Anda di halaman 1dari 5

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan

Volume 19 No.2 November 2019; pp. 146-150 http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/


P-ISSN: 1411-4585 E-ISSN: 2549-6743
DOI: https://doi.org/10.24036/pedagogi.v19i2.660
Submitted: 14-10-2019; Rivised: 6 -11-2019; Accepted: 15-11-2019

Penggunaan Direct Instruction pada Pembelajaran Menerapkan Sifat-


sifat Cahaya dan Keterkaitannya dengan Indera Penglihatan di Kelas IV
SD
Friska Efendi1
1
Universitas Negeri Padang
Email: friskaefendi96@gmail.com

Abstract
The background of the research was the low learning outcomes of students on
natural science course in fourth grade of SD Negeri 07 VII Koto Sungai Sariak.
This was caused by uninteresting and irrelevant media, methods or model
applied by teachers to deliver the materials. This study aimed to describe the
influence of the use of direct instruction model to the material of applying the
light characteristics and its association with sense of sight. 56 students
involved in this experiment with one experimental class and one control class.
The sampling was collected using saturated sampling technique so it was
chosen class IV.1 as experimental class and class IV.2 as control class. From
the research, it was found that the implementation of direct instruction model
gave positive impact to the students’ learning outcomes. In addition, this model
also influenced the attitude dimensions which have been mentioned on
observation sheet.

Keywords: Direct Instruction, Science Learning, Learning Outcomes

memelihara, menjaga dan melestarikan


PENDAHULUAN
lingkungan alam. (6) Meningkatkan
Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI kesadaran untuk menghargai alam dan segala
dalam Badan Standar Nasional Pendidikan keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
yaitu: (1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan. (7) Memperoleh bekal pengetahuan,
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengeta- Untuk mencapai tujuan tersebut
huan dan pemahaman konsep-konsep IPA pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran pengembangan lebih lanjut. Dalam
tentang adanya hubungan yang saling menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
memengaruhi antara IPA, lingkungan, hari. Proses pembelajarannya lebih
teknologi dan masyarakat. (4) Mengembang- menekankan pada pemberian pengalaman
kan keterampilan proses untuk menyelidiki langsung untuk mengembangkan kompetensi
alam sekitar, memecahkan masalah dan dasar agar dapat menjelajahi dan memahami
membuat keputusan. (5) Meningkatkan alam secara ilmiah.
kesadaran untuk berperan serta dalam
Friska Efendi 147

IPA diperlukan dalam kehidupan pendidik tersebut. Kedua, dalam


sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran IPA pendidik tidak terlihat
manusia melalui pemechan masalah-masalah menyajikan demonstrasi atau contoh dalam
yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA kegiatan pembelajaran karena pembelajaran
perlu dilakukan secara bijaksana secara IPA berhubungan dengan pemberian
inkuiri ilmiah (scientific inquiri) untuk pengalaman langsung.
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, Ketiga, pada saat peserta didik
dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikan- diberikan latihan terbimbing oleh pendidik
nya sebagai aspek penting kecakapan hidup. terlihat peserta didik kurang terlibat secara
Oleh karena itu pembelajaran sains di SD/MI aktif dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut
menekankan pada pengalaman belajar secara dibuktikan dengan banyaknya peserta didik
langsung melalui penggunaan keterampilan yang berbicara dengan temannya ketika
proses dan bersikap ilmiah. pendidik memberikan latihan terbimbing.
IPA tidak cukup dibelajarkan hanya Keempat, saat dilakukan observasi tidak
dengan memberikan pengetahuan yang hanya terlihat guru menggunakan media pendukung
bersifat informasi. Membelajarkan IPA perlu dan alat peraga yang digunakan pada saat
melibatkan anak secara aktif, belajar bersama pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan
teman sebaya, menemukan sendiri dan dan malas berpikir mengakibatkan peserta
menghubungkannya dengan kehidupan didik kurang tertarik untuk belajar.
sehari-hari. Salah satu pendekatan Kelima, berdasarkan hasil observasi
pembelajaran yang dapat diterapkan guru ketika pendidik memberikan pertanyaan
untuk meningkatkan kreativitas dan peserta didik yang menjawab pertanyaan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA adalah peserta didik yang sama. Peserta didik
yaitu model Direct Instruction. yang lain hanya diam tanpa memberikan
Berdasarkan observasi awal selama umpan balik terhadap pertanyaan yang
proses pembelajaran pendidik banyak diberikan pendidik. Keenam, berdasarkan
berceramah kegiatan masih berpusat pada hasil wawancara dengan guru dan hasil
pendidik. Selain itu, dalam menyampaikan observasi di kelas dalam proses pembelajaran
materi hanya terfokus pada buku teks, model Direct Instruction belum pernah
sedangkan kegiatan peserta didik hanya diterapkan. Ketujuh, berdasarkan hasil
mencatat dari yang disampaikan oleh wawancara dengan guru dan melihat hasil
pendidik. Sehingga membuat pengetahuan belajar peserta didik terlihat hasil belajar yang
peserta didik terbatas. Kemudian pendidik masih rendah.
tidak menggunakan media dalam proses Melihat kenyataan ini salah satu
pembelajaran, membuat peserta didik bosan penyebab rendahnya hasil belajar IPA
dan jenuh dalam penyampaian materi. diperkirakan karena keterbatasan guru dalam
Dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran pada saat
berlangsung perserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi
pembelajaran yang mana terlihat ketika permasalahan tersebut diperlukan suatu solusi
diminta untuk mengeluarkan pendapat dan atau tindakan untuk mencapai kriteria
bertanya hanya sebagian peserta didik yang ketuntasan yang telah ditetapkan, maka perlu
mampu melakukannya sedangkan yang lain bagi seorang pendidik untuk melakukan
hanya diam dan sibuk dengan aktivitas yang sebuah perubahan dalam mengajar agar dapat
lain yang dikerjakan. tercapainya KKM tersebut. Untuk mengatasi
Hal serupa pun terjadi pada Kelas permasalahan tersebut salah satu solusi yang
IV.A di SD Negeri 07 VII Koto Sungai ditawarkan yaitu dengan menggunakan model
Sariak. Berdasarkan hasil praobservasi yang Direct Instruction.
dilakukan sebanyak tiga kali disimpulkan,
yaitu pertama, pembelajaran didominasi oleh
METODE
pendidik dengan berceramah. Sehingga,
peserta didik lebih banyak diam dan tidak Berdasarkan permasalahan yang
terlihat adanya umpan balik dari perlakuan diteliti, maka jenis penelitian ini adalah

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol 19 No. 2 (2019) 148

penelitian eksperimen. Model rancangan Group Comporison. Rancangan penelitian


dalam penelitian ini adalah Design Static tergambar pada tabel berikut.

Tabel 1.
Rancangan Penelitian Design Static- Group Comparison
Kelas Pretest Treatment Post test
Eksperimen O X Ta
Kontrol O - Ta
Sumber: Suparno (2010)

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas IV.2
IV.1 dan IV.2 SD Negeri 07 VII Koto Sungai sebagai kelas kontrol. Data hasil belajar
Sariak Kabupaten Padang Pariaman. peserta didik sebelum dan setelah proses
Penelitian dilaksanakan pada bulan April pembelajaran berlangsung yaitu berupa
2018 Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dimensi pengetahuan. Pada kelas eksperimen
dengan 2 kali pertemuan. peneliti memberikan treatment atau perlakuan
berupa penggunaan model Direct Instruction
pada proses pembelajaran. Sehingga diperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil belajar yang meningkat. Selisih hasil
Penelitian yang telah dilakukan di pretest dan posttest pada kedua kelas sampel
kelas IV.1 SDN 07 VII Koto Sungai Sariak dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.
Selisih Hasil Pretest dan Posttest Kedua Kelas Sampel
Kontrol Eksperimen
Nilai Pretest Posttest Selisih Pretes Posttest Selisih
Rata-rata 58.1 75.57 17.43 65.71 87.00 21.29
Tertinggi 76 92 16 80 96 16
Terendah 36 52 16 48 68 20
S 10.91 10.90 0.1 10.17 7.89 2.28
S2 119,08 118,92 0.16 103.61 62.37 41.24

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat posttest sebesar 87.00 berselisih 21.29, nilai
bahwa pada kelas kontrol nilai rata-rata tertinggi pretest 80, nilai tertinggi posttest 96,
pretest sebesar 58.14 dan nilai rata-rata dengan selisih 16, nilai terendah pretest 48,
posttest sebesar 75.57 berselisih 17.43, nilai nilai terendah posttest 68, selisih 20, nilai
tertinggi pretest 76, nilai tertinggi posttest 92, simpangan baku (S) pretest sebesar 10.71,
dengan selisih 16, nilai terendah pretest 36, nilai simpangan baku (S) posttest sebesar
nilai terendah posttest 52, selisih 16, nilai 7.89, dengan selisih 2.28, dan nilai variansi
simpangan baku (S) pretest sebesar 10.91, (S2) pretest sebesar 103.61, nilai variansi (S2)
nilai simpangan baku (S) posttest sebesar posttest 62.37 dengan selisih 41,24. Selisih
10.90, dengan selisih 0.1, dan nilai variansi dari kedua kelas sampel saat pretest dan
(S2) pretest sebesar 119.08, nilai variansi (S2) posttest digambarkan pada grafik di bawah
posttest 118.92 dengan selisih 0.16. ini.
Pada kelas eksperimen nilai rata-rata
pretest sebesar 65.71 dan nilai rata-rata

(Penggunaan Direct Instruction pada Pembelajaran….)


Friska Efendi 149

Gambar 1.
Pretest

Berdasarkan perbandingan posttest Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi


pada kedua kelas sampel dapat diartikan nilai Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas Pressindo.
kontrol. Hal tersebut menunjukkan adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
perubahan sebelum dan sesudah tentang Standar Nasional Pendidikan.
pembelajaran. Jadi dari paparan di atas Jakarta. Depdikbud.
penggunaan model Direct Instruction Peraturan Menteri Pendidikan dan
memberi pengaruh terhadap hasil belajar Kebudayaan No. 21 Tahun 2016
peserta didik yang terlihat adanya tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
peningkatan nilai rata-rata pada pembelajaran dan Menengah. Jakarta. Depdikbud.
Menerapkan Sifat-sifat Cahaya dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Keterkaitannya dengan Indera Penglihatan di Kebudayaan No. 23 Tahun 2016
Kelas IV SDN 07 VII Koto Sungai Sariak. tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
SIMPULAN Kebudayaan No. 57 Tahun 2014
Berdasarkan analisis uji hipotesis yang tentang Kurikulum Sekolah Dasar.
telah didapat dari penelitian ini, maka dapat Jakarta: Depdikbud.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Shoimin, A. (2013). Model Pembelajaran
Penggunaan Direct Instruction pada Inovatif dalam Kurikulum 2013.
pembelajaran Menerapkan Sifat-sifat Cahaya Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
dan Keterkaitannya dengan Indera Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor
Penglihatan Kelas IV SDN 07 VII Koto yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Sungai Sariak. Cipta
Sudjana, N. & Ibrahim. (2012). Penelitian
dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Penerbitan Sinar Baru Algensindo
Bandung.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Sudjana. (2016). Metode Statistik. Bandung:
Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Tarsito.
PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2013). Metode penelitian
Arikunto, S. (2014). Manajemen Penelitian. pendidikan pendekatan kuantitatif,
Jakarta: PT Rineka Cipta. kualitatif, dan R&D. Bandung:
Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan Alfabeta.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2012). Metodologi penelitian
Hamdayama, J. (2016). Metodologi pendidikan kompetensi dan
Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara
Istarani. (2015). 50 Tipe Strategi dan Teknik Suparno, P. (2010). Metode Penelitian Fisika.
Pembelajaran Kooperatif. Medan: Yogyakarta: Universitas Senata
Media Persada. Darma

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol 19 No. 2 (2019) 150

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Trianto. (2011). Mendesain Model


Pembelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Group. Jakarta: Kencana
Susanto, A. (2014). Pengembangan Trianto. (2013). Model Pembelajaran
Pembelajaran IPS di SD. Jakarta: Terpadu. Jakarat: Bumi Aksara.
Prenada Wisudawati, A. W. & Sulistyowati, E. (2014).
Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.

(Penggunaan Direct Instruction pada Pembelajaran….)

Anda mungkin juga menyukai