NIM : (1501368)
A. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentnag ilmu
penegtahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spefisik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.14.
2
3.1 Mengidentifikasi stuktur karya 3.01. Mampu menemukan
ilmiah 3.01.
2
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
a. Siswa dapat mengidentifikasi sebuah karya ilmiah
b. Siswa dapat menganalisis isi karya ilmiah
2. Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
a. Siswa mampu menganalisis unsure-unsur kebahasaan dalam karya ilmiah yang
baik
b. Siswa mampu membuat karya ilmiah sendiri
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Membuat karya ilmiah dengan baik
2. Konsep
Penulisan karya ilmiah dirancang dengan sedemikian rupa untuk bisa menjadikan
suatu karya ilmiah dengan baik
3. Prinsip
1. Fungsi: Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi
pustaka dan studi lapangan. Karya ilmiah merupakan
a. karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
C. Kaidah Kebahasaan:
Remedial
Materi yang disampaikan pada kegiatan remedial merupakan pengulangan materi
yang ada pada kegiatan reguler. Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam
bentuk:
a. Pembelajaran ulang jika 70% siswa tidak tuntas.
b. Bimbingan perorangan jika kurang dari 30% siswa tidak tuntas.
c. Belajar kelompok untuk jenis tugas yang menuntut hasil proyek dan
mengefektifkan waktu pembelajaran.
2. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk pengayaan diberikan pada peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk perluasan atau pendalaman materi
(kompetensi) antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat
kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi, dan mewawancarai
narasumber.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran berbasis Saintifik
Model pembelejaran : Discovery based learning.
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan latihan.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi
1. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
2. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Pertama Mengamati
1. Guru menyampaikan materi tentang
pengertian karya ilmiah dan isi karya ilmiah.
2. Peserta didik diminta untuk mencari
informasi tentang karya ilmiah
3. Peserta didik diminta membagikan bagian-
bagian karya ilmiah
4. Peserta didik diminta menganalisis
kebahasaan
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan seputar
karya ilmiah yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Menalar
1. Peserta didik mengumpulkan informasi
terkait karya ilmiah
5. Mengaitkan informasi yang didapat dengan
contoh karya ilmiah yang benar
Mengasosiasi
1. Peserta didik mencari informasi yang
terdapat pada contoh jurnal yang mereka
dapat
2. Peserta didik menentukan karya ilmiah yang
baik dan benar dalam segi stuktur dan
kaidah kebahasaan.
3. Peserta didik menentukan bagian-bagian
dari karya ilmiah
4. Peserta didik mencatat hasil temuannya di
buku latihan
Mengkomunikasikan
1. Peserta didik mengemukakan secara lisan
hasil temuaan mereka
2. Guru mengomentari hasil temuan peserta
didik yang telah dikemukakan secara lisan.
Catatan : Selama pembelajaran karya ilmiah berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung
jawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup ( 15 menit)
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
2. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.
3. Guru memberikan ko-kurikuler.
4. Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
5. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.
2. Pertemuan kedua
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Orientasi
4. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
5. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
6. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi
4. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
5. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
6. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
Motivasi
3. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
4. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
5. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
6. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Kedua Guru mengarahkan peserta didik untuk
membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5
orang.
Guru membagikan lembar penilaian untuk
menilai pekerjaan kelompok lain.
Mengamati
1. Peserta didik memperhatikan contoh karya
ilmiah yang dibawa oleh guru.
2. Peserta didik mengamati karya ilmiah yang
dibawa guru
3. Peserta didik mengamati gambar yang
ditayangkan oleh guru.
Menanya
Peserta didik mendapat kesempatan untuk
bertanya materi yang tidak dipahami berkaitan
dengan karya ilmiah
Menalar
1. Peserta didik membandingkan bentuk
karya ilmiah yang ditayangkan oleh guru.
2. Peserta didik mengembangkan karya
ilmiah berdasarkan gambar yang
ditayangkan oleh guru.
Mengasosiasi
1. Peserta didik menemukan kebenaran dan
fakta dalam karya ilmiah melalui kegiatan
latihan.
2. Peserta didik menyusun stuktur karya
ilmiah dalam bentuk paragraf berdasarkan
gambar yang ditayangkan oleh guru.
3. Peserta didik menyusun kalimat fakta
dalam bentuk paragraf berdasarkan gambar
yang ditayangkan oleh guru.
Mengkomunikasikan
1. Peserta didik
(perwakilan kelompok) mengemukakan isi
karya ilmiah yang sudah disusun.
2. Peserta didik
(perwakilan kelompok) lainnya
mengomentari kelompok lain yang tampil
sesuai dengan lembar penilaian.
3. Guru
mengomentari isi karya ilmiah yang
disusun oleh kelompok.
H. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
Tanggung
Kritis Kreatif Gotongroyong
No. Nama Siswa Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
...
Latihan 1
Bacalah karya ilmiah
BAB I Pendahuluan
a. Judul
Judul proposal skripsi harus mencerminkan masalah, variabel dan obyek yang
diteliti serta desain penelitian yang di pakai.
Contoh Judul Skripsi : Daya Lentur (Resilience) Anak Asuh di Panti Sosial
Asuhan Anak (PSAA) Yogyakarta Tahun 2011
b. Latar Belakang
Bagian latar belakang proposal skripsi ini menceritakan apa yang mendorong
seorang peneliti untuk meneliti suatu masalah. Bagian latar belakang proposal
penelitian skripsi ini menjelaskan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi
terjadinya masalah tersebut.
c. Identifikasi Masalah
Bagian identifikasi masalah pada ini menjelaskan pokok masalah yang tercermin
di bagian latar belakang masalah.
d. Batasan Masalah
Bagian ini sangat erat dengan identifikasi masalah diatas. Dengan keterbatasan
peneliti baik waktu, dana dan yang lainnya maka peneliti disini hanya meneliti
beberapa identifikasi masalah yang ada jadi tidak semua masalah yang muncul di
teliti. Agar hasil penelitian lebih fokus.
e. Tujuan Penelitian
Bagian tujuan penelitian di ini mencakup apa saja yang akan diteliti, harapan apa
setelah diadakannya penelitian ini.
f. Manfaat Penelitian
Pada bagian manfaat penelitian ini merupakan uraian manfaat dari hasil penelitian.
Akan digunakan untuk apa dan kepada siapa. Misalnya manfaat secara teoritis dan
manfaat praktis.
a. Landasan Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di
dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka
teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan
sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak
akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
d. Hipotesis
memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian,
pengumpulan dan pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2011.
menurut Sugiyono (2007: 193) dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan data. Sementara itu, Moh.
Nazir (2005: 174) mengemukakan hal yang sama mengenai pengumpulan data
yaitu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data
primer untuk keperluan penelitian.
Teknis analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
proses penelitian, karena disinilah hasil penelitian akan tampak. Analisis data
mencakup seluruh kegiatan mengklasifikasikan, menganalisa, memaknai dan
menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul. Oleh karena itu perlu
menggunakan dasar pemikiran untuk menentukan pilihan-pilihan teknik analisis
data yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1 Judul proposal skripsi
harus mencerminkan
masalah, variabel dan
obyek yang diteliti serta
desain penelitian yang di
pakai.
2 Contoh Judul Skripsi :
Daya Lentur (Resilience)
Anak Asuh di Panti
Sosial Asuhan Anak
(PSAA) Yogyakarta
Tahun 2011
3 b. Latar Belakang
4 c. Identifikasi Masalah
Bagian identifikasi
masalah pada ini
menjelaskan pokok
masalah yang tercermin
di bagian latar belakang
masalah.
5 d. Batasan Masalah
6 Landasan Teori
Landasan
teori menguraikan
kerangka teori yang
merujuk pada referensi
berbagai ahli tertentu
maupun berbagai teori-
teori yang ada yang
nantinya akan mendasari
hasil dan pembahasan
secara detail, dapat
berupa definisi-definisi
atau model matematis
yang langsung berkaitan
dengan tema atau
masalah yang diteliti.
7 Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri
dari teori-teori atau isu-
isu dimana penelitian
kita terlibat di dalamnya
dan memberikan
panduan pada saat
peneliti membaca
pustaka.Kerangka teori
tidak dapat
dikembangkan kalau
peneliti belum
mempelajari pustaka dan
sebaliknya kalau peneliti
belum mempunyai
kerangka teori maka
peneliti tidak akan dapat
membaca pustaka
dengan efektif.
Kerangka konsep
penelitian merupakan
operasionalisasi
keterkaitan antar
variabel-variabel yang
berasal dari kerangka
teori dan biasanya
berkonsentrasi pada satu
bagian dari kerangka
teori.
c. d. Hipotesis
Hipotesis memuat :
pernyataan singkat yang
disimpulkan dari
landasan teori atau
tinjauan pustaka dan
merupakan jawaban
sementara terhadap
masalah yang dihadapi.
Pedoman Penilaian
No Alternatif Jawaban Skor
Soal
1 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat fakta 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat fakta 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat fakta 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat fakta 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat fakta 1
2 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat opini 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat opini 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat opini 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat opini 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat opini 1
Skor Ideal 10
b. Remedial
Latihan 1
Bacalah contoh karya ilmiah
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran inti yang diajarkan di
Sekolah Dasar. Penyelenggaraan pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta
pengembangan lebih lanjut menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada
bab 1 pasal 1, disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara .
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
semesta secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan berupa faktor-faktor, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA akan lebih bermakna bagi peserta didik jika dalam
prosesnya dapat menunjukan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan pengalaman yang
memperkaya kehidupan peserta didik.
Olehnya karena itu, permulaan dari menguasai Ilmu Pengetahuan seharusnya sejak
Sekolah Dasar penguasaan konsep-konsep IPA sesuai tingkat merupakan hal yang
harus dicapai.
Penguasaan Konsep IPA dinyatakan dengan nilai hasil belajar IPA, jadi pada
prakteknya pembelajaran IPA untuk anak-anak Sekolah Dasar harus dimodifikai agar
anak-anak dapat mempelajarinya.
Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Hasil belajar IPA dipengaruhi oleh besarnya usaha-usaha yang dicurahkan baik dari
guru maupun peserta didik dalam belajar IPA dan kesempatan yang diberikan kepada
peserta didik untuk menentukan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan
sehari-hari.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA disekolah hendaknya dirancang untuk memupuk
tumbuhnya sikap ilmiah dan menciptakan pola berfikir logis yang menjadi landasan
dalam proses ilmiah untuk menghasilkan produk ilmiah, sebagaimana tercantum
dalam kurikulum.
Menurut psikolog Jean Piaget menyatakan bahwa siswa Sekolah Dasar terutama yang
duduk dikelas V berumur 7-11 tahun, berada pada tahapan operasional kongkrit yang
memiliki secara kongkrit .
Sehingga dalam pembelajaran hendaknya guru memberikan konsep yang jelas dan
kongkrit agar diperoleh struktur ilmu yang baik ini diperlukan karena pada dasarnya
pendidikan di Sekolah Dasar menjadi landasan untuk pendidikan pada jenjang
berikutnya.
Pendidkan Sekolah Dasar hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang benar agar
menjadi landasan yang kuat untuk jenjang pendidikan berikutnya .
Pembelajaran materi IPA yang dilakukan guru hanya bersifat text book oriented.
Akibatnya pembelajaran menjadi kurang membuat siswa aktif serta menyenangkan.
Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung kurang serius dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa hanya memahami secara teori melalui
pengerjaan soal.
Dalam belajar pengamatan perlu dilakukan, karena melalui pengamatan maka suatu
objek dapat terekam dalam memori cukup lama. Terbukti dari hasil pengujian
kompetensi yang dilakukan (arsip nilai yang dimiliki guru) menunjukkan bahwa rata-
rata nilai Uji Kompetensi materi IPA adalah 62,18 padahal Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.
Salah satu komponen pengajaran, tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya
dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran.
Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian proses belajar mengajar mengalir satu arah saja dari guru ke murid,
sehingga murid hanya duduk diam, dengar, dan catat.
Dari masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Adanya ketidak jelasan mengenai penerapan metode Diskusi terhadap siswa kelas
V Sekolah Dasar.
2. Melalui penerapan metode Diskusi diharapkan siswa akan lebih mudah memahami
pembelajaran IPA tersebut.
C. PEMBATASAN MASALAH
D. PERUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN PENELITIAN
F. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode pendekatan
Kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang
berlangsung untuk melihat keterkaitan antara variabel yang ada di dalam kejadian
atau hal-hal yang melatar belakanginya.
• Tempat penelitian
• Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanankan selama 3 (tiga) bulan pada semester genap (II) yaitu
pada bulan Februari sampai bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2012.
Adapun partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SD
Ananda kecamatan Gunungputri dan rekan sejawat yang merupakan guru di sekolah
tersebut yang bertindak sebagai observer.
Observer yang dipilih dipercaya akan berkolaborasi dan dapat bekerja sama untuk
memberi input, kritik dan saran yang membangun demi lancarnya penelitian ini.
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan
penelitian. Pada bagian ini di uraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengumpulan data sebagai berikut:
3. Tahap Pengumpulan Data, yaitu data hasil observasi berupa catatan dan hasil
wawancara maupun angket yang telah di isi oleh responden di kumpulkan untuk
analisis data, dengan merupakan rumus prosentase
1. Observasi
2. Angket
Dalam angket terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubunga erat dengan
masalah penelitia yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden
untuk memperoleh informasi dilapangan.
3. Wawancara
Pada teknik wawancara ini peneliti dating berhadapan muka secara langsung dengan
memberikan pertanyaan kepada responden. Kemudian hasilnya dicatat sebagai
informasi penting dalam penelitian.
Wawancara juga dilakukan guru kelas V, yakni Ibu Inarima untuk mengetahui
apakah selama pembelajaran IPA, pernh digunakan metode diskusi dikelas.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah penghitugan presentase (%)
maksudnya untuk melihat perbandingan besar atau kecilnya frekuensi tiap item
jawaban dari responden.
2. Mencari frekuensi jawaban dengan cara menjumlahkan nilai dari setiap alternative
jawaban. Mencari perhitungan frekuensi dengan rumus :
P = F/N X 100 %
Keterangan:
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi tulisanya terdiri dari lima bab, yaitu
dibahas dalam beberapa sub bab secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1 Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan salah
satu pelajaran inti yang
diajarkan di Sekolah
Dasar. Penyelenggaraan
pendidikan IPA
diharapkan dapat
menjadi wahana bagi
peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri
dan alam sekitarnya,
serta pengembangan
lebih lanjut
menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
2 Proses pembelajarannya
menekankan pada
pemberian pengalaman
secara langsung untuk
mengembangkan
kompetensi dalam
menjelajahi dan
memahami alam sekitar
secara alamiah, sehingga
pendidikan IPA di
Sekolah Dasar dapat
dijadikan bekal
pemerolehan
keterampilan peserta
didik untuk mengenali
dunia sekitarnya.
3 Dalam undang-undang
no. 20 tahun 2003
Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,
pada bab 1 pasal 1,
disebutkan bahwa:
Pedoman Penilaian
No Alternatif Jawaban Skor
Soal
1. Jika menuliskan dua (2) atau lebih kalimat fakta 5
Jika menuliskan satu (1) kalimat fakta 3
2 Jika menuliskan dua (2) atau lebih kalimat opini 5
Jika menuliskan satu (1) kalimat opini 3
Skor Ideal 10
c. Pengayaan
Bacalah kedua teks di bawah ini dengan saksama!
Teks Pertama
Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya
adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan
protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan
negara lainnya.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis kecepatan perkecambahan antara kacang
merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa
muda.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
2. Bagi Sekolah
Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan agar hasilnya dapat digunakan
sebagai bahan refrensi dan pemberdayaan perpustakaan, yang nantinya sebagai bahan
acuan di dalam penelitian-penelitian lebih lanjut bagi siswa selanjutnya.
Setelah kamu membaca teks di atas, tulislah mana yang merupakan paragraf opini
berdasarkan format tabel di bawah ini. Kamu bisa mengerjakannya di buku kerjamu!
Paragraf Opini
Teks Pertama Teks Kedua
No
1
2
Dst
Pedoman Penilaian
Bagian Alternatif Jawaban Skor
Teks
Teks 1 Jika menuliskan paragraf opini dengan tepat 5
Jika menuliskan paragraf opini kurang tepat 3
Jika menuliskan paragraf opini tidak tepat 1
Teks 2 Jika menuliskan paragraf opini dengan tepat 5
Jika menuliskan paragraf opini kurang tepat 3
Jika menuliskan paragraf opini tidak tepat 1
Skor Ideal 10
3. Penilaian Keterampilan
Tugas Kelompok
Perhatikan gambar berikut!
1. Carilah penulisan karya ilmiah yang baik.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Apa saja yang harus dilakukan untuk
membuat karya ilmiah.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Susunlah menjadi karya ilmiah yang baik
......................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Bacakan teks artikel yang telah disusun di
hadapan kelompok lain.
I. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentnag ilmu
penegtahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spefisik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menemukan informasi 3.14. Mampu membedakan
K. Tujuan Pembelajaran
3. Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
c. Siswa dapat membedakan informasi dalam karya ilmiah
d. Siswa dapat menganalisis isi karya ilmiah
4. Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran tentang karya ilmiah, siswa diharapkan mampu:
c. Siswa mampu menganalisis unsure-unsur kebahasaan dalam karya ilmiah yang
baik
d. Siswa mampu membuat karya ilmiah sendiri
L. Materi Pembelajaran
4. Fakta
Membuat karya ilmiah dengan baik
5. Konsep
Penulisan karya ilmiah dirancang dengan sedemikian rupa untuk bisa menjadikan
suatu karya ilmiah dengan baik
6. Prinsip
2. Fungsi: Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi
pustaka dan studi lapangan. Karya ilmiah merupakan
a. karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
C. Kaidah Kebahasaan:
Remedial
Materi yang disampaikan pada kegiatan remedial merupakan pengulangan materi
yang ada pada kegiatan reguler. Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam
bentuk:
b. Pembelajaran ulang jika 70% siswa tidak tuntas.
c. Bimbingan perorangan jika kurang dari 30% siswa tidak tuntas.
d. Belajar kelompok untuk jenis tugas yang menuntut hasil proyek dan
mengefektifkan waktu pembelajaran.
3. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk pengayaan diberikan pada peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk perluasan atau pendalaman materi
(kompetensi) antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat
kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi, dan mewawancarai
narasumber.
M. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran berbasis Saintifik
Model pembelejaran : Discovery based learning.
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan latihan.
O. Kegiatan Pembelajaran
3. Pertemuan pertama
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Orientasi
7. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
8. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
9. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi
7. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
8. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
9. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
Motivasi
5. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
7. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
8. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
9. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Pertama Mengamati
6. Guru menyampaikan materi tentang
pengertian karya ilmiah dan isi karya ilmiah.
7. Peserta didik diminta untuk mencari
informasi tentang karya ilmiah
8. Peserta didik diminta membagikan bagian-
bagian karya ilmiah
9. Peserta didik diminta menganalisis
kebahasaan
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan seputar
karya ilmiah yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Menalar
2. Peserta didik mengumpulkan informasi
terkait karya ilmiah
10. Mengaitkan informasi yang didapat dengan
contoh karya ilmiah yang benar
Mengasosiasi
5. Peserta didik mencari informasi yang
terdapat pada contoh jurnal yang mereka
dapat
6. Peserta didik menentukan karya ilmiah yang
baik dan benar dalam segi stuktur dan
kaidah kebahasaan.
7. Peserta didik menentukan bagian-bagian
dari karya ilmiah
8. Peserta didik mencatat hasil temuannya di
buku latihan
Mengkomunikasikan
3. Peserta didik mengemukakan secara lisan
hasil temuaan mereka
4. Guru mengomentari hasil temuan peserta
didik yang telah dikemukakan secara lisan.
Catatan : Selama pembelajaran karya ilmiah berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung
jawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup ( 15 menit)
6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
7. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.
8. Guru memberikan ko-kurikuler.
9. Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
10. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.
4. Pertemuan kedua
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Orientasi
10. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
11. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
12. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi
10. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik
11. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
12. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
Motivasi
7. Memberikan gambaran tentang manfaat pelajaran yang akan dipelajari
8. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
10. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu
11. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
12. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
Pertemuan Kedua Guru mengarahkan peserta didik untuk
membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5
orang.
Guru membagikan lembar penilaian untuk
menilai pekerjaan kelompok lain.
Mengamati
1. Peserta didik memperhatikan contoh karya
ilmiah yang dibawa oleh guru.
2. Peserta didik mengamati karya ilmiah yang
dibawa guru
3. Peserta didik mengamati gambar yang
ditayangkan oleh guru.
Menanya
Peserta didik mendapat kesempatan untuk
bertanya materi yang tidak dipahami berkaitan
dengan karya ilmiah
Menalar
1. Peserta didik membandingkan bentuk
karya ilmiah yang ditayangkan oleh guru.
2. Peserta didik mengembangkan karya
ilmiah berdasarkan gambar yang
ditayangkan oleh guru.
Mengasosiasi
1. Peserta didik menemukan kebenaran dan
fakta dalam karya ilmiah melalui kegiatan
latihan.
2. Peserta didik menyusun stuktur karya
ilmiah dalam bentuk paragraf berdasarkan
gambar yang ditayangkan oleh guru.
3. Peserta didik menyusun kalimat fakta
dalam bentuk paragraf berdasarkan gambar
yang ditayangkan oleh guru.
Mengkomunikasikan
1. Peserta didik
(perwakilan kelompok) mengemukakan isi
karya ilmiah yang sudah disusun.
2. Peserta didik
(perwakilan kelompok) lainnya
mengomentari kelompok lain yang tampil
sesuai dengan lembar penilaian.
3. Guru
mengomentari isi karya ilmiah yang
disusun oleh kelompok.
P. Penilaian Pembelajaran
2. Penilaian Sikap
c. Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
d. Bentuk : Lembar Pengamatan
Tanggung
Kritis Kreatif Gotongroyong
No. Nama Siswa Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
...
4. Penilaian Pengetahuan
a. Reguler
Latihan 1
Bacalah karya ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
contoh tesis s2
Salah satu problema yang dihadapi oleh sebagian daerah kabupaten/kota dalam lingkup
Provinsi Sulawesi Tengah dewasa ini adalah berkisar pada upaya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Problema ini muncul karena adanya kecenderungan
berpikir dari sebagian kalangan birokrat di daerah yang menganggap bahwa parameter
utama yang menentukan kemandirian suatu daerah dalam berotonomi adalah terletak
pada besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ketergantungan daerah pada subsidi pemerintah pusat juga diungkapkan oleh Bagir
Manan, bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik Daerah Tingkat I maupun Daerah
Tingkat II, tidak mencukupi untuk membiayai diri sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari Anggaran Belanja dan Pendapatan
Daerah (APBD) barasal dari bantuan pemerintah pusat. Bantuan keuangan yang besar
telah memberikan kesempatan lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan
berbagai tugas pelayanan pada masyarakat, tetapi ketergantungan keuangan ini
menimbulkan akibat penyelenggaraan otonomi daerah tidak sepenuhnya dapat berjalan,
dan dilain pihak mengundang kuatnya campur tangan pemerintah pusat dalam
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah.
H.Tabrani Rab juga mengungkapkan data mengenai rendahnya Pendapatan Asli Daerah
(PAD) sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang
Pemerintahan Daerah. Kemampuan PAD sejumlah daerah Tingkat II di seluruh Indonesia
pada tahun 1993/1994 hanya sebesar 11,24 %, dan dalam perjalannya setiap tahun
cenderung mengalami penurunan. Sebaliknya proporsi bantuan Pemerintah Pusat
meningkat dari 63,87 % pada tahun 1985 / 1986 menjadi 70,87 % pada tahun 1993 /
1994.
Realitas mengenai rendahnya PAD di sejumlah daerah pada masa lalu, akhirnya
mengkondisikan daerah untuk tidak berdaya dan selalu bergantung pada bantuan
pembiayaan atau subsidi dana dari pemerintah pusat. Kondisi demikian ini pada akhirnya
menjadi salah satu argumentasi yang mendorong perlunya percepatan reformasi dalam
lingkup pemerintahan, hingga ditandai dengan pembentukan Undang Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Kehadiran Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang Undang Nomor 25
Tahun 1999 tidak hanya bermaksud mengatasi permasalahan keuangan daerah
melalui pemberian kewenangan yang luas kepada daerah untuk menggali sejumlah
potensi ekonomi yang ada di daerah, melainkan juga menekankan pada upaya
peningkatan efesiensi dan efektifitas pengelolaan sumber-sumber keuangan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini
dimungkinkan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang Undang Nomor 22
Tahun 1999, yaitu adanya kewenangan daerah yang mencakup seluruh bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lain.
Hasil penelitian Badan Peneliti dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri bekerja
sama dengan Universitas Gajah Mada, Syarifuddin Tayeb menyatakan bahwa dari 292
(dua ratus sembilan puluh dua) Daerah Kabupaten yang diteliti menunjukkan rendahnya
konstribusi pendapatan asli daerah terhadap pembiayaan daerah yaitu :
Menurut Agung Pambudi (Peneliti Komite Pemantau Pelaksana Otonomi Daerah) bahwa
permasalahan yang menonjol pada Peraturan Daerah tersebut adalah berkisar pada
masalah substansi, yaitu sekitar 42 %, dan selebihnya menyangkut masalah prinsip (10%)
serta masalah teknis (17%).
Harus diakui bahwa fenomena Perda Perda bermasalah juga terjadi di daerah
kabupaten/kota dalam lingkup Propinsi Sulawesi Tengah.
Hal ini dapat kita diketahui dari beberapa Perda kabupaten/kota yang telah dibatalkan
oleh Menteri Dalam Negeri antara lain :
1. Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 6 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Rumah
Kost/Pemondokan.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 25 Tahun 2001 tentang Pajak
Komoditi
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 57 Tahun 2001 tentang Retribusi
Jalan Kabupaten.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 59 Tahun 2001 tentang Tempat
Pendaratan Kapal.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 66 Tahun 2001 tentang Izin
Pemilikan dan Penggunaan Gergaji Rantai.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 68 Tahun 2001 tentang
Penarikan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Pemerintah Daerah .
Tentunya masih banyak lagi peraturan daerah yang bermasalah akan menyusul untuk
dibatalkan dengan berbagai pertimbangan/alasan pembatalan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peraturan daerah khususnya pajak dan retribusi daerah yang berkaitan
dengan pendapatan asli daerah telah memenuhi asas-asas pembuatan
peraturan daerah yang baik dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah di
kota Palu?
2. Apakah peraturan daerah yang mengatur pendapatan asli daerah sudah
berorientasi pada kepentingan masyarakat kota Palu?
C. Kegunaan Penelitian.
Atas hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
contoh tesis s2
Akan teman teman dapatkan setelah teman mendownload Contoh Tesis S2 ini
BAB III
METODE PENELITIAN
contoh tesis s2
Penelitian dilakukan di kota Palu, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa di kota
Palu perda-perda yang telah ada dan berorientasi pendapatan asli daerah sebagai salah
satu sumber pembiayaan pemerintah daerah dalam implementasinya belum
sepenuhnya memperhatikan kepentingan masyarakat.
. D. Definisi Operasional.
1. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan,
kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lainnya yang akan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
3. Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan
diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.
4. Otonomi bertanggungjawab adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai
konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas
dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan
pemberian otonom, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan,
dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
5. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur urusan pemerintahan dalam system
Negara Kesatuan Republik Imdonesia.
6. Dekonsentrasi aalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu .
7. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau
desa dari daerah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
8. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
9. Pendapatan asli daerah adalah segala penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah
ssuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:a. a. Hasil
pajak daerah.b. Hasil retribusi daerah.c. Perusahan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.d. Lain-lain pendapatan asli
daerah.
10. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah.
11. Retribusi daerah adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
12. Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan-pendapatan lain yang tidak
termasuk ke dalam jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah dan pendapatan
dinas-dinas yang sifatnya insidentil/temporer. yang menunjang pelaksanaan
atonomi daerah adalah peraturan daerah yang pada penerapannya dilapangan
tidak ada hambatan pada pelaksanaannya.
13. Peraturan Daerah yang menunjang pelaksanaan otonomi daerah adalah
peraturan daerah yang pada penerapannya dimasyarakat tidak ada kendala,
14. Peraturan Daerah yang berorientasi pada kepentingan masyarakat adalah
Peraturan daerah yang materi muatannya memperhatikan aspirasi dan
kepentingan masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penerapan asas-asas pembuatan peraturan daerah yang baik dalam menunjang
pelaksanaan otonomi daerah di Kota Palu.
Pusat perhatian yang pertama-tama dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan
asas-asas perundang-undangan yang baik dalam pembuatan peraturan daerah di kota
Palu. Untuk mengungkap bagaimana implementasinya penulis telah melakukan
penelitian terhadap proses pembuatan peraturan daerah kota Palu mulai dari proses
pembuatan rancangan peraturan daerah, pengajuan rancangan peraturan daerah,
pembahasan rancangan peraturan daerah sampai persetujuan dan ditetapkannya
sebagai peraturan daerah pada masa persidangan priode tahun 2003. Pada masa
persidangan triwulan I tahun 2003, pihak eksekutif (pemerintah daerah kota Palu) telah
mengajukan 12 buah rancangan peraturan daerah kepada pihak legislative (DPRD Kota
Palu) untuk dibahas bersama-sama, kemudian ditetapkan sebagai peraturan daerah.
Adapaun rancangan peraturan daerah kota Palu tersebut adalah, sebagai berikut:
Peraturan daerah merupakan salah satu bentuk produk hukum peraturan perundang-
undangan tertinggi di daerah, oleh karena itu dalam proses pembuatan peraturan
daerah harus sesuai dengan asas-asas perundang-undangan yang baik, agar sempurna
teknik penyusunannya, terjaga keabsahan penerbitannya, diakui secara formal dan
dapat berlaku efektif serta diterima oleh masyarakat. Jika kita konsisten berpedoman
pada asas-asas perundang-undangan yang baik maka ada beberapa ciri atau syarat-
syarat yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembuatan peraturan daerah, yaitu
Asas kejelasan tujuan, Asas manfaat, Asas kewenangan, Asas kesesuaian, Asas dapat
dilaksanakan, Asas kejelasan rumusan, Asas keterbukaan, Asas efisiensi, dan asas-asas
Materi Muatan. Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai
tujuan yang jelas untuk apa peraturan perundang-undangan tersebut dikeluarkan.
Setelah diadakan penelitian terhadap rancangan peraturan daerah yang diajukan oleh
pemerintah daerah kota Palu khususnya yang berkaitan dengan retribusi belum
memperhatikan asas-asas pembuatan peraturan daerah yang baik, karena tujuan
pembentukan peraturan daerah semuanya sama adalah dalam rangka peningkatan
pendapatan asli daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu
asas yang pada ummnya tidak mendapat perhatihan oleh perancang perturan daerah
adalah asas keterbukaan karena peran serta masyarakat tidak dilibatkan dalam
penyusunan rancangan peraturan daerah dan juga kejelasan rumusan belum terpenuhi
karena masih ada isi pasal-pasal yang belum jelas makanannya namum tidak ada
penjelasannya baik diketentuan umum maupun dalam penjelasan peraturan tersebut
yang pada umumnya tertulis cukup jelas.
Pasal 69 Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa “Kepala Daerah
menetapkan peraturan daerah atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”. Pada Undang Undang Nomor 32
Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 136 Ayat (!) menyatakan Peraturan
Daerah ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Makna “persetujuan bersama” dalam pasal ini tidak selalu
bermakna untuk “setuju”, tetapi bias juga dimaknakan untuk “tidak setuju”. Ketidak
setujuan bias saja terjadi manakala antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
Pemerintah tidak sepakat mengenai substansi yang diatur dalam rancangan undang-
undang atau rancangan peraturan daerah. Makna “tidak setuju” secara tersirat terdapat
ketentuan Pasal 20 Ayat (3) Undang Undang Dasar Tahun 1945 , yang menentukan : “Jika
rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-
undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa
itu”.
Di dalam Pasal 20 Ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 memang tidak dirumuskan secara
tegas bahwa apabila tidak mendapat persetujuan bersama, maka rancangan undang-
undang tersebut tersebut ditolak menjadi undang-undang. namun kalimat “rancangan
undang-undang tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu” sama artinya bahwa rancangan undang-undang tersebut ditolak untuk
menjadi undang-undang oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk masa persidangan itu.
Persyaratan pada undang-undang 32 tahun 2004 harus ada “persetujuan bersama”
antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berlaku baik terhadap
rancangan undang-undang atau rancangan peraturan daerah yang datang dari Dewan
Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maupun rancangan undang-
undang atau peraturan daerah yang datang dari pemerintah/pemerintah daerah, yang
mana pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 cukup dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah .
Salah satu tujuan pembentukan peraturan daerah adalah untuk melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan menampung kondisi khusus di daerah yang
bersangkutan. Peraturan daerah sebagai penjabaran atau pelaksanaan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi bertujuan untuk memberi pengaturan lebih lanjut
mengenai tata cara pelaksanaannya di daerah. Substansi materinya telah diatur dalam
perundang-undangan yang lebih tinggi.
Di kota Palu setiap produk hukum peraturan daerah tujuan pembentukan peraturan
daerahnya pada umumnya dapat dilihat dalam konsideran menimbang dan penjelasan
umum dari peraturan daerah tersebut. Hasil penelitian penulis menunjukan bahwa di
dalam produk hukum peraturan daerah di Kota Palu pada masa Persidangan Triwulan II
Tahun 2003, terungkap bahwa dari 12 buah rancangan peraturan daerah yang diajukan
oleh pemerintah daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu untuk
dibahas bersama-sama, kemudian ditetapkan sebagai peraturan daerah di dalam setiap
konsideran menimbang dan penjelasan umumnya, tujuan dibentuknya peraturan daerah
adalah:
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung
jawab, peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan masyarakat yang berdaya guna dan berhasil guna;
Mengatur kewenangan yang menjadi urusan pemerintah daerah
kabupaten/kota;
Pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan kewenangan yang telah
menjadi urusan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Peningkatan pendapat asli daerah.
Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1 Salah satu problema yang
dihadapi oleh sebagian
daerah kabupaten/kota
dalam lingkup Provinsi
Sulawesi Tengah dewasa
ini adalah berkisar pada
upaya peningkatan
pemerintahan daerah,
yaitu Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974
beserta semua peraturan
pelaksanaannya.
2 Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Problema ini muncul
karena adanya
kecenderungan berpikir
dari sebagian kalangan
birokrat di daerah yang
menganggap bahwa
parameter utama yang
menentukan
4 Kecenderungan berpikir di
atas dapat dipahami
karena adanya perspektif
sejarah pemerintahan
daerah yang mengungkap
mengenai penyebab
keterbelengguan daerah
baik secara politis maupun
secara ekonomis lewat
piranti hokum
5 Piranti hukum itulah yang
membatasi kewenangan
daerah untuk tumbuh dan
berkembang dalam rangka
menggali segala potensi
ekonomi yang strategis di
daerah
7 Peraturan daerah
sebagai penjabaran atau
pelaksanaan peraturan
perundang-undangan
yang lebih tinggi
bertujuan untuk memberi
pengaturan lebih lanjut
mengenai tata cara
pelaksanaannya di
daerah. Substansi
materinya telah diatur
dalam perundang-
undangan yang lebih
tinggi.
10 Di dalam peraturan
daerah yang dibentuk
untuk menyelenggarakan
otonomi daerah obyek
pengaturannya meliputi
baik yang bersifat
substantif maupun yang
bersifat teknis tata cara
pelaksanaannya
Pedoman Penilaian
No Alternatif Jawaban Skor
Soal
1 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat fakta 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat fakta 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat fakta 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat fakta 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat fakta 1
2 Jika menuliskan lima (5) atau lebih kalimat opini 5
Jika menuliskan empat (4) kalimat opini 4
Jika menuliskan tiga (3) kalimat opini 3
Jika menuliskan dua (2) kalimat opini 2
Jika menuliskan satu (1) kalimat opini 1
Skor Ideal 10
b. Remedial
Latihan 1
Bacalah contoh karya ilmiah
Kunci Jawaban
No Informasi yang Fakta Opini
diperoleh
1