Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Oleh :

Agam Ismail Nugraha (J.0105.20.043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. Definisi
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Harga diri rendah adalah perasan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negativ terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (keliat, 2009)
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situational, yaitu terjadi tertama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami atau istri, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
b. Kronik, yaitu perassan negativ terhadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon
mal yang adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik
atau pada klien gangguan jiwa.

B. Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Dalam
tinjuan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa
kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai
masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya ( yosep,2009 ).
Menurut stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik
meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realitis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah sterotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak percayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b. Faktor presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep harga diri rendah dapat
terjadi secara situasional atau kronik.secara situasional karena trauma yang muncul
secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,perkosaan,atau penjara,
termasuk dirawat di rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman.
Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.
C. Tanda dan gejala
Menurut keliat 2009), tanda dan gejala harga diri rendah kronik adalah sebagai berikut:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah,
terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
kurang,tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan
suara nada lemah
D. Rentang respon

Respon adaptif Respon maldaptif


Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
Positif rendah identitas

Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada
pada dirinya meliputi cita dirinya, ideal dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta
identitas dirinya secara positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan
menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu
mengkritik diri sendiri dan atau orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang
diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa
bersalah, perassan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara
sosial, khawatir, serta meanarik diri dari realitas.
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian
psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang berhubungan dengan
kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang bertentangan,
hubungan interpersonal eksploitasi, perassan hampa. Perasaan mengambang tentang diri
sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak
dapat membedakan stimulus dari alam atau luar dirinya. Individu mengalami kesulitan
untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak
nyata dan asing baginya.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan
stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang
megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk
peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat
terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter,
pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi
tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

E. POHON MASALAH

Pohon masalah
Isolasi sosial

Harga diri rendah kronik

F. Batasan karasteristik harga diri rendah kronik


Koping individu tidak efektif
Batasan karasteristik menurut Nanda-I (2012), yaitu:
a. Bergantung pada pendapat orang lain
b. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
c. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
d. Secara berlebihan mencari penguatan
e. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
f. Enggan mencoba situasi baru
g. Enggan mencoba hal baru
h. Perilaku bimbang
i. Kontak mata kurang
j. Perilaku tidak asertif
k. Sering kali mencari penegasan
l. Pasif
m. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
n. Ekspresi rasa bersalah
o. Ekspresi rasa malu
1. Pengkajian
Bagian ini berisi pedoman agar perawat da[at menangani pasien yang mengalami diagnosis
keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan pendekatan secara individu ataupun
kelompok. Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti: psikologis, tanda
dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Masalah keperawatan:
a. Resiko isolasi sosial: menarik diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup
Format pengkajian pasien harga diri rendah:
a. Keluhan utama:
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
c. Konsep diri:
1. Gambaran diri
2. Ideal diri
3. Harga diri
4. Identitas
5. Peran
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
d. Alam perasaan:
( ) sedih ( ) putus asa
( ) ketakutan ( ) gembira berlebih
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
e. Interaksi selama wawancara:
( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif
( ) mudah tersinggung ( ) kontak mata kurang
( ) defensif ( ) curiga
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
f. Penampilan:
Jelaskan:
Masalah keperawatan:

2. Diagnosa keperawatan

a. Harga diri rendah


b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi sosial

3. Tindakan keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pada pasien
1) Tujuan keperawatan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
e. Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal
2) Tindakan keperawatan
a. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
a) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan dirumah, adanyan keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif.
b. Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara berikut:
a) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuan yang masih dapat digunakan saat
ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri.
c) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayaka menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu pasien untuk memilih / menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
a) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih
b) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat dilakukan mandiri
d. Latih kemampuan yang dipilih pasien
a) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
b) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan
c) Beri dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
e. Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
a) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
b) Beri pujian atas segala kegiatan yang dapat dilakukan pasien setia hari
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
d) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan.

SP Pasien
Sp1 :
a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Membantu pasienmenilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kemampuan yang akan dilatih
d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih
e. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah di latih dalam rencana harian
Sp2 :
a. Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
b. Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih.
c. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien.

Tindakan keperawatan pada keluarga


1. Tujuan keperawatan
a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
b. Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
c. Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
membri pujian
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien
c. Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki pasien dan puji pasien
d. Jelaskan cara merawat pasien harga diri rendah

SP Keluarga
Sp1 :
Mendiskusikan msalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien dirumah, menjelaskan
tentang pengertian, tanda dan gejala HDR, cara merawat pasien HDR, mendemonstrasikan
cara merawat & memberi kesempatan untuk mempraktekkan cara merawat.

Sp2 :
Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien
Sp 3:
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Tg No Dx Perencanaan
l Dx keperawatan Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi

Gangguan TUM: 1.      Klien 1.   Membina hubungan


konsep diri: menunjukan saling percaya
harga diri Klien ekspresi wajah dengan
rendah memiliki bersahabat, menggunakan
konsep diri menunjukan prinsip komunikasi
yang positif rasa senang, terapeutik :
ada kontak
TUK:  Sapa klien
mata, mau
1.      Klien berjabat dengan ramah
dapat tangan, mau baik verbal
membina menyebutkan maupun non
hubungan nama, mau verbal.
saling menjawab  Perkenalkan diri
percaya salam, klien dengan sopan.
dengan mau duduk  Tanyakan nama
perawat berdampingan lengkap dan
dengan nama panggilan
perawat, mau yang disukai
mengutarakan klien.
masalah yang  Jelaskan tujuan
dihadapi pertemuan
 Jujur dan
menepati janji
 Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
 Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.

2.      Klien 2.      Klien 1. Diskusikan dengan


dapat menyebutkan: klien tentang:
mengdentifi  Aspek positif
kasi aspek -          Aspek yang dimiliki
positif dan positif dan klien, keluarga,
kemampuan kemampuan lingkungan.
yang yang dimiliki  Kemampuan
dimiliki klien yang dimiliki
-          Aspek klien.
positif 2. Bersama klien buat
keluarga daftar tentang:
1. Aspek positif
-          Aspek klien, keluarga,
positif lingkungan
lingkungan 2. Kemampuan
klien yang dimiliki
klien
3. Beri pujian yang
realistis, hindarkan
memberi penilaian
negatif.

3.      Klien 3.0  Klien mampu 4. Diskusikan dengan


dapat menyebutkan klien kemampuan
menilai kemampuan yang dapat
kemampuan yang dapat dilaksanakan
yang dilaksanakan. 5. Diskusikan
dimiliki kemampuan yang
untuk dapat dilanjutkan
dilaksanaka pelaksanaanya.
n

4.      Klien 4.0  Klien mampu 1. Rencanakan


dapat membuat bersama klien
merencanak rencana aktivitas yang dapat
an kegiatan kegiatan dilakukan klien
sesuai harian sesuai dengan
dengan kemampuan klien:
kemampuan 3. Kegiatan
yang mandiri
dimiliki 4. Kegiatan
dengan bantuan
2. Tingkatkan kegiatan
sesuai kondisi klien.
3. Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang dapat
klien lakukan.

5.      Klien 5.0  Klien dapat 1. Anjurkan klien


dapat melakukan untuk melaksanakan
melakukan kegiatan kegiatan yang telah
kegiatan sesuai jadwal direncanakan.
sesuai yang dibuat. 2. Pantau kegiatan
rencana yang dilaksanakan
yang dibuat. klien.
3. Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan klien.
4. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang

6.      Klien 6.0  Klien mampu 1. Beri pendidikan


dapat memanfaatkan kesehatan
memanfaatk sistem kepada keluarga
an sistem pendukung tentang cara
pendukung yang ada merawar klien
yang ada dikeluarga dengan harga
diri rendah.
2. Bantu keluarga
memberikan
dukungan
selama klien
dirawat.
3. Bantu klien
menyiapkan
lingkungan
dirumah.

Anda mungkin juga menyukai