(Ns. Rebbi Permata Sari, M.Kep ) (Ns. Hendria Putra, M.Kep, Sp. Kep. MB)
Pembimbing Klinik
2020/2021
LAPORAN KASUS DENGAN ASMA PADA NY. J
(Ns. Rebbi Permata Sari, M.Kep ) (Ns. Hendria Putra, M.Kep, Sp. Kep. MB)
Pembimbing Klinik
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA
A. Definisi Asma
2013)
obstruksi jalan nafas, yang revelsibel dan kronis, dengan karakteristik adanya
Jadi asma atau reactive air way disease (RAD) adalah penyakit
obstruksi pada jalan napas yang bersifat reversible kronis yang ditandai
1. Asma bronkial
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain
penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga
gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga
2. Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat.
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
Keterangan :
1. Hidung
2. Faring
3. Epiglotis
4. Pita Suara
5. Laring
6. Trakea
7. Bronkus
8. Diafragma
adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan
dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu,
paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan
paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi
pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua
dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari
atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari
dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan
2. Fisiologi
Dalam keadaan normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan
dada karena memiliki struktur yang elastis. Tekanan yang masuk pada
oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas
tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam
b. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.
c. Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan
proses yang pasif. Ketika diafragma menutup, penarikan nafas melalui isi
hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada pada posisi
tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara
2015).
keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama
tekanan rendah. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada difusi gas
dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor sirkulasi.
jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan aliran darah (Guyton,
2007).
sebagai berikut :
a. Usia
b. Jenis kelamin
dari pada funsgi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru pada
laki lebih tinggi sehingga recoil dan compliance paru sudah terlatih.
c. Tinggi badan
2015).
C. Etiologi Asma
1. Asma Ekstrinsik/Alergik
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sejak anak-
anak seperti alergi protein, serbuk sari, bulu halus, binatang, dan debu.
2. Asma Intrinsik/Idiopatik
Asma yang tidak diketahui faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor non spesifik seperti: flu, latihan fisik tau emosi yang sering
memicu serangan asma. Asma ini sering muncul sesudah usia 40 tahun
setelah menderita infeksi sinus/cabang trakeobronchial.
3. Asma Campuran
D. Manifestasi Klinis
1. Stadium Dini
b. Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
b. Wheezing
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
g. Sianosis
Ro paru
E. Patofisiologi Asma
asap rokok, bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda- benda
masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan menimbulkan
reaksi antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti key and lock (gembok
dan kunci).
hampir merata pada semua bagian pada semua bagian bronkus akan
masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi
ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat
mucus dan meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita jadi sering
batuk dengan produksi mucus yang cukup banyak (Harwina Widya Astuti
2010).
F. WOC Asma
antigen
Ujung syaraf di jalan Stimulasi Penyekatan reseptor b-
nafas terangsang syaraf adrenergik
Ikatan antigen Antibody simpatis
Stimulas reseptor α
Ig E System parasimpatis adrenergik
Histamine, bradikinin,
prostaglandin Peningkatan pelepasan mediator kimiawi
oleh sel mast
Bronkospasme Pembengkakan
membrane muosa
MK : GANGGUAN
PERTUKARAN GAS Bronkokontriksi
Pembentukan mukus
wheezing
Putri, 2013
G. Penilaian Derajat Serangan Asma
Menurut (Wahid & Suprapto, 2013) penilaian derajat serangan asma yaitu :
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Sputum
cabang bronkus.
b. Pemeriksaan darah
c. Pemeriksaan penunjang
mendeteksi :
2013)
2) Pemeriksaan Radiologi
paru.
4) Elektrokardiografi
5) Scanning paru
Suprapto, 2013)
I. Penatalaksanaan
dan pengobatannya.
a. Pengobatan farmakologi
2) Kromalin
3) Ketolifen
secara oral.
1) Memberikan penyuluhan
3) Pemberian cairan
bb per 24 jam
4) Terbutalin 0.25 mg per 6 jam secara sub kutan Dexametason 10-2- mg per
6 jam secara IV
(Padila, 2013)
J. Komplikasi
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
6. Deformitas Thoraks
7. Gagal Jantung
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
B. Identitas
medis. Sedangkan identitas bagi penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis
C. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
pucat tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas. Sesak
nafas karena perubahan udara dan debu. Batuk dan susah tidur karena
nyeri dada.
Serta Klien dengan asma sering kali didapatkan adanya riwayat penyakit
D. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau
2) Tanda-tanda vital
Kepala
Perhatikan adanya kelaina pada kepala, ada benjolan atau tidak, ada
Kaji ada pembesaran kelenjer tyroid atau tidak, ada bekas luka atau
Thorak
Bunyi jantung normal atau tidak atau terdapat bunyi jantung ekstra
Paru-paru:
merah muda.
Abdomen
Ekstremitas
E. Diagnosis Keperawatan
(Nanda, 2017).
bronkopulmonal.
F. Intervensi Keperawatan
prioritas masalah, tujuan dan kriteria hasil dengan melihat acuan teori
G. Implementasi
H. Evaluasi
keperawatan, proses yang kontinue yang penting untuk menjamin kualitas dan
tindakan perawatan, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan dan
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan secara terus menerus untuk
menilai hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi sumatif adalah
Alsagaff, Hood & Mukty, Abdul (Editor). 2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan
kesepuluh, Airlangga University Press. Surabaya.
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep & Praktik. Jakarta
Salemba Medika
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta :Nusa Medika
Wahid danSuprapto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Pada Gangguan
Sistem Respirasi. Jakarta: CV. Trans Info Media