Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jl. Dr. Soetomo Nomor 42 Telepon (0285). 391033,4493034,
4493035, 7929033, Fax.(0285) 391206 Batang Kode Pos 51215
E-mail : rsud@batangkab.go.id, Web : rsud.batangkab.go.id

NOTULEN

Sidang/Rapat : Rapat tata cara operasional dan kebijakan DPJP di


RSUD Batang
Hari/Tanggal : / 2019
Waktu Panggilan : 11.00 WIB
Waktu sidang/rapat : 11.30 WIB
Acara : 1. Pembukaan
2. Penyampaian Materi
3. Penutup
Pimpinan Sidang/Rapat
Ketua : dr. Utariyah Budiastuti
Pencatat : Teguh Setiyarso, Amd.Kep
Peserta sidang/rapat : 1. Kabid Monev dan Pengembangan Mutu
2. Kabid Pelayanan dan Penunjang
3. Kasie RM dan Pengembangan Mutu
4. Koordinator Klinik rawat jalan
5. Kepala Ruang Rawat Inap
6. Kepala Ruang IGD
Kegiatan Sidang/Rapat
1. Pembukaan : dibuka oleh pimpinan sidang/rapat
2. Pembahasan :
A. Definisi
1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : adalah Dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang
pasien di RSUD Batang (apabila pasien hanya perlu asuhan medis dari
1 orang dokter).
2) DPJP Utama : adalah Dokter koordinator yang memimpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama
oleh lebih dari 1 orang Dokter.
3) DPJP Tambahan : adalah Dokter yang ikut memberikan asuhan medis
pada seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya
memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang Dokter.
B. Hak dan Kewajiban DPJP :
Hak DPJP :
1) Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom,
yang mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara
komprehensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut sampai
rehabilitasi.
2) Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang dianggap perlu
untuk meminta pendapat atau perawatan bersama, demi kesembuhan
pasien.

Kewajiban DPJP :
1) Melakukan visite kurang dari 24 jam pada pasien baru kecuali pada
hari minggu atau libur nasional.
2) Selalu siap sedia menerima konsultasi dari dokter jaga baik dari IGD
maupun dari rawat inap.
3) Melakukan visite secara periodik di rawat inap.
4) Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang
memuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk
konsultasi, rehabilitasi dll.
5) Mengisi resume rekam medis pulang sebelum pasien pulang.
6) Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan,
prosedur maupun kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
7) Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam
medis.
8) DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.

C. Hak dan Kewajiban DPJP Utama :


Hak DPJP Utama :
1) Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang
terlibat
2) Menyeleksi dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan dilakukan
terhadap pasien
3) Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan
kepada pasien
4) Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila
dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi.
Kewajiban DPJP Utama :
1) Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau
kondisi pasien.
2) Mengisi resume rekam medis pulang sebelum pasien pulang.
3) Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien setelah disetujui
oleh pasien.
D. Pola Operasional DPJP
1) Setiap pasien yang berobat di RSUD Batang harus memiliki DPJP.
2) Apabila pasien berobat di Unit Rawat Jalan maka DPJP nya adalah
Dokter klinik terkait.
3) Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya
adalah dokter jaga IGD.
4) Apabila pasien berobat di IGD dan dirawat inap, kemudian pasien
dikonsultasikan kepada Dokter Spesialis sesuai disiplinnya baik di
tempat (on site) maupun secara lisan dan Dokter Spesialis tersebut
memberikan asuhan medis baik di tempat maupun lisan, maka DPJP
nya adalah Dokter Spesialis yang sesuai disiplinnya tersebut.
5) Apabila pasien berobat di IGD dan dirawat inap tetapi pasien belum di
konsultasikan SMF terkait, dan pasien sudah pulang atau meninggal
maka DPJP nya adalah Dokter Jaga ruangan pada saat itu.
6) Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter
spesialis , maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang
lain sebagai DPJP tambahan.
E. Penentuan DPJP ;
1) Penentuan DPJP
Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah
sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan
mempergunakan cap stempel pada berkas rekam medis pasien.
a) Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh
seorang dokter.
b) Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat
bersama beberapa dokter.
c) Cap stempel “ ALIH DPJP Dr……” untuk pasien yang
dialihrawatkan.
2) Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat
a) Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan,
maka petugas ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang
siapa DPJP pasien tersebut.
b) Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan juga wajib
melakukan klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa DPJP
Tambahannya.
3) Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan
a) Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :
Jadwal konsulen jaga di IGD atau Ruangan; konsulen jaga hari itu
menjadi DPJP dari semua pasien masuk pada hari tersebut, kecuali
kasus dengan surat rujukan atau atas permintaan pasien/keluarga.
b) Surat rujukan langsung kepada konsulen; Dokter Spesialis yang
dituju otomatis menjadi DPJP pasien tsb, kecuali Dokter yang dituju
berhalangan, maka beralih ke konsulen jaga hari itu dengan
persetujuan pasien/keluarga.
c) Atas permintaan pasien/keluarga; pasien dan keluarga berhak
memilih salah seorang Dokter Spesialis untuk menjadi DPJP nya
sepanjang sesuai dengan disiplinnya. Apabila penyakit yang diderita
pasien tidak sesuai dengan disiplin Dokter dimaksud, maka diberi
penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien atau
keluarga tetap pada pendiriannya maka Dokter Spesialis yang dituju
yang akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai. Dalam Hal
permintaan pasien/keluarga mengenai DPJP harus dicatat dalam
rekam medis.
d) Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu; pada kasus yang
sangat kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP
berdasarkan rapat komite medis .
4) Rawat Bersama :
a) Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang/disiplin
dan kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama.
b) DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada Dokter pada disiplin
lain sesuai kebutuhan.
c) Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan
beberapa cara antara lain;
(1) Penyakit yang terberat, atau
(2) Penyakit yang memerlukan tindakan segera atau
(3) Dokter yang pertama mengelola pasien atau
(4) DPJP Utama mengalihrawatkan pasien.
(5) DPJP Utama berhalangan karena suatu hal
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP
yang mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat dalam berkas
rekam medis.
5) Perubahan DPJP Utama :
Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat
saja beralih atas keinginan pasien/keluarga atau keputusan Bidang
Pelayanan dan Penunjang.
Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis
dan ditentukan sejak kapan berlakunya.
6) DPJP pasien rawat ICU
Apabila pasien dirawat di ICU, maka DPJP ICU dalam hal ini Dokter
Anastesi yang menjadi DPJP Utama dan berwenang mengendalikan
pengelolaan pasien dengan tetap berkoordinasi dengan DPJP awal
pasien atau DPJP Utama sebelumnya (bila pasien dirawat bersama
sebelum masuk ICU).
7) DPJP Utama di IBS
Adalah Dokter Operator yang melakukan operasi dan bertanggung
jawab atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan Dokter Anestesi
sebagai DPJP tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SPO
masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti prosedur Save
Surgery check list (sign in, time out dan sign out) serta dicatat dalam
berkas rekam medis.
8) Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekuat
dan demi keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga pada hari
itu atau tidak dapat dihubungi dapat dilakukan pengalihan DPJP
kepada konsulen lain yang dapat segera dihubungi.
9) Alih Rawat karena kondisi medis
a) Pada pelayanan rawat inap bisa terjadi pengalihan tanggung jawab
asuhan medis dari satu DPJP ke DPJP lain karena kondisi
medis/perjalanan penyakit pasien yang dirawat
b) Alih rawat merupakan inisiatif DPJP dengan persetujuan pasien atau
keluarga pasien
c) Proses alih rawat di dokumentasikan dalam form konsultasi medis
(lingkari poin alih rawat)
10) Dokter Pengganti
a) DPJP yang berhalangan karena sakit atau keluar kota dapat
dilakukan diganti oleh dokter lain
b) Dokter pengganti merupakan dokter yang bekerja di RSUD Batang
11) Cuti DPJP
Apabila seluruh dokter dalam satu SMF berencana cuti, maka dokter
purna waktu dalam SMF tersebut tidak diperkenankan meninggalkan
tugas dan apabila dalam SMF tersebut tidak ada dokter purna waktu
maka harus menunjuk salah satu SMF tersebut untuk tetap tinggal dan
bertanggung jawab terhadap pasien Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan lain yang ditinggalkan.

F. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP


1) Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu
berpedoman pada Standar Pelayanan Mutu dan Standar Keselamatan
pasien.
2) Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan
secara tertulis.
3) Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan
koordinasi langsung, dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat
formal.
4) Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/
kelompok SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
5) Awal koordinasi dan transfer informasi antar departemen/kelompok
SMF menggunakan formulir khusus/ lembar Konsultasi, dan
selanjutnya apabila pasien dirawat bersama dapat di tulis dalam berkas
rekam medis (CPPT)
6) Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito
7) Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar
konsultasi bisa menyusul, sebelumnya melalui telepon.
8) Konsultasi dari Dokter Jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan
pertelepon yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh
Dokter Jaga dengan metode SBAR, dan dilakukan konfirmasi dengan T
B K ( Tulis Baca Konfirmasi ) dalam waktu 1 x 24 jam. Apabila DPJP
tidak berada di tempat maka konfirmasi dapat ditandatangani oleh
Dokter pengganti.
9) Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi
kesehatan lain (Instalasi Gizi, Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi
Farmasi, Laboratorium) dilakukan secara lisan dan tertulis.
10) Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan bagian profesi
kesehatan lain dapat diwakilkan oleh Dokter Jaga yang sedang
bertugas.
G. SPO terkait :
SPO Tata cara Pendaftaran pasien melalui website
SPO Penetapan DPJP
SPO Pemilihan DPJP
SPO Visite DPJP
SPO Ijin cuti DPJP
SPO Dokter Pengganti
SPO Pengisian Rekam medis oleh DPJP
SPO Rawat Bersama
SPO Konsultasi medis
SPO Alih Rawat Karena Kondisi Medis

PIMPINAN SIDANG/RAPAT

Kepala Bidang
Pelayanan dan Penunjang

Dr. Utariyah Budiastuti

Anda mungkin juga menyukai