Anda di halaman 1dari 256

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Maria Dwi Hani Utari
NIM: 151134041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Maria Dwi Hani Utari
NIM: 151134041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa selalu memberikan berkat, rahmat,

serta perlindungan kepadaku setiap saat.

 Kedua orang tuaku, bapak Ign Sukamto dan ibu Monica Wartiyem () yang

memberikan dukungan melalui doa dan selalu sabar memberikan semangat

sehingga aku mampu menyelsaikan sekolahku,

 Kakakku Yohanes Eko Lisanto WIbowo yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan dalam menyelesaikan sekolahku.

 Nenekku mbah Muji yang tak henti-hentinya selalu mendoakanku.

 Tanteku Wahyu Widi Eningsih yang selalu memberian motivasi dan

dukungan dalam penyelesaian skripsiku.

 Kekasihku Rizky Gumelar yang selalu memberikan motivasi dan semangat

dalam menyelesaikan tugas akhirku.

 Bernadeta Putri Ismawati yang selalu mendoakanku dan memberikan

motivasi dalam penyelesaian tugas akhirku.

 Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat.

 Keluarga besar Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah


dalam doa.”

Roma (12:12)

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama
untuk menyelesaikannya.”

Maria Dwi Hani Utari

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juni 2019

Penulis

(Maria Dwi Hani Utari)

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Dwi Hani Utari

Nomor Mahasiswa : 151134041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata


Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 20 Juni 2019

Yang menyatakan

(Maria Dwi Hani Utari)

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)

Maria Dwi Hani Utari


151134041
Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran keterampilan berpikir


tingkat tinggi dan proses berpikir siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar yang
berada di Kabupaten Bantul. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi dilakukan
dengan meninjau indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan analisis
soal Penilaian Tengah Semester (PTS) pada dimensi menganalisis, mengevaluasi,
mencipta sesuai pada taksonomi Bloom terevisi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model studi kasus.
Subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar
Kabupaten Bantul. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui kuesioner
yang di isi siswa dan guru, wawancara guru pengampu pembelajaran tematik,
observasi proses pembelajaran dan dokumentasi. Triangulasi teknik dipilih untuk
menguji keabstrakan data hasil penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) desain RPP yang disusun oleh
guru kelas sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) guru
pengampu pembelajaran tematik dalam mengimplementasikan pembelajaran sudah
mengarah pada pembelajaran abad-21; dan (3) pelaksanaan penilaian kelas
(assesment) yang disusun oleh guru-guru belum mengarah pada pengukuran Higher
Order Thinking Skills (HOTS).

Kata kunci: keterampilan berpikir tingkat tinggi, rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP), pembelajaran tematik, pelaksanaan penilaian kelas (assesment).

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ANALYSIS OF HIGH ORDER THINKING SKILLS ON THEMATIC


LEARNING ON CLASS V
(CASE STUDY IN ONE OF THE PRIVATE SCHOOL IN BANTUL REGENCY)

Maria Dwi Hani Utari


151134041
Sanata Dharma University

This research aimed to get representation of high order thinking skills and
the thinking process of student class V at one of elementary school located in Bantul
regency. The analysis of higher order thinking skill is carried out by reviewing
indicator of learning implementation plan (RPP) and analysis about midterm
assessment (PTS) on dimension analyzing, evaluate, create according on bloom’s
taxonomy revised.

This research was a qualitative with study case model. The main subject of
it was students of class V at one of elementary school in Bantul regency. The data
collecting techniques of it was questionnaire that filled in by students and teachers,
interview with thematic teacher learning, observation learning and documentation
process. Triangulation of techniques was selected the abstracts of the research data.

The research result showing that (1) RPP design that was arranged by
homeroom teacher it was already contains higher order thinking skills. (2) in
implement of thematic teacher learning it was already leads to 21th century. And (3)
implementation of class assessment (assessment) it was arranged by teachers has
not led to measurement Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Key words: high order thinking skill, learning implementation plan (RPP), thematic
learning, implementation of class assessment (assessment).

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Kelas
V (Studi Kasus Pada Salah Satu Sekolah Dasar Di Kabupaten Bantul).”

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Selama proses penulisan ini peneliti menyadari banyak pihak yang telah
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Kintan Limiansih, M.Pd. selaku Wakil Ketua Prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing I
yang telah saran, masukan, dorongan semangat, tenaga dan pikiran untuk
membimbing dan mengarahkan penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang
telah memberi saran, dukungan, dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
6. Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing akademik yang
dengan sabar membimbing dan memotivasi dari awal perkuliahan hingga
akhir.
7. Segenap Dosen dan Staf Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma yang dengan penuh kasih membimbing dan melayani kami.
8. Segenap siswa kelas V di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bantul tahun
ajaran 2018/2019 yang telah bersedia membantu dalam proses observasi dan
pengisian kuesioner.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2015, atas


kerjasama, usaha, dan keceriaan selama perkuliahan.

Selain ucapan terimakasih, penulis juga mengucapkan permohonan maaf karena


penulis menyadari akan adanya kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya
masukan, kritik dan saran guna memperbaiki penyusunan skripsi ini.

Yogyakarta, 20 Juni 2019


Penulis

(Maria Dwi Hani Utari)

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
1.5 Definisi Operasional............................................................................. 10
1.6 Asumsi Penelitian ................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 12
2.1.1 Teori-teori yang mendukung ...................................................... 12
a. Analisis ............................................................................... 12
b. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................ 13
c. Berpikir ............................................................................... 31
d. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................................ 32
e. Landasan Higher Order Thinking Skills (HOTS)................ 37

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f. Lower Order Thinking Skills (LOTS) ................................. 39


g. Kurikulum 2013 .................................................................. 42
h. Hakikat Berpikir Kritis ....................................................... 56
i. Pembelajaran Tematik ......................................................... 57
j. Likert .................................................................................. 59
2.1.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................. 59
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 63
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 67
3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 69
3.3 Desain Penelitian .................................................................................. 70
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 71
3.5 Instrumen Penelitian............................................................................. 77
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas .......................................................... 80
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ....................................................................................... 88
4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembeajaran (RPP) ................................. 88
4.1.2 Langkah-Langkah Kegiatan Inti Pembelajaran ......................... 91
4.1.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas ............... 95
4.1.4 Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal ....... 103
4.1.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas V .................................... 119
4.1.6 Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas V .................................... 123
4.1.7 Hasil Wawancara Guru Kelas V ................................................ 126
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 128
4.2.1 Pembahasan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............ 128
4.2.2 Pembahasan Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas .............................................................. 134
4.2.3 Pembahasan Analisis Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi pada Soal (Penilaian Pembelajaran) .................. 139
4.2.4 Pembahasan Hasil Analisis Kuesioner Siswa
Kelas V dan Guru Kelas V ......................................................... 144

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.5 Pembahasan Hasil Wawancara Guru Kelas V ........................... 148


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 152
5.2 Keterbatasa Penelitian ......................................................................... 153
5.3 Saran .................................................................................................... 154
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 155
LAMPIRAN ................................................................................................... 158
RIWAYAT PENELITI ................................................................................. 236

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Indikator HOTS ..................................................................... 34
Gambar 2.2 Bagan Indikator LOTS ...................................................................... 41
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian ................................................................... 62
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir .................................................................... 66
Gambar 3.1 Tahap – Tahap Penyusunan Skala Likert ........................................ 86
Gambar 4.1 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
PPKn ............................................................................................... 110
Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Soal Essay Mata Pelajaran PPKn ............... 111
Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran PPKn ............. 112
Gambar 4.4 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
IPS ................................................................................................... 112
Gambar 4.5 Diagram Hasil Analisis Soal Essay Mata Pelajaran IPS ................... 113
Gambar 4.6 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
SBdP ............................................................................................... 114
Gambar 4.7 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran SBdP .............. 114
Gambar 4.8 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
SBdP ................................................................................................ 115
Gambar 4.9 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran SBdP .............. 116
Gambar 4.10 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
SBdP .............................................................................................. 116
Gambar 4.11 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran SBdP ............ 117
Gambar 4.12 Diagram Hasil Analisis Soal Keseluruhan HOTS ......................... 118
Gambar 4.13 Diagram Hasil Analisis Soal Keseluruhan LOTS ........................... 118
Gambar 4.14 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Siswa ...................................... 122
Gambar 4.15 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru ....................................... 125
Gambar 4.16 Analisis Kesimpulan Indikator Bahasa Indonesia Peneliti ............. 129
Gambar 4.17 Analisis Kesimpulan Indikator IPA Peneliti ................................... 130
Gambar 4.18 Analisis Kesimpulan Langkah – Langkah RPP .............................. 133
Gambar 4.19 Analisis Kesimpulan Pelaksanaan Pembelajaran ........................... 136
Gambar 4.20 Kegiatan Pada Proses Pembelajaran .............................................. 138

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.21 Kegiatan Diskusi Siswa .................................................................. 139


Gambar 4.22 Analisis Kesimpulan Soal PTS ....................................................... 141

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir HOTS ......................................... 36
Tabel 2.2 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir .................................................... 41
Tabel 2.3 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir LOTS .......................................... 43
Tabel 2.4 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir .................................................... 43
Tabel 3.1 Indikator Kuesioner Guru dan Siswa ................................................... 78
Tabel 3.2 Indikator Pedoman Wawancara Guru Kelas ......................................... 78
Tabel 3.3 Indikator Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan pada
Langkah Pembelajaran dalam RPP ...................................................... 79
Tabel 3.4 Indikator Analisis Pada Soal Penilaian Tengah Semester dan RPP
K13 ....................................................................................................... 79
Tabel 3.5 Hasil Interval Indeks Presepsi .............................................................. 87
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif Pada RPP Tematik .......................... 91
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kegiatan Inti Pada RPP Tematik .................................. 92
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pada Proses Pembelajaran .................... 96
Tabel 4.4 Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester (PTS) ......................... 104
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa ............................................................ 120
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Siswa ...................................................... 121
Tabel 4.7 Hasil Akhir Analisis Kuesioner Siswa .................................................. 123
Tabel 4.8 Hasil Analisis Kuesioner Guru ............................................................ 124
Tabel 4.9 Kriteria Hasil Hitung Pernyataan Kuesioner Guru .............................. 124
Tabel 4.10 Hasil Akhir Analisis Kuesioner Guru ................................................ 125
Tabel 4.11 Hasil Wawancara Guru Kelas ............................................................ 126

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ......................................................................... 159


Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ................................. 160
Lampiran 3 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ...................................... 161
Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru ........................................ 163
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ..................... 165
Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksnaan Pembelajaran ....... 167
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP ............................. 169
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS ..................... 170
Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP ........................................ 172
Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Penilaian Tengah Semester ......... 177
Lampiran 11 Hasil Kuesioner Siswa ..................................................................... 182
Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa ...................................... 188
Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa ................................. 193
Lampiran 14 Hasil Kuesioner Guru ..................................................................... 194
Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru ........................................ 197
Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Guru .................................. 199
Lampiran 17 Pedoman Wawancara Guru ............................................................ 200
Lampiran 18 Hasil Obsrvasi Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 202
Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 205
Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP ........................................................... 210
Lampiran 21 Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester ...................................... 211
Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Penilaian Tengah Semester ........ 217
Lampiran 23 Hasil Hitung Analisis Soal Penilaian Tengah Semester ................. 224

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional yang digunakan

dalam penelitian. Kelima hal tersebut dipaparkan dalam sub bab berikut ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ditandai dengan persaingan antar negara dalam

berbagai aspek kehidupan termasuk sumber daya manusia. Kualitas sumber

daya manusia tidak hanya menentukan kemajuan suatu negara tetapi juga

menjadi penentu daya saing antar bangsa. Kondisi demikian mendorong

bidang pendidikan untuk terus berbenah menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Pendidikan perlu di desain untuk mampu membekali siswa

supaya tanggap terhadap tantangan era globalisasi. Untuk menghadapi

tantangan tersebut, maka perlu melatih siswa agar mampu belajar secara

mandiri dan berkembang sesuai kemampuan bernalar serta berpikirnya.

Spears (dalam Suprijono, 2009: 2).

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu

mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan

perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya

baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas

tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan

prasarana pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya

perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan

Indonesia yang lebih baik.

Dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik salah

satunya dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Perbaikan mutu

pendidikan dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui kurikulum yang

diberlakukan bagi siswa pada jenjang SD, SMP, maupun SMA. Selama

beberapa dekade ini kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan. Saat

ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum

2013 ini, siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif di kelas dan mandiri dalam

memecahkan suatu masalah di dalam kelas (Mulyasa, 2006: 4).

Pendidikan abad 21 dituntut untuk menekankan pada critical thinking

dan problem solving, creativity dan innovation, communication,

collaboration, serta global awarness (Marjohan, 2013:77). Dari ciri-ciri

tersebut diketahui bahwa kemampuan problem solving atau pemecahan

masalah menjadi salah satu hal yang harus diprioritaskan pada pendidikan

masa kini. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengubah

tingkah laku manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Salah satu

mata pelajaran yang memiliki peranan penting pada kemampuan pemecahan

masalah adalah matematika. Hal ini karena matematika merupakan suatu ilmu

yang dapat melatih kemampuan berpikir dan logika seseorang (Suherman,

2003: 253).

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tujuan pendidikan Indonesia sebenarnya telah sesuai dengan hal yang

menjadi prioritas pendidikan abad 21. Menurut Permendiknas No 22 tahun

2006, salah satu tujuan mempelajari matematika adalah agar siswa memiliki

kemampuan memecahkan masalah. Namun demikian, hasil survei

Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan

bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam pemecahan masalah masih kurang.

Keterlibatan Indonesia dalam Programme for International Student

Assessment (PISA) adalah dalam upaya melihat sejauh mana program

pendidikan di negara kita berkembang dibanding negara-negara lain di dunia.

PISA merupakan suatu studi bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang

mengkaji kemampuan berpikir siswa pada rentang usia 15 tahun yang diikuti

oleh beberapa negara peserta, termasuk Indonesia. Program ini dikembangkan

untuk mengukur apakah siswa pada usia tersebut telah menguasai apa yang

seharusnya mampu dicapai, serta untuk mengetahui apakah siswa mampu

mengaplikasikan pengetahuaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Soal-

soal PISA bukan hanya menuntut kemampuan dalam penerapan konsep saja,

tetapi lebih kepada bagaimana konsep itu dapat diterapkan dalam berbagai

macam situasi. Wardhani (2015) mengemukakan bahwa soal PISA menuntut

kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Setiawan (2014)

mengemukakan soal PISA selain menuntut kemampuan penalaran juga

menuntut kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi dalam pengerjaannya.

Program ini dikembangkan untuk mengukur apakah siswa pada usia tersebut

telah menguasai apa yang seharusnya mampu dicapai, serta untuk

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengetahui apakah siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka

dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik Pembelajaran kurikulum 2013 menghendaki terciptanya

suasana pembelajaran yang ideal sesuai dengan kebutuhan siswa. Perubahan

paradigma pendidikan perlu dilakukan dalam proses pembelajaran secara

signifikan. Perubahan itu diantaranya dari satu arah menuju interaktif; dari

pasif menuju aktif-menyelidiki; dari abstrak menuju konteks dunia nyata; dari

kontrol terpusat pada guru menuju pembelajaran yang memberikan otonomi

dan kepercayaan kepada siswa; dan dari belajar hafalan faktual menuju

kemampuan berpikir kritis-kreatif. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong

siswa mencari tahu dari berbagai sumber observasi, mampu merumuskan

masalah, melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan) dan menekankan

pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

Guru sebagai profesi memiliki tugas yang meliputi mendidik,

mengajar dan melatih peserta didik secara profesional sehingga dapat

mengantarkan peserta didiknya ke pencapaian tujuan pendidikan. Mendidik

berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada

siswa. Sholeh (2006: 3) mengatakan bahwa guru tidak hanya mentransfer

ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki tugas untuk menanamkan nilai serta

membangun karakter peserta didik secara berkesinambungan.

Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan.

Penyempurnaan antara lain dilakukan pada standar isi yaitu mengurangi

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang

relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berpikir

kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional. Penyempurnaan

lainnya juga dilakukan pada standar penilaian. Model-model penilaian pada

Kurikulum 2013 mengadaptasi model-model penilaian standar internasional.

Penilaian dalam Kurikulum 2013 diharapkan dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk

berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran. Menurut Hatta

(2006: 91) High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses

berpikir siswa dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari

berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti

metode problem solving Krulik dan Rudnick (1998).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi berdasarkan taksonomi Bloom

adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hierarki tinggi. Secara

hierarki taksonomi Bloom membagi domain kognitif menjadi enam dimensi

atau level berpikir dengan berbagai strukturnya (Hatta, 2006: 97-99), yakni

(1) Knowledge (Pengetahuan), (2) Comprehension (Pemahaman), (3)

Application (Penerapan), (4) Analysis (Analisis), (5) Synthesis (Sintesis), (6)

Evaluation (Evaluasi).

Salah satu kemampuan high order thinking yang dituntut untuk diasah

pada abad 21 adalah kemampuan analisis. Hal ini sejalan dengan

Areesophonpichet (2013: 2) yang menyatakan bahwa kemampuan analisis

menjadi salah satu kemampuan penting yang harus dikuasai oleh peserta

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

didik di abad 21, khususnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kemampuan analisis ini perlu diasah agar peserta didik meningkatkan “high

order thinking” mereka, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kualitas

diri mereka sendiri, membangun inovasi sendiri dan menjadi pemimpin yang

efektif di masyarakat. Oleh karena itu, kemampuan analisis dianggap sebagai

salah satu kemampuan yang penting untuk lulusan. Namun, kenyataan di

lapangan menunjukkan bahwa kemampuan analisis ini masih belum terasah.

Pentingnya memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa

SD yaitu agar siwa mempunyai bekal untuk masa depan. pernyataan tersebut

didukung oleh teori (Gelven & Stewart (dalam Sani, 2019: 45)) yaitu sekolah

harus mengajarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dalam upaya

mempersiapkan lulusan untuk bekerja dan belajar seumur hidup.

Sesuai yang dijelaskan oleh Zubaidah (2016: 3) bahwa melalui

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa diharapkan dapat menghubungkan,

memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang

dimiliki dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah pada situasi

baru. Bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki siswa,

guru dapat mengetahui siswa berada pada level/tingkatan mana. Berdasarkan

hal tersebut, guru sebagai pengajar dapat memanfaatkan informasi tersebut

untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar dan dapat menggunakan

informasi tersebut untuk menemukan solusi untuk meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Jalur yang terbaik untuk mengembangkan keterampilan HOTS adalah

melalui jalur pendidikan formal. Pendidikan formal sampai saat ini masih

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cenderung melatih siswa sekedar menghafal fakta, sehingga kebanyakan

siswa terhambat dan tidak berdaya menghadapi masalah-masalah yang

menuntut pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif (Heong dkk,

2011). Siswa kurang mampu dalam keterampilan menghubungkan konsep/

materi pelajaran yang mereka pelajari dengan pengetahuan yang

pemanfaatannya masih banyak temukan dalam proses belajar-mengajar di

sekolah.

Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di SD adalah

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara

lisan maupun tulis, sekaligus mengembangkan kemampuan beripikir kritis

dan kreatif. Pembelajaran tematik tersebut memadukan anatara berbagai

berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu

(Abdul, 2014: 18). Namun dalam pembelajaran tematik terdapat berbagai

permasalahan di lapangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa RPP

sudah menunjukkan RPP model tematik, ditandai dengan sudah

dicantumkannya tema. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih

mengalami kesulitan dalam menyamarkan sekat antar mata pelajaran. Pada

tahap penilaian, guru sudah menerapkan penilaian proses dan hasil.

Hambatan-hambatan dalam implementasi model pembelajaran tematik yaitu

guru kesulitan menyamarkan sekat antar mata pelajaran karena masih

berdasarkan jadwal pelajaran, menciptakan suasana aktif dan kreatif di kelas,

keterbatasan alat peraga yang mendukung proses pembelajaran.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berbagai uraian yang telah disampaikan peneliti tersebut menjadi

alasan peneliti akan melaksanakan penelitian pengembangan di salah satu

Sekolah Dasar Kabupaten Bantul. Maka peneliti memilih judul “Analisis

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Siswa

Kelas V (Studi Kasus pada Salah Satu Sekolah Negeri di Kabupaten Bantul)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana perencanaan pembelajaran berpikir tingkat tinggi di salah satu

SD Negeri di Kabupaten Bantul kelas V?

1.2.2 Bagaimana penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam

pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bantul

kelas V?

1.2.3 Bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi di salah satu SD Negeri di

Kabupaten Bantul kelas V?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bantul kelas V.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan sejauh mana kegiatan pembelajaran siswa kelas V

pada pembelajaran tematik di salah satu Sekolah Dasar Kabupaten Bantul

telah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

1.3.3 Untuk mendeskripsikan sejauh mana pelaksanaan penilaian kelas

(assesment) pada siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar Kabupaten

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bantul telah mengarah pada indikator pengukuran keterampilan berpikir

tingkat tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Guru

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang inovatif dan menarik

perhatian siswa.

b. Menciptakan susasana pembelajaran yang menyenangkan.

1.4.2 Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bacaan ilmiah

bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan mampu memberikan

referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah

informasi bagi guru, terutama guru pengampu mata pelajaran tematik

sehingga dapat merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

melakukan proses pembelajaran dan proses penilaian yang tidak hanya

menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat membentuk

kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap siswa.

1.4.4 Bagi Peneliti

Memberikan ilmu pengetahuan yang baru, wawasan maupun pengalaman

yang sangat berharga sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan masukan untuk penelitian lebih lanjut.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Berpikir Tingkat Tinggi berfokus pada abad 21 yang meliputi 4C adalah

proses berpikir yang fokus pada keterampilan (1) creativity and innovation

yaitu siswa mampu berpikir kreatif, (2) critical thinking and problem

solving yaitu siswa mampu berpikir kritis dan mampu beragumen, (3)

collaboration siswa mampu bekerjasama, dan (4) communication yaitu

siswa mampu berkomunikasi.

1.5.2 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) adalah kemampuan siswa

untuk menguraiakan sesuatu hal menjadi sederhana. Kegiatan berpikir ini

termasuk dalam ranah kognitif yang disesuaikan dengan susunan dalam

Taksonomi Bloom pada tahap C4 sampai dengan C6.

1.5.3 Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang memadukan konsep pembelajaran

menjadi tiga yang meiputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan

adanya:

a. Standar Isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran yang berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

b. Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran) adalah proses hubungan

timbal balik antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c. Standar Penilaian (Penilaian Kelas) adalah kegiatan pengukuran yang

dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sejauh mana

keberhasilan guru dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa yang

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meliputi kemampuan berpkir tingkat tinggi yaitu menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta.

1.5.4 Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan beberapa

pengalaman bermakna kepada siswa.

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi pada penelitian ini adalah:

1.6.1 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada indikator

perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas V.

1.6.2 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada proses

perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran tematik kelas V melalui

aspek 4C dengan siswa fokus dalam kemampuan yang meliputi Critical

Thinking (berpikir kritis), Collaborative (kolaborasi), Creativity

(kreativitas), Communication (komunikasi).

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian pada bab ini berisi mengenai landasan teori, penelitian yang

relevan, dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Peneliti menuliskan teori yang mendukung berdasarkan penelitian.

Peneliti kemudian akan mengambil kesimpulan dari setiap teori yang

dituliskan. Teori tersebut meliputi (1) Berpikir Tingkat Tinggi 4C, (2) Higher

Order Thinking Skills/ keterampilan berpikir tingkat tinggi, (3) Lower Order

Thinking Skills/keterampilan berpikir tingkat rendah, (4) Kurikulim 2013.

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

a. Analisis

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,

duduk perkara, dan sebagainya) (Alwi, 2015). Kegiatan analisis dalam

penelitian ini adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan kepada peserta

didik kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul dalam soal-

soal Penilaian Tengah Semester (PTS), perencanaan maupun kegiatan

proses belajar mengajar pada pembelajaran tematik untuk mengetahui

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik berdasarkan teori Anderson

dan Krathwohl.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

a) Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Berpikir dapat dikatakan memegang peran dalam melakukan,

memecahkan, dan memutuskan persoalan yang sedang atau telah

dihadapi. Berpikir terjadi karena suatu aktivitas untuk menemukan

pemahaman atau pengertian yang ingin dikehendaki. Berpikir juga erat

hubungannya dengan daya kemampuan yang lain seperti tanggapan,

ingatan, pengertian, dan perasaan.

Berpikir merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan upaya

untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah untuk

mendapatkan suatu penyelesaian atau jalan keluar. Bentuk proses

berpikir yang dimiliki oleh setiap orang untuk memecahkan suatu

masalah tidak harus sama, akan tetapi dapat disesuaikan dengan

masalah yang dihadapi.

Berpikir merupakan proses yang menghasilkan representasi

mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan

interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti

penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah

menurut Solso (dalam Novirin: 2014).

Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan

peserta didik untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara

tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru hal

tersebut dipaparkan oleh Adi W. Gunawan (dalam Novirin: 2014).

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: “Higher

order thinking occurs when a person takes new information and

information stored in memory and interrelates and/or rearranges and

extends this information to achieve a purpose or find possible answers

in perplexing situations” Tran Vui (dalam Novirin: 2014) Artinya,

kemampuan berpikir tingkat tinggi akan terjadi ketika seseorang

mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah tersimpan di

dalam ingatannya dan menghubungkannya dan/ atau menata ulang dan

mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan

ataupun menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit

dipecahkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir

yang tidak hanya sekedar menuntut peserta didik untuk menghafal dan

menyampaikan kembali informasi yang diperoleh. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi menuntut peserta didik agar mampu menghubungkan,

memanipulasi, serta mentransformasikan pengalaman dan pengetahuan

yang sudah dimiliki untuk dapat menyelesaikan setiap permasalahan

baru yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari secara kritis,

logis, dan sistematis.

Menurut Anderson & Krathwohl (dalam Suwarto: 2013)

mengungkapkan tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam

kategori proses yaitu: mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Kategori mengingat

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sangat berhubungan dengan proses daya ingat, sedangkan kelima

kategori yang lain berhubungan dengan proses transfer Adapun

klasifikasi kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Anderson dan

Krathwohl adalah sebagai berikut:

i. Mengingat, kategori mengingat merupakan kategori dimana terjadi

kembali aktivitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari

memori jangka panjang peserta didik. Dua proses yang berkaitan

dengan kategori ini adalah menyadari dan mengingat kembali.

ii. Memahami, peserta didik dikatakan mampu memahami jika peserta

didik tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau

petunjuk-petunjuk dalam soal yang dihadapinya. Peserta didik akan

lebih mudah untuk memahami suatu hal jika pengetahuan baru

yang sedang mereka pelajari diintegrasikan dengan skema-skema

dan kerangka kerja yang telah mereka kenali sebelumnya. Proses

kognitif yang termasuk kedalam kategori memahami adalah

menginterpretasikan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan.

iii. Menerapkan, kategori ini meliputi penggunaan prosedur atau cara

kerja tertentu untuk mengerjakan suatu latihan atau menyelesaikan

suatu masalah. Oleh karena itu, kategori ini sangat erat kaitannya

dengan pengetahuan prosedural. Kategori ini terdiri atas dua proses

yaitu: proses melaksanakan dan proses mengimplementasikan.

iv. Menganalisis, kemampuan menganalisis adalah usaha mengurai

suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara

keseluruhan. Proses yang termasuk dalam kategori ini adalah

proses membedakan, proses mengorganisasi, dan proses

menghubungkan.

v. Mengevaluasi, kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindakan

membuat suatu penilaian yang didasarkan pada kriteria dan standar

tertentu. Kriteria yang sering digunakan dalam mengevaluasi

adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Standar penilaian yang

sering digunakan adalah standar kuantitatif maupun standar

kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses memeriksa dan

proses mengritik.

vi. Menciptakan, proses menciptakan adalah proses mengumpulkan

sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren dan

fungsional. Proses-proses yang termasuk ke dalam kategori ini

adalah memunculkan, merencanakan, dan menghasilkan. Proses-

proses tersebut biasanya dikoordinasikan dengan pengalaman

belajar yang sebelumnya sudah dimiliki oleh peserta didik.

Keenam tahapan di atas kemudian dibagi oleh Anderson dan

Krathwohl ke dalam dua kategori, yaitu: kemampuan berpikir tingkat

rendah (Lower Order Thinking) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi

(Higher Order Thinking). Kemampuan yang termasuk LOT adalah

kemampuan mengingat (remember), memahami (understand), dan

menerapkan (apply), sedangkan HOT meliputi kemampuan

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan

(create).

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini teori yang

digunakan adalah teori Anderson dan Krathwohl. Oleh karena itu dalam

penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kemampuan peserta didik

pada tahap menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.

b) Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, indikator memiliki

makna sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau

keterangan (Kemendiknas, 2008). Seseorang dikatakan memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi tentunya berdasarkan kepada

beberapa indikator yang sesuai dengan tahapan dalam kemampuan

berpikir tingkat tinggi, yaitu: tahap menganalisis, mengevaluasi, dan

menciptakan.

Gunawan (dalam Novirin: 2014) menyatakan bahwa “indikator

yang digunakan sebagai ciri dari kemampuan berpikir tingkat tinggi

dapat diamati dalam aspek kognitif peserta didik yaitu pada tingkat

analisis, sintesis, dan evaluasi”. indikator kemampuan berpikir tingkat

tinggi adalah sebagai berikut:

a) Analisis adalah kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan

suatu materi atau informasi menjadi komponenkomponen yang lebih

kecil sehingga mudah dipahami. Indikatornya adalah: 1) Membuat

pertanyaan-pertanyaan tentang topik; 2) Melakukan penyelidikan

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tentang topik; 3) Membuat bagan untuk menjelaskan topik; 4)

Membuat grafik untuk menjelaskan topik; 5) Meninjau untuk

menemukan criteria; 6) Menyiapkan laporan tentang materi.

b) Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian atau

komponen menjadi suatu bentuk yang lengkap dan unik.

Indikatornya adalah: 1) Membuat model untuk menjelaskan ide baru;

2) Merancang sebuah rencana tentang topik; 3) Membuat hipotesis

tentang topik; 4) Mengubah pola lama menjadi pola baru; 5)

Mengajukan sebuah metode barupa topik; 6) Memberikan judul baru

pada materi.

c) Evaluasi adalah kemampuan untuk menentukan nilai suatu materi

untuk tujuan tertentu. Indikatornya adalah: 1) Membuat daftar

kriteria yang akan digunakan untuk menilai; 2) Melakukan debat

mengenai topik; 3) Melakukan diskusi mengenai topik;4)

Menyiapkan sebuah studi kasus untuk menjelaskan pemikiran

mengenai topik; 5) Membuat sebuah kesimpulan umum tentang

topik.

Menurut Resnick (dalam Lewy: 2009) menjelaskan bahwa

karakteristik berpikir tingkat tinggi memiliki indikator sebagai

berikut:

a) Non algorithmic;

b) Cenderung kompleks;

c) Memiliki solusi yang mungkin lebih dari satu (open ended

approach);

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d) Membutuhkan usaha untuk menemukan struktur dalam

ketidakteraturan

A revision of Bloom's Taxonomy: an overview– Theory Into

Practice (dalam Krathwohl & Anderson: 2015) menyatakan bahwa

indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

meliputi:

a) Menganalisis

1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau

menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebihkecil

untuk mengenali pola atau hubungannya;

2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan

akibat dari sebuah skenario yang rumit;

3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.

b) Mengevaluasi

1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi

dengan menggunakan kriteria yang sesuai atau standar yang ada

untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya;

2) Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian;

3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan.

c) Mencipta

1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap

sesuatu;

2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah;

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi

struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah indikator yang disampaikan oleh

Krathwohl yang meliputi keterampilan berpikir dalam menganalisis,

keterampilan berpikir dalam mengevaluasi, dan keterampilan berpikir

dalam mencipta.

c) Kategori-kategori dalam Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Terdapat tiga dimensi kognitif pada Taksonomi Bloom yang

direvisi oleh Anderson dan Karthwohl yang masuk sebagai indikator

keterampilan tingkat tinggi yakni : menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Indikator tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai

berikut :

i. Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan materi

menjadi bagian-bagian kecil dan mampu menentukan bagaimana

hubungan antara bagian-bagian dan struktur keseluruhannya.

Kategori proses menganalisis ini meliputi proses kognitif mampu

membedakan dan mengorganisasi.

1. Membedakan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

dengan membedakan bagian materi pelajaran yang relevan

dari yang tidak relevan.

2. Mengorganisasikan adalah menentukan cara untuk menata

informasi penting yang telah didapatkan.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii. Mengevaluasi didefinisikan sebagai sesuatu yang membuat

keputusan berlandaskan kriteria dan standar. Kriteria yang sering

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi.

Masing-masing kriteria yang di pilih tersebut ditentukan oleh

siswa. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif yang

memeriksa keputusan-keputusan yang sudah diambil berdasarkan

kriteria internal dan mampu mengkritik keputusan-keputusan

yang diambil berdasarkan kriteria eksternal.

1. Memeriksa, proses memeriksa terjadi ketika siswa menguji

apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis-premisnya

atau tidak, apakah data-data yang diperoleh mendukung atau

menolah hipotesis atau apakah masing-masing materi

pelajaran berisikan bagian-bagian yang bertentangan.

2. Mengkritik, mengkritik melibatkan proses penilaian suatu

prosuk atau proses berdasarkan kriteria eksternal. Dalam

mengkritik, siswa sebelumnya mencari hal positif maupun

negatif dari suatu produk yang akan dibuat berdasarkan ciri-

ciri yang sudah ditemukan. Kegiatan mengkritik ini

merupakan inti dari apa yang dikenal sebagai berpikir kritis.

iii. Mencipta merupakan proses menyusun beberapa elemen menjadi

sebuah keseluruhan yang koheran atau fungsional. Tujuan yang

diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut siswa untuk

membuat suatu produk baru dengan mengorganisasikan suatu

pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Proses

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mencipta (kreatif) dapat dibagi ke dalam tiga proses kognitif

sebagai berikut :

1. Merumuskan merupakan tahap divergen dimana siswa

memikirkan berbagai solusi ketika siswa berusaha memahami

tugas.

2. Merencanakan merupakan tahap dimana siswa berpikir

konvergen, siswa merencanakan berbagai metode dan solusi

kemudian dapat mengubahnya menjadi suatu rencana aksi.

3. Memproduksi yakni siswa mulai melaksanakan rencana

dengan mencari solusi.

d) Macam-macam Berpikir Tingkat Tinggi (4C)

Menurut Zubaidah (2016:3) kompetensi yang penting diajarkan

pada siswa dalam konteks bidang studi inti dan tema pada abad-21

adalah keterampilan 4C yang terdiri dari Critical Thinking/ Berpikir

Kritis, Collaborative/ Kolaborasi, Creativity/ Kreativitas,

Communication/ Komunikasi

i. Critical Thinking/ Berpikir Kritis

Sukmadinata (2004, hlm. 54) berpikir kritis adalah suatu

kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam

menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan

keyakinan, menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah. Berpikir

kritis juga bisa diartikan sebagai proses mental untuk

menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi bisa

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau

komunikasi (Nurcahyo, 2005). Menurut Setyowati (2011)

kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki

peserta didik untuk membuat perbandingan terhadap dua

informasi atau masalah dengan tujuan untuk memperoleh

pengetahuan baru melalui pengujian terhadap gejala-gejala

menyimpang dan kebenaran ilmiah. Berdasarkan pendapat dari

para ahli tersebut bisa di simpulkan bahwa berpikir kritis itu

adalah suatu upaya sadar yang dilakukan manusia dengan cara

terlebih dahulu mengetahui, bertanya, menjawab, dan mampu

memberikan atau membuat suatu gagasan baru hasil dari

perpaduan pengetahuan yang didapatkan.

Menurut Zubaidah (2016, hlm. 3) kompetensi yang

diperlukan di abad ke21 yaitu “The 4Cs” communication,

collaboration, critical thinking, dan creativity. Zubaidah (2016,

hlm. 3) mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis

merupakan keterampilan fundamental pada pembelajaran di abad

ke-21, mencakup kemampuan mengakses, menganalisis,

mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan

dikuasai. Definisi tersebut dapat mengungkap beberapa hal

penting, berpikir kritis difokuskan ke dalam pengertian sesuatu

yang penuh kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan

dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan kita untuk membuat

keputusan.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan definisi yang dipaparkan para ahli tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan

yang sudah seharunya dimiliki oleh setiap orang karena

keterampilan ini akan sangat berguna dalam kehidupan individu

terutama dalam menghadapi atau memecahkan suatu

permasalahan yang sedang dihadapi.

ii. Collaborative/Kolaborasi

Collaborative Learning Techniques (dalam Elizabert E.

Barkley) mengatakan berkolaborasi berarti bekerja bersama-sama

dengan orang lain. Praktik pembelajaran kolaboratif berarti

bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk

mencapai tujuan pembelajaran bersama. Pembelajaran kolaboratif

berarti belajar melalui kerja kelompok, bukan belajar dalam

kesendirian.

Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok

yang setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide,

sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya,

untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman

seluruh anggota. Collaborative Learning dilandasi oleh pemikiran

bahwa kegiatan belajar hendaknya mendorong dan membantu

peserta didik dalam membangun pengetahuan sehingga mencapai

pemahaman yang mendalam. Lebih lanjut, Fall menambahkan

bahwa dengan belajar secara berkelompok, selain dapat

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meningkatkan motivasi dan minat siswa, juga dapat

meningkatkan dan mengembangkan cara berpikir kreatif. Hal ini

terkait dengan peningkatan tanggung jawab peserta didik dalam

belajar secara berkelompok sehingga dapat menciptakan

seseorang yang berpikir kreatif (Nizar, 2012).

Collaborative Learning didasarkan pada epistimologis

yang berbeda dan berasal dari konstruktivisme sosial. Matthews

memotret esensi filosofis yang mendasari pembelajaran

kolaboratif dengan menyatakan “Collaborative Learning bisa

berlangsung apabila pendidik dan peserta didik bekerja sama

menciptakan pengetahuan”. Collaborative Learning adalah

paedagogi yang pusat letaknya dalam asumsi bahwa manusia

selalu menciptakan makna bersama dan proses tersebut selalu

memperkaya dan memperluas wawasan mereka.

Proses belajar secara kolaborasi atau Collaborative

Learning. Menurutnya, penekanan Collaborative Learning bukan

hanya sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok tetapi lebih

kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses

komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Menurut Kemp,

Collaborative Learning itu meliputi kemampuan sosial dan

kemampuan pembelajaran. Ini menggabungkan 3 konsep, yaitu

tanggung jawab individu (individual accountability), keuntungan

kelompok (group benefit), dan pencapaian kesuksesan yang sama

(equal achievement of success). “Tujuan dari Collaborative

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Learning adalah meningkatkan interaksi siswa dalam memahami

suatu tugas serta siswa mampu mengeksplorasikan apa saja yang

ada dalam pikirannya” (Gunawan, 2014: 8). Barkley, Cross &

Major (2014) menjelaskan bahwa di dalam pembelajaran

kolaboratif, diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok belajar yang setiap anggota kelompok

tersebut harus bekerja sama secara aktif untuk meraih tujuan yang

telah ditentukan dalam sebuah kegiatan dengan struktur tertentu

sehingga terjadi proses pembelajaran yang penuh makna.

Langkah-langkah dalam penerapan metode pembelajaran

kolaboratif menurut Barkley, Cross & Major (2014: 9) terdiri dari

lima langkah, yaitu: a) mengorientasikan siswa; b) membentuk

kelompok belajar; c) menyusun tugas pembelajaran; d)

memfasilitasi kolaborasi siswa; dan e) memberi nilai dan

mengevaluasi pembelajaran kolaboratif yang telah dilaksanakan.

Gokhale mendefinisikan bahwa “Collaborative Learning”

mengacu pada metode pengajaran dimana siswa dalam satu

kelompok yang bervariasi tingkat kecakapannya, bekerja sama

dalam kelompok kecil yang mengarah pada tujuan bersama.

Sedangkan menurut Keohane berpendapat bahwa kolaborasi

adalah bekerja bersama dengan yang lain, bekerja dalam satu

team, dan di dalamnya bercampur di dalam satu kelompok

menuju keberhasilan bersama.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Beberapa pendapat para ahli di atas peneliti mengambil

kesimpulan bahwa pengertian Collaborative Learning ialah suatu

model pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami

materi pembelajaran dengan membentuk siswa dalam satu

kelompok untuk bekerja sama memecahkan masalah dalam

mencapai tujuan pembelajaran dengan kecakapan yang bervariasi

serta para siswa mampu mengaktualisasikan pemikirannya.

iii. Creativity/ Kreativitas

Kreativitas mempunyai definisi yang banyak sekali.

Definisi kreativitas juga bergantung pada dasar teori yang

menjadi acuan para pakar. Barron (dalam Ali & Aron, 2006)

mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu baru.

Solso, Maclin & Maclin (2007: 444) memberi definisi

kreativitas sebagai suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan

suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan

dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang

menurut penggunaannya). Torrance (dalam Ali & Asrori, 2006:

41) mendefinisikan kreativitas sebagai proses kemampuan

memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan

dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan

mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta dapat memodifikasi dan

menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh para

tokoh psikologi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

definisi kreatif adalah kemampuan menghasilkan suatu gagasan

dengan berbagai macam alternatif dan beberapa proses kreatif

yang didukung oleh lingkungan sekitar.

iv. Communication/ Komunikasi

Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa

latin communication dan perkataan ini bersumber pada kata

communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini

sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang

sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini

adalah sama dalam arti kata sama makna yaitu sama makna

mengenai suatu hal. Kesamaan makna dalam proses komunikasi

merupakan faktor penting karena dengan adanya kesamaan makna

antara komunikan dan komunikator maka komunikasi dapat

berlangsung dan saling memahami.

Trenholm & Jensen (dalam Fajar, 2009: 31), komunikasi

merupakan suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan

kepada penerima melalui beragam saluran. Suatu proses yang

mentransmisikan pesan kepada penerima pesan melalui berbagai

media yang dilakukan oleh komunikator adalah suatu tindakan

komunikasi. Menurut Weaver (dalam Fajar, 2009: 32)

komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pemikiran seseorang

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang dapat mempengaruhi pikiran orang lain. Effendy (2002:

60), menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses

penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna

sebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,

harapan, himbauan, dan sebagai panduan yang dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka

maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah

sikap, pandangan atau prilaku.

Berdasarkan bendapat dari beberapa ahli di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah

kegiatan yang dilakukan dengan lebih dari satu orang guna untuk

menyampaikan pesan-pesan secara langsung maupun tidak

langsung.

e) Taksonomi Bloom Sebagai Landasan Berpikir Tingkat Tinggi

Bloom membagi domain kognitif dalam kemampuan berpikir

tingkat tinggi menjadi enam dimensi atau level berpikir dengan

berbagai strukturnya, yakni: (1) Pengetahuan/ Knowledge, (2)

Pemahaman/ Comprehension, (3) Penerapan/ Application, (4)

Analisis/ Analysis, (5) Sintesis/ Synthesis, (6) Evaluasi/ Evaluation.

Taksonomi Bloom dapat diolah menjadi strategi pembelajaran

ataupun teknik pembeljaran yang menjadi pedoman tindakan guru

dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan tingkatan kognitif

tersebut (Saputra, 2006: 97 – 99).

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam Taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh

Anderson dan Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif

yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau

higher order Thinking skills. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa,

aspek evaluasi, dan aspek mencipta. Sedangkan tiga aspek lain dalam

ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami dan aspek

aplikasi masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau

lower order Thinking skills.

Fenomena pendidikan dewasa ini lebih sering menekankan

tujuan pendidikan. Ada begitu banyak tujuan pendidikan, dua dari

sekian banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi

dan mentransfer (Anderson & Krathwohl, 2015: 94). Meretensi adalah

kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu

tertentu sama seperti materi yang diajarkan. Sedangkan mentransfer

adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari

guna menyelesaikan masalah-masalah baru atau memudahkan proses

mempelajari materi pelajaran baru yang kemudian dapat dikatakan

sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampuan

untuk mengingat cukup mudah dirumuskan, akan tetapi tujuan

pendidikan yang menanamkan kemampuan mentransfer lebih sulit

dirumuskan, diajarkan, dan diakses (Anderson, 2015: 96). Tujuan

pendidikan ini yang paling penting untuk dirumuskan adalah

menumbuhkan kemampuan perpikir tingkat tinggi pada siswa Sekolah

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar, sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal dan mengingat

materi pelajaran melainkan siswa mampu memecahkan suatu masalah

dengan berpedoman pada materi pembelajaran yang sudah didapatkan.

c. Berpikir

Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional, dan

terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus

dipecahkan (Ahmadi, 2009: 83). Dengan demikian, dalam berpikir itu

seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam

rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Pengertian itu

merupakan bahan atau materi yang digunakan dalam proses berpikir. Dalam

pemecahan persoalan individu membeda-bedakan, mempersatukan, dan

berusaha menjawab pertanyaan: mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana,

dan lain sebagainya.

Woodworth & Marquis (dalam Suryabrata, 1998: 54). Pada pendapat

yang akhir itu dikemukakan dua kenyataan, yaitu:

1. Bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi subyek yang berpikir aktif, dan

2. Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan

motoris, Walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu; berpikir itu

menggunakan abstraksi-abstraksi atau “ideas”.

Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara

mental atau secara kognitif. Secara formal, berpikir adalah penyusunan

ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun

simbol-simbol yang disimpan dalam longterm memory.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Biasanya kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan

pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah

yang memerlukan pemecahan. Menurut Charles S. Pierce sebagaimana

dikutip oleh Ismienar et al. (2009), dalam berpikir ada dinamika gerak dari

adanya gangguan suatu keraguan (irritation of doubt) atas kepercayaan atau

keyakinan yang selama ini dipegang, lalu terangsang untuk melakukan. Jadi

dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat

dilukiskan menurut proses atau jalannya (Suryabrata, 1998: 54).

d. Higher Order Thinking Skills (HOTS)

1. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS) Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi higher order thinking skills

adalah kemampuan dalam memahami dan menemukan solusi terhadap

suatu permasalahan dengan cara yang bervariasi (berbeda) dengan yang

biasanya (divergen) dari sudut pandang berbeda sesuai kemampuan

setiap siswa (Fitriani & Windayana, 2015). HOTS merupakan

keterampilan lebih dari sekadar mengingat, memahami dan

mengaplikasikan pengetahuan (Rosnawati, 2009) siswa juga ditantang

untuk menafsirkan, menganalisis atau memanipulasi informasi

Newmann (dalam Winarni, dkk. 2016) yang memungkinkan siswa

dapat menemukan solusi dari permasalahan pembelajaran bahkan dunia

nyata (Ramos et al, 2013).

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills)

didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara lebih luas untuk

menemukan tantangan yang baru. Berpikir merupakan suatu proses

simbolis (representasi mental) untuk memanipulasi informasi sehingga

berguna untuk memecahkan suatu masalah tertentu dan dapat

menghasilkan ide-ide kreatif. Berpikir juga disebut sebagai proses

memecahkan masalah. Plotnik memaparkan bahwa berpikir seringkali

disamakan artinya dengan reasoning, yang berarti suatu proses mental

yang melibatkan pengetahuan siswa untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang mencakup pemecahan masalah, perencanaan, dan

pengambilan keputusan (Heong, dkk, 2011).

High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses

perpikir anak didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang

dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi

pembelajaran seperti metode problem solving (Krulik & Rudnick,

1998). Wardana mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat

tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mentaldalam

usaha mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif, dan kreatif

yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu, memperoleh pengetahuan

yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.

Arikunto (2014) menyatakan bahwa ada delapan aspek yang

berasosiasi dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu:

a) Tidak hanya seorangpun yang dapat berpikir sempurna atau tidak

dapat berpikir setiap saat;

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu;

c) Mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya;

d) Berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar;

e) Terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif,

dan praktis;

f) Ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam

kehidupan sehari-hari.

g) Keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses

yang terlibat dalam berpikir;

h) Metakognisi adalah bagian berpikir tingkat tinggi.

Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil

informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling

berhubungan sehingga mampu menata kembali dan memperluas

informasi ini untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan jawaban

yang mungkin dalam situasi membigungkan.

Gambar 2.1 Bagan Indikator HOTS

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking

Skill – HOTS) merupakan proses berpikir yang tidak hanya sekedar

menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan

menghubungkan memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan

ilmiah serta pengalaman pendidik yang sudah dimiliki untuk berpikir

secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan suatu keputusan

maupun memecahkan masalah pada situasi baru.

Anderson dan Krathwohl (2001) Mengklasifikasikan dimensi

proses berpikir pada Tabel sebagai berikut:

HOTS Mengkreasi  Mengkreasi ide atau


(Higer Order gagasan sendiri.
Thinking Skills)  Kata kerja: desain,
mengkonstruksi,
kreasi,mengembangkan,
menuis,
memformulasikan.
Mengevaluasi  Mengambil keputusan
sendiri.
 Kata kerja: evaluasi,
menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih,
mendukung.
Menganalisis  Menspesifikasikan
aspek-aspek atau elemen.
 Kata kerja: menguji,
membandingkan,
memeriksa, mengkritisi,
LOTS Mengaplikasi  Mengutamakan informasi
(Lower Order pada domain berbeda.
Thinking Skills)  Kata kerja:
menggunakan,
mendemonstrasikan,
mengilustrasikan,
mengoperasikan.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Memahami 
Menjelaskan ide atau
konsep.
 Kata kerja: menjelakan,
mengklasifikasi,
menerima, melaporkan.
Mengetahui  Mengingat kembali.
 Kata kerja: mengingat,
mengulang, menirukan.
Sumber : Anderson & Kratthwohl (2001)

Tabel 2.1 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir

2. Pengertian Taksonomi Bloom

Kata “taksonomi” diambil dari bahasa Yunani tassein yang

mengandung arti “untuk mengelompokkan” dan nomos yang berarti

“aturan”. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal

berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu (Kuswana, 2012: 2). Sujoko &

Darmawan (2016: 30) mendefinisikan taksonomi merupakan sebuah

kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang

digunakan untuk memprediksi kemampuan yang dimiliki peserta didik

dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian taksonomi yang diungkapkan para ahli

tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

taksonomi adalah pengelompokan berdasarkan tingkatan.

Pengelompokkan dalam penelitian ini berkaitan dengan tingkat

pemahaman pengetahuan peserta didik dalam belajar. Taksonomi

belajar dalam domain kognitif yang dilakukan adalah taksonomi

Bloom. Benjamin S. Bloom membagi taksonomi hasil belajar dalam

enam kategori, yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (application), analisis, sistesis, dan

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

evaluasi. Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan

tingkat paling rendah (C1): pengetahuan, sampai (C6) evaluasi (Sani,

2016: 103).

3. Landasan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Keterampilan berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan

pada tahun 1956 lalu kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl

pada tahun 2001. Pada awalnya taksonomi Bloom menggunakan kata

benda yaitu pengetahuan, pemahaman, terapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Setelah direvisi menjadi mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Basuki & Hariyanto, 2016:

12-14).

Dalam taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan

Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi

bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order

thinking. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek analisa, aspek evaluasi, dan

aspek mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek

mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi (menerapkan) masuk

dalam bagian berpikir tingkat rendah atau lower order thinking (Suyono

& Hariyanto, 2014: 167).

Anderson& Krathwohl (2010: 99-133) menjelaskan masing-

masing indikator dalam taksonomi Bloom (revisi) sebagai berikut:

a) Mengingat

Proses mengingat merupakan mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang. Jika tujuan

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajarannya merupakan meumbuhkan kemampuan untuk

meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan, maka

mengingat adalah kategori kognitif yang tepat.

b) Memahami

Memahami merupakan proses mengkontruksi makna dari

pesan-pesan pembelajaran, yang disampaikan melalui pengajaran,

buku, atau layar komputer. Peserta didik memahami ketika mereka

menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama atau

pengetahuan baru dipadukan dengan kerangka kognitif yang telah

ada.

c) Mengaplikasikan

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan

prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau

menyelesaikan masalah. Kategori ini terdiri dari dua proses kognitif,

yaitu mengeksekusi untuk tugas yang hanya berbentuk soal latihan

dan mengimplementasikan untuk tugas yang merupakan masalah

yang tidak familier.

d) Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah materi menjadi

bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar

bagian-bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses

menganalisis ini meliputi proses kognitif membedakan,

mengorganisasi, dan mengatribusikan.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e) Mengevaluasi

Mengevaluasikan didefinisikan sebagai membuat keputusan

berdaar kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang sering digunakan

adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Masing-

masing dari kriteria tersebut ditentukan oleh peserta didik. Standar

yang digunakan bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kategori

mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa (keputusan yang

diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan

yang diambil berdasarkan kriteria eksternal).

f) Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen

menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan

yang diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut peserta didik

membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau

bagian menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada

sebelumnya. Proses kognitif yang terlibat dalam mencipta pada

umumnya sejalan dengan pengalaman belajar yang telah dimiliki

sebelumnya. Proses kognitif tersebut yaitu merumuskan,

merencanakan, dan memproduksi.

e. Lower Order Thinking Skills (LOTS)

Lower Order Thinking Skill (LOTS) atau dalam bahasa

Indonesianya keterampilan berpikir tingkat rendah. Keterampilan

berpikir tingkat rendah adalah suatu proses berpikir yang

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengandalkan kemampuan mengingat, memahami, dan kemampuan

menerapkan dalam memecahkan suatu masalah. Menurut Anderson &

Krathwohl (2001: 67-68) menjelaskan bahwa ranah kognitif

keterampilan berpikir tingkat rendah adalah: “Remembering is

retrieving, recognizing, and recalling relevant knowledge from long-

term memory. Understanding is contructing meaning for oral, written,

and graphic messages through interpreting, exemplifying, classiflying,

summarizing, inferring, comparing, and explaining. Applying is

carrying out or using a procedure through executing, or

implementing”. Peryataan ini memaparkan bahwa (1) mengingat

adalah memperoleh kembali , mengenal kembali, menyebut kembali,

pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang. (2) memahami

adalah merumuskan makna pesan secara lisan, tertulis, dan grafik

melalui interpretasi,memberi contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan,

menduga, membandingkan, dan menjelaskan. (3) menerapkan adalah

melakukan atau menggunakan prosedur melalui pelaksanaan atau

penerapan. Selanjutnya dimensi proses bepikir dalam keterampilan

berpikir tingkat rendah menurut Taksonomi Bloom sebagaimana yang

telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl terdiri atas

kemampuan: mengingat (remembering-C1), memahami

(understanding-C2), menerapkan (aplying-C3). Untuk itu dalam

penyusunan butir soal, guru perlu memahami akan dimensi ini, agar

dapat mengukur keterampilan berpikir siswa secara baik dan tepat.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.2 Bagan Indikator LOTS

Anderson dan Krathwohl (2001) Mengklasifikasikan dimensi

proses berpikir pada Tabel sebagai berikut:

HOTS Mengkreasi  Mengkreasi ide atau


(Higer Order gagasan sendiri.
Thinking Skills)  Kata kerja: desain,
mengkonstruksi, kreasi,
mengembangkan, menuis,
memformulasikan.
Mengevaluasi  Mengambil keputusan
sendiri.
 Kata kerja: evaluasi,
menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih,
mendukung.
Menganalisis  Menspesifikasikan aspek-
aspek atau elemen.
 Kata kerja: menguji,
membandingkan,
memeriksa, mengkritisi,
LOTS Mengaplikasi  Mengutamakan informasi
(Lower Order pada domain berbeda.
Thinking Skills)  Kata kerja: menggunakan,
mendemonstrasikan,
mengilustrasikan,
mengoperasikan.
Memahami  Menjelaskan ide atau
konsep.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Kata kerja: menjelakan,
mengklasifikasi,
menerima, melaporkan.
Mengetahui  Mengingat kembali.
 Kata kerja: mengingat,
mengulang, menirukan.
Sumber : Anderson & Kratthwohl (2001)

Tabel 2.2 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir

f. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2014: 6) kurikulum 2013 adalah kurikulum

yang menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar

yang akan menjadi fondasi pada tingkat berikutnya. melalui

pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis

kompetensi kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki nilai

jual yang bisa ditawarkan kepada bangsa lain didunia.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan

bawaKurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan

pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk

paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki

sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu.

Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta

didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang

pendidikan. Berikut akan dijelaskan mengenai 3 komponen dalam

kurikulum 2013:

a) Standar Isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Menurut PP No.19 Tahun 2005, pasal 1 ayat (5) yang

dimaksud dengan standar isi adalah”ruang lingkup materi dan

tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang

dan jenis pendidikan tertentu”. Yang dituangkan dalam kriteria

tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi

mata pelajaran, dan silabus pelajaran. Standar isi tersebut memuat

kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum

tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana yang

menggambarkan mengenai prosedur dan pengorganisasian

pembelajaran sebagaimana mestinya untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. RPP juga

dikembangkan secara rinci yang mengacu pada silabus, buku teks

pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup : 1) identitas

sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; 2) alokasi

waktu; 3) KI, KD, Indikator pencapaian kompetensi; 4) materi

pelajaran; 5) kegiatan pembelajaran; 6) penilaian; dan 7) media/alat,

bahan, dan sumber belajar (Permendikbud Nomor 103, 2014).

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hal utama yang perlu diperhatikan ketika merumuskan

Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP) adalah bagaimana rencana

dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level

belajar yang tinggi bagi setiap siswa dan apa yang harus dipelajari

siswa ketika di sekolah dalam waktu yang terbatas. (Anderson &

Krathwohl, 2015: 66). Sanjaya (dalam Prastawa, 2015: 34)

mengungkapkan perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan

guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian,

perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah

ke dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan

program pembelajaran dapat berupa perencanaan untuk kegiatan

sehari-hari, kegiatan mingguan, bahkan rancangan untuk kegiatan

tahunan sesuai tujuan kurikulum yang hendak dicapai.

Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP) merupakan gambaran

pelaksanaan pembelajaran yang utuh, di dalam RPP memuat

keseluruhan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan di

kelas. Di dalam RPP memuat alokasi waktu, materi pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran hingga metode pembelajaran yang

digunakan pada setiap pertemuan. Dalam merumuskan RPP banyak

menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang nantinya

diharapkan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang

ditetapkan. Dalam praktik lapangan, memang rumusan RPP yang

baik dan benar belum tentu menjamin keberhasilan siswa dalam

pencapaian tujuan secara utuh. Untuk mencapai sebuah tujuan

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diperlukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan proses

pelaksanaan penilaian kelas (assesment) yang sungguh-sungguh

mencerminkan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan

(Hanafiah & Suhana, 2012: 120).

Perumusan RPP yang mengarah pada kemampuan berpikir

tingkat tinggi tidak akan terlihat pada perumusan tujuan. Dengan

berlandaskan taksonomi Bloom, sebagaimana yang menjadi

indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah ranah kognitif

yang berada pada tingkatan kemampuan menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta maka rumusan tujuan harus memuat

proses kognitif yang berupa :

1) Menganalisis, memuat proses kognitif berupa: membedakan,

mengorganisasikan, mengatribusikan.

2) Mengevaluasi, memuat proses kognitif berupa : memeriksa dan

mengkritik.

3) Mencipta, memuat proses kognitif berupa: merumuskan,

merencanakan, dan memproduksi, (Anderson & Krathwohl,

2015: 101-102)

Dengan merumuskan tujuan pembelajaran sebagaimana yang

dipaparkan tersebut, maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

akan membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagaimana

yang menjadi tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran)

Selain pengembangan RPP, adapun faktor lain yang harus

diperhatikan dalam upaya menumbuhkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi adalah kompetensi yang dimiliki oleh guru.

Kompetensi yang dimiliki oleh pendidik akan tercermin melalui

kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terlaksana. Untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada siswa,

maka sebagai pendidik mampu menerapkan pendekatan, strategi,

model, maupun metode pembelajaran yang mengacu pada proses

kognitif dari beberapa indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi

itu sendiri.

Pendidik mampu melaksanakan proses kegiatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mampu

mengarahkan siswa kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang

memiliki makna bahwa pendidik tidak hanya menanamkan

kemampuan menghafal kepada siswa guna hanya ingin memperoleh

nilai yang tinggi.

1) Pengertian Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses yang

mengandung rangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik antara siswa dengan guru maupun guru

dengan siswa yang berlangsung dalam situasi pembelajaran

untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Arikunto (2014: 113)

pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan belajar dan

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membelajarkan siswa di kelas. Pelaksanaan pembelajaran adalah

interaksi yang dilakukan guru dengan siswa untuk mencapai

sebuah tujuan pembelajaran. Dari definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran bertujuan untuk

membelajarkan siswa di dalam kelas dan adanya proses interaksi

yang bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Kegiatan yang

dilaksanakan tersebut mengacu pasa suatu tujuan yaitu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan

sebelumnya.

Definisi lain yang sejalan dengan hal tersebut

dikemukakan oleh Arifin (2010: 210) bahwa proses pelaksanaan

pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang sudah

dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yakni:

strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode pembelajaran

yang sudah diarahkan guna untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang efektif dan efisien.

Berdasarkan kedua batasan di atas tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu bentuk

kegiatan yang harus dilaksanakan secara timbal balik oleh guru

dengan siswa dengan menjalin komunikasi edukatif melalui

strategi-strategi, pendekatan, metode, dan prinsip tertentu

sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang efektif

dan efisien berdasarkan perencanaan yang sudah dirancang

sebelumnya. Oleh sebab itu proses kegiatan pembelajaran harus

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilaksanakan dengan baik dan kreatif sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan apa yang sudah

direncanakan.

c) Standar Penilaian (Penilaian Kelas)

1) Pengertian

Walvord (2004: 2) menyatakan penilaian pembelajaran

dapat diartikan sebagai pengumpulan informasi yang sistematis

mengenai pembelajaran siswa dalam hal menjelaskan keputusan

tentang bagaimana mengembangkan proses belajar. Kunandar

(2014: 62), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi

atau kemampuan peserta didik baik kognitif, afektif, maupun

psikomotorik yang dikuasai setelah proses pembelajaran. Lebih

lanjut Sudjana (2002: 22) berpendapat bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan beberapa

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil

belajar adalah pengumpulan informasi mengenai pencapaian

kemampuan atau kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang dimiliki peserta didik setelah menerima pembelajaran dan

pengalaman belajarnya.

Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Standar

Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar

peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan

ujian sekolah/madrasah. Penjelasan dari cakupan di atas, sebagai

berikut.

(a) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan

secara komprehensif untuk menilai masukan (input), proses,

dan keluaran (output) pembelajaran.

(b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri

oleh peserta didik untuk membandingkan posisi relatifnya

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang

dilaksanakan untuk menilai keseluruhan identitas proses

belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan

dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas

khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

(d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur

tingkat pencapaian kompetensi peserta didik secara

berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau

kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(e) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara

periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

(f) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu

kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh

KD pada periode tersebut.

(g) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua

KD pada semester tersebut.

(h) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh

satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat

kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi

Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat

kompetensi tersebut.

(i) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut

UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan

oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat

kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti

pada tingkat kompetensi tersebut.

(j) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan

kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai

peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar

Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

(k) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran

pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan

pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

2) Karakteristik Penilaian

Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian

hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

(a) Objektif, berarti penilaian yang berbasis pada standar dan

tidak terpengaruh faktor subjektivitas penilai.

(b) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara

terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan

berkesinambungan.

(c) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

(d) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,

dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua

pihak.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(e) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan

kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk

aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

(f) Edukatif, berarti penilaian tersebut mendidik dan

memotivasi peserta didik dan guru.

2. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai

diterapkan pada tahun ajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini adalah

pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) maupun kurikulum tingkan satuan pendidikan

(KTSP). Dalam konteks ini, “kurikulum 2013 berusaha untuk lebih

menanamkan nilai. Nilai yang tercemin pada sikap dapat dibandingkan

keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di

bangku sekolah” (Fadillah, 2013: 16).

Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) mengatakan bahwa

kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran

kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri

kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah:

a) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu

pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang

telahmudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan

teknologi dan informasi.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada

lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun

memiliki kemampuan berpikir kritis.

c) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif,

inovatif, dan efektif.

d) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi

kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam

berbagai mata pelajaran.

e) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana

implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.

a) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang

menyangkut metodelogi pembelajaran, yang nilainya pada

pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,

46.

b) Kompetensi akademis dimana guru harus menguasai metode

penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.

c) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak

asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.

d) Kompetensi managerial atau kepemimpinan karena guru sebagai

seorang yang yang akan digugu dan ditiru siswa.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini.

Kesiapan guru ini akan tampak pada kegiatan guru dalam mendorong

untuk lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan

mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima

materi pembelajaran (Kurinasih & Berlin, 2013: 22-23).

3. Karakteristik Kuriulum 2013

Setiap kurikulum mempunyai perbedaan yang membedakan

dengan kurikulum yang lainnya. Kurikulum 2013 ini dirancang dengan

karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan

kemampuan intelektual dan psikomotorik.

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa

yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan

masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi

yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi

horizontal dan vertikal), (Kurniansih, 2013: 22).

Dari beberapa karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa

kurikulum 2013 ini lebih menekankan terhadap kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang. Sehingga diharap dapat

menciptakan output pendidikan yang lebih aktif, inovatif, dan produktif.

4. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran

intra-kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler. Pembelajaran intra

kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata

pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan

masyarakat. Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :

a) Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI

berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan

SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

dikembangkan guru.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa

aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada

tingkat yang memuaskan (excepted).

Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan

untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan

pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-

kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah

kegiatan ekstra-kurikuler wajib. Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian

yang tak terpisahkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikulum

berfungsi untuk: mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan

tertentu yang tidak dapat dilaksanakan melaluipembelajaran kelas biasa.

mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada

kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai

keterampilan hidup. Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan

sekolah, masyarakat, dan alam. Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai

yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-

kurikuler.

g. Hakikat Berpikir Kritis

Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar.

Presseissen (Arifin, 2002: 2) berpendapat berpikir pada umumnya

didefinisikan sebagai suatu proses kognitif dan proses mental untuk

memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Presseissen, Arifin

(2002: 2) mengatakan bahwa dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penggabungan antara presepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran.

Dalam proses berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara presepsi dan

unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan memanipulasi mental karena

adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran, dan

keputusan, serta kegiatan memperluas aturan yang diketahui untuk

memecahkan masalah.

h. Pembelajaran Tematik

Munir (2005: 1) mengatakan pembelajaran tematik merupakan salah

satu model pembelajaran terpadu atau terintegrasi yang melibatkan beberapa

mata pelajaran yang diikat dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran ini

melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu

mata pelajaran atau bahkan beberapa mata pelajaran. Keterpaduan dalam

pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses dan waktu, aspek

kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Trianto (2010:7) berasumsi bahwa melalui pembelajaran tematik,

siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah

kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah

dipelajari. Trianto mengklasifikasikan model pembelajaran tematik terbagi

terbagi atas empat kelompok yaitu prinsip penggalian tema, pengelolaan

pembelajaran, evaluasi, dan reaksi.

Menurut Rusman (2011: 254) pembelajaran tematik adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran

tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui

pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah

dipahaminya. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara ain :

1. Pengalaman dan kegiatan pembelajaran sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar;

2. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak

dari minat dan kebutuhan siswa;

3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga

hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;

5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan

6. Mengembangkan keterampilan social siswa seperti toleransi,

kerjasama, komunikasi, dan tanggap terhadap tanggapan orang lain.

Berdasarkan paparan dari beberapa ahli tersebut, peneliti mampu

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik adalah

model pembelajaran yang mengacu pada siswa sehingga mampu melibatkan

siswa secara aktif dan kegiatan dalam proses pembelajaran menggunakan

pembelajaran terpadu dimana kegiatan tersebut melibatkan beberapa mata

pelajaran dibahas dalam tema yang sama. Hal tersebut membuat siswa

menjadi lebih aktif bertanya dan memberikan makna kepada siswa melalui

kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan mata pelajaran yang sesuai.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i. Likert

Skala likert menyatakan bahwa setiap item pertanyaan didesain

sebagai observasi trait yang dikehendaki. Setiap item pertanyaan adalam

mengukur true score. Jika dihitung nilai rata-rata (atau penjumlahan) dari

setiap item pertanyaan maka kesalahan pengukuran diasumsikan mendekati

nol sehingga hasil estimasi menjadi true score. Kesalahan pengukuran

berbanding terbalik dengan reliability. Semakin besar kesalahan pengukuran

maka semakin buruk nilai reliability.dengan demikian salah satu cara

meningkatkan reliability adalah menambah jumlah item pertanyaan.

(Karlina, 2013:27)

Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh ahli tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau pendapat seseorang

mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial berdasarkan definisi

perasional yang telah ditetapkan oleh peneliti.

2.1.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil yang telah dilakukan oleh beberapa

peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain:

a. Jurnal 1

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Kurniati, Romi Harimukti dan

Nur Asiyah Jamil yang berjudul Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tinggi (Higher Order Thinking Skills/ HOTS) siswa dalam menyelesaikan

soal PISA berdasarkan indikator yang telah disusun. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi dalam penelitian ini meliputi kemampuan logika dan

penalaran, analisis, evaluasi, serta kreasi. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan

data meliputi metode dokumentasi, tes, dan wawancara. Hasil penelitian dari

30 siswa yang tersebar di beberapa SMP di Kabupaten Jember didapatkan

bahwa 18 siswa mampu melakukan kemampuan logika dan penalaran,

analisis, evaluasi, serta kreasi dengan baik dalam menyelesaikan beberapa

soal, sehingga tergolong memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi

dengan level sedang. Selanjutnya, 12 siswa tidak mampu melakukan

kemampuan analisis, evaluasi, kreasi, logika dan penalaran dengan baik

dalam menyelesaikan semua soal, sehingga tergolong memiliki kemampuan

berpikir tingkat tinggi dengan level rendah.

b. Jurnal 2

Penelitian yang dilakukan oleh Umi Pratiwi dan Eka Farida Fasha

yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Hots Berbasis Kurikulum

2013 Terhadap Sikap Disiplin. Tujuan dari penelitian adalah menerapkan

pendidikan integrasi dengan pendidikan karakter yaitu, pengembangan

instrumen penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berbasis

kurikulum 2013 terhadap sikap disiplin. Pengembangan instrumen penilaian

menggunakan R & D model 4-D dari Thiagarajan, et al. (1974). Uji coba

lapangan dilakukan di 3 (tiga) sekolah yang terdiri dari 3 (tiga) kecamatan,

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan teknik cluster random sampling terpilih kelas X(1) sebagai kelas uji

coba instrumen penilaian. Variabel HOTS sebagai variabel independen dan

sikap disiplin sebagai variabel dependen. Data diperoleh melalui lembar

validasi, instrumen penilaian dalam bentuk RPP. Proses pengembangan

instrumen penilaian HOTS dan sikap disiplin masing-masing terdiri dari 12

indikator dengan skor maksimal 4.00 menghasilkan: Instrumen penilaian

adalah valid menurut 4 (empat) validator, yaitu diperoleh rata-rata nilai

validitas 3,57. Instrumen penilaian dikatakan efektif/berhasil, karena

mencapai kesuksesan instrumen penilaian dengan skor HOTS 73,3% dan

sikap disiplin 90% dari skor total. Instrumen penilaian ini baik digunakan

untuk siswa dengan keaktifan tinggi, bekerja mandiri dan kemampuan yang

kurang baik dalam menyelesaikan soal-soal fisika secara sistematis.

c. Jurnal 3

Penelitian yang dilakukan oleh Maharani Yuniar, Cece Rakhmat dan

Asep Saepulrohman (2015) yang berjudul Analisis Hots (High Order

Thinking Skills) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan HOTS (High Order Thinking

Skills) pada soal objektif tes dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Alasan dilakukannya penelitian ini,

dikarenakan masih banyaknya soal yang dibuat oleh guru yang tidak

memenuhi kriteria pembuatan soal yang baik. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kualitatif. Peneliti berusaha mendeskripsikan pengembangan HOTS (High

Order Thinking Skills) pada soal objektif tes dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V di SD Negeri 7 Ciamis. Berdasarkan hasil

analisis, diperoleh temuan, yakni dari 20 butir soal ditemukan 14 butir soal

yang memenuhi kriteria pengembangan soal HOTS (High Order Thinking

Skills) dan 6 butir soal yang tidak memenuhi kriteria pengembangan HOTS

(High Order Thinking Skills).

Berikut ini hasil penelitian yang relevan dalam bentuk bagan dengan

judul yang akan dilakukan oleh peneliti.

JURNAL 1
Dian Kurniati, Romi Harimukti, dan Nur
Aisyah Jamil "Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa SMP di
Kabupaten Jember dalam
Menyelesaikan Soal Berstandar PISA"

Peneliti melakukan penelitian:


JURNAL 2
"Analisis Ketrampilan Umi Pratiwi dan Eka Farida Fasha
Berpikir Tingkat Tinggi Pada "Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Tematik Kelas HOTS Berbasis Kurikulum 2013
V (Studi Kasus Di Salah Satu Terhadap Sikap Disiplin"
SD Negri Di Kabupaten
Bantul)"

JURNAL 3
Maharani Yuniar, Cece Rakhmat, Asep
Saepulrohman (2015) " Analisis HOTS
(High Order Thinking Skills) Pada Soal
Objektif Tes dalam Mata Pelajaran
IlmuPengetahuan Ssial (IPS) Kelas V
SD Negri 7 Ciamis

Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tiga penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, penelitian ini memiliki beberapa kekhasan antara lain penelitian

yang dilakukan berbasis kurikulum 2013 dengan mata pelajaran tematik

disalah satu jenjang sekolah dasar yaitu kelas V meliputi perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian kelas dan model dari penelitian ini adalah studi

kasus karena penelitian focus pada salah satu subjek penelitian yaitu guru

kelas V.

2.2 Kerangka Berpikir

Kemampuan berpikir menjadi salah satu kemampuan yang perlu

dikembangkan untuk menghadapi tantangan pada abad 21. Hal ini

dikarenakan adanya perkembangan teknologi yang cukup pesat sehingga

memerlukan keterampilan tertentu supaya SDM yang ada di indonesia dapat

bersaing dengan perkembangan yang ada. Dalam mempersiapkan generasi

penerus bangsa yang lebih baik salah satunya dengan cara memperbaiki mutu

pendidikan. Perbaikan mutu pendidikan dilakukan oleh pemerintah Indonesia

melalui kurikulum yang diberlakukan bagi siswa pada jenjang SD, SMP,

maupun SMA. Selama beberapa dekade ini kurikulum pendidikan di

Indonesia mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dan

ilmu pengetahuan. Saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum

2013.

Dalam Kurikulum 2013 ini, siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif

di kelas dan mandiri dalam memecahkan suatu masalah di dalam kelas.

Lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan, sekolah mampu

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menanamkan hal-hal positif yang sangat bermanfaat sehingga mampu

mengembangkan minat dan prestasi peserta didik dari setiap generasi pelajar.

Dalam melaksanakan program pendidikan, guru adalah pendidik individu

yang memegang peran penting setiap pelaksanaannya. Sebagai pendidik, guru

mampu memnanamkan berbagai hal yang berkaitan dengan ilmupengetahuan

yaitu dengan cara yang benar sihingga mampu menghasilkan generasi yang

baik.

Kebutuhan pada manusia yang terus menerus meningkat sedangkan

alat pemuas kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya kegiatan

pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan yang dirumuskan

dalam kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, pendidikan

dewasa ini harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan berpikir agar

mampu berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika

pendidikan di sekolah diarahkan tidak hanya pada kemampuan menghafal dan

pemahaman konsep-konsep ilmiah, melainkan juga pada peningkatan

kemampuan dan keterampilan berpikir siswa itu sendiri, khususnya pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Guru perlu mengajarkan siswanya keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan melalui kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi dapat dirumuskan dalam bentuk/desain Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Pelaksanaan

Penilaian Kelas (assessment).

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Desain dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, dan Pelaksanaan Penilaian Kelas

(assesment) yang mampu menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

pada siswa Sekolah Dasar dapat dilakukan melalui penggunaan baik kata

kerja yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada

masing-masing komponen maupun dengan menerpkan berbagai strategi,

model, dan metode pembelajaranyang dapat mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menerapkan pembelajaran

tematik yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka

lembaga pendidikan akan banyak menghasilkan siswa yang tidak hanya

mampu mendaptakan nilai tinggi dengan cara menghafal dan memahami.

Kemampuan menghafal dan memahami materi pelajaran merupakan

keterampilan berpikir tingkat rendah, melainkan siswa yang dihasilkan adalah

siswa yang mampu memperoleh nilai tinggi dengan kemampuan berpikir

yang baik yakni dengan kemampuan untuk menganlisis, mengevaluasi, dan

mencipta.

Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan peneliti di salah satu SD

Negeri di Kabupaten Bantul, Peneliti Mengetahui bahwa SD tersebut

merupakan salah satu sekolah yang menyediakan berbagai fasilitas yang

diperlukan untuk perkembangan siswanya baik dari pendidikan akademik

atau non-akademik. Melalui hal tersebut peneliti ingin mengetahui lebih

dalam mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi yang ada di sekolah

tersebut dengan memilih salah satu kelas yang diharapkan agar dapat

memberikan pengetahuan baru terutama bagi para pendidik supaya mampu

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mendesain suatu kegiatan pembelajaran yang mengarah pada proses kognitif

yang mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir setiap siswa.

Abad 21
Latar belakang pendidikan yang perlu
dikembangkan

Kurikulum 2013
Guru
Pedoman yang digunakan untuk
mengembangkan akademik peserta Sebagai subjek yang memiliki
didik supaya kegiatan pembelajaran peran dalam penerapan
mengarah pada keterampilan berpikir berpikir tingkat tinggi.
tingkat tinggi.

HOTS

Kemampuan berpikir tingkat tinggi


siswa yang menuntut berpikir kritis
dan kreatif.

Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metode

penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Yusuf (2014: 329) menjelaskan pengertian penelitian

kualitatif yaitu suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian makna,

pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang

suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik;

mengutamakan kualitas menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara

narratif. Bogdan & Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1) menjelaskan

pengertian penelitian kualitatif yaitu salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-

orang yang diamati. Sedangkan Basrowi & Suwandi (2008: 1) menjelaskan

pengertian penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang

bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses

berpikir induktif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus. Studi kasus ini merupakan studi yang mendalam tentang individu dan

berjangka waktu relatif lama, terus menerus serta menggunakan objek tunggal,

artinya kasus dialami oleh satu orang. Dalam studi kasus ini peneliti

mengumpulkan data mengenai diri subjek dari keadaan masa sebelumnya,

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masa sekarang dan lingkungan sekitarnya. Keuntungan terbesar dari studi

kasus adalah kemungkinan untuk melakukan penyelidikan secara mendalam

dimana studi kasus berusaha untuk memahami anak atau orang dewasa secara

utuh dalam totalitas lingkungan individu tersebut (Furchan, 2007).

Peneliti melakukan studi kasus dngan landasan teori sebagai acuan

ketika akan menggali suatu hal yang berkaitan dengan subjek. Diharapkan

dengan landasan teori yang telah disebutkan pada bab sebelumnya dapat

mendasari setiap langkah yang dilakukan oleh peneliti, baik ketika menyusun

pedoman wawancara, ketika melakukan wawancara, ketika menggali data dari

sumber lain yang terkait.

Berdasarkan pengertian metode dan jenis penelitian, maka laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian lapangan. Data dalam penelitian ini berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, rekaman video, dan data pendukung lainnya. Dalam hal ini

pelaksanaan penelitian dan penyajiannya didasarkan pada proses pencarian

data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif

dalam bentuk kata-kata. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis

formatif dimana analisis dilakukan pada desain rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian kelas

(assessment).

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitiandan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di salah satu SD Negri di Kabupaten

Bantulyang berada di daerah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena SD tersebut

merupakan salah satu sekolah Negeri yang lokasinya berada di pedesaan.

Di salah satu SD Negri di Kabupaten Bantul ini merupakan sekolah yang

sudah menggunakan kurikulum 2013 pada khususnya yang digunakan

adalah pembelajaran tematik di tahun pelajaran 2018/2019, sehingga SD

Negeri tersebut menjadi tempat yang tepat untuk dilakukan penelitian guna

mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam berpikir. Mengingat

keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting diterapkan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Kecenderungan para

pendidik dalam mengajar sangat perlu dievaluasi apakah masih

menerapkan metode pengajaran yang hanya menekankan pada

kemampuan menghafal ataukah sudah sungguh-sungguh mengarahkan

siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, sehingga nilai yang

diperoleh siswa sunguh-sungguh mencerminkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2018 hingga

bulan Desember 2018. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian dilakukan

selama 2 bulan.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.2 Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih adalah guru kelas V sebagai subjek

utama dan siswa-siswi kelas V di salah satu SD Negeri di Kabupaten

Bantul tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 21 anak dan terdiri dari

13 siswa laki-laki serta 8 siswi perempuan. Gruru kelas V sebagai subjek

dalam mempraktikkan salah satu rencana pelaksanaan pembelajaran,

narasumber wawancara, dan sumber data dokumentasi berupa RPP, soal

evaluasi, dan kuesioner. Dan siswa sebagai subjek dalam proses

pembelajaran berlangsung serta sebagai narasumber kuesioner.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), pelaksanaan penilaian kelas (assessment) yang

memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta kegiatan

pembelajaran yang mengarahkan kepada siswa pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus. Menurut

Bogdan & Biklen (dalam syamsudin, 2009:175) studi kasus merupakan

pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu

tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Sementara itu,

Surachman (dalam Syamsudin, 2009:175) membatasi pendekatan studi kasus

sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada satu kasus

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara intensif dan rinci. Adapula pakar lain, Yin (2011:19) yang memberikan

definisi yang lebih teknis. Menurutnya, studi kasus adalah suatu inquiri

empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas,

dan dimana mulisumber bukti dapat dimanfaatkan. Dalam studi kasus ini

peneliti mengumpulkan data mengenai satu subjek yaitu guru kelas V melalui

analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah disusun, observasi

proses pembelajaran yang dilakukan subjek, dan wawancara langsung dengan

subjek yang dilengkapi dengan data lain dari pengumpulan dokumentasi

seperti RPP, soal penilaian tengah semester (PTS), dan kuesioner dari siswa

siswi kelas V yang berhubungan langsung dengan subjek.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti untuk

mengumpulkan seluruh data yaitu berupa:

3.4.1 Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang digunakan untuk

memperoleh informai atau data dari responden, dalam arti laporan tentang

pribadi yang diketahui dan pertanyaan yang bersifat tertulis

(Arikunto,2002). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

responden (Sugiyono, 2010:199). Kuesioner dalam penelitian ini

digunakan untuk memperoleh data berupa persepsi siswa kepada guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kuesioner disebarkan kepada siswa

kelas V untuk memperoleh sejauh mana kemampuan guru dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran yang membentuk keterampilan

berpikir tingkat tinggi pada siswa.

Persepsi siswa pada proses pembelajaran tematik dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi, dengan menerapkan proses kognitif menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup yaitu responden

memilih jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner ini mencakup tiga

proses kognitif yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat

tinggi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kuesioner dapat dilihat dari

lampiran 15 dan 16. Kuesioner ini terdiri dari 16 pernyataan yang

mengandung indikator kemampuan 4C dengan 4 pilihan jawaban yaitu

sangat sering (SS), sering (S), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan menggunakan

skor, (1) 4 untuk jawaban sangat sering (SS), (2) 3 untuk jawaban sering

(S), (3) 2 untuk jawaban jarang (JR), dan (4) 1 untuk jawaban tidak pernah

(TP).

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.2 Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik

atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa

berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang

sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang

sedang rapat, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun

non partisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam

kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut serta sebagai peserta

rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi non partisipatif pengamat

tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan,

tidak ikut dalam kegiatan (Sukmadinata: 2003).

Untuk memperoleh data, peneliti melakukan penelitian untuk

mengambil data primer secara langsung terhadap objek penelitian di kelas

V dengan menggunakan lembar pedoman observasi pada lampiran 18,

yaitu saat proses pelaksanaan pembelajaran sedang berlangsung. Analisis

tersebut dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan

pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi,

berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dalam teknik

observasi yang dilakukan, yang menjadi narasumber adalah guru

pengampu proses pembelajaran tematik di kelas V di salah satu SD Negeri

di Kabupaten Bantul.

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh data sekunder berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan kegiatan assessment yang memuat indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Teknik pengumpulan data

dokumentasi tersebut dilakukan melalui buku-buku yang relevan dengan

maslalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang berhubungan

dengan objek penelitian dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan

oleh peneliti yakni RPP untuk dianalisis dengan melihat indikator yang

disusun oleh guru apakah sudah menggunakan indikator keterampilan

berpikir tingkat tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Soal evaluasi dianalisis dengan melihat kata kerja yang digunakan oleh

guru apakah sudah menggunakan kata kerja sesuai dengan ndikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Seluruh data dianalisis degan

menggunakan pedoman instrumen analisis pada lampiran 21 untuk

pedoman analisis RPP dan lampiran 23 untuk pedoman analisis soal

evaluasi.

3.4.4 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara

pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui

komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

percakapan tatap muka antara pewawancara dengan sumber informasi,

dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti

dan telah dirancang sebelumnya (Yusuf, 2007).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara

guna memperoleh data yang konsisten dengan data yang diperoleh melalui

kegiatan observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di

kelas. Peneliti akan melakukan wawancara langsung terhadap guru kelas V

untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses penyusunan RPP,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dan penyusunan soal

evaluasi.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengumpulkan seluruh data di

atas dengan membagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder

sebagai berikut:

a. Data Primer

Sugiyono (2010:137) mengatakan bahwa data primer adalah

data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung

dari sumber datanya. Data primer juga merupakan data asli yang

bersifat up to date. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi:

1. Persepsi guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan kegiatan

pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru mata pelajaran ekonomi di kelas dengan menggunakan

metode, model dan teknik tertentu dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Menurut Arifin (2011:193) data primer adalah data yang dicatat

dan dikumpulkan oleh suatu badan, kemudian dikeluarkan dan

diterbitkan oleh badan itu sendiri. Data primer dapat diperoleh melalui

(a) hasil wawancara langsung dengan suber data, (b) hasil diskusi

langsung, (c) hasil pengamatan langsung ketika peristiwa atau

fenomena sedang terjadi, dan (d) hasil angket yang disebarkan kepada

responden, walaupun pengedar angket tersebut melalui bantuan orang

lain.

b. Data Sekunder

Sugiyono (2010: 137) mengatakan bahwa data sekunder adalah

data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti melalui berbagai sumber

yang telah ada. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi:

1. Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh

guru kelas V tersebut apakah telah memuat indikator keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

2. Pelaksanaan penilaian kelas (assesment)yang didapat melalui soal

Penilaian Tengah Semester (PTS) tahun 2018/2019 yang disusun

oleh guru kelas V untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Hal

tersebut dapat dilihat melalui penggunaan kata kerja yang digunakan

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam soal berupa kata kerja dari masing-masing keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

3.5 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen

pendukung karena peneliti berperan sebagai instrumen utama. Sugiyono

(2014, hlm. 92) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat

pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian

yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah,

fenomena alam maupun sosial.

Pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan beberapa

istrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan beberapa data yang

dibagi menjadi data primer dan sekunder. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan

menggunakan skala Likert. Sugiyono (2014, hlm. 134) menyatakan bahwa

“Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner

dengan pemberian skor sebagai berikut:

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Indikator Kuesioner Presepsi Guru dalam Menerapkan Kegiatan


Pembelajaran dan Presepsi Siswa terhadap Guru dalam Menerapkan
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Berpikir Kritis (Critical 1 (4 pernyataan) 4
Thinking)
2 Kolaborasi (Collaboration) 2 (4 pernyataan) 4
3 Kreativitas (Creativity) 3 (4 pernyataan) 4
4 Komunikasi 4 (4 pernyataan) 4
(Communication)

Pada tabel 3.1 dijelaskan bahwa untuk mendapatkan presepsi siswa

terhadap guru dan presepsi guru terhadap proses pembelajaran yang sudah

dilaksanakan menggunakan emampuan 4C dengan masing-masing aspek yang

terdiri dari 4 pernyataan. Adapun perbedaan dari kuesioner yang ada pada

guru dan siswa yakni pada kalimat pernyataan yang disusun lebih sederhana

untuk siswa.Instrument kuesioner yang peneliti buat dapat dilihat pada

lampiran 15 dan lampiran 16. Selain presepsi siswa dan guru, untuk

membandingkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan terhadap RPP dan

soal evaluasi yang sudah dilakukan dibutuhkan data berupa hasil wawancara

yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V dengan indikator di bawah ini:

Tabel 3.2 Indikator Pedoman Wawancara Guru Kelas V


No Indikator Nomer Item Jumlah
1 Pembelajaran abad 21 1 (7 pertanyaan) 7
2 Berpikir tingkat Tinggi 2 (7 pertanyaan) 7
3 Kendala yang dihadapi 3 (3 pertanyaan) 3

Pada tabel 3.2 diketahui bahwa pedoman wawancara yang disusun

peneliti terdiri dari 3 indikator yaitu pembelajaran abad 21, berpikir tingkat

tinggi, dan kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung.

Masing-masing indikator tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan yang

disesuaikan dengan indikator yang sudah ditentukan. Seluruh pertanyaan

wawancara dapat dilihat pada lampiran 17. Data yang dibutuhkan peneliti

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam penelitian ini yaitu proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan

guru di dalam kelas, untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakkan,

peneliti melakukan kegiatan observasi dengan menggunakan pedoman

observasi yang disusun dari indikator di bawah ini:

Tabel 3.3 Indikator Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan pada Langkah-


langkah Pembelajaran dalam RPP K13
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Berpikir Kritis dan Pemecahan 1 (4 pernyataan) 4
Masalah (Critical Thinking and
Problem Solving)
2 Kolaborasi (Collaboration) 2 (4 pernyataan) 4
3 Kreativitas dan Inovasi 3 (4 pernyataan) 4
(Creativity and Innovation)
4 Komunikasi (Communication) 4 (4 pernyataan) 4

Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa pedoman observasi

disusun berdasarkan kemampuan 4C dengan masing-masing kemampuan/

aspek yang terdiri dari 4 kriteria disetiap aspeknya yang sudah divalidasi oleh

pihak expert judgment. Lembar pedoman observasi dapat dilihat pada

lampiran 18. Selanjutnya, data yang dibutuhkan yaitu hasil analisis indikator

RPP dan soal penilaian tengah semester dengan menggunakan pedoman

analisis yang disusun melalui indikator di bawah ini:

Tabel 3.4 Indikator Analisis Pada Soal Penilaian Tengah Semester dan RPP
K13
No Indikator Kata Kerja Operasional
(KKO)
1 C1 Mengetahui 28 KKO
2 C2 Memahami 25 KKO
3 C3 Mengaplikasikan 34 KKO
4 C4 Menganalisis 28 KKO
5 C5 Mengevaluasi 22 KKO
6 C6 Membuat/ Mencipta 35 KKO

Pada tabel 3.4 diketahui bahwa untuk mengetahui tingkat kemampuan

berpikir pada masing-masing soal digunakan 6 tingkatan berpikir dari

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson & Kartwohl dengan

masing-masing indikator terdiri dari KKO yang sudah ditentukan. Pedoman

analisis soalpenilaian tengah semester dapat dilihat pada lampiran 20 dan

lembar pedoman analisis indikator RPP dapat dilihat pada lampiran 19.

3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan keabstrakan data

melalui uji kredibilitas dan uji transferabilitas.

3.6.1 Kredibilitas

Kredibilitas ialah kesesuaian antara konsep penulis dengan konsep

responden (Usman & Purnomo, 2009: 98). Agar kredibilitas dalam

penelitian ini terpenuhi, maka penulis melakukan beberapa cara, antara lain:

a. Mengadakan triangulasi

Patton (dalam Poerwandari, 1998: 132) menjelaskan konsep

triangulasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

1) Triangulasi data

Triangulasi data yakni digunakannya variasi sumber-sumber

data yang berbeda. Variasi sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dokumen hasil wawancara, hasil observasi atau

juga dengan mewawancarai lebih dari satu partisipan penelitian yang

dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2) Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti adalah digunakannya beberapa penulis

atau ecaluatir yang berbeda.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Triangulasi teori

Triangulasi teori adalah digunakannya beberapa perspektif

yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama. Pada

penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk

dipergunakan dan menguji terkumpulnya data penelitian.

4) Triangulasi metodologis

Triangulasi metodologis adalah dipakainya beberapa metode

yang berbeda untuk meneliti hal yang sama. Dalam penelitian ini,

penulis melakukan metode wawancra yang ditunjang dengan metode

observasi pada saat wawancara dilakukan.

b. Menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data

Aplikasi perekam suara dalam smartphone menjadi alat bantu

penulis saat melakukan wawancara. Sehingga penulis dapat

mendengarkan berulang kali data penelitian dan menuangkan semua

informasi dalam perekam suara tersebut ke dalam verbatim wawancara

tanpa ada informasi yang terlewat.

3.6.2 Transferabilitas

Trasferabilitas ialah apabila hasil penelitian kualitatif itu dapat

digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainnya. Penulis dapat

meningkatkan nilai transferabilitas penelitiannya dengan cara membuat

deskripsi yang detail dan terinci tentang laporan yang telah dilakukan

untuk mencapai hasil temuan. Selain itu untuk meningkatkan standar

trasferabilitas penelitian, penulis menggunakan teknik sampling purposif

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan karakteristik subyek yang jelas. Karena dengan karakteristik

subjek yang jelas maka pembaca akan lebih mudah mentrasfer hasil

temuan penelitian pada kasus lain yang memiliki karakteristik subjek yang

hampir sama.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Teknik Pengujian Instrumen

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Untuk mengetahui desain RPP yang dibuat oleh guru sudah

memuat Kata Kerja Operasional (KKO) dengan ketentuan adanya

penggunaan kegiatan kognitif pada tingkat menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta. Peneliti melakukan analisis desain RPP pada komponen

indikator. Peneliti menentukan tingkat penggunaan KKO perpikir

tingkat tinggi pada RPP yang sudah disusun oleh guru kemudian

peneliti akan menyesuaikan masing-masing indikator dengan susunan

langkah kegiatan pembelajaran yang ada pada RPP. Kata Kerja

Operasional (KKO) yang sudah dianalisis oleh peneliti melalui kegiatan

triangulasi.

b. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Untuk mengetahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru sudah mengarah pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan kegiatan observasi

terhadap aktivitas belajar yang dilaksanakan guru di kelas sesuai

dengan indikator keterampilan berpikir tingkat tingi mealui penilaian

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persepsi siswa pada guru dengan memberikan 16 pernyataan yang

terdiri dari 4 kategori yaitu komunikasi, kolaborasi, berpikir kirtis, dan

pemecahan masalah, serta kreativitas dan inovasi. Selain melalui

persepsi siswa terhadap guru, peneliti juga akan melihat dari persepsi

guru terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang sudah

dilakukan terhadap siswa melalui kuesioner dan wawancara.

Analisis komunikasi pada pelaksanaan pembelajaran dilihat dari

langkah-langkah kegiatan pembelajaran apakah guru memberikan

kesempatan kepada siswa untu mempresentasikan hasil kerja kelompok

dari pembelajaran yang sudah berlangsung, memberikan masukan atau

tanggapan terhadap siswa lain. Analisis kolaborasi melihat apakah guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi

kelompok dalam mencari informasi untuk menyelesaikan masalah

secara kritis, ataupun guru memberikan kesempatan kepada siwa untuk

saling bertukar pikiran.Analisis berpikir kritis dan pemecahan masalah

dilihat pada kegiatan pembelajaran ketika guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menganalisis suatu permaslahan, atau

mencari informasi-informasi dari sumber lain, dan adanya kesempatan

bagi siswa untuk menampilkan hasil karyanya sendiri.

Pada kuesioner guru, isi setiap pernyataan sesuai dengan

kuesioner yang diberikan kepada siswa hanya saja peneliti lebih

menyederhanakan pertanyaan yang diberikan kepada siswa

dibandingkan dengan kuesioner yang diisi oleh guru.Setelah kuesioner

diisi oleh siswa dan guru, peneliti melakukan rekapitulasi data dan

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menganalisis data yang sudah didapat dengan menggunakan skala

likert.

Kegiatan yang peneliti lakukan pada kuesioner siswa, peneliti

melakukan cara rekapitulasi dengan menganalisis hasil kuesioner yang

diisi siswa sebagai berikut: (1) menghitung rata-rata kemampuan 4C

dari seluruh skor rata-rata yang diberikan siswa pada masing-masing

indikator kemampuan 4C denagn rumus (Skor Rata-rata Kemampuan =

Skor Rata-rata Seluruh Siswa) : 25; (2) selanjutnya peneliti menentukan

pernyataan penerapan dengan menggunakan skala likert dengan

menghitng interval menggunakan rumus dan akan didapatkan tingkat

penerapan asing-masing kemampuan 4C menurut presepsi siswa

terhadap guru.

Pada kuesioner guru, peneliti melakukan cara yang sedikit

berbeda dengan analisis kuesioner siswa karena perbedaan jumlah

kuesioner. Proses menganalisis kuesioner guru yaitu: (1) peneliti

mengitung rata-rata skor yang didapat pada masing-masing kemampuan

4C dengan membagi total skor pada masin-masing kemampuan 4C

dengan banyaknya indikator pada setiap kemampuan dengan rumus

(skor rata-rata= total skor kemampuan : 4); (2) setelah mendapatkan

skor rata-rata pada masing-masing kemampuan, peneliti memasukkan

hasil hitung pada tebel yang sudah dibuat yang kemudian dibuatlah

diagram batang untuk melihat perbedaan penerapan dalam masing-

masing aspek.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain data dari kuesioner dan wawancara, peneliti juga

melakukan observasi pada proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan 1 peneliti

sebagai pembanding hasil observasi yang kemudian akan dilakukan

diskusi bersama untuk mendapat kesimpulan akhir. Setelah dilakukan

observasi, hasil observasi akan digunakan untuk menyesuaian atau

membandingkan hasil persepsi siswa terhadap guru dengan hasil

persepsi guru dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru

maupun siswa kelas V.

c. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)

Peneliti akan melakukan analisis terhadap doal penilaian tengah

semester yang dibuat oleh guru-guru yang berada Kabupaten

Bantul.Soal penilaian tengah semester dinyatakan baik jika analisis

menunjukanbahwa kata kerja operasional yang digunakan sebagi

perintah pengajaran pada soal ujian merupakan kata kerja dari masing-

masing indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa

menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta. Peneliti melakukan

kegiatan analisis soal dengan menggunakan teknik triangulasi dimana

kegiatan tersebut dilakukan dengan 2 peneliti lainnya untuk

menganalisis setiap nomor soal yang sudah peneliti dapatkan. Setelah

peneliti selesai menganalisis butir-butir soal, ketiga peneliti akan

melakukan diskusi guna untuk menyimpulkan hasil akhir pada tingkat

masing-masing butir soal dengan menggunakan kata kerja operasional.

Data analisis yang sudah didapatkan akan diolah dalam bentuk tabel

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan dibuat diagram pie yang akan menunjukan presentase soal HOTS

maupun LOTS pada masing-masing soal yang sudah dilakukan anaisis.

d. Skala Likert

Pada penjelasan di atas, peneliti banyak menggunakan skala

likert untuk menganalisis kuesioner persepsi guru dan siswa. Siregar

(2010: 138) mngungkapkan bahwa skala likert adalah skala yang dapat

digunakan untuk menilai sikap, pendapat, dan presepsi seseorang

tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Alternative jawaban yang

dibuat oleh peneliti yaitu sangat sering, sering, jarang, tidak

pernah.Peneliti menggunakan empat alternative jawaban karena

menurut peneliti, dengan empat alternatife jawaban berikut maka

responden tidak terdorong untuk memilih alternative jawaban yang

menimbulkan keragu-raguan. Adapun tahapan penyusunan skala Likert

dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penyusunan Skala Likert

Definisi Mendesain Expert


Konstruk Skala Jugdement

Validasi dan Analisis Item


Normalisasi Pertanyaan

Pada kuesioner yang dibuat oleh peneliti ditetapkan skor sebagai

berikut: (1) skor 4 untuk jawaban sangat sering; (2) skor 3 untuk

jawaban sering; (3) skor 2 untuk jawaban jarang; (4) skor 1 untuk

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

jawaban tidak pernah. Peneliti juga menentukan pertanyaan penerapan

sesuai dengan hasil analisis kuesioner persepsi siswa dan guru dengan

rumus:

( )

Keterangan
m = angka tertinggi dalam skor jawaban
n = angka terendah dalam skor jawaban
b = banyaknya kelas atau kategori jawaban

Melalui rumus di atas maka peneliti mendapatkan hasil interval

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Interval Indeks Persepsi


Nilai Interval Indeks Pernyataan
Persepsi Persepsi Penerapan
1 1.00 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2.51 Jarang
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.00 Sangat Sering

Setelah didapatkan nilai interval dan pernyataan penerapan,

peneliti dapat menentukan tingkat penerapan pada masing-masing

kemampuan 4C yang ada pada kuesioner siswa maupun guru.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Pada bab 4 ini berisi tetang hasil penelitian dan pebahasan yang telah

dilakukan peneliti terkait dengan penelitian mengenai keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada pembelajaran tematik di sebuah Sekolah Dasar di

Kabupaten Bantul. Peneliti melakukan kegiatan analisis terhadap perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi penilaian oleh guru

kelas V terhadap siswa kelas V. Proses penelitian ini dilakukan pada 22

November 2018. Analisis data pembahasan penelitian ini dibagi menjadi

empat rumusan masalah, yaitu :

4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembeajaran (RPP)

a. Analisis Indikator pada RPP

Untuk mengetahui bahwa guru kelas telah menyusun RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk mata pelajaran pembelajaran

tematik sesuai dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka langkah

pertama peneliti meminta dokumen berupa RPP yang telah dibuat oleh

guru kelas yang mengampu pembelajaran tematik.

Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) yang sudah peneliti

dapatkan, peneliti melakukan kegiatan analisis dilakukan dengan melihat

penggunaan kata kerja oprasional dalam indikator dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti yang ada dalam RPP sehingga

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

indikator yang ada dalam RPP dapat dilihat apakah sesuai dengan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Analisis RPP dinyatakan baik ketika kata kerja oprasional yang

digunakan pada indikator dan langkah-langkah kegiatan inti pada

perencanaan pembelajaran sudah meggunakan kata kerja yang

mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui

tingkatan Taksonomi Bloom yakni berupa kemampuan menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Kegiatan tersebut dilakukan untuk

mengetahui tingkat kemampuan anak berpikir tingkat tinggi sebagaimana

dikategorikan sebagai HOTS dan untuk mengetahui tingkat kemampuan

anak masih menggunakan keterampilan berpikir tingkat rendah

sebagaimana dikategorikan sebagai LOTS.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti,indikator RPP

tematik dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia memuat dalam

keterampilan berpikir tingkat tinggi karena tercapainya kata kerja

oprasional yang termasuk dalam tingatan C4 “menganalisis” dengan kata

kerja “menemukan” hal tersebut merupakan bagian dari tingkatan HOTS

“High Order Thinking Skills”. Indikator yang tercantum dalam RPP

yakni menemukan pokok pikiran dalam bacaan. Kata kerja menemukan

disini berarti menunjukan kegiatan belajar siswa untuk menemukan

pokok pikiran dalam suatu bacaan yang sudah disiapkan oleh guru.

Sebelumnya siswa mampu memahami bacaan yang sudah diberikan dan

di diskusikan di dalam kelompok kemudian siswa mampu menemukan

pokok pikiran dalam suatu bacaan. Sedangkan indikator yang kedua

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan mata pelajaran IPA memuat dalam keterampilan berpikir tingkat

tinggi karena tercapainya kata kerja oprasional yang termasuk dalam

tingkatan C6 “mencipta” dengan kata kerja “membuat” hal tersebut

merupakan bagian dari tingkatan HOTS “Higher Order Thinking Skills.

Hal ini terlihat dari cara guru menyusun indikator pembelajaran. Dalam

format penyusunan RPP pada bagian Indikator tertulis bahwa siswa

diminta untuk membuat gambar rantai makanan pada ekosistem lengkap

dengan keterangannya. Kegiatan membuat merupakan kategori proses

kognitif yang berada pada level kemampuan mencipta. Hal tersebut

melatih keaktifan dan kreativitas siswa dalam membuat pola rantai

makanan, sehingga siswa mampu mencipta hasil yang dibuatnya dengan

kreativitas membuat pola rantai makanan yang benar. Dengan demikian,

jelas bahwa proses membuat merupakan bagian proses kognitif berupa

kemampuan mencipta yang artinya sudah berada pada tahap kemampuan

berpikir tingkat tinggi.

Dari komponen RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini

peneliti menemukan bahwa desain pembelajaran yang tercantum dalam

RPP sudah mencapai atau mengarah pada kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Hal ini terlihat dari indikator dalam RPP yang dibuat oleh guru

kelas V. indikator dalam RPP tersebut sudah memuat kata kerja

oprasional pada tingkatan kognitif C4 “menganalisis” dan C6

“mencipta”. Ketercapaian indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi

ini peneliti melakukan analisis indikator yang dibuat oleh guru tersaji

pada tabel 4.1.

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas V
No Indikator LOTS HOTS Keterangan
Bahasa Indonesia
3.7.1 Menemukan pokok  Kata kerja operasional
pikiran pada teks bacaan. terdapat dalam tingkatan
kognitif C4 “menganalisis”
dengan kata kerja
“menemukan”.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

3.5.1 Membuat gambar rantai  Kata kerja operasional


makanan padaekosistem terdapat dalam tingkatan
lengkap dengan kognitif C6 “mencipta”
keterangannya. dengan kata kerja “membuat”

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa indikator dalam perencanaan

pembelajaran yang terdapat pada RPP tematik sudah mengarah pada

HOTS (High Order Thinging Skills).

4.1.2 Langkah-Langkah Kegiatan Inti Pembelajaran

Bagian langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran, desain RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi konsep belum

memuat kegiatan pembelajaran yang mampu membangun keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa. Rancangan proses kegiatan pembelajaran

yang didesain belum berpusat pada kegiatan yang membangun

kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran.

Di dalam desain RPP tersebut ada pula konsep materi yang sudah

memuat kegiatan pembelajaran yang membangun keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Hal ini dapat diihat dari desain rencana kegiatan inti

pembelajaran yang dicantumkan, desain kegiatan inti pembelajaran ini

dirancang untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa,

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yaitu berupa kemampuan dan mengevaluasi serta kegiatan tersebut

termasuk dalam kriteriaabad-21. Ketercapaian atau ketidak-tercapainya

kegiatan inti dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi ini maka peneliti

melakukan analisis langkah-langkah kegiatan inti dalam RPP yang dibuat

oleh guru tersaji pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Kegiatan Inti Pembelajaran pada RPP tematik kelas V
No Deskipsi Kegiatan Inti LOTS HOTS Keterangan
1. Guru membuka pelajaran  Termasuk dalam tingkatan
dengan menjelaskan bahwa C2 “memahami” dengan
pembelajaran hari ini akan kata kerja “menjelaskan”
membahas tentang rantai karena guru hanya
makanan dalam sebuah menjelaskan apa yang akan
ekosistem. dipelajari pada hari itu.

2. Siswa tampil di depan kelas  Termasuk dalam tingkatan


dan memperagakan C3 “mengaplikasikan”
percakapan sederhana yang dengan kata kerja
terdapat di dalam buku. “menerapkan” karena siswa
mampu
memperagakan/menerapka
n percakapan.
3. Siswa menuliskan  Termasuk dalam tingkatan
pertanyaan-pertanyaan yang C1 “mengetahui” dengan
ingin diketahui siswa tentang kata kerja “menulis” karena
rantai makanan kemudian siswa hanya menuliskan
siswa menempelkan di pertanyaan yang diketahui.
dinding kelas.
4. Siswa dapat menuliskan  Termasuk dalam tingkatan
jawaban atas pertanyaan- C1 “mengetahui” dengan
pertanyaan yang dimilikinya kata kerja “menulis” karena
atau pertanyaan milik siswa hanya menuliskan.
temannya.
5. Siswa berpikir kreatif dan  Termasuk dalam tingkatan
terampil dalam mencari C1 “mengetahui” tetapi
informasi untuk menjawab dalam deskripsi kegiatan ini
pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam kriteria
diberikan. pada abad-21 yaitu 4C pada
“Creativity and Innovation”
karena dijelaskan bahwa
siswa mampu berpikir
kreatif.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Deskipsi Kegiatan Inti LOTS HOTS Keterangan

6. Siswa mencermati bacaan  Termasuk dalam tingkatan


tentang rantai makanan C1 “mengetahui” dengan
kata kerja “mempelajari”
karena siswa mempelajari
bacaan tentang rantai
makanan.
7. Guru mengingatkan kembali  Termasuk dalam tingkatan
tentang ekosistem dan C2 “memahami” dengan
menjelaskan tentang rantai kata kerja “menjelaskan”
makanan yang terdapat karena guru menjelaskan
dalam bacaan. kembali.
8. Siswa diberi pertanyaan  Termasuk dalam tingkatan
untuk menstimulus rasa ingin C3 “mengaplikasikan”
tahu siswa tentang topic yang dengan kata kerja
akan didiskusikan. “menstimulasikan” karena
siswa mampu mengerti
9. Siswa menentukan pokok  Termasuk dalam tingkatan
pikiran dari setiap paragraph C3 “mengaplikasikan”
dan mengembangkan pokok dengan kata kerja
pikiran menjadi kalimat “menentukan” karena siswa
utama. mampu menentukan pokok
pikiran dalam bacaan.
10. Siswa membaca teks tetang  Termasuk dalam tingkatan
rantai makanan berdasarkan C1 “mengetahui” dengan
gambar yang disajikan. kata kerja “membaca”
karena siswa membaca teks
bacaan yang telah
disiapkan.
11. Guru memimpin diskusi  Deskripsi kegiatan ini
kelas dengan menanyakan termasuk dalam abad-21
perihal produsen dan pada 4C yaitu
konsumen dalam rantai “communication” dimana
makanan. siswa sudah melakukan
diskusi dalam kelompok.
12. Siswa bersama dengan teman  Deskripsi kegiatan ini
sebangku membuat rantai termasuk dalam abad-21
makanan dari ekosistem pada 4C yaitu
pilihan mereka. “communication” dimana
siswa sudah melakukan
diskusi dalam kelompok.
13. Siswa melengkapi diagram  Termasuk dalam tingkatan
rantai makanan disertai C2 “memahami” dengan

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Deskipsi Kegiatan Inti LOTS HOTS Keterangan


dengan keterangan. kata kerja “meramalkan”
karena siswa mampu
melengkapi diagram rantai
makanan.

14. Siswa saling bertukar  Deskripsi kegiatan ini


diagram rantai makanan dan termasuk dalam abad-21
menulis keterangannya pada 4C yaitu
kembali. “collaborative” dimana
siswa berkolaborasi dengan
bertukar diagram.
15. Siswa saling berdiskusi  Deskripsi kegiatan ini
tentang keterangan rantai termasuk dalam abad-21
akanan yang mereka buat. pada 4C yaitu
“communication” dimana
siswa sudah melakukan
diskusi dalam kelompok.

Jumlah Indikator 10 5

Berdasarkan tabel 4.2, peneliti menganalisis perencanaan

langkah-langkah kegiatan inti pada RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dan peneliti mendapatkan hasil bahwa analisis kegiatan

inti tersebut mencakup 15 langkah kegiatan pembelajaran dimana 10

kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa merupakan kriteria LOTS

(Lower Order Thinking Skills) dan 5 kegiatan yang dilakukan siswa

merupakan kriteria HOTS (Higher Order Thinking Skills). Hal ini

dikatakan bahwa kriteria LOTS yaitu kegiatan pembelajaran yang

mengandung kata kerja operasional dalam taksonomi bloom ada pada

tingkatan C1-C3 (mengetahui, memahami, mengaplikasikan) dan

kegiatan pembelajaran yang tidak mengandung pada kata kerja

operasional dalam tingkatan taksonomi bloom yakni dalam 4C

(communication, collaborative, critical Thinking and problem solving,

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

creativity and innovation) dengan mengacu pada pendapat Hosnan (2014

: 82). Dalam hasil analisis dalam kriteria LOTS ini, peneliti lebih banyak

menemukan kata kerja oprasional dalam taksonomi bloom pada tingkatan

C1 “mengetahui” karena dalam langkah kegiatan inti lebih banyak siswa

diminta untuk membaca teks bacaan yang sudah disiapkan. Sedangkan

kriteria kegiatan pembelajaran HOTS yaitu kegiatan pembelajaran yang

mengandung kata kerja oprasional dalam taksonomi bloom, yang ada

pada tingkatan C4-C6 (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) dan

kegiatan tersebut masuk dalam kriteria pembelajaran abad-21 dalam 4C

(communication, collaborative, critical Thinking and problem solving,

creativity and innovation). Dari hasil analisis, kegiatan pembelajaran

yang mengandung HOTS lebih mengacu dalam abad-21 yang termasuk

dalam 4C dimana siswa lebih banyak berkomunikasi dan bekolaborasi, .

Dari hal tersebut, Adapun kegiatan pembelajaran pada no 12

menggunakan kata kerja operasional dalam taksonomi bloom yakni pada

tingkatan C6 “mencipta” dimana siswa mampu membuat rantai makanan

dari ekosistem pilihan.

4.1.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi

yang muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran tematik siswa siswi

kelas V. Berikut ini hasil observasi yang sudah dilakukan peneliti dalam

proses pelaksanaan pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tabel 4.3.

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.3 hasil observasi pelaksanaan pada proses pembelajaran di kelas.


No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1 Communication 1. Di dalam Guru memberikan
(Komunikasi) pembelajaran kesempatan kepada
memperlihatkan siswa untuk
proses guru menyampaikan hasil
memberikan diskusi dengan
kesempatan siswa  membacakan ide
untuk pokok dan setiap
mempresentasikan
kelompok
hasil dari
menunjukan karya
pembelajaran.
yang dibuatnya.

2. Di dalam Guru memberikan


pembelajaran kesempatan kepada
memperlihatkan siswa untuk
proses guru mengungkapkan
memberikan pendapat melalui
kesempatan kepada Tanya jawab.
siswa untuk
menyampaikan ide

atau pendapat saat
berdiskusi dengan
teman-teman
maupun ketika
menyelesaikan
masalah yang
diberikan oleh
guru.
3. Di dalam Guru memberi
pembelajaran kesempatan kepada
memperlihatkan siswa untuk
proses guru mengingat kembali
memberi pelajaran
kesempatan kepada  sebelumnya.
siswa untuk
mengingat kembali
materi pada
pembelajaran
sebelumnya.
4. Di dalam Guru memberikan
pembelajaran kesempatan siswa
memperlihatkan untuk mengelola teks
proses guru bacaan.

memberikan
kesempatan siswa
untuk memahami,
mengelola, dan

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan


menciptakan
komunikasi yang
efektif dalam
berbagai bentuk
secara lisan dan
tulisan.
2. Collaborative 1. Di dalam Guru memberkan
(Kolaborasi) pembelajaran kesempatan pada
memperlihatkan siswa untuk
proses guru membentuk

memberikan kelompok diskusi.
kesempatan siswa
untuk membentuk
kelompok diskusi.
2. Di dalam Guru memberikan
pembelajaran kesempatan siswa
memperlihatkan untuk mengelola teks
proses guru bacaan.
memberikan

kesempatan siswa
untuk saling
bertukar pikiran
dan pendapat saat
berdiskusi.
3. Di dalam Guru memberikan
pembelajaran kesempatan kepada
memperlihatkan siswa untuk
proses guru mendengarkan hasil
memberikan siswa diskusi dari
kesempatan untuk
 kelompok lain.
menghargai
pendapat orang
lain dan mencapai
tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri
dan orang lain.
4. Di dalam Guru memberikan
pembelajaran kesempatan siswa
memperlihatkan untuk berdiskusi dan
proses guru memilih salah satu
memberikan orang untuk menjadi
tanggung jawab  ketua kelompok.
kepada siswa
untuk bekerjasama
dengan kelompok
secara produktif
dengan yang lain.
3. Critical 1. Di dalam Guru memberi
Thinking and pembelajaran kesempatan kepada

Problem Solving memperlihatkan siswa untuk
proses guru

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan


(Berpikir Kritis memberikan mengerjakan tugas
dan Pemecahan kesempatan secara mandiri tanpa
Masalah) kepada siswa bantuan guru
untuk maupun orang lain.
menyelesaikan
suatu
permasalahan
secara mandiri.
2. Di dalam Guru memberikan
pembelajaran kesempatan kepada
memperlihatkan siswa untuk
proses guru mengungkapkan
memberikan pendapat saat guru

kesempatan siswa bertanya.
untuk
mengungkapkan
ide atau pendapat
secara langsung.
3. Di dalam Guru meminta siswa
pembelajaran untuk menyusun,
memperlihatkan mengungkapkan, dan
proses guru menganalisis
memberikan permasalahan yang
kesempatan ada.
kepada siswa 
untuk menyusun,
mengungkapkan,
menganalisis, dan
menyelesaikan
permasalahan
yang ada.
4. Di dalam kegiatan Guru tidak
pembelajaran memberikan
memperlihatkan kesempatan kepada
proses guru siswa untuk
memberikan mengajukan

kesempatan pertanyaan kepada
kepada siswa kelompok lain.
untuk memberikan
tanggapan dan
kritik
4. Creativity and 1. Di dalam Siswa dimita untuk
innovation pembelajaran menyusun
(Kreativitas dan memperlihatkan rantaimakanan yang
inovasi) proses guru di diskusikan dalam

memberikan kelompok.
kesempatan siswa
untuk membuat
sebuah karya.
2. Di dalam Guru memberikan

pembelajaran

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan


memperlihatkan esempatan kepada
proses guru siswa
memberikan untukmemanfaatkan
kesempatan berbagai teknologi
kepada siswa dan informasi yang
untuk ada.
berkonstribusi
positif terhadap
lingkungan
dengan
memanfaatkan
berbagai teknologi
dan informasi
yang ada.
3. Di dalam Guru memberikan
pembelajaran keluasaan belajar
memperlihatkan kepada siswa sesuai
proses guru dengan kondisi kelas.
memberikan
kebebasan dan

keluasaan belajar
yang sesuai
dengan minat,
bakat, dan
kemampuan
siswa.
4. Di dalam Guru meminta siswa
pembelajaran untuk menjelaskan
memperlihatkan dan menampilkan
proses guru hasil karya yang
memberikan dibuatnya.
kesempatan
kepada siswa

untuk
menggunakan ide-
ide kreatif dan
mampu
menuangkan
pendapat yang
dimiliki siswa.

Berdasarkan tabel 4.3, peneliti mendapatkan data dengan

melakukan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data

yang diperoleh peneliti tidak hanya didapatkan melalui hasil dari peneliti

saja melainkan menggunakan teknik triangulasi dimana teknik ini

merupakan teknik pengumpulan data gabungan, jadi, peneliti mencari

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

teman 1 orang untuk melakukan observasi saat proses pembelajaran

berlangsung. Teknik yang dilakukan di dalam ruang kelas dengan 2

orang mahasiswa melakukan observasi dengan jarak yang tidak

berdekatan kemudian secara mandiri peneliti dan satu temannya mulai

mengobservasi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dari 2

data yang diperoleh tersebut, peneliti dapat menganalisis dengan

menyimpulkan hasil observasi yang sudah didapatkannya.

Hasil penelitian yang peneliti lakukan, peneliti melakukan

analisis dan kesimpulan terkait observasi proses pembelajaran yang

sudah berlangsung. Pada aspek yang pertama yakni communication

(komunikasi) untuk kriteria yang pertama, di dalam pelaksanaan proses

pembelajaran guru memberikan kesempatan siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas mengenai ide pokok pada

teks bacaan dan menjelaskan rantai makanan yang sudah dibuat dalam

kelompok. Kriteria yang kedua, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat saat berdiskusi bersama

teman sekelompok. Kriteria yang ketiga, di dalam pembelajaran guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali pelajaran

sebelumnya dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan. Kriteria yag

keempat, guru memberikan kesempatan siswa untuk memahami,

mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif pada saat ini guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok

melihat gambar apa saja yang didapat lalu siswa diminta untuk

mengolahnya setelah itu siswa mamp menciptakan hasil karya dalam

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelompok mengenai rantai makanan. Dari keempat kriteria dalam satu

aspek ini, guru sudah melaksnakan 4C dalam proses pembelajaran di

kelas.

Pada aspek yang kedua yakni Collaborative (kolaborasi) untuk

kriteria yang pertama, guru memberikan kesempatan siswa untuk

membentuk kelompok. Pada saat ini, guru membagi menjadi 5 kelompok

dimana pada setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Kriteria yang kedua,

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar pikiran

dimana dalam satu kelompok siswa-siswi melakukan diskusi dengan

menyampaikan ide maupun pendapatnya. Kriteria yang ketiga, dalam

kegiatan pembelajaran guru memberikan kesempatan siswa untuk

menghargai teman kelompok lain saat menyampaikan hasil diskusi di

depan kelas. Kriteria yang keempat, di dalam pembelajaran guru

memberikan tanggung jawab kepada setiap kelompok dengan memilih

ketua kelompok untuk mengkondisikan kelompoknya. Dari keempat

kriteria tersebut guru pengampu pembelajaran tematik di kelas ini sudah

melaksanakan kemampuan 4C.

Aspek yang ketiga pada pelaksanaan proses pemebelajaran.

Aspek ketiga mencakup Critical Thinking and Problem Solving (berpikir

kritis dan pemecahan masalah). Kriteria pertama, di dalam pembelajaran

guru sudah menerapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri pada proses

pembelajaran siswa menyelesaikan permasalahan secara mandiri saat

guru memberikan pertanyaan-pertanyaan. Kriteria yang kedua, guru

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide

atau pendapat saat guru melakukan Tanya jawab. Kriteria yang ketiga,

guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun

rantai makanan yang sudah disediakan oleh guru. Kriteria yang keempat,

guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tanya

jawab dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Dari aspek ini, guru

3 kriteria sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran tetapi 1 kriteria

belum terlaksana karena pada saat proses pembelajaran berlangsung

siswa-siswi banyak yang tidak mendengarkan teman lain menyampaikan

hasil diskusi sehingga guru sangat terganggu saat penyampaian materi.

Pada aspek ini ketika siswa diminta untuk berpikir secara mandiri,

banyak siswa-siswi yang hanya menggunakan waktu tersebut dengan

bermain dengan teman sebangkunya sehingga tidak mendengarkan apa

yang dikatakan oleh guru.

Aspek yang ke empat yakni Creativity and innovation (kreativitas

dan inovasi) hal tersebut mengacu siswa untuk membuat kreativitas yang

menjadikan hasil. Pada kriteria pertama guru sudah memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membuat karya dengan menyusun rantai

makanan yang sudah di diskusikan karya tersebut dijelaskan terlebih

dahulu di depan kelas oleh masing-masing kelompok, setelah itu

ditempel pada dinding yang sudah disediakan. Pada kriteria kedua, guru

memanfaatkan buku untuk membantu proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Hal ini membuat siswa hanya terpaku dalam buku yang ada

di depan siswa. Pada kriteria ke tiga, guru memberikan kebebasan dan

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keluasaan dengan kondisi kelas saat itu. Kondisi kelas yang dialaminya

yakni kelas terasa panas oleh karena itu guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk membuat kelompok dengan jarak yang sangat

renggang. Kriteria ke empat, guru memberikan kesempatan siswa untuk

melaporkan hasil karya dan menempelnya di dinding yang sudah

disedikan.

Dari hasil yang peneliti simpulkan, guru lebih dominan sudah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan abad-21 dalam aspek 4C hal

tersebut di dapat dari hasil observasi dan pengisian angket kuesioner

yang peneliti lakukan.

4.1.4 Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal

Untuk mengetahui kesesuaian kata kerja operasional yang

terdapat pada soal Penilaian Tengah Semester (PTS) yang mengarah pada

indikator pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti

mengumpulkan dokumen berupa soal PTS pada pembelajaran tematik

semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Setelah peneliti mendapatkan soal PTS, langkah berikutnya

peneliti mampu menganalisis tingkat kesesuaianya dengan indikator

kriteria berpikir tingkat tinggi. komponen-komponen soal dapat

dikatakan memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi ketika

komponen soal tersebut menggunakan kata kerja operasional yang

mengarahkan siswa pada Taksonmi Bloom tingkatan C4 (menganalisis),

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta). Hasil analisis soal disajikan pada

tebel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester (PTS)

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
Pilihan Ganda PPKn KD 3.2
1 Yang dimaksud  Termasuk dalam
dengan tanggung tigkatan C1 dengan kata
jawab adalah …. kerja “menghafal”.
2 Berikut ini contoh  Termasuk dalam
tanggung jawab tingkatan C1 dengan
terhadap bangsa kata kerja
dan Negara adalah “menyebutkan”.
….
3 Bila keputusan  Termasuk dalam
dalam suatu tingkatan C1 dngan kata
musyawarah telah kerja
tercapai, sikap “mengidentifikasi”.
kita sebaiknya ….
4 Bentuk sikap  Termasuk dalam
tanggung jawab tingkatan C1 dengan
saat pemilihan kata
ketua RT kerja“mengidentifikasi”.
ditunjukan dengan
….
5 Yang bukan  Termasuk dalam
merupakan contoh tingkatan C1 dengan
tanggung jawab di kata kerja “menghafal”.
lingkungan
masyarakat adalah
….
Essay PPKn KD 3.2
1 Yang dimaksud  Termasuk dalam
dengan hak adalah tingkatan C1 dengan
…. kata kerja
“menjelaskan”.
2 Contoh hak anak  Termasuk dalam
disekolah adalah tingkatan C1 dengan
…. kata kerja
“menyebutkan”.
3 Segala sesuatu  Termasuk dalam

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
yang harus tingkatan C1 dengan
dilakukan dengan kata kerja “menghafal”.
penuh rasa
tanggung jawab
adalah pengertian
dari ….
4 Contoh kewajiban  Termasuk dalam
anak dirumah tingkatan C1 dengan
adalah …. kata kerja
“menyebutkan”.
5 Contoh sikap yang  Termasuk dalam
menunjukan tidak tingkatan C1 dengan
tanggung jawab di kata kerja
kelas adalah …. “menyebutkan”
Uraian PPKn KD 3.2
1 Sebutkan 3  Termasuk dalam
persyaratan dalam tingkatan C1 dengan
melaksanakan kata kerja
musyawarah …. “menyebutkan”
2 Sebutkan 3 sikap  Termasuk dalam
peserta dan tingkatan C1 dengan ata
pelaksanaan kerja “menyebutkan”
musyawarah ….
3 Apa yang  Termasuk dalam
dimaksud dengan tingkatan C1 dengan
Kuorum …. kata kerja
“menjelaskan”
4 Sebutkan 3 contoh  Termasuk dalam
hak anak di tingkatan C1 dengan
lingkungan kata kerja
masyarakat …. “menyebutkan”
5 Sebutkan 3 contoh  Termasuk dalam
kewajiban anak tingkatan C1 dengan
dirumah …. kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda IPS KD 3.3
1 Kegiatan ekonomi  Termasuk dalam
adalah …. tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menjelaskan”
2 Manusisa  Termasuk dalam
melakukan tingkatan C1 dengan
kegiatan ekonomi kata kerja

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
untuk …. “mengidentifikasi”
3 Sebab Indonesia  Termasuk dalam
dijuluki sebagai tingkatan C1 dengan
Negara agraris kata kerja “menghafal”
adalah ….
4 Jenis kegiatan  Termasuk dalam
ekonomi dalam tingkatan C3 dengan
gambar disamping kata kerja
adalah …. “menentukan”
5 Berikut ini jenis  Termasuk dalam
ikan yang tingkatan C1 dengan
dibudidayakan di kata kerja
tempat perikanan “mengidentifikasi”
air tawar adalah
….
6 Berikut ini contoh  Termasuk dalam
usaha di bidang tingkatan C1 dengan
jasa adalah …. kata kerja
“mencontohkan”
7 Berikut ini contoh  Termasuk dalam
usaha yang tingkatan C1 dengan
dikelola oleh kata kerja “menghafal”
kelompok adalah
….
8 Orang yang  Termasuk dalam
dijuluki sebagai tingkatan C1 dengan
Bapak koperasi kata kerja “menghafal”
Indonesia adalah
….
9 Tempat orang  Termasuk dalam
berjual beli saham tingkatan C1 dengan
disebut …. kata kerja “menghafal”
10 Cara yang tepat  Termasuk dalam
untuk menghargai tingkatan C1 dengan
usaha orang lain kata kerja
adalah …. “mengidentifikasi”
Essay IPS KD 3.3
1 Kegiatan  Termasuk dalam
mengubah bahan tingkatan C1 dengan
mentah menjadi kata kerja “menghafal”
bahan setengah
jadi atau bahan
jadi disebut ….

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
2 Contoh industry  Termasuk dalam
kecil yang tingkatan C1 dengan
dilakukan secara kata kerja
perorangan adalah “mencontohkanl”
….
3 Perkoperrasian  Termasuk dalam
indonesia tingkatan C1 dengan
dikembangkan kata kerja “menghafal”
berdasarkan pada
UUD 1945 pasal
….
4 Bentuk koperasi  Termasuk dalam
yang tingkatan C1 dengan
menyediakan kata kerja “menghafal”
layanan simpan
pinjam adalah ….
Pilihan Ganda SBdP KD 3.1
1 Salah satu  Termasuk dalam
kelebihan pensil tingkatan C1 dengan
warna saat kata kerja
mewarnai adalah “mengidentifikasi”
….
2 Urutan gambar  Termasuk dalam
yang saling tingkatan C1 dengan
berhubungan satu kata kerja “menghafal”
dengan yang lain
sehingga
membentuk
sebuah cerita
disebut ….
Essay SBdP KD 3.1
1 Sebutkan 3  Termasuk dalam
langkah membuat tingkatan C1 dengan
gambar cerita! kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 3  Termasuk dalam
pewarna yang tingkatan C1 dengan
digunakan dalam kata kerja
teknik pewarnaan “menyebutkan”
basah!
Pilihan Ganda SBdP KD 3.2
1 Urutan nada yang  Termasuk dalam
disususn secara tingkatan C3 dengan

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
berjenjang disebut kata kerja
…. “menentukan”
2 Berikut ini lagu  Termasuk dalam
yang termasuk tingkatan C1 dengan
dalam tangga nada kata kerja “menghafal”
diatonic minor
adalah ….
3 Pencipta lagu  Termasuk dalam
“Gugur Bunga” tingkatan C1 dengan
adalah …. kata kerja “menghafal”
4 Tangga nada yang  Termasuk dalam
mempunyai dua tingkatan C1 dengan
jarak tangga nada, kata kerja “menghafal”
satu dan setengah
disebut ….

Uraian SBdP KD 3.2


1 Sebutkan 2 contoh  Termasuk dalam
lagu yang tingkatan C1 dengan
termasuk tangga kata kerja
nada diatonic “menyebutkan”
mayor!
2 Sebutkan 2  Termasuk dalam
macam ciri tangga tingkatan C1 dengan
nada diatonic kata kerja
minor! “menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
1 Fungsi utama dari  Termasuk dalam
property tari tingkatan C1 dengan
adalah …. kata kerja “menghafal”
2 Property tari yang  Termasuk dalam
digunakan pada tingkatan C1 dengan
tari topeng adalah kata kerja
…. “mengidentifikasi”
3 Nama tarian pada  Termasuk dalam
gambar di tingkatan C1 dengan
samping adlah …. kata kerja “menghafal”
Uraian SBdP KD 3.3.
1 Nama tarian dan  Termasuk dalam
property tari yang tingkatan C5 dengan
digunakan pada kata kerja
gambar di atas “memperjelas”
adalah ….

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
2 Sebutkan 3 hal  Termasuk dalam
yang perlu tingkatan C1 dengan
dipersiapkan kata kerja
dalam peragaan “menyebutkan”
karya tari ….
Jumlah Soal 0 45

Dari tabel 4.4 peneliti mampu menganalisis soal PTS dengan

menggunakan teknik triangulasi yang merupakan suatu teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sebagaimana dengan

mengacu pendapat (Sugiyono, 2007 : 83). Triangulasi tersebt peneliti

meminta bantuan kepada 2 rekan untuk membantu menganalisis proses

penelitian soal. Dengan bantuan tersebut kemuadian peneliti mampu

menyimpulkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh kedua rekan

tersebut. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal-soal yang diberikan

kesiswa lebih dominan dalam kata kerja operasionl dalam Taksonomi

Bloom pada tingkatan C1-C3 (mengetahui, memahami,

mengaplikasikan) hal tersebut menunjukan bahwa soal PTS

dikategorikan sebagai tingkatan LOTS (Lower Order Thinking Skills).

Dimana dengan jumlah keseluruhan soal 45 butir soal dengan bentuk soal

pilihan ganda, essay, dan uraian dari tiga mata pelajaran yang

terkandung. Dalam hal ini peneliti akan membuat diagram untuk

menjelaskan setiap mata pembelajaran yang terkandung. Untuk lebih

jelasnya dilihat pada tabel 4.5

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.1 Diagram Hasil Analisis Soal pada Mata Pelajaran PPKn

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

Berdasarkan diagram di atas, merupakan hasil analisis soal pada

mata pelajaran PPKn dengan bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 5

butir soal. Peneliti menyimpulkan bahwa dari 5 butir soal ini termasuk

dalam kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1

“mengetahui” dimana pada soal siswa hanya diminta untuk menghafal,

menjelaskan, mengidentifikasi saja. Oleh karena itu, hasil presentase

pada soal PPKn dengan bentuk soal pilihan ganda ini menunjukan 100%

mengacu kepada LOTS. Selanjutnya peneliti melakukan presentase pada

soal mata pelajaran PPKn dengan bentuk soal Essay disajikan pada

gambar 4.2

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran PPKn
Hasil Analisis Soal PTS
Essay

Soal
LOTS
100%

Berdasarkan Hasil diagram di atas, peneliti menganalisis dan

menyimpulkan bahwa hasil analisis soal pada mata pelajaran PPKn

dengan bentuk soal essay belum memenuhi kriteria kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Peneliti menemukan 5 butir soal dalam bentuk soal essay.

Di dalam butiran soal tersebut, peneliti tidak menemukan kata kerja

opersional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C4-C6 hanya saja

peneliti menemukan kata kerja operasional pada tingkatan C1-C3. Dari 5

butir soal tersebut semua termasuk ke dalam tingkatan taksonomi Bloom

pada C1 dimana siswa hanya mengacu pada tingkatan “mengetahui”. Hal

ini menunjukan bahwa presentase hasil analisis pada mata pelajaran

PPKn dengan bentuk soal essay dapat diketahui bahwa 100% soal

tersebut mengacu pada LOTS. Setelah peneliti menyimpulkan analisis

soal essay, tiga peneliti melakukan analisis sehingga peneliti sendiri

mampu menyimpulkan soal uraian pada mata pelajaran PPKn tersaji

pada gambar 4.3

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Soal pada Mata Pelajaran PPKn

Hasil Analisis Soal PTS


Uraian

Soal
LOTS
100%

Dari hasil diagram di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

presentase hasil analisis soal tersebut menujukan 100% soal termasuk

dalam kategori LOTS. Peneliti menjelaskan bahwa dari 5 butir soal

uraian tersebut semuanya masih mengacu pada kata kerja operasional

dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1. Selanjutnya peneliti

menganalisis soal pada mata pelajaran Ilmu Pengeahuan Sosial (IPS)

dengan bentuk soal pilihan ganda, essay, dan uraian tersaji dalam gambar

4.4

Gambar 4.4 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran IPS

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

Hasil analisis soal pilihan ganda dilihat dari diagram di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa dari 10 butir soal pilihan ganda mengacu

kedalam kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan

C1”mengetahui” dan C3 “mengaplikasikan”. Dari hasil presentase

peneliti juga menjelaskan bahwa presentase menunjukan 100% analisis

soal tersebut masuk ke dalam kategori LOTS.

Gambar 4.5 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran IPS

Hasil Analisis Soal PTS


Essay

Soal
LOTS
100%

Hasil analisis soal essay pada mata pelajaran IPS dilihat dari

diagram di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dari 5 butir soal essay

mengacu kedalam kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tingkatan C1 “mengetahui” karena dijelaskan bahwa soal tersebut hanya

membantu siswa untung menghafal sehingga masuk dalam tingkatan C1.

Hasil presentase yang peneliti lakukan menunjukan 100% analisis soal

tersebut termasuk ke dalam kategori LOTS. Hal tersebut dapat di

buktikan dengan melihat kata kerja operasional.

Gambar 4.6 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

Peneliti menganalisis 2 soal pilihan ganda pada mata pelajaran

SBdP. Dari soal yang dianalisis, peneliti hanya menemukan soal dengan

kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1

“mengetahui”. Dalam perhitungan presentase, meneliti menyimpulkan

bahwa hasil presentase tersebut menunjukan 100% soal masuk dalam

kategori LOTS. Hal tersebut dapat dilihat dari proses analisis dengan

mengacu pada kata kerja operasional.

Gambar 4.7 Diagram Hasil Analisis Soal pada Mata Pelajaran SBdP

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Analisis Soal PTS


Uraian

Soal
LOTS
100%

Hasil analisis soal pada mata pelajaran SBdP dalam bentuk soal

uraian ini, peneliti mendapatkan hasil bahwa dari 2 soal yang disajikan

merupakan soal yang termasuk dalam kategori LOTS. Presentase yang

didapatkan menunjukan 100% 2 butir soal tersebut belum menggunakan

kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkat C4-C6

melainkan hanya mengacu pada tingkatan C1 “mengetahui”.

Gambar 4.8 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

Berdasarkan hasil analisis soal pada mata pelajaran SBdP dengan

kompetensi dasar yang berbeda pada bentuk soal pilihan ganda, peneliti

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mendapatan kesimpulan bahwa soal pilihan ganda yang berjumlah 4 butir

soal ini merupakan soal yang termasuk dalam kategori LOTS, karena

soal-soal tersebut menggunakan kata kerja operasional dalam Taksonomi

Bloom pada tingkatan C1 saja dimana sisa hanya mampu mengetahui.

Dengan demikian hasil presentase sesuai dengan diagram di atas

menunjukan 100% soal – soal pilihan ganda termasuk dalam kategori

HOTS.

Gambar 4.9 Diagram Hasil analisis soal pada mata pelajaran SBdP

Hasil Analisis Soal PTS


Uraian
Soal LOTS Soal HOTS
2%

98%

Berdasarkan hasil diagram di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa pada mata pelajaran SBdP soal pertama pada bentuk soal uraian

ini mengandung keterampilan berpikir tingkat tinggi pada tingkatan C2

butir soal uraian belum mengacu pada kegiatan berpikir tingkat tinggi.

Hal tersebut dapat dipastikan melalui kata kerja operasional dalam

Taksonomi Bloom. Hasil dari presentase menunjukan bahwa 100% soal

yang diberikan termasuk kedalam kategori LOTS.

Gambar 4.10 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

Berdasarkan hasil diagram di atas, peneliti menganalisis dan

membuat kesimpulan bahwa dari 3 butir soal pilihan ganda mengacu

pada kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1

“mengetahui” hal tersebut dilihat dari hasil presentase yang menunjukan

100% soal yang diberikan termasuk dalam kategori LOTS.

Gambar 4.11 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP

Hasil Analisis Soal PTS


Uraian

Soal
LOTS
100%

Berdasarkan hasil diagram di atas, presentase analisis soal

menunjukan 100% soal yang diberikan termasuk dalam kategori LOTS.

Hal ini dipastikan melalui kegiatan analisis data dengan menggunakan

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kata kerja operasional sebagai mana seperti pendapat Taksonomi Bloom

pada tingkatan C1, C2.

Berdasarkan hasil analisis yang peneliti simpulkan, peneliti

melakukan analisis terhadap soal Penilaian Tengah Semester (PTS) untuk

mengetahui kriteria-kriteria yang terdapat pada butir soal dengan

mengacu pada kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada

tingkatan C1 “mengetahui”, C2 “memahami” C3 “mengaplikasikan”

yang mempunyai arti bahwa tingkatan tersebut merupakan dalam

kategori LOTS. Sedangkan kata kerja operasional pada tingkatan C4

“menganalisis”, C5 “mengevaluasi” C6 “mencipta” mempunyai arti

bahwa tingkatan tersebut termasuk dalam kategori HOTS. Peneliti

melakukan analisis soal yang dimana soal tersebut mencakup 3 mata

pelajaran yakni PPKn, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), SBdP. Berikut ini

dijelaskan hasil dari analisis soal melalui diagram yang disajikan pada

gambar 4.12

Gambar 4.12 Diagram Hasil Analisis Keseluruhan Soal PTS

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari hasil diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari

keseluruhan butir soal dalam setiap mata pelajaran ada yang memuat

dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu pada mata pelajaran

SBdP karena pada butir soal tertera bahwa siswa mampu memperjelas

gambar yang tersedia sehingga kategori tersebut termasuk tingkatan C4.

Berdasarkan diagram di atas, peneliti juga mendapatkan soal LOTS pada

mata pelajaran SBdP ini karena dalam butir soal peneliti menyimpulkan

bahwa menyebutkan masuk pada tingkatan C1 maka dari itu menjadi

alasan bahwa soal yang diberikan ke siswa siswi lebih mengacu pada

kategori LOTS.

Hasil presentase yang didapat pada setiap mata pelajaran PPKn

menunjukan 0% soal yang masuk ke dalam kategori HOTS dan 100%

soal yang masuk kedalam kategori LOTS. Untuk presentase yang didapat

pada mata pelajaran IPS menunjukan 0% soal yang masuk dalam

kategori HOTS dan 100% soal yang masuk ke dalam kategori LOTS.

Sedangkan presentase untuk mata pelajaran SBdP menunjukan 2% soal

yang masuk ke dalam kategori HOTS dan 93,34% soal yang masuk

kedalam kategori LOTS.

4.1.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas V

Peneliti mengumpulkan dokumen berupa angket kuesioner yang

diberikan kepada siswa untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan

di kelas terkait dengan pembelajaran abad-21. Di bawah ini merupakan

hasil analisis kuesioner siswa melalui kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di kelas. Peneliti mengambil subjek siswa kelas V dengan

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

jumlah 21 siswa. Berikut tabel analisis kuesioner yang dilakukan siswa

tersaji pada tabel 4.5

Tabel. 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa


Aspek 4C

No siswa Critical Thinking Collaborative Creativity Communication


(Berpikir Kritis) (Kolaborasi) (Kreativitas) (Komunkasi)

1
3,5 2,75 3,25 2,75
2
3 3,5 3,5 3,25
3
2,25 2,5 1,75 2,25
4
2,25 2,5 1,75 2,75
5
3,75 4 4 4
6
3,75 4 4 4
7
3,75 4 4 4
8
3,75 4 4 4
9
3,25 3,5 3,75 4
10
3,25 3,75 3,75 4
11
2,75 3,45 3,25 3,75
12
3,73 3,45 3,5 3,75
13
3,25 3,75 3,75 4
14
2,75 2,75 3,5 3
15
3,5 3 2,75 3,5
16
3 4 3,25 3,25
17
3 4 3,25 3,25
18
3 4 3 3,25
19
2,5 3,25 3,25 2,75
20
2,5 3,25 2,5 2,75
21
3 4 3,25 3,25
Rata-rata 3,12 3,53 3,28 3,4

Berdasarkan tabel di atas, peneliti melakukan perhitungan

mengenai analisis kuesioner siswa. Dari hasil di atas peneliti menilai

masing-masing siswa mngenai kuesioner yang diberikan sesuai dengan

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aspek 4C dan kriteria-kriteria yang diberikan kemudian dari hasil

kuesioner yang dikerjakan siswa dinilai sehingga nilai paling maksimal

adalah 4 (sering sekali), 3 (sering), 2 (jarang), 1 (tidak pernah). Setelah

melakukan penilaian mengenai aspek 4C, peneliti melakukan

perhitungan dari setiap jumlah aspek dibagi dengan seluruh siswa

kemudian peneliti menuliskan rata-rata kuesioner yang di isi oleh siswa.

Kemudian peneliti melakukan perhitungan hasil kuesioner siswa tersebut

menggunakan skala likert sesuai dengan rata-rata yang sudah ditemukan

peneliti sehingga dapat dilihat kesesuaian dalam pelaksanaan

pembelajaran pada aspek 4C. berikut ini akan dipaparkan tabel hasil

perhitungan pernyataan pada kuesioner siswa.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan pada Kuesioner Siswa


No Interval Indeks Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2.51 Jarang
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.00 Sering Sekali

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rata - Rata hasil Kuesioner Siswa


3.6

3.5

3.4
Rata - Rata

3.3

3.2

3.1

2.9
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Aspek 4C 3.12 3.55 3.24 3.4

Gambar 4.14 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Berdasarkan diagram batang di atas, peneliti menjelaskan bahwa

hasil kuesioner yang dilakukan siswa pada aspek 4C menunjukan bahwa

Critical Thinking menunjukan angka 3,12. Collaborative menunjukan

angka 3,55. Creativity menunjukan angka 3,24. Communication

menunjukan angka 3,4. Dari hasil tersebut, data yang menunjukan rata-

rata tertinggi yakni pada aspek Collaborative (Kolaborasi) sedangkan

rata-rata terendah menunjukan angka 3,12 pada aspek Critical Thinking

(Berpikir Kritis). Berikut ini adalah tabel analisis akhir dari analisis soal

terhadap proses pembelajaran.

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.7 Hasil Akhir Analisis Kuesioner siswa


Rata-rata Pernyataan
No Aspek Penerapan
Skor Seluruh Siswa
1 Critical Thinking 3,12 Sering
2 Collaborative 3,55 Sering Sekali
3 Creativity 3,24 Sering
4 Communication 3,4 Sering Sekali

Berdasarkan hasil analisis kuesioner siswa, peneliti mengambil

siswa-siswi kelas V untuk menjadi subjek dengan jumlah siswa 21 orang.

Peneliti melakukan analisis data kuesioner siswa menggunakan skala

likert sehingga peneliti mampu mengukur baik tanggapan positif ataupun

negative dari kriteria yang di tentukan melalui hasil akhir yang diperoleh

dari rata-rata.

4.1.6 Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas V

Peneliti melakukan pengambilan data melalui kuesioner yang

dinilai oleh guru kelas. Hasil analisis kuesioner guru tersebut sama

seperti hasil analisis yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan skala likert untuk mengetahui sejauh mana guru pengampu

pembelajaran tematik menerapkan pembelajaran yang mengarak pada

aspek 4C yaitu Critical Thinking (berpikir kritis), Collaborative

(kolaborasi), Creativity (kreativitas), dan Communication (komunikasi).

Berikut ini adalah tabel analisis kuesioner guru.

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.8 Hasil Analisis Kuesioner Guru


Aspek 4C
No Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
(Berpikir Kritis) (Kolaborasi) (Kreativitas) (Komunkasi)
1 3,5 4 3 3,75

Berdasarkan tabel di atas, peneliti menghitung kuesioner yang di

isi oleh guru sesuai dengan kenyataan yang dilakukan ketika proses

pembelajaran berlangsung. Hasil pada tabel diata diperoleh dari

menjumlahkan kriteria-kriteria pada aspek kemudian dibagi 4 karena

terdapat 4 aspek dan 16 kriteria untuk jumlah keseluruhan. Dengan

demikian, peneliti dapat menemukan hasil rata-rata pada setiap aspek 4C.

berikut tabel pernyataan disajikan pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Kriteria Hasil Hitung Pernyataan Kuesioner Guru


No Interval Indeks Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2.51 Jarang
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.00 Sering Sekali

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rata - Rata hasil Kuesioner Guru


4.5
4
3.5
3
Rata - Rata

2.5
2
1.5
1
0.5
0
Critical Communicati
Collaborative Creativity
Thinking on
Aspek 4C 3.5 4 3 3.75

Gambar 4.15 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru


Berdasarkan diagram batang di atas, peneliti menjelaskan bahwa

hasil kuesioner yang dilakukan guru pada aspek 4C menunjukan bahwa

Critical Thinking menunjukan angka 3,5. Collaborative menunjukan

angka 4. Creativity menunjukan angka 3. Communication menunjukan

angka 3,75. Dari hasil tersebut, data yang menunjukan rata-rata tertinggi

yaitui pada aspek Communication (komunikasi) sedangkan rata-rata

terendah menunjukan angka 3 pada aspek creativity (kreativitas) Berikut

ini adalah tabel analisis akhir dari angket kuesioner guru terhadap proses

pembelajaran.

Tabel 4.10 Hasil Akhir Analisis Kuesioner Guru


Rata-rata Skor Pernyataan
No Aspek Penerapan
Seluruh Siswa
1 Critical Thinking 3,5 Sering sekali
2 Collaborative 4 Sering Sekali
3 Creativity 3 Sering
4 Communication 3,75 Sering Sekali

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil akhir analisis angket kuesioner guru, peneliti

menyimpulkan bahwa yang dilakukan guru ketika proses pembelajaran

sangat sering melakukan kegiatan yang masuk kedalam kategori 4C.

Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan berpikir kritis dengan

menyelesaikan permasalahan yang diberikan, mampu mengungkapkan

pendapat, dsb. Di dalam pembelajaran guru mampu menerapkan

komunikasi serta kolaborasi.

4.1.7 Hasil Wawancara Guru Kelas V

Peneliti melakukan teknik pengambilan data dengan

menggunakan teknik wawancara yang dilakukan setelah selesai observasi

kegiatan pembelajaran. Wawancara tersebut peneliti lakukan bersama

dengan guru kelas V. Dalam teknik wawancara, peneliti menanyakan

beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru

mengenai pembelajaran HOTS dan pembelajaran pada abad-21. Berikut

ini temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam bentuk

tabel 4.14

Tabel 4.11 Hasil Wawancara Guru kelas V

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah bapak sebelumnya Sudah, dulu waktu kuliah pernah
sudah mengetahui HOTS? mendapatkan materinya. Dan kemarin
sempat mendapatkan lagi ketika
mengikuti diklat guru.
2 Sejauh mana pengetahuan HOTS itukan dicetuskan oleh Bloom
bapak mengenai HOTS? yang membagi ranah berpikir .
3 Menurut bapak, apakah Berpikir tingkat tinggi yang mencakup
pengertian dari HOTS sendiri? ranah kognitif afektif, dan psikomotorik.
4 Menurut bapak, apakah HOTS Penting, karena di HOTS dapat
itu penting diterapkan di kelas membantu siswa dalam mengatasi suatu
V? permasalahan dengan cara menganalisis,

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pertanyaan Jawaban
evaluasi, dan mengaplikasikannya.
5 Apakah bapak sudah Sejauh ini belum sepenuhnya
menerapkan kegiatan pembelajaran mencakup keterampilan
pembelajaran yang bersifat berpikir tingkat tinggi.
HOTS?
6 Menurut bapak, apakah ada Ada, ya tidak banyak tetapi ya ada
hambatan dikelas saat
menerapkan pembelajaran
yang bersifat HOTS?
7 Apa kendala bapak saat Kendalanya dari segi anaknya, karena
menerapkan pembelajaran tidak semua anak dapat memecahkan
HOTS di kelas? soal hots.
8 Apakah pembelajara HOTS Membantu, karena anak jadi lebih kritis,
sangat membantu proses logis, dan mengembangkan HOTS.
pembelajaran di kelas?
9 Menurut bapak apakah HOTS Iya
termasuk dalam pembelajaran
abad-21?
10 Apakah bapak sebelumnya Iya, kemarin bulan desember diadakan
sudah mengetahui tentang diklat tentang HOTS dan pembelajaran
pembelajaran abad-21? abad-21
11 Apa yang bapak ketahui Keterampilan abad-21 terdiri dari
tentang pembelajaran abad- karakter, kompetensi, dan literasi.
21?
12 Apakah bapak mampu Mampu, karena secara tidak langsung
menerapkan pembelajaran pembelajaran kurtilas ini sudah
abad-21 saat proses mencakup pembelajaran abad-21.
pembelajaran?
13. Menurut bapak apa kendala Kurang lebih tidak ada.
yang dihadapi saat proses
pembelajaran berlangsung
dengan menerapkan abad-21?
13 Apakah bapak memberikan Iya. Memberikan presentasi kelompok
kesempatan kepada siswa seusai diskusi.
untuk melakukan presentasi
pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
14 Menurut bapak, sejauh mana Kerjasama atau diskusi
pengetahuan bapak mengenai
pembelajaran abad-21 pada
aspek collaborative
(kolaborasi)?
15 Apakah bapak memberikan Ya, jelas
kesempatan kepada siswa
untuk membentuk kelompok
pada saat pembelajaran?
16 Adakah kendala bapak dalam Ada, terkadang anak suka memilih-milih

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pertanyaan Jawaban
membentuk kelompok siswa teman dalam membentuk kelompok.
saat proses pembelajaran?
17 Menurut bapak, apakah Ya, perlu dan penting.
penting pembelajaran abad-21
ini diterapkan pada siswa siswi
kelas V?

Melalui wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas

V, peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan guru pada aspek

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mengenai pembelajaran abad-21

guru mampu mengetahui mengenai hal tersebut. Hasil wawancara yang

di berikan oeh guru dapat terjawab semua sesuai dengan tabel di atas.

Ketika peneliti melakukan wawancara guru banyak mengetahui tentang

HOTS dan paham adanya keterampilan berpikir tingkat tinggi.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pembahasan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Analisis Indikator pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk mendapakan gambaran mengenai keterampilan berpikir

tingkat tinggi, berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui

RPP yang dibuat oleh guru pengampu pembelajaran tematik di kelas V,

peneliti melakukan analisis RPP dengan melihat Indikator pada bagian

RPP. Kegiatan analisis RPP pada indikator yang peneliti lakukan

tersebut mengacu pada kata kerja operasional yang sesuai dengan

Taksonomi Bloom pada tingkatan C4 “menganalisis”, C5

“mengevaluasi”, C6 “mencipta” sehingga tingkatan tersebut dapat

dikategorikan sebagai HOTS. Peneliti melakukan analisis pada indikator

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA).

Gambar 4.16 Analisis Kesimpulan Indikator Peneliti

Berdasarkan hasil yang di analisis peneliti, pada pembelajaran

Bahasa Indonesia dapat dibuktikan melalui kata kerja operasional dalam

taksonomi Bloom. Peneliti melakukan kegiatan analisis RPP pada

indikator menggunakan teknik triangulasi sebagaimana dibahas oleh

(Sugiyono, 2007 : 83) pada teknik ini peneliti mencari 1 rekan untuk

membantu menganalisis indikator pada RPP. Kemudian peneliti

menggabungkah hasil analisis tersebut untuk disimpulkan sebagai hasil

akhir analisis indikator RPP tersebut. Dari pembelajaran Bahasa

Indonesia ini, peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang ada pada

mata pelajaran tersebut mengacu pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Indikator yang terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

memiliki kata kerja operasional dalam taksonomi bloom pada tingkatan

C4 “menganalisis” dengan kata kerja menemukan. Selain itu, peneliti

juga menemukan indikator yang sesuai dengan langkah-langkah kegiatan

inti. Indikator yang tercantum pada RPP menunjukan bahwa siswa

mampu menentukan pokok pikiran dalam bacaan. Di dalam kegiatan inti

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dijelaskan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencari pokok pikiran dalam teks bacaan. Hal tersebut mengacu pada

tingkatan taksonomi bloom C4 karena siswa diminta untuk menganalisis

teks bacaan yang dibagikan kemudian siswa mampu menentukan pokok

pikiran dari teks bacaan tersebut.

Gambar 4.17 Analisis Kesimpulan Indikator Peneliti

Berdasarkan hasil yang dianalisis peneliti pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), peneliti mampu menyimpulkan hasil analisis

yang dilakukan dengan teknik triangulasi sebagaimana dijelaskan oleh

Sugiyono (2010 : 330-331) bahwa teknik pengumpulan data dengan

triangulasi yaitu menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Teknik ini mengacu pada pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai sumber yang ada.

Peneliti menggunakan sumber dalam pengumpulan data dengan mencari

rekan untuk melakukan analisis RPP pada indikator. Hasil dari

pengumpulan data dengan menggunakan teknik triangulasi tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang terdapat pada RPP

termasuk ke dalam kategori HOTS karena indikator tersebut

menggunakan kata kerja operasional dalam taksonomi bloom pada

tingkatan C6 “mencipta” dengan kata kerja membuat. Hal tersebut

sependapat dengan Anderson & Krathwohl (dalam Suwarto, 2013)

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahwa kategori dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi ada enam

yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,

dan menciptakan. Sehingga kata kerja berupa mencipta merupakan

kategori proses kognitif yang berada pada kemampuan menciptakan.

Peneliti melakukan analisis indikator pada mata pelajaran yang

menjelaskan bahwa siswa membuat gambar rantai makanan pada

ekosistem lengkap dengan keteranganya. Hal tersebut dilakukan supaya

siswa mampu menciptakan hasil karya yang dibuat dalam kelompok

mengenai rantai makanan. Indikator yang ada pada RPP juga muncul

dalam langkah-langkah kegiatan dengan mengacu pada kegiatan siswa

saat menyampaikan hasil diskusi dengan menjelaskan karya yang dibuat

dalam kelompok.

Kemampuan guru dalam mendesain RPP pada komponen

indikator sehingga guru mampu membentuk desain tersebut dengan

kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, peneliti

menyimpulkan bahwa guru sepenuhnya paham akan keterampilan

berpikir tingkat tinggi secara kongkrit. Hal ini terlihat dari desain RPP

pada bagian indikator mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun IPA.

Peneliti menyimpulkan dari kedua mata pelajaran tersebut memuat

indikator yang termasuk ke dalam kategori keterampilan berpikir tingkat

tinggi, yakni dengan menggunakan kata kerja operasional dalam

taksonomi bloom pada tingkatan C4 “menganalisis” menggunakan kata

kerja menemukan, dan C5 “mencipta” menggunakan kata kerja

membuat. Hal tersebut mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2015 : 101) kata kerja berupa menemukan merupakan kategori proses

kognitif yang berada pada kemampuan menganalisis. Akan tetapi

penggunaan kata kerja berupa menemukan yang dicantumkan oleh guru

dalam desain RPP sudah mengarah pada keterampilan berpikir berupa

menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh Andrson dan Karthwohl.

b. Analisis Langkah-Langkah Kegiatan Inti pada RPP

Pada bagian langkah-langkah kegiatan inti, desain RPP

pembelajaran tematik dengan materi yang memuat mata pelajaran Bahasa

Indonesia dan IPA dengan materi konsep menentukan pokok pikiran dan

membuat pola rantai makanan. Berdasarkan hasil analisis dari langkah-

langkah kegiatan inti tersebut, presentase menunjukan 100% belum

memuat kegiatan pembelajaran yang mampu membangun keterampilan

tingkat tinggi siswa dalam kata kerja operasional melainkan adapula yang

masih menggunakan kata kerja operasional dalam taksonomi bloom pada

tingkatan C1, C2, dan C3 yang termasuk dalam kategori LOTS.

Sebagimana hal tersebut sesuai dengan teori dari Anderson,L., dan

Krathwohl (2001) pada buku yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif

dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Adapun tabel kesimpulan hasil

analisis langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.18 Analisis Kesimpulan Langkah-langkah RPP

Rancangan kegiatan inti pembelajaran yang di desain oleh guru

merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa saat proses

pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis, peneliti melakukan analisis

langkah-langkah kegiatan inti pada RPP ini dengan menggunakan teknik

triangulasi sebagaimana hal tersebut mengacu pada pendapat Cohen &

Manion (1994: 233) menyatakan bahwa triangulasi merupakan teknik

yang menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam

penelitian. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, peneliti

sebelumnya akan membahas mengenai hasil analisis dalam keterampilan

berpikir tingkat tinggi pada langkah-langkah kegiatan inti. Peneliti

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyimpulkan hasil penelitian dengan teknik triangulasi yang mengacu

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan menggunakan kata

kerja operasional yang ada pada tingkatan C1-C6. Dari hasil yang

peneliti simpulkan, di dalam langkah-langkah kegiatan inti yang sudah

didesain oleh guru merupakan kegiatan pembelajaran yang mengacu

pada kata kerja operasional pada tingkatan C1-C3 sehingga hal tersebut

dikategorikan sebagai LOTS. Adapula yang peneliti analisis di dalam

kegiatan inti pembelajaran yang mengacu pada kata kerja operasional

pada tingkatan C4-C6 sehingga dikategorikan sebagai HOTS (Edwards

& Briers, 2010).

Hasil dari analisis langkah-langkah kegiatan, peneliti masih

merasa tidak puas karena adanya beberapa factor yang ditemukan dalam

langkah-langkah kegiatan inti pada RPP. Akan tetapi ketidak puasan

tersebut akan menjadi puas ketika peneliti mendapatkan teori dan

pendapat dari para ahli maupun buku yang membantu dalam kegiatan

menganalisis kegiatan pada RPP tersebut.

4.2.2 Pembahasan Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

Peneliti melakukan pengumpulan dokumen dengan melakukan

observasi yang dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung pada

pembelajaran tematik yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan

observasi terkait keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diistilahkan

dengan aspek 4C (communication, collaborative, critical thinking and

problem solving, creativity and innovation) hal tersebut terdapat pada

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kompetensi yang harus dimiliki guru saat melakukan proses belajar

mengajar terkait dengan materi atau pebelajaran abad-21. Dari hasil

jawaban analisis kuesioner terkait peoses pembelajaran, peneliti

menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah baik dan beberapa

mencakup dalam kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga masuk

kedalam kategori keterampilan berpikir kritis sehingga mampu

memecahkan sebuah masalah. Di dalam kegiatan pembelajaran yang

sudah dilakukan peneliti melakukan pengamatan ketika siswa melakukan

diskusi kelompok dan bekerja sama dengan teman sebangku maupun

teman sekelompok. Dalam tugas yang diberikan kepada siswa-siswi

dalam bentuk kelompok, siswa juga mampu membuat sebuah karya yang

di berikan oleh guru.

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.19 Analisis Kesimpulan Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti

Berdasarkan gambar di atas, peneliti melakukan observasi

kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana guru dapat

menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran

tematik di kelas V di salah satu sekolah dasar kabupaten Bantul

Yogyakarta. Peneliti melakukan kegiatan mengamati proses

pembelajaran bersama dengan satu rekan peneliti lain. Hal itu disebabkan

bahwa peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagaimana hal tersebut

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengacu pada pendapat Cohen & Manion (1994: 233) menyatakan

bahwa triangulasi merupakan teknik yang menggunakan dua atau lebih

metode pengumpulan data dalam penelitian. Hal tersebut dikatakan

bahwa peneliti mampu menyimpulkan dari data yang telah dilakukan

teknik triangulasi kegiatan pembelajaran pada saat proses observasi.

Pada proses kegiatan pembelajaran, peneliti mendapatkan banyak

informasi melalui pengamatan yang dilakukan saat proses pembelajaran

berlangsung sebagaimana hal tersebut mengacu pada pendapat Arikunto

(dalam Mitri, 2016) bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah

proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dikelas. Berdasarkan

hasil yang diperoleh peneliti, guru kelas ketika proses kegiatan belajar

mengajar berlangsung suara yang diucapkan mampu memenuhi ruangan

kelas dan tegas sehingga membuat siswa-siswi mendengarkan dengan

baik apa yang dikatakan oleh guru saat proses pembelajaran. Ketika

peneliti melakukan pengamatan, peneliti banyak menemukan

kemunculan pada aspek 4C dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang

dituliskan peneliti. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

berdiskusi dan siswa mampu memaparkan hasil diskusi di depan kelas

dengan ketentuan kelompok lain memberikan pesan maupun kritik dan

pertanyaan yang diberikan oleh kelompok yang sedang menyampaikan

hasil diskusi, sesuai dengan yang dijelaskan oleh Partnership

Century Skills (dalam Mufidah & Ariyadi, 2017) bahwa kolaborasi

merupakan kemampuan siswa untuk dapat bekerja secara efisien dalam

tim. Hal ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyelesaikan tugas yang dikerjakan dalam kelompok sehingga siswa

mampu menyampaikan pendapat dengan teman sekelompok. Berikut

adalah gambar kegiatan siswa pada proses pembelajaran berlangsung.

Gambar 4.20 Kegiatan pada Proses Pembelajaran

Siswa diberikan kesempatan untuk menampilkan karya yang

dibuat dalam kelompok serta menjelaskan karya yang dibuatnya kepada

kelompok lain. Hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan

observasi melalui pengamatan yang dilakukan di dalam kelas pada saat

proses pembelajaran berlangsung, guru mampu menerapkan kegiatan

pembelajaran abad-21 dengan menerapkan aspek 4C dan sesuai dengan

yang dijelaskan oleh Partnership Century Skills dalam (Mufidah &

Ariyadi, 2017) bahwa kemampuan kreativitas merupakan kemampuan

yang menuntut siswa untuk dapat menyelesaikan secara kreatif. Berikut

adalah gambar proses pembuatan kreativitas siswa melalui diskusi

kelompok.

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.21 Kegiatan Diskusi Siswa

4.2.3 Pembahasan Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Soal (Penilaian Pembelajaran)

Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir

tingkat tinggi, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada guru kelas V

untuk meminta dokumen untuk pengambilan data soal Penilaian Tengah

Semester (PTS) yang akan dianalisis. Kemudian guru memberikan soal

PTS yang dibuat oleh guru-guru SD se-Kecamatan Bantul. Dalam soal

PTS tersebut guru memberikan pada semester ganjil tahun pelajaran

2018/2019 dan soal tersebut terdiri dari 3 mata pelajaran dalam 1 tema

yaitu PKN, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan SBdP. Dimana pada soal

PPKn terdiri dari 5 butir soal pilihan ganda, 5 butir soal dengan bentuk

soal essay, 5 butir soal dalam bentuk uraian. Pada mata pelajaran IPS

terdiri dari 10 butir soal dalam bentuk pilihan ganda, 5 butir soal dalam

bentuk essay, 2 butir soal dalam bentuk uraian. Pada mata pelajaran

SBdP terdiri dari 7 butir soal dalam bentuk pilihan ganda, 4 butir soal

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam bentuk uraian. Hal tersebut bahwa jumlah keseluruhan soal yang

tercantum pada PTS tersebut sebanyak 45butir soal.

Di dalam analisis soal tersebut, yang dilakukan peneliti pertama

yakni mencari rekan penelitian untuk melakukan analisis pada soal

tersebut dengan teknik triangulasi sebagaimana pendapat (Prastowo,

2010) yang mengatakan bahwa triangulasi bisa dimaknai dengan suatu

teknik yang menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data

dalam peneliian terhadap dalam penelitian (Prastowo, 2010). Setelah itu

peneliti melakukan kegiatan analisis dengan mengkaitkan butir soal

dengan menggunakan kata kerja operasional. Analisis penilaian yang

dilakukan peneliti menunjukan bahwa butir soal yang dianalisis sesuai

dengan ranah kognitif yang menggunakan tahapan berpikir siswa.

Berdasarkan hal tersebut peneliti mengkaitkan dan sesuai dengan teori

Anderson Krathwohl dalam Taksonomi Bloom yang menyatakan adanya

kegiatan berpikir siswa melalui kata kerja operasional yang terdiri dari

6C diantaranya Mengingat (C1), Memahami (C2), Menerapkan (C3),

Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), Mencipta (C6). Dari data

tersebut pada tingkatan C1-C3 dikategorikan termasuk pada kategori

LOTS dan pada tingkatan C4-C6 dikatergorikan sebagai kategori HOTS.

Analisis yang telah dilakukan menggunakan teknik triangulasi,

peneliti menyimpulkan bahwa pada mata PPKn presentase menunjukan

100% butir soal yang tersedia merupakan kategori LOTS dikarenakan

butir soal dalam mata pelajaran ini lebih mengacu kepada siswa untuk

menyebutkan dan siswa mampu memahami saja.

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk mata pelajaran IPS presentase pada butir soal menunjukan

bahwa 100% masuk kedalam kategori LOTS karena peneliti

menyimpulkan bahwa dalam butir soal tersebut, siswa diminta untuk

menyebutkan saja dan termasuk dalam kategori kata kerja operasional

pada tingkatan C1. Berikut adalah contoh soal yang mencakup kriteria

LOTS:

C1 (Menyebutkan) : soal pilihan ganda no 2

Gambar 4.22 Analisis Kesimpulan Soal PTS C1 Kriteria LOTS

Soal tersebut mencakup kriteria LOTS karena masuk dalam

tingkatan taksonomi Bloom C1 yaitu menyebutkan. Dari pernyataan soal

tersebut, siswa diminta untuk menyebutkan contoh tanggung jawab

terhadap bangsa dan negara. Hal tersebut sesuai dengan teori yang

dijelaskan oleh Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa tingkat

mengetahui merupakan keterampilan mengungkapkan kembali apa yang

sudah dipelajari dari buku, guru, da sumber lainnya sebagaimana aslinya

tidak melakukan perubahan.

Selanjutnya peneliti menyimpulkan pada mata pelajaran SBdP

pada 1 butir soal terdapat soal yang mengacu pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi presentase menunjukan 2% masuk kedalam kategori

HOTS. Sedangkan untuk 98% termasuk kedalam LOTS. Berikut ini

adalah contoh soal yang mencakup kriteria HOTS:

C5 (memperjelas) : soal pilihan ganda nomor 2

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.23 Analisis Kesimpulan Soal PTS C5 Kritera HOTS

Soal tersebut mencakup kriteria HOTS karena masuk dalam

tingkatan taksonomi Bloom C5 yaitu mengevaluasi. Dari pernyataan soal

tersebut, siswa diminta untuk menyebutkan nama tarian sesuai dengan

gambar yang tertera. Alasan peneliti menyimpulkan bahwa soal tersebut

menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi karena sesuai dengan teori

Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa kemampuan mengevaluasi

pada tingkat C5 menuntut siswa untuk menentukan nilai suatu benda atau

nformasi berdasarkan suatu kriteria.

Ketika peneliti melakukan analisis pada soal PTS, peneliti merasa

kebingungan untuk menentukan kata kerja operasional karena menurut

peneliti dan dua rekan peneliti pada kata kerja operasional sangatlah

bingung sehingga peneliti sendiri memutuskan untuk menyimpulkan

hasil analisis butir soal yang dilakukan dengan menggunakan teknik

riangulasi yang sudah dilakukan. Di bawah ini, peneliti akan memberikan

contoh soal yang sudah disimpulkan dan masuk kedalam kategori LOTS

Pada mata pelajaran PPKn soal pilihan ganda nomor soal 1 dengan soal

sebagai berikut:

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Yang dimaksud tanggung jawab adalah …..”

Soal yang telah dipaparkan tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa soal tersebut termasuk dalam kata kerja operasional pada

tingkatan C1 (Memahami) dengan kata kerja menjelaskan atau

menghafal. Berdasarkan hal tersebut, pada butir soal peneliti

menyimpulkan bahwa siswa hanua mampu mengingat lalu lebih mudah

untuk menjawab melalui pilihan ganda. Hal tesebut sesuai dengan teori

dari Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa kemampuan

mengetahui merupakan merupakan kemampuan yang mengharapkan

siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah dipelajari dari

guru, buku, dan sumber lainnya sebagaimana aslinya tanpa melakuan

perubahan. Peneliti juga akan memberikan contoh butir soal yang masuk

kedalam kategori LOTS pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) soal pilihan ganda nomor soal 9 dengan soal sebagai berikut:

“Tempat orang berjual beli saham disebut ….”

Dari butir soal yang dipaparkan tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa butir soal termasuk dalam kata kerja operasional pada tingkatan

CI (Memahami) dengan ata kerja menghafal. Siswa dimina untuk

mengetahui materi tentang jual beli kemudian menghafalnya. Hal tesebut

sesuai dengan teori dari Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa

kemampuan mengetahui merupakan merupakan kemampuan yang

mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah

dipelajari dari guru, buku, dan sumber lainnya sebagaimana aslinya tanpa

melakuan perubahan. Peneliti juga menemukan analisis soal HOTS pada

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mata pelajaran SBdP pada soal uraian n nomor soal 9 dengan soal

sebagai berikut:

“Nama tarian dan property tari yang digunakan pada gambar di atas
adalah ….”.

Soal yang dipaparkan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hal

tersebut termasuk dalam kategori kata kerja operasional C4 dengan kata

kerja memperjelas. Oleh sebab itu siswa diminta untuk siswa diminta

menganalisis gambar yang tersedia dan siswa mampu memperjelas

dengan menyebutkan property tari yang digunakan. Alasan peneliti

menyimpulka bahwa soal tersebut menuntut siswa untuk berpikir tingkat

tinggi karena sesuai dengan teori Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016)

kemampuan menganalisis merupakan kemampuan untuk menggunakan

keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang

belum diketahuinya .

4.2.4 Pembahasan Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas V dan Guru

Kelas V

Peneliti melakukan pengumpulan dokumen melalui kuesioner

yang diisi oleh siswa. Sebelum melakukan kegiatan penyebaran angket

kuesioner tersebut, peneliti meminta izin terlebih dahulu melalui guru

kelas untuk melakukan kegiatan pengisian angket kuesioner. Peneliti

mengumpulkan dokumen berupa kuesioner yang diberikan kepada siswa

untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran yang diberikan apakah

sudah mengacu pada pembelajaran abad-21 pada aspek 4C ataupun guru

tidak sama sekali menerapkan pembelajaran abad-21 pada aspek 4C. Hal

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut dapat dibuktikan melalui pendapat (Marjohan, 2013: 77) bahwa

pendidikan abad-21 dituntut untuk menekankan pada berpikir kritis,

kreativitas, inovasi, dan berkomunikasi.

Sebelum menyebar angket kuesioner, yang dilakukan peneliti

pertama yakni dengan meminta izin kepada guru kelas untuk pengisian

kuesioner. Setelah itu, peneliti diberikan waktu sekitar 30 menit untuk

menyelesaikan kuesioner yang perlu di isi siswa. Pertama, peneliti

membagikan angket kuesioner terkait pembelajaran yang diberikan guru

ketika melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan pengisian kuesioner

ini peneliti lakukan untuk memenuhi salah satu pengumpulan data.

Proses peingisian kuesioner dilakukan dengan cara peneliti memberikan

petunjuk pengisian dan membacakan kriteria-kriteria pada aspek-aspek

yang tertera. Ketika proses pengisian kuesioner, beberapa siswa-siswi

merasa kebingungan dengan cara pengisiannya kemudian peneliti

memberikan jalan keluar dengan di bahas bersama-sama. Hal tersebut

peneliti lakukan supaya proses pengisian kuesioner jelas dan siswa

mampu memahaminya sesuai pengalaman yang diberikan setiap harinya.

Pada hari yang bersamaan, peneliti melakukan kuesioner yang di

isi oleh guru kelas V. Kegiatan tersebut peneliti lakukan setelah selesai

menyebar angket kuesioner untuk siswa. Pada hari yang bersamaan

peneliti menyelesaikan dua data yang harus terselesaikan. Pengisian

kuesioner yang diisi guru, sebelumnya peneliti menjelaskan bahwa guru

harus mengisi pada kolom yang tersedia dengan melihat kriteria-kriteria

yang sesuai dengan aspek 4C. Kuesioner yang di isi oleh guru tersebut

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berdasarkan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan ketika

mengajar mengenai penerapan aspek 4C. Proses pengisian kuesioner

guru, guru tidak merasa kebingungan dan tidak mengajukan pertanyaan

kepada peneliti. Guru menyelesaikan kuesioner tersebut dalam waktu

kurang leih 5-10 menit.

Hal di atas sesuai dengan yang dijelaskan oleh Partnership

Century Skills (dalam Mufidah & Ariyadi, 2017) bahwa berpikir kritis

merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tantangan matematis.

Melalui penjelasan dari teori ini dikaakan bahwa terdapat kesesuaian

antara teori dengan hasil kuesoner guru dan siswa. Hal tersebut semakin

diperjelas oleh data yang didapatkan peneliti melalui kegiatan pengisian

angket kuesioner untuk menilai presepsi guru ke siswa maupun siswa ke

guru.

Setelah peneliti mendapatkan data dari hasi kuesioner yang

diberikan siswa maupun guru kelas V, peneliti segera melakukan

pengolahan data untuk mengetahui proses pembelajaran yang selama ini

dilakukan di kelas V apakah sudah mencakup aspek 4C atau masih belum

mencakup 4C. Peneliti mendapatkan hasil analisis kegiatan pada aspek

Critical Thinking and Problem solving (berpikir kritis dan pemecahan

masalah) bahwa perhitungan peneliti melalui data kuesioner yang didapat

melalui presepsi siswa kepada guru kelas mendapatkan rata-rata 3,12

sedangkan presepsi guru mendapatkan skor rata-rata 3,5. Dari hasil

kuesioner dilihat dari rata-rata yang diperoleh kesesuaiannya menunjukan

bahwa berpikir kritis sering diterapkan dalam proses pelaksanaan

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran di kelas dengan mengacu pada teori (Zubaidah, 2016)

bahwa berpikir kriis merupakan keterampilan keterampilan fundamental

pada pembeljaaran abad-21. Keterampilan ini mencakup kemampuan

mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang didapat, rasional,

dan mampu beragumen. Hal tersebut juga peneliti buktikan melalui

kegiatan observasi yang dilakukan di kelas saat proses pembelajaran

berlangsung terlihat guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran

dan materi pembelajaran, guru juga memberikan kesempatan kepada

sisiwa untuk menanyakan materi yang belum jelas sehingga siswa

mampu berpikir kritis, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membentuk kelompok diskusi.

Peneliti melakukan analisis kuesioner siswa dan kuesioner guru

menggunakan teknik triangulasi yang sebagaimana hal tersebut mengacu

pada pendapat (Prastowo, 2010) yang menyatakan bahwa triangulasi

merupakan teknik yang menggunakan dua atau lebih metode

pengumpulan data dalam penelitian. Dari kriteria-kriteria yang muncul

pada angket kuesioner tersebut, peneliti mampu menyimpulkan bahwa

peneliti sudah memperoleh data yang cukup jelas karena peneliti juga

melakukan observasi proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Dari

hasil analisis kuesioner siswa maupun guru, peneliti mampu menghitung

rata-rata dari kuesioner siswa maupun guru sehingga dapat dilihat tingkat

kemampuan guru saat melakukan proses pembelajaran sudah memasuki

aspek dalam 4C atau belum sebagaimana menurut pendapat Hosnan

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2014 : 87) dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Saintifik dan

Kontekstual dalam Pembelajaran Abad-21.

Berdasarkan dari analisis kuesioner siswa dan guru, peneliti juga

menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung sudah mengacu pada pembelajaran abad-21

dengan menerapkan aspek 4C sehingga hasil rata-rata siswa maupun

guru, guru sering melakukan kegiatan menggunakan pembelajaran yang

mengacu pada 4C dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibuat oleh

peneliti. Peneliti juga mendapatkan informasi mengenai kuesioner yang

di isi siswa melalui observasi yang sudah dilakukan peneliti bahwa pada

proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan system

berkelompok dan diskusi bersama dikelas hal tersebut membuat siswa

untuk menyampaikan suatu pendapat atau ide dalam kelompok tersebut

dan membuat siswa untuk berpikir kritis terhadap masalah yang

diberikan.

4.2.5 Pembahasan Hasil Wawancara Guru Kelas V

Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan teknik

wawancara yang dilakukan bersama dengan guru kelas V. Setelah

melakukan kegiatan pengisian kuesioner yang diisi oleh guru kelas,

peneliti juga mengumpulkan data dengan teknik wawancara dimana apa

yang ditanyatkan oleh peneliti mengenai kemampuan siswa untuk

berpikir melalui kegiatan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga

dikategorikan sebagai HOTS sebagaimana dikatakan oleh Krulik &

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rudnick (1998) bahwa HOTS merupakan suatu proses berpikir anak

didik dalam level kognitif yang lebih tingi yang dikembangkan dari

berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti

problem solving. Kegiatan wawancara tersebut peneliti lakukan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan guru kelas V mengenai keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang ada di sekolah dasar. proses pengambilan

data dengan teknik wawancara bersama dengan guru kelas V ini peneliti

lakukan di sekolah tepatnya di ruang kepala sekolah. Waktu pelaksanaan

pengambilan data tersebut pada pukul 08.55-09.15 WIB.

Pada teknik pengambilan data dengan wawancara ini, peneliti

sebelumnya memberi informasi kepada guru bahwa yang akan peneliti

tanyakan mencakup keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher

Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa kelas V, dan pada

pembelajaran abad-21 yang mengacu pada aspek 4C (Communiction,

Collaborative, Critical Thinking, Creativity) yang sesuai dengan teori

menurut (Zubaidah, 2016: 3) bahwa kompetensi yang penting diajarkan

pada siswa dalam konteks bidang studi inti dan tema pada abad-21 adalah

keterampilan 4C yang terdiri dari Communiction/ Komunikasi,

Collaborative/ Kolaborasi, Critical Thinking/ Berpikir Kritis, Creativity/

Kreativitas). Pada proses peneliti melakukan wawancara, guru kelas

merasa santai dan tidak gugup hanya saja guru tersebut bingungsaat

menjawabnya dan tidak merasa terburu-buru. Peneliti melakukan

wawancara tersebut bersama dengan rekan karena membantu untuk

dokumentasi kegiatan wawancara yang peneliti lakukan. Saat itu juga

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena guru masih terlihat sangat muda dan baru mengabdi sebagai guru

kurang lebih 4 tahun pada saat peneliti melakukan wawancara terlihat

santai karena guru tersebut banyak senyum. Peneliti juga merasa senang

saat melakukan wawancara terhadap guru kelas V dan peneliti

mendapatkan informasi yang sangat lengkap melalui wawancara yang

peneliti lakukan.

Hasil dari wawancara tersebut ketika peneliti menanyakan

pengetahuan tentang HOTS guru menjawab dengan lengkap dan jelas

bahwa guru tersebut sudah pernah mendapatkan materi mengenai HOTS

pada saat duduk di bangku perkuliahan dan ketika mengikuti diklat guru-

guru dan dengan tegas guru kelas V ini menjelaskan bahwa pengertian

HOTS itu dicentuskan oleh Bloom yang direvisi Anderson yang

membagi ranah berpikirmenjadi 3 aspek kognitif. Ketiga aspek tersebut

yaitu aspek analisa, evaluasi, dan mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah

yang sama yaitu aspekmengingat, memahami, aplikasi yang tergolong

dalam tingkatan berpikirtingkat rendah (lower order thinking skills)

Suyono & Hariyanto (2014, 167). Dari hasil wawancara tersebut guru

juga menjelaskan bahwa pembelajaran HOTS penting untuk diterapkan

pada siswa kelas V karena hal tersebut dapat membantu siswa dalam

mengatasi permasalahan dengan menggunakan cara menganalisis,

mengevaluasi, dan mengaplikasikan. Adapun kendala yang guru kelas

sebutkan yakni kendala dari segi anaknya sendiri karena tidak semua

anak dapat memecahkan masalah secara mandiri. Pertanyaan-pertanyaan

yang peneliti tuliskan hanya sebatas pengetahuan HOTS saja. Tetapi

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peneliti menyimpulkan bahwa dari hasil wawancara tersebut guru kelas

juga berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga berpikir tingkat

tinggi itu perlu diterapkan dalamkegiatan pembelajaran. Hasil wawancara

yang peneliti lakukan sangat membantu sehingga data yang diperoleh

sangatlah lengkap dan membantu dalam proses pengumpulan data.

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPUAN DAN SARAN

5.4 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, peneliti

memperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir tingkat

tinggi terhadap siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran tematik,

sebagai berikut:

5.4.1 Desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada komponen

indikator, guru sudah mengaitkan indikator yang dibuat dengan

menggunakan kata kerja operasional yang merupakan proses konitif

dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kata kerja yang digunakan

dalam komponen pada desain RPP merupakan kata kerja yang berada

pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikategorikan sebagai

HOTS yakni menganalisis dan mencipta dengan kata kerja menemukan

dan membuat.

5.4.2 Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam perencanaan

pembelajaran di salah satu SD I Kabupaten BantulBerdasarkan

observasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi yang

mana peneliti menyimpulkan dari hasil pengamatan tersebut, ditemukan

bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru saat proses

pembelajaran mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang

megarah pada aspek 4C dengan kriteria-kriteria yang diberikan. Pada

saat proses pembelajaran berlangsung guru memberikan kesempatan

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepada siswa berkomunikasi dengan cara membagi kelompok kecil

yang digunakan untuk diskusi. Guru memberikan kesempatan kepada

siwa untuk berkolaborasi dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berpendapat dan menghargai pendapat orang lain. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dengan

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Guru juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas sehingga siswa secara

mandiri maupun berkelompok mampu membuat hasil yang diciptakan.

Kegiatan terebut mampu mengarahkan kepada siswa pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi

5.4.3 Penilaian berpikir tingkat tinggi pada soal yang diberikan di salah satu

SD di Kabupaten Bantul sudah mengandung keterampilan berpikir

tingkat tinggi walaupun soal dengan keterampilan berpikir tingkat

rendah lebih mendominasi.

5.5 Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian dari awal persiapan hingga proses

dilakukannya penelitian, penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:

5.5.1 Pada penelitian pelaksanaan pembelajaran peneliti tidak dapat

melakukan kegiatan observasi sesuai dengan RPP yang sudah disusun

oleh guru karena adanya keterbatasan waktu sehingga proses kegiatan

pembelajaran banyak yang terlewatkan dan tidak dapat dilihat oleh

peneliti.

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.6 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian, peneliti

memiliki beberapa saran untuk pihak-pihak terkait antara lain:

5.6.1 Pada penelitian selanjutnya, peneliti harus menyusun jadwal penelitian

dengan waktu yang lebih maksimal supaya jika terdapat gangguan di

lapangan tidak akan mempengaruhi pada hasil penelitian.

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, R. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: AR RUZZ


Media
Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (2015). Kerangka pembelajaran,
pengajaran dan assesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto. (2014). Evaluasi program pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandur, A. (2014).Metodologi, desain, dan teknik analisis data dengan NVivo.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Doyin, M.,& Wagiran. (2011). Bahasa indonesia. Semarang : LP3 Unnes
E. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Faisal, M, dkk. (2009). Kajiian bahasa indonesia. Jakarta : Depdiknas.
Heong, Y. M., dkk. (2011). The level of marzano higher order thinking skills
among technical education students. International Journal of Social and
humanity, Vol.1, No. 2, July 2011, 121-125.
Imas, K., & Berlis, S. (2013). Implementasi kurikulum 2013: konsep &
penerapan. Surabaya: Penerbit Kata Pena.
Karlina, A. (2013). Teknik penyusunan skala likert (Summanted Scales) dalam
penelitian akuntansi dan bisnis. Semarag: Fatawa Publishing.
Krathwohl, D. R. (2002). A revision of Bloom’s taxonomy: An oerview. Theory
into Partice. Vol 41(4), 212-218. (online). Diakses pada 4 Januari 2019.
Kurniati, D., Harimukti, dkk. (2016). Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
SMP di kabupaten jember dalam menyelesaikan soal berstandar pisa.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 20, No 2, Desember
2016 (142-155). Diunduh pada tanggal 10 Mei 2018.

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kuswana, W. (2012). Taksonomi kognitif : perkembangan ragam berpikir.


Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kountour, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:
PPM.
Masidjo. (1995). penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Nurastuti, W. (2007). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah
Prastowo, A. (2015). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: PT. Kencana
Pratiwi, U.,& Eka., F.(2015). Pengembangan instrumen penilaian hots berbasis
kurikulum 2013 terhadap sikap disiplin. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA, JPPI Volume 1 Nomor 1, November 2015, Hal. 123-
142. Diunduh 10 Mei 2018.
Rusyna, A. (2014). Keterampilan berpikir: pedoman praktis para peneliti
keterampilan berpikir. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sani, RA. (2019). Pembelajaran berbasis HOTS (High Order Thinking
Skills).Tangerang: TSmart.
Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saputra, H. (2016). Pengembangan mutu pendidikan menuju era global creative
team SMILE’s publishing. CV. SMILE’s INDONESIA INSTITUTE.
Sugiyono. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujoko, E. & Darmawan, P. A. (2016). Revisi taksonomi pembelajaran benyamin
S. Bloom. Satya Widya, Vol. 29, No. 1. Diunduh pada tanggal 10 Mei
2018, dari http//ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/viewFile/123/111
Sukmadinata, & Nana., S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Susanto, A. (2014). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta :


Prenada Media Grup.
Sutoyo, A. (2012). Pemahaman individu (observasi, checklist, interview dan sosio
metrik). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Widoyoko, E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Yuniar, M.( 2015). Analisis hots (high order thinking skills) pada soal objektif tes
dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas V SD negeri 7
ciamis. Diunduh 10 Mei 2018 melalui
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadik\ daktika/article/view/5845
Yusuf, M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad 21: Keterampilan yang diajarkan
melalui pembelajaran. Prosding Seminar Nasional Pendidikan:
Kalimantan Barat:10 Desember 2016. Hal. 1-17

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3A. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3B. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4A. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4B. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5A. Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5B. Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6A. Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6B. Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8A. Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8B. Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP

Instrumen Perencanaan untuk Analisis Indikator pada RPP K13

Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada indikator aspek kognitif dalam RPP K13 berdasarkan pada tingkatan kognitif C4
sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat rendah!

C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan

a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan


b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah


n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z. Memberi kode z. Meramalkan

aa. Menelusuri aa. Memproduksi

bb. Menulis bb. Memproses

cc. Mengaitkan

dd. Menyusun

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ee. Menstimulasikan

ff. Memecahkan

gg. Melakukan

hh. Mentabulasi

C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta

a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi


b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan h. Mengkombinasikan
i. Memerinci h. Memisahkan i. Menyusun
j. Menominasikan i. Memprediksi j. Mengarang
k. Mendiagramkan j. Memperjelas k. Membangun
l. Mengkorelasikan k. Menugaskan l. Menanggulangi

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

m. Merasionalkan l. Menafsirkan m. Menghubungkan


n. Menguji m. Mempertahankan n. Menciptakan
o. Mencerahkan n. Memerinci o. Mengkreasikan
p. Menjelajah o. Mengukur p. Mengoreksi
q. Membagankan p. Merangkum q. Merancang
r. Menyimpulkan q. Membuktikan r. Merencanakan
s. Menemukan r. Memfalidasi s. Mendikte
t. Menelaah s. Mengetes t. Meningkatkan
u. Memaksimalkan t. Mendukung u. Memperjelas
v. Memerintahkan u. Memilih v. Memfasilitasi
w. Mengedit v. Memproyeksikan w. Membentuk
x. Mengkaitkan x. Merumuskan
y. Memilih y. Menggeneralisasikan
z. Mengukur z. Mengabungkan
aa. Melatih aa. Memadukan
bb. Mentransfer bb. Membatas
cc. Mereparasi

dd. Menampilkan

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ee. Menyiapkan

ff. Memproduksi

gg. Merangkum

hh. Merekontruksi

ii. Membuat

Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf

Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas IV

Indikator HOTS LOTS Keterangan

Jumlah Indikator

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah


Semester

Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran

Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada soal Ulangan Harian/Penilaian Tengah Semester/Penilaian Akhir Semester
berdasarkan pada tingkatan kognitif C4 sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau
berpikir tingkat rendah!

C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan

b. Mengutip c. Memperkirakan d. Menugaskan


e. Menyebutkan d. Menjelaskan e. Mengurutkan
f. Menjelaskan f. Mengkategorikan f. Menentukan
g. Menggambar g. Mencirikan g. Menerapkan
h. Membilang h. Merinci z. Menyesuaikan
aa. Mengidentifikasikan i. Mengasosiasikan h. Mengkalkulasi
i. Mendaftar bb. Membandingkan i. Memodifikasi
j. Menunjukkan cc. Menghitung j. Mengklasifikasi
k. Memberi label dd. Mengkontraskan k. Menghitung
l. Memberi indeks ee. Mengubah l. Membangun
m. Memasangkan ff. Mempertahankan m. Mengurutkan

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

n. Menamai gg. Menguraikan n. Membiasakan


o. Menandai hh. Menjalin o. Mencegah
p. Membaca ii. Membedakan p. Mengambarkan
q. Menyadari jj. Mendiskusikan q. Menggunakan
r. Menghafal kk. Menggali r. Menilai
s. Meniru ll. Mencontohkan s. Melatih
t. Mencatat mm. Menerangkan t. Menggali
u. Mengulang nn. Mengemukakan u. Mengemukakan
v. Mereproduksi oo. Mempolakan v. Mengadaptasi
w. Meninjau pp. Memperluas w. Menyelidiki
x. Memilih qq. Menyimpulkan x. Mengoperasikan
y. Menyatakan rr. Meramalkan y. Mempersoalkan
z. Mempelajari ss. Merangkum z. Mengkonspepkan
aa. Mentabulasi tt. Menjabarkan aa. Melaksanakan
bb. Memberi kode bb. Meramalkan

cc. Menelusuri cc. Memproduksi

dd. Menulis ii. Memproses

jj. Mengaitkan

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kk. Menyusun

ll. Menstimulasikan

mm. Memecahkan

nn. Melakukan

oo. Mentabulasi

C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta

b. Menganalisis b. Membandingkan c. Mengabstrasi


d. Mengaudit c. Menyimpulkan d. Mengatur
e. Memecahkan d. Menilai e. Menganimasi
f. Menegaskan e. Mengarahkan f. Mengumpulkan
g. Mendeteksi f. Mengkritik g. Mengkategorikan
h. Mengdiaknosis g. Menimbang h. Mengkode
i. Menyeleksi j. Memutuskan k. Mengkombinasikan
l. Memerinci k. Memisahkan l. Menyusun
m. Menominasikan l. Memprediksi m. Mengarang
n. Mendiagramkan m. Memperjelas n. Membangun

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o. Mengkorelasikan n. Menugaskan o. Menanggulangi


p. Merasionalkan o. Menafsirkan p. Menghubungkan
q. Menguji p. Mempertahankan q. Menciptakan
r. Mencerahkan q. Memerinci r. Mengkreasikan
s. Menjelajah r. Mengukur s. Mengoreksi
t. Membagankan s. Merangkum t. Merancang
u. Menyimpulkan t. Membuktikan u. Merencanakan
v. Menemukan u. Memfalidasi v. Mendikte
w. Menelaah v. Mengetes w. Meningkatkan
x. Memaksimalkan w. Mendukung x. Memperjelas
y. Memerintahkan x. Memilih y. Memfasilitasi
z. Mengedit y. Memproyeksikan z. Membentuk
aa. Mengkaitkan z. Merumuskan
aa. Memilih aa. Menggeneralisasikan
bb. Mengukur bb. Mengabungkan
cc. Melatih cc. Memadukan
dd. Mentransfer jj. Membatas
kk. Mereparasi

ll. Menampilkan

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mm. Menyiapkan

nn. Memproduksi

oo. Merangkum

pp. Merekontruksi

qq. Membuat

Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?.Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf

Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester

No Soal HOTS LOTS Keterangan

Jumlah Indikator

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11A. Hasil Kuesioner Siswa

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11B. Hasil Kuesioner Siswa

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11C. Hasil Kuesioner Siswa

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11D. Hasil Kuesioner Siswa

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11E. Hasil Kuesioner Siswa

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11F. Hasil Kuesioner Siswa

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa

Data Analisis Kuesioner Siswa

Keterangan:

1. SS (Sering Sekali) :4
2. S (Sering) :3
3. JR (Jarang) :2
4. TP (Tidak Pernah) :1

Critical Thinking
Nama Jumlah Rata-rata
No Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Siswa Skor Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW     14 3,5
2 PNJ     12 3
3 ARZ     9 2,25
4 QLK     9 2,25
5 NFZ     15 3,75
6 KRA      15 3,75
7 EDL      15 3,75
8 AIA      15 3,75
9 DVI      13 3,25
 

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 AWD       13 3,25
11 GE  
         11 2,75
12 SPW          15 3,73
13 ALY 
     
    13 3,25
14 ALG     
     11 2,75
15 GLG  
   
  
    14 3,5
16 RJR    
  
       12 3
17 BSP             12 3
18 VRP 
            12 3
19 FG              10 2,5
20 YA              10 2,5
21 ADK            12 3

Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,118095238

Collaborative
Nama Jumlah Rata-rata
No Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Siswa Skor Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW     11 2,75
2 PNJ     14 3,5
3 ARZ     10 2,5
4 QLK     10 2,5
5 NFZ     16 4
6 KRA     16 4
7 EDL     16 4
8 AIA     16 4
9 DVI     14 3,5
 

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 AWD       15 3,75
11 GE        14 3,45
12 SPW       14 3,45
13 ALY 
  
     15 3,75
14 ALG 
        11 2,75
15 GLG       
     12 3
16 RJR          16 4
17 BSP          16 4
18 VRP          16 4
19 FG          13 3,25
20 YA          13 3,25
21 ADK       16 4
 
Rata-rata Skor Seluruh Siswa  3,5325

Creativity and Innovation


Nama Jumlah Rata-rata
No Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Siswa Skor Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW     13 3,25
2 PNJ     14 3,5
3 ARZ      7 1,75
4 QLK       7 1,75
5 NFZ            16 4
6 KRA           16 4
7 EDL           16 4
8 AIA           16 4
9 DVI          15 3,75

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 AWD           15 3,75
11 GE           13 3,25
12 SPW  
          14 3,5
13 ALY            15 3,75
14 ALG              14 3,5
15 GLG             11 2,75
16 RJR           
   13 3,25
17 BSP              13 3,25
18 VRP              12 3
19 FG              13 3,25
20 YA             10 2,5
21 ADK  
         13 3,25
 Rata-rata Skor Seluruh Siswa   3,285714286

Communication
Nama Jumlah Rata-rata
No Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Siswa Skor Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW     11 2,75
2 PNJ     13 3,25
3 ARZ     9 2,25
4 QLK     11 2,75
5 NFZ 
           16 4
6 KRA         16 4
7 EDL         16 4
8 AIA         16 4
9 DVI         16 4

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 AWD        16 4
11 GE 
       15 3,75
12 SPW 
       15 3,75
13 ALY   
      16 4
14 ALG           12 3
15 GLG 
          14 3,5
16 RJR            13 3,25
17 BSP            13 3,25
18 VRP            13 3,25
19 FG             11 2,75
20 YA            11 2,75
21 ADK         13 3,25
 Skor Seuruh Siswa
Rata-Rata  3,404761905

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13. Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa


Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Interval Indeks
No Pernyataan Penerapan
Persepsi
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali

Rata-rata Pernyataan
No Aspek Penerapan
Skor Seluruh Siswa
1 Critical Thinking 3,12 Sering
2 Collaborative 3,55 Sering Sekali
3 Creativity 3,24 Sering
4 Communication 3,4 Sering Sekali

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14A. Hasil Kuesioner Guru

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14B. Hasil Kuesioner Guru

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14C. Hasil Kuesioner Guru

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15. Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru

Data Analisis Kuesioner Guru

Keterangan:

1. SS (Sering Sekali) :4
2. S (Sering) :3
3. JR (Jarang) :2
4. TP (Tidak Pernah) :1

Critical Thinking
No Nama Guru Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 3 4 3 4
Rata-rata 3,5

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Collaborative
No Nama Guru Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 4 4 4 4
Rata-rata 4

Creativity and Innovation


No Nama Guru Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 3 3 3 3
Rata-rata 3

Communication
No Nama Guru Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 3 4 4 4
Rata-rata 3,75

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16. Hasil Anlisis Skala Likert Kuesioner


Guru

Hasil Analisis Kuesioner Guru

Interval Indeks Pernyataan


No
Persepsi Kemunculan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali

Rata-rata Skor Pernyataan


No Aspek Penerapan
Seluruh Siswa
1 Critical Thinking 3,5 Sering sekali
2 Collaborative 4 Sering Sekali
3 Creativity 3 Sering
4 Communication 3,75 Sering Sekali

Rata - Rata hasil Kuesioner Guru


4.5
4
3.5
3
Rata - Rata

2.5
2
1.5
1
0.5
0
Critical Communicati
Collaborative Creativity
Thinking on
Aspek 4C 3.5 4 3 3.75

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17a. Pedoman Wawancara Guru

Pedoman Wawancara Guru Kelas

Nama Narasumber :

Jabatan Narasumber :

Nama Sekolah :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah bapak sebelumnya sudah mengetahui HOTS?

2 Sejauh mana pengetahuan bapak mengenai HOTS?

3 Menurut bapak, apakah pengertian dari HOTS sendiri?

4 Menurut bapak, apakah HOTS itu penting diterapkan di kelas V?

5 Apakah bapak sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang bersifat


HOTS?
6 Menurut bapak, apakah ada hambatan dikelas saat menerapkan
pembelajaran yang bersifat HOTS?

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pertanyaan Jawaban

7 Apa kendala bapak saat menerapkan pembelajaran HOTS di kelas?

8 Apakah pembelajara HOTS sangat membantu proses pembelajaran di


kelas?
9 Menurut bapak apakah HOTS termasuk dalam pembelajaran abad-21?

10 Apakah bapak sebelumnya sudah mengetahui tentang pembelajaran abad-


21?
11 Apa yang bapak ketahui tentang pembelajaran abad-21?

12 Apakah bapak mampu menerapkan pembelajaran abad-21 saat proses


pembelajaran?
13. Menurut bapak apa kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan abad-21?
13 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
presentasi pada saat proses pembelajaran berlangsung?
14 Menurut bapak, sejauh mana pengetahuan bapak mengenai pembelajaran
abad-21 pada aspek collaborative (kolaborasi)?
15 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk
kelompok pada saat pembelajaran?

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pertanyaan Jawaban

16 Adakah kendala bapak dalam membentuk kelompok siswa saat proses


pembelajaran?
17 Menurut bapak, apakah penting pembelajaran abad-21 ini diterapkan pada
siswa siswi kelas V?

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 18. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Instrumen Pelaksanaan pada Proses Pembelajaran di Kelas
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Communication 5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan kepada


(Komunikasi) proses guru memberikan kesempatan siswa siswa untuk menyampaikan hasil diskusi
untuk mempresentasikan hasil dari  dengan membacakan ide pokok dan setiap
pembelajaran. kelompok menunjukan karya yang
dibuatnya.

6. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan kepada


proses guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat
kepada siswa untuk menyampaikan ide melalui Tanya jawab.
atau pendapat saat berdiskusi dengan 
teman-teman maupun ketika
menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberi kesempatan kepada siswa
proses guru memberi kesempatan kepada untuk mengingat kembali pelajaran

siswa untuk mengingat kembali materi sebelumnya.
pada pembelajaran sebelumnya.
8. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan siswa untuk
proses guru memberikan kesempatan siswa mengelola teks bacaan.
untuk memahami, mengelola, dan

menciptakan komunikasi yang efektif
dalam berbagai bentuk secara lisan dan
tulisan.
2. Collaborative 5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan  Guru memberkan kesempatan pada siswa

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan

(Kolaborasi) proses guru memberikan kesempatan untuk membentuk kelompok diskusi.


siswa untuk membentuk kelompok
diskusi.
6. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan siswa untuk
proses guru memberikan kesempatan mengelola teks bacaan.

siswa untuk saling bertukar pikiran dan
pendapat saat berdiskusi.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan kepada
proses guru memberikan siswa siswa untuk mendengarkan hasil diskusi
kesempatan untuk menghargai pendapat  dari kelompok lain.
orang lain dan mencapai tujuan yang
tinggi untuk diri sendiri dan orang lain.
8. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan siswa untuk
proses guru memberikan tanggung jawab berdiskusi dan memilih salah satu orang
kepada siswa untuk bekerjasama dengan  untuk menjadi ketua kelompok.
kelompok secara produktif dengan yang
lain.
3. Critical 5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberi kesempatan kepada siswa
Thingking and proses guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas secara mandiri

Problem Solving kepada siswa untuk menyelesaikan suatu tanpa bantuan guru maupun orang lain.
(Berpikir Kritis permasalahan secara mandiri.
dan Pemecahan 6. Didalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan kesempatan kepada
Masalah) proses guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat saat

siswa untuk mengungkapkan ide atau guru bertanya.
pendapat secara langsung.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru meminta siswa untuk menyusun,

proses guru memberikan kesempatan mengungkapkan, dan menganalisis

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan

kepada siswa untuk menyusun, permasalahan yang ada.


mengungkapkan, menganalisis, dan
menyelesaikan permasalahan yang ada.
8. Di dalam kegiatan pembelajaran Guru tidak memberikan kesempatan kepada
memperlihatkan proses guru memberikan siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada

kesempatan kepada siswa untuk kelompok lain.
memberikan tanggapan dan kritik
4. Creativity and 5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Siswa dimita untuk menyusun
innovation proses guru memberikan kesempatan siswa  rantaimakanan yang di diskusikan dalam
(Kreativitas dan untuk membuat sebuah karya. kelompok.
inovasi)
6. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan esempatan kepada siswa
proses guru memberikan kesempatan untukmemanfaatkan berbagai teknologi dan
kepada siswa untuk berkonstribusi positif informasi yang ada.

terhadap lingkungan dengan
memanfaatkan berbagai teknologi dan
informasi yang ada.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberikan keluasaan belajar kepada
proses guru memberikan kebebasan dan siswa sesuai dengan kondisi kelas.

keluasaan belajar yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuan siswa.
8. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru meminta siswa untuk menjelaskan
proses guru memberikan kesempatan dan menampilkan hasil karya yang
kepada siswa untuk menggunakan ide-ide  dibuatnya.
kreatif dan mampu menuangkan pendapat
yang dimiliki siswa.

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 20. Hasil Analisis Indikator RPP

Hasil Analisis Indikator Kognitif Pada RPP Tematik Kelas V

No Indikator LOTS HOTS Keterangan

Bahasa Indonesia

3.7.1 Menemukan pokok pikiran pada teks  Kata kerja operasional terdapat dalam
bacaan. tingkatan kognitif C4 “menganalisis”
dengan kata kerja “menemukan”.

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

3.5.1 Membuat gambar rantai makanan  Kata kerja operasional terdapat dalam
padaekosistem lengkap dengan tingkatan kognitif C6 “mencipta” dengan
keterangannya. kata kerja “membuat”

Jumlah Indikator 0 1

211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21A. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Soal Penilaian Tengah Semester

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21B. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21D. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21E. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21F. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 22. Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
Pilihan Ganda PPKn KD 3.2
1 Yang dimaksud dengan tanggung  Termasuk dalam tigkatan C1 dengan kata kerja
jawab adalah …. “menghafal”.
2 Berikut ini contoh tanggung jawab  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
terhadap bangsa dan Negara adalah …. “menyebutkan”.
3 Bila keputusan dalam suatu  Termasuk dalam tingkatan C1 dngan kata kerja
musyawarah telah tercapai, sikap kita “mengidentifikasi”.
sebaiknya ….
4 Bentuk sikap tanggung jawab saat  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata
pemilihan ketua RT ditunjukan dengan kerja“mengidentifikasi”.
….
5 Yang bukan merupakan contoh  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
tanggung jawab di lingkungan “menghafal”.
masyarakat adalah ….
Essay PPKn KD 3.2

218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
1 Yang dimaksud dengan hak adalah ….  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menjelaskan”.
2 Contoh hak anak disekolah adalah ….  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”.
3 Segala sesuatu yang harus dilakukan  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
dengan penuh rasa tanggung jawab “menghafal”.
adalah pengertian dari ….
4 Contoh kewajiban anak dirumah  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
adalah …. “menyebutkan”.
5 Contoh sikap yang menunjukan tidak  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
tanggung jawab di kelas adalah …. “menyebutkan”
Uraian PPKn KD 3.2
1 Sebutkan 3 persyaratan dalam  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
melaksanakan musyawarah …. “menyebutkan”
2 Sebutkan 3 sikap peserta dan  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan ata kerja
pelaksanaan musyawarah …. “menyebutkan”
3 Apa yang dimaksud dengan Kuorum  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
…. “menjelaskan”

219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
4 Sebutkan 3 contoh hak anak di  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
lingkungan masyarakat …. “menyebutkan”
5 Sebutkan 3 contoh kewajiban anak  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
dirumah …. “menyebutkan”
Pilihan Ganda IPS KD 3.3
1 Kegiatan ekonomi adalah ….  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menjelaskan”
2 Manusisa melakukan kegiatan  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
ekonomi untuk …. “mengidentifikasi”
3 Sebab Indonesia dijuluki sebagai  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
Negara agraris adalah …. “menghafal”
4 Jenis kegiatan ekonomi dalam gambar  Termasuk dalam tingkatan C3 dengan kata kerja
disamping adalah …. “menentukan”
5 Berikut ini jenis ikan yang  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
dibudidayakan di tempat perikanan air “mengidentifikasi”
tawar adalah ….
6 Berikut ini contoh usaha di bidang jasa  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
adalah …. “mencontohkan”

220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
7 Berikut ini contoh usaha yang dikelola  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
oleh kelompok adalah …. “menghafal”
8 Orang yang dijuluki sebagai Bapak  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
koperasi Indonesia adalah …. “menghafal”
9 Tempat orang berjual beli saham  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
disebut …. “menghafal”
10 Cara yang tepat untuk menghargai  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
usaha orang lain adalah …. “mengidentifikasi”
Essay IPS KD 3.3
1 Kegiatan mengubah bahan mentah  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
menjadi bahan setengah jadi atau “menghafal”
bahan jadi disebut ….
2 Contoh industry kecil yang dilakukan  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
secara perorangan adalah …. “mencontohkanl”
3 Perkoperrasian indonesia  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
dikembangkan berdasarkan pada UUD “menghafal”
1945 pasal ….
4 Bentuk koperasi yang menyediakan  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja

221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
layanan simpan pinjam adalah …. “menghafal”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.1
1 Salah satu kelebihan pensil warna saat  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
mewarnai adalah …. “mengidentifikasi”
2 Urutan gambar yang saling  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
berhubungan satu dengan yang lain “menghafal”
sehingga membentuk sebuah cerita
disebut ….
Essay SBdP KD 3.1
1 Sebutkan 3 langkah membuat gambar  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
cerita! “menyebutkan”
2 Sebutkan 3 pewarna yang digunakan  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
dalam teknik pewarnaan basah! “menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.2
1 Urutan nada yang disususn secara  Termasuk dalam tingkatan C3 dengan kata kerja
berjenjang disebut …. “menentukan”
2 Berikut ini lagu yang termasuk dalam  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
tangga nada diatonic minor adalah …. “menghafal”

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
3 Pencipta lagu “Gugur Bunga” adalah  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
…. “menghafal”
4 Tangga nada yang mempunyai dua  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
jarak tangga nada, satu dan setengah “menghafal”
disebut ….

Uraian SBdP KD 3.2


1 Sebutkan 2 contoh lagu yang termasuk  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
tangga nada diatonic mayor! “menyebutkan”
2 Sebutkan 2 macam ciri tangga nada  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
diatonic minor! “menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
1 Fungsi utama dari property tari adalah  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
…. “menghafal”
2 Property tari yang digunakan pada tari  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
topeng adalah …. “mengidentifikasi”
3 Nama tarian pada gambar di samping  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
adlah …. “menghafal”

223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No
Soal HOTS LOTS Keterangan
Soal
Uraian SBdP KD 3.3.
1 Nama tarian dan property tari yang  Termasuk dalam tingkatan C5 dengan kata kerja
digunakan pada gambar di atas adalah “memperjelas”
….
2 Sebutkan 3 hal yang perlu  Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
dipersiapkan dalam peragaan karya “menyebutkan”
tari ….
Jumlah Soal 0 45

224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23A. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Pilihan Ganda PPKn KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 5

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23B. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Essay PPKn KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 5

Hasil Analisis Soal PTS


Essay

Soal
LOTS
100%

226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23C. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Uraian PPKn KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 5

Hasil Analisis Soal PTS


Uraian

Soal
LOTS
100%

227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23D. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Pilihan Ganda IPS KD 3.3
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 10

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23E. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Essay IPS KD 3.3
0 1
0 2
0 3
0 4

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 4

Hasil Analisis Soal PTS


Essay

Soal
LOTS
100%

229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23F. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Pilihan Ganda SBdP KD 3.1
0 1
0 2

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 2

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23G. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Essay SBdP KD 3.1
0 1
0 2

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 2

Hasil Analisis Soal PTS


Uraian

Soal
LOTS
100%

231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23H. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Pilihan Ganda SBdP KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 2

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23I. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Uraian SBdP KD 3.2
0 1
0 2

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 2

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23J. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
0 1
0 2
0 3

Jenis Soal Jumlah


HOTS 0
LOTS 3

Hasil Analisis Soal PTS


Pilihan Ganda

Soal
LOTS
100%

234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23K. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS


Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
1 0
0 2

Jenis Soal Jumlah


HOTS 1
LOTS 1

Soal HOTS
Hasil Analisis Soal PTS
2% Uraian

Soal LOTS
98%

235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23L. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah


Semester Keseluruhan

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Keseluruhan


Jumlah Soal
No Mata Pelajaran HOTS
1 SBdP 1

Hasil Anlisis Soal Keseluruhan


"HOTS"
IPA PPKn
0% 0%

SBdP
2%

236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RIWAYAT PENELITI

Maria Dwi Hani Utari lahir di Liquica, Timor


Timur pada tanggal 23 Juli 1997. Penulis lulus SD
tahun 2009 dari SD Kanisius Klepu. Pada tahun
2009 penulis melanjutkan pendidikan jenjang SMP
di Pangudi Luhur Moyudan dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi
ke SMA Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada
tahun 2015. Sejak tahun 2015 hingga saat ini
terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Sanata
Dharma prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif sebagai
panitia dalam beberapa acara yang diadakan oleh prodi PGSD.

237

Anda mungkin juga menyukai