Anda di halaman 1dari 6

A.

BETON
1. Uji Kuat Tekan
a. Fungsi
Tes Uji Kuat Tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik, sehingga kita dapat menyesuaikan kekuatan beton yang dibutuhkan
oleh suatu struktur bangunan.

b. Parameter Pengujian
1. SNI 03-2492, Metode pengambilan benda uji beton inti.
2. SNI 03-2493, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.

c. Fungsi Parameter
Parameter dari SNI di atas sebagai dasar untuk evaluasi dan penerimaan dari
mutu beton. Selain itu juga kita dapat mengetahui faktor apasaja yang
mempengaruhi mutu beton.

d. Tata Cara Pengujian


Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan
oleh alat uji tekan. Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan uji kuat tekan
beton menurut SNI 03-1974-1990:
 Cetakan silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305 mm,
 Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat,
berdiameter 16 mm, panjang 600 mm, dan ujungnya dibulatkan,
 Mesin pengaduk (mixer),
 Timbangan,
 Mesin uji tekan (compression testing machine),
 Sendok cekung,
 Sarung tangan.

Pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun


secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan tangan
akan menyebabkan hasil pekerjaan kurang baik. Menurut SNI 03-2493-1991,
pengadukan secara manual hanya diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap
kali dilakukan pengadukan.

Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan
perlakuan beton segar sebagai berikut:

 Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap lapisnya
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
 Meratakan permukaan beton.
 Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan selama
24 jam.
 Membuka cetakan dan keluarkan benda uji.
 Merendam dalam bak perendam berisi air pada temperatur ±25 C.

Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlakukan sebagai berikut:

 Mengambil benda uji dari bak perendam.


 Membersihkan kotoran yang menempel dengan kain basah.
 Menentukan berat dan ukuran benda uji.
 Melapisi permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang
(capping) dengan cara sebagai berikut;
1) melelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh yang dinding
dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk
2) meletakkan benda uji tegak lurus pada cetakan
3) angkat benda uji dari cetakan lalu angn-anginkan.
 benda uji siap diperiksa.

Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

 Meletakan benda uji pada mesin tekan secara sentris.


 Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban antara 2 sampai 4
kg/cm2 per-detik.
 Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur. d. Mencatat
beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
 Menggambar/mendokumentasikan bentuk kerusakan benda uji.
 Mencatat keadaan benda uji.
 Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan luas.

e. Parameter yang Diperoleh


 Kualitas semen;
 Proporsi semen dalam campuran beton;
 Kekuatan dan kebersihan agregat;
 Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat;
 Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton; dan
 Pemadatan beton dan perawatan.
2. Slump test
a. Fungsi
Pengujian Slump test bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang
berhubungan dengan mutu beton. Salah satu pengujian yang dilakukan
menggunakan kerucut abraham.

b. Tatacara Pengujian
 Menyiapkan peralatan uji slump yaitu kerucut abrams yang mempunyai ukuran
diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm, sedangkan tingginya 30 cm.
Serta tongkat baja dengan panjang 60 cm dan diameter 16 mm.
 Kerucut abraham diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap
air.
 Adukan beton yang dicampur merata dimasukkan kedalam kerucut sambil
ditekan kebawah penyokong-penyokongnya.
 Adukkan beton dimasukkan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya,dan
setiap lapisan ditusuk sebanyak 25 kali dengan menggunakan tongkat baja
diameter 16 mm panjang 600 mm dengan ujung yang bulat agar adukan yang
masuk kedalam kerucut lebih padat.
 Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan
dengan kerucut ditarik vertikal dengan hati-hati.
 Dibuka dan diukur penurunan puncak kerucut terhadap tinggi semula.
 Hasil pengukuran ini disebut hasil uji Slump dan merupakan hasil kekentalan
(kadar air) dari beton tersebut.
 Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh
untuk digunakan.

c. Parameter yang Didapatkan


FAS air yang terkandung dalam adonan beton menjadi suatu parameter yang
terkait dalam pengujian slump ini.

d. Fungsi Parameter
Mengontrol FAS atau mengontrol kandungan air di dalam adonan beton.

3. Tes uji Core Drill

Pengujian Core Drill dilakukan dengan mengambil sampel dari beton yang
sudah dibuat. Pengambilan beton menggunakan alat yaitu core drill. Metode ini
diusahakan jangan sampai merusak struktur dari beton tersebut. Sampel tersebut
dibawa ke laboratorium untuk di pengujian crusing test. Pengujian ini sangat
akurat karena diambil dari bahan yang sudah dibuat dilapangan. Pengambilan
strukturnya sangat beresiko karena bisa mengurangi struktur dari beton dan bisa
saja mengenai tulangan dari beton tersebut.

4. Ultrasonic non Destructive


a. Pengujian ultrasonik telah digunakan oleh beberapa negara. Di indonesia
digunakan sejak tahun 1980’an. Tujuan dari penelitian menggunakan pengujian
ultrasonik  yaitu:
 Mendeteksi kedalaman dan keretakannya.
 Homoginitas pada beton.
 Kerusakan permukaan beton akibat kebakaran atau pengaruh kimiawi.
 Perubahan sifat dari masa ke masa.
 e)      Kwalitas/mutu beton.
 Kerusakan lain pada beton (Honeycombing/Void)
 Modulus Elastisitas beton.
B. KAYU
1. Uji Kuat Tekan Kayu
a. Fungsi
Uji ini untuk menentukan nilai tekan kayu bedasarkan nilai kuat tekan sejajar serat
kayu dan kuat tekan tegak lurus serat kayu berdasarkan (SNI 03-3958-1995)

b. Syarat Pengujian
Kelompok benda uji sama jenisnya
Benda uji bebas cacat
Setiap benda uji mempunyai identitas dengan nomor dan huruf, sehingga
mencerminkan nomor urut dan jenis kayu
 Jumlah benda uji disyaratkan tidak boleh kurang dari 5 buah untuk satu jenis kayu.

c. Alat dan Bahan


 Mesin uji
 Alat pengukur waktu
 Roll meter
 Jangka sorong
 Alat potong kayu
 Alat penjepit baja
 Alat ukur deformasi
 Alat pengukur kadar air

d. Ketentuan Pengujian
Ketentuan- ketentuan adalm Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat
a. Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan :
1) ukuran benda uji adalah (50 x 50 x 200) mm, seperti Gambar 1;
2) ketelitian ukuran penampang benda ± 0,25 mm;
3) kadar air kayu maksimum 20%.

b. Letak Beban
Benda uji yang telah memenuhi ketentuan, diletakkan sentris terhadap alat
pembebanan.

c. Kecepatan Pembebanan
Kecepatan pembebanan harus konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan
gerak beban 1 mm per menit.

d. Besar Beban Uji


Besarnya beban uji harus memenuhi ketentuan, yaitu besarnya beban maksimum
sampai benda uji mengalami kegagalan.

e. Perhitungan Kuat Tekan


Kuat tekan sejajar serat dihitung dengan beban per satuan luas bidang tekan :

 Keterangan :
fc// : kuat tekan sejajar serat
P : beban uji maksimum
b : lebar benda uji
h : tinggi benda uji

 Ketentuan dalam pengujian Kuat Tekan Tegak Lurus Serat


a. Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan :
1) ukuran benda uji adalah (50 x 50 x 150) mm, seperti Gambar 2;

2) ketelitian ukuran benda uji harus tidak melebihi 0,25 mm;


b. Letak Beban
Benda uji yang telah memenuhi ketentuan, diletakkan melintang di bawah pelat penjepit
dengan jarak sama dari kedua ujungnya.

c. Kecepatan Pembebanan
Kecepatan pembebanan harus konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan
gerakan beban 0,33 mm per menit.

d. Besar Benban Uji


Besarnya beban uji harus memenuhi ketentuan, yaitu besarnya beban maksimum
sampai benda uji mengalami putus.

e. Perhitungan Kuat Tekan


Kuat tekan tegak lurus serat dan kuat tekan sejajar serat dihitung dengan beban per
satuan luas bidang tekan :

Keterangan :
fc ┴ : kuat tekan tegak lurus serat
P : beban uji maksimum
b : lebar benda uji
h : tinggi benda uji

e. Tatacara Pengujian
pengujian dilakukan sebagai berikut :
1) siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2;
2) beri nomor atau kode pengujian,sebelum dipasang pada alat uji, ukur benda uji
dengan alat ukur jangka sorongatau roll meter, dan catat pada lembar data/formulir
pengujian;
3) letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan;
4) unutk pengujian kuat tekan sejajar serat : jalankan benda uji dengan kecepatan
menurut Ayat 3.1.4; untuk pengujian kuat tekan tegak lurus arah serat : jalankan mesin
uji dengan kecepatan menurut Ayat 3.2.4;
5) lakukan pembebanan sampai beban maksimum;
6) baca dan catat data beban;
7) gambar bentuk retakan- retakan yang timbul setelah pengujian;
8) hitung kuat tekan berdasarkan ketentuan pada Ayat 3.1.6;

Anda mungkin juga menyukai