Anda di halaman 1dari 24

TUGASMAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR


TENTANG : TERMOFISIKA

DOSEN :Drs.SASFIETRA PRAJA

DISUSUNOLEH :
1. ARFAN SEPTIAN
2. EFFIA HIRMAYANI
3. NILSI EFIQRI SHANDA
4. PRETY APMILIA
5. SHONA SARI
6. KRISTINA FARADILA

AKADEMI KEPERAWATAN BINA INSANI SAKTI


KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat serta petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
“THERMOFISIKA”.
Makalah yang kami susun ini masih jauh dari kategori sempurna. Kami
menyadari banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang
kami miliki saaat ini.
Karena hal itu, segala sumbangan pikiran, kritik maupun saran dari
pembimbing dan pembaca sangat kami harapkan demi terwujudkan hal yang lebih
baik lagi dengan makalah pembelajaran keperawatan selanjutnya.

Sungai Penuh , oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Termofisika dalam lingkup Medis ................................................ 3
1. Termometrik ........................................................................................ 3
2. Skala Temperatur ................................................................................. 4
3. Pengaturan Suhu Tubuh........................................................................ 5
2.2 Pengaturan Suhu Tubuh
1. Kesetimbangan Panas .......................................................................... 5
2. Topografi Temperatur Badan dan Kulit .............................................. 6
3. Pengaturan Temperatur......................................................................... 6
4. Alih Pemanasan..................................................................................... 9
2.3 Energi Panas dalam Kedokteran
1. Efek Panas ...........................................................................................11
2. Penggunaan energi panas dalam pengobatan ......................................11
2.4 Energi Dingin dalam Kedokteran ..............................................................14
2.5 Termografi...................................................................................................17
1. Dasar Termografi .................................................................................16
2. Penggunaan Termografi untuk Diagnosis ...........................................16
BAB III KESIMPULAN
3.1 Simpulan.....................................................................................................18
3.2 Saran ..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam makalah ini kami mengambil tema mengenai termofisika.


Kami memilih tema ini karena diberikan tugas . Termofisika merupakan salah
satu materi dasar dalam fisika yang harus dikuasai.

Didalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari


termofisika yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini
kami lakukan karena kami menilai untuk memahami suatu materi, kita harus
mengetahui konsep dasar terlebih dahulu. Kemudian, dilanjutkan pada bagian
inti materi.

Termofisika merupakan materi yang harus dipahami dengan baik


karena didalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya. Termometrik dan
skala temperatur pengaturan suhu serta perpindahan panas. Maka dari itu,
kami berusaha untuk membuat materi termofisika dalam makalah ini menjadi
ringkas dan mudah dipahami.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kami bahas sebagai berikut:

1. Apa pengertian konsep termofisika dalam lingkup medis?

2. Apa yang dimaksud pengaturan suhu tubuh pada manusia?

3. Apa manfaat Energi Panas dalam lingkup medis?

4. Apa manfaat Energi Dingin dalam lingkup medis?

5. Apa yang dimaksud Pengeluaran panas pada tubuh?

6. Apa yang dimaksud Termografi?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian konsep termofisika dalam lingkup medis.

2. Menjelaskan pengaturan suhu tubuh pada manusia.

3. Menjelaskan pengertian Energi Panas dalam lingkup medis.

4. Menjelaskan pengertian Energi Dingin dalam lingkup medis.

5. Menjelaskan pengeluaran panas pada tubuh.

6. Menjelaskan pengertian Termografi.

1.4 Manfaat

Berikut ini adalah manfaat dari makalah kami:

1. Bagi penulis, menambah wawasan mengenai Termofisika dalam lingkup


medis serta penggunaannya.

2. Bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai


termofisika dalam lingkup medis serta penggunaannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Termofisika dalam Lingkup Medis


1. Termometrik

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan menggunakan indra


peraba merupakan penilaian yang subyektif serta tidak
alamiah.  Pengamatan secara itu disebut pengamatan yang kwalitatif yang
justru dapat menyesatkan.  Misalnya seseorang mencelupkan tangannya ke
dalam air suam akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut
sebelumnya telah mencelupkan tangannya ke dalam air
dingin.  Sebaliknya akan terasa dingin apabila sebelumnya tangannya telah
dicelupkan dalam air yang lebih hangat.  Untuk menghindari penilaian
yang subyektif perlu adanya penilaian yang kwantitatif.  Justru ini perlu
adanya alat ukur dan satuan standar.  Alat yang dipakai untuk pengukuran
suhu tersebut disebut termometer, prinsip dasar dari alat ukur ini ialah
fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperatur.  Contoh :
termometer air raksa dan thermometer alkohol.

Air raksa mempunyai batas muai dan titik uap tertentu yait pada
-40˚C air raksa akan membeku dan titik uap akan berkisar diatas 360˚C
sehingga perlu ada metoda lain/ alat lain untkmengkur suhu suatu benda.
Macam-macam Termometerberdasarkan bentuknya:

a. Termometer air raksa/alkohol


b. Termometer tahanan (termistor termometer)
c. Termometer elemen (termocouple)
d. Termometer optik
e. Termometer gas yang bervolume tetap

Dalam bidang kedokteran penggunaan termometer air raksa/alkohol sangat


populer.

2. Skala Temperatur

Di Amerika banyak menggunakan skala Fahrenheit (0˚C).  Dalam


pembuatan skala tersebut dibuatkan titik referensi, yang disebut titik tetap
yang kemudian dibuat skala sekehendak kita.  Sebelum tahun 1954
ditentukan dua titik sebagai titik acuan baku, yaitu titik es dan titik uap.

Titik es yaitu suatu titik di mana terdapat campuran air yang jenuh
udara dengan es yang bertekanan 1 atmosfir.  Titik uap adalah suhu di
mana terdapat air mendidih pada tekanan 1 atmosfir.Fahrenheit pada tahun
1724 telah menentukan skala temperatur di mana pada 32˚F adalah titik es,
pada 212˚F  merupakan titik uap serta temperatur rectal berkisar
98,6˚F.  Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan skala Celcius,
titik es diberi harga 0˚C suhu pada titik uap diberi 100˚C. Untuk keperluan
bidang ilmu pengetahuan diperlukan skala lain yaitu skala
Kelvin.Sekarang ini titik tripel dipakai sebagai titik acuan baku yaitu
0,01˚C (273,16°K). Untuk mendapatkan gambaran jelas tentang hubungan
ini, dapat dilihat pada penjelasanberikut.

a. Termometer skala Celcius


Merupakan termometer yang menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100 derajat Celcius (100°C)
Titik beku : 0 derajat Celcius (0°C)
Dari 0 derajat Celcius sampai 100 derajar Celcius dibagi dalam 100
skala.

b. Termometer skala Reamur


Merupakan termometer yang menggunakan skala Reamur (R).
Titik didih air: 80 derajat Reamur (80°R)
Titik bekunya: 0 derajat Reamur (0°R)
Dari 0 derajat Reamur sampai 80 derajat Reamur dibagi dalam 80 skala.

c. Termometer skala Fahrenheit


Merupakan termometer yang menggunakan skala Fahrenheit (F).
Titik didih air: 212 derajat Fahrenheit (212°F)
Titik bekunya: 32 derajat Fahrenheit (32°F)
Dari 32 derajat Fahrenheit sampai 212 derajar Fahrenheit dibagi dalam
180 skala.

d. Termometer skala Kelvin

Merupakan termometer yang menggunakan skala Kelvin (K).


Titik didih air: 373 Kelvin (373°K)
Titik bekunya: 273 Kelvin (273°K)
Dari 273 Kelvin sampai 373 Kelvin dibagi dalam 100 skala.

2.2 Pengaturan Suhu Tubuh


1. Kesetimbangan Panas

Pengaturan temperatur adalah suatu pengaturan secara kompleks


dari suatu proses fisiologisdi mana terjadi kesetimbangan antara produksi
panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan
secara konstan. Burung atau mamalia secara fisiologis digolongkan dalam
worm Blooded atau homotermal.Organisme homotermal ini secara umum
dapat dikatakan temperatur tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan
berubah.Hal ini terjadi karena ada interaksi berantai antara pembentukan
panas dan kehilangan panas.Kedua proses ini dalam keadaan tertentu
aktifitasnya diatur oleh susunan syaraf pusat yang mana mengatur
metabolisme, sirkulasi (peredaran darah),perspirasi (penguapan) dan
pekerjaan otot-otot skeletal.Sebagai contoh kontraksi otot banyak
menghasilkan panas.

2. Topografi Temperatur Badan dan Kulit

Temperatur 37˚C diterima sebagai temperatur normal tubuh


manusia.Untuk mengukur rata-rata temperatur badan dan kulit terdapat
banyak kesukaran. Di klinik sering dipakai lokasi pengukuran temperatur
pada ketiak (aksila), sub lingual (di bawah lidah) atau rectal (dubur).
Berikut keterangan suhu tubuh dalam anggota badan manusia.

Gambar 2.2 Pemetaan Temperatur Kulit

3. Pengaturan Temperatur tanpa dan dengan Umpan Balik

Terdapat dua macam pengaturan temperatur, yaitu:

a. Pengaturan temperature tanpa umpan balik


Pengaturan temperature tanpa umpan balik berarti mengatur
heatloss dan heat-production. Untuk manusia hal-hal ini dapat
terjadi tetapi tidak bagi benda-benda mati, oleh karena benda-benda
mati tidak memproduksi panas sehingga umpan balik tidak pernah
terjadi. Misal sebuah logam dipanaskan pada berarti temperature
akan meninggi denagn demikian logam tersebut akan mamuai dan
memancarkan radiasi (heatloss). Namun apabila logam tersebut
diletakkan kembali di tempat yang mempunyai suhu dibawahnya,
maka logam tersebut akan kembali dingin seperti semula dan tidak
mungkin menjadi panas dengan sendirinya, sehingga dapat kita
katakan pada benda mati tidak akan terjadi umpan balik.

a. Pengaturan temperature dengan umpan balik

Manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor


yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan
melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.
Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus
akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik
tetap. Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga
objektif maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:
1.    Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static )

Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula


rasa hangat akandialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan
rasa hangat tidak lagi dirasakan dan kalau ia keluar dari air dan
masuk kembali maka ia akan merasakan hangat kembali. Hal ini
terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh terhadap
suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral
(suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila
suhu berada di atas 36°C dan rasa dingin dirasakan pada suhu
17°C.

2.    Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik )

Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga


parameter tertentu. Suhu awal kulit, kecepatan perubahan suhu
dan luas kulit yang terpapar tehadap rangsangan suhu. Pada
suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi sedangkan
untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa
hangat menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan
perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa
panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga
berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.

3.    Titik rasa dingin dan panas

Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap


rangsangan dingin dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu.
Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan
dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak
dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit wajah daerah yang
paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin
paling tinggi. Untuk mengetahui mekanisme pengaturan suhu
tubuh dengan umpan balik, seperti yang ada pada daftar
dibawah ini :

1. Dingin

Disaat udara dingin, ada 2 proses yang terjadi dalam tubuh kita
yaitu:

Produksi panas naik:

1. Menggigil

2. kelaparan – nafsu makan naik

3. aktivitas otot lurik meningkat

4. peningkatan sekresi epineprin & norepineprin

Kehilangan panas turun:

1. penyempitan pembuluh darah kulit

2. kulit mengkerut

2. Panas

Disaat udara panas, ada 2 proses yang terjadi dalam tubuh kita
yaitu:

Kehilangan panas naik:

1.berkeringat

2.peningkatan pernafasan

3.pelebaran pembuluh darah kulit

Produksi panas turun:

1.nafsu makan turun

2.lesu dan lembam


4. Alih Pemanasan

Energi panas yang hilang atau masuk dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara,
yaitu:

a. konduksi
b. konveksi
c. radiasi
d. evaporasi

Berikut ini penjelasan mengenai metode perpindahan panas.

a) Konduksi

Pemaparan panas dari suatu objek yang suhunya lebih tinggi ke


objek lain dengan jalan kontak langsung. Kecepatan secara konduksi
tergantung besarnya perbedaan temperatur dan konduktivitas termal
dari bahan.

Logam sebagai media yang baik.

Udara sebagai media yang jelek.

b) Konveksi
1) Pemindahan panas dengan cara aliran panas
2) Terjadi karena pemanasan yang asimetris
3) Pertukaran panas dan gaya konduksi berbanding lurus dengan
perbedaan temperatur antara kulit dan udara dan percepatan
udara.

c) Radiasi
1) Transfer panas dari suatu permukaan objek ke objek lain tanpa
kontak dari kedua objek
2) Benda hitam penyerap radiasi terbaik
3) Pada lingkungan dengan temperatur 23°C sebagian besar tubuh
kehilangan panas secara radiasi.
4) Pada suhu lingkungan 34oC tubuh tidak melakukan radiasi.

d). Evaporasi
1. Penguapan – peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap
2. Terjadi lewat kulit dan paru-paru
3. Lewat paru-paru manusia kehilangan 9X103kal/gr
4. Kehilangan panas lewat evaporasi terjadi bila :
a. perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulitdan
udara ambien
b. adanya gerakan angin
c. adanya kelembaban
2.3 Energi panas dalam kedokteran
1. Efek panas

Bila mengenai suatu bagian tubuh, maka suhu naik.

a. Secara fisik, cair, padat, gas, akan memuai


b. Secara kimia, suhu naik – reaksi. kimia meningkat 
c. Secara biologi efek panas,peradangan,vasodilatasi pembuluh
darah,meningkatkan aliran darah, peredaran darah lancer, suplai
oksigen dan zat gizi lancar, metabolisme meningkat.

2. Penggunaan energi panas dalam pengobatan

Dalam pengobatan, energy panas juga dapat dimanfaatkan.


Berikut ini adalah jenis metode yang digunakan :

a. metode konduksi
b. metode radiasi
c. metode elektromagnetis
d. metode gelombang ultrasonik

Berikut ini penjelasan mengenai metode alih pemanasan:

a. Metode Konduksi

Dasar fisika – dua benda yang beda panas akan terjadi transfer
panas dari yang panas ke dingin.

Transfer panas tergantung oleh:

1. luas daerah kontak            

2. material konduksi panas 

3. beda temperatur   

4. lama kontak

Contoh untuk pengobatan:

1. kantong air panas – nyeri


2. handuk panas – otot yang sakit
3. mandi uap / turkish bath – relaksasi otot
4. lumpur panas / mud packs
5. wax bath / parafin bath – nyeri sendi
6. elektrik pads – nyeri, LBP

Metode 1 – 6 pada fisioterapi biasanya digunakan pada:

1. neuritis             

2. contusio otot 

3. strain   

4. low back pain

5. sinusitis  

6. dll

b. Metode Radiasi
Pemanasan permukaan tubuh, mirip pemanasan dengan nyala
api / sinar matahari.

Berikut ini contoh metode radiasi:

Elektrikfire:

a. old type fire

1. daya 750 watt

2. radiasi infra merah

3. home treatment

b. pencil bar type

  Dengan reflektor  rectanguler “shape like acous tie type”

1. Infra merah

2. Lampu pijar 350 watt – 1000 watt diberi filter merah

3. Serupa dengan metode konduksi panas tapi lebih efektif dan


penetrasi lebih dalam

c. Metode Elektromagnetis

Dalam Metode Elektromagnetis dibagi menjadi 2 metode, yaitu:

1. Short weve diathermy

Transfer panas dapat dilakukan ke dalam tubuh dengan 2 cara:

a. Teknik Kondensor

Bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua


metal plate. Pada permukaan elektrode diberikan larutan
elektrolit. Dengan adanya aliran bolak balik (AC) molekul-
molekul dalam tubuh menjadi gitasi akibat kenaikan
temperatur.

Hal ini sesuai dengan hukum Joule :


H = energi panas (kalori)

V = voltage (volt)

I  = arus (ampere)

T = waktu (detik)

J = ekivalen Joule (1 Joule = 0,239 kalori = 0,738 ft/lb)

b. Inductothermy

Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan dengan


kabel kemudian dialirkan listrik. Dengan cara ini jaringan
tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam
medan magnet dari suatu koil. Aliran bolak-balik di dalam
koil akan menimbulkan medan magnet bolak-balik di dalam
jaringan à timbul panas di daerah yang bersangkutan.
Frekuensi yang digunakan pada short wave diathermy 1
MHz sudah cukup untuk memanaskan jaringan.

Kegunaan short wave diathermy :

1) kram otot (muscle spam)

2) nyeri intervertebral

3) penyakit degeneratif persendian

4) bursitis (radang bursa)

2. Micro Wave Diathermy

Lebih mudah dibandingkan shortwave diathermy.


Microwave diathermytermasuk gelombang radio dengan
ossilasi pada frekuensi yang sangat tinggi. Energinya terletak
antara short wave diathermy dan infra merah. Pada tahun
1940 à frekuensi 900MHzlebih efektif dan dihasilkan dengan
memakai magnetron. Penyakit yang memerlukan
pengobatan micro wave diathermy:
1. patah tulang (fracture)

2. keseleo (sprain)

3. bursitis

4. radang tendon

a. Metode Gelombang Ultrasonik

Diperoleh dari gelombang bunyi (audible sound)


dengan frekuensi mendekati 1MHz. Pada penggunaan piezo
elektrik tranduser diletakkan pada jaringan yang akan
diobati. Efektif pada tulang dibanding jaringan lunak karena
tulang menyerap panas. Dipakai juga untuk diagnostik
( USG )

2.4 Energi dingin dalam kedokteran

Energy dingin dalam kedokteran terdapat 2 ilmu yaitu kriogenik dan


kriobiologi.

a. Kriogenik : pengetahuan dan tehnologi yang menggunakan /


menghasilkan suhu sangat rendah / beku
b. Kriobiologi : mempelajari efek suhu rendah pada biologi kedokteran

1) Efek jaringan tubuh bila kena suhu beku :

a) Krioadhesi / menghasilkan adhesi

b) Krionekrosis / merusak jaringan:

1. pecahnya membran sel      

2. dehidrasi intra sel              

3. denaturasi protein   

4. hipometabolisme   
5. iskemik local

6. respon imunologis  

c) Hemostasis / beku darah

d) anestesia / hilang rasa sakit     

2) Penggunaan temperatur rendah di bidang kedokteran :

a) Penyimpanan darah (bank darah)

b) Penyimpanan sperma (bank sperma)

c) Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)

d) Penyimpanan jaringan tubuh lain

e) Penyimpanan obat-obatan

f) Pengobatan memar / oedem akibat trauma akut, juga pada sakit


kepala – dengan icebag

g) Pengobatan nyeri dan bengkak lokal – kompres dingin

h) Operasi jaringan kanker -- kriosurgery

i) Biasanya dipakai cairan nitrogen dengan titik didih -196°C

j) Dapat juga dipakai :  N2O (-89,5°C) Freon 22 (-41°C)CO2


padat (-79°C)

k) Untuk operasi kanker, digunakan nitrogen cair (-196°C)

l) Untuk penyimpanan darah, – whoole blood + antikoagulan –


disimpan pada suhu 4 °C

3) Agar darah dapat tahan lama dipakai 2 tehnik:

a. Thin walled container / wadah berdinding tipis.


Dari metal tipis dengan 2 lapis dinding, darah terletak diantara
2 dinding tersebut. Pembekuan dengan nitrogen cair (-196°C).

b. Blood sand metode.

Darah disemprot pada permukaan cairan nitrogen sehingga


terbentuk butir-butir darah – disimpan dan dikumpulkan pada
tempat khusus.

4) Termografi untuk Diagnostik

Setiap benda memancarkan radiasi – dibuat termogram dari


infra merah radiasi permukaan tubuh manusia. Dengan tehnik
termografi ini dapat didiagnosis :

a. Ca mamae

b. Vaskuler disease

c. Follow up penderita post op DM

d. Stroke

e. Artritis akut, dll

2.5 Termografi
1. Dasar termografi

Setiap materi di alam tersusun oleh suatu sistem struktur molekul.


Molekulini memiliki energi yang dinamakan energi dalam, yaitu suatu
energi yang dibutuhkan untuk aktivitas molekul. Akibat energi yang
dimiliki oleh molekul ini akhirnya dapat diketahui panas dinginya sebuah
bahan atau materi. Hukum fisika menyebutkan bahwa seluruh zat yang
berada dalam temperatur di atas nol absolut ( 0°K ) akan memancarkan
radiasi panas akibat temperaturnya. Dari radiasi temperatur ini diketahui
bahwa energi tersebut merambat melalui medium hampa udara ke
lingkungan dalam spektrum gelombang elektromagnetik inframerah.
Spektrum tersebut terletak pada batas antara cahaya tampak dan
gelombang mikro. Energi gelombang ini yang terdapat dalam bentuk
photon, dapat dideteksi oleh sebuah sensor inframerah. Melalui sebuah
sistem prosesing sinyal digital, radiasi panas ini dapat dtampilkan dalam
bentuk visual (imaging) yang dinamakan Termografi.

Ada 2 jenis:

a. Termografi dalam keseimbangan panas

b. Termografi dengan fotokonduktivitas infra merah

2. Penggunaan Termografi untuk diagnosis

Berdasarkan setiap benda yang memancarkan radiasi maka pada


tahun 1950 telah ada usaha untuk membuat termogram dari infrared
radiasi permukaan tubuh manusia. Dan tehnik ini banyak dipergunakan
dalam bidang klinik.

Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik


termografi antara lain :

1. Carcinoma mammae

2. Vascular desease (penyakit pembuluh darah)

3. Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes.

4. Untuk Cereberal Vascular Desease

5. Arthritis akut.

6. Patello (femoral pain) (nyeri pada persendian lutut)

7. Primary erythemalgia.

BAB III

KESIMPULAN
3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Konsep Termofisika, ialah ilmu yang mencakup tentang perubahan


suhu tubuh, reaksi zat akibat perubahan suhu tubuh, dan alat-alat ukur
suhu tubuh.

2. Pengaturan suhu pada tubuh manusia, adalah suatu pengaturan secara


kompleks dari suatu proses fisiologisdi mana terjadi kesetimbangan
antara produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.

3. Energi panas dalam lingkup medis, bermanfaat sebagai pengobatan


penyakit tertentu dengan berbagai macam metode, seperti metode
konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.

4. Energi dingin dalam lingkup medis, bermanfaat dalam berbagai metode


medis tertentu, seperti penyimpanan darah, sperma, sumsum tulang,
jaringan dan atau organ tubuh, obat-obatan. Juga sebagai pengobatan
memar / oedem akibat trauma akut, nyeri, operasi jaringan kanker.

5. Pengeluaran panas dalam tubuh berguna untuk mempertahankan tingkat


keseimbangan tubuh (homeostatis) sehingga tubuh tidak mengalami
tingkat dimana suhu terlalu panas maupun suhu terlalu dingin.

6. Termografi, ialah bentuk visual dari radiasi panas yang ditampilkan


melalui sebuah system proses sinyal digital dan dapat terdeteksi oleh
sebuah sensor inframerah.

3.2 Saran
1. Dalam penyusunan makalah, diharapkan untuk mencari referensi dan
literature dari media cetak (seperti buku, jurnal penelitian) lebih banyak
dan saling melengkapi.

2. Dalam penyusunan makalah, diharapkan untuk dapat berkonsultasi


dengan dosen mata kuliah maupun dosen pendamping yang
berkompetensi dalam mata kuliah yang dimaksud.

DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F.1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai