BAB III
SISTEM PERPIPAAN
A. SISTEM PERPIPAAN
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari sistem pipa
tunggal yang sederhana sampai sistem pipa bercabang yang sangat kompleks. Contoh
sistem perpipaan adalah, sistem distribusi air minum pada gedung atau kota. sistem
pengangkutan minyak dari sumur bor ke tandon atau tangki penyimpan, sistem
distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses
pengeringan dan lain sebagainya.
Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi
tujuan antara lain, saringan (strainer), katup atau kran, sambungan, nosel dan
sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang fluidanya liquid, umumnya dari lokasi awal
fluida, dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fuida.
Saringan dilengkapi dengan katup searah (foot valve) yang fungsinya mencegah aliran
kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa sambungan
penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan
bentuk T (Tee).
Penurunan tekanan (pressure drop) pada sistem pipa tunggal adalah merupakan fungsi
dari laju aliran, perubahan ketinggian, dan total head loss. Sedangkan head loss
merupakan fungsi dari faktor gesekan, perubahan penampang, dll atau dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Untuk aliran tak mampu mampat, sifat fluida diasumsikan tetap. Pada saat
sistem telah ditentukan, maka konfigurasi sistem, kekasaran permukaan pipa,
perubahan elevasi dan kekentalan fluida bukan lagi merupakan variabel bebas.
Persamaan akan menjadi :
p = f ( L,Q, D)
74 Mekanika Fluida
Pipa halus/smooth dipasang horisontal pada tandon air yang besar. Tentukan
kedalaman air yang harus dijaga tetap agar menghasilkan laju aliran volume sebesar
0,03 m3/dt. Diameter dalam pipa adalah 75 mm dan koefisien minor losses untuk
inletnya adalah 0,5. Air dibuang ke udara luar.
Sistem Perpipaan dan Mesin-mesin Fluida 75
Penyelesaian :
Diketahui
d D= 75 mm
K= 0,5
Jawab:
Persamaan dasar:
p1 V1 p2
2
V2
2
V2 L V2 V2
gd f k
2 D 2 2
1 L V V 2
V2 V2 L
d = f k = f D K 1
g D 2 2 2 2g
8 Q2 L
d 2 4 f K 1
D g D
= 999 kg/m3
= 1x10-3 kg/m.dt
sehingga
VD 4 Q
Re
D
4 9 9 9 kg 0 ,0 3m3 m. dt 1
= x x x x 5 x10 5
m 3
dt 3
1x10 kg 0 ,0 75 m
8 Q2 L
d 2 4 f K 1
D g D
8 0 ,0 3 m6
2
1 dt 2 10 0 m
= x x x 0 ,0 131 0 ,5 1
dt 2 0 ,0 75 4 m4 9 ,8 1m 0 ,0 75 m
d 44 ,6 m
Air dipompa melalui pipa diameter 0,25 dari discharge pompa yang tekanannya 1,42
MPa (gage) ke tandon yang terbuka. Apabila ketinggian air di tandon 7 m diatas
discharge pompa dan kecepatan air rata-rata di dalam pipa adalah 3 m/dt, perkirakan
jarak dari discharge pompa tersebut ke tandon apabila kekentalan air 1,4x 10 -3 kg/m.dt
dan koefisien gesek pipa adalah 0,015
Penyelesaian :
Diketahui :
2
10 m
V= 3m/dt
1
L
pompa
Sistem Perpipaan dan Mesin-mesin Fluida 77
Jawab :
Persamaan dasar
P1 V 1 P2
2
V2
2
gz 1
gz 2 hlt hl hlm
2 2
L V2 V2
hl f dan hlm K
D 2 2
Dengan kondisi head loss minor diabaikan dan V2 0 maka persamaan menjadi
L V12 p1 p2 V12
f g z2 z1
D 2 2
D 2 V12 p2 p1
L 2
g z2 z1
f V1 2
Meskipun nilainya negatif namun karena untuk panjang pipa maka yang diambil adalah
nilai mutlaknya yaitu 1750 m
Penyelesaian :
Diketahui :
T1 = 400 C
p1 = 690 kPa D = 40 mm p2 =650 kPa
78 Mekanika Fluida
m = 0,25 kg/dt
1 2
L
Jawab :
Persamaan dasar :
P1 V 1 P2
2
V2
2
gz 1 gz 2 hlt hl hlm
2 2
L V2 V2
hl f dan hlm K
D 2 2
Dengan asumsi aliran tak mampu mampat sehingga adalah tetap, V1 = V2, kerugian
minor diabaikan dan z1 = z2 maka:
p1 p2 L V2 p1 p2 2D
f at au L =
D 2 fV 2
Untuk menentukan massa jenis udara pada kondisi 1 digunakan persamaan gas ideal
m 4m 4 0 ,25 kg m3 1
V x x x 22 ,6 m / dt
A D 2
dt 8 ,8 1kg 0 ,0 4 2 m2
p1 p2 2 D
L =
fV 2
0 ,4x10 5 N 0 ,0 4 m3 1 dt 2 kg. m
= x2x x x x x
m 2
8 ,8 1kg 0 ,0 134 2 ,26 m N. dt 2
2 2
L 53 ,1m
Sistim pemadam kebakaran suatu pabrik, terdiri atas menara air setinggi 25 m dengan
pipa distribusi terpanjangnya 180 m diameter 10 cm, terbuat dari besi tuang. Pipa
distribusi tersebut berumur sekitar 20 tahun. Minor losses akan dipertimbangkan dari
sebuah katup gerbang saja. Tentukan kapasitas aliran air maksimum.
Penyelesaian :
Diketahui:
25 m
katup gerbang 2
Q
180 m
Jawab:
Persamaan dasar
p1 V1 p2
2
V2
2
Tandon terbuka maka p1 = p2 = patm dan V1 0 dan untuk katup gerbang terbuka maka
Le /D = 8, sehingga
V2 =
f L / D 8 1
Diasumsikan bahwa pipa vertikal diameternya sama dengan pipa horisontal sehingga
L 180 m 25 m
2050
D 0,1 m
2 9 ,8 m 25 m 1
V2 x x x
dt 2
0,03 x 2050 8 1
m
= 7,93
dt
VD VD 7,98m 0,1m dt 2
Re x x 7,98 x105
dt 1x106 m
Untuk e/D= 0.005 maka dari diagram Moody f = 0,0385. Dengan nilai ini maka
kecepatan dihitung kembali untuk iterasi kedua:
2 9 ,8 m 25 m 1
V2 x x x
dt 2
0,0385 x 2050 8 1
m
= 6,2
dt
Sistem Perpipaan dan Mesin-mesin Fluida 81
VD VD 6,2 m 0,1 m dt 2
Re x x 6,2 x105
dt 1x106 m
Untuk e/D= 0.005 maka dari diagram Moody, f = 0,04. Dengan nilai ini maka
kecepatan dihitung kembali untuk iterasi ketiga:
2 9 ,8 m 25 m 1
V2 x x x
dt 2
0,04 x 2050 8 1
m
= 6
dt
Misalkan telah dianggap cukup konvergen maka kapasitas aliran dapat ditentukan dari
D2 6 m x 0,12 m2 m3
Q V . A V2 x 0,0471
4 dt 4 dt
Sebuah sistim penyiram tanaman dirancang untuk mengalirkan air melalui pipa
aluminium dengan panjang 150 m. Pompa yang dipakai mampu mengalirkan air 0,1
m3/dt dengan tekanan pada discharge tidak melebihi 450 kPa. Sedangkan sprinklernya
beroperasi pada tekanan minimum 200 kPa. Dengan mengabaikan head loss minor dan
perubahan ketinggian, tentukan diameter minimum pipa agar sistim dapat bekerja
dengan baik.
Penyelesaian:
Diketahui :
Pompa
1 D 2
Q=0,1 m 3/dt
Jawab:
Persamaan dasar
p1 V1 p2
2
V2
2
Sehingga
2
L V2 L 4Q L Q 2
p f f 8f 5 2
D 2 D 2 D2 D
VD 4 QD 4Q
Re
D D
2
4 0,1m3 1 dt
Re x x x 1,27 x106
dt -6 2
0,1m 1x10 m
Dari diagram Moody, untuk pipa jenis aluminum (drawn tubing) e/D= 0,000016 maka
f 0,012. Sehingga:
4 0,1m3 1 dt
Re x x x 8,49 x105
dt 0,15m 1x10-6 m2
0,1m3
4 1 dt
Re x x x 7,07 x105
dt -6 2
0,18m 1x10 m
Karena dengan D= 0,18 m terlalu jauh dari pmaks maka dicoba dengan D = 0,17
4 0,1m3 1 dt
Re x x x 7,38 x105
dt -6 2
0,17m 1x10 m
Dengan demikian maka diameter pipa yang sebaiknya dipergunakan untuk sistem ini
adalah D= 0,17 m
84 Mekanika Fluida
Pada sistem pipa seri maka semua pipa akan dialiri kapasitas aliran yang sama, dan
head loss total adalah jumlah aljabar dari masing-masing head loss pipa. Apabila setiap
pipa diberikan simbul 1,2 dan seterusnya, maka persamaan kapasitas aliran dan
persamaan head loss total adalah :
Q1 = Q 2 = Q 3 = . . . = Q n (3.1)
atau V1 A1 = V2 A2 = V3 A3 =. . . = Vn An
Pada sistem pipa paralel maka total laju aliran adalah sama dengan jumlah
aljabar kapasitas masing-masing aliran dalam setiap pipa dan rugi atau head loss pada
sebuah cabang adalah sama dengan rugi pada pipa cabang yang lain. Persamaannya
adalah :
Q = Q1 + Q2 + Q3 +. . . +Qn (3.3)
atau V. A = V1 A1 + V2 A2 + V3 A3 +. . . + Vn An
V2 f1 L1 / D1 k1
V1 f 2 L2 / D2 k2
Sistem Perpipaan dan Mesin-mesin Fluida 85
V2 V
Q V1 A1 V1 A2 3 V1 A3 . . .
V1 V1
Pipa baja komersial baru, berdiameter 200 mm dan panjang 1000 m dipasang paralel
dengan pipa jenis yang sama berdiameter 300 mm dan panjang 3000 m. Total laju
aliran dalan kedua pipa adalah 0,2 m3/dt. Hitunglah head loss melalui sistem tersebut
dengan menganggap air yang mengalir bersuhu 200 C (= 10-6 m2/dt) dan head loss
minor diabaikan.
Penyelesaian:
Kekasaran relatif pipa adalah berturut-turut adalah 0,000225 dan 0,00015. Pada angka
Reynold yang besar maka koefisien gesek masing-masing adalah 0,014 dan 0,013.
Kedua harga ini adalah nilai pendekatan dan penyelesaian coba-coba untuk
menghitung kecepatan dalam setiap pipa dilakukan berdasarkan data ini. Selanjutnya
angka-angka Reynold dan faktor gesekan yang lebih teliti dapat ditentukan secara
iteratif. Dengan subskrip 1 dan 2 untuk pipa kecil dan besar maka :
Luas penampang pipa adalah 0,0314 m2 dan 0,0707 m2 Kemudian dari persamaan
kontinuitas Q = V1 A1 + V2 A2 atau 0,2 = 0,0314 V1 + (0,734 V1 ) (0,0707) dan V1 =
2,4 m/dt dan V2 = 1,76 m/dt . Angka-angka Reynold yang bersangkutan adalah :
2 ,4 x 0,2
Re1 6
4 ,8x105 dan f1 0,0156
10
1,76x 0,3
Re2 6
5,3x105 dan f2 0,0150
10
Jaringan perpipaan akan lebih mudah dihitung dengan persamaan empiris yang
tidak memerlukan tabel maupun diagram Moody untuk menentukan nilai koefisien
geseknya. Persamaan empiris yang paling banyak dipergunakan adalah persamaan
Hazen-Wiliams yaitu :
Jenis pipa C
0 ,54
0,850 C D2,63 hl
Q (3.9)
41,63 L
Q hl0,54 C1' C2' ' C3' . . . + C 'n (3.10)
0,850CD2 , 63
dengan C ' yang mempunyai harga yang tetap untuk setiap pipa,
41, 63 L0,54
maka semua nilai yang awalnya diandaikan untuk perhitungan head loss pada sistim
paralel akan menghasilkan aliran dengan perbandingan yang tepat dalam tiap pipa,
meski harga total mungkin tidak tepat. Aliran dalam setiap cabang dapat dikoreksi
dengan faktor yang sama yang dibutuhkan untuk mengoreksi total aliran, Q.
Penyelesaian :
Dari tabel 3.1. maka nilai kekasaran, C adalah 130. Asumsikan head loss, h l = 20 m.
Kemudian untuk pipa 200 mm, hl/L = 20/1000 sehingga
0 , 63 0 ,54
0,200 20
Q200 0,850130 0,200
2
4 1000 4
= 0,0636 m3 / dt
0 , 63 0 ,54
0,300 20
0,850130 0,300
2
Q300
4 3000 4
= 0,1021 m3 / dt
Total aliran untuk head loss yang diasumsikan 20 m adalah 0,1657 m 3/dt, sedangkan
aliran sesungguhnya adalah 0,200 m3/dt. Jadi sebuah faktor pengali harus digunakan
88 Mekanika Fluida
untuk tiap cabang yaitu 0,200 m3/dt /0,1657 m3/dt = 1,27 agar diperoleh aliran
sesungguhnya pada tiap cabang.
Hasil-hasil ini tidak terlalu berbeda dengan hasil pada penyelesaian contoh soal 3.6.
1. Aliran netto ke sebuah titik pertemuan harus sama dengan nol atau laju aliran ke
arah titik pertemuan harus sama dengan laju aliran dari titik pertemuan yang sama
2. Head loss netto di seputar sebuah loop harus sama dengan nol
Metode iterasi untuk perhitungan loop jaringan pipa disebut metode Hardy-Cross.
Metode ini memberikan nilai koreksi kapasitas aliran pada tiap pipa dari perbandingan
head loss yang diasumsikan sebelumnya. Langkah perhitungan dengan metode Hardy-
Cross adalah sebagai berikut :
1. Mengasumsikan besar dan arah kapasitas aliran pada tiap pipa dengan berpedoman
pada syarat 1, yaitu total aliran pada tiap titik pertemuan mempunyai jumlah aljabar
sama dengan nol.
2. Membuat tabel perhitungan untuk analisa tiap loop tertutup.
3. Menghitung head loss dalam setiap pipa
4. Menentukan arah aliran dan head loss, yaitu positif untuk arah aliran yang searah
jarum jam dan negatif untuk arah aliran yang berlawanan dengan jarum jam
5. Menghitung jumlah aljabar head loss pada setiap loop
6. Menghitung total head loss per laju aliran, hl /Q untuk setiap pipa dan menentukan
jumlah a;jabar dari perbandingan tersebut untuk tiap loop.
7. Menentukan koreksi aliran untuk tiap loop dengan rumus
Q
hl (3.11)
1,85 hl / Q
Sistem Perpipaan dan Mesin-mesin Fluida 89
Koreksi ini diberikan pada setiap pipa dalam loop dengan ketentuan ditambahkan
untuk aliran yang searah jarum jam dan di kurangkan untuk aliran yang berlawanan
dengan jarum jam. Untuk pipa yang digunakan secara bersama dengan loop lain,
koreksi aliran untuk pipa tersebut adalah harga total dari koreksi-koreksi untuk
kedua loop.
8. Mengulangi langkah 1 sampai dengan langkah ke 7 sampai nilai koreksi aliran
sekecil mungkin.
Sebuah jaringan pipa seperti gambar di bawah dengan C bernilai 100. Pipa 1,3,5,7,
panjangnya 300 m dan pipa 2,4,6 panjangnya 250 m. Diameter pipa 1,4 adalah 25 cm
dan pipa 2,3,5,6 diameternya 20 cm. Pipa 7 diameternya 15 cm Tentukan laju aliran
pada tiap pipa.
1 5
125 12
4 63 2 38 6
62 25 26
Loop I Loop II
3 7
37 37 63
25 25
Jawab :
Iterasi I
Mengasumsikan kapasitas aliran di pipa 1 sampai dengan pipa 7 dengan berpedoman
kepada syarat no 1. yaitu jumlah aljabar kapasitas pada tiap titik pertemuan adalah sama
dengan nol.
Pada pipa 1,4 125 = 62 +63
Pada pipa 1,2,5 63 = 25 + 38
Pada pipa 3,4 62 = 25 +37
Pada pipa 2,3,7 25 +37 = 25 +37
Pada pipa 5,6 38 = 12 + 26
Pada pipa 6,7 26+37 =63
V1 D1 4 Q1 D1 4Q
Re1
D1 D1
2
4 x 63 x 10-3 m3 dt
= x
dt x 0,25 m x10-6 m2
= 3,21 x105
L1 4 Q 1
2
L1 V12 L1 16Q 2
hl f 1 f 1 f
D1 D12 2 g 2g 2 D15
1
D1 2 g
3 3 2 2
300mxdt 2 16x 63x10 ( m ) 1
= 0,03x x x 2
2x9,8m dt 2
x 0,255 m5
= 3,3 m
Setiap Loop diiterasi sampai perbedaan kapasitas aliran sebelum iterasi dan sesudah
iterasi cukup kecil.