Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mandiri

“HUTAN HUJAN TROPIS”

Dosen Pengampuh “Dr. Hj. Vauzia, M.Si”

Disusun Oleh:

Anisa Septiani

20032188

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2021
1. Permasalahan hutan tropis, terutama di Indonesia
Jawaban:
Lebih dari satu juta hektar hutan yang sebagian besar merupakan hutan tropis hancur
setiap bulannya di dunia – setara dengan area hutan seluas satu lapangan sepakbola
hancur setiap dua detik.8
Selain menyokong keanekaragaman hayati dan masyarakat yang bergantung pada
hutan, hutan dan tanahnya menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar – hampir
tiga ratus milyar ton karbon atau sekitar 40 kali jumlah emisi yang dilepaskan ke
atmosfir.9
Penghancuran dan degradasi hutan berpengaruh besar terhadap perubahan iklim
dalam dua hal. Pertama, perambahan dan pembakaran hutan melepaskan karbon dioksida
ke atmosfir. Kedua, kerusakan hutan akan mengurangi area hutan yang menyerap karbon
dioksida. Kedua peran ini sangat penting karena jika kita menghancurkan hutan tropis
yang tersisa, maka kita telah kalah dalam pertarungan menghadapi perubahan iklim.
Indonesia adalah contoh nyata perlunya rencana matang yang didukung dengan dana
bantuan internasional untuk melindungi hutan tropis. Menurut data terakhir, laju
deforestasi di Indonesia adalah laju deforestasi tercepat di dunia.10 Hal ini menempatkan
Indonesia menjadi negara ketiga terbesar penghasil gas rumah kaca setelah Amerika
Serikat dan Cina.11 Tingginya emisi tersebut memiliki dua alasan – pesatnya laju
deforestasi dan degradasi serta pembakaran lahan gambut.
Apa itu gambut dan mengapa kehancurannya menjadi isu iklim?
Dibukanya lahan gambut menjadikan karbon yang terkandung teroksidasi dan
melepaskan CO2. Lebih dari 25% perkebunan kelapa sawit dan akasia berada di atas
lahan gambut.12 Penghancuran terhadap lahan gambut di Indonesia saja
bertanggungjawab atas 4% emisi gas rumah kaca hasil tindakan manusia.13 Sebagian
besar dari hutan tropis di Indonesia tumbuh di atas tanah gambut.
Gambut merupakan substansi organik yang terurai sebahagian yang terbentuk di lahan
basah. Seiring waktu, material ini menjadi gambut yang memiliki kandungan karbon
paling kaya dibanding jenis tanah lainnya.
Lahan gambut di Asia Tenggara diperkirakan menyimpan 42 milyar ton karbon dan
sekitar 80% atau 35 milyar ton dari jumlah tersebut tersimpan di Indonesia.
Proses konversi lahan gambut terdiri dari tiga tahapan:
• Umumnya, pohon dengan nilai jual yang tinggi ditebang untuk diambil kayunya.
• Jaringan kanal dibangun untuk menyingkirkan kayu-kayu dan mengeringkan gambut
agar keadaannya sesuai untuk mengem- bangkan kebun kelapa sawit untuk minyak
kelapa sawit atau pohon akasia untuk pembuatan kertas dan bubur kertas.
• Perambahan hutan yang tersisa menyebabkan kekeringan gambut yang melepaskan
lebih banyak CO2 (terutama tahun- tahun terjadinya El Niño). Terkadang, hutan
dibakar untuk mengurangi kadar keasaman sebelum kelapa sawit ditanam.
Deforestasi hutan tropis didorong oleh permintaan global akan produk kertas serta
minyak kelapa sawit yang digunakan dalam pembuatan pasta gigi, coklat dan mentega
serta biofuel. Sejak 1950, lebih dari 74 juta hektar hutan Indonesia telah sepenuhnya
binasa, ditambah area sekitar yang juga mengalami kerusakan berat.15
Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengidentifikasi industri kayu, minyak kelapa
sawit, pertanian, serta pulp (bubur kertas) dan kertas sebagai penyebab utama kekeringan
lahan gambut, deforestasi dan emisi yang dihasilkan Indonesia. Dalam laporan
disebutkan bahwa bila tidak ada tindakan tegas yang dilakukan, diperkirakan kadar
pelepasan emisi tersebut akan terus meningkat.16 Namun di sisi lain, pemerintah masih
terus memberikan izin terhadap perusahaanperusahaan yang menghancurkan hutan tropis
yang tersisa.

2. Mekanisme hilangnya kehati


Jawaban:

Hilangnya keanekaragaman hayati merupakan peristiwa penurunan keanekaragaman


hayati (biodiversitas) yang antara lain disebabkan oleh punahnya spesies (tumbuhan atau
hewan) di seluruh dunia, serta pengurangan atau hilangnya spesies secara lokal
di habitat tertentu. Fenomena terakhir ini dapat bersifat sementara atau permanen,
tergantung pada apakah degradasi lingkungan yang menyebabkan hilangnya spesies
tersebut dapat dipulihkan melalui restorasi ekologis atau ketahanan ekologis, atau terjadi
secara permanen (misalnya akibat hilangnya lahan). Kepunahan global sejauh ini terbukti
tidak dapat diubah.
Hilangnya spesies secara permanen dalam lingkup global merupakan fenomena yang
lebih dramatis dibandingkan perubahan komposisi spesies dalam lingkup regional.
Meskipun demikian, perubahan kecil pada kondisi biodiversitas yang stabil dan sehat
dapat berpengaruh dramatis pada jaring-jaring makanan dan rantai makanan. Hilangnya
satu spesies dapat berdampak buruk pada keseluruhan rantai yang mengarah pada
penurunan keseluruhan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yang berkurang
juga mengarah pada penurunan manfaat ekosistem dan pada akhirnya menimbulkan
bahaya langsung bagi ketahanan pangan, yang berdampak bagi umat manusia.
Faktor utama yang mengakibatkan stres biotik dan laju hilangnya biodiversitas yang
semakin cepat (selain ancaman lainnya) adalah.

1. Degradasi dan hilangnya habitat. Intensifikasi pemanfaatan lahan (dan hilangnya


lahan atau habitat) telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam hilangnya layanan
ekologis sebagai efek langsung serta hilangnya keanekaragaman hayati.
2. Perubahan iklim melalui tekanan panas dan tekanan kekeringan.
3. Beban nutrisi yang berlebihan dan bentuk polusi lainnya.
4. Eksploitasi berlebihan dan penggunaan secara tidak berkelanjutan (misalnya
metode penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan).
5. Konflik bersenjata yang mengganggu kehidupan dan mata pencaharian manusia,
berkontribusi pada hilangnya habitat, dan meningkatkan eksploitasi berlebihan
terhadap spesies yang bernilai ekonomi, yang menyebabkan penurunan populasi dan
kepunahan lokal.
6. Spesies asing invasif yang bersaing untuk suatu relung, menggantikan spesies asli.
7. Aktivitas manusia yang mengancam bentuk kehidupan lainnya. Sekitar 30%
mamalia, amfibi, dan spesies burung terancam punah.

3. Jelaskan spesies yang rentan kepunahan


Jawaban:
Kerentanan kepunahan spesies dapat diakibatkan oleh sebab-sebab berikut :

1. Spesies dengan sebaran geografis yang sempit


Artinya spesies tersebut hanya dapat hidup dan berkembangbiak di daerah khusus
diakibatkan sumber makanannya tidak terdapat di daerah lain dan keadaan
geografisnya berbeda dengan daerah lain Contohnya adalah koala yang memakan
daun dari pohon eucalyptus yang hanya terdapat di daratan australia.
2. Spesies yang hanya terdiri atas satu atau beberapa spesies
Spesies yang memiliki anggota yang sedikit, dapat diakibatkan oleh berkurangnya
sumber makanan atau bertambahnya pemangsa.
3. Spesies yang anggota populasinya sedikit
Populasi spesies sedikit karena berkurangnya sumber makanan, penyakit,
keberadaan pemangsa dan lamanya waktu berkembangbiak.
4. Spesies yang ukuran populasinya menurun
Hal yang menyebabkan populasi spesies menurun diantaranya adalah karena
perburuan, penyakit dan lamanya kemampuan spesies tersebut untuk
berkembangbiak. Contohnya adalah gajah. Gajah diburu untuk diambil
gadingnya. Jika kegiatan ini terus dilakukan, lama kelamaan populasi gajah akan
menurun, selain disebabkan kemampuan berkembangbiak gajah yang lama
(hitungan bulan).
5. Spesies dengan kepadatan populasi rendah
Apabila jumlah individu dalam satu populasi perluas wilayah berjumlah sedikit.
6. Spesies yang memerlukan daerah jelajah yang luas
Kelompok burung yang bermigrasi karena berkurangnya sumber makanan di
habitat lama.
7. Spesies hewan dengan ukuran tubuh besar
Gajah, badak dan Kuda nil makin mudah diburu oleh hewan lain semisal harimau
ataupun oleh manusia karena tidak lincah dalam berlari. Dan akan semakin mudah
diburu oleh manusia dengan cara ditembak.spesies dengan tubuh yang besar
secara otomatis juga memerlukan habitat yang luas. Akan menjadi masalah bila
habitat yang dihuninya berkurang karena ulah manusia. Contohnya adalah
beruang grizzly (Ursus arctos) di Yellowstone National Park. Beruang grizzly
memerlukan habitat yang terpencil dan sangat luas.

8. Spesies dengan kemampuan menyebar yang lemah


Spesies tertentu dengan tempat hidup yang khusus. Selain bila berada di tempat
lain kelangsungan spesiesnya terancam akibat banyaknya predator. Contohnya
adalah pada kasus Bull trout (Salvelinus confluentus) ikan air tawar asli barat laut
Amerika Utara yang hanya menempati daerah anak sungai dan danau di sekitar
pegunungan tinggi.
9. Spesies yang bermigrasi musiman
migrasi adalah perpindahan habitat karena dihabitat sebelumnya sudah tidak
tersedia lagi sumber makanan atau adanya pemangsa. Migrasi dilakukan
berkelompok. Kelompok Burung-burung bermigrasi ke daerah yang jauh. Dalam
perjalanan migrasinya itu adanya yang kelelahan atau bahkan mati.
10. Spesies dengan variasi genetik yang rendah
Spesies dengan genetik homozigot. Sejumlah spesies tumbuhan, seperti
Lousewort pedicularis dan beberapa rumput - rumputan memiliki keragaman sifat
genetik yang rendah.
11. Spesies yang memerlukan habitat khusus
Lumut memiliki habitat khusus di daerah lembab.
12. Spesies yang hanya dijumpai pada lingkungan utuh dan stabil
Gurun memiliki karakteristik lingkungan yang terlalu panas pada siang hari dan
terlalu dingin pada malam hari, berpasir dan tandus. Hanya spesies tertentu seperti
kurma, unta, kadal dan cheetah yang dapat hidup di daerah gurun seperti ini.
13. Spesies yang membentuk kelompok
Spesies yang membentuk kelompok akan semakin memudahkan pemangsa untuk
memburunya. Apabila ada sekelompok rusa, kemudian harimau melihat mereka,
maka dengan ligat harimau tersebut berlari ke kerumunan itu dan dengan mudah
memilih magsanya.
14. Spesies yang telah terisolasi dan belum pernah kontak dengan manusia
Ikan piranha yang hidup di daerah pedalaman sungai afrika. Hidup terisolasi dari
manusia. Memenuhi sumber makanannya hanya di daerah itu. Bila sumber
makanan habis, piranha akan punah.
15. Spesies yang diburu atau dipanen oleh manusia
Dari hewan, contohnya adalah gajah. Gajah diburu oleh manusia untuk diambil
gadingnya, khususnya adalah gajah yang berumur tua yang gadingnya makin
keras dan dapat dijual dengan harga tinggi. Gading gajah diburu untuk dibuat
barang kerajinan seni. Contoh lain yang tak beda nasibnya adalah terumbu
karang, yang telah lama dieksploitasi oleh manusia untuk kepentingan barang
berdaya jual seni pula.

16. Spesies yang berkerabat dekat dengan spesies yang telah punah atau
terancam punah
Harimau dan singa sama-sama merupakan karnivora. Keduanya memakan daging
atau hewan lain. Kita ambil contoh, harimau punah karena sumber makanannya
berkurang. Hal ini dapat menyebabkan singa terancam punah karena singa juga
memakan daging, sama dengan harimau. Contoh lain adalah dua spesies ikan
yang berkerabat dekat dn dulu terisolasi yang daerah tinggalnya sekarang saling
tumpang tindih. Bull trout (Salvelinus confluentus) dan kerabat dekatnya brook
trout (Salvelinus fontinalis). Dulu, brook trout hanya ditemukan di anak sungai
dan danau pada bagian timur laut di Amerika Utara. Brook trout sekarang sangat
luas memasuki diseluruh wilayah pegunungan barat. Brook trout dapat
mengalahkan bull trout daam kompetisi dan menyebabkan ancaman serius bagi
bull trout di banyak daerah. Banyak populasi brook trout telah secara serius
berkurang dalam wilayah tingkat asli spesies ini.

4. Peranan masyarakat tradisional dalam konservasi di hutan tropis


Jawaban:
Keberadaan kawasan hutan dikeramatkan hampir merata pada berbagai etnik
Nusantara. Kelompok masyarakat mengakui adanya nilainilai tak terukur, nilai-nilai
magis dibalik fenomena alam hutan. Eksistensi kelompok masyarakat berkembang
mengikuti dua pola dasar. Pertama pola alamiah, dimana masyarakat berdasasrkan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, dan mereka mengakui adanya
kekuatan gaib yang mempengaruhi hidupnya. Kedua masyarakat lokal berinteraksi
dengan kelompok masyarakat pendatang, dan mereka mendapat pengetahuan tentang
kekuatan magis dalam kehidupannya memiliki landasan sistem norma. Eksistensi
masyarakat Adat Desa Tenganan merupakan kombinasi keduanya.
Pemunculan kawasan hutan dan berbagai pantangannya secara bertahap terwujud
dalam bentuk artefak kawasan. Perlindungan hutan sebaiknya dimantapkan melalui
aturan formal. Masyarakat Bali memiliki perlindungan kawasan melalui sejarah yang
panjang karena pengaruh dan akulturasi kebudayaan Hindu serta perkembangannya. Pola
pengkeramatan kawasan berlaku pada berbagai tingkatan wilayah sampai satuan pulau
dan tingkat pekarangan. Masyarakat Adat Desa Tenganan merupakan satu kelompok
yang memiliki keunikan tradisi perlindungan hutan. Keunikannya bertumpu pada
kesederhanaan struktur kelembagaan dan kekuatan memegang komitmen dan
bertanggung jawab atas segala tindakannya. Perlindungan kawasan hutan sebagai bentuk
penghormatan terhadap pelindung alam dan kemanusiaan.
Eksistensi kawasan hutan dan masyarakat adat merupakan satu ekspresi yang berawal
dari pandangan antrophosentris menuju tahap biosentris dan tataran ekosentris (Arness,
1995). Konsepsi yang ditumbuh kembangkan bertumpu pada kearifan kebijaksanaan
masyarakat timur yang bertumpu pada filsafat Tao, Hindu dan Budhis. Lingkungan
biofisik tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan kehidupan sosiokultural
masyarakatnya. Dasman (1991) dalam Primack (1994) mengungkapkan besarnya korelasi
keanekaragaman hayati berbagai lokasi hunian turun-temurun serta kelestarian
penggunaan sumberdaya, sehingga keanekaragaman hayati menyatu dengan
keanekaragaman masyarakat (Alcorn 1993 dalam Primack 1994). Perlindungan
kebudayaan tradisional dan masyarakat adat secara alami memberi kesempatan
melindungi keanekaragaman hayati dan kebudayaaan (Denslow 1988; Toledo 1988
dalam Primack 1994).

Anda mungkin juga menyukai