Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Inflamasi adalah suatu respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh


kerusakan pada jaringan. Inflamasi merupakan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang
memiliki vaskularisasi akibat stimulus eksogen maupun endogen. Dalam arti yang paling
sederhana, inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan
penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh
kerusakan sel. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas obat inflamasi
dengan menggunakan metode Hind Paw dengan objek penelitian yaitu tikus putih (Mus
Musculus). Obat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Natrium Diklofenak dan
Metilprednisolon, obat Metilprednisolon yang merupakan golongan kortikosteroid
dengan kerja intermediate yang termasuk kategori adrenokortikoid, antiinflamasi dan
imunosupresan sedangkan Natrium Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan
aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik, obat ini bekerja dengan cara
menghambat prostaglandin. Pengujian dilakukan dengan metode Rat Hind Paw
menggunakan tikus sebanyak 3 ekor. Volume kaki tikus di ukur sebagai volume dasar
lalu tikus putih 1 di induksi dengan Na-CMC di bagian kakinya sebagai kontrol negatif
lalu selanjutnya tikus 2 di induksi dengan Natrium diklofenak dan terakhir tikus 3 di
induksi dengan menggunakan Metilprednisolon yang berfungsi sebagai kontrol positif.
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari % inhibisi dimana Natrium Diklofenak
sebanyak 68,25% sedangkan Metilprednisolon sebanyak 42,85% . Sehingga dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa Natrium Diklofenak memiliki aktivitas antiinflamasi yang
lebih efektif dibandingkan dengan Metilprednisolon.

Kata kunci : Inflamasi, Natrium Diklofenak, Metilprednisolon, Mus Musculus

Anda mungkin juga menyukai