Biotek KLP 6
Biotek KLP 6
Dosen Pengampu :
Nur Fitriana Sam, S. Pd., M. Pd.
Disusun Oleh :
Muhamad Rivaldi (1840603015)
Yusuf Sumar (1840603029)
Sumiati (1840603047)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi standar kompetensi mata kuliah Bioteknologi yang
diampuh oleh Ibu Nur Fitriana Sam, S. Pd., M. Pd.
Di dalam makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca untuk bisa memberikan kritik dan
saran yang baik agar kami bisa membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan
masukan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
Penyusun
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI ....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................5
1.3 Tujuan ..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioteknologi Hewan ..................................................................6
2.2 Metode Bioteknologi pada Hewan....................……………………...….... 6
2.3 Manfaat Bioteknologi Hewan pada Kesehatan dan Lingkungan ............... 15
DAFTAR PUSTAKA
1.3 Tujuan
Berdasarkan atas pokok permasalahn diatas, maka tujuannya adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian bioteknologi hewan?
2. Untuk mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam bioteknologi hewan?
3. Untuk mengetahui apa manfaat dari bioteknologi hewan terhadap Kesehatan dan
lingkungan?
2. Transfer Embrio
TE (transfer embrio) merupakan teknologi yang memungkinkan induk
betina unggul memproduksi anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan
melahirkan. TE dapat mengoptimalkan bukan hanya potensi dari jantan saja
tetapi potensi betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pada proses reproduksi alamiah, kemampuan betina untuk bunting hanya sekali
dalam 1 tahun (9 bulan bunting ditambah persiapan untuk bunting berikutnya)
dan hanya mampu menghasilkan 1 atau 2 anak bila terjadi kembar.
Menggunakan teknologi TE, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya
berfungsi menghasilkan embrio yang untuk selanjutnya bisa ditransfer
(dititipkan) pada induk titipan (resipien) dengan kualitas genetik rata-rata etapi
mempunyai kemampuan untuk bunting.
3. Bayi Tabung
Kematian bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk melahirkan
keturunan. Melalui teknik bayi tabung, sel telur yang berada di dalam ovarium
betina berkualitas unggul sesaat setelah mati dapat diproses in vitro di luar tubuh
sampai tahap embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada resipien
sampai dihasilkan anak. Secara alamiah sapi betina berkualitas unggul dapat
menghasilkan sekitar tujuh ekor anak selama hidupnya. Jumlah tersebut dapat
Produksi peternakan
1. Ternak Pemanfaatan teknologi transgenik memungkinkan
diperolehnya ternak dengan karakteristik unggul (Pinkert, 1994;
Prather et al, 2003). Petani selalu menggunakan peternakannya yang
selektif untuk menghasilkan hewan yang sesuai dengan keinginan.
Misalnya meningkatkan produksi susu, meningkatkan kecepatan
pertumbuhan. Peternakan tradisional memakan waktu dan sulit
memenuhi permintaan. Ketika teknologi menggunakan biologi
molekuler untuk mengembangkan karakteristik hewan dengan waktu
yang singkat dan tepat. Disamping itu, transenik hewan
menyediakan cara yang mudah untuk meningkatkan hasil.
2. Kualitas produksi Sapi transgenic bisa memproduksi susu yang
banyak dan rendah laktosa dan kolesterol, babi dan unggas
menghasilkan daging yang lebih banyak, dan domba yang memiliki
wool yang tebal. Di masa lampau, petani menggunakan hormone
pertumbuhan untuk memacu perkembangan hewan tetapi teknik ini
bermasalah, khususnya sejak residu hormone masih terkandung dalm
produk.
3. Resistensi penyakit Ilmuwan mencoba menghasilkan hewan yang
resisten terhadap penyakit, seperti babi yang resisten terhadap
influenza, tetapi jumlah gen yang berperan masih terbatas
jumlahnya.
Aplikasi industri
Pada tahun 2001, 2 ilmuwan di Canada menyambung gen laba-
laba ke dalam sel penghasil susu kambing. Kambing mulai
menghasilkan strand seperti serabut sutra saat pemerahan susu. Dengan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Jika pembaca mendapati kata atau kalimat yang belum dipahami, pembaca
diharapkan untuk mencari informasi dari literatur maupun jurnal yang lain agar
kiranya bisa membuat pembaca mejadi paham.
Margawati, Endang Tri. 2009. Transgenic Animals: Their Benefits To Human Welfare.