peralatan-peralatan

yang dapat menunjang keefektifan belajar siswa dalam mencapai prestasi yang

baik. Sehingga apabila pendapatan orang tua siswa dapat memenuhi kebutuhan

sekolah anaknya dan siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka siswa

akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Pendapatan Orang Tua


1) Usaha itu sendiri
2) Bekerja pada orang lain
3) Hasil dari pemilikan

Prestasi belajar
Motivasi belajar
1) Afektif
1) Adanya hasrat dan 2) Kognitif
keinginan berhasil 3) psikomotorik
2) Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-
cita masa depan
4) Adanya penghargaan
dalam belajar
5) Adanya kegiatan menarik
dalam belajar
6) Adanya lingkungan
belajar yang kondusif

Gambar 1. Skema kerangka piker


28

Keterangan :

= Parsial

= Simultan

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijelaskan

sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:

1. Diduga bahwa pendapatan orang tua dan motivasi belajar secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo

2. Diduga bahwa pendapatan orang tua dan motivasi belajar secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo

3. Diduga bahwa variabel motivasi belajar siswa secara dominan berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas

XI IIS SMA Negeri 5 Wajo


29

III. METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:39) mengemukakan bahwa variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pendapatan

orang tua disimbolkan sebagai variabel ( X1) dan motivasi belajar disimbolkan

sebagai (X2).

b) Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

siswa disimbolkan sebagai variabel (Y).

2. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:100) “desain penelitian merupakan rancangan atau

tata cara untuk melaksanakan penelitian dalam rangka memperoleh data yang

dibutuhkan”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2017:14) “penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Obyek dalam penelitian ini adalah SMA

Negeri 5 Wajo. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner
30

(angket) dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t.

Berikut adalah desain penelitian yang disajikan dalam bentuk skema pada

gambar berikut:

SMA Negeri 5 Wajo

Teknik Pengumpulan Data


 Dokumentasi
 kuesioner

Pendapatan Orang Tua ( X1)


 Usaha itu sendiri
 Bekerja pada oeang lain
 Hasil dari pemilikan
Motivasi belajar (X2)
 Adanya hasrat dan keinginan
berhasil Prestasi belajar
 Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar  Afektif
 Adanya harapan dan cita-  Kognitif
cita masa depan  psikomotorik
 Adanya penghargaan dalam
belajar
 Adanya kegiatan menarik
dalam belajar
 Adanya lingkungan belajar
yang kondusif

Teknik analisis data


 Uji asumsi klasik
 Regresi linear
berganda
 Uji F
 Uji t

Hasil dan kesimpulan


Gambar 2. Bagan Desain penelitian
31

B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1) Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan-batasan terhadap ruang lingkup

variabel yang diteliti dan merupakan indikator penting yang menentukan

keberhasilan suatu penelitian untuk lebih memudahkan mengidentifikasi dalam

mengumpulkan data di lapangan maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:

a) Pendapatan orang tua adalah penghasilan yang diperoleh dalam rangka

memenuhi kebutuhan rumah tangganya sebagai balas jasa dari kegiatan

produksi yang dilakukan

b) Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa

untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

c) Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa,

berupa kecakapann dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah

pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di

dalam buku laporan (rapor).

2) Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2017:133) “pengukuran variabel adalah skala pengukuran

yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval

yang ada dalam alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif”. Adapun Pengukuran variabel dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a) Pendapatan orang tua


32

Pada variable pendapatan orang tua diukur dengan menggunakan teknik

dokumentasi yaitu data yang diperoleh dari kepala tata usaha SMA Negeri 5 Wajo

yaitu data pendapatan orang tua siswa SMA Negeri 5 Wajo.

b) Motivasi belajar

Pada penelitian ini, variabel motivasi belajar diukur dengan pemberian skor

terhadap indikator motivasi belajar dengan lembar angket berdasarkan skala

likert. Menurut Sugiyono (2017:93) “skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial”. Dengan menggunakan skala ini, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variable dan indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan.

Angket ini terdiri dari 12 item yaitu masing-masing enam item favourable (F)

dan unfavourable (UF). Adapun beberapa kategori dalam skala likert menurut

Sugiyono (2017:92) adalah sebagai berikut:

(1) Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5


(2) Setuju/ sering/ positif diberi skor 4
(3) Ragu-ragu/ kadang-kadang/netral diberi skor 3
(4) Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2
(5) Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1

Tabel 2. Matriks/Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Variabel Motivasi


Belajar
Variabel Indikator No. Item
33

Hasrat dan keinginan berhasil 1,4,9


Dorongan dan butuhan dalam
2,3,14
belajar
Motivasi Belajar Harapan dan cita-cita masa depan 8,15

(X1) Penghargaan dalam belajar 10,11

Kegiatan menarik dalam belajar 6,7

  Lingkungan yang kondusif 5, 12, 13

c) Prestasi belajar

Variabel hasil belajar diukur dengan metode dokumentasi yaitu

menggunakan nilai rapor siswa semester genap tahun ajaran 2018-2019 pada mata

pelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo. Adapun nilai yang akan

diperoleh mencakup nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik, sesuai dengan

indikator hasil belajar menurut Syah (2013:216) yaitu: 1) ranah cipta (kognitif), 2)

ranah rasa (afektif), dan 3) ranah karsa (psikomotorik).

C. Populasi dan Sampel

Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah:

1) Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu keseluruhan siswa

kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo yang berjumlah 58 siswa yang terdiri atas 3

kelas tahun ajaran 2018-2019.


34

) Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik sampling yang

digunakan adalah proportionate stratified random sampling, sampel dari populasi

yang dipilih secara acak dan proporsional.

Menurut Setyowati (2007:32) “untuk menentukan beberapa sampel yang

dibutuhkan, maka digunakan rumus Slovin”.

Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:

N
n=
1+ Ne 2

Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat ditolerir yaitu (0,1 atau 10%).

Jadi sampel yang diperoleh sebagai berikut:

58
n =
1+ 58(10 %)2

58
=
1+ 0,58

= 37
35

Dengan demikian, yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 37

siswa dari total keseluruhan siswa kelas XI IIS SMA Negeri 5 Wajo sebanyak 58

siswa yang terdiri atas 3 kelas tahun ajaran 2018-2019

Adapun sampel menurut masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5. Sampel Penelitian


Kelas Jumlah Siswa Sampel
XI IIS 1 20 13
XI IIS 2 18 11
XI IIS 3 20 13
Jumlah 58 37
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 5 Wajo

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010:201) “dokumentasi berasal dari kata dokumen,

yang artinya benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-

peraturan, catatan harian, dan sebagainya”. Dokumentasi dalam hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh data tertulis mengenai sejarah singkat sekolah

dan data nilai rapor siswa semester genap tahun ajaran 2018-2019 serta pendpatan

orang tua siswa di SMA Negeri 5 Wajo.

2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2017:142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penelitian ini


36

menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, Penggunaan

kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada

peneliti mengenai motivasi belajar di SMA Negeri 5 Wajo.

E) Teknik Analisis Data

1) Analisis Deskriptif Data

Untuk menganalisis jawaban responden, diukur menggunakan skala likert

yang mempunyai lima gradiasi yaitu sangat setuju (5), setuju (4), kurang setuju

(3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1). Selanjutnya untuk mendapatkan

peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara

skor aktual dengan skor ideal dengan rumus yang dicantumkan dalam Narimawati

(2008:84) sebagai berikut:

% Skor actual = Skor actual x 100%


Skor ideal
Dimana:

a. Skor aktual adalah skor jawaban yang diperoleh dari seluruh responden atas

kuesioner yang telah diajukan

b. Skor ideal adalah skor maksimum atau skor tertinggi yang mungkin diperoleh

jika semua responden memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Adapun kriteria interpretasi skor menurut Narimawati (2008:85) adalah

sebagai berikut:

1. Angka 0% - 20% = Sangat tidak baik

2. Angka 21% - 40% = Tidak baik


37

3. Angka 41% - 60% = Cukup baik

4. Angka 61% - 80% = Baik

5. Angka 81% - 100% = Sangat baik

2) Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2011: 73) uji asumsi klasik terdiri atas:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui kenormalan data tentang

motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa sehingga

dapat dilanjutkan pada perhitungan statistik yang akan digunakan dalam pengujian

hipotesis. Menurut Sugiyono (2015:243) “penggunaan stastistik parametris

mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi

normal”.

Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan software SPSS

v.25.00 for windows. Sampel yang akan dipakai untuk analisis haruslah berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dengan tingkat signifikansi α = 5% (0,05),

jika signifikan <0,05 maka distribusi data dapat dikatakan tidak normal.

Sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan normal.

b) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:105) “uji heteroskedastisitas digunakan untuk

mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan yang

berbeda antar satu observasi ke observasi lain”. Untuk mengetahui gejala

heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot melalui

software SPSS v.21.00 for windows. Model yang bebas dari heteroskedastisitas
38

memiliki grafik scatter plot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di

bawah sumbu Y.

c) Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2011:103) “uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas”. Model

regresi yang baik semestinya merupakan model regresi yang tidak terjadi korelasi

diantara variabel-variabel bebas atau independen antara satu sama lain atau

dengan kata lain bebas dari multikolonieritas. Deteksi adanya gejala

multikolonieritas dengan menggunakan software SPSS v.21.00 for windows.

Model regresi multikolonieritas memiliki nilai VIF dibawah 10 dan tolerance di

atas 0.1. Deteksi lain dengan melihat korelasi antara variabel bebas, apabila masih

dibawah 0,8 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas

d) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:110) “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya)”. Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pada penelitian ini

untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson

test.

Tabel 4. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Korelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika


39

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl < d < du


Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No desicison 4 – du < d < 4 –dl
Tidak ada autokorelasi positif atau Tidak ditolak du< d < 4 - du
Negative
Sumber: Ghozali (2011:110)
1) Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, digunakan analisis sebagai berikut:

a) Regresi Linier Berganda

Menurut Siregar (2013:301) “regresi linier berganda adalah untuk mengetahui

pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel

terikat (dependent)”. Rumus regresi linier berganda yaitu:

Y = a+b1X1+b2X2
Dimana:
Y = prestasi belajar (variabel terikat)
X1 = motivasi belajar (varibel bebas pertama)
X2 = lingkungan keluarga (variabel bebas kedua)
a, b1 dan b2 = konstanta

b) Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk mengetahui signifikan/keberartian koefisien regresi

sekaligus menguji hipotesis yang diajukan. Agar hasil yang diperoleh regresi

dapat dijelaskan hubungannya, maka hasil yang diperoleh regresi tersebut diuji

menggunakan Uji-t dengan derajat kepercayaan 0,005. Adapun rumus Uji-t yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2017:184) adalah:


40

t= √ −2
2
√1−

Dimana:
t = Uji perbandingan (nilai t yang dihitung)

n = Jumlah sampel

r = Nilai korelasi
2
= Koefisien determinasi

Uji ini memiliki kriteria yaitu :

1) Apabila nilai thitung> ttabel atau nilai signifikasi < dari α (0,05) maka hipotesis

diterima

2) Apabila thitung< ttabel atau nilai signifikasi > α (0,05) maka hipotesis ditolak.

2
c) Koefisien Determinasi Parsial ( r )

Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing

variabel. Maka perlu dicari koefisien determinasi parsial. Koefisien determinasi


2
parsial juga untuk menjelaskan nilai yang berkisar dari nol sampai satu. Apabila

mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam

menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan

sebaliknya r2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas dalam

menerangkan variabel terikat secara parsial. Dalam penelitian ini, untuk mencari

nilai adjusted r2 menggunakan SPSS 25

d) Uji Simultan (Uji F)


41

Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono

(2017:235), untuk menguji uji Fhitung digunakan rumus:

F = R2/k(1-R2)n-k-1

Dimana :
R = koefesien determinasi
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
Uji ini memiliki kriteria yaitu :
1) Apabila nilai signifikasi > α (0,005) maka H1 ditolak
2) Apabila nilai signifikasi < α (0,005) maka H1diterima

2
e) Koefisen Determinasi Ganda (R )

2
Koefisen determinasi ganda (R ) untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi terikat secara bersama-sama atau

simultan. Nilai yang menerangkan nilai determinasi adalah nilai yang berkisar

antara 0 (nol) sampai 1 (satu). Jika nilai determinasi kecil maka artinya variabel-

variabel bebas menjelaskan variasi variabel dependennya sangat terbatas dan

cuma sedikit informasi. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai determinasinya

mendekati angka 1 (satu) maka informasi yang diberikan variabel bebas lebih

banyak menjelaskan variasi variabel dependen atau terikatnya. Dalam penelitian

2
ini, untuk mencari nilai adjusted R menggunakan bantuan SPSS 25.
42

C. JADWAL PENELITIAN

Agar penelitian ini lebih terarah dan terencana, maka dibutuhkan jadwal

penelitian sebagai berikut:

2019
N
Pelaksanaan
o Desembe
januari februari maret april mei
r
penyusunan
                                               
1 proposal
Konsultasi                                                
2 Proposal
Persiapan                                                
Seminar
3 Proposal
Seminar                                                
4 Proposal
Pengumpula                                                
5 n Data
Pengelolaan                                                
dan Analisis
6 Data
Konsultasi                                                
Hasil
7 Penelitian
                                               
Penggandaan
8
                                               
Ujian Skripsi
9
43

D. DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Akyas. 2013. Psikologi Pendidikan. Semarang: Dunia Utama.

Djamarah, saiful bachri Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Helmawati. 2016. Pendidikan Keluarga. Jakarta: Rajawali

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar dengan Pendekatan Baru.


Jakarta: Rajawali.

Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka


Setia.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiyono. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, sadono .2015. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumardi dan evers. 2016. Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan Perilaku
Menyimpang. Jakarta: Rajawali Pers

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

T. Gilarso. (2002). Pengantar Ekonomi Bagian Makro. Jakarta: Kanisius

Uno, B. Hamzah. 2015. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


Aksara.

Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompotensi. Jakarta:


GpPress.
44

Sumber lain:

Cahyani, Dwi Fatma. 2014. Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Lingkungan


Sekolah Dan Pemanfaatan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Siswa Kelas Xi Ips Man Tempel Kabupaten Sleman Tahun
Ajaran 2013/2014. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta

Munira. 2018. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap


Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips I
Sma Negeri 11 Makassar. Skripsi: Universitas Negeri Makassar
45

E. HALAMAN PENGESAHAN

Makassar,     Februari 2019


Mahasiswa Ybs,

Yuliana
NIM. 1592041005

Menyetujui

Pembimbing I                                                      Pembimbing II

Drs. H. Abdul Rijal, M.Si                 Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si


NIP. 19590708 198601 1 001     NIP. 19670514 199303 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi


Universitas Negeri Makassar

Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si


NIP. 19670514 199303 2 003

Anda mungkin juga menyukai