DISUSUN OLEH :
1. Air mengalir dari tempat yang posisinya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah sehingga
terjadilah arus air. Bandingkan dengan muatan listrik yang mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah sehingga terjadilah arus listrik.
2. Pipa saluran air analog dengan konduktor. Kalau pipa adalah penghantar untuk aliran air,
maka konduktor listrik adalah penghantar untuk aliran aliran listrik.
3. Setiap saluran air atau setiap konduktor listrik memiliki nilai hambatan yang tetap (konstan).
Semakin besar penampang saluran air atau konduktor maka hambatan terhadap perjalan arus
semakin kecil (arus akan semakin lancar perjalanannya). Sebuah konduktor listrik dari zat
yang berbeda juga memiliki nilai hambatan yang spesifik yang disebut sebagai hambatan
jenis.
4. Agar air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi, maka air yang sudah jatuh di tempat
yang lebih rendah dipompa kembali ke tempat yang lebih tinggi. Demikian juga muatan
listrik yang telah mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dikembalikan lagi ke
potansial tinggi (tentu saja memerlukan energi)
V/I = Konstan
/I = R
Umumnya arus listrik dalam suatu konduktor mendapatkan hambatan (sama dengan tahanan)
yang nilainya selalu tetap. Hambatan ini dilambangkan dengan huruf R (resistensi) dengan
satuan Ohm (W). Hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan dirumuskan sebagai
berikut:
= I.R
atau
Pada dasarnya semua flowmeter terdiri dari pembangkit arus AC, prope rakitan,
kapasitansi seri amplifier gandeng, penguat DC, dan perangkat perekam/pencatat. Bentuk
dari arus waveform yang dibangkitkan untuk elektromagnetik bisa sinusoidal atau gelombang
pulsa.
a. Flowmeter gelombang sinus:
Magnet probe dibangkitkan oleh gelombang sinus, akibatnya tegangan yang
diinduksikan juga akan sinusoidal. Masalahnya adalah pada tipe ini pembuluh darah dan
mineral/fluida yang terdapat didalamnya bertindak sebagai kumparan sekunder transformator
pada saat magnet probe dibangkitkan. Akibatnya, ada tegangan artefact induksi yang secara
umum mengacu pada ‘tegangan transformator’.
‘Tegangan transformator ‘ lebih besar dibandingkan tegangan arus induksi dan berbeda
fasa 90o. Hal ini juga menyebabkan baseline drift yang menghasilkan kestabilan fasa yang
tinggi .Pada fersi terdahulu dari flowmeter gelombang sinus, tegangan yang tidak digunakan
ini dihilangkan dengan memasukkan ke dalam sinyal tegangan dengan kekuatan (daya) yang
sama tetapi berbeda fasa. Sehinggan sinyal artefac digagalkan dan hanya aliran tegangan
induksi yang muncul.
Metode lain untuk menghilangkan tegangan tegangan induksi transformator dalam
flowmeter gelombang sinus adalah dengan menggunakan gated amplifier. Fungsinya adalah
untuk membolehkan penguatan sinyal selama siklus pada saat aliran tegangan induksi
maksimum dan tegangan induksi transformator minimum. Dengan metode ini tegangan
artefac dihindari dari penguatan. Instrumen ini dikenal sebagai ‘gate sinewave flowmeter’.
Flowmeter gelombang sinus memerlukan rangkaian elektronik yang rumit untuk
memindahkan tegangan induksi transformator dari aliran tegangan induksi. Karena kedua
waveform tersebut memiliki tipe yang sama, Penghilangan secara sempurna dari tegangan
artefac menjadi sangat sulit. Sistem gelombang sinus tak lagi diragukan dalam menghasilkan
perbandingan sinyal to noise (SNR) akan tetapi sangat mengganggu pada saat frekuensi
bertambah.
b. Flowmeter elektromagnetik gelombang pulsa:
Berbeda dengan flowmeter gelombang sinus dalam hal pembangkitan tegangan yang
diberikan pada magnet yaitu gelombang pulsa, sehingga tegangan induksi juga merupakan
gelombang pulsa. Flowmeter gelombang pulsa memiliki kestabilan fasa yang kurang
dibandingkan dengan tipe gelombang sinus yang dapat menekan relatif lebih mudah tegangan
quadrature. Selain itu, lebih mudah mengendalikan ukuran magnitude dan gelombang arus
pembangkitan dalam sistem gelombang pulsa.
Dalam hal ini, tegangan induksi transformator hanyalah sebagai spike, yang mengalami
superimpose diawal tegangan aliran induksi gelombang pulsa. Pemisahan dari dua tegangan
ini akan menjadi lebih mudah pada saat penguatan dari gate hanya pada saat priode pendek.
Dalam flowmeter gelombang pulsa, blanking diperlukan hanya pada saat arus magnet
membalik dan penguat bekerja pada saat flat porsion gelombang pulsa.Gelombang pulsa
adalah amplitudo yang dimodulasikan oleh variasi aliran darah dan memerlukan demodulasi
sebelum diberikan pada pencatat.
c. Transduser:
Aliran transduser terdiri dari elektromagnetik yang memberikan medan magnet yamg
tegak lurus dengan arah aliran darah dan terletak antara medan dan elektroda pick-up yang
sumbunya tegak lurus pada kedua sumbu medan dan aliran. Elektrodanya mungkin
berhubungan dengan mengalirnya darah atau permukaan luar pembuluh darah dimana darah
mengalir. Bentuk ini disebut ‘cannulating flowmeter’ dan kemudian disebut ‘cuff lowmeter’.
d. Preamplifier:
Tegangan yang diinduksikan diambil oleh elektroda kemudian diberikan pada penguat
diferensial noise rendah melalui capacitive coupling. Preamplifier harus memiliki common
mode ferection ratio (CMRR) tinggi dan impidansi masukan yang tinggi pula. Preamplifier
yang digunakan oleh Goodman (1969a) memiliki CMRR 106dB(200,000:1) dengan
impedansi masukan mode bersama 150MΩ. Penguatan preamplifier 1000. Preamplifier juga
harus menggabungkan fasilitas untuk ‘probe balance’ yang oleh sinyal sefasa da arus magnet
dapat dipilih pada tegangan backgound seimbang dalam fasa dengan aliran tegangan. Sinyal
kalibrasi dengan amplitudo 30μV dapat dihubungkan dengan preamplifier dengan
menambahkan saklar pemilih. Tegangan noise (derau) yang dibangkitkan dalam preamplifier
adalah faktor pentingdalam kinerja dari flowmeter elektromagnetik. Tegangan derau terlihat
sebagai pergerakan acak dari baseline dari aliran darah yang dicatat. Ketika digambarkan
dalam bentuk aliran, khususnya 1-2% keluaran dalm skala penuhdari priode yag terpilih.
Sebagai contoh, probe 2,7 mm menberikan dfeksi skala penuh untuk 500ml/mm sehingga
derau ekivalen dengan 10 ml/mm.
e. Rangkaian Gating:
Penguat gating membantu menghilangkan tegangan bayangan (semu) yang muncul
ketika arus magnet dibalik. Bagi flow meter untuk memperlihatkan kestabilan baseline yang
cukup adalah penting bahwa sinyal semu yang dihasilkan selama pembalikan arus magnet
dan sefasa dengan aliran tegangan diabaikan. Aksi gating dikendalikan oleh rangkaian yang
memberikan arus eksitasi pada elektromagnet.
f. Bandpass amplifier:
Seperti halnya gatting amplifier yang merupakan bandpass amplifier RC aktif yang
dengan selektif melewatkan amplitudo gelombang pulsa. Respon puncak adalah 400Hz. Titik
3dB pada 300 Hz dan 500 Hz. Penguatan dari penguat ini adalah 50. Bentuk dari gelombang
setelah penguatan ini adalah sinusoida yang terdistorsi.
g. Detektor:
Detector fasa sensitif digunakan untuk memperbaiki sinyal analog dari rata-rata aliran
yang sedangdiukur.Tipe dari demodulator ini tidak hanya menawarkan sinal-to-noise ratio
maksimum tetapi juga membantu penolakan tegangan interfensipada frekuensi dibawah
frekuensi carrier.
h. Low Pass Filter dan Tahapan keluaran:
Sinyal yang dimodulasikan diberikan pada LPF RC aktif yang memberikan respon
frekuensi yang tidak sama dan pergeseran fasa linier dari 0-30 Hz. Hal ini diikuti oleh
rangkaian integrator yang memberikan keluaran yang sesuai dengan aliran rata-rata. Sinyal
keluaran yang diperoleh dapat dicatat pada sebuah perekam untuk dibaca aliran darah dari
skala terkalibrasi.
i. Magnet current drive:
Arus eksitasi yang dberikan pada elektromagnet adalah 1 amper puncak arus gelombang
pulsa. Hal tersebut diberikan oleh sumber dengan impedansi tinggi untuk memastikan bahwa
arus yang diberkan adalah konstan untuk berbagai macam hambatan lilitan magnet hingga
lebih dari 5Ω. Masukan gelombang pulsa pada tahapan power amplifier yang memberikan
arus elektromagnetik diberikan dari multivibrator bebas yang bekerja pada frekuensi 400 Hz..
j. Zero Flow Reference Line:
sebelum pengukuran aliran darah oleh flowmeter elektromagnet dilakukan penting untuk
menyediakan secara tepat sinyal yang sesuai untuk zero flow. Walaupun pembangkitan
magnet harus menghasilkan zero reference line, sayangnya line ini tidak selalu bertepatan
dengan zero flow line secara psikologi,. Hal ini memberikan efek pada elektrode vessel
interface(wyatt,1961). Metode alternatif dapat memacetkan pembuluh darah yang diukur.
Beberapa pengaturan telah dilakukan sebagai penghambat ((Beck et al,1965; Jacobson and
Swan,1966). Bagaimanapun ,ada beberpa pertimbangan serius dari penggunaannya dari
kelayakan untuk menghambat darah, agar memperoleh acuan zero flow, memperhatikan
kemungkinan yang dapat menghasilkan spasm dan perubahan aliran darah. Lebih lanjut lagi,
adalah mungkin untuk memperoleh zero flow reference yang handal dalam hal flow probe
yang diimplantasi secara kronik.