OLEH :
KELOMPOK I
S1 – 4B
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Manajemen Farmasi ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Apt. Fina Aryani, M.SC selaku
pembimbing serta dosen Manajemen Farmasi yang telah membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini di buat agar pembaca mendapat
pengetahuan penarikan sediaan farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan medis habis
pakai (BMHP) serta sebagai tugas di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
(STIFAR) Pekanbaru tahun ajaran 2020/2021. kami mengucapkan terimakasih
atas pertisipasi, bantuan dan juga dukungan yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun demi kebaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah
Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan
keamanannya.Pengelolaan Sediaan.
2
Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah adalah
dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang
antara lain dapat dicapai dengan penggunaan obat-obatan yang
rasional dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat
yang bermutu dan terjangkau bagi semualapisan masyarakat.
3
undangan. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh
pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik
izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM. Penarikan Bahan Medis Habis Pakai d a n a l a t
k e s e h a t a n dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut
oleh Menteri.
4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai penarikan obat
2. Untuk mengetahui Tujuan Penarikan Obat
3. Untuk mengetahui klasifikasi penarikan obat
4. Untuk mengetahui penyebab penarikan obat
5. Untuk mengetahui prosedur atau mekanisme dalam penarikan obat dan
pemusnahannya
6. Untuk mengetahui jangkauan penarikan obat
7. Untuk mengetahui informasi apa saja yang ada pada saat publikasi
penarikan obat
8. Untuk mengetahui pelaksanaan pelaporan penarikkan obat
9. Untuk mengetahui tata cara dalam pelaporan obat terhadap obat yang
ditarik dari pasaran
10. Untuk mengetahui kasus penarikan obat yang pernah terjadi di
Indonesia
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok mata kuliah Manjaemen Farmasi dan Makalah ini juga
bermanfaat sebagai sumber pengetahuan bagi pembaca tentang penarikan
sediaan farmasi,alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (BMHP).
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label wajib dilakukan
penarikan dari peredaran, penarikan dilakukan terhadap satu,
beberapa, atau seluruh bets.
Pada peraturan BPOM, tercantum sanksi ketika pemilik
izin edar yang melanggar ketentuan seperti diatur dalam peraturan
selain diberikan perintah penarikan, juga dapat dikenai sanksi
administratif berupa peringatan, peringatan keras, penghentian
sementara kegiatan (PSK), pembekuan izin edar, dan/atau
pembatalan izin edar.
7
2.3 Jenis Penarikan Obat
1. Penarikan wajib
penarikan yang diperintahkan oleh Kepala Badan
Penarikan wajib dilaksanakan berdasarkan:
2. Penarikan mandiri
Penarikan yang diprakarsai oleh Pemilik Izin Edar.
Penarikan mandiri dilaksanakan berdasarkan deteksi risiko oleh
Pemilik Izin Edar terhadap keamanan, khasiat, mutu dan label
obat beredar. Pemilik Izin Edar melaksanakan penarikan mandiri
dengan menerbitkan instruksi penarikan. Instruksi penarikan
mandiri disampaikan kepada fasilitas distribusi dan fasilitas
pelayanan kefarmasian. Instruksi Penarikan disampaikan
tembusan kepada Kepala Badan dan Direktur Jenderal di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab di
bidang Kefarmasian.
Dalam hal akan dilaksanakan penarikan mandiri Pemilik
Izin Edar wajib menyampaikan informasi rencana Penarikan
Obat kepada Kepala Badan. Informasi paling sedikit memuat
informasi sebagai berikut:
• Identitas Obat;
• Alasan penarikan;
• Penetapan kelas penarikan; dan
8
• Jangkauan penarikan
9
2. Penarikan Obat Kelas II
10
khasiat, dan/ataumutu; dan/atau
4. Obat tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan yang
tidak termasuk obat yang harus dilakukan penarikan
berdasarkan penarikan obatkelas I dan penarikan obat
kelas II.
1. Fasilitas distribusi;
4. Masyarakat.
Jangkauan Penarikan Obat dilaksanakan pada fasilitas distribusi,
fasilitas pelayanan kefarmasian dan fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
3. Apotek;
6. Klinik
7. Took obat
11
Kepala Badan dapat mengubah jangkauan Penarikan
berdasarkan pertimbangan kajian risiko.Fasilitas distribusi yang masuk
dalam jangkauan penarikan wajib melaksanakan penarikan sesuai
dengan instruksi Pemilik Izin Edar. Selain melaksanakan ketentuan
fasilitas distribusi wajib melaksanakan pengembalian dan pelaporan.
Pengembalian dan pelaporan dilaksanakan sesuai dengan pedoman
teknis mengenai cara distribusi Obat yang baik.
Laporan meliputi:
12
Dalam hal akan dilaksanakan penarikan wajib Kepala Badan
menyampaikan instruksi/perintah Penarikan Obat kepada Pemilik Izin
Edar. Dalam hal akan dilaksanakan penarikan mandiri, pemilik izin edar
wajib menyampaikan informasi rencana penarikan obat kepada kepala
badan. Informasi rencana penarikan obat harus paling sedikit memuat
informasi sebagai berikut:
a. Identitas obat
b. Alasan penarikan
c. Jangkauan penarikan
13
2.7 Pelaksanaan Pelaporan Penarikan Obat
Laporan akhir pelaksanaan penarikan obat dilengkapi dengan
informasi dan dokumen sebagai berikut:
a. Data hasil penarikan
b. Implementasi tindakan perbaikan dan pencegahan (TPP) yang
dilakukan untuk mencegah kejadian berulang
14
Laporan akhir pelaksanaan Penarikan Obat wajib
disampaikan denganketentuan sebagai berikut:
1. Penarikan Obat pada fasilitas distribusi
dalam waktu paling lama:
15
2.9 Publikasi dan Peran Serta Masyarakat
2.9.1. Publikasi
Penarikan Obat pada masyarakat harus dilakukan
dengan melalui publikasi. Pemilik Izin Edar wajib
melakukan dan memastikan publikasi terkait dengan
Penarikan Obat berjalan efektif. Publikasi dilakukan melalui
media cetak dan elektronik. Publikasi wajib dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. klasifikasi Penarikan Obat kelas I dalam jangka waktu
paling lama 1 x 24(satu kali dua puluh empat) jam sejak
tanggal surat penarikan;
2. klasifikasi Penarikan Obat kelas II dalam batas waktu
paling lambat 3 (tiga) Hari sejak tanggal surat penarikan;
dan
3. klasifikasi Penarikan Obat kelasIII dalam batas waktu
paling lambat 5(lima) hari sejak tanggal surat penarikan
16
menemukan, memiliki dan/atau telah mengonsumsi obat
tersebut
17
a. Prosedur penarikan obat di depo/satelit/unit (temuan
sendiri/Instalasi)
1. Catat nama dan nomer batch/lot produk.
2. Telusuri nomer barcode produk.
3. Telusuri histori mutasi stok keluar.
4. Catat lokasi stok disimpan atau nama pasien
yang telah dilayani.
5. Kirimkan memo pemberitahuan penarikan ke
depo/satelit/unit dimana produk disimpan.
6. Beritahukan pada pasien akan penarikan produk,
bila diperlukan proses penarikan hingga ke
tangan pasien. Ambil produk dari lokasi
penyimpanan (depo dan pasien).
7. Lakukan proses “karantina” produk dengan
memberi label “JANGAN DIGUNAKAN”
sampai produk diambil oleh distributor/pabrik.
8. Setelah dilakukan pendataan daftar obat yang
ingin ditarik selanjutnya :
- mencari nomor faktur pembelian dikomputer.
- mengambil faktur pembelian barang.
- menghubungi PBF yang terkait perihal
penarikan obat-obat rusak tersebut.
9. Dokumentasikan nama, nomer batch / Lot obat yang
ditarik, tindakan yang diambil dan hasil penarikan
produk. Dokumen disertai dengan lampiran form
pemberitahuan penarikan dari distributor serta
dokumen serah terima barang dengan distributor /
pabrik.
18
b. Jika ada supplier/pabrik farmasi memberikan surat edaran
tentang penarikan obat kepada instalasi farmasi (temuan dari
distributor/pabrik), maka :
1. Berikan surat edaran penarikan obat tersebut kepada
instalasi rawat inap dan rawat jalan .
2. Tarik obat yang dimaksud dari tiap-tiap instalasi
dan pastikan bahwa obat tersebut sudah tidak ada di
ruangan;
3. Catat jenis obat, dosis, no batch, dan merk yang
ditarik
4. Catat jumlah obat dan tanggal kadaluwarsa yang
ditarik
5. Tanda tangani kolom nama yang menyerahkan dan
yang menerima perbekalan farmasi yang ditarik.
6. Kumpulkan dan serahkan kepada bagian pengadaan
untuk kemudian dikembalikan ke supplier.
19
Kajian yang dilakukan BPOM dan klinisi terkait
memutuskan policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar
konsentrat tidak boleh digunakan sebagai hemostatik dan antiseptik
pada saat pembedahan serta penggunaan pada kulit, THT,
sariawan,dan gigi.BPOM menginstruksikan PT Pharos Indonesia
untuk menarik obat dari peredaran selambat-lambatnya satu bulan
sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Pembekuan Izin Edar.
20
caesar dan urologi. Kedua pasien meninggal dalam waktu
berdekatan
21
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Penarikan adalah proses penarikan kembali obat yang
telah diedarkan yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan
keamanan,khasiat,mutu dan penandaan. Tujuan dari penarikan
adalah untuk mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan
apabila ada penggunaan perbekalan farmasi.
Dalam penarikan obat terdapat jenis jenis penarikan
yang dibagi menjadi dua yaitu penarikan wajib dan penarikan
mandiri. Dimana penarikan wajib itu adalah penarikan yang
dilaksanakan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah badan,
sedangkan penarikan mandiri adalah penarikan yang dilaksanakan
atas prakarsa pemilik izin edar obat yang bersangkutan karena
diketahui obat tersebut tidak memenuhi standard an atau
persyaratan.
Penarikan dapat berupa penarikan terhadap satu atau
beberapa atau seluruh bets obat penarikan dilaksanakan
berdasarkan hasil sampling dan pengujian,system kewaspadaan
cepat, keluhan masyarakat,hasil keputusan kepala badan terhadap
keamanan dan atau khasiat obat, temuan kritikal hasil inspeksi atas
cara pembuatan obat yang baik.
Penggolongan penarikan obat yang tidak memenuhi
standar atau persyaratan dibagi menjadi 3 yaitu kelas 1,kelas 2 dan
kelas 3 dan untuk tata cara penarikan obat yaitu dengan cara
penarikan obat yang tidak memenuhi standard an atau persyaratan
harus dilaporkan pelaksanaannya kepada kepala badan. Tata cara
penarikan obat yang tidak memenuhi standar atau persyaratan
harus mengacu pada pedoman tata cara penarikan obat.
22
Penarikan Obat pada masyarakat harus dilakukan
dengan melalui publikasi. Pemilik Izin Edar wajib melakukan
dan memastikan publikasi terkait dengan Penarikan Obat berjalan
efektif. Publikasi dilakukan melalui media cetak dan elektronik.
Dengan dilakukannya penarikan obat, maka akan
meningkatkan jaminan kualitas pelayanan pasien, melindungi
konsumen dari penyalahgunaan obat-obatan dan penggunaan
sediaan farmasi yang tidak memenuhi syarat mutu, keamanan, dan
manfaat.
3.2 Saran
Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik untuk selanjutnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25
26