DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
------------------------------------------------------------------------------------------------------
2
BAB I PENDAHULUAN
5
A. Tujuan Umum
5
B. Tujuan Khusus
5
BAB II MENGGALI MATERI INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PENGETAHUAN
DASAR
KOMUNIKASI
6
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menggali materi informasi yang
berkaitan dengan pengetahuan dasar komunikasi
---------------------------------------------------------------------------------------
6
1. Cara menelusuri sumber informasi agar keabsahan informasi
mengenai pengetahuan dasar komunikasi sesuai dengan
kebutuhan.
6
2. Cara menunjukkan materi informasi secara sistematis sesuai
dengan proses
komunikasi
12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam menggali materi informasi yang
berkaitan dengan pengetahuan dasar
komunikasi
---------------------------------------------------------------------------------------
14
C. Sikap Kerja dalam yang Diperlukan dalam menggali materi informasi
yang berkaitan dengan pengetahuan dasar
komunikasi
---------------------------------------------------------------------------------------
14
BAB III MENJELASKAN PENGETAHUAN DASAR
KOMUNIKASI
15
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam menjelaskan pengetahuan dasar
komunikasi
---------------------------------------------------------------------------------------
15
1. Cara menerangkan secara teoritis definisi dan prinsip dasar
komunikasi
----------------------------------------------------------------------------------
15
2. Cara menguraikan fungsi komunikasi secara
sistematis
----------------------------------------------------------------------------------
18
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menjelaskan pengetahuan dasar
komunikasi
---------------------------------------------------------------------------------------
21
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menjelaskan pengetahuan dasar
komunikasi
---------------------------------------------------------------------------------------
21
BAB IV MEMBEDAKAN KOMPONEN
KOMUNIKASI
---------------------------------------------------------------------------------------
22
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membedakan komponen
komunikasi
------------------------------------------------------------------------------------
22
1. Cara menjelaskan secara teoritis komponen komunikator dari proses
komunikasi
----------------------------------------------------------------------------------
22
2. Cara menjelaskan secara teoritis komponen pesan dari proses
komunikasi
----------------------------------------------------------------------------------
23
3. Cara menjelaskan secara teoritis komponen media dari proses
komunikasi sesuai jenis jenisnya.
----------------------------------------------------------------------------------
23
4. Cara menjelaskan secara teoritis komponen komunikan dalam
proses komunikasi
----------------------------------------------------------------------------------
24
5. Cara menjelaskan secara teoritis komponen pengaruh komunikasi
dalam proses
komunikasi
----------------------------------------------------------------------------------
24
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam membedakan komponen
komunikasi
------------------------------------------------------------------------------------
24
B. DAFTAR PUSTAKA
-------------------------------------------------------------------------------------------------
52
A. Dasar Perundang-undangan
---------------------------------------------------------------------------------------
52
B. Buku Referensi
---------------------------------------------------------------------------------------
52
C. Majalah atau
Buletin
---------------------------------------------------------------------------------------
52
D. Referensi
Lainnya
---------------------------------------------------------------------------------------
52
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN
BAHAN 54
A. Daftar
Peralatan/Mesin
---------------------------------------------------------------------------------------
54
B. Daftar
Bahan
---------------------------------------------------------------------------------------
54
DAFTAR PENYUSUN............................................................................................ 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan prinsip
dasar komunikasi dengan benar.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menerapkan
prinsip dasar komunikasi ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menggali materi informasi yang berkaitan dengan pengetahuan dasar komunikasi
termasuk sumber informasi ditelusuri agar keabsahan informasi mengenai
pengetahuan dasar komunikasi sesuai dengan kebutuhan, materi informasi
ditunjukkan secara sistematis sesuai dengan proses komunikasi.
BAB II
MENGGALI MATERI INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN
PENGETAHUAN DASAR KOMUNIKASI
bagian tinjauan pustaka. Bahan pustaka tersebut bisa berupa buku, jurnal-
jurnal ilmiah dan makalah atau artikel yang dapat menunjang kegiatan
penelitian tersebut.
Selain laptop, gunakan alat tulis seperti buku, kertas, bolpoint dan pensil
untuk menuliskan hal-hal yang dianggap penting ketika sedang melakukan
penelusuran informasi, seperti nama pengarang, sumber asli dari informasi
tersebut, nama situs website yang dikunjungi dan sebagainya.
“browsing, dari bahan-bahan yang sudah saya peroleh, saya coba telusur
boleh jadi saya telusur rantainya, oh ada juga karya yang relefan dari buku
anu tadinya saya dapat buku ini dari buku itu dapat rujukan buku anu yang
bicara tentang information seeking behavior, saya cari buku itu, browsing
kan namanya, jadi semakin kaya dong sumber saya selain yang tadinya
cuman dari satu buku oh ternyata ada di jurnal ini, ada di jurnal itu. Itu
kan tindakan browsingnya pencariannya.” (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30
Wib)
Ketika informasi atau data yang ditemukan akan diambil, Jika memang
data tersebut dapat diunduh (download), maka kita akan mengunduhnya
dan langsung menyimpannya di folder yang telah diberi nama. Jika data
yang tersedia tidak dapat di diunduh (download), maka data tersebut akan
di catat atau dikutip di buku atau kertas yang sudah mereka persiapkan
tanpa lupa mencatat sumber asli dari data tersebut.
Lalu informasi yang telah dipilih dari hasil seleksi tersebut ditempatkan
sesuai dengan penggunaannya, setelah itu biasanya dilengkapi dengan
argumen dari para penelusur informasi tersebut.” (Kusnandar,
26/06/2012, 14.30 Wib).
7.1 Tahap Mengevaluasi Informasi (Verifying )
Tahap verifying merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengecekan
dan penilaian, apakah informasi yang didapat tepat atau sesuai dengan
minatnya.
Adanya umpan balik menunjukkan bahwa proses komunikasi terjadi dua arah,
artinya individu atau kelompok dapat berfungsi sebagai pengirim sekaligus
penerima dan masing-masing saling berinteraksi. Interaksi ini memungkinkan
pengirim dapat memantau seberapa baik pesan-pesan yang dikirimkan dapat
diterima atau apakah pesan yang disampaikan telah ditafsirkan secara benar
sesuai yang diinginkan.
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam menggali materi informasi yang berkaitan
dengan pengetahuan dasar komunikasi
1. Harus teliti dalam menelusuri sumber informasi agar keabsahan informasi
mengenai pengetahuan dasar komunikasi sesuai dengan kebutuhan
2. Harus teliti dalam menunjukkan materi informasi secara sistematis sesuai dengan
proses komunikasi.
BAB III
MENJELASKAN PENGETAHUAN DASAR KOMUNIKASI
Makna Tambahan
Makna tambahan adalah sejenis balasan dari segi perasaan, yang
menyebabkan timbulnya reaksi terhadap suatu isyarat tertentu
dengan perasaan takut, yakin, tidak senang dan sebagainya. Reaksi
ini terpisah dari gambaran yang timbul dalam pikiran.
Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang
terlibat. Aktifitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak-pihak
yang terlibat berkomunikasi
Komunikasi bersifat simbolis, Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.
Komunikasi bersifat transaksional, Komunikasi pada dasarnya menuntut dua
tindakan; memberi dan menerima.
Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu, Komunikasi menembus faktor
waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam
komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.
FUNGSI KOMUNIKASI
Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip
Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang
dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi
(communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan
juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi
dominan.
Judul Modul Menerapkan Prinsip Dasar Komunikasi
Buku Informasi Versi: Halaman: 21 dari 57
2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknologi Informasi M.74100.002.02
BAB IV
MEMBEDAKAN KOMPONEN KOMUNIKASI
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa hal
yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :
a. kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran.
b. pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran harus jelas.
c. kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
d. hasil apakah yang kita harapkan.
Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas,
maka proses komunikasi akan menemui kegagalan (Baca juga : Cara
Menjadi Penyiar Radio).
BAB V
MENERAPKAN PENGETAHUAN DASAR KOMUNIKASI VISUAL
Terdapat empat teori yang dibahas yang dibagi menjadi dua kelompok dasar:
sensual (sensasi visual )
o gestalt
o konstruksitivisme
perseptual (persepsi visual)
o semiotika
o kognitif
Sensasi visual merupakan rangsangan dari dunia luar yang mengaktifkan sel-sel
saraf dalam organ indra Anda. Membakar kayu dalam perapian bisa mengaktifkan
sel-sel di telinga Anda karena Anda dapat mendengar batang kayu retak dan
mendesis; Anda dapat mencium aroma kayu di hidung Anda; di tangan dan wajah
Anda, Anda bisa merasakan kehangatan api; dan di mata Anda ketika Anda
melihat cahaya kuning dari api. Ketika rangsangan mencapai otak, hal ini dapat
menghasilkan arti dari semua masukan sensual. Otak Anda menafsirkan suara-
suara, bau, suhu, dan pemandangan seperti api di perapian.
mentah. Persepsi visual adalah kesimpulan makna setelah rangsangan visual yang
diterima.
Prinsip lain dari psikologi gestalt adalah arah gerak (common fate).
Seorang pengamat melihat lima tangan yang diangkat menunjuk ke
langit dan mereka semua menunjuk ke arah yang sama. Tangan
yang menunjuk ke arah berlawanan akan menimbulkan
kejanggalan, karena pengamat tidak melihat hal tersebut sebagai
bagian dari satu kesatuan.
1.1.2. Konstruktivisme
Pendekatan gestalt telah dikritik karena hanya menggambarkan
persepsi daripada memberikan penjelasan tentang bagaimana
persepsi ini sebenarnya memberi makna pada sebuah gambar.
Akibatnya, beberapa psikolog gestalt berusaha untuk
mengembangkan teori-teori yang membantu menjelaskan
pentingnya keadaan mental si pengamat sendiri ketika sedang aktif
mengamati.
Pada tahun 1970, Julian Hochberg, seorang profesor psikologi di
Universitas Columbia, menemukan bahwa mata pengamat terus-
menerus bergerak ketika mereka mengamati gambar. Fokus fiksasi
ini semua bergabung dengan ingatan jangka pendek pengamat
untuk membantu membangun sebuah gambaran dari suatu
Judul Modul Menerapkan Prinsip Dasar Komunikasi
Buku Informasi Versi: Halaman: 32 dari 57
2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknologi Informasi M.74100.002.02
Penerimaan Semiotika
Pierce dan de Saussure tidak terlalu tertarik pada aspek-aspek visual
tanda-tanda. Mereka adalah ahli bahasa tradisional yang
mempelajari cara kata-kata digunakan untuk mengomunikasikan arti
melalui struktur naratif. Namun, selama bertahun-tahun semiotika
telah berkembang menjadi teori persepsi yang melibatkan
penggunaan gambar dalam cara yang tak terduga. Sebagai contoh,
Sebeok mengidentifikasi beberapa topik semiotika yang telah
dipelajari peneliti. Selain topik yang jelas mengenai tanda-tanda
visual dan simbol digunakan dalam desain grafis, mereka termasuk
semiotika teater, dimana unsur-unsur kinerja dianalisis; semiotika
televisi dan komersial; semiotika pariwisata; semiotika dari tanda-
tanda yang digunakan dalam seragam pramuka; sistem semiotika
notasi yang digunakan di tarian, keterangan notasi yang digunakan
dalam tari, musik, logika, matematika, dan kimia; dan semiotika
perkotaan, di mana kota dipandang sebagai simbol sosial. Lapangan
semiotika telah menjadi sangat populer sehingga jurnal, konferensi
internasional, dan departemen akademik di universitas sekarang
mengabdikan diri untuk semiotika.
1.2.2. Kognitif
Menurut pendekatan kognitif, penonton tidak hanya menyaksikan
keterangan objek yang terstruktur, seperti dalam teori gestalt, tetapi
juga secara aktif tiba pada suatu kesimpulan tentang persepsi
melalui operasi mental.
Carolyn bloomer mengidentifikasi beberapa aktifitas mental yang
bisa memengaruhi persepsi visual:
Ingatan,
Proyeksi,
Harapan,
Selektifitas,
Habituasi (hal membiasakan diri),
Saliance,
Disonansi (ketidaksesuaian),
Budaya dan
Kata-kata.
a. Ingatan
Dapat dikatakan bahwa aktivitas mental yang paling penting yang
Untuk melindungi diri dari atas stimulasi dan gambar yang tidak
perlu, dengan selektivitas, pikiran cenderung mengabaikan
rangsangan visual yang merupakan bagian dari keseharian
seseorang, aktifitas kebiasaan . Ketika Anda berjalan atau pergi ke
sekolah atau bekerja dengan cara yang sama setiap hari, otak Anda
tidak benar-benar melihat pemandangan di sepanjang rute Anda.
Orang suka melakukan perjalanan ke daerah-daerah baru karena
mendapat gambar pengalaman dalam tempat yang tidak familiar
yang seringkali mencolok dan menarik. Namun jika terdapat
rangsangan berlebihan, terutama jika budaya jauh berbeda dari apa
yang telah ditinggalkan, dapat menyebabkan fenomena yang
disebut gegar budaya (culture shock). Seseorang bisa tumbuh lekas
marah dan lelah jika disajikan terlalu banyak sensasi visual bagi otak
untuk menyaring.
Umumnya, kita bersikap bertentangan tentang rangsangan visual. Di
satu sisi, kita menikmati pengalaman baru. Di sisi lain, kita tidak
menikmati terlalu banyak dari mereka. Salah satu cara untuk
mencegah pikiran Anda dari berpikir biasa adalah terus-menerus
mencari cara baru untuk berpikir tentang objek atau peristiwa biasa.
Melatih pikiran kreatif menyiapkan pikiran Anda untuk berpikir
secara aktif mengenai gambar baru saat Anda melihat mereka.
f. Salience
Suatu rangsangan akan dilihat “lebih” jika memiliki makna bagi
individu. Jika Anda baru saja bertemu dengan seseorang yang Anda
sukai yang makanan favoritnya dari India, setiap kali Anda mencium
bau kari atau mendengar orang lain berbicara tentang negara
tersebut,Anda akan diingatkan pada orang itu. Seseorang yang lapar
akan mengingat aroma makanan yang berasal dari jendela yang
terbuka. Seorang ahli biologi yang terlatih akan melihat bagian yang
lebih dalam di bawah mikroskop daripada rata-rata orang; individu
juga dapat melihat semua yang ada di bawah mikroskop, tetapi apa
yang ahli biologi lakukan dalam melihat secara sadar diproses dalam
pikiran secara lebih dalam.
g. Disonansi
Mencoba membaca sambil mendengarkan televisi atau stereo keras
di ruangan yang sama adalah sulit karena pikiran benar-benar
hanya dapat berkonsentrasi pada satu kegiatan atau yang lain.
Konsentrasi terbatas pada satu kegiatan pada satu waktu. Program
televisi yang menggabungkan kata-kata lisan dan tertulis, banyak
gambar, dan musik menanggung risiko visual menciptakan pesan
bahwa penonton tidak bisa memahami karena semua format yang
bersaing.
Sebuah contoh klasik dari disonansi berasal dari jaringan kabel CNN,
yang diproduksi pada Agustus 2001 versi baru dari tahun 1982
mengenai pokok “Headline News.” Kritikus televisi di seluruh negeri
telah menyuarakan pendapat negatif mereka tentang format baru
karena semua bit informasi yang saling bersaing. Satu penyiar
berbicara di depan kamera atau sebagai voice-over, di sisi lain ada
perpindahan gambar, grafik dengan judul, rincian saham, laporan
cuaca, berita yang mengupdate berita kegiatan, dan logo
periklanan, semua dalam batas-batas layar televisi.
Namun, banyak pengamat memuji hal ini dengan apa yang telah
disebut sebagai ” sesuatu yang lebih baru atau hipperlook”. Selain
itu, jika ada sebuah ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin,
jika seseorang sedang berbicara kepada Anda, jika ada masalah
pribadi yang tidak dapat Anda berhenti pikirkan, atau terlalu banyak
tanda jalan iklan yang bersaing untuk menarik perhatian Anda di
jalan raya, Anda akan merasa sulit untuk berkonsentrasi pada pesan
visual.
h. Budaya
Sebagai manifestasi dari cara orang bertindak, berbicara,
berpakaian, makan, minum, berperilaku sosial, dan praktik
keyakinan agama mereka, pengaruh budaya memiliki dampak yang
sangat besar pada persepsi visual. Ikon agama, negara bagian dan
bendera negara, T-shirt desain, dan model rambut semua memiliki
makna individu dan budaya. Jika Anda menyadari tanda-tanda yang
merupakan bagian dari budaya tertentu (seperti yang disajikan pada
bagian semiotika), Anda juga akan memahami beberapa alasan
yang mendasari di balik penggunaannya. Budaya tidak hanya
mengenai konsep negara perbatasan atau ide kelas tinggi atau kelas
atas. Budaya mencakup etnis, situasi ekonomi, tempat kerja, jenis
kelamin, umur, orientasi seksual, fisik, lokasi geografis, dan banyak
aspek lain dari kehidupan seseorang. Franc Boas, seorang pemimpin
bersejarah di bidang antropologi, dalam bukunya “Anthropology and
Modern Life” menjelaskan bahwa kebudayaan adalah “komunitas
kehidupan emosional yang meningkat dari kebiasaan sehari-hari
kita”. Boas berpikir bahwa budaya lebih memengaruhi orang-orang
yang hidup dalam budaya itu.
i. Kata
Meskipun kita melihat dengan mata kita, untuk sebagian besar
pikiran sadar kita dibingkai sebagai kata-kata. Akibatnya, kata-kata,
seperti kemampuan memori dan budaya, sangat memengaruhi
pemahaman kita dan selanjutnya ingatan jangka panjang ditengahi
langsung atau gambar. Salah satu bentuk komunikasi terkuat adalah
ketika kata-kata dan gambar digabungkan dalam proporsi yang
sama.
1. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Mendesain
dengan keseimbangan cenderung dirasakan keterkaitan bersama,
kelihatan bersatu, dan perasaan harmonis.
o Simetris: yaitu terkesan resmi atau formal (sama dalam ukuran,
bentuk, bangun dan letak dari bagian-bagian atau obyek-obyek
yang akan disusun di sebelah kiri dan kanan garis suatu sumbu
khayal.
o Asimetris: yaitu terkesan tidak resmi atau informal tetapi tampak
dinamis apabila garis, bentuk, tangan, atau massa yang tidak
sama dengan ukuran, isi atau volume diletakkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengikuti aturan (Kusmiati, 1999).
o Keseimbangan horizontal: keseimbangan yang diperoleh dengan
menjaga keseimbangan antara bagian bawah dan bagian atas.
2. Prinsip Titik Fokus
Prinsip titik fokus menonjolkan salah satu unsur untuk menarik
perhatian. Misalnya antara merek dan ilustrasi. Keduanya merupakan
dua unsur yang saling berebut perhatian. Agar tidak membingungkan
10. Warna
Warna adalah suatu hal yang penting dalam menentukan respons dari
orang, warna adalah hal pertama yang dilihat oleh seseorang,setiap
warna akan memberikan kesan dan identitas tertentu,walaupun hal ini
tergantung dari latar belakang pengamatnya,
Ilmu tentang warna disebut juga “Chromatics”. Teori warna sudah
dikembangkan oleh Alberti (1435) dan diikuti oleh Leonardo
Davinci(1490), Teori warna mendapat perhatian yang serius oleh Sir
Isaac Newton seorang ahli fisika melalui tulisannya yang berjudul
“Opticks” pada tahun 1704
Warna juga bisa dikatakan sebagai kwalitas dari mutu cahaya yang
dipantulkan suatu obyek ke mata manusia. Warna akan dapat membuat
kesan atau mood untuk keseluruhan gambar atau grafis. Setiap warna
memiliki daya tarik yang berbeda dan dalam penggunaannya
diharapkan dapat menciptakan keserasian dan membangkitkan emosi.
Warna Primer
Adalah warna-warna yang paling kuat,ia merupakan warna yang
utama dalam pembentukan warna-warna lainnya,warna pokok
terdiri dari tiga yaitu; merah,biru,kuning.
Warna Sekunder
Yaitu merupakan warna hasil pencampuran dari dua warna primer.
Contohnya:
Merah + Kuning = Orange. Kuning + Biru = Hijau.
Biru + Merah = Ungu.
Warna Tersier
Yaitu campuran satu warna primer dengan warna sekunder di
sebelahnya, warna tersier terdiri dari enam warna.
Warna Khusus
Disebut warna khusus karena warna ini tergolong warna primer atau
Merah mengartikan;
Kekuatan, bertenaga,kehangatan, nafsu, cinta, agresif, berbahaya,
semangat.
Biru mengartikan;
Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan,
perintah.
Hijau mengartikan;
Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan.
Kuning mengartikan;
Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran/kecurangan, pengecut,
pengkhianatan.
Ungu mengartikan;
Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.
Orange mengartikan;
Energi, keseimbangan, kehangatan.
Coklat mengartikan;
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.
Abu-abu mengartikan;
Intelek, futuristic, modis, kesenderuan, merusak.
Putih mengartikan;
Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril,
kematian.
Hitam mengartikan;
Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan,
ketidak bahagiaan, keanggunan
Media komunikasi visual adalah media untuk menyampaikan suatu pesan atau
maksud yang ingin disampaikan (menginformasikan),tentunya media yang akan
dirancang tidak akan lepas dari beberapa unsur desain yang mendukung.
Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan agar tidak menyimpang dari tujuan
yang ingin dicapai maka dalam perancangan ini akan dibuat batasan masalah
sebagai berikut :
1. Perancangan Komunikasi Visual untuk obyek yang akan dirancang.
2. Target yang nantinya diharapkan dapat mengerti maksud dari Komunikasi
Visual yang akan dirancang sehingga dapat dijadikan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
4. Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
5. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 181/LATTAS/XII/2013
Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
B. Buku Referensi
1. Kementerian Tenaga Kerja RI, Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis
Kompetensi, Jakarta, 2013
D. Referensi Lainnya
1. https://sadidadalila.wordpress.com/2010/03/21/teori-dasar-komunikasi-visual/
2. http://anaksastra.blogspot.com/2009/05/analisis-semiotik.html
3. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/dkv/article/viewFile/16093/16085
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Gestalt
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_visual
6. Lester, Paul Martin dan Tovee, Martin. 2005. Upper Sadler River, NJ: Prentice Hall.
(page50-54)
7. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=103701&val=1378
8. CISRAL. 2009. Buku Petunjuk Pengguna. Universitas Padjadjaran: Bandung.
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan