Anda di halaman 1dari 53

Nama : Santy Wulandari

NIM : (1501368)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah :  SMA Negeri15 Kota Bandung


Mata Pelajaran :  Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :  XI
Materi Pokok :  Karya Ilmiah
Alokasi Waktu :  2 x 45 menit (2x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentnag ilmu
penegtahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spefisik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi  Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Mengidentifikasi informasi 3.14. Mampu

4 tujan, dan Esay karya ilmiah 1 mengidentifikasi tujuan

yang telah dibaca informasi karya ilmiah

3.14.
2
3.1 Mengidentifikasi stuktur karya 3.01. Mampu menemukan

ilmiahyang dibaca, 1 informasi yang


menemukan informasi yang berembang menjadi

berkembang menjadi karya karya ilmiah

ilmiah 3.01.
2

C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
a. Siswa dapat mengidentifikasi sebuah karya ilmiah
b. Siswa dapat menganalisis isi karya ilmiah
2. Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
a. Siswa mampu menganalisis unsure-unsur kebahasaan dalam karya ilmiah yang
baik
b. Siswa mampu membuat karya ilmiah sendiri
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Membuat karya ilmiah dengan baik
2. Konsep
Penulisan karya ilmiah dirancang dengan sedemikian rupa untuk bisa menjadikan
suatu karya ilmiah dengan baik
3. Prinsip
1. Fungsi: Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi
pustaka dan studi lapangan. Karya ilmiah merupakan
a. karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.

Struktur:  HALAMAN JUDUL

 HALAMAN PENGESAHAN

 SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS


 KATA PENGANTAR

 DAFTAR ISI

 DAFTAR TABEL

 DAFTAR GAMBAR

 ABSTRAK

C. Kaidah Kebahasaan:

1. Menggunakan bahasa yang baik dan benar


2. Menggunakan kata-kata yang sopan
3. Menggunakan kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informatif, dan
tepat sasaran
4. Tulisan bersih, mudah dibaca, sesuai dengan kaidah ejaan
5. Menggunakan kualifikasi atau keahlian penulisannya
1. Prosedur
a. Menentukan isi sistematika, dan kebahasaan proposal
b. Menyusun proposal dengan memerhatikan isi sistematika, dan kebahasaan

Remedial
Materi yang disampaikan pada kegiatan remedial merupakan pengulangan materi
yang ada pada kegiatan reguler. Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam
bentuk:
a. Pembelajaran ulang jika 70% siswa tidak tuntas.
b. Bimbingan perorangan jika kurang dari 30% siswa tidak tuntas.
c. Belajar kelompok untuk jenis tugas yang menuntut hasil proyek dan
mengefektifkan waktu pembelajaran.
2. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk pengayaan diberikan pada peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk perluasan atau pendalaman materi
(kompetensi) antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat
kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi, dan mewawancarai
narasumber.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran berbasis Saintifik
Model pembelejaran : Discovery based learning.
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan latihan.

F. Media dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran
a. Tayangan salindia yang berisi materi pembelajaran.
b. Tayangan salindia yang berisi contoh karya ilmiah.
c. Tayangan salindia yang berisi gambar bertema pendidikan.
2. Alat dan Bahan
a. Spidol dan papan tulis.
b. Laptop.
c. Protektor.
d. Kertas HVS.
3. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013.
b. Buku referensi yang relevan.
c. Internet.
d. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
 Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
 Apersepsi
1. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
 Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
2. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Pertama  Mengamati
1. Guru menyampaikan materi tentang
pengertian karya ilmiah dan isi karya ilmiah.
2. Peserta didik diminta untuk mencari
informasi tentang karya ilmiah
3. Peserta didik diminta membagikan bagian-
bagian karya ilmiah
4. Peserta didik diminta menganalisis
kebahasaan
 Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan seputar
karya ilmiah yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
 Menalar
1. Peserta didik mengumpulkan informasi
terkait karya ilmiah
5. Mengaitkan informasi yang didapat dengan
contoh karya ilmiah yang benar
 Mengasosiasi
1. Peserta didik mencari informasi yang
terdapat pada contoh jurnal yang mereka
dapat
2. Peserta didik menentukan karya ilmiah yang
baik dan benar dalam segi stuktur dan
kaidah kebahasaan.
3. Peserta didik menentukan bagian-bagian
dari karya ilmiah
4. Peserta didik mencatat hasil temuannya di
buku latihan
 Mengkomunikasikan
1. Peserta didik mengemukakan secara lisan
hasil temuaan mereka
2. Guru mengomentari hasil temuan peserta
didik yang telah dikemukakan secara lisan.
Catatan : Selama pembelajaran karya ilmiah berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung
jawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup ( 15 menit)
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
2. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.
3. Guru memberikan ko-kurikuler.
4. Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
5. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.

2. Pertemuan kedua
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
 Orientasi
4. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
5. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
6. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
 Apersepsi
4. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
5. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
6. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
 Motivasi
3. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Pemberian Acuan
4. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
5. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
6. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Kedua  Guru mengarahkan peserta didik untuk
membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5
orang.
 Guru membagikan lembar penilaian untuk
menilai pekerjaan kelompok lain.
 Mengamati
1. Peserta didik memperhatikan contoh karya
ilmiah yang dibawa oleh guru.
2. Peserta didik mengamati karya ilmiah yang
dibawa guru
3. Peserta didik mengamati gambar yang
ditayangkan oleh guru.
 Menanya
Peserta didik mendapat kesempatan untuk
bertanya materi yang tidak dipahami berkaitan
dengan karya ilmiah
 Menalar
1. Peserta didik membandingkan bentuk
karya ilmiah yang ditayangkan oleh guru.
2. Peserta didik mengembangkan karya
ilmiah berdasarkan gambar yang
ditayangkan oleh guru.
 Mengasosiasi
1. Peserta didik menemukan kebenaran dan
fakta dalam karya ilmiah melalui kegiatan
latihan.
2. Peserta didik menyusun stuktur karya
ilmiah dalam bentuk paragraf berdasarkan
gambar yang ditayangkan oleh guru.
3. Peserta didik menyusun kalimat fakta
dalam bentuk paragraf berdasarkan gambar
yang ditayangkan oleh guru.
 Mengkomunikasikan
1. Peserta didik
(perwakilan kelompok) mengemukakan isi
karya ilmiah yang sudah disusun.
2. Peserta didik
(perwakilan kelompok) lainnya
mengomentari kelompok lain yang tampil
sesuai dengan lembar penilaian.
3. Guru
mengomentari isi karya ilmiah yang
disusun oleh kelompok.

Catatan : Selama pembelajaran proposal berlangsung, guru mengamati sikap


siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung jawab,
rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup ( 15 menit)
1. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya.
2. Peserta didik dan guru menyimpulkan
materi pelajaran.
3. Guru memberikan ko-kurikuler.
4. Peserta didik dan guru melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
5. Guru menutup kegiatan belajar mengajar
dan menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

H. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
Tanggung
Kritis Kreatif Gotongroyong
No. Nama Siswa Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
...

Penilaian Sikap Spiritual, Tanggung Jawab, Santun dan Toleransi


4 = selalu
3 = sering
2 = kadang-kadang
1 = tidak pernah
 Perhitungan skor akhir mengunakan rumus:
Skor akhir = (skor yang diperoleh / skor maksimal) x 4
 Keterangan : sangat baik : 3,33 < skor < 4,00
baik : 2,33 < skor < 3,33
cukup : 1,33 < skor < 2,33
kurang : 0 < skor < 1,33
2. Penilaian Pengetahuan
a. Reguler

Latihan 1
Bacalah karya ilmiah

Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

BAB I Pendahuluan

a. Judul

Judul proposal skripsi harus mencerminkan masalah, variabel dan obyek yang
diteliti serta desain penelitian yang di pakai.

Contoh Judul Skripsi : Daya Lentur (Resilience) Anak Asuh di Panti Sosial
Asuhan Anak (PSAA) Yogyakarta Tahun 2011

b. Latar Belakang

Bagian latar belakang proposal skripsi ini menceritakan apa yang mendorong
seorang peneliti untuk meneliti suatu masalah. Bagian latar belakang proposal
penelitian skripsi ini menjelaskan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi
terjadinya masalah tersebut.

c. Identifikasi Masalah

Bagian identifikasi masalah pada ini menjelaskan pokok masalah yang tercermin
di bagian latar belakang masalah.

d. Batasan Masalah

Bagian ini sangat erat dengan identifikasi masalah diatas. Dengan keterbatasan
peneliti baik waktu, dana dan yang lainnya maka peneliti disini hanya meneliti
beberapa identifikasi masalah yang ada jadi tidak semua masalah yang muncul di
teliti. Agar hasil penelitian lebih fokus.

e. Tujuan Penelitian

Bagian tujuan penelitian di ini mencakup apa saja yang akan diteliti, harapan apa
setelah diadakannya penelitian ini.

f. Manfaat Penelitian

Pada bagian manfaat penelitian ini merupakan uraian manfaat dari hasil penelitian.
Akan digunakan untuk apa dan kepada siapa. Misalnya manfaat secara teoritis dan
manfaat praktis.

Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

BAB II Kajian Pustaka

a. Landasan Teori

Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai


ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari
hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi matematis yang
langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti.

b.    Kerangka Teori

Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di
dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka
teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan
sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak
akan dapat membaca pustaka dengan efektif.

c.    Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar


variabel-variabel yang berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi
pada satu bagian dari kerangka teori.

d.   Hipotesis

Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau


tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi.

Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

BAB III Metode Penelitian

 memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian,
pengumpulan dan pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan. 

A.    Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei


untuk mengetahui daya lentur (resilience) anak asuh di PSAA Yogyakarta.

B.     Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak Yogyakarta. Panti Sosial


Asuhan Anak Yogyakarta memiliki dua lokasi pelayanan yaitu PSAA Budhi
Bhakti Gunung Kidul dan PSAA Bimomartani.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2011.

C.    Subyek Penelitian

Suharsimi Arikunto (1993:116) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan


subjek penelitian adalah suatu benda, hal atau orang tempat data variabel
penelitian melekat dan yang dipermasalahkan. Jadi subjek merupakan sesuatu
yang posisinya sangat penting, karena pada subjek itulah terdapat data tentang
variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti. Pengambilan subyek penelitian ini
menggunakan teknik populasi.

D.    Teknik Pengumpulan Data

menurut Sugiyono (2007: 193) dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan data. Sementara itu, Moh.
Nazir (2005: 174) mengemukakan hal yang sama mengenai pengumpulan data
yaitu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data
primer untuk keperluan penelitian.

E.     Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 177) instrumen penelitian merupakan alat


bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan
menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrumen yang digunakan peneliti
adalah skala daya lentur (resilience).

F.     Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen


         1.   Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau


kesahihan sesuatu instrumen. Semakin tinggi validitas maka instrumen semakin
valid atau sahih, semakin rendah validitas maka instrumen kurang valid
(Suharsimi Arikunto, 2002:144).

       2.   Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154), reliabilitas adalah sesuatu instrumen


cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Sedangkan Syaifuddin Azwar (2001:5) menyatakan
bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama.

G.    Teknik Analisis Data

Teknis analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
proses penelitian, karena disinilah hasil penelitian akan tampak. Analisis data
mencakup seluruh kegiatan mengklasifikasikan, menganalisa, memaknai dan
menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul. Oleh karena itu perlu
menggunakan dasar pemikiran untuk menentukan pilihan-pilihan teknik analisis
data yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai


bahan rujukan dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan
tentang pustaka dari buku teks, jurnal, artikel, internet atau kumpulan karangan
lain.

LAMPIRAN

Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan


penelitian seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya
melengkapi usulan atau proposal skripsi

4. Temukan benar dan salah pada contoh karya ilmiah ini.


5. Temukan informasi tentang karya ilmiah ini.
6. Gunakan tabel di bawah ini untuk mempermudah dalam mengisi jawaban.
No Informasi yang diperoleh Fakta Opini
1
2
3
4
5
Dst

Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1 Judul proposal skripsi
harus mencerminkan
masalah, variabel dan
obyek yang diteliti serta
desain penelitian yang di
pakai.
2 Contoh Judul Skripsi :
Daya Lentur (Resilience)
Anak Asuh di Panti
Sosial Asuhan Anak
(PSAA) Yogyakarta
Tahun 2011

3 b. Latar Belakang

Bagian latar belakang


proposal skripsi ini
menceritakan apa yang
mendorong seorang
peneliti untuk meneliti
suatu masalah. Bagian
latar belakang proposal
penelitian skripsi ini
menjelaskan situasi dan
kondisi yang
melatarbelakangi
terjadinya masalah
tersebut.

4 c. Identifikasi Masalah

Bagian identifikasi
masalah pada ini
menjelaskan pokok
masalah yang tercermin
di bagian latar belakang
masalah.

5 d. Batasan Masalah

Bagian ini sangat erat


dengan identifikasi
masalah diatas. Dengan
keterbatasan peneliti
baik waktu, dana dan
yang lainnya maka
peneliti disini hanya
meneliti beberapa
identifikasi masalah
yang ada jadi tidak
semua masalah yang
muncul di teliti. Agar
hasil penelitian lebih
fokus.

6 Landasan Teori

Landasan
teori menguraikan
kerangka teori yang
merujuk pada referensi
berbagai ahli tertentu
maupun berbagai teori-
teori yang ada yang
nantinya akan mendasari
hasil dan pembahasan
secara detail, dapat
berupa definisi-definisi
atau model matematis
yang langsung berkaitan
dengan tema atau
masalah yang diteliti.

7 Kerangka Teori

Kerangka teori terdiri
dari teori-teori atau isu-
isu dimana penelitian
kita terlibat di dalamnya
dan memberikan
panduan pada saat
peneliti membaca
pustaka.Kerangka teori
tidak dapat
dikembangkan kalau
peneliti belum
mempelajari pustaka dan
sebaliknya kalau peneliti
belum mempunyai
kerangka teori maka
peneliti tidak akan dapat
membaca pustaka
dengan efektif.

c.    Kerangka Konsep


Penelitian

Kerangka konsep
penelitian merupakan
operasionalisasi
keterkaitan antar
variabel-variabel yang
berasal dari kerangka
teori dan biasanya
berkonsentrasi pada satu
bagian dari kerangka
teori.

c.       d.   Hipotesis

Hipotesis memuat :
pernyataan singkat yang
disimpulkan dari
landasan teori atau
tinjauan pustaka dan
merupakan jawaban
sementara terhadap
masalah yang dihadapi.

10 memuat : jenis penelitian,


populasi dan sample
penelitian, lokasi dan
waktu penelitian,
hubungan variable dan
definisi operasional,
instrumen penelitian,
pengumpulan dan
pengolahan data, metode
analisis data dan
keterbatasan. 

Pedoman Penilaian
No Alternatif Jawaban Skor
Soal
1 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat fakta 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat fakta 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat fakta 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat fakta 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat fakta 1
2 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat opini 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat opini 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat opini 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat opini 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat opini 1
Skor Ideal 10

jumlah skor diperoleh


Nilai = x 100
skor ideal

b. Remedial
Latihan 1
Bacalah contoh karya ilmiah

Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran IPA dengan Menggunakan


Metode Diskusi

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran inti yang diajarkan di
Sekolah Dasar. Penyelenggaraan pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta
pengembangan lebih lanjut menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung


untuk mengembangkan kompetensi dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara alamiah, sehingga pendidikan IPA di Sekolah Dasar dapat dijadikan bekal
pemerolehan keterampilan peserta didik untuk mengenali dunia sekitarnya.

Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada
bab 1 pasal 1, disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara .

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
semesta secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan berupa faktor-faktor, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.

Oleh karena itu, pembelajaran IPA akan lebih bermakna bagi peserta didik jika dalam
prosesnya dapat menunjukan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan pengalaman yang
memperkaya kehidupan peserta didik.

Olehnya karena itu, permulaan dari menguasai Ilmu Pengetahuan seharusnya sejak
Sekolah Dasar penguasaan konsep-konsep IPA sesuai tingkat merupakan hal yang
harus dicapai.

Penguasaan Konsep IPA dinyatakan dengan nilai hasil belajar IPA, jadi pada
prakteknya pembelajaran IPA untuk anak-anak Sekolah Dasar harus dimodifikai agar
anak-anak dapat mempelajarinya.

Ide-ide dan konsep-konsep tersebut harus disederhanakan agar sesuai dengan


kemampuan anak untuk memahaminya.

Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.

Adapun hasil belajar IPA yang diharapkan adalah menumbuhkan kemampuan


berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting dalam kecakapan hidup peserta didik.

Hasil belajar IPA dipengaruhi oleh besarnya usaha-usaha yang dicurahkan baik dari
guru maupun peserta didik dalam belajar IPA dan kesempatan yang diberikan kepada
peserta didik untuk menentukan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan
sehari-hari.

Oleh karena itu, pembelajaran IPA disekolah hendaknya dirancang untuk memupuk
tumbuhnya sikap ilmiah dan menciptakan pola berfikir logis yang menjadi landasan
dalam proses ilmiah untuk menghasilkan produk ilmiah, sebagaimana tercantum
dalam kurikulum.

Menurut psikolog Jean Piaget menyatakan bahwa siswa Sekolah Dasar terutama yang
duduk dikelas V berumur 7-11 tahun, berada pada tahapan operasional kongkrit yang
memiliki secara kongkrit .

Sehingga dalam pembelajaran hendaknya guru memberikan konsep yang jelas dan
kongkrit agar diperoleh struktur ilmu yang baik ini diperlukan karena pada dasarnya
pendidikan di Sekolah Dasar menjadi landasan untuk pendidikan pada jenjang
berikutnya.

Pendidkan Sekolah Dasar hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang benar agar
menjadi landasan yang kuat untuk jenjang pendidikan berikutnya .

Kenyataan yang terjadi, berdasarkan pengamatan terhadap penyelenggaraan


pembelajaran IPA di Sekolah Dasar saat ini masih berjalan dengan dengan
Verbalistik yang menekankan hafalan bukan pemahaman dan berorientasi semata-
mata kepada penguasaan mata pelajaran.

Pembelajaran materi IPA yang dilakukan guru hanya bersifat text book oriented.
Akibatnya pembelajaran menjadi kurang membuat siswa aktif serta menyenangkan.

Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung kurang serius dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa hanya memahami secara teori melalui
pengerjaan soal.

Pada siswa kelas V SD Ananda Kecamatan Gunungputri ternyata menguasai IPA


secara teoritis, namun ketika dilakukan pengalama secara langsung masih belum
memahami betul konsep logika yang dipelajarinya.

Dalam belajar pengamatan perlu dilakukan, karena melalui pengamatan maka suatu
objek dapat terekam dalam memori cukup lama. Terbukti dari hasil pengujian
kompetensi yang dilakukan (arsip nilai yang dimiliki guru) menunjukkan bahwa rata-
rata nilai Uji Kompetensi materi IPA adalah 62,18 padahal Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.

Terdapatnya masalah-masalah pembelajaran dikelas V tersebut perlu diselesaikan


melalui suatu penilaian tindakan kelas.

Salah satu komponen pengajaran, tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya
dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran.

Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar megajar di SD Ananda Kecamatan Gunungputri selalu menggunakan


metode-metode yang konvensional seperti ceramah, sehingga biasanya menghasilkan
siswa yang pasif dan sangat tergantung pada guru satu-satunya sumber ilmu.

Dengan demikian proses belajar mengajar mengalir satu arah saja dari guru ke murid,
sehingga murid hanya duduk diam, dengar, dan catat.

Untuk itu penulis ingin mencoba menerapkan pembelajaran yang lebih


menyenangkan yaitu menggunakan metode Diskusi dengan harapan proses
pembelajaran berjalan dengan aktif dan berjalan dua arah, yakni dari guru ke murid
atau sebaliknya.

Dari masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode


Diskusi pada Siswa Kelas V SD Ananda Kecamatan Gunungputri.”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun jenis-jenis masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Adanya ketidak jelasan mengenai penerapan metode Diskusi terhadap siswa kelas
V Sekolah Dasar.

2. Melalui penerapan metode Diskusi diharapkan siswa akan lebih mudah memahami
pembelajaran IPA tersebut.

3. Tanggapan siswa terhadap penerapan metode Diskusi sangat antusias.

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang di identifikasi maka penulis membatasi


masalah pada :

“Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode


Diskusi pada Siswa kelas V SD Ananda Kecamatan Gunungputri.”

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, serat pembatasan fokus penelitian


yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah didalam penelitian ini adalah
sebagi berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan penggunaan metode diskusi siswa kelas V SD


ANANDA dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran IPA?

2. Bagaimanakah tingkat pemahaman pembelajaran IPA siswa kelas V setelah


dipergunakan metode diskusi?

3. Bagaimanakah hasil pembelajaran IPA yang menggunakan metode diskusi siswa


kelas V SD ANANDA?

E. TUJUAN PENELITIAN

Memperhatikan masalah yang timbul dalam pembelajaran diperlukan usaha-usaha


agar terdapapat peningkatan hasil pemahaman belajar siswa. Dengan tujuan adalah:

1. Untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas V Sekolah Dasar selama


proses pembelajaran melalui metode Diskusi

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Ananda Kecamatan


Gunungputri dengan menggunakan pembelajaran metode Diskusi

3. Untuk mempermudah siswa dalam memahami proses pembelajaran IPA yang


menggunakan metode Diskusi

F. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode pendekatan
Kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang
berlangsung untuk melihat keterkaitan antara variabel yang ada di dalam kejadian
atau hal-hal yang melatar belakanginya.

a. Tempat dan Waktu Penelitian

• Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SD ANANDA yang berlokasi di Desa


Bojongkulur kecamatan Gunungputri, Bogor. Dengan alasan peneliti merupakan
bagian dari lingkungan sekolah tersebut, sehingga peneliti ingin meningkatkan
pemahaman belajar IPA siswa kelas V dengan menggunakan metode Diskusi

• Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanankan selama 3 (tiga) bulan pada semester genap (II) yaitu
pada bulan Februari sampai bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2012.

b. Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD ANANDA kecamatan


Gunungputri yang berjumlah 20 orang siswa, dengan sampel diambil sebanyk 60%
dari siswa kelas V, yakni berjumlah 12 orang siswa. Cara pemilihan dan penetapan
sampel yakni dengan teknik acak atau random sampling.

Adapun partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SD
Ananda kecamatan Gunungputri dan rekan sejawat yang merupakan guru di sekolah
tersebut yang bertindak sebagai observer.

Observer yang dipilih dipercaya akan berkolaborasi dan dapat bekerja sama untuk
memberi input, kritik dan saran yang membangun demi lancarnya penelitian ini.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan
penelitian. Pada bagian ini di uraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan, yaitu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan


alat pengumpul data seperti observasi, angket, wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan, yaitu melakukan observasi langsung kelapangan lalu


mengadakan wawancara dengan responden dan penyebaran angket sesuai dengan
jumlah sampel.

3. Tahap Pengumpulan Data, yaitu data hasil observasi berupa catatan dan hasil
wawancara maupun angket yang telah di isi oleh responden di kumpulkan untuk
analisis data, dengan merupakan rumus prosentase

d. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang di gunakan untuk memperoleh


informasi. Instrumen pengumpul data ( IPD ) yang digunakan pada penelitian ini
adalah berupa observasi, wawancara, angket atau kuessioner, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan secara langsung yang di lakukan ialah saat


mengobservasi pelaksanaan penggunaan metode diskusi pada pembelajaran siswa
kels V.

2. Angket

Dalam angket terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubunga erat dengan
masalah penelitia yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden
untuk memperoleh informasi dilapangan.

Angket tersebut disebarkan kepada murid-murid kelas V SD ANANDA yang


menjadi sampel dalam penelitian yakni sebanyak 20 anak. Karena jawaban yang
diperoleh murid dari murid-murid tersebut akan menjadi data penting yang akan
dianalisa sebagai hasil penelitian.

3. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan percakapan langsung dengan


memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dan hasilnya yang berupa
jawaban yang dicatat.

Pada teknik wawancara ini peneliti dating berhadapan muka secara langsung dengan
memberikan pertanyaan kepada responden. Kemudian hasilnya dicatat sebagai
informasi penting dalam penelitian.

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah SD ANANDA Kecamatan


Gunungputri Ibu Vera Bulan DL, yakni untuk mendapatkan informasi mengenai latar
belakang berdirinya SD ANANDA Kecamatan Gunungputri beserta profil sekolah.

Wawancara juga dilakukan guru kelas V, yakni Ibu Inarima untuk mengetahui
apakah selama pembelajaran IPA, pernh digunakan metode diskusi dikelas.

e. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah penghitugan presentase (%)
maksudnya untuk melihat perbandingan besar atau kecilnya frekuensi tiap item
jawaban dari responden.

Perhitungan diatas menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat table dengan kolom alternatif jawaban dan presentasenya.

2. Mencari frekuensi jawaban dengan cara menjumlahkan nilai dari setiap alternative
jawaban. Mencari perhitungan frekuensi dengan rumus :

P = F/N X 100 %

Keterangan:

P = Presentase yang dicari


F = Jumlah pemilihan dalam tiap jawaban
N = Jumlah Sampel
100% = Bilangan Tetap

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi tulisanya terdiri dari lima bab, yaitu
dibahas dalam beberapa sub bab secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini yang terdiri dari:

A. Latar Belakang Masalah,


B. Identifikasi Masalah,
C. Pembatasan Masalah,
D. Perumusan Masalah,
E. Tujuan Penelitian
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Hakikat belajar dan pembelajaran


B. Pengertian ilmu pengetahuan alam ( IPA )
C. Hasil belajar IPA
D. Metode Diskusi

BAB III : HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi data objek penelitian

1. Sejarah Berdirinya SD ANANDA


2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
3. Letak Geografis SD ANANDA
4. Struktur Organisasi
5. Keadaan Guru
6. Keadaan Siswa
7. Sarana dan Prasarana
8. Kegiatan Ekstra Kurikuler
9. Fakta dan Data yang ditemukan di Lapangan
10. Penggunaan Metode Diskusi dalam Kegiatan Pembelajaran IPA pada materi
“Struktur Bumi dan Matahari”
11. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Ananda Setelah Mengikuti Pembelajaran
menggunakan Metode Diskusi.

A. Fakta / data temuan penelitian


B. Analisis data
C. Pembahasan

Temukan informasi yang ada dalam karya ilmiah


1. Temukan karya ilmiah yang baik dan benar.
2. Gunakan tabel di bawah ini untuk mempermudah dalam mengisi jawaban.
No Informasi yang diperoleh Fakta Opini
1
2
3
4
5
Dst

Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1 Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan salah
satu pelajaran inti yang
diajarkan di Sekolah
Dasar. Penyelenggaraan
pendidikan IPA
diharapkan dapat
menjadi wahana bagi
peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri
dan alam sekitarnya,
serta pengembangan
lebih lanjut
menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.

2 Proses pembelajarannya
menekankan pada
pemberian pengalaman
secara langsung untuk
mengembangkan
kompetensi dalam
menjelajahi dan
memahami alam sekitar
secara alamiah, sehingga
pendidikan IPA di
Sekolah Dasar dapat
dijadikan bekal
pemerolehan
keterampilan peserta
didik untuk mengenali
dunia sekitarnya.

3 Dalam undang-undang
no. 20 tahun 2003
Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,
pada bab 1 pasal 1,
disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha


sadar dan terencana
4 Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana
belajar dan proses
pembelajaran agar peserta
didik secara aktif
mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki
kekuatan

Pedoman Penilaian
No Alternatif Jawaban Skor
Soal
1. Jika menuliskan dua (2) atau lebih kalimat fakta 5
Jika menuliskan satu (1) kalimat fakta 3
2 Jika menuliskan dua (2) atau lebih kalimat opini 5
Jika menuliskan satu (1) kalimat opini 3
Skor Ideal 10

jumlah skor diperoleh


Nilai = x 100
skor ideal

c. Pengayaan
Bacalah kedua teks di bawah ini dengan saksama!
Teks Pertama

PENGARUH MEDIA AIR PERENDAMAN TERHADAP KECEPATAN


PERKECAMBAHAN TANAMAN KACANG MERAH

 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya
adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan
protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan
negara lainnya.

Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah


kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah
adalah bahan makanan yang baik untuk menurunkan kolesterol. Selain dapat
menurunkan kolesterol, kacang merah juga baik untuk mencegah tingginya gula
darah karena memiliki kandungan serat yang tinggi. Dalam 100 gram kacang merah
kering, dapat menghasilkan 4 gram serat terdiri dari serat larut dalam air dan serat
yang tidak larut air. Protein yang dikandung kacang merah sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung.

Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah


berbentuk biji. Secara sederhana, apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan
dari biji itu akan mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam
berupa gen dan hormon, sedangkan faktor luarnya berupa suhu, cahaya matahari,
kelembapan, dan nutrisi. Faktor-faktor tersebut sangat berperan penting bagi
tumbuhan. Misalnya, cahaya matahari. Dengan bantuan cahaya matahari, tumbuhan
dapat hidup dengan baik. Selain itu, cahaya matahari juga sangat membantu dalam
proses pertumbuhan, perkecambahan, dan fotosintesis. Namun kita tidak mengetahui
perbedaan yang terjadi pada perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang
merah jika perendaman bijinya dilakukan dengan jenis air yang berbeda. Untuk itu,
penulis memilih topik yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman Terhadap
Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah“.

 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :

1. Bagaimana kecepatan perkecambahan antara biji kacang merah yang


direndam di air PAM dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa
muda ?

 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis kecepatan perkecambahan antara kacang
merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa
muda.

 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Penelitian ini digunakan sebagai pembelajaran dalam penulisan dan penyusunan


karya ilmiah yang benar, yang merupakan salah satu materi pembelajaran yang dapat
berguna di jenjang pendidikan lebih tinggi dan untuk menanamkan nilai-nilai ilmiah
terhadap siswa.

2. Bagi Sekolah

Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan agar hasilnya dapat digunakan
sebagai bahan refrensi dan pemberdayaan perpustakaan, yang nantinya sebagai bahan
acuan di dalam penelitian-penelitian lebih lanjut bagi siswa selanjutnya.

3. Bagi Pelajaran Biologi

Dapat digunakan sebagai literatur dalam pelajaran biologi di masing-masing sekolah,


untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap perkecambahan
tanaman, dalam hal ini tanaman kacang merah.

Setelah kamu membaca teks di atas, tulislah mana yang merupakan paragraf opini
berdasarkan format tabel di bawah ini. Kamu bisa mengerjakannya di buku kerjamu!
Paragraf Opini
Teks Pertama Teks Kedua
No
1
2
Dst

Pedoman Penilaian
Bagian Alternatif Jawaban Skor
Teks
Teks 1 Jika menuliskan paragraf opini dengan tepat 5
Jika menuliskan paragraf opini kurang tepat 3
Jika menuliskan paragraf opini tidak tepat 1
Teks 2 Jika menuliskan paragraf opini dengan tepat 5
Jika menuliskan paragraf opini kurang tepat 3
Jika menuliskan paragraf opini tidak tepat 1
Skor Ideal 10

jumlah skor diperoleh


Nilai = x 100
skor ideal

3. Penilaian Keterampilan
Tugas Kelompok
Perhatikan gambar berikut!
1. Carilah penulisan karya ilmiah yang baik.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Apa saja yang harus dilakukan untuk
membuat karya ilmiah.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Susunlah menjadi karya ilmiah yang baik
......................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Bacakan teks artikel yang telah disusun di
hadapan kelompok lain.

Lembar Penilaian Kelompok


Nilai
No Aspek Penilaian Ya Tidak Komentar
1 Menuliskan beberapa kalimat 20 10
opini sesuai dengan isi gambar
2 Menuliskan beberapa kalimat 20 10
fakta sesuai dengan isi gambar
3 a. Judul sesuai dengan 20 10
pembahasan
b. Penggunaan bahasa 20 10
bersifat ilmiah populer
c. Pemberian argumen 20 10
disertai dengan fakta
pendukung dan atau
alasan logis.
Skor Ideal = 100

jumlah skor diperoleh


Nilai = x 100
skor ideal

Mengetahui, Bandung, 25 April 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
     
(................................) (......................................)
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah :  SMA Negeri15 Kota Bandung


Mata Pelajaran :  Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :  XI
Materi Pokok :  Karya Ilmiah
Alokasi Waktu :  2 x 45 menit (2x pertemuan)

I. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentnag ilmu
penegtahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spefisik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
J. Kompetensi  Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menemukan informasi 3.14. Mampu membedakan

4 penting dalam karya ilmiah, 1 informasi yang penting

menganalisis kebahsaan dan dalam karya ilmiah


karya ilmiah
3.14.
2
3.1 Menganalisis sitematika karya 3.01. Mampu memahami

ilmiah, menulis karya ilmiah 1 sistematika karya

dengan memperhatikan ilmiah


sistematika dan kebahasaan
3.01.
2

K. Tujuan Pembelajaran
3. Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
c. Siswa dapat membedakan informasi dalam karya ilmiah
d. Siswa dapat menganalisis isi karya ilmiah
4. Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
c. Siswa mampu menganalisis unsure-unsur kebahasaan dalam karya ilmiah yang
baik
d. Siswa mampu membuat karya ilmiah sendiri
L. Materi Pembelajaran
4. Fakta
Membuat karya ilmiah dengan baik
5. Konsep
Penulisan karya ilmiah dirancang dengan sedemikian rupa untuk bisa menjadikan
suatu karya ilmiah dengan baik
6. Prinsip
2. Fungsi: Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi
pustaka dan studi lapangan. Karya ilmiah merupakan
a. karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.

Struktur:  HALAMAN JUDUL

 HALAMAN PENGESAHAN

 SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

 KATA PENGANTAR

 DAFTAR ISI

 DAFTAR TABEL

 DAFTAR GAMBAR

 ABSTRAK

C. Kaidah Kebahasaan:

6. Menggunakan bahasa yang baik dan benar


7. Menggunakan kata-kata yang sopan
8. Menggunakan kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informatif, dan
tepat sasaran
9. Tulisan bersih, mudah dibaca, sesuai dengan kaidah ejaan
10. Menggunakan kualifikasi atau keahlian penulisannya
2. Prosedur
c. Menentukan isi sistematika, dan kebahasaan proposal
d. Menyusun proposal dengan memerhatikan isi sistematika, dan kebahasaan

Remedial
Materi yang disampaikan pada kegiatan remedial merupakan pengulangan materi
yang ada pada kegiatan reguler. Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam
bentuk:
b. Pembelajaran ulang jika 70% siswa tidak tuntas.
c. Bimbingan perorangan jika kurang dari 30% siswa tidak tuntas.
d. Belajar kelompok untuk jenis tugas yang menuntut hasil proyek dan
mengefektifkan waktu pembelajaran.
3. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk pengayaan diberikan pada peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk perluasan atau pendalaman materi
(kompetensi) antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat
kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi, dan mewawancarai
narasumber.

M. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran berbasis Saintifik
Model pembelejaran : Discovery based learning.
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan latihan.

N. Media dan Sumber Pembelajaran


4. Media Pembelajaran
d. Tayangan salindia yang berisi materi pembelajaran.
e. Tayangan salindia yang berisi contoh karya ilmiah.
f. Tayangan salindia yang berisi gambar bertema pendidikan.
5. Alat dan Bahan
a. Spidol dan papan tulis.
b. Laptop.
c. Protektor.
d. Kertas HVS.
6. Sumber Belajar
e. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013.
f. Buku referensi yang relevan.
g. Internet.
h. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

O. Kegiatan Pembelajaran
3. Pertemuan pertama
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
 Orientasi
7. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
8. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
9. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
 Apersepsi
7. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
8. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
9. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
 Motivasi
5. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Pemberian Acuan
7. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
8. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
9. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Pertama  Mengamati
6. Guru menyampaikan materi tentang
pengertian karya ilmiah dan isi karya ilmiah.
7. Peserta didik diminta untuk mencari
informasi tentang karya ilmiah
8. Peserta didik diminta membagikan bagian-
bagian karya ilmiah
9. Peserta didik diminta menganalisis
kebahasaan
 Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan seputar
karya ilmiah yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
 Menalar
2. Peserta didik mengumpulkan informasi
terkait karya ilmiah
10. Mengaitkan informasi yang didapat dengan
contoh karya ilmiah yang benar
 Mengasosiasi
5. Peserta didik mencari informasi yang
terdapat pada contoh jurnal yang mereka
dapat
6. Peserta didik menentukan karya ilmiah yang
baik dan benar dalam segi stuktur dan
kaidah kebahasaan.
7. Peserta didik menentukan bagian-bagian
dari karya ilmiah
8. Peserta didik mencatat hasil temuannya di
buku latihan
 Mengkomunikasikan
3. Peserta didik mengemukakan secara lisan
hasil temuaan mereka
4. Guru mengomentari hasil temuan peserta
didik yang telah dikemukakan secara lisan.
Catatan : Selama pembelajaran karya ilmiah berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung
jawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup ( 15 menit)
6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
7. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.
8. Guru memberikan ko-kurikuler.
9. Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
10. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.

4. Pertemuan kedua
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
 Orientasi
10. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
11. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
12. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
 Apersepsi
10. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
11. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
12. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
 Motivasi
7. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
8. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Pemberian Acuan
10. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
11. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
12. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Kedua  Guru mengarahkan peserta didik untuk
membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5
orang.
 Guru membagikan lembar penilaian untuk
menilai pekerjaan kelompok lain.
 Mengamati
1. Peserta didik memperhatikan contoh karya
ilmiah yang dibawa oleh guru.
2. Peserta didik mengamati karya ilmiah yang
dibawa guru
3. Peserta didik mengamati gambar yang
ditayangkan oleh guru.
 Menanya
Peserta didik mendapat kesempatan untuk
bertanya materi yang tidak dipahami berkaitan
dengan karya ilmiah
 Menalar
1. Peserta didik membandingkan bentuk
karya ilmiah yang ditayangkan oleh guru.
2. Peserta didik mengembangkan karya
ilmiah berdasarkan gambar yang
ditayangkan oleh guru.
 Mengasosiasi
1. Peserta didik menemukan kebenaran dan
fakta dalam karya ilmiah melalui kegiatan
latihan.
2. Peserta didik menyusun stuktur karya
ilmiah dalam bentuk paragraf berdasarkan
gambar yang ditayangkan oleh guru.
3. Peserta didik menyusun kalimat fakta
dalam bentuk paragraf berdasarkan gambar
yang ditayangkan oleh guru.
 Mengkomunikasikan
1. Peserta didik
(perwakilan kelompok) mengemukakan isi
karya ilmiah yang sudah disusun.
2. Peserta didik
(perwakilan kelompok) lainnya
mengomentari kelompok lain yang tampil
sesuai dengan lembar penilaian.
3. Guru
mengomentari isi karya ilmiah yang
disusun oleh kelompok.

Catatan : Selama pembelajaran proposal berlangsung, guru mengamati sikap


siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung jawab,
rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup ( 15 menit)
1. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya.
2. Peserta didik dan guru menyimpulkan
materi pelajaran.
3. Guru memberikan ko-kurikuler.
4. Peserta didik dan guru melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
5. Guru menutup kegiatan belajar mengajar
dan menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

P. Penilaian Pembelajaran
2. Penilaian Sikap
c. Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
d. Bentuk : Lembar Pengamatan
Tanggung
Kritis Kreatif Gotongroyong
No. Nama Siswa Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
...

Penilaian Sikap Spiritual, Tanggung Jawab, Santun dan Toleransi


4 = selalu
3 = sering
2 = kadang-kadang
1 = tidak pernah
 Perhitungan skor akhir mengunakan rumus:
Skor akhir = (skor yang diperoleh / skor maksimal) x 4
 Keterangan : sangat baik : 3,33 < skor < 4,00
baik : 2,33 < skor < 3,33
cukup : 1,33 < skor < 2,33
kurang : 0 < skor < 1,33

4. Penilaian Pengetahuan
a. Reguler

Latihan 1
Bacalah karya ilmiah

BAB  I
PENDAHULUAN
contoh tesis s2

A.    Latar Belakang

Salah satu problema yang dihadapi oleh sebagian daerah kabupaten/kota dalam lingkup
Provinsi Sulawesi Tengah dewasa ini     adalah berkisar pada  upaya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Problema ini muncul karena adanya kecenderungan
berpikir dari sebagian kalangan birokrat di daerah yang menganggap bahwa parameter
utama yang menentukan kemandirian suatu daerah dalam berotonomi adalah terletak
pada besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kecenderungan berpikir di atas dapat dipahami karena adanya perspektif sejarah


pemerintahan daerah yang mengungkap mengenai penyebab keterbelengguan daerah
baik secara politis maupun secara ekonomis lewat piranti hukum pemerintahan daerah,
yaitu Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 beserta semua peraturan pelaksanaannya.
Piranti hukum itulah yang membatasi kewenangan daerah untuk tumbuh dan
berkembang dalam rangka menggali segala potensi ekonomi yang strategis di daerah.

Nuralam Abdullah menyatakan bahwa dari perspektif sejarah mengungkapkan bahwa


pemerintah daerah pada masa lalu sangat bergantung pada subsidi dana dari
pemerintah pusat. Hasil identifikasi dan inventarisasi kemampuan keuangan daerah yang
dilakukan oleh Direktur jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (PUOD)
menunjukkan bahwa hanya 21,92% dari 292 Daerah Tingkat II di Indonesia yang
dipandang mampu untuk membiayai pembangunan daerahnya.

Ketergantungan daerah pada subsidi pemerintah pusat juga diungkapkan oleh Bagir
Manan, bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik Daerah Tingkat I maupun Daerah
Tingkat II, tidak mencukupi untuk membiayai diri sendiri.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari Anggaran Belanja dan Pendapatan
Daerah (APBD) barasal dari bantuan pemerintah pusat.  Bantuan keuangan yang besar
telah memberikan kesempatan lebih besar  kepada  daerah untuk melaksanakan
berbagai tugas pelayanan pada masyarakat, tetapi ketergantungan keuangan ini
menimbulkan akibat penyelenggaraan otonomi daerah tidak sepenuhnya dapat berjalan,
dan dilain pihak mengundang kuatnya campur tangan pemerintah pusat dalam
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah.

H.Tabrani Rab juga mengungkapkan data mengenai rendahnya Pendapatan Asli Daerah
(PAD) sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang
Pemerintahan Daerah. Kemampuan PAD sejumlah daerah Tingkat II di seluruh Indonesia
pada tahun 1993/1994 hanya sebesar 11,24 %, dan dalam perjalannya setiap tahun
cenderung mengalami penurunan. Sebaliknya proporsi bantuan Pemerintah Pusat
meningkat dari 63,87 % pada tahun 1985 / 1986 menjadi 70,87 % pada tahun 1993 /
1994.

Realitas mengenai rendahnya PAD di sejumlah daerah pada masa lalu, akhirnya 
mengkondisikan daerah untuk tidak berdaya dan selalu bergantung pada bantuan
pembiayaan atau subsidi dana dari pemerintah pusat. Kondisi demikian ini pada akhirnya
menjadi salah satu argumentasi  yang mendorong perlunya percepatan reformasi dalam
lingkup pemerintahan, hingga ditandai dengan pembentukan Undang Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Kehadiran Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang Undang    Nomor  25 
Tahun   1999   tidak   hanya   bermaksud   mengatasi permasalahan keuangan daerah
melalui pemberian kewenangan yang luas kepada daerah untuk menggali sejumlah
potensi ekonomi yang ada di daerah, melainkan juga menekankan pada upaya
peningkatan efesiensi dan efektifitas pengelolaan sumber-sumber keuangan dalam 
rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini
dimungkinkan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang Undang Nomor 22
Tahun 1999, yaitu adanya kewenangan daerah  yang mencakup seluruh bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta  kewenangan bidang lain.

Kewenangan yang diberikan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang


Undang Nomor 22 Tahun 1999, harus diakui sebagai suatu peluang dan sekaligus
mengandung sejumlah tantangan bagi daerah yang  memiliki potensi sumber daya alam 
yang melimpah ruah, sehingga  pembiayaan   pembangunan  daerah dan pengeluaran
rutin mungkin  bukan permasalahan yang  serius.  Sebaliknya, bagi daerah yang tidak
memiliki potensi sumber daya alam yang memadai, persediaan anggaran pembangunan
dan anggaran rutin, tentu saja akan menjadi permasalahan serius. Ketentuan tersebut
juga tetap diatur pada Undang Undang pemerintahan daerah yang baru yaitu pada Pasal
14 Ayat (1) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 .

 Hasil penelitian Badan Peneliti dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri  bekerja
sama dengan Universitas Gajah Mada,  Syarifuddin Tayeb  menyatakan bahwa dari  292 
(dua ratus sembilan puluh dua) Daerah Kabupaten yang diteliti menunjukkan rendahnya
konstribusi pendapatan asli daerah terhadap pembiayaan daerah yaitu :

 122 Daerah Kabupaten berkisar antara 0,53 % - 10 %


 86   Daerah Kabupaten berkisar antara    10 % - 20 %
 43   Daerah Kabupaten berkisar antara  20,1 % - 30 %
 17   Daerah Kabupaten berkisar antara  31,1 % - 50 %
 2  Daerah Kabupaten berkisar di atas   50  %

Rendahnya konstribusi pendapatan asli daerah terhadap pembiayaan daerah, karena


daerah hanya diberikan kewenangan mobilisasi sumber dana pajak dan  yang mampu
memenuhi hanya sekitar 20% - 30% dari total penerimaan untuk membiayai kebutuhan
rutin dan pembangunan, sementara 70% - 80% didrop dari pusat.5
Selain karena persoalan kewenangan yang terbatas dalam memobilisasi sumber dana
pajak dan retribusi, juga terdapat persoalan yang bersifat teknis yuridis yaitu dalam
bentuk regulasi yang dijadikan dasar hukum bagi daerah untuk memungut Pendapatan
Asli Daerah, baik yang bersumber dari Pajak maupun dari Retribusi Daerah. Temuan
penelitian Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) mengungkapkan
bahwa dari 340 Peraturan Daerah (PERDA) Pemerintah  Kabupaten/Kota/Propinsi pada
28 Propinsi yang dievaluasi selama tiga tahun terakhir, ternyata 69 % PERDA Pajak dan
Retribusi dan PERDA non Pajak dan Retribusi yang dinyatakan bermasalah.

Menurut Agung Pambudi (Peneliti Komite Pemantau Pelaksana Otonomi Daerah) bahwa
permasalahan yang menonjol pada Peraturan Daerah tersebut adalah berkisar pada
masalah substansi, yaitu sekitar 42 %, dan selebihnya menyangkut masalah prinsip (10%)
serta masalah teknis (17%).

Fenomena Perda-perda bermasalah juga diungkap oleh sebuah Lembaga Swadaya


Masyarakat-SMERU Research Institute bekerjasama dengan USAID dan Partnership for
Economic Growth (PEG), bahwa pada tahun 2000-2001 di Sumatera sedikitnya tercatat
tiga Kabupaten menerbitkan Perda yang berdampak negatif pada iklim usaha, yaitu Karo,
Simalungun dan Deli Serdang. Menurut Ilyas Saad, dari SMERU Research Institute,
pungutan yang paling menonjol  terjadi di Deli Serdang, yaitu sumbangan wajib untuk
usaha perkebunan, retribusi hasil usaha pertambakan sebasar 20% dari harga dasar
perkilogram. Retribusi izin penebangan dan pemanfaatan kayu karet sebesar Rp.1.500,-
permeter kubik, dan pajak pembudidayaan dan pemanfaatan sarang burung walet
sebesar 20 % dari harga dasar perkilogram. Selain itu masih ada berbagai pungutan lain
yang memberatkan dunia usaha, antara lain retribusi kesehatan hewan bagi setiap
peternak 
Fenomena perda-perda bermasalah sempat mengusik banyak pihak,  terutama bagi
kalangan pelaku usaha. Pihak Departemen Keuangan RI telah merekomendasikan
sebanyak 206 Perda untuk dicabut oleh Menteri Dalam Negeri.  Rekomendasi  itu
didasarkan pada suatu kajian antar departemen dimana dinilai memberatkan pengusaha
sehingga menjadi kontraproduktif  bagi  pertumbuhan ekonomi daerah.9
Departemen Dalam Negeri  juga mencatat sebanyak kurang lebih 7000 Perda yang dinilai
tidak layak.  Perda-perda  sebanyak itu dinilai bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta menimbulkan tumpang tindih dan kerancuan 

Harus diakui bahwa fenomena Perda Perda bermasalah juga terjadi di daerah
kabupaten/kota dalam lingkup Propinsi Sulawesi Tengah.

Hal  ini dapat kita diketahui dari beberapa Perda kabupaten/kota yang telah  dibatalkan
oleh Menteri Dalam Negeri antara lain :

1. Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 6 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Rumah
Kost/Pemondokan.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 25 Tahun 2001 tentang Pajak
Komoditi
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 57 Tahun 2001 tentang Retribusi
Jalan Kabupaten.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 59 Tahun 2001 tentang Tempat
Pendaratan Kapal.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 66 Tahun 2001 tentang Izin
Pemilikan dan Penggunaan Gergaji Rantai.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 68 Tahun 2001 tentang
Penarikan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Pemerintah Daerah .

Tentunya masih banyak lagi peraturan daerah yang bermasalah akan menyusul untuk
dibatalkan dengan berbagai pertimbangan/alasan pembatalan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berkenaan dengan implementasi peraturan daerah yang berorientasi Pendapatan Asli


Daerah  (PAD) dalam menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah di kota Palu, maka
masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah :

1. Apakah  peraturan daerah khususnya pajak dan retribusi daerah yang berkaitan
dengan  pendapatan asli daerah  telah memenuhi asas-asas pembuatan
peraturan daerah yang baik dalam  menunjang pelaksanaan otonomi daerah di
kota Palu?
2. Apakah peraturan daerah yang mengatur pendapatan asli    daerah  sudah
berorientasi pada kepentingan  masyarakat  kota Palu?

B.    Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian sebagaimana permasalahan yang telah dikemukakan di atas adalah
untuk :

1. Mengetahui apakah peraturan daerah khususnya pajak daerah dan retribusi


daerah yang berkaitan dengan pendapatan asli daerah telah memenuhi keriteria
pembuatan peraturan daerah yang baik menunujang pelaksanaan otonomi
daerah di Kota Palu.
2. Mengetahui peraturan daerah kota Palu apakah sudah sesuai kepentingan
masyarakat .

C. Kegunaan Penelitian.

 Atas hasil penelitian yang dilakukan,  diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:

1. Bahan untuk pengembangan ilmu hukum, khususnya tata negara, dan


merupakan sumbangan pemikiran bagi unsur pemerintah daerah  dalam
pelaksanaan otonomi daerah di kota Palu.
2. Bahan informasi kepada pemerintah kota Palu khususnya dan pemerintah
Sulawesi Tengah pada umumnya.

BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
contoh tesis s2 

A.    Bentuk Negara Kesatuan

Akan teman teman dapatkan setelah teman mendownload Contoh Tesis S2 ini

BAB III
METODE PENELITIAN
contoh tesis s2 

A.    Lokasi Penelitian.

Penelitian dilakukan di kota Palu, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa di kota
Palu perda-perda yang telah ada dan berorientasi pendapatan asli daerah sebagai salah
satu sumber pembiayaan pemerintah daerah dalam implementasinya belum
sepenuhnya memperhatikan kepentingan masyarakat.

B.    Bentuk dan Pendekatan Penelitian


Bentuk penelitian yang digunakan adalah kajian normatif dengan menggunakan
pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang didasarkan pada peraturan
perundang-undangan, adapun data yang diketemukan dilapangan hanya merupakan
data pendukung .

C.    Sumber Data Penelitian

Berdasarkan pendekatan yang digunakan, maka dapat ditentukan sumber bahan


penelitian yaitu bahan hukum primer  yaitu peraturan perundang-undangan, buku
literatur hukum, jurnal hukum yang berkaitan dengan objek penelitian dan bahan hukum
sekunder berupa tambahan lembaran Negara yang berkaitan dengan objek penelitian,
data yang berbentuk angka hanya merupakan data   penunjang .

. D. Definisi Operasional.

1. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban  daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan,
kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lainnya yang akan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
3. Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan  pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan
diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.
4. Otonomi bertanggungjawab adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai
konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas
dan  kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan
pemberian otonom, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan,
dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. 
5. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur urusan pemerintahan dalam system
Negara  Kesatuan Republik Imdonesia.
6. Dekonsentrasi aalah pelimpahan wewenang  pemerintahan oleh pemerintah 
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu .
7. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau
desa  dari daerah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa dari
pemerintah kabupaten/kota kepada  desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
8. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. 
9. Pendapatan asli daerah adalah segala penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah
ssuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:a.    a. Hasil
pajak daerah.b.    Hasil retribusi daerah.c.    Perusahan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.d.    Lain-lain pendapatan asli
daerah.
10. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah.
11. Retribusi daerah adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
12. Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan-pendapatan lain yang tidak
termasuk ke dalam jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah dan pendapatan
dinas-dinas yang sifatnya insidentil/temporer. yang menunjang pelaksanaan
atonomi daerah adalah peraturan daerah yang pada penerapannya dilapangan
tidak ada hambatan pada pelaksanaannya.
13. Peraturan  Daerah   yang   menunjang    pelaksanaan  otonomi   daerah adalah
peraturan daerah yang pada penerapannya dimasyarakat tidak  ada kendala, 
14. Peraturan Daerah  yang berorientasi pada kepentingan masyarakat adalah
Peraturan daerah yang materi muatannya  memperhatikan aspirasi dan
kepentingan masyarakat.

BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Penerapan asas-asas pembuatan peraturan daerah yang baik dalam  menunjang
pelaksanaan otonomi daerah di Kota Palu.

Pusat perhatian yang pertama-tama dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan
asas-asas perundang-undangan yang baik dalam pembuatan peraturan daerah di kota
Palu. Untuk mengungkap bagaimana implementasinya penulis telah melakukan
penelitian terhadap proses pembuatan peraturan daerah kota Palu mulai dari proses 
pembuatan rancangan peraturan daerah, pengajuan rancangan peraturan daerah,
pembahasan rancangan peraturan daerah  sampai persetujuan dan ditetapkannya
sebagai peraturan daerah pada masa persidangan priode tahun 2003. Pada masa
persidangan triwulan I tahun  2003, pihak eksekutif (pemerintah daerah kota Palu)  telah
mengajukan 12 buah rancangan peraturan daerah kepada pihak legislative (DPRD Kota
Palu) untuk dibahas bersama-sama, kemudian ditetapkan sebagai peraturan daerah.
Adapaun rancangan peraturan daerah kota Palu tersebut adalah, sebagai berikut:

1. Rancangan peraturan daerah  Kota Palu tentang Rambu-rambu Lalu Lintas di


jalan.
2. Rancangan peraturan daerah  Kota Palu tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Palu Nomor 23 Tahun 2001 tentang Retribusi Perdagangan Eksport
Melalui Penerbitan Certificate of Origin (CoO) atau Surat Keterangan Asal Barang
(SKA).
3. Rancangan peraturan daerah Kota Palu tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Palu Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Retribusi Tanda Daftar
Perusahaan (TDP).
4. Rancangan peraturan daerah Kota Palu tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Retribusi Tanda Daftar Gudang (TDG).
5. Rancangan peraturan daerah Kota Pelu, tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Palu Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Retribusi Perdangan Antar
Pulau Melalui Penerbitan Surat Keterangan Komoditi Antar Pulau.
6. Rancangan peraturan daerah Kota Palu tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Palu Nomor 9 Tahun 2001 tentang Retribusi Surat izin usaha
Industri (SIUI).
7. Rancangan peraturan daerah Kota Palu tentang Retribusi Izin Penggunaan Jalan.
8. Rancangan peraturan daerah Kota Palu, tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Palu Nomor 13 Tahun 2001 Tentang Retribusi Izin Usaha Salon
Kecantikan dan Pemangkas Rambut.
9. Rancangan peraturan Kota Palu,  tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Retribusi Izin Rekreasi dan Hiburan Umum.
10. Rancangan peraturan daerah Kota Palu, tentang Retribusi Penerbitan Angka
Pengenal Import (API).
11. Rancangan peraturan daerah Kota Palu, tentang Tanda Daftar
Keagenan/Distributor dan Jasa Produksi Dalam dan Luar Negeri.
12. Rancangan peraturan daerah  Kota Palu, tentang Retribusi Izin Usaha
Kepariwisataan.

Peraturan daerah merupakan salah satu bentuk produk hukum peraturan perundang-
undangan tertinggi di daerah, oleh karena itu dalam proses pembuatan peraturan
daerah harus  sesuai dengan  asas-asas perundang-undangan yang baik, agar sempurna
teknik penyusunannya, terjaga keabsahan penerbitannya, diakui secara formal dan
dapat berlaku efektif serta diterima oleh masyarakat. Jika kita konsisten berpedoman
pada asas-asas perundang-undangan yang baik maka ada beberapa ciri atau syarat-
syarat yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembuatan peraturan daerah, yaitu
Asas kejelasan tujuan,  Asas manfaat,  Asas kewenangan, Asas kesesuaian, Asas dapat
dilaksanakan, Asas kejelasan rumusan, Asas keterbukaan, Asas efisiensi,  dan asas-asas
Materi Muatan.  Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai
tujuan yang jelas untuk apa peraturan perundang-undangan tersebut dikeluarkan.

Setelah diadakan penelitian terhadap rancangan peraturan daerah yang diajukan oleh
pemerintah daerah kota Palu khususnya yang berkaitan dengan retribusi belum
memperhatikan asas-asas pembuatan peraturan daerah yang baik, karena  tujuan
pembentukan peraturan daerah semuanya sama adalah dalam rangka peningkatan
pendapatan asli daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu
asas yang pada ummnya tidak mendapat perhatihan oleh perancang perturan daerah
adalah asas keterbukaan karena  peran serta masyarakat tidak dilibatkan dalam
penyusunan rancangan peraturan daerah dan juga kejelasan rumusan belum terpenuhi
karena masih ada isi pasal-pasal yang belum jelas makanannya namum tidak ada
penjelasannya baik diketentuan umum maupun dalam penjelasan peraturan tersebut
yang pada umumnya tertulis cukup jelas.   

Pasal 69 Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa “Kepala Daerah
menetapkan peraturan daerah atas persetujuan Dewan  Perwakilan Rakyat Daerah
dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”.  Pada Undang Undang Nomor 32
Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah,  Pasal 136 Ayat (!) menyatakan Peraturan
Daerah ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Makna “persetujuan bersama” dalam pasal ini tidak selalu
bermakna untuk “setuju”, tetapi bias juga dimaknakan untuk “tidak setuju”.  Ketidak
setujuan bias saja terjadi manakala antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
Pemerintah tidak sepakat mengenai substansi yang diatur dalam rancangan undang-
undang atau rancangan peraturan daerah.  Makna “tidak setuju” secara tersirat terdapat
ketentuan Pasal 20 Ayat (3) Undang Undang Dasar Tahun 1945 , yang menentukan : “Jika
rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-
undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa
itu”.

Di dalam Pasal 20 Ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 memang tidak dirumuskan secara
tegas bahwa apabila tidak mendapat persetujuan bersama, maka rancangan undang-
undang tersebut tersebut ditolak menjadi undang-undang. namun kalimat “rancangan
undang-undang tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat  masa itu” sama artinya bahwa rancangan undang-undang tersebut ditolak untuk
menjadi undang-undang oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk masa persidangan itu.
Persyaratan pada undang-undang 32 tahun 2004  harus ada “persetujuan bersama”
antara Pemerintah Daerah  dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berlaku baik terhadap
rancangan undang-undang atau rancangan peraturan daerah yang datang dari Dewan
Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maupun rancangan undang-
undang atau peraturan daerah yang datang dari  pemerintah/pemerintah daerah, yang
mana pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 cukup dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah .

Salah satu tujuan pembentukan peraturan daerah adalah untuk melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan menampung kondisi khusus di daerah yang
bersangkutan.  Peraturan daerah sebagai penjabaran atau pelaksanaan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi bertujuan untuk memberi pengaturan lebih lanjut
mengenai tata cara pelaksanaannya di daerah. Substansi materinya telah diatur dalam
perundang-undangan yang lebih tinggi.

Peraturan daerah sebagai payung hukum dalam penyelenggaraan otonomi daerah


bertujuan untuk mengatur substansi materi muatan yang sesuai dengan kondisi daerah.
Jadi tidak harus berdasarkan peraturan yang lebih tinggi (tingkat pusat), tetapi dapat
juga membuat aturan sesuai dengan kebutuhan   daerah masing-masing dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah sepanjang aturan tersebut tidak bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi. Di dalam  peraturan daerah yang dibentuk untuk
menyelenggarakan otonomi daerah obyek pengaturannya meliputi baik yang bersifat
substantif  maupun yang bersifat teknis tata cara pelaksanaannya.

Di kota Palu setiap produk hukum peraturan daerah tujuan pembentukan peraturan
daerahnya  pada umumnya dapat dilihat dalam konsideran menimbang dan  penjelasan 
umum  dari   peraturan daerah tersebut.  Hasil penelitian penulis menunjukan bahwa di
dalam produk hukum peraturan daerah di Kota Palu pada masa Persidangan Triwulan II
Tahun  2003, terungkap bahwa dari 12 buah rancangan peraturan daerah yang diajukan
oleh pemerintah daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu untuk
dibahas bersama-sama, kemudian ditetapkan sebagai peraturan daerah di dalam setiap
konsideran menimbang dan penjelasan umumnya, tujuan dibentuknya peraturan daerah
adalah:
 Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata  dan bertanggung
jawab, peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan masyarakat yang berdaya guna dan berhasil guna;
 Mengatur kewenangan yang menjadi urusan pemerintah daerah
kabupaten/kota;
 Pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan kewenangan yang telah
menjadi urusan pemerintah daerah kabupaten/kota.
 Peningkatan pendapat asli daerah.

4. Temukan benar dan salah pada contoh karya ilmiah ini.


5. Temukan informasi tentang karya ilmiah ini.
6. Gunakan tabel di bawah ini untuk mempermudah dalam mengisi jawaban.
No Informasi yang diperoleh Fakta Opini
1
2
3
4
5
Dst

Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1 Salah satu problema yang
dihadapi oleh sebagian
daerah kabupaten/kota
dalam lingkup Provinsi
Sulawesi Tengah dewasa
ini     adalah berkisar pada 
upaya peningkatan
pemerintahan daerah,
yaitu Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974
beserta semua peraturan
pelaksanaannya.
2 Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Problema ini muncul
karena adanya
kecenderungan berpikir
dari sebagian kalangan
birokrat di daerah yang
menganggap bahwa
parameter utama yang
menentukan

3 kemandirian suatu daerah


dalam berotonomi adalah
terletak pada besarnya
Pendapatan Asli Daerah
(PAD).

4 Kecenderungan berpikir di
atas dapat dipahami
karena adanya perspektif
sejarah pemerintahan
daerah yang mengungkap
mengenai penyebab
keterbelengguan daerah
baik secara politis maupun
secara ekonomis lewat
piranti hokum
5 Piranti hukum itulah yang
membatasi kewenangan
daerah untuk tumbuh dan
berkembang dalam rangka
menggali segala potensi
ekonomi yang strategis di
daerah

6 Salah satu tujuan


pembentukan peraturan
daerah adalah untuk
melaksanakan peraturan
perundang-undangan
yang lebih tinggi dan
menampung kondisi
khusus di daerah yang
bersangkutan. 

7 Peraturan daerah
sebagai penjabaran atau
pelaksanaan peraturan
perundang-undangan
yang lebih tinggi
bertujuan untuk memberi
pengaturan lebih lanjut
mengenai tata cara
pelaksanaannya di
daerah. Substansi
materinya telah diatur
dalam perundang-
undangan yang lebih
tinggi.

8 Peraturan daerah sebagai


payung hukum dalam
penyelenggaraan otonomi
daerah bertujuan untuk
mengatur substansi materi
muatan yang sesuai
dengan kondisi daerah.
(tingkat pusat),
bertentangan dengan
peraturan yang lebih
tinggi. Di dalam  peraturan
daerah yang dibentuk
untuk menyelenggarakan
otonomi daerah obyek
pengaturannya meliputi
baik yang bersifat
substantif  maupun yang
bersifat teknis tata cara
pelaksanaannya

9 tetapi dapat juga


membuat aturan sesuai
dengan kebutuhan  

10 Di dalam  peraturan
daerah yang dibentuk
untuk menyelenggarakan
otonomi daerah obyek
pengaturannya meliputi
baik yang bersifat
substantif  maupun yang
bersifat teknis tata cara
pelaksanaannya

Pedoman Penilaian
No Alternatif Jawaban Skor
Soal
1 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat fakta 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat fakta 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat fakta 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat fakta 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat fakta 1
2 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat opini 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat opini 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat opini 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat opini 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat opini 1
Skor Ideal 10

jumlah skor diperoleh


Nilai = x 100
skor ideal

b. Remedial
Latihan 1
Bacalah contoh karya ilmiah

Temukan informasi yang ada dalam karya ilmiah


1. Temukan karya ilmiah yang baik dan benar.
2. Gunakan tabel di bawah ini untuk mempermudah dalam mengisi jawaban.
No Informasi yang diperoleh Fakta Opini
1
2
3
4
5
Dst

Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1

Anda mungkin juga menyukai