A. Defnisi Stres
Menurut EP. Gintings ( dalam Rochman 2010 ), stres adalah reaksi tubuh
manusia terhadap setiap tuntutan ang dialami oleh seseorang dalam
beberapa hal. Pertama, keletihan dan kelelahan akibat kehidupan. !edua,
suatu keadaan ang dinatakan oleh suatu sindroma khusus dari peristi"a
biologis baik menenangkan maupun tidak. !etiga, mobilisasi pembelaan
tubuh ang memungkinkan adaptasi terhadap peristi"a kekerasan atau
ancaman. !eempat, tergangguna mekanisme keseimbangan dalam diri
seseorang aitu keseimbangan luar ang si#atna $sik, mentaldan spiritual
oleh karena perubahan ang mendadak ang si#atna tidak menenangkan.
!elima, mengecilna potensi seseorang karena adana luka%luka perasaan,
berat badan dan kebutuhan%kebutuhan ang tidak terpenuhi dalam diri
seseorang. &ecara garis besar dapat disimpulkan bah"a stres merupakan
ungkapan reaksi tubuh manusia terhadap setiap tuntutan ang dialami
olehna dan merupakan mobilisasi atau gerakan pembelaan tubuh manusia.
2. Cara $enan%anan
!asus ini menerangkan mengenai aksi protes para pekera o7conn di
*hina ang mengatakan bah"asana pihak perusahaan tidak memikirkan
hak para pekera. 8pah ang diberikan tidak setimpal dengan apa ang
dikerakan. al tersebut terbukti dengan te"asna salah satu kara"an
P'.o7conn ang mati dirumahna akibat stres kera. &tres ang dialami
pekera tersebut dikarenakan perusahaan menuntut untuk bekera keras
tanpa istirahat.
Rerensi Su#!er -
Rochman, !. ;. (2010). "esehatan Mental# <ogakarta= aar Media Press.
:idastuti, P. (2003). Ma$anemen Stres# >akarta= EG*.
:inardi. (2001). Moti%asi dan Pemoti%asian# >akarta= P' Raa Gra$ndo Persada.
&umber =
http=??""".pikiran%rakat.com?luar%negeri?2012?0@?1+?1A23A+?kasus%bunuh%diri%di%
perusahaan%apple%kembali%teradi
'6PE , (PR;M).% !asus kara"an bunuh diri kembali teradi di o7conn 'echnolog
Group, ang merupakan supplier utama gadget%gadget canggih buatan perusahaan
6pple.
&aat itu, o7conn berani akan memperbaiki kondisi kera bagi para buruh sehingga mereka tidak bekera terlalu lelah. o
9erdasarkan hasil inestigasi polisi, kara"an ang bunuh diri tersebut , baru saa bekera sebulan di perusahaan rekanan 6p
&ai saat ini belum diketahui moti# bunuh diri sang kara"an. 6kan tetapi, berkaca pada seumlah kasus bunuh diri di pa
8;6&6B
!asus ini memperlihatkan aksi bunuh diri pekera o7conn di *hina akibat
mengalami tekanan kera ang didapatkan di perusahaan tersebut. Memang belum
diketahui benar moti# dari aksi bunuh diri tersebut, tetapi dilansir dari beberapa
media ang berkaca pada seumlah kasus bunuh diri di perusahaan tersebut pada
2010 lalu, seumlah pekera muda memilih menghabisi na"a mereka sendiri
akibat tekanan pekeraan ang terlalu berat. 9ahkan perusahaan sendiri telah
mendapat peringatan keras dari pihak 6pple agar memperbaiki keseahteraan
pekerana, mulai dari memperbaiki kondisi kera sehingga para pekera tidak
bekera terlalu lelah dan o7conn uga setuu untuk menaikkan gai para pekerana.
9erdasarkan kasus tersebut pekera telah mengalami dampak psikologis ang cukup
membahaakan karena sampai melakukan aksi nekat tersebut hana karena stress
dengan pekeranna. Menurut incham Rhodes (dalam Munandar, 201+), stress
adalah hasil dari tidak?kurang adana kecocokan antara orang (dalam arti
kepribadianna, bakatna, dan kecakapanna) ang mengakibatkan
ketidakmampuanna untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirina secara
e#ekti#. 4an menurut Palupi (2003), bah"a stress kera merupakan ketegangan ang
dengan mudah muncul akibat keenuhan ang timbul dari beban kera ang
berlebihan, tuntutan tugas ang mendukung teradina hal tersebut. 4an #aktor lain
ang teradi pada kasus di atas adalah bertambahna tanggung a"ab tanpa
adana penambahan upah.
B'ERFEB&
&olusi ang tepat adalah berasal dari pihak perusahaan, dimana perusahaan "aib
merubah sistem kera ang ada diperusahaan agar dapat member kenamanan
kepada pekera. &elain itu uga perusahaan harus menepati ani untuk untuk
menesuaikan upah setiap pekera berdasarkan pekeraan ang mereka lakukan.
Memperbaiki tingkat keseahteraan para pekera dengan memberikan re"ard%
re"ard tertentu untuk prestasi ang telah dilakukan oleh para pekera. 6tau bisa
dengan memberikan hiburan berupa "aktu re#reshing untuk pekera supaa
mereka bisa menenangkan diri mereka dan mengembalikan motiasi serta
semangat mereka agar mereka tidak begitu tertekan dalam pekeraanna.
MEM6B6>EMEB &'RE&
&tress dalam pekeraan dapat dicegah timbulna dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampakna ang negatie.
&alah satu tuntutan massa buruh dituukan kepada !etua !adin !albar agar
mencabut pernataanna tentang pemutusan hubungan kera (P!) terhadap
ribuan buruh%buruh pertambangan, terkait ika diberlakukanna Peraturan
Menteri E&4M Bo 0?2012. 'idak elas bagaimana bentuk tuntutan serta
pernataan para buruh anggota !& 9& tersebut, namun mereka ingin
keelasan bagaimana soal P! para buruh pertambangan di !albar.
&eauh ini belum tersiar kabar adana perusahaan ang membredel atau
membubarkan serikat pekera. Bamun para demonstran meminta
pembredelan terhadap serikat buruh dihentikan. 'erkait hal tersebut, !&9&
!albar mendesak adana peraturan daerah (perda) tentang ketenagakeraan
di proinsi ini.
P! buruh
&ementara itu problem ang paling sering dihadapi buruh industri adalah
P! tanpa pesangon akibat perusahaan mengabaikan ke"aibanna. !arena
itu !&9& !albar mendesak penuntasan kasus%kasus P! dan
ketenagakeraan ang masih menggantung, seperti dilakukan 9enua ndah
Group dan :ana 9hakti 6gung.
6ksi para buruh di gedung de"an itu disambut &ekretaris !omisi 4 4PR4
!albar 6ndr udaa :iaa & M. Menurutna, banak ketidaklogisan dalam
masalah perburuhan di proinsi ini. -Misalna saa di !abupaten
!etapang, ada pengusaha kaa 9udiono 'an ang dihormati penguasa, tetapi
masih berutang kepada petani Rp 2C miliar,/ ungkap politisi daerah
pemilihan !etapang%!!8 ini.
9oediono 'an merupakan pemilik 9enua ndah Grup ang masih harus
menanggung masalah perburuhan di sektor perkebunan dan industri sa"it
di
!abupaten !etapang. Masalah itu baru satu dari sekian banak problem
buruh di ndonesia, khususna !albar. 'erkait tuntutan buruh itu, &ekretaris
raksi Partai Golkar 4PR4 !albar ini mengatakan ada ang perlu
ditindaklanuti. -4itindaklanuti sekarang, segera, maupun akan dibicarakan
selanutna,/ uar 6ndr.
4alam "aktu dekat, sambung dia, pihakna akan melakukan rapat kera
dengan instansi terkait seperti 4inas 'enaga !era dan 'ransmigrasi
!albar. ni untuk mengkai mana%mana saa tuntutan buruh ang dapat
ditindaklanuti oleh legislati# maupun eksekuti#. -&ecara kelembagaan harus
kami bicarakan di !omisi 4. &aa melihat ada beberapa tuntutan ang harus
segera disikapi seperti menuntaskan kasus%kasus P! ang masih
menggantung di P' 9G, P' :96 di !ubu Raa, P' 6Nua &reeam, dan P' M!!.
!ami perlu mendapat penelasan dari 4isnakertrans !albar seauh mana
penangananna oleh pemerintah proinsi,/ elas 6ndr.
8lasan
Q!ami bersedih. 'api bagaimana lagi kalau memang terpaksa harus tutup,Q kata
ndah, seorang pekera asal ;umaang, kepada Tempo. &ebelum bekera di Plant
!unir, ndah mengaku kera di perusahaan koneksi di ;umaang. ndah memiliki
satu anak ang masih berumur @ tahun. QEnggak tahu bekera apalagi,Q kata
ndah.
Menurut dia, penutupan perusahaan itu karena memang tidak bisa dihindari lagi.
Q9iar internal perusahaan ang menelaskan,Q katana.
ANA20S0S
4apat dilihat pada kasus diatas ang menebutkan tentang pemutusan hubungan
kera karena berhentina proses produksi perusahaan ang mengharuskan 2.000
orang pekera menadi gamang karena harus terpaksa kehilangan pekeraan
mereka, bahkan diantarana sampai tidak tahu harus berbuat apa, harus mencari
pekeraan ang bagaimana lagi karena sudah terbiasa menadi pekera pabrik.
pekera%pekera ini sudah sangat terbiasa sehingga mereka merasa bekera menadi
pabrik akan selamana padahal harus ada penanganan untuk hal%hal tidak terduga
seperti ini. karena ika 2.000 atau bahkan lebih orang%orang ang bisa hidup dan
bekera serta mendapat penghasilan atau istilahna telah menggantungkan hidup
mereka pada kegiatan di lingkungan pabrik mendapatkan pemutusan hubungan kera
maka mereka akan menganggur dan apa ang kita dapatkan sih dari
pengangguran kalau bukan lagi%lagi angka kemiskinan bertambah dan umlah
pengemis meningkatI or worse### akan banak anak%anak ang tidak makan lagi
karena orang tua tak bekera, karena lapangan kera berkurang, lapangan kera
minim akan banak kasus perampokan, penipuan dan lain%lain. ika ingin biak,
menurut saa perusahaan selain memberikan uang pesangon harus memberikan
alan berupa lapangan kera baru atau setidak%tidakna memberikan re#erensi
lapangan pekeraan agar para pekera tetap akan seahtera dan segala hal ang
tidak diinginkan dapat ditekan seminim mungkin.
sumber = http=??bisnis.tempo.co?read?ne"s?201+?0C?1@?0A2C1C?bangkrut%pt%hm%
sampoerna%phk%ribuan%kara"an
Contoh Kasus Moti3asi Kerja
&etiap hari >umat pukul 1C.00 diadakan undian ang akan ditarik setiap
minggu. !artu absen semua pega"ai ang bekera penuh mentaati am kera pada
minggu itu akan dimasukkan ke dalam kotak undian. &etiap minggu 2 orang pemenang
akan mendapatkan hadiah berupa Foucher Rp C00.000,% Pada setiap akhir bulan
uga akan diadakan undian bulanan dimana pega"ai ang tidak pernah absen saa
ang akan diikutkan dalam undian. 8ndian bulanan menediakan hadiah bagi satu
pemenang berupa Foucer seharga 1 uta Rupiah.
&umber = aro"h#an.!'o%.unsoe(.a+.i(
Tan%%a*an -
emberikan hadiah undian bagi mereka ang rain masuk bekera. *ara ini sangat ampuh di lakukan untuk memberi semangat kepada kara"an. !a
kara"an agar semangat bekera.
aan lain oleh karena itu mereka
a. &eharusna ia membuat kebiakan dengan sedikit himbauan agar masuk bekera dan memberikan pekeraan dengan hasil ang maksimal. &
kelas = 3 P6 02
Motiasi !era
4e$nisi motiasi adalah-a set o' energetic 'orces that originates (oth within
as well as (eyond an indi%id&al)s (eing, to initiate work-related (eha%io&r,
and to determine its 'orm, direction, intensity, and d&ration / (Pinder, dalam
4onoan, 2001, p.C3). 4iteremahkan secara bebas, Motiasi adalah
sekelompok pendorong ang mempunai ciri%ciri sebagai berikut=
&ituasi bisa diperburuk melalui prosedur P!. &eringkali, alasan mengapa P!
dilakukan hana diberikan melalui memo atau penelasan singkat dari
manaemen leel ba"ah, tanpa adana pertemuan tatap muka dengan para
pembuat keputusan di manaemen leel atas, sehingga kara"an tidak
memiliki kesempatan untuk bertana atau memberikan pendapatna. 4alam
situasi seperti ini, kara"an tidak diberikan cukup kesempatan untuk
membentuk usti$kasi kogniti# dalam benak mereka mengenai mengapa
P! itu diperlukan. al ini patut disaangkan karena penelitian telah
menunukkan bah"a digunakanna penelasan ang masuk akal disertai
empati cenderung dapat meminimalkan e#ek negati# dari keadaan ang tidak
adil (Greenberg, 1AA0).
!riteria%kriteria ini ika diterapkan dalam *ontoh !asus di atas mungkin akan
dapat mengurangi e#ek negati#na. Pertemuan dengan tuuan untuk
memberikan penelasan mengenai P! pada seluruh kara"an sebaikna
dilakukan sesegera mungkin dengan kriteria sebagai berikut=
• 6lasan%alasan P! dielaskan secara detil, ika perlu didukung data $nansial
ang menusti$kasi P! sebagai alan terbaik untuk menghindarkan perusaan
dari kebangkrutan
• Task signi1cance (signi$kansi tugas)= Para pekera bisa adi merasa bah"a
pekeraan mereka tidaklah penting, karena mereka tidak bisa melihat
bagaimana pekeraan mereka pada akhirna mempengaruhi kara"an lain di
perusahaan tersebut atau pembeli soda kaleng.
4alam situasi seperti ini, para pekera tidak mempunai alasan untuk merasa
antusias, termotiasi, atau merasa puas akan pekeraan mereka. Perbedaan
indiidual tetaplah mempengaruhi sehingga ada orang ang tidak terlalu
peduli pada karakteristik dari pekeraan mereka. Bamun penelitian
menunukkan bah"a karakteristik intrisik pekeraan tetap memiliki korelasi
dengan kepuasan kera, bahkan bagi mereka ang tidak terlalu
menginginkan pertumbuhan diri pribadi (>udge et al, 2001).
&elain karakteristik pekeraan itu sendiri, aspek lain dari tempat kera ang
dapat mempengaruhi motiasi adalah /oal Setting (Penetapan 'arget).
Menurut prinsip Penetapan 'arget, kara"an akan termotiasi untuk
mencapai hasil kera ang lebih tinggi ika mereka memiliki target ang
spesi$k (;ocke ;atham, dalam 4onoan, 2001).
Melanutkan contoh sebelumna (pabrik pengalengan soda), para pekera
hana bekera sesuai dengan bahan ang ada di atas ban beralan. &ulit bagi
perusahaan untuk menentukan target ang spesi$k untuk setiap kelompok
pekera karena masing%masing kelompok tergantung pada kelompok
sebelumna, misalna tidak mungkin bagi perusahaan menentukan target
1000 kaleng disegel setiap amna bagi kelompok penegel ika kelompok
pengisi hana dapat mengisi C0 kaleng per am. 6khirna, perusahaan
hana dapat memberikan target ang tidak spesi$k (misalna /9ekeralah
sebaik mungkin/) untuk semua kelompok. al ini patut disaangkan karena
tidak dapat memotiasi pekera untuk mencapai hasil kera ang lebih tinggi
(;ocke ;atham, dalam 4onoan, 2001).
&etelah membahas bah"a karakteristik pekeraan dan penetapan target
dapat mempengaruhi motiasi kera seperti teradi dalam *ontoh !asus di
atas, pertanaan ang muncul adalah bagaimana carana kita memperbaiki
keadaan ang ada.
Re"o#en(asi= +o( nrichment (Pengaaan Pekeraan) dan Goal Setting
(Penetapan 'arget). Metode paling popular untuk menerapkan +o(
!haracteristic Model adalah +o( nrichment. Metode ini telah digunakan
dengan cukup sukses di banak perusahaan seak tahun 0%an seperti 6''
dan :estern 8nion di 6merika &erikat, Borsk dro di Bor"egia, dan Folo
*orporation di &"edia (6ustralian 4epartment o# ;abour, 1A+).
&eperti laakna solusi%solusi lain di dunia kera, +o( nrichment tentu saa
tidak dapat dianggap obat ang dapat menembuhkan segala enis penakit.
&ecara khusus ;and (1AA) menebutkan bah"a +o( nrichment ustru dapat
merugikan para pekera ang telah terstimulasi secara optimal dalam
pekeraanna. Pekera ang telah optimal seperti ini akan mengalami
oerstimulasi ika pekeraanna disertakan dalam program +o( nrichment
(;and, 1AA). !arena *ontoh !asus kita di atas lebih banak mencakup
pekera ang mendapatkan tugas ang mudah dan repetiti#, +o( nrichment
sangat cocok untuk diterapkan. ;ebih baik lagi ika program ini digabungkan
dengan Penetapan 'arget, sehingga target ang ditetapkan dapat dirancang
sesuai dengan pekeraan ang telah melalui program +o( nrichment. &ealan
dengan lima karakteristik pekeraan ang dibahas dalam teori +o(
!haracteristic Model (>udge et al, 2001), program +o( nrichment dan
Penetapan 'arget ang direkomendasikan adalah sebagai berikut=
• 'etapkan target= 'arget haruslah spesi$k dan cukup sulit sehingga pekera
termotiasi untuk mencapaina (;ocke ;atham, dalam 4onoan, 2001). >ika
memungkinkan, lebih baik seluruh anggota tim diikutsertakan dalam
menetapkan target bagi tim tersebut. Menurut penelitian, Penetapan 'arget
ang melibatkan partisipasi anggota tim akan menciptakan response
generalisation (;ud"ig Geller, 1AA). Maksudna adalah bah"a motiasi
untuk mencapai hasil kera ang lebih tinggi tidak hana teradi pada tugas
ang ditargetkan, tapi uga teradi pada tugas lainna (;ud"ig Geller,
1AA).
• 9erikan umpan balik= Para pekera harus diberi in#ormasi mengenai prestasi
kera mereka. 8mpan balik ini bisa diberikan secara rutin, atau ketika ada
keadian khusus ang e#ekna signi$kan bagi perusahaan (:right, 1AA1).
Penetapan 'arget sangatlah berkaitan dengan pemberian 8mpan 9alik
karena
'arget tanpa 8mpan 9alik tidaklah e#ekti# (;ud"ig Geller, 1AA), dan uga
sangat sulit memberikan 8mpan 9alik ika seak a"al tidak ada 'arget ang
dapat diadikan kriteria ealuasi (:right, 1AA1). !onsekuensi dari program ini
adalah perusahaan harus menciptakan mekanisme untuk mencatat prestasi
kera, baik dari segi kuantitas (misalna umlah dus ang dikirim per hari atau
"aktu ang dibutuhkan untuk menelesaikan satu dus soda) maupun kualitas
(misalna tim mana ang banak dipui pelanggan karena tidak pernah
melakukan kesalahan dalam memenuhi pesanan).
Contoh Kasus= !ita akan menggunakan *ontoh !asus P! seperti ang
telah digunakan sebelumna. 4ari sudut pandang xpectancy Theory, para
pekera tidak termotiasi untuk bekera keras karena tidak adana hubungan
antara prestasi kera dengan penghasilan. Persepsi mereka adalah bah"a
kera keras tidak akan memberikan mereka penghasilan ang diharapkan.
Malahan, dengan adana P!, mereka memiliki persepsi bah"a "alaupun
telah bekera keras, kadang%kadang mereka malah mendatangkan hasil ang
tidak diinginkan, misalna P!. !onsisten dengan teori ini, para pekera pun
menunukkan motiasi ang rendah dalam melakukan pekeranna.
Re"o#en(asi= !aitkan penghasilan dengan prestasi. &esuai dengan
xpectancy Theory (Froom, dalam 4onoan, 2001), tiga hal akan
direkomendasikan untuk perusahaan dalam *ontoh !asus kita=
46'6R P8&'6!6
6ustralian 4epartment o# ;abour (1A+). >ob Enrichment and >ob &atis#action=
&elected Kerseas &tudies. *anberra= 6ustralian Goernment Publishing
&erice.
4onoan, >.>. (2001). :ork motiation. n B. 6nderson, 4.&. Knes, .!.
&inangil (Eds), 'he andbook o# ndustrial, :ork, and Krganiational
Pscholog (pp. C3%@). ;ondon= &age Publications.
>udge, '.6., Parker, &., *olbert, 6.E., eller, 4., lies, R. (2001). >ob
satis#action= 6 cross%cultural reie". n B. 6nderson, 4.&. Knes, .!.
&inangil (Eds), 'he andbook o# ndustrial, :ork, and Krganiational
Pscholog (pp. 2C%C2). ;ondon= &age Publications.
;and, .>. (1AA). Pscholog o# :ork 9ehaior. (+th ed.). Paci$c Groe,
*ali#ornia= 9rooks? *ole Publishing *ompan
;ud"ig, '.4., Geller, E.&. (1AA). 6ssigned ersus participatie goal setting
and response generaliation= Managing inur control among pro#essional
pia delierers. >ournal o# 6pplied Pscholog, 2, 2C3, 2C3%2@1.