Indonesia menyadari bahwa PTM menjadi salah satu masalah kesehatan dan penyebab kematian
yang merupakan ancaman global bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
Program PTM telah direvisi dengan rencana strategis PTM tahun 2015-2019, dan rencana kerja
PTM Indonesia 2015-2019 telah diluncurkan Oktober 2015
Pencegahan dan Pengendalian faktor risiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :
1. Advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM
2. Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat
3. Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan
profesional
4. Penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM
Strategi 4 by 4
Advokasi, kemitraan, jejaring, dan peningkatan kapasitas merupakan kegiatan utama dari
program pengendalian PTM Indonesia.
Untuk kolaborasi antar sektor dan keterlibatan masyarakat, jejaring telah dibentuk, program
pengendalian PTM telah ditingkatkan dengan dukungan politis yang kuat dan berkoordinasi
dengan masyarakat sipil.
Program Pengendalian PTM di Indonesia diprioritaskan pada strategi 4 by 4 sejalan dengan
rekomendasi global WHO (Global Action Plan 2013-2020),
fokus pada 4 penyakit PTM Utama Penyebab 60% kematian yaitu
Kardiovaskulair,
Diabetes Melitus,
Kanker,
Penyakit Paru Obstruksi Kronis
dan pada Pengendalian 4 faktor risiko bersama yaitu
diet tidak sehat (diet gizi tidak seimbang, kurang konsumsi Sayur dan Buah serta tinggi
konsumsi Gula, Garam dan lemak),
kurang aktivitas fisik,
merokok, serta
mengkonsumsi alkohol.
Pengendalian 4 “faktor risiko bersama” ini dapat mencegah terjadinya 4 Penyakit Tidak Menular
Utama sampai 80%.
dilakukan dengan pembudayaan Pemeriksaan Kesehatan secara berkala setiap 6 bulan sekali atau
minimal setahun sekali pada Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular).
Posbindu PTM pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau kelurahan diharapkan
minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk menjangkau seluruh Penduduk usia 15 tahun keatas di
wilayah tersebut.
Ke-17 (tujuh belas) Tujuan Global (Global Goals) dari SDGs tesebut yaitu:
1) Tanpa Kemiskinan. Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2) Tanpa Kelaparan. Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan. Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong
kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4) Pendidikan Berkualitas. Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan
kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5) Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan. 6)
Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7) Energi Bersih dan Terjangkau. Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak. Mendukung perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk
semua orang.
9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong
peningkatan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10) Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di
antara negara-negara di dunia.
11) Keberlanjutan Kota dan Komunitas. Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif,
berkualitas, aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12) Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab. Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola
produksi.
13) Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14) Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber
daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15) Kehidupan di Darat. Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling
tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan
kerugian keanekaragaman hayati.
16) Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian. Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk
lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali
kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Berikut enam cara mencuci tangan yang benar menurut WHO, seperti dikutip dari Daily Mail
pada Senin (11/4/2016):
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua
pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tisu.
Badan yang menungi JKN adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Di Indonesia ada 5 jenis imunisasi wajib untuk bayi, dan ini diberikan secara gratis di Posyandu.
Jenis imunisasi ini adalah:
1. Hepatitis B
Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan sebelum waktu 12 jam setelah
bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak saat
proses kelahiran.
2. Polio
Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksin ini bisa diberikan
pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk
mencegah lumpuh layu.
3. BCG
BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya sebelum bayi berusia 3
bulan. Paling baik diberikan saat bayi berusia 2 bulan. Vaksin BCG ini berfungsi untuk
mencegah kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru dan selaput otak, dapat
menyebabkan kecacatan bahkan kematian.
4. Campak
Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin
campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan ketika anak sudah mendapatkan
vaksin MMR pada usia 15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat
yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang otak.
5. Pentavalen (DPT-HB-HiB)
Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB
(Hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk
mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia,
dan meningitis (radang otak). Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3
bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.
Pneumokokus (PCV), dapat diberikan pada anak usia 7-12 bulan sebanyak 2 kali
dengan interval 2 bulan. Bila diberikan pada anak usia di atas 2 tahun, PCV cukup diberikan
sebanyak 1 kali. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari bakteri pneumokokus yang
dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.
Varisela, diberikan setelah anak berusia 12 bulan, paling baik diberikan sebelum anak
masuk sekolah dasar. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari cacar air.
Influenza, diberikan pada anak minimal usia 6 bulan, dan diulang setiap tahun.
Hepatitis A, dapat mulai diberikan saat anak berusia 2 tahun. Berikan sebanyak 2 kali
dengan interval 6-12 bulan.
HPV (human papiloma virus), dapat mulai diberikan saat anak sudah berusia 10
tahun. Vaksin ini melindungi tubuh dari human papiloma virus yang dapat menyebabkan kanker
mulut rahim.
Stok Optimum = Pemakaian Obat Dalam Satu Periode ateretentu + Stok Pengaman + Waktu
Tunggu
Stok Optimum = a + b + c => Stok Optimum = 1600 + 160 + 160 = 1920 tablket
UU 22 tahun 1997 tentang Narkotika. Contoh: opium, kokain (Gol. I), morfin, kodein (Gol. III)
Warfarin adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penggumpalan darah,
seperti pada deep vein thrombosis atau emboli paru. Selain itu, warfarin juga digunakan pada
penderita fibrilasi atrium untuk mencegah stroke, dan pada pasien pasca operasi penggantian
katup jantung. Warfarin bekerja mengurangi produksi protein yang berfungsi untuk
membekukan darah (faktor pembekuan). Tidak semua faktor pembekuan diganggu oleh
warfarin, melainkan faktor pembekuan yang bergantung dengan vitamin K. Dosis Warfarin
Untuk mencegah dan mengatasi penggumpalan darah (venous thromboembolism),
dosis awal warfarin diberikan 5 mg per hari, kemudian dosis akan disesuaikan menurut
nilai INR (normalnya 2-3).
Susu mengandung kalsium, magnesium, besi, dan aluminium yang akan membentuk kompleks tidak
larut dengan tetrasiklin. Susu juga mengandung protein dan lemak, sehingga tetrasiklin tidak boleh
diminum bersama dengan susu karena dapat menurunkan absorpsi. Antiobiotika jenis tetracyline,
cyprofloxacin, dan suplemen zat besi apabila dikonsumsi secara bersamaan dengan susu akan terjadi
gangguan penyerapannya di lambung maupun usus.
Nawacita
Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui
agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan Nawa Cita, sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Nilai-nilai
Pro Rakyat
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan
kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian,
seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam
mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda,
sehingga diperlukan penangnganan yang berbeda pula.
Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan
bersifat efisien.
Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
transparan, dan akuntabel.